Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai
pengalaman yang diciiptakan guru. Menurut Sudjana belajar juga merupakan
proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran
dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Untuk mencapai
keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa komponen yang
harus dikembangkan guru, yaitu: tujuan, materi, strategi, dan evaluasi
pembelajaran.
Memasuki era Teknologi Informasi dan Komunikasi sekarang ini sangat
dirasakan kebutuhan dan pentingnya penggunaan teknologi komputer dalam
kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
diharapkan. Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan jangkauan
yang luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap pengemasan dan penyebarluasan
informasi ke berbagai penjuru dunia.
Teknologi komputer telah memberikan kontribusi terhadap terjadinya
revolusi dalam berbagai bidang pendidikan. Eric Ashby menyatakan bahwa dunia
pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi
ketika orang-orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru baik
itu di padepokan, paguron, pesantren, dan sekolah. Revolusi kedua terjadi ketika
digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Melalui tulisan ini dapat
membuka akses yang sangat luas, sehingga informasi dapat disimpan dan
dipanggil kembali. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin
cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi
keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik dalam kegiatan
pembelajaran, seperti radio, tape recorder, dan televise untuk pemerataan dan
perluasan pendidikan. Revolusi kelima yaitu seperti saat ini, dengan pengemasan
dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan

1
pembelajaran, khususnya teknologi komputer dan internet untuk kepentingan
peningkatan kegiatan pembelajaran.
Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera
dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas
pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan berkenaan dengan peningkatan
kualitas di sekolah adalah mengembangkan sistem pembelajaran yang berorientasi
pada siswa (children center) dan memfasilitasi kebutuhan siswa akan kebutuhan
belajar yang menantang, aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan
dengan mengembangkan dan menerapkan pembelajaran berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini
yaitu:
1. Bagaimanakah konsep belajar dan pembelajaran?
2. Apa sajakah jenis-jenis aktivitas belajar?
3. Bagaimanakah konsep pembelajaran yang berbasis komputer?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Mendeskripsikan bagaimana konsep belajar dan pembelajaran.
2. Mendeskripsikan jenis-jenis aktivitas belajar.
3. Mendeskripsikan konsep pembelajaran yang berbasis komputer.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu dapat memberikan
gambaran tentang konsep belajar dan pembelajaran yang berbasis komputer.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Belajar Dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis
maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang
merupakan proses mental, misalnya aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan,
menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan,
menganalisis, dan sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis antara
lain melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat
karya, apresiasi, dan sebagainya.
Beberapa pengertian belajar menurut para ahli:
a) Surya, belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
b) Witherington, belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
c) Hilgard, belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah
karena adanya respons terhadap suatu situasi.
d) Gagne & Berliner, belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang
muncul karena pengalaman.
e) Burton, belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan
lingkungannya.

Dari beberapa pengertian belajar tersebut di atas, kata kunci dari belajar
adalah perubahan perilaku siswa.

3
Menurut Surya ada delapan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu:
a) Perubahan yang Disadari dan Disengaja (Intensional)
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari
individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang
bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan-perubahan.

b) Perubahan yang Berkesinambungan (Kontinu)


Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya
merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh
sebelumnya.

c) Perubahan yang Fungsional


Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa
sekarang maupun masa mendatang.

d) Perubahan yang Bersifat Positif


Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menunjukkan ke
arah kemajuan.

e) Perubahan yang Bersifat Aktif


Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif
berupaya melakukan perubahan.

f) Perubahan yang Bersifat Permanen


Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap
dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.

g) Perubahan yang Bertujuan dan Terarah


Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai,
baik tujuan jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.

4
h) Perubahan Perilaku Secara Keseluruhan
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan
semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan
keterampilannya.

Menurut Gagne perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat


berbentuk:
a) Informasi Verbal
Merupakan penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis
maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi,
dan sebagainya.

b) Kecakapan Intelektual
Merupakan keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan
lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya simbol
matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam
membedakan, memahami konsep konkret, konsep abstrak, aturan, dan hukum.

c) Strategi Kognitif
Merupakan kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan
pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Kecakapan intelektual menitikberatkan
pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada
proses pemikiran.

d) Sikap
Merupakan hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk
memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Atau dengan kata lain sikap
adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan
bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa.

e) Kecakapan Motorik
Merupakan hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang
dikontrol oleh otot dan fisik.

5
Sedangkan menurut UNESCO hasil belajar dapat dituangkan dalam empat
pilar pembelajaran, yaitu learning to know, learning to be, learning to life
together, dan learning to do.
a) Belajar Mengetahui (Learning to Know)
Belajar mengetahui berkenaan dengan perolehan, penguasaan, dan
pemanfaatan informasi. Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk
memperoleh, memperdalam, dan memanfaatkan pengetahuan. Pengetahuan
dimanfaatkan untuk mencapai berbagai tujuan, memperluas wawasan,
meningkatkan kemampuan, memecahkan masalah, dan belajar lebih lanjut.

b) Belajar Berbuat/Berkarya (Learning to Do)


Belajar berkarya berhubungan erat dengan belajar mengetahui, sebab
pengetahuan mendasari perbuatan. Dalam konsep komisi UNESCO, belajar
berkarya ini mempunyai makna khusus, yaitu dalam kaitan dengan vokasional.
Belajar berkarya adalah belajar atau berlatih menguasai keterampilan dan
kompetensi kerja. Sejalan dengan tuntutan perkembangan industry dan
perusahaan, maka individu yang akan memasuki dan/atau telah masuk di dunia
industri dan perusahaan perlu terus berkarya.

c) Belajar Hidup Bersama


Dalam kehidupan global, kita tidak hanya berinteraksi dengan beraneka
kelompok etnik, daerah, budaya, ras, agama, kepakaran, dan profesi, tetapi hidup
bersama dan bekerja sama dengan aneka kelompok tersebut. Agar mampu
berinteraksi, berkomunikasi, bekerja sama, dan hidup bersama antar kelompok
dituntut belajar hidup bersama.

d) Belajar Menjadi Diri Sendiri yang Utuh (Learning to Be)


Tuntutan perkembangan kehidupan global bukan hanya menuntut
berkembangnya manusia secara menyeluruh dan utuh, tetapi juga manusia utuh
yang unggul. Untuk itu mereka harus berusaha banyak mencapai keunggulan
(being excellence). Keunggulan diperkuat dengan moral yang kuat. Individu-
individu global harus berupaya bermoral kuat atau being morally.

6
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut
meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara guru
dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun
secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.
Menurut Warsita, pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta
didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdaknas Pasal 1 Ayat 20,
“Pembelajaran adalah proses interaksi interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu, ada lima jenis
interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu: 1)
interaksi antara pendidik dengan peserta didik, 2) interaksi antara sesame peserta
didik atau antar sejawat, 3) interaksi antara peserta didik dengan nara sumber, 4)
interaksi peserta didik bersama pendidik dengan peserta didik dengan sumber
belajar yang sengaja dikembangkan, dan 5) interaksi peserta didik bersama
pendidik dengan lingkungan sosial dan alam.
Sedangkan menurut Sanjaya, mengajar dalam konteks pendidikan tidak
hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai
proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Pengaturan lingkungan adalah
proses menciptakan iklim yang baik seperti penataan lingkungan, penyediaan alat
dan sumber pembelajaran, dan hal-hal lain yang memungkinkan siswa betah dan
merasa senang belajar sehingga mereka dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya.
Kemudian menurut Howard Alvin W, mengajar adalah suatu aktivitas
untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,
mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations
(penghargaan), dan knowledge.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka inti dari mengajar adalah
suatu proses menambahkan pengetahuan atau pengaruh kepada seseorang dengan

7
tidak mengurangi pengetahuan yang dimiliki. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hakikat mengajar adalah proses transfer pengetahuan dan
pengalaman dari pendidik kepada peserta didik.

B. Jenis-jenis Aktivitas Belajar


Jenis-jenis aktivitas belajar diantaranya adalah:
1. Belajar Arti Kata
Belajar arti kata yaitu menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata
yang digunakan. Seorang anak mengenal suatu kata, tapi belum tentu mengetahui
arti kata tersebut.

2. Belajar Kognitif
Belajar kognitif yaitu proses bagaimana menghayati, mengorganisasi, dan
mengulangi informasi tentang suatu masalah, peristiwa, obyek, serta upaya untuk
menghadirkan kembali hal terssebut melalui tanggapan, gagasan, atau lambing
dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Belajar kognitif ini berhubungan dengan
masalah mental.

3. Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal melalui
proses mental dan menyimpannya dalam ingatan, sehingga dapat diproduksi
kembali kea lam sadar ketika diperlukan.

C. Pembelajaran Berbasis Komputer


Media pembelajaran berbasis computer atau biasa disebut pembelajaran
berbantuan komputer (Computer Assisted Instructional/CAI) adalah salah satu
media pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi
belajar peserta didik. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif
dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya program Computer-
Assisted Learning (CAL), konferensi komputer, surat elektronik atau electronic
mail (e-mail), dan komputer multimedia yang kemudian disebut multimedia
pembelajaran interaktif. Pembelajaran melalui CAI ini off-line sehingga dalam
pemggunaannya tidak tergantung pada adanya akses internet.

8
Program pembelajaran berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh
kemampuan komputer, terdiri dari gabungan hampir seluruh media, yaitu: teks,
grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi. Seluruh media tersebut secara
konvergen akan saling mendukung dan melebur menjadi satu media yang luar
biasa kemampuannya.
Heinich mengemukakan sejumlah kelebihan dan kelemahan yang ada pada
media komputer atau komputer sebagai media pembelajaran. Kelebihannya antara
lain:
1. Komputer memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan kemampuan
dan kecepatannya dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan.
2. Komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap
hasil belajar dan memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap prestasi
belajar peserta didik.
3. Komputer mampu mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi
grafik (graphic animation).
4. Kapasitas memori yang dimiliki oleh komputer memungkinkan peserta didik
menayangkan kembali hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya.
5. Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan
prestasi hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil
(cost effectiveness).

Sedangkan kelemahan program pembelajaran berbasis komputer (CAI)


antara lain:
1. Hanya akan berfungsi untuk hal-hal sebagaimana yang telah diprogramkan.
2. Memerlukan peralatan (komputer) multimedia.
3. Perlu persyaratan minimal prosesor, memori kartu grafis dan monitor.
4. Perlu kemampuan pengoperasian, untuk itu perlu ditambahkan penunjuk
pemanfaatan (learning guides).
5. Pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional.
6. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama.
7. Tidak punya sentuhan manusiawi.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di belakang dapat disimpulkan:
1. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis
maupun secara fisiologis. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara
guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap
muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai
media pembelajaran.
2. Jenis-jenis aktivitas belajar diantaranya: belajar arti kata, belajar kognitif,
dan belajar menghafal.
3. Pembelajaran dengan menggunakan CAI bersifat off-line sehingga dalam
pemggunaannya tidak tergantung pada adanya akses internet. Program
pembelajaran berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh kemampuan
komputer, terdiri dari gabungan hampir seluruh media, yaitu: teks, grafis,
gambar, foto, audio, video, dan animasi.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada kawan-kawan yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk dapat meningkatkan pengetahuan
tentang konsep belajar dan pembelajaran berbasis komputer.

10
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Deni. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Arum


Mandiri Pers.
Hamalik, O. 2003. Media Pendidikan. Bandung: PT Cipta Adiya Bakti.
Maister, DH. 1997. True Professionalism. New York: The Free Press.
Miarso, Yusuf Hadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Prenada Media.
Heinich, Robert, dkk. 1996. Instructional Media and Technology For Learning.
New Jersey: Prentice Hall, Inc.

11

Anda mungkin juga menyukai