Anda di halaman 1dari 11

PEMBUATAN KAIN RAJUT MENGGUNAKAN MESIN J-BOX

MAKALAH UTILITAS TEKSTIL

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Utilitas Tekstil yang ditujukan oleh

Dosen :

M. Ichwan, AT, MS.Eng.,Ph.D

ditulis oleh

Kelompok 2
1) Feriska Kusuma W (22420002)
2) Laudia Permata W (22420031)
3) Yudha Puspa Chandra Puteri (22420032)
4) Diandra Pertiwi Hermansyah (22420034)
5) Irfan Rusdiandi (22420050)

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya

penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai

dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu. sebagai dosen pengampu mata kuliah yang

telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk

menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada pabrik bleaching yang sangat kontinyu, j-box merupakan komponen yang paling penting.
Ini adalah ruang penyimpanan yang dapat menerima dan mengirimkan material dalam jumlah besar
pada saat yang bersamaan, selain itu melakukan pra-perawatan dalam bentuk tali.
Kain tersebut ditumpuk atau ditumpuk (dikumpulkan dalam kain dalam jumlah besar) di bagian
tertinggi dari bagian bawah kotak yang paling panjang dan jauh dari bagian tertinggi dari bagian
bawah kotak setelah melewati ruang vertikal terbaru dengan kecepatan lambat.
1/2 bagian bawah kain yang ditumpuk (ditumpuk atau dikumpulkan dalam kain berlimpah)
bergerak perlahan di sepanjang dasar lengkung kotak-j berkat beban bahan yang datang dari bagian
tertinggi dari dahan yang lebih panjang.
J-box memiliki permukaan bagian dalam yang halus, yang memungkinkan material mengalir
bersama kotak tanpa akurasi. Semua sambungan di dalam kotak J-body diasah (diasah atau
dihaluskan) dan dipol hingga menjadi cermin. Output dan waktu penyimpanan yang diperlukan untuk
menyelesaikan proses lengkap distandarisasi oleh fitur konstruksi dan gaya bagian bawah kotak j.
Dalam j-box, konsentrasi yang lebih tinggi, suhu yang lebih rendah & waktu reaksi yang lebih rendah
sudah cukup untuk mendapatkan hasil

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
- Apa saja elemen dan fungsi J-Box
- Bagaimana cara kerja mesin J-Box untuk proses bleaching
- Apa saja kelebihan dan kekurangan mesin J-Box

1.3 Tujuan
tujuan dari makalah ini adalah :
- Memaparkan elemen dan fungsi mesin J-Box
- Memaparkan cara kerja mesin J-Box pada proses bleaching
- Memaparkan kelebihan dan kekurangan mesin J-Box

BAB II
KAJIAN TEORI
Proses Bleaching
Proses pengelantangan bertujuan untuk menghilangkan warna-warna yang disebabkan oleh karena adanya
pigmen-pigmen alam atau zat-zat lain, sehingga diperoleh bahan yang putih. Proses pengelantangan
bahan tekstil dapat dilakukan tidak terhadap semua jenis bahan dari serat yang berbeda dengan zat
pengelantang yang sama, tetapi harus dipilih kesesuaiannya agar dapat memperoleh hasil yang baik.
Bahan tekstil dari serat selulosa seperti kapas dan rayon viskosa dapat dikelantang dengan
kaporit, natrium hipokhlorit dan hidrogen peroksida. Pengelantangan rayon viskosa biasanya
menggunakan natrium hipokhlorit akan lebih aman daripada dengan kaporit. Sedangkan pengelantangan
dengan hidrogen peroksida juga lebih baik, karena tidak terjadi kerusakan serat, tetapi harganya lebih
mahal dan memerlukan pemanasan.
Untuk serat protein tidak dapat dikelantang dengan zat oksidator yang mengandung khlor, karena
dapat terjadi kerusakan serat oleh khlor, sehingga lebih baik pengelantangan serat protein dapat
digunakan dengan zat pengelantang yang tidak mengandung khlor seperti hidrogen peroksida dan zat
pengelantang yang bersifat reduktor.
Sedangkan bahan dari serat sintetik dan rayon asetat paling baik dikelantang dengan natrium
khorit (Textone) dalam suasana asam. Rayon asetat dapat pula dikelantang dengan natrium hipokhlorit
dalam suasana asam
Ada beberapa macam zat pengelantang jenis peroksida yaitu hidrogen peroksida (H2O2), natrium
peroksida (Na2O2) dan barium peroksida (BaO2). Pada umumnya zat pengelantang peroksida yang
sering digunakan di industri tekstil adalah hidrogen peroksida yang diperdagangkan juga dikenal
perhidrol. Dalam perdagangan hidrogen peroksida berupa larutan yang kepekatannya berkisar 35 – 50%
(130 – 200 volume) dan distabilkan dengan asam. Sifat hidrogen peroksida mudah larut dalam air pada
berbagai perbandingan, jika dipanaskan mudah terurai melepaskan gas oksigen sehingga sangat efektif
digunakan untuk pengelantangan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi penguraian H2O2:
1) Pengaruh pH
Dalam suasana asam (pH < 7) H2O2 stabil, sedangkan dalam suasana basa / alkali (pH > 7) H2O2 mudah
terurai melepaskan oksigen. Makin besar pH, penguraiannya makin cepat.
2) Pengaruh suhu
Suhu juga mempengaruhi penguraian H2O2. pada suhu rendah, pembebasan oksigen sangat kecil, makin
tinggi suhu penguraiannya makin cepat. Penguraian H2O2 yang efektif untuk pengelantangan terjadi pada
suhu 80 – 85°C. Pada suhu di atas 85°C penguraiannya sangat cepat sekali.
3) Pengaruh stabilisator
Penguraian H2O2 dapat diperlambat dengan penambahan zat stabilisator meskipun pengelantangannya
dilakukan pada pH dan suhu yang tinggi. Ada beberapa macam zat stabilisator yang dapat digunakan
dalam pengelantangan dengan hidrogen peroksida di antaranya seperti Natrium Silikat (Na2SiO3),
Magnesium Oksida (MgO) atau Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2), Magnesium Silikat, Natrium
Metafosfat, Natrium – Trifosfat dan lain – lain. Jenis zat stabilisator yang banyak digunakan dalam
pengelantangan adalah Natrium Silikat.
4) Pengaruh logam atau oksida logam
Seperti halnya pada garam – garam hipokhrolit, beberapa logam atau oksida logam tertentu dapat
mempercepat penguraian hidrogen peroksida membebaskan oksigen
Membandingkan proses konvensional (batch) dengan proses kontinyu (J-Box)

Konvensional proses Kontinyu proses


1.Menggunakan banyak air 1.Mengkonsumsi lebih sedikit air
2.Tingkat produksi rendah 2.Tingkat produksi lebih tinggi
3.Membutuhkan banyak bahan kimia (biaya 3.Proses lebih sedikit membutuhkan bahan kimia
produksi lebih tinggi) (biaya produksi lebih rendah)
4.Membutuhkan banyak tenaga kerja 4.Dibutuhkan lebih sedikit tenaga kerja

5.Kekuatan kain akan berkurang 5.Kekuatan kain lebih bagus


6.Daya serap dan keputihannya bagus 6.Daya serap dan keputihan kurang dari sistem
konvensional

Mesin J-Box
Bentuk wadah perebusan dan pengolahannya yang menyerupai huruf "J" memunculkan sebutan "J-box".
Pada pabrik bleaching yang sangat kontinyu, j-box merupakan komponen yang paling penting. Ini adalah
ruang penyimpanan yang dapat menerima dan mengirimkan material dalam jumlah besar pada saat yang
bersamaan, selain itu melakukan pra-perawatan dalam bentuk tali.
Kain tersebut ditumpuk atau ditumpuk (dikumpulkan dalam kain dalam jumlah besar) di bagian
tertinggi dari bagian bawah kotak yang paling panjang dan jauh dari bagian tertinggi dari bagian bawah
kotak setelah melewati ruang vertikal terakhir dengan kecepatan lambat.
1/2 bagian bawah kain yang ditumpuk (ditumpuk atau dikumpulkan dalam kain berlimpah)
bergerak perlahan di sepanjang dasar lengkung kotak-j berkat beban bahan yang datang dari bagian
tertinggi dari dahan yang lebih panjang. J-box memiliki permukaan bagian dalam yang halus, yang
memungkinkan material mengalir bersama kotak tanpa gesekan.
Semua sambungan di dalam kotak J-body diasah (diasah atau dihaluskan) dan dipoles hingga
menjadi cermin. Output dan waktu penyimpanan yang diperlukan untuk menyelesaikan proses lengkap
distandarisasi oleh fitur konstruksi dan gaya bagian bawah J-Box.

Jenis J-box :
- tipe J-box terbuka
- J-box bagian atas tertutup
Proses pemutihan peroksida J Box
Sistem pemutihan tekstil tenunan terdiri dari rangkaian mesin cuci, mangle padding, dan j-box yang
semuanya dioperasikan dalam jalur kontinyu dan semuanya tersinkronisasi. Kain dapat diolah dengan dua
cara berbeda:

 Open width or rope shape (Buka lebar atau bentuk tali).

Prosesnya terdiri dari empat unit operasi:

1. Membasahi dan menjenuhkan kain dengan larutan peroksida;

2. Memanaskan kain yang jenuh secara kimia hingga 93 hingga 100 °C menggunakan uap;

3. Menyimpan kain yang dipanaskan dalam jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan
terjadinya reaksi kimia, dan mencuci kain yang dipanaskan untuk menghilangkan produk
penguraian dan bahan kimia yang tidak diolah.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Elemen dan fungsi J-Box

 Entry zone
1. Crease opener : pembuka lipatan kain
2. Impregnating box : berupa bejana untuk tempat larutan bleaching
3. Squeeze roll : untuk memeras larutan bleaching dengan WPU tertentu.
 Batching zone
4. Pre-heater : sejenis pemanas berupa uap untuk memanaskan kain setelah mengalami
impregnasi larutan bleaching
5. Plaiter : berbentuk belalai untuk mengatur lipatan kain dengan perlahan agar memiliki
waktu yang cukup untuk bereaksi
 Exit xone
6. Cloth guider : penuntun jalannya kain
7. Saturating box : bak untuk proses pencucian
8. Outlet roll : semacam squeeze roll untuk menarik kain keluar dari saturation box
3.2 Cara Kerja Mesin J-Box Bleaching

1. Padding :
- kain direndam dalam larutan h2o2 pekat 2-8% pada suhu 70-80
- kain diperas 80-90% melaui sepasang gulungan
2. Pre-Heat
- Memanaskan kain berlapis zat kimia hingga suhu 90-100 dengan metode uap untuk mengoptimalkan
proses bleaching
3. J-box
- Menyimpan kain yang dipanaskan selama 60-90 menit pada suhu 100 agar reaksi pemutihan dapat
berlangsung
4. Pencucian
- bak 1: menghilangkan sisa sisa kandungan pada kain menggunakan bahan pereduksi organik (asam
asetat) menggunakan air panas
- bak 2 : dicuci kembali menggunakan air dingin
3.3 Kelebihan dan kekurangan J-Box
Keuntungan dari J-Box :
(1) Menghemat waktu pemrosesan.
(2) Merupakan proses berkesinambungan dengan hasil kain yang seragam.
(3) Pada kotak J, kebutuhan tenaga kerja akan berkurang karena tidak terlalu padat karya.
(4) Menurunkan biaya pemutihan total.
(5) Sistem ini adalah cara paling efektif untuk menyelesaikan pemutihan sejumlah kain pada hari
yang sama.
(6) Menghasilkan produksi Pemutihan yang jauh lebih baik.
(7) Efisiensi lebih banyak
(8) Dalam j-box, konsentrasi yang lebih tinggi
(9) Suhu yang lebih rendah & waktu reaksi yang lebih rendah sudah cukup untuk mendapatkan
hasil

Kekurangan mesin J-Box :


- keterbatasan dalam kemampuan proses yang kompleks atau skala yang besar
- potensi ketergantungan pada teknologi tertentu
- biaya yang tinggi terkait pengadaan dan pemeliharaannya
- masalah keamanan data juga perlu dipertimbangkan untuk memastikan perlindungan data yang
tepat.
BAB IV
KESIMPULAN

- Proses bleaching lebih optimal menggunakan metode kontinyu (J-Box) dibandingkan


konvensial (batch) untuk sekala besar karena tidak menggunakan banyak bahan (zat kimia)
dan juga tida memerlukan banyak tenaga kerja. Tetapi hasil yang didapatkan daya serap dan
tingkat putihnya tidak lebih baik dari proses konvensial (batch)
- Prinsip kerja J-Box Kain tersebut ditumpuk atau ditumpuk (dikumpulkan dalam kain dalam
jumlah besar) di bagian tertinggi dari bagian bawah kotak yang paling panjang dan jauh dari
bagian tertinggi dari bagian bawah kotak setelah melewati ruang vertikal terakhir dengan
kecepatan lambat.
- Elemen mesin J-Box :
1. entry zone (crease opener, impregnating box, squeeze roll)
2. Batching zone (pre-heater, platter)
3. Exit zone (cloth guider, saturating box)
DAFTAR PUSTAKA

Hassan Jayed. 2019 "Bleaching Process" . University Of Dhaka


Sivakumar K. 2022 " Bleaching Hydrogen Peroxide Using J Box. ANGEL COLLEGE OF ENGG AND
TECH TIRUPUR
Rinku Shemar. 2019 "Bleaching". Politeknik STTT Tekstil

Anda mungkin juga menyukai