Anda di halaman 1dari 4

BAB 1. MEMAHAMI PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN.

A. Pembelajaran
Menurut buku ini, bentuk lain dari pembelajaran adalah modifikasi. Dimana
modifikasi di sini dapat diartikan dengan perubahan. Perubahan dalam tindakan dan perilaku
seseorang. Misalnya, ada perubahan sikap dalam diri seseorang ketika ia berhasil
menggunakan kuas dengan baik dalam menggambar atau mampu menggunakan mikroskop
dengan benar selama proses eksperimen.
Beberapa konsep mengenai pembelajaran yang sering kali menjadi fokus riset dan
studi selama ini adalah:
a. Pembelajaran bersifat psikologis. Dalam hal ini, pembelajaran dideskripsikan dengan
merujuk pada apa yang terjadi dalam diri manusia secara psikologis. ketika pola
perilakunya stabil, maka proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil.
b. pembelajaran merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya,
yang artinya proses-proses psikologis tidak terlalu banyak tersentuh di sini.
c. pembelajaran merupakan produk dari lingkungan eksperiental seseorang, terkait
dengan Singkatnya, pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi
oleh banyak faktor. yang jelas, ia merupakan konstruksi dari pengalaman masa lalu
yang berpengaruh terhadap perilaku dan kapasitas seseorang atau suatu kelompok.
B. Pengajaran
Pengajaran dapat diartikan sebagaii praktik menularkan informasi untuk proses
pembelajaran. Pengajaran merupakan gaya penyampaian dan perhatian terhadap kebutuhan
para pembelajar/siswa yang diterapkan di ruang kelas atau lingkungan mana pun di mana
pembelajaran itu terjadi.
C. Tabel Dua paradigma: Model Barr dan Tagg
Menurut Barr dan Tagg (1995), sekolah seringkali didefenisikan sebagai institusi yang
ada untuk menyajikan pengajaran, namun kini sekolah mulai dipahami sebagai institusi yang
ada untuk menghasilkan pembelajaran. Tapi ada beberapa hal yang membedakan kedua
paradigma tersebut. Di buku ini penulis membedakan kedua paradigma itu dari berbagai
aspek, yaitu: aspek tujuan, aspek kriteria, keberhasilan, aspek struktur, aspek teoritis, aspek
produktvitas, dan aspek peran.
BAB 2. PARADIGMAPARADIGMA PENGAJARAN
A. Pengajaran Sebagai Common-sense
Menurut penulis terdapat dua hal yang melatarbelakangi mengapa pengajaran
dianggap sebagai Common-sense. Yang pertama adalah terkait dengan pengalaman sekolah.
Di lingkungan sekolah, sedikit sekali aktifitas yang secara tak sadar menjadi kewajiban yang
harus dilakukan oleh masyarakat. kita tidak harus ikut pemilu, tidak harus menikah, dan
lainnya. Faktor kedua adalah bahwa pengajaran tidak jauh berbeda dengan apa yang kita
lakukan sehari-hari.
B. Pengajaran Sebagai Seni
Delamont (1995) mendeskripsikanbeberapa alasan mengapa pengajaran bisa dianggap
sebagai seni:
1) Pengajaran terkadang ditunjukka dengan skill dan keindahan praktik, yang bisa
dianggap sebagai pengalaman estetik.
2) Pengajaran melibatkan penilaian-penilaian kualitatif yang didasarkan pada gaya
tindakan yang menyeluruh.
3) Pengajaran bersifat kontingen dan tak terprediksi daripada sebagai rutinitas tertentu.
4) Hasil pengajaran seringkali diciptakan selama proses-proses ini.

C. Pengajaran Sebagai Ilmu terapan


paradigma ini berawal dari asumsi bahwa pengajaran merupakan kerja profesional
yang turut melibatkan prinsip-prinsip ilmiah dan petunjuk tentang tugas-tugas praktis.
D. Pengajaran Sebagai Sistem
Gagasan tentang kerja profesional, seperti pengajaran, juga dapat dlihat dalam
konteks pengajaran sebagai sistem.
E. Pengajaran Sebagai Praktik Reflektif
Gagasan ini sebenarnya lahir sebagai kritik terhadap rasionalitas teknis dan
kepercayaan-kepercayaaan lain bahwa pengajaran dapat didasarkan pada prinsip-prinsip
ilmiah da perencanaan rasional. Untuk itu pengajaran membutuhkan refleksi terus-menerus
atas apa yang sedang dan telah berlaku.
F. Pengajaran Sebagai Kompetensi
Di indonesia pada tahun 2004 telah ditetapkan bahwa sekolah menggunakan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), sebagai awal dari pengajaran sebagai kompetensi.
Kemudian diperbaharui dengan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) Sampai yang
terbaru sekarang Kurikulum 2013.
BAB 3. PARADIGMA-PARRADIGMA PEMBELAJARAN
A. Pembelajaran sebagai Rekonstruksi Pengalaman
Menurut Bogner (2008:1), Pembelajaran sebagai rekonstruksi pengalaman adalah:
1) Pembelajaran merupakan proses alamiah
2) pembelajaran distimulasi oleh situasi polemik
3) pembelajaran merupakan proses aktif
4) pembelajaran terjadi ketika individu berefleksi terhadap hasil tindakannya
5) belajar dari pengalaman bisa saja melahirkan dua orang menarik dua kesimpulan yang
berbeda.
6) Pembelajaran melibatkan kemampuan pembelajar untuk membentuk hubunganhubungan diantara gagasan, makna, dan peristiwa.
7) pembelajaran meruppakan aktivitas mental yang teratur.
B. Pembelajaran sebagai Perkembangan Kognitif
Perkebangan kognitif seseorang dibedakan berdasarkan tahapan usia. Oleh karena itu
pembeljaran anak-anak dan orang dewasapun berbeda, karena pola fikir mereka juga berbeda.
C. Pembelajaran sebagai Konstruksi sosiokultural
Paradigma teoritis ini didasarkan pada pembelajaran sebagai konstruksi pengetahuan diantara
individu dan masyarakat.
D. Pembelajaran Sebagai Perkembangan Ekologis
Dimana perkembangan ekologis daerah masing-masing menjadi salah satu bentuk
pembelajaran yang harus diketahui.
E. Pembelajaran Sebagai Kolaborasi Individu-Individu
Interaksi dengan orang lain dapat membantu seseorang dalam menjani proses pembelajaran
positif dibanding kalau hanya dari kita sendiri.

F. Pembelajaran Sebagai Reprentasi Gaya Belajar Individu


Karena setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda oleh karena itu tingkat
penerimaan pembelajarannya pun berbeda-beda.
G. Pembelajaran sebagai Perkembangan Self-Efficacy
Setiap individu mempunyai kemampuan untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang
berpengaruh terhadap kehidupannya. Kemampuan tersebut dapat membuat seseorang agar
terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan.
H. Pembelajaran Sebagai Pemberdayaan
Tujuan utamanya yaitu untuk memperkuat kemampuan individu dalam mengontrol baik
buruknya perilaku seseorang.
I. Pembelajaran Sebagai Perkembangan Otak Biologis
Otak dibentuk oleh pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu, oleh karena itu semakin
berkembangnya setiap individu merupakan salah pembelajaran.
BAB 4. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
A. Sekilas Tentang Model-Model Pengajaran
B. Model-Model Memproses Informasi
1. Model Berfikir Induktif
2. Model Pencapaian konsep
3. Model Induktif kata Bergambar
4. Model Penelitian Ilmiah
5. Model latihan Penelitian
6. Model Mnemonik
7. Model Sinektik
8. Model Advance Organizer
C. Model-Model Interaksi Sosial
1. Model Pembelajaran Kooperatif
2. Model Bermain Peran
3. Model Penelitian Yuridis
D. Model-Model Personal
1. Model Pengajaran Tak Terarah
2. Model Classroom Meeting
E. Model-Model Sistem Perilaku
1. Model Instruksi Langsung
2. Model Simulasi
BAB 5. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
A. Model George Betts
B. Model Osborn-Perne
C. Model Renzulli
D. Model De Bono
E. Model Gardner
F. Model Taylor
G. Model Dabrowski
H. Model Krathwohl
I. Model Simpson
J. Model Bloom
K. Model Kolb

L.
M.
N.
O.

Model Honey&Mumford
Model Gregorc
Model Sudbury
Model Fleming

Anda mungkin juga menyukai