Anda di halaman 1dari 66

PERAN WARGA NEGARA DALAM MENINGKATKAN

BUDAYA KARAKTER

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas
Pada Mata Kuliah Kewarganegaraan
Dosen Pengampuh : Suharno, S.Ag. M.H

Disusun oleh:
Ica Andriani

2311181
Fakultas: Tarbiyah
Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Kepada:
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN
SIDDIK BANGKA BELITUNG
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “ Peran Warga Negara Dalam Meningkatkan Budaya Karakter” ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga Saya mengucapkan banyak terima kasih
Kepada Kaprodi Beserta Dosen Pengampuh yang telah berkontribusi dengan memberikan
pendidikan berupa Ilmu dan pembelajaran lainnya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Kewarganegaraan. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun
pengalaman maka Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Bangka, 26 0ktober 2023

Ica Andriani

1
Daftar Isi

Daftar Isi.......................................................................................................................................2
ABSTRAK....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................7
2.1 Pengertian Etika Budaya Karakter......................................................................................7
2.2 Bagaimana peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pembentukan karakter
berkualitas.................................................................................................................................7
2.3 Bagaimana cara meningkatkan karakter etis dalam lingkungan yang masih
mempertahankan adat, budaya, dan etika leluhur?...................................................................8
2.4 Bagaimana cara menanamkan nilai moral, etika agama, dan budaya pada pendidikan
dasar..........................................................................................................................................9
2.5 Bagaimana cara menanamkan nilai budaya dalam pembentukan karakter keluarga,
khususnya pada nilai budaya tutur dan nasehat yang diberikan oleh orangtua.......................10
BAB III PENUTUP....................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14

2
ABSTRAK

Krisis karakter pada bangsa Indonesia, mengancam nilai karakter bangsa yang
bermartabat bagi bangsa Indonesia serta kebudayaan. Indonesia membutuhkan penanganan
untuk menyelesaikan permasalahan karakter bangsa Indonesia yang telah mengalami
penurunan terutama di era globalisasi ini. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan
salah satu mata pelajaran yang dalam tujuannya yaitu membentuk karakter bangsa. PKn
diwajibkan untuk dipelajari dimulai dari tingkat dasar, menengah sampai dengan pergururan
tinggi. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila
dibentuk berdasarkan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia dengan begitu, karakter yang
seharusnya melekat pada setiap bangsa Indonesia yaitu karakter yang berlandaskan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya. Itulah mengapa PKn dipelajari dan diterapkan
kepada peserta didik sejak sekolah dasar. Walaupun demikian, pendidikan karakter pada
peserta didik tidak akan berhasil apabila hanya bergantung pada lembaga pendidikan saja,
perlu adanya kontribusi dari lingkungan sekitarnya pula. Maka dari itu, tidak adil apabila
ketidak berhasilan dalam membentuk karakter bangsa justru disalahkan hanya pada satu
pihak saja.

Kata Kunci : Karakter bangsa,pendidikan,Kewarganegaraan,budaya,PKn

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1 Indonesia memerlukan
sumberdaya manusia dalam
jumlah dan mutu
2 yang memadai sebagai
pendukung utama dalam
pembangunan. Untuk
3 memenuhi sumberdaya
manusia tersebut,
pendidikan memiliki peran
yang
4 sangat penting. Hal ini sesuai
dengan UU No 20 Tahun
2003 Tentang Sistem
5 Pendidikan Nasional pada
Pasal 3, yang
4
menyebutkan bahwa
pendidikan
6 nasional berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan
membentuk karakter
7 serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan
8 kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional
bertujuan untuk
berkembangnya
9 potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa

5
10 kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif,
11 mandiri, dan menjadi
warga negara yang
demokratis serta bertanggung
jawab.
12 Berdasarkan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional,
jelas bahwa pendidikan di
13 setiap jenjang, termasuk di
sekolah harus
diselenggarakan secara
sistematis
14 guna mencapai tujuan
tersebut.

6
15 Hal tersebut berkaitan
dengan pembentukan
karakter peserta didik
16 sehingga mampu bersaing,
beretika, bermoral, sopan
santun dan berinteraksi
17 dengan masyarakat.
Berdasarkan penelitian di
Harvard University Amerika
18 Serikat (Ali Ibrahim
Akbar, 2000), ternyata
kesuksesan seseorang tidak
19 ditentukan semata-mata
oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard
skill)

7
20 saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri
dan orang lain (soft skill).
21 Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan
hanya ditentukan sekitar 20
persen
22 oleh hard skill dan
sisanya 80 persen oleh
soft skill. Bahkan orang-
orang
23 tersukses di dunia bisa
berhasil dikarenakan lebih
banyak didukung
24 kemampuan soft skill
daripada hard skill. Hal ini
mengisyaratkan bahwa mutu
8
25 pendidikan karakter
peserta didik sangat penting
untuk ditingkatkan. Melihat
26 masyarakat Indonesia
sendiri juga lemah sekali
dalam penguasaan soft skill.
27 Untuk itu penulis menulis
makalah ini, agar pembaca
tahu betapa pentingnya
28 pendidikan karakter bagi
semua orang, khususnya
bangsa Indonesia sendiri
29 Indonesia memerlukan
sumberdaya manusia dalam
jumlah dan mutu

9
30 yang memadai sebagai
pendukung utama dalam
pembangunan. Untuk
31 memenuhi sumberdaya
manusia tersebut,
pendidikan memiliki peran
yang
32 sangat penting. Hal ini
sesuai dengan UU No 20
Tahun 2003 Tentang Sistem
33 Pendidikan Nasional
pada Pasal 3, yang
menyebutkan bahwa
pendidikan
34 nasional berfungsi
mengembangkan

10
kemampuan dan
membentuk karakter
35 serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan
36 kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional
bertujuan untuk
berkembangnya
37 potensi peserta didik
agar menjadi manusia
yang beriman dan
bertakwa
38 kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif,

11
39 mandiri, dan menjadi
warga negara yang
demokratis serta bertanggung
jawab.
40 Berdasarkan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional,
jelas bahwa pendidikan di
41 setiap jenjang, termasuk di
sekolah harus
diselenggarakan secara
sistematis
42 guna mencapai tujuan
tersebut.
43 Hal tersebut berkaitan
dengan pembentukan
karakter peserta didik

12
44 sehingga mampu bersaing,
beretika, bermoral, sopan
santun dan berinteraksi
45 dengan masyarakat.
Berdasarkan penelitian di
Harvard University Amerika
46 Serikat (Ali Ibrahim
Akbar, 2000), ternyata
kesuksesan seseorang tidak
47 ditentukan semata-mata
oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard
skill)
48 saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri
dan orang lain (soft skill).

13
49 Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan
hanya ditentukan sekitar 20
persen
50 oleh hard skill dan
sisanya 80 persen oleh
soft skill. Bahkan orang-
orang
51 tersukses di dunia bisa
berhasil dikarenakan lebih
banyak didukung
52 kemampuan soft skill
daripada hard skill. Hal ini
mengisyaratkan bahwa mutu
53 pendidikan karakter
peserta didik sangat penting
untuk ditingkatkan. Melihat
14
54 masyarakat Indonesia
sendiri juga lemah sekali
dalam penguasaan soft skill.
55 Untuk itu penulis menulis
makalah ini, agar pembaca
tahu betapa pentingnya
56 pendidikan karakter bagi
semua orang, khususnya
bangsa Indonesia sendiri
57 Indonesia memerlukan
sumberdaya manusia dalam
jumlah dan mutu
58 yang memadai sebagai
pendukung utama dalam
pembangunan. Untuk
59 memenuhi sumberdaya
manusia tersebut,
15
pendidikan memiliki peran
yang
60 sangat penting. Hal ini
sesuai dengan UU No 20
Tahun 2003 Tentang Sistem
61 Pendidikan Nasional
pada Pasal 3, yang
menyebutkan bahwa
pendidikan
62 nasional berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan
membentuk karakter
63 serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan

16
64 kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional
bertujuan untuk
berkembangnya
65 potensi peserta didik
agar menjadi manusia
yang beriman dan
bertakwa
66 kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif,
67 mandiri, dan menjadi
warga negara yang
demokratis serta bertanggung
jawab.

17
68 Berdasarkan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional,
jelas bahwa pendidikan di
69 setiap jenjang, termasuk di
sekolah harus
diselenggarakan secara
sistematis
70 guna mencapai tujuan
tersebut.
71 Hal tersebut berkaitan
dengan pembentukan
karakter peserta didik
72 sehingga mampu bersaing,
beretika, bermoral, sopan
santun dan berinteraksi

18
73 dengan masyarakat.
Berdasarkan penelitian di
Harvard University Amerika
74 Serikat (Ali Ibrahim
Akbar, 2000), ternyata
kesuksesan seseorang tidak
75 ditentukan semata-mata
oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard
skill)
76 saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri
dan orang lain (soft skill).
77 Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan
hanya ditentukan sekitar 20
persen
19
78 oleh hard skill dan
sisanya 80 persen oleh
soft skill. Bahkan orang-
orang
79 tersukses di dunia bisa
berhasil dikarenakan lebih
banyak didukung
80 kemampuan soft skill
daripada hard skill. Hal ini
mengisyaratkan bahwa mutu
81 pendidikan karakter
peserta didik sangat penting
untuk ditingkatkan. Melihat
82 masyarakat Indonesia
sendiri juga lemah sekali
dalam penguasaan soft skill.

20
83 Untuk itu penulis menulis
makalah ini, agar pembaca
tahu betapa pentingnya
84 pendidikan karakter bagi
semua orang, khususnya
bangsa Indonesia sendiri
85 Indonesia memerlukan
sumberdaya manusia dalam
jumlah dan mutu
86 yang memadai sebagai
pendukung utama dalam
pembangunan. Untuk
87 memenuhi sumberdaya
manusia tersebut,
pendidikan memiliki peran
yang

21
88 sangat penting. Hal ini
sesuai dengan UU No 20
Tahun 2003 Tentang Sistem
89 Pendidikan Nasional
pada Pasal 3, yang
menyebutkan bahwa
pendidikan
90 nasional berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan
membentuk karakter
91 serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan
92 kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional

22
bertujuan untuk
berkembangnya
93 potensi peserta didik
agar menjadi manusia
yang beriman dan
bertakwa
94 kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif,
95 mandiri, dan menjadi
warga negara yang
demokratis serta bertanggung
jawab.
96 Berdasarkan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional,
jelas bahwa pendidikan di

23
97 setiap jenjang, termasuk di
sekolah harus
diselenggarakan secara
sistematis
98 guna mencapai tujuan
tersebut.
99 Hal tersebut berkaitan
dengan pembentukan
karakter peserta didik
100 sehingga mampu bersaing,
beretika, bermoral, sopan
santun dan berinteraksi
101 dengan masyarakat.
Berdasarkan penelitian di
Harvard University Amerika

24
102 Serikat (Ali Ibrahim
Akbar, 2000), ternyata
kesuksesan seseorang tidak
103 ditentukan semata-mata
oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard
skill)
104 saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri
dan orang lain (soft skill).
105 Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan
hanya ditentukan sekitar 20
persen
106 oleh hard skill dan
sisanya 80 persen oleh

25
soft skill. Bahkan orang-
orang
107 tersukses di dunia bisa
berhasil dikarenakan lebih
banyak didukung
108 kemampuan soft skill
daripada hard skill. Hal ini
mengisyaratkan bahwa mutu
109 pendidikan karakter
peserta didik sangat penting
untuk ditingkatkan. Melihat
110 masyarakat Indonesia
sendiri juga lemah sekali
dalam penguasaan soft skill.
111 Untuk itu penulis menulis
makalah ini, agar pembaca
tahu betapa pentingnya
26
112 pendidikan karakter bagi
semua orang, khususnya
bangsa Indonesia sendiri
113 Indonesia memerlukan
sumberdaya manusia dalam
jumlah dan mutu
114 yang memadai sebagai
pendukung utama dalam
pembangunan. Untuk
115 memenuhi sumberdaya
manusia tersebut,
pendidikan memiliki peran
yang
116 sangat penting. Hal ini
sesuai dengan UU No 20
Tahun 2003 Tentang Sistem

27
117 Pendidikan Nasional
pada Pasal 3, yang
menyebutkan bahwa
pendidikan
118 nasional berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan
membentuk karakter
119 serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan
120 kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional
bertujuan untuk
berkembangnya
121 potensi peserta didik
agar menjadi manusia
28
yang beriman dan
bertakwa
122 kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif,
123 mandiri, dan menjadi
warga negara yang
demokratis serta bertanggung
jawab.
124 Berdasarkan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional,
jelas bahwa pendidikan di
125 setiap jenjang, termasuk di
sekolah harus
diselenggarakan secara
sistematis

29
126 guna mencapai tujuan
tersebut.
127 Hal tersebut berkaitan
dengan pembentukan
karakter peserta didik
128 sehingga mampu bersaing,
beretika, bermoral, sopan
santun dan berinteraksi
129 dengan masyarakat.
Berdasarkan penelitian di
Harvard University Amerika
130 Serikat (Ali Ibrahim
Akbar, 2000), ternyata
kesuksesan seseorang tidak
131 ditentukan semata-mata
oleh pengetahuan dan

30
kemampuan teknis (hard
skill)
132 saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri
dan orang lain (soft skill).
133 Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan
hanya ditentukan sekitar 20
persen
134 oleh hard skill dan
sisanya 80 persen oleh
soft skill. Bahkan orang-
orang
135 tersukses di dunia bisa
berhasil dikarenakan lebih
banyak didukung

31
136 kemampuan soft skill
daripada hard skill. Hal ini
mengisyaratkan bahwa mutu
137 pendidikan karakter
peserta didik sangat penting
untuk ditingkatkan. Melihat
138 masyarakat Indonesia
sendiri juga lemah sekali
dalam penguasaan soft skill.
139 Untuk itu penulis menulis
makalah ini, agar pembaca
tahu betapa pentingnya
140 pendidikan karakter bagi
semua orang, khususnya
bangsa Indonesia sendiri

32
141 Indonesia memerlukan
sumberdaya manusia dalam
jumlah dan mutu
142 yang memadai sebagai
pendukung utama dalam
pembangunan. Untuk
143 memenuhi sumberdaya
manusia tersebut,
pendidikan memiliki peran
yang
144 sangat penting. Hal ini
sesuai dengan UU No 20
Tahun 2003 Tentang Sistem
145 Pendidikan Nasional
pada Pasal 3, yang
menyebutkan bahwa
pendidikan
33
146 nasional berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan
membentuk karakter
147 serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan
148 kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional
bertujuan untuk
berkembangnya
149 potensi peserta didik
agar menjadi manusia
yang beriman dan
bertakwa

34
150 kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif,
151 mandiri, dan menjadi
warga negara yang
demokratis serta bertanggung
jawab.
152 Berdasarkan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional,
jelas bahwa pendidikan di
153 setiap jenjang, termasuk di
sekolah harus
diselenggarakan secara
sistematis
154 guna mencapai tujuan
tersebut.

35
155 Hal tersebut berkaitan
dengan pembentukan
karakter peserta didik
156 sehingga mampu bersaing,
beretika, bermoral, sopan
santun dan berinteraksi
157 dengan masyarakat.
Berdasarkan penelitian di
Harvard University Amerika
158 Serikat (Ali Ibrahim
Akbar, 2000), ternyata
kesuksesan seseorang tidak
159 ditentukan semata-mata
oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard
skill)

36
160 saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri
dan orang lain (soft skill).
161 Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan
hanya ditentukan sekitar 20
persen
162 oleh hard skill dan
sisanya 80 persen oleh
soft skill. Bahkan orang-
orang
163 tersukses di dunia bisa
berhasil dikarenakan lebih
banyak didukung
164 kemampuan soft skill
daripada hard skill. Hal ini
mengisyaratkan bahwa mutu
37
165 pendidikan karakter
peserta didik sangat penting
untuk ditingkatkan. Melihat
166 masyarakat Indonesia
sendiri juga lemah sekali
dalam penguasaan soft skill.
167 Untuk itu penulis menulis
makalah ini, agar pembaca
tahu betapa pentingnya
168 pendidikan karakter bagi
semua orang, khususnya
bangsa Indonesia sendiri
Karakter bangsa Indonesia mengalami penurunan, ditandai dengan rendahnya
etika dan moralitas pada generasi muda Indonesia. Bangsa Indonesia seakan-akan
kehilangan jati dirinya, banyak generasi muda yang lebih mencintai budaya luar
daripada budaya dalam negeri dan menganggap perilaku negative bangsa Barat
merupakan sesuatu yang keren, seperti sering terjadinya tawuran antar pelajar, tindakan
kekerasam ataupun melakukan bullying. Seiring dengan perkembangan teknologi yang
semakin mempermudah seseorang pengguna teknologi, salah satunya smartphone
untuk mengakses sesuatu yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif.
Kurangnya kesadaran bangsa terhadap dampak perkembangan teknologi menyebabkan
terjadinya penyalah gunaan terhadap teknoogi tersebut. Seperti contoh kasus yang
dilansir dari detikNews (2018), video viral lima orang siswa SMK NU 03 Kaliwungu,
Kabupaten Kendal pada mulanya siswa bercanda dan beberapa saling melempar kertas,
38
hingga kertas terlempar kearah gurunya (Pak Joko), lalu ketika ditanya siapa siswa
yang melempar kertas tersebut, tidak ada yang menjawabnya, hinnga lima orang siswa
maju seakan tidak terjadi apa-apa dan mulai menyentuh tubuh gurunya tersebut. Dari
kejadian tersebut, walaupun kepala sekolah mengatakan bahwa kejadian tersebut
merupakan candaan, tetap saja tindakan tersebut mencerminkan ketidaksantunan sikap
dan perilaku siswa terhadap gurunya, menurut Komisioner KPAI Retno Listyarti. Dari
contoh kasus tersebut sudah mencerminkan rendahnya etika dan moralitas bangsa
Indonesia, tindakan yang bertitel candaan sudah jauh dari sikap dan karakter bangsa
Indonesia. Viralnya video tersebut, apabila tidak ada tindakan yang lebih serius akan
menyebabkan pola pikir bangsa yang mengaggap tindakan tercela tersebut merupakan
hal yang biasa dilakukan, sehingga akan ada kemungkinan kejadian tersebut terulang
kembali dan karakter bangsa Indonesia semakin rusak. Tidak hanya generasi muda,
kalangan elit politik saja yang seharusnya menjadi teladan bagi generasi muda, sikap
dan perilakunya belum pantas untuk ditiru. Contohnya sering kita lihat di televisi, wakil
rakyat yang telah melakukan korupsi sering kali masih terlihat tersenyum dan
melambaikan tangan, tingkahnya seperti melakukan hal yang biasa saja, hal seperti ini
merupakan sebagian contoh saja yang sering kita lihat. Tindakan ini bahkan bukan
merupakan teladan yang baik untuk diberikan kepada generasi muda. Berdasarkan
keadaan karakter bangsa Indonesia yang sedang krisis ini, diharapkan dengan adanya
mata pelajaran/mata kuliah PKn, karakter bangsa Indonesia dapat dibentuk melalui
proses pendidikan menjadi warga negara yang baik dan bermartabat. Seperti salah satu
misi dari PKn yaitu, sebagai pendidikan karakter, disamping misi lainnya yaitu sebagai
pendidikan politik/pendidikan demokrasi, pendidikan moral dan pendidikan hukum
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang berkaitan dengan pentingnya peran warga negara dalam meningkatkan
etika budaya karakter, yaitu:
1. Apa yang dimaksud etika budaya karakter?
2. Bagaimana peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pembentukan karakter
berkualitas?
3. Bagaimana cara meningkatkan karakter etis dalam lingkungan yang masih
mempertahankan adat, budaya, dan etika leluhur?
4. Bagaimana cara menanamkan nilai moral, etika agama, dan budaya pada pendidikan
dasar?

39
5. Bagaimana cara menanamkan nilai budaya dalam pembentukan karakter keluarga,
khususnya pada nilai budaya tutur dan nasehat yang diberikan oleh orangtua?

Dari rumusan masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran warga


negara dalam meningkatkan etika budaya karakter sangat penting dalam
pembentukan karakter bangsa. Pembentukan budaya karakter etika perlu
dilakukan sejak dini dan melibatkan berbagai pihak, seperti lembaga pendidikan,
keluarga, dan masyarakat. Pembentukan budaya karakter etika juga perlu
memperhatikan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada di masyarakat, serta
menanamkan nilai moral dan etika agama pada pendidikan dasar. Oleh karena
itu, peran warga negara dalam meningkatkan etika budaya karakter harus
menjadi tanggung jawab bersama antara lembaga pendidikan, orang tua,
keluarga, dan lingkungan sekitar.

1.3 TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh penulis di atas, makatujuan dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian etika budaya karakter.
2. Untuk mengetahui bagaimana peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam
pembentukan karakter berkualitas.
3. Untuk mengetahui cara meningkatkan karakter etis dalam lingkungan yang masih
mempertahankan adat, budaya, dan etika leluhur.
4. Untuk mengetahui cara menanamkan nilai moral, etika agama, dan budaya pada
pendidikan dasar.
5. Untuk mengetahui Bagaimana cara menanamkan nilai budaya dalam pembentukan
karakter keluarga, khususnya pada nilai budaya tutur dan nasehat yang diberikan oleh
orangtua.

40
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Budaya Karakter

Etika budaya karakter adalah aturan perilaku yang diterima secara sosial dan
menjadi bagian dari pendidikan karakter seseorang. Etika ini berkaitan erat dengan
nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. Karakter sendiri
merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu
untuk hidup dan bekerjasama dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan
41
lingkungan sekitarnya. Dalam konteks ini, etika budaya karakter mengacu pada
aturan perilaku yang diterima secara sosial dan menjadi bagian dari pendidikan
karakter seseorang, yang didasarkan pada nilai-nilai universal dan tradisi budaya
bangsa yang religius. Etika budaya karakter juga berkaitan dengan nilai-nilai moral
dan etika agama yang ditanamkan pada pendidikan dasar. Etika budaya karakter
sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa, karena dapat membentuk
perilaku dan sikap yang baik pada individu, serta dapat membentuk lingkungan yang
harmonis dan damai.1

2.2 Bagaimana peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam


pembentukan karakter berkualitas

Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam membentuk karakter berkualitas


sangatlah penting. Berikut kontribusi masing-masing lembaga tersebut terhadap
pengembangan karakter:
 Keluarga:
1. Keluarga merupakan sumber utama pendidikan dan pembentukan karakter anak.
2. Orang tua berperan penting dalam membentuk karakter anak melalui nilai,
keyakinan, dan perilakunya.
3. Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang tua terlibat dalam pendidikan anak-anak
mereka, hal itu mengarah pada peningkatan kinerja akademik, sikap yang lebih baik,
stabilitas emosional, disiplin, dan aspirasi untuk pendidikan tinggi.

 Sekolah:
1. Sekolah bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pengembangan
karakter, bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat.
2. Pendidikan karakter merupakan langkah penting dan strategis dalam membangun
kembali jati diri bangsa dan membentuk masyarakat Indonesia baru.
3. Sekolah hendaknya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan
karakter, dengan fokus pada pilihan moral yang mengarah pada tindakan praktis dan
reflektif.

 Masyarakat:
1. Masyarakat termasuk masyarakat dan pemerintah mempunyai peran dalam
mendukung pendidikan karakter.

1
fkip.umsu 2023 pengertian dan contoh nilai etika dalam pendidikan karakter
42
2. Pembentukan karakter seseorang memerlukan kerjasama yang harmonis dan
berkesinambungan dari tiga lingkungan pendidikan: keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
3. Membangun karakter berkualitas pada siswa memerlukan pengaruh yang kuat dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Singkatnya, keluarga, sekolah, dan masyarakat semuanya memiliki peran penting


dalam pengembangan karakter. Kolaborasi dan keselarasan ketiga institusi ini sangat
menentukan keberhasilan pembentukan karakter seseorang.2

Pengertian Beda Karakter dan


Kepribadian
Kepribadian adalah hadiah
dari Tuhan Sang Pencipta
saat manusia
dilahirkan dan setiap orang
yang memiliki kepribadian
pasti ada
kelemahannya dan
kelebihannya di aspek
kehidupan sosial dan
masing-
2
Riswadi. 2020. Pendidikan Karakter Budaya Bangsa.Surabaya:Uwais.

43
masing pribadi. Kepribadian
manusia secara umum ada 4,
yaitu :
1. Koleris : tipe ini bercirikan
pribadi yang suka kemandirian,
tegas, berapi-
api, suka tantangan, bos atas
dirinya sendiri.
2. Sanguinis : tipe ini
bercirikan suka dengan hal
praktis, happy dan ceria
selalu, suka kejutan, suka sekali
dengan kegiatan social dan
bersenang-
senang.

44
3. Phlegmatis : tipe ini
bercirikan suka bekerjasama,
menghindari konflik,
tidak suka perubahan
mendadak, teman bicara yang
enak, menyukai hal
yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini
bercirikan suka dengan hal
detil, menyimpan
kemarahan, Perfection, suka
instruksi yang jelas,
kegiatan rutin sangat
disukai.
Saat setiap manusia belajar
untuk mengatasi dan
memperbaiki
45
kelemahannya, serta
memunculkan kebiasaan positif
yang baru, inilah yang
disebut dengan Karakter .
Misalnya, seorang dengan
kepribadian Sanguin yang
sangat suka bercanda dan
terkesan tidak serius, lalu sadar
dan belajar sehingga
mampu membawa dirinya
untuk bersikap serius dalam
situasi yang
membutuhkan ketenangan dan
perhatian fokus, itulah
Karakter. Pendidikan

46
Karakter adalah pemberian
pandangan mengenai berbagai
jenis nilai hidup,
seperti kejujuran, kecerdasan,
kepedulian dan lain-lainnya.
Dan itu adalah
pilihan dari masing-masing
individu yang perlu
dikembangkan dan perlu di
bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan,
karakter tidak bisa dibeli dan
karakter
tidak bisa ditukar. Karakter
harus dibangun dan
dikembangkan secara sadar

47
hari demi hari dengan
melalui suatu proses yang
tidak instan. Karakter
bukanlah sesuatu bawaan sejak
lahir yang tidak dapat diubah
lagi seperti sidik
jari.Banyak kami perhatikan
bahwa orang-orang dengan
karakter buruk
cenderung mempersalahkan
keadaan mereka. Mereka
sering menyatakan
Pengertian Beda Karakter dan
Kepribadian
Kepribadian adalah hadiah
dari Tuhan Sang Pencipta
saat manusia
48
dilahirkan dan setiap orang
yang memiliki kepribadian
pasti ada
kelemahannya dan
kelebihannya di aspek
kehidupan sosial dan
masing-
masing pribadi. Kepribadian
manusia secara umum ada 4,
yaitu :
1. Koleris : tipe ini bercirikan
pribadi yang suka kemandirian,
tegas, berapi-
api, suka tantangan, bos atas
dirinya sendiri.

49
2. Sanguinis : tipe ini
bercirikan suka dengan hal
praktis, happy dan ceria
selalu, suka kejutan, suka sekali
dengan kegiatan social dan
bersenang-
senang.
3. Phlegmatis : tipe ini
bercirikan suka bekerjasama,
menghindari konflik,
tidak suka perubahan
mendadak, teman bicara yang
enak, menyukai hal
yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini
bercirikan suka dengan hal
detil, menyimpan
50
kemarahan, Perfection, suka
instruksi yang jelas,
kegiatan rutin sangat
disukai.
Saat setiap manusia belajar
untuk mengatasi dan
memperbaiki
kelemahannya, serta
memunculkan kebiasaan positif
yang baru, inilah yang
disebut dengan Karakter .
Misalnya, seorang dengan
kepribadian Sanguin yang
sangat suka bercanda dan
terkesan tidak serius, lalu sadar
dan belajar sehingga

51
mampu membawa dirinya
untuk bersikap serius dalam
situasi yang
membutuhkan ketenangan dan
perhatian fokus, itulah
Karakter. Pendidikan
Karakter adalah pemberian
pandangan mengenai berbagai
jenis nilai hidup,
seperti kejujuran, kecerdasan,
kepedulian dan lain-lainnya.
Dan itu adalah
pilihan dari masing-masing
individu yang perlu
dikembangkan dan perlu di
bina, sejak usia dini (idealnya).

52
Karakter tidak bisa diwariskan,
karakter tidak bisa dibeli dan
karakter
tidak bisa ditukar. Karakter
harus dibangun dan
dikembangkan secara sadar
hari demi hari dengan
melalui suatu proses yang
tidak instan. Karakter
bukanlah sesuatu bawaan sejak
lahir yang tidak dapat diubah
lagi seperti sidik
jari.Banyak kami perhatikan
bahwa orang-orang dengan
karakter buruk

53
cenderung mempersalahkan
keadaan mereka. Mereka
sering menyatakan
2.3 Bagaimana cara meningkatkan karakter etis dalam lingkungan yang masih
mempertahankan adat, budaya, dan etika leluhur?

Berikut adalah beberapa cara meningkatkan karakter etis dalam lingkungan yang
masih mempertahankan adat, budaya, dan etika leluhur:
 Menanamkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang positif pada pendidikan dasar.
 Menerapkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang positif dalam kehidupan sehari-
hari, seperti sopan santun, menghormati orang tua, dan lainnya.
 Membangun lingkungan sekolah yang kondusif dan memadai dalam budaya sekolah.
 Menjadi contoh perilaku yang baik bagi siswa.
 Mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam program sekolah, keteladanan, serta
pengembangan diri melalui ekstrakulikuler.
 Melakukan kegiatan keteladanan dalam penguatan nilai karakter integritas, seperti
keteladanan tenaga pendidik dalam menaati tata tertib sekolah.
 Melakukan pengembangan diri melalui ekstrakulikuler, seperti riset dan gerakan literasi
madrasah.
 Melakukan penguatan pendidikan karakter yang berbasis keluarga dengan menjadikan
keluarga dan rumah tangga sebagai sumber pendidikan karakter bagi anak.
 Masyarakat luas dapat dilibatkan dalam penguatan pendidikan karakter dengan
memberikan pengaruh besar terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai karakter.

Dalam pembentukan budaya karakter etika, perlu memperhatikan nilai-nilai


budaya dan adat istiadat yang ada di masyarakat, serta menanamkan nilai moral dan
etika agama pada pendidikan dasar. Pembentukan budaya karakter etika juga perlu
dilakukan sejak dini dan melibatkan berbagai pihak, seperti lembaga pendidikan,
keluarga, dan masyarakat. Semua pihak harus bekerja sama dalam pembentukan
karakter bangsa, karena jika salah satunya tidak dapat mendukung pembentukan
karakter, maka pembentukan karakter bangsa tidak akan membuahkan hasil yang

54
maksimal.3

2.4 Bagaimana cara menanamkan nilai moral, etika agama, dan budaya pada
pendidikan dasar.

Berikut adalah beberapa cara menanamkan nilai moral, etika agama, dan
budaya pada pendidikan dasar: Menanamkan nilai-nilai agama dan moral pada
anak sejak usia dini, karena pendidikan moral dan etika merupakan salah satu
pendidikan yang penting yang harus diajarkan dan dibiasakan pada anak sejak
usia dini. Memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak, karena keluarga
merupakan tempat pertama anak belajar. Menerapkan nilai-nilai budaya dan adat
istiadat yang positif dalam kehidupan sehari-hari, seperti sopan santun,
menghormati orang tua, dan lainnya. Membangun lingkungan sekolah yang
kondusif dan memadai dalam budaya sekolah. Mengintegrasikan nilai-nilai
karakter dalam program sekolah, keteladanan, serta pengembangan diri melalui
ekstrakulikuler. Melakukan kegiatan keteladanan dalam penguatan nilai karakter
integritas, seperti keteladanan tenaga pendidik dalam menaati tata tertib sekolah.
Melakukan pengembangan diri melalui ekstrakulikuler, seperti riset dan gerakan
literasi madrasah. Melakukan penguatan pendidikan karakter yang berbasis
keluarga dengan menjadikan keluarga dan rumah tangga sebagai sumber
pendidikan karakter bagi anak. Menyampaikan nasehat dengan cara yang
menyenangkan dan mengajak anak untuk bermain sambil belajar.
Dalam menanamkan nilai moral, etika agama, dan budaya pada pendidikan
dasar, perlu memperhatikan tahapan perkembangan anak serta keunikan yang
telah dimiliki oleh masing-masing anak. Pendidikan agama menekankan pada
pemahaman tentang agama serta bagaimana agama diamalkan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, memberikan contoh perilaku yang baik
dan menerapkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang positif dalam
kehidupan sehari-hari juga dapat membantu dalam menanamkan nilai moral,
etika agama, dan budaya pada pendidikan dasar.4

2.5 Bagaimana cara menanamkan nilai budaya dalam pembentukan karakter


3
Kewarganegaraan. Jurnal Bhinneka Tunggak Ika, 2(2) 119-126. Bandung: Remaja Rosdakarya.

4
Baedowi, Ahmad. 2019. Calak Edu 1 Essai Esaai Pendidikan 2019. Jakarta: Pustaka Alvabet.

55
keluarga, khususnya pada nilai budaya tutur dan nasehat yang diberikan oleh
orangtua.

Cara menanamkan nilai budaya dalam pembentukan karakter keluarga,


khususnya pada nilai budaya tutur dan nasehat yang diberikan oleh orangtua:
Menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang positif dalam
keluarga. Memberikan contoh perilaku yang baik dan menerapkan nilai-nilai
budaya dan adat istiadat yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Menanamkan
nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang positif pada anak sejak usia dini.
Memberikan nasehat dan arahan yang positif pada anak, serta mengajarkan cara
berbicara yang sopan dan santun. Melibatkan anak dalam kegiatan budaya dan
adat istiadat yang positif, seperti upacara adat, tarian, dan lainnya. Membangun
lingkungan keluarga yang kondusif dan memadai dalam budaya keluarga.
Meningkatkan komunikasi antara orangtua dan anak, sehingga anak merasa
nyaman untuk berbicara dan berbagi pengalaman.
Dalam menanamkan nilai budaya dalam pembentukan karakter keluarga,
khususnya pada nilai budaya tutur dan nasehat yang diberikan oleh orangtua,
perlu memperhatikan tahapan perkembangan anak serta keunikan yang telah
dimiliki oleh masing-masing anak. Orangtua dapat memberikan contoh perilaku
yang baik dan menerapkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang positif dalam
kehidupan sehari-hari, serta memberikan nasehat dan arahan yang positif pada
anak. Melibatkan anak dalam kegiatan budaya dan adat istiadat yang positif juga
dapat membantu dalam menanamkan nilai budaya pada anak.
Edward Spranger merupakan seorang filsuf dan psikolog berkenegaraan
Jerman, ia mengemukakan bahwa kebudayaan adalah segala bentuk atau ekspresi
dari kehidupan batin masyarakat. Jika kita artikan budaya keluarga adalah segala
sesuatu yang membentuk sebuah keluarga dalam bersikap dan berperilaku yang
dijadikan itu sebuah aturan yang mengharuskan setiap anggota dalam keluarga
dapat memahami dan mengimplentasikannya dalan kegiatan setiap hari.
Budaya keluarga nanti akan membentuk sikap dan perilaku dari setiap
anggota keluarganya, bagaimana anggota keluarga dalam menampilkan tingkah
laku dan kebiasaan-kebiasaannya itu sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh
budaya dalam keluargaannya. Untuk itu harus dipahami oleh setiap orang tua dan
setiap anggota keluarga bahwa sangat besar dan penting pengaruh daru budaya
yang berkembang dalam keluarga karena itu akan membentuk setiap anggota

56
keluarga yang lahir dan tumbuh di dalamnya.
Apa saja budaya keluarga yang dapat mengembangkan karakter anak?
Budaya keagamaan, Agama merupakan keyakinan yang dipercayai oleh
individu atau kelompok. Dalam agama mengajarkan banyak hal yang berkaitan
dan bersamaan dengan nilai karakter. Agama mengajarkan bagaimana seseorang
untuk bersikap, bertindak, dan berperilaku, memperlakukan atau membangun
hubungan dengan sesama umat beragama dan antar umat beragama yang sarat
dengan nilai kebaikan. Nilai karakter ini juga akan dapat dikembangkan dengan
menerapkan dan mengembangkan juga budaya agama di rumah. Kegiatan
keagamaan yang diselenggarakan dan dikenalkan oleh orang tua kepada anak
akan mengerti tentang nilai dan memahami bagaimana anak memposisikan
dirinya dalam bertindak dan berperilaku.
Budaya disiplin, Disiplin merupakan salah satu indikator yang dapat
digunakan untuk melihat karakter seseorang apakah baik atau buruk. Disiplin ini
dapat melekat pada diri seseorang dengan adanya stimulasi dari pembiasan-
pembiasaan yang diamati dan diterima oleh anak dari keluarganya terutama
orang tua. Orang tua harus memperhatikan bagaimana penanaman disiplin ini
sejak dini, dan apa pengaruhnya atau efek dari disiplin ini pada dirianak setelah
dewasa nanti. Disiplin ini merupakan salah satu kunci dari seseorang dalam
sukses menjadi bagian komunitas sosialnya. Kesuksesan juga berawal dari
individu yang disiplin. Nah ini perlu distiumlasikan melalui hal-hal yang
dibudayakan oleh orang tua di dalam keluarga.
Budaya komunikasi, Komunikasi merupakan juga menjadi komponen
selanjutnya dalam membangun karakter anak sejak dini. Komunikasi yang baik
membantu anak untuk mengungkapkan perasaannya dan mengerti aturan yang
ada secara verbal. Aturan dalam masyarakat ada yang namanya tersirat dan
tersurat. Butuh komunikasi yang baik untuk menjelaskan semua aturan yang ada
di sekeliling anak dengan bahasa yang tepat agar anak akan mudah memahami
dan mampu untu menaati segala sesuatu yang harus dia taati. Komunikasi tidak
hanya mengajarkan bagaimana berbicara secara verbal saja kepada anak,
keluarga juga harus membangun komunikasi yang bagus dan baik kepada anak,
bagaimana etika dalam komunikasi ini juga penting dikenalkan dan dibiasakan
kepada anak. Ada hal yang diperhatikan dan dipertimbangkan oleh orang tua
agar nanti ketika dipelajari oleh anak dan dilaksanakan oleh anak menjadi hal
yang baik dan ditularkan kepada yang lain juga yang baik.
Budaya toleransi, Toleransi dalam keluarga akan membentuk anak untuk
57
menghargai orang lain dan juga membantu perkembangan kemampuan sosial dan
emosional anak. Ini ada hal yang sangat penting juga untuk menjadi perhatian
orang tua dalam membiasakan anak. Budaya keluarga yang diuraikan di atas
merupakan komponen yang menjadi sadar pengembangan karakter anak pada
masa new normal. Bagimana anak harus beradaptasi dengan kebiasaan
lingkungan baru. Keluarga harus menetapkan pembiasaan yang baik kepada
anak. Penguatan nilai-nilai baik yang ada dalam keluarga akan membantu
optimalisasi penguasaan nilai-nilai baik tersirat maupun tersurat yang ada dalam
lingkungan masyarakat. Sehingga membentuk karakter anak di mana itu akan
menjadi nilai bagi kepribadian anak itu sendiri. 5

atu system pendidikan


nasional, yang meningkatkan
keimanan dan
ketaqwaan serta akhlaq
mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan
Undang-undang.”
Dalam Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003
tentang system

5
Nur Hazizah.2021.Budaya keluarga dalam mengembangkan nilai karakter pada anak
58
Pendidikan Nasional
dirumuskan dalam pasal
3 : “Pendidikan Nasional
bertujuan untuk berkembangya
potensi peserta didik agar
menjadi manusia
beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis
serta bertanggungjawab.”
Sedangkan fungsi pendidikan
nasional dirumuskan : “
mengembangkan

59
kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.”
Berdasarkan komitmen tersebut
dirumuskan tujuan pendidikan
karakter
secara umum adalah.
a).untuk membangun dan
mengembangkan karakter
peserta didik pada setiap
jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan agar dapat
menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai

60
luhur menurut ajaran agama
dan
nilai-nilai luhur dari setiap butir
sila pancasila. b). untuk
meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil
pendidikan yang mengarah
pada pencapaian
pendidikan karakter dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh,
terpadu dan
seimbang.
Fungsi pendidikan karakter
yaitu menumbuhkembangkan
kemampuan

61
dasar peserta didik agar berpikir
cerdas, berperilaku yang
berakhlak, bermoral,
dan berbuat sesuatu yang baik,
yang bermanfaat bagi diri
sendiri, keluarga dan
masyarakat.
Tujuan pendidikan, menurut
Foerster, adalah untuk
pembentukan
karakter yang terwujud
dalam kesatuan esensial
antara si subyek dengan
perilaku dan sikap hidup yang
dimilikinya. Karakter
merupakan sesuatu yang

62
mengualifikasi seorang pribadi,
yang memberikan kesatuan dan
kekuatan atas
keputusan diambilnya. Karena
itu, karakter menjadi semacam
identitas yang
mengatasi pengalaman
kontingen yang selalu
berubah. Dari kematangan
karakter inilah kualitas

63
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika budaya karakter sangat penting dalam pembentukan karakter


bangsa, karena dapat membentuk perilaku dan sikap yang baik pada individu,
serta dapat membentuk lingkungan yang harmonis dan damai.
Keluarga, sekolah, dan masyarakat semuanya memiliki peran penting
dalam pengembangan karakter. Kolaborasi dan keselarasan ketiga institusi ini
sangat menentukan keberhasilan pembentukan karakter seseorang.
Pembentukan budaya karakter etika juga perlu dilakukan sejak dini dan
melibatkan berbagai pihak, seperti lembaga pendidikan, keluarga, dan
masyarakat. Semua pihak harus bekerja sama dalam pembentukan karakter
bangsa, karena jika salah satunya tidak dapat mendukung pembentukan karakter,
maka pembentukan karakter bangsa tidak akan membuahkan hasil yang
maksimal.
Dalam menanamkan nilai moral, etika agama, dan budaya pada pendidikan
dasar, perlu memperhatikan tahapan perkembangan anak serta keunikan yang
telah dimiliki oleh masing-masing anak. Pendidikan agama menekankan pada
pemahaman tentang agama serta bagaimana agama diamalkan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, memberikan contoh perilaku yang baik
dan menerapkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang positif dalam
kehidupan sehari-hari juga dapat membantu dalam menanamkan nilai moral,
etika agama, dan budaya pada pendidikan dasar.
Dalam menanamkan nilai budaya dalam pembentukan karakter keluarga,
khususnya pada nilai budaya tutur dan nasehat yang diberikan oleh orangtua,
perlu memperhatikan tahapan perkembangan anak serta keunikan yang telah
dimiliki oleh masing-masing anak. Orangtua dapat memberikan contoh perilaku
yang baik dan menerapkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang positif dalam
kehidupan sehari-hari, serta memberikan nasehat dan arahan yang positif pada
anak. Melibatkan anak dalam kegiatan budaya dan adat istiadat yang positif juga
dapat membantu dalam menanamkan nilai budaya pada anak.

64
DAFTAR PUSTAKA

Riswadi. 2020. Pendidikan Karakter Budaya Bangsa.Surabaya:Uwais.


Zubaedi. 2019. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi Dan Aplikasinya Dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana
Kusuma, Doni A. 2018. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di
Zaman Global. Jakarta: Grasndo.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2020. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Juliardi, B. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Jurnal Bhinneka Tunggak Ika, 2(2) 119-126. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Baedowi, Ahmad. 2019. Calak Edu 1 Essai Esaai Pendidikan 2019. Jakarta:
Pustaka Alvabet.
Muhadjir, N. (2019). Metodologi penelitian kualitatif: Pendekatan
positivistik, rasionalistik, phenomenologik, dan realisme metaphisik telaah studi
teks dan penelitian agama (IV). Rake Sarasin.
Trisiana, Anita. 2020. Model Pendidikan Karakter di Perguruan
Tinggi.Sleman:Deepublish.

65

Anda mungkin juga menyukai