Anda di halaman 1dari 25

RENCANA PEMBELAJARAN I

Program Diklat : PPDK.


Tingkat / Jurusan : II / Nautika Perikanan Laut & Teknika Perikanan Laut.
Waktu : 2 x 2 jam pelajaran.
Kompetensi : Menerapkan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Atas
Kapal.
Sub Kompetensi : Penerapan prinsip umum bertahan hidup di laut.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Siswa dapat memahami prinsip umum bertahan hidup di laut.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah pembelajaran ini berakhir siswa diharapkan :
1. Siswa mengidentifikasi macam-macam petunjuk keselamatan
2. Siswa mampu Mempraktikkan prinsip umum bertahan hidup di laut.

C. MEDIA/ ALAT BANTU


1. Flip Chart.
2. Diklat Khusus Pertamina. 2000. Basic Safety Training : Personal Survival
Techniques. Jakarta: Dit. PKK Pertamina.

D. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Sebagai kegiatan pembuka, guru menanyakan ke pada siswa tentang :
pengertian prinsip umum bertahan hidup di laut.
2. Guru memberi komentar tentang pernyataan yang dikemukakan siswa.
3. Guru memberikan penjelasan tentang materi pelajaran.
4. Siswa membuat catatan tentang penjelasan guru.
5. Sepuluh menit menjelang pelajaran berakhir, guru memberikan kesimpulan.
E. TEORI SINGKAT
Prinsip umum bertahan hidup di laut harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Pegetahuan, peralatan dan kemauan hidup modal utama.
2. Hemat tenaga bila terapung.
3. Gunakan peralatan survival di kapal yang ditemukan.
4. Gunakan perlengkapan survival sesuai dengan petunjuk.
5. Jangan minum air laut, berhemat dan atur pemakaian air tawar yang ada.
6. Jangan makan / minum bahan-bahan yang mengandung protein

F. PENILAIAN
Penilaian kegiatan ini didasarkan pada :
(1) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
(2) Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
(3) Catatan yang dibuat siswa.

Mengetahui Mengetahui
Kepala Sekolah, Waka Kurikulum Guru Bidang Studi

Drs. Syahrial SJ. Asnan Alwys, S.Pd Joni Andra, S.Pd


NIP. 130 789 426 NIP. 130 538 242 NIP. 410 016 933
RENCANA PEMBELAJARAN II

Program Diklat : PPDK.


Tingkat / Jurusan : II / Nautika Perikanan Laut & Teknika Perikanan Laut.
Waktu : 2 x 4 jam pelajaran.
Kompetensi : Menerapkan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Atas
Kapal.
Sub Kompetensi : Penerapan prinsip umum bertahan hidup di laut.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Siswa dapat memahami jenis-jenis tindakan keadaan darurat dan evakuasi di atas
kapal.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah pembelajaran ini berakhir siswa diharapkan :
1. Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis keadaan darurat.
2. Siswa dapat mendemonstrasikan tindakan pencegahan keadaan darurat.
3. Siswa dapat menguraikan sijil dan isyarat dalam keadaan darurat.
4. Siswa dapat mendemontrasikan cara meninggalkan kapal.
5. Siswa dapat mendemonstrasikan cara meninggalkan kapal.
6. Siswa dapat mensimulasikan penguasaan diri dari kepanikan saat keadaan
darurat.
7. Siswa dapat mendemonstrasikan cara menjauh dari kapal.

C. MEDIA/ ALAT BANTU


1. Flip Chart.
2. Diklat Khusus Pertamina. 2000. Basic Safety Training : Personal Survival
Techniques. Jakarta: Dit. PKK Pertamina.

D. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Sebagai kegiatan pembuka, guru menanyakan ke pada siswa tentang :
pengertian prinsip umum bertahan hidup di laut.
2. Guru memberi komentar tentang pernyataan yang dikemukakan siswa.
3. Guru memberikan penjelasan tentang materi pelajaran.
4. Siswa membuat catatan tentang penjelasan guru.
5. Sepuluh menit menjelang pelajaran berakhir, guru memberikan kesimpulan.

E. TEORI SINGKAT

Keadaan darurat ditinjau dari faktor penyebabnya adalah:


1. Faktor alam.
2. Faktor manusia
3. Faktor teknis.

Bahaya atau musibah yang dapat mneybabkan untuk meninggalkan kapal


adalah:
1. Tubrukan.
2. Kandas / terdampar.
3. Reaksi muatan berbahaya.
4. Pregeseran muatan.
5. Ledakan kamar mesin atau kebakaran.

Tindakan – tindakan pencegahan keadaan darurat adalah:


1. Badan kapal dan mesin harus kuat dan memenuhi syarat.
2. Peralatan dan perlengkapan harus yang baik dan dipelihara esuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
3. Berita cuaca harus dipantau dengan baik setiap saat.
4. ABK harus mempunyai kemampuan fisik dan mental yang kuat, terdidik
dan terampil dalm menjalankan tugasnya, juga mempunyai dedikasi yang
tinggi.
5. ABK harus mempunyai disiplin yang tinggi dan mampu bekerja sama
antar mereka, sehingga dapat menangani setiap keadaan dengan cepat.
F. PENILAIAN
Penilaian kegiatan ini didasarkan pada :
1. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Catatan yang dibuat siswa.

Mengetahui Mengetahui
Kepala Sekolah, Waka Kurikulum Guru Bidang Studi

Drs. Syahrial SJ. Asnan Alwys, S.Pd Joni Andra, S.Pd


NIP. 130 789 426 NIP. 130 538 242 NIP. 410 016 933
RENCANA PEMBELAJARAN III

Program Diklat : PPDK.


Tingkat / Jurusan : II / Nautika Perikanan Laut & Teknika Perikanan Laut.
Waktu : 2 x 4 jam pelajaran.
Kompetensi : Menerapkan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Atas
Kapal.
Sub Kompetensi : Penerapan prinsip umum bertahan hidup di laut.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Siswa dapat memahami penggunaan sekoci penolong dan pesawat luput maut.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah pembelajaran ini berakhir siswa diharapkan :
1. Siswa dapat mengetahui penggunaan sekoci penolong.
2. Siswa dapat mengetahui penggunaan rakit penolong.
3. Siswa dapat mempraktikkan penggunaan berbagai macam pesawat luput maut.

C. MEDIA/ ALAT BANTU


1. Flip Chart.
2. Diklat Khusus Pertamina. 2000. Basic Safety Training : Personal Survival
3. Techniques. Jakarta: Dit. PKK Pertamina.

D. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Sebagai kegiatan pembuka, guru menanyakan ke pada siswa tentang :
pengertian prinsip umum bertahan hidup di laut.
2. Guru memberi komentar tentang pernyataan yang dikemukakan siswa.
3. Guru memberikan penjelasan tentang materi pelajaran.
4. Siswa membuat catatan tentang penjelasan guru.
5. Sepuluh menit menjelang pelajaran berakhir, guru memberikan kesimpulan.
E. TEORI SINGKAT

SEKOCI PENOLONG:
Syarat-syarat:
1. Panjang rata-rata sekoci penolong tidak kurang dari 24 kaki atau 7,3 meter.
2. Harus mempunyai stabilitet yang baik di laut terbuka dengan penuh muatan
serta cukup lambung bebas.
3. Harus mempunyai tenaga apung yang terpasng tetap, dan tangki-tangkinya
tidak boleh terpengaruh oleh karat atau minyak.
4. Jika dipasang motor maka harus dipasang pelindung dari masukknya air dari
muka.
5. Berat maksimum dengan segala isinya tidak lebih dri 20 Long Ton atau
20320 Kg.
6. Sekoci yang bisa mengangkut lebih dari 60 orang tapi kurang dari 100 orang
harus memakai penggerak baling-baling yang digerakkan dengan tangan.
7. Bangku melintang dan pinggir harus dipasng serendah mungkin.
8. Block Coeficient harus lebih dari 0,64 9 ( bahan bukan dari kayu ).

RAKIT PENOLONG:
a. Rakit penolong kembung, syarat-syarat:
 Harus mampu bertahan terapung selama 30 hari.
 Harus mampu dilempar dari ketinggian 18 meter.
 Dilengkapi dengan sarana pelindung.
 Kapasitas minimal 6 orang.
 Berat maksimal 185 Kg.
 Dilengkapi dengan roket pelontar obor berparasut, 6 buah obor
tangan, 2 isyarat asap apung.
 Jalan masuk kerakit minimal 1 buah.
 Terbuat dari karet.
 Tidak rusak jika dijatuhkan dari ketinggian 18 meter.
 Tutup rakit otomatis terbuka pada tempatnya ketika rakit
mengembang.
 Rakit penolong kembung harus dilengkapi dengan painter.
 Harus bisa ditegakkan oleh satu orang, jika terbalik.
 Harus dilengkapi dengan pintu masuk yang dilengkapi dengan alat
ntuk naik dri air ke dalam rakit.
b. Rakit penolong tegar, syarat-syarat:
 Harus sesuai dengan persyaratan rakit pada umumnya.
 Dibuat dari ban tahan api.
 Minimal 1 pintu masuk.

SEKOCI PENYELAMAT:
a. Jumlah minimum sekoci penyelamat pada kapal penumpang:
 Kapal dengan isi kotor 500 ton lebih harus membawa paling sedikit satu
sekoci penyelamat pada setiap sisi kapal.
 Kapal dengan isi kotor kurang dari 500 ton harus membawa paling sedikit
satu sekoci penyelamat.
b. Kapal –kapal harus membawa paling sedikit satu sekoci penyelamat untuk
tiap sisi kapal.
c. Sekoci penyelamat harus ditempatkan dengan tepat.

F. PENILAIAN
Penilaian kegiatan ini didasarkan pada :
1. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Catatan yang dibuat siswa.

Mengetahui Mengetahui
Kepala Sekolah, Waka Kurikulum Guru Bidang Studi

Drs. Syahrial SJ. Asnan Alwys, S.Pd Joni Andra, S.Pd


NIP. 130 789 426 NIP. 130 538 242 NIP. 410 016 933
RENCANA PEMBELAJARAN IV

Program Diklat : PPDK.


Tingkat / Jurusan : II / Nautika Perikanan Laut & Teknika Perikanan Laut.
Waktu : 2 x 5 jam pelajaran.
Kompetensi : Menerapkan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Atas
Kapal.
Sub Kompetensi : Penggunaan alat-alat penolong perorangan

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Siswa dapat memahami penggunaan alat-alat penolong perorangan

G. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah pembelajaran ini berakhir siswa diharapkan:
1. Siswa mengetahui penggunaan pelampung penolong dengan tepat.
2. Siswa mengetahui penggunaan baju berenang dengan tepat.
3. Siswa mengetahui penggunaan pakaian cebur dengan tepat.
4. Siswa mengetahui penggunaan pelindung panas dengan benar.

H. MEDIA/ ALAT BANTU


1. Flip Chart.
2. Diklat Khusus Pertamina. 2000. Basic Safety Training : Personal Survival
Techniques. Jakarta: Dit. PKK Pertamina.

I. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Sebagai kegiatan pembuka, guru menanyakan ke pada siswa tentang :
pengertian prinsip umum bertahan hidup di laut.
2. Guru memberi komentar tentang pernyataan yang dikemukakan siswa.
3. Guru memberikan penjelasan tentang materi pelajaran.
4. Siswa membuat catatan tentang penjelasan guru.
5. Sepuluh menit menjelang pelajaran berakhir, guru memberikan kesimpulan.
J. TEORI SINGKAT

Persyaratan alat penolong adalah:


1. Dibuat dari bahan yang tepat oleh orang yang ahli, dan diberi warna
menyolok.
2. Harus tahan pada suhu -30 o C sampai +65 o C.
3. Dilengkapi dengan bahan yang dapat memantulkan cahaya.
4. Dapat dioperasikan dengan mudah dan baik dalam segala kondisi laut.
5. Dapat dioperasikan dengan mudah dan baik dalam segala kondisi laut.
6. Diberi tanda masa berlakunya.

Macam-macam alat penolong:


1. Alat-alat penolong perorangan.
2. Isyarat – isyarat kasat mata.
3. Pesawat luput maut.
4. Sekoci penyelamat.
5. Alat-alat peluncuran dan embarkasi.
6. Alat-alat penolong lain.

Alat – alat penolong perorangan:


1. Pelampung penolong.
2. Baju renang.
3. Pakaian cebur.
4. Sarana pelindung panas.

PELAMPUNG PENOLONG:
Syarat-syarat pelampung penolong:
1. Diameter luar 800 mm dan diameter dalam 400 mm.
2. Dibuat dari bahan apung yang menyatu.
3. Dapat mengapung 24 jam di air tawar dengan beban besi 14,5 kg.
4. Tidak terbakar / meleleh setelah terkurung api selama 2 menit.
5. Mampu dilemparkan dari ketinggian 30 meter.
6. Dilengkapi tali pegangan berdiameter 9,5 mm dengan panjang tali 4 x
diameter luar.
7. Dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala sendiri.
8. Mempunyai berat tidak kurang dari 2,5 kg.
9. Dilengkapi dengan alat pemantul cahaya.
10. Tidak boleh rusak oleh minyak.
11. Harus diberi warna yang menyolok / oranye.
12. Harus diberi nama kapal dan pelabuhan induk dengan hurf balok.
13. Paling sedikit ditiap lambung ada satu pelampung yang dilengkapi dengan
tali penyelamat sepanjang paling sedikit 27,5 meter.
14. Pada kapal penumpang dan barang tidak kurang dari setengah jumlah
pelampung penolong harus dilengkapi dengan lampu yang bias menyala
sendiri.
15. Dua pelampung penolong harus dilengkapi dengan semboyan asap siang hari
warna menyololok, menyala paling sedikit 15 menit.
16. Semua pelampung tidak boleh diikiat kuat ke badan kapal tapi harus dengan
mudah bias dipakai.

BAJU BERENANG:
 Satu baju berenang untuk tiap orang di atas kapal.
 Di kapal penumpang harus ada cadangan 5 % dari seluruhnya, disimpan di
store deck.

PAKAIAN CEBUR:
1. Pakaian cebur juga dilengkapi dengan persyaratan baju berenang.
2. Bila pakaian cebur digunakan, orang yang memakai harus dapat:
3. Pakaian cebur yang mempunyai daya apung dan dirancang baik tanpa baju
berenang maupun menggunakan baju berenang harus dilengkapi lampu yang
menyala secara otomatis dan peluit.
4. Orang yang menggunakan pakaian cebur harus dapat menggunakan baju
berenang tanpa bantuan.
5. Pakaian cebur harus dimiliki setiap yang terdaftar di sekoci penyelamat.
6. Pada kapal penumpang dan barang dengan sekoci tertutup, paling sedikit tiga
buah baju harus dibawa.

SARANA PELINDUNG PANAS:


1. Dibuat dari bahan tahan air, dan mempunyai daya serap panas tidak lebih
dari 0,25 W/mk, dibuat sedemikian rupa sehingga mengurangi panas karena
kedinginan.
2. Menutupi seluruh badan pemakai kecuali mata.
3. Mudah dipakai.
4. Dapat dibuka dalam air dalam waktu 2 menit.
5. Harus berfungsi dengan baik pada suhu air laut antara - 30 o C sampai
+ 20 o C.

K. PENILAIAN
Penilaian kegiatan ini didasarkan pada :
(1) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
(2) Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
(3) Catatan yang dibuat siswa.

Mengetahui Mengetahui
Kepala Sekolah, Waka Kurikulum Guru Bidang Studi

Drs. Syahrial SJ. Asnan Alwys, S.Pd Joni Andra, S.Pd


NIP. 130 789 426 NIP. 130 538 242 NIP. 410 016 933
RENCANA PEMBELAJARAN V

Program Diklat : PPDK.


Tingkat / Jurusan : II / Nautika Perikanan Laut & Teknika Perikanan Laut.
Waktu : 2 x 5 jam pelajaran.
Kompetensi : Menerapkan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Atas Kapal.
Sub Kompetensi : Melakukan penyelamatan diri di laut dan melaksanakan
pembagian tugas.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Siswa dapat memahami teknik penyelamatan diri di laut dan cara melaksanakan
pembagian tugas.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah pembelajaran ini berakhir siswa diharapkan:
1. Siswa dapat mengkaji bahaya-bahaya dalam mempertahankan hidup di laut
2. Siswa dapat menggunakan pesawat luput maut
3. Siswa dapat melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan

C. MEDIA/ ALAT BANTU


1. Flip Chart.
2. Diklat Khusus Pertamina. 2000.
Basic Safety Training : Personal Survival Techniques. Jakarta: Dit. PKK
Pertamina.

D. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Sebagai kegiatan pembuka, guru menanyakan ke pada siswa tentang :
pengertian prinsip umum bertahan hidup di laut.
2. Guru memberi komentar tentang pernyataan yang dikemukakan siswa.
3. Guru memberikan penjelasan tentang materi pelajaran.
4. Siswa membuat catatan tentang penjelasan guru.
5. Sepuluh menit menjelang pelajaran berakhir, guru memberikan
kesimpulan.
E. TEORI SINGKAT

BAHAYA DALAM MEMPERTAHANKAN KEHIDUPAN DI LAUT:


1. KEPANASAN
 Pada dasarnya panas badan manusia adalah 98,6 o F.
 Penambahan temperatur ± 2 o F yang disebabkan dengan sengatan
matahari dapat mempunyai pengaruh yang mengurangi daya pikir dan
daya kerja manusia.
 Penambahan temperatur 6 o F – 8 o F dari suhu normal pada waktu
cukup lama dapat berakibat fatal bagi tubuh manusia.
 Lemah adalah gejala-gejala yang jelas dari kepanasan. Biasanya tubuh
manusia dapat manusia dapat menyesuaikan diri dari cuaca panas
antara 2 – 7 hari.

2. KEDINGINAN
Pada umumnya kedinginan menyebabkan kehilangan kepekaan syaraf, rasa
ngantuk, kehilangan daya dan gairah kerja.

3. MABUK LAUT
Penggulangan mabuk laut:
a. Letakkan korban ditempat udara bebas.
b. Seka bagian muka si korban.
c. Kalau ada, diberi permen kunyah.

4. TUBUH KEHILANGAN KOSENTRASI AIR


Dehydrasi disebabkan kurangnya cairan pada tubuh.

5. MINUM AIR LAUT


Jangan minum air laut karena dapat:
 Tingkat I = Badan lemah.
 Tingkat II = Kesadaran berkurang.
 Tingkat III = gila terus mati.
F. PENILAIAN
Penilaian kegiatan ini didasarkan pada :
1. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Catatan yang dibuat siswa.

Mengetahui Mengetahui
Kepala Sekolah, Waka Kurikulum Guru Bidang Studi

Drs. Syahrial SJ. Asnan Alwys, S.Pd Joni Andra, S.Pd


NIP. 130 789 426 NIP. 130 538 242 NIP. 410 016 933
RENCANA PEMBELAJARAN VI

Program Diklat : PPDK.


Tingkat / Jurusan : II / Nautika Perikanan Laut & Teknika Perikanan Laut.
Waktu : 2 x 6 jam pelajaran.
Kompetensi : Menerapkan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Atas
Kapal.
Sub Kompetensi : Pengoperasian permesinan sekoci dan perlengkapannya.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Siswa dapat memahami teknik pengoperasian permesinan sekoci dan
perlengkapannya

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah pembelajaran ini berakhir siswa diharapkan:
1. Siswa dapat menghidupkan mesin sekoci dengan benar.

2. Siswa dapat mengidentifikasi sistem pendingin pada mesin sekoci.

3. Siswa dapat mengidentifikasi sistem pemancaran air pada sekoci.

C. MEDIA/ ALAT BANTU


1. Flip Chart.
2. Diklat Khusus Pertamina. 2000. Basic Safety Training : Personal Survival
Techniques. Jakarta: Dit. PKK Pertamina.

D. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Sebagai kegiatan pembuka, guru menanyakan ke pada siswa tentang :
pengertian prinsip umum bertahan hidup di laut.
2. Guru memberi komentar tentang pernyataan yang dikemukakan siswa.
3. Guru memberikan penjelasan tentang materi pelajaran.
4. Siswa membuat catatan tentang penjelasan guru.
5. Sepuluh menit menjelang pelajaran berakhir, guru memberikan
kesimpulan.

E. TEORI SINGKAT

PERMESINAN SEKOCI:
Petunjuk – petunjuk yang dicetak pada bahan-bahan yang tahan air mengenai
cara menghidupkan dan mengoperasikan mesin sekoci penolong harus dibuat dan
ditempatkan ditempat yang menarik perhatian di dekat tempat menghidupkan
mesin sekoci.

MENGHIDUPKAN MESIN SEKOCI:


Mesin sekoci di start setiap 10 hari dan periksalah kondisi mesin, putarlah engkol
mesin sekoci sebelum dihidupkan agar pelumasan merata pada bagian-bagian
bergerak. Atur kedudukan governor pada posisi start dan putar engkol mesin
sampai kedengaran bunyi tekanan bahan bakar pada injector.

SISTEM PENDINGIN SEKOCI:


Mesin yang digunakan sebagai tenaga penggerak sekoci penolong harus
mempunyai sistem pendingin mesin. Pendingin mesin harus menggunakan air
laut. Mesin sekoci harus mampu beroperasi sekurang-kurangnya 5 menit setelah
mulai hidup dlam keadaan dingin dengan kondisi sekoci penolong tersebut masih
berada di atas air.

SISTEM PEMANCARAN AIR PADA SEKOCI:


Sekoci penolong yang memiliki sistem perlindungan terhadap kebakaran dengan
semprotan air harus memenuhi persyaratan:
 Air untuk keperluan tersebut harus dihisap dari laut dengan pompa bermotor
yang mengatur sendiri.
 Pengisapan air laut harus di atur sedemikian rupa, guna mencegah
pengisapan cairan-cairan yang mudah terbakar.
 Sistem tersebut harus ditata dengan menyemburkan air tawar dan
memungkinkan untuk dikeringkan sepenuhnya.
F. PENILAIAN
Penilaian kegiatan ini didasarkan pada :
1. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Catatan yang dibuat siswa.

Mengetahui Mengetahui
Kepala Sekolah, Waka Kurikulum Guru Bidang Studi

Drs. Syahrial SJ. Asnan Alwys, S.Pd Joni Andra, S.Pd


NIP. 130 789 426 NIP. 130 538 242 NIP. 410 016 933
RENCANA PEMBELAJARAN VII

Program Diklat : PPDK.


Tingkat / Jurusan : II / Nautika Perikanan Laut & Teknika Perikanan Laut.
Waktu : 2 x 8 jam pelajaran.
Kompetensi : Menerapkan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Atas
Kapal.
Sub Kompetensi : Pengoperasian perlengkapan radio darurat

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Siswa dapat memahami teknik pengoperasian perlengkapan radio darurat.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah pembelajaran ini berakhir siswa diharapkan:
1. Siswa dapat memasang instalasi radio telegraf untuk sekoci penolong dengan
tepat.
2. Siswa dapat menggunakan radio jinjing untuk pesawat luput maut.
3. Siswa dapat menngunakan rambu radio darurat petunjuk posisi (EPIRB).

C. MEDIA/ ALAT BANTU


1. Flip Chart.
2. Diklat Khusus Pertamina. 2000. Basic Safety Training : Personal Survival
Techniques. Jakarta: Dit. PKK Pertamina.

D. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Sebagai kegiatan pembuka, guru menanyakan ke pada siswa tentang :
pengertian prinsip umum bertahan hidup di laut.
2. Guru memberi komentar tentang pernyataan yang dikemukakan siswa.
3. Guru memberikan penjelasan tentang materi pelajaran.
4. Siswa membuat catatan tentang penjelasan guru.
5. Sepuluh menit menjelang pelajaran berakhir, guru memberikan kesimpulan.
E. TEORI SINGKAT

INSTALASI RADIO TELEGRAF UNTUK SEKOCI PENOLONG:


1. Keluarkan kawat dari kantongnya di dalam tas penutup radio.
2. Letakkan radio dekat bagian buritan, diikat menggunakan tali pengikat.
3. Pasanga antena dengan menggunakan tiang lifeboat.
4. Hubungkan kawat antena ke tongkat antena terminal pada radio.
5. Keluarkan gulungan kawat arde kemudian buka gulungan dan masukkan ke
dalam laut.
6. Pasang handle pemutar ke dalam tempatnya pada bagian samping dari radio.
7. Sekarang radio siap untuk digunakan.

INSTALASI RADIO JINJING UNTUK PESAWAT LUPUT MAUT:


1. Keluarkan antena yang dapat dipanjangkan dan bagian-bagian tiang dari tas
di dalam penutup radio.
2. Panjangkan sampai seluruhnya dari bagian atas yang pertama, dan kemudian
gabungkan bagian ini dengan bagian kedua.
3. Panjangkan bagian kedua ini sampai antena keluar seluruhnya.
4. Masukkan bagian bawah dari antena ke dalam bagian atas tiang kemudian
pasang pen untuk penahannya.
5. Panjangkan bagian tiang sisanya dan kunci diposisinya dengan pen pada
bagian-bagian bawah tiang.
6. Ikatkan kawat pada rakit penolong kembung dengan menggunakan pita-pita
bagian atap.
7. Hubungkan kawat dari tiang antena ke tongkat antena terminal di radio.
8. Keluarkan gulungan kawat arde kemudian buka gulungan dan masukkan ke
dalam laut.
9. Orang yang mengoperasikan menahan radio berdiri tegak diantara kedua
kakinya dengan antena terminal pada bagian atasnya.
10. Pasang handle pemutar ke dalam tempatnya pada bagian sampng radio.
11. Sekarang radio siap untuk digunakan.
F. PENILAIAN
Penilaian kegiatan ini didasarkan pada :
1. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Catatan yang dibuat siswa.

Mengetahui Mengetahui
Kepala Sekolah, Waka Kurikulum Guru Bidang Studi

Drs. Syahrial SJ. Asnan Alwys, S.Pd Joni Andra, S.Pd


NIP. 130 789 426 NIP. 130 538 242 NIP. 410 016 933
RENCANA PEMBELAJARAN VIII

Program Diklat : PPDK.


Tingkat / Jurusan : II / Nautika Perikanan Laut & Teknika Perikanan Laut.
Waktu : 2 x 6 jam pelajaran.
Kompetensi : Menerapkan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Atas
Kapal.
Sub Kompetensi : Tindakan penyelamatan diri di atas pesawat luput maut.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Siswa dapat memahami tindakan penyelamatan diri di atas pesawat luput maut.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah pembelajaran ini berakhir siswa diharapkan:
1. Siswa dapat menjelaskan tugas-tugas penyelamatan diri dari ABK di atas
pesawat luput maut.
2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam perlengkapan pesawat luput maut
3. Siswa dapat menjelaskan cara pembagian makanan dan air minum di atas
pesawat luput maut dengan benar.

C. MEDIA/ ALAT BANTU


1. Flip Chart.
2. Diklat Khusus Pertamina. 2000. Basic Safety Training : Personal Survival
Techniques. Jakarta: Dit. PKK Pertamina.

D. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Sebagai kegiatan pembuka, guru menanyakan ke pada siswa tentang :
pengertian prinsip umum bertahan hidup di laut.
2. Guru memberi komentar tentang pernyataan yang dikemukakan siswa.
3. Guru memberikan penjelasan tentang materi pelajaran.
4. Siswa membuat catatan tentang penjelasan guru.
5. Sepuluh menit menjelang pelajaran berakhir, guru memberikan kesimpulan.
E. TEORI SINGKAT

TUGAS-TUGAS PENYELAMATAN:
1. Bukalah perbekalan dan bacalah buku petunjuk.
2. Berikan pertolongan kepada orang-orang yang akan naik ke sekoci atau rakit
penolong kembung.
3. Putuskanlah tali rakit penolong kembung dengan pisau yang sudah tersedia.
4. Dayung rakit penolong kembung / sekoci penolong untuk menjauh dari
kapal, untuk menghindari penghisapan kapal yang tenggelam.
5. Lepasakan jangkar apung.
6. Usahakan agar rakit penolong kembung / sekoci penolong dihimpun dengan
mengikat satu sama lain dengan tali ±8 meter yang sudah tersedia.
7. Obat anti ambuk dibagi.
8. Tolong yang luka.
9. Jaga kondisi dari rasa dingin.
10. Keringkan lantai sekoci.
11. Jangan makan perbekalan yang lewat dari 24 jam.
12. Tidurlah yang cukup.
13. Pelajari penggunaan isyarat.
14. Adakan tugas jaga bergilir.

F. PENILAIAN
Penilaian kegiatan ini didasarkan pada :
1. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Catatan yang dibuat siswa.

Mengetahui Mengetahui
Kepala Sekolah, Waka Kurikulum Guru Bidang Studi
Drs. Syahrial SJ. Asnan Alwys, S.Pd Joni Andra, S.Pd
NIP. 130 789 426 NIP. 130 538 242 NIP. 410 016 933

Anda mungkin juga menyukai