BAKTERI E. coli
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
Muhammad Sigit Ariski
NIM. 1807035019
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... iv
ii
3.2.2 Tempat Penelitian ......................................................................................11
3.3 Sampel Penelitian .............................................................................................11
3.4 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................................11
3.4.1 Alat Penelitian............................................................................................11
3.4.2 Bahan Penelitian ........................................................................................12
3.5 Prosedur Penelitian...........................................................................................12
3.5.1 Pembuatan Larutan Pb2+ ............................................................................12
3.5.1.1 Pembuatan Larutan Induk Pb2+ 1000 ppm ..........................................12
3.5.1.2 Pembuatan Larutan Induk Pb2+ 100 ppm ............................................12
3.5.1.3 Pembuatan Larutan Induk Pb2+ 10 ppm..............................................12
3.5.1.4 Pembuatan Larutan Induk Pb2+ (4; 0,8; 1,2; 1,6; 2,0) ppm .................12
3.5.2 Pembuatan Buffer (KH2PO4-NaOH) ........................................................13
3.5.2.1 Pembuatan Larutan KH2PO4 0,2 M .....................................................13
3.5.2.2 Pembuatan Larutan NaOH 0,2 M .......................................................13
3.5.3 Pembuatan Larutan NaOH 0,1 M ..............................................................13
3.5.4 Sterillisasi Alat .........................................................................................13
3.5.5 Pembuatan Nutrient Broth.........................................................................13
3.5.6 Regenerasi Bakteri ....................................................................................14
3.5.7.1 Pembuatan Starter Bakteri Pseudomonas sp .......................................14
3.5.7 Penentuan Nilai OD (Optical Density) .....................................................14
3.5.8 Panjang Gelombang Maksimum ...............................................................14
3.5.9 Penentuan pH Optimum Kompleks Pb-ARS ............................................14
3.5.10 Pembuatan Kurva Standar Pb2+ ...............................................................15
3.5.11 Biosorpsi Ion Pb2+ Oleh Bakteri Pseudomonas sp ..................................15
3.5.12 Pengujian Sampel ....................................................................................15
3.6 Analisis Data ....................................................................................................15
iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
4
5
leleh 327˚C serta titik didih 1755˚C. Timbal hadapi kepudaran ataupun kumal kala
kontak dengan hawa, sehingga membentuk kombinasi lingkungan cocok keadaan.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh logam timbal yaitu:
1. Timbal memiliki tekstur lunak sehingga dapat dipotong dengan
menggunakan pisau ataupun dengan tangan.
2. Timbal memiliki tekstur yang lembut sehingga dapat dibentuk dengan
mudah.
3. Timbal dapat bertahan dari peristiwa korosi atau karat sehingga sehingga
dapat digunakan sebagai bahan coating.
4. Timbal memiliki sifat konduktor yang listrik yang lemah.
5. Timbal memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam
biasa kecuali emas dan merkuri.
(Irianti, 2017).
Logam Pb(II) merupakan salah satu logam berat yang cukup berbahaya.
Logam Pb yang masuk kedalam tubuh manusia dapat melalui makanan,air minum
dan udara yang dapat menyebabkan gangguan pada organ dalam seperti gangguan
neurologi, sistem reproduksi, sistem hemopoitik, sistem syaraf pusat dan ginjal
terutama pada anak-anak yang dapat menurunkan tingkat kecerdasan otak
(Nafi’ah, 2016).
2.1.2 Bakteri
Kuman ialah salah satu kalangan mikroorganisme prokariotik( bersel
tunggal) yang hidup berkoloni serta tidak memiliki selubung inti tetapi sanggup
hidup dimana saja. Bagi klasifikasinya kuman dipecah jadi 2 ialah kuman Gr
positif serta kuman Gr negatif. Sebagian kuman Gr positif serta kuman Gr negatif
ialah flora wajar pada badan manusia. Flora wajar merupakan mikroorganisme
yang menempati sesuatu wilayah tanpa memunculkan penyakit pada inang yang
dihuni. Pada kulit manusia wajar umumnya dihuni dekat 102- 106 CFU/ cm2
(Holderman, 2017).
Kuman ialah salah satu tipe mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh
mata langsung. Kuman ialah organisme yang jumlahnya sangat banyak dibanding
maklhluk hidup lain serta tersebar luas didunia. Kuman mempunyai ratusan ribu
6
spesies yang hidup di darat, laut, hawa serta tempat- tempat ekstrem. Bakteri
memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan makhluk lain antara lain:
Organisme bersifat uniseluler (bersel satu).
Prokariot (tidak memiliki membran inti sel).
Tidak memiliki klorofil
Hidup dengan bebas atau menjadi parasit
Memiliki ukuran tubuh antara 0,12 mikron sampai ratusan mikron
Memiliki dinding sel. Dinding sel pada bakteri tersusun atas
mukopolisakarida dan peptidoglikan. Peptodoglikan terdiri dari polimer
besar yang tersusun atas N-asetil glukosamin dan N-asetil muramat yang
saling berikatan kovalen.
Memiliki endospora berupa kapsul yang keluar jika dalam kondisi yg tidak
menguntungkan sebagai perisai terhadap panas dan gangguan alam lainnya.
(Rini, 2020).
2.1.2.1 Bakteri E. Coli
E. coli ialah kelompok kuman gr negatif yang berupa batang pendek serta
panjangnya dekat 2μm, diameter 0, 7μm, lebar 0, 4- 0, 7μm( va Brigitta Patay et
angkatan laut(AL). 2016). E. coli biasanya hidup dalam saluran pencernaan
manusia serta bisa menimbulkan penyakit disentri. Kuman tersebut banyak
ditemui pada partikel hawa serta melekat pada debu( Harahap, 2018).
E. Coli, semacam yang universal diketahui, merupakan kuman Gr negatif
berupa batang. E. coli yang non- bersporulasi. Mereka bisa berkembang aerobik
ataupun anaerobik serta menimbulkan pengurangan substrat, semacam oksigen
serta nitrat. Walaupun sebagian besar strain E. Coli yang tidak beresiko serta yang
muncul dalam usus manusia sebagian jam sehabis melahirkan, strain E. Coli
tertentu bisa menciptakan toksin yang mematikan serta dapat beresiko. Mereka
dapat menimbulkan peradangan saluran kencing, meningitis neonatal, keracunan
santapan serta komplikasi sungguh- sungguh, semacam sindrom hemolitik
uremik, pada manusia. Mengkonsumsi sayur- mayur yang tidak dicuci dengan
benar serta daging yang belum dimasak betul- betul bisa menyebabkan
7
peradangan E. Coli. Peradangan E. Coli pula dikenal terjalin dari makan hazelnut
( Priyanti, 2017).
industri. Proses biosorpsi bisa terjalin bila terdapatnya material biologis yang
diucap biosorben serta terdapatnya larutan yang memiliki logam berat yang
mempunyai afinitas besar supaya gampang terikat dengan biosorben. Mekanisme
pengikatan logam berat yang tercantum didalam sesuatu larutan ialah dengan
pertukaran ion- ion pada bilik sel mikroorganisme dengan ion- ion logam berat
kompleksitas ion logam berat dengan muatan positif berhubungan dengan pusat
aktif ion mikroorganisme dengan muatan negatif pada permukaan bilik sel
ataupun polimer ekstra seluler, semacam protein serta polisakarida selaku gugus
guna yang berfungsi berarti dalam pengikatan ion logam berat ( Ratnawati, 2010).
Biosorpsi ialah tata cara penyerapan logam berat secara hayati pada limbah
tercemar, yang dikenal selaku teknologi alternnatif yang berpotensi buat
dibesarkan dibanding dengan proses kimia. Proteksi terhadap area dikala ini jadi
permasalahan yang sangat berarti, sehingga biosorpsi jadi metode penyerapan
logam berat yang menjanjikan. Biosorpsi ialah teknologi pengolahan limbah
terkini yang bisa meresap/ melenyapkan logam- logam berat beracun dalam
limbah cair, sehingga teknologi biosorpsi dipertimbangkan selaku sesuatu
teknologi alternatif buat pengolahan limbah cair industri( Ratnawati, 2010).
2.1.5 Spektrofotometer Visible
Spektrofotometer merupakan salah satu alat alat yang digunakan dalam
analisis laboratorium yang terdiri dari dua bagian yaitu spektrometer dan
fotometer. Spektrometer merupakan alat yang menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu serta fotometer yaitu alat pengulkanggkur
intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang di absorpsi.
Spektrofotometer UV-Vis marupakan salah satu metode instrumen yang
paling sering digunakan dalam analisis kimia untuk mendeteksi senyawa yang
terdapat didalam larutan berdasarkan absorbansi foton. Spektrofotometer UV-Vis
memiliki panjang gelombang foton 200 nm – 700 nm, untuk mendeteksi senyawa
pada sampel, biasanya sampel diberika perlakuan, seperti penambahan reagen
dalam pembentukan garam kompleks dan lain sebagainya (Irawan, 2019).
10
11
12
3.5.1.4 Pembuatan Larutan Standar Pb2+ (0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5) ppm
Larutan standar Pb2+ 10 ppm diambil sebanyak (0 ;2,5 ;5 ;7,5 ;10
;12,5) mL dimasukkan kedalam labu takar 50 mL dengan aquades hingga
tanda tera.
13
Keterangan:
16
a = Slope
b = Intercept
y = Absorbansi
x = Konsentrasi (ppm)
Kadar bisorpsi ditentukan melalui selisih konsentrasi pemaparan dengan
konsentrasi yang terukur (sisa) dan dinyatakan dengan persentase dengan
persamaan:
Keterangan :
% Biosorpsi = Kadar biosorpsi
Xpemaparan = Konsentrasi Pemaparan
Ysisa = Konsentrasi Sisa
(Adriansyah, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Anugerah, D., Kartika, R., & Gunawan, R. (2022, October). Method Verification
And Absorption Of Cr6+ Ion By The Bacterium Pseudomonas Sp. In AIP
Conference Proceedings (Vol. 2668, No. 1, P. 030007). AIP Publishing
LLC.
Irianti, Tatang Tanti. 2017. Logam Berat dan Kesehatan. Yogyajarta: Universitas
Gajah Mada
Lestari, Mutia Dinda., Miranda, Mesy AR., Setiawati, Ulin Ni’mah., Nukmal,
Nismah., Setyaningrum, Endah., Arifiyanto, Achmad., & Aeny, Titik Nur.
2022. Bioakumulasi dan Aktivitas Resistensi Logam Timbal (Pb) terhadap
Streptomyces sp. strain I18. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan,
9(1), 1-6
Priyanto, Evy. 2017. Penerapan Algoritma Naïve Bayes Untuk Klasifikasi Bakteri
Gram-Negatif, 3(2).
Riki, R., Kartika, R., & Gunawan, R. (2022, October). Biosorption Of Pb2+ Ion
By Bacterium Pseudomonas Sp. In AIP Conference Proceedings (Vol.
2668, No. 1, P. 030009). AIP Publishing LLC.
Rini, Chylen Setiyo., Jamilatur Rohmah. 2020. BAKTERIOLOGI DASAR.
SIDUARJO: UMSIDA PRESS
Widayanto, Tri., Yuliawati, Teti., & Susilo, Agung Adi. 2017. ADSORPSI
LOGAM BERAT (Pb) DARI LIMBAH CAIR DENGAN ADSORBEN
ARANG BAMBU AKTIF. Jurnal Teknologi Bahan Alam, 1(1).
Wijayanti, Imas Eva., & Kurniawati, Eka Anisa. 2019. STUDI KINETIKA
ADSORPSI ISOTERMPERSAMAAN LANGMUIR DAN
FREUNDLICH PADA ABU GOSOK SEBAGAI ADSORBEN. Jurnal
Kimia dan Pendidikan, 4(2)
Lampiran 1. Flowsheet
A. Pembuatan Larutan Pb(II) 1000 ppm
G. Strilisasi Alat
Peralatan kaca
Bakteri beregenerasi
Dimasukkan ke kuvet
Diukur nilai absorbansi pada
panjang gelombang 610 nm
Dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah
medium diinkubasi
Absorbansi
L. Pembuatan Kurva Standar Pb(II)
Larutan standar Pb(II) (0; 0,5; 1; 1,5: 2; 2,5) ppm
sebanyak 10 mL
Biosorpsi logam Biosorpsi logam Biosorpsi logam Biosorpsi logam Biosorpsi logam Biosorpsi logam
Pb(II) 0 ppm Pb(II) 0,5 ppm Pb(II) 1 ppm Pb(II) 1,5 ppm Pb(II) 2 ppm Pb(II) 2,5 ppm
N. Pengujian Sampel
Medium bakteri E. coli yang telah dipaparkan
Pb(II) dengan konsentrasi (0; 5; 10; 15; 20; 25) ppm
Diambil sebanyak 10 mL
Disaring dengan membrane milipore 0,45 nm
Dimasukkan masing masing ke dalam Erlenmeyer 50 mL
Ditambahkan 1 ml Alizarin Red S 0,01 M
Ditambahkan 0,15 mL NaOH 0,1 M
Ditambahkan larutan buffer sesuai pH optimum yang didapatkan
Didiamkan hingga 30 menit
Diukur absorbansi menggunakan spektrofometer visibel
dengan panjang gelombang maksimum
Pengujian sampel dilakukan setiap 48 jam