Anda di halaman 1dari 4

COACHING DAN

Coachee : Assalamualaikum, selamat siang Coach. Apa


kabar?
Coach : Waalaikumussalam, Coachee Alhamdulillah
sehat. Bagaimana kabar bapak hari ini ?
Coachee : Alhamdulillah baik juga coach.
Coach : Ada yang bisa saya bantu Coachee?
Coachee : Mohon maaf pak kalau saya sedikit
menganggu, ada hal yang ingin saya obrolkan
dan diskusikan dengan bapak. Semoga bapak
berkenan.
Coach : Oh, tidak santai saja, saya siap membantu
Bapak. Memang ada apa ya, Pak?
Coachee : Begini pak saya ingin berbincang-bincang
terkait penerapan model yang tepat pada materi
membuat rangkaian listrik di kelas 6.
Coach : Apa yang bapak harapkan dari percakapan ini,
terkait topik permasalahan yang akan bapak
sampaikan?
Coachee : Saya harap bapak bisa memberikan ide,
gagasan, solusi atau memberikan penguatan
terhadap masalah yang saya alami
Coach : Baik, sekarang detail permasalahannya seperti
apa ya pak?
Coachee : Begini pak, proses pembelajaran yang akan
saya laksanakan itu terkait materi percobaan
membuat rangkaian listri namun saya sedikit
kebingungan mengenai model apa yang akan
saya terapkan di kelas.
Coach : Ok saya memahami betul apa yang bapak
alami saat ini. Apakah bapak bisa menjelaskan
indikator pencapaian kompetensi pada materi
ini apa saja?
Coachee : Yang pertama itu adalah merumuskan hasil
pengamatan tentang
komponen – komponen listrik dalam rangkaian
listrik sederhana dan fungsinya, lalu kedua
menyajikan rangkaian listrik sederhana berupa
rangkaian seri dan parallel dan terakhir
menunjukan kelebihan dan kekurangan
rangkaian listrik sederhana
Coach : Kalau saya amati tadi mengenai indikator itu
semuanya di ranah psikomotor ya pak? Ada di
KI – 4 semua ya pak?
Coachee : Betul pak. Ketiga indikatornya itu adalah
kompetensi inti keterampilan atau
psikomotorik.
Coach : Sejauh mana nilai pengetahuan atau kognitif
siswa pada materi ini? Berapa nilai rata-rata
ulangan harian siswa pada materi ini?
Coachee : Nilai rata-rata pengetahuan siswa saya di kelas
itu cukup baik pak yaitu 70, dari 22 anak,
hanya 4 anak yang tidak lulus kriteria nilai
minimum. Dan sudah saya remedial. Namun
saya memiliki kendala dalam menerapkan
pembelajaran praktik untuk menggenapi nilai
keterampilan siswa.
Coach : Kalau dilihat dari nilai pengetahuan, saya rasa
bapak harus percaya diri untuk menerapkan
pembelajaran praktikum membuat rangkaian
listrik di kelas?
Coachee : Betul pak saya harus percaya diri,
permasalahannya saya kebingungan mau
menerapkan model pembelajaran yang cocok
seperti apa di materi ini?
Coach : Dari hal yang membuat bapak bingung, apakah
bapak sendiri memiliki 2 opsi atau lebih?
Sehingga bapak belum bisa menentukan
pilihan?
Coachee : Saya ada beberapa opsi yaitu menggunakan
model pembelajaran PJBL dan PBL. Dua opsi
ini yang saya pertimbangkan. Tetapi kan tidak
mungkin 2 model ini dilaksanakan dalam satu
pembelajaran.
Coach : Apa saja hambatan dan kekurangan dalam
melaksanakan model pembelajaran tersebut?
Pasti model yang bapak pilih ini memiliki
kekurangan. Pertimbangkan mana yang lebih
baik untuk materi ini.
Coachee : Kalau PJBL mungkin akan memakan waktu
yang lama ya pak dibanding PBL. Biayanya
juga lebih banyak dibanding PBL.
Coach : Oke apakah dengan begitu bapak sudah
condong memilih salah satunya?
Coachee : Sepertinya ketika saya memiliki PBL, tidak
memakan waktu yang lama sampai berhari-hari
dan biaya relatif kecil. Tapi siswa akan
cenderung bosan karena menggali
permasalahan yang diangkat dalam
pembelajaran model PBL. Karena tidak semua
anak-anak menyukai topik permasalahan yang
akan diangkat
Coach : Dari pilihan bapak ini kira-kira dari skala 1 –
10 di posisi mana bapak dalam mencapai
tujuan
Coachee : Sepertinya masih di angka 6,5 pak. Saya masih
harus mempertimbangkan strategi lain dalam
menerapkan model PBL pada materi ini.
Coach : 6,5 ya pak. Padahal saya yakin bapak ingin
lebih dari itu. Nah kalau bapak sudah memilih
PBL, bagaimana rencana atau strategi bapak
agar kegiatan ini berjalan efektif? Coba bapak
ingat-ingat pernah tidak bapak menerapkan
strategi pembelajaran yang membuat siswa
termotivasi?
Coachee : Betul pak, di dalam pembelajaran saya selingi
ice breaking yang menarik, kemudian kuis atau
permainan yang seru. Anak-anak sangat
termotavasi dalam pembelajaran.
Coach : Sepertinya sangat seru ya pak belajar sambil
bermain. Bermain juga sambil belajar. Anak-
anak pasti antusias dengan pembelajaran di
kelas nantinya.
Coachee : Betul pak, sekarang saya sudah tergambar
bagaimana nanti proses pembelajaran yang
akan saya lakukan di kelas. Dengan PBL, kuis,
permainan, ice breaking dan kegiatan
pembelajaran akan sangat seru dan
menyenangkan.
Coach : Apa saja yang harus diperhatikan sebelum
melaksanakan rencana tersebut?
Coachee : Pastinya pertama saya akan merancang RPP
yang sesuai, kemudian mempertimbangkan
lembar kerja peserta didik, kemudian
menyiapkan alat dan bahan praktikum, serta
media pembelajaran lainnya berupa media
video.
Coach : Luar biasa Coachee ini, tepat sekali. Apakah
sudah ada gambaran ukuran keberhasilan dari
rencana bapak ini?
Coachee : Sudah pak, saya yakin anak-anak akan
mendapatkan pengalaman pembelajaran yang
menyenangkan.
Coach : Sepertinya bapak sekarang jauh lebih percaya
diri ya Menurut Coachee apa yang sudah
didapatkan dari percakapan kita kali ini?
Coachee : Terima kasih pak atas arahan dari bapak saya
sekarang lebih percaya diri dalam menerapkan
model pembelajaran yang cocok pada materi
rangkaian listrik.
Coach : Sama-sama, saya doakan semoga kegiatan
pembelajarannya lancar tidak ada hambatan.

Anda mungkin juga menyukai