Anda di halaman 1dari 10

METODE CERAMAH

DALAM MATERI SAD RIPU

SD KELAS 6

I PUTU YODIA PRADITYA


2011011100
PAH B2

Pendidikan Agama Hindu


Fakultas Dharma Acarya
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat IDA HYANG WIDHI WASA atas rahmat dan karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Psikologi Pendidikan mengenai
Peran Bakat dalam Proses Belajar ini tanpa ada halangan apapun sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun berdasarkan beberapa sumber yang
penulis peroleh dari berbagai media.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya
bantuan dari pihak-pihak terkait.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penyusunan makalah
yang lebih baik dimasa mendatang.

Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan
makalah ini banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
untuk penulis serta para pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak akan pernah
usang. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Beragam
program inovatif ikut serta memeriahakan reformasi pendidikan.

Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita
lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses
untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan
wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Dan pada akhirnya diharapkan akan berguna
bagi bangsa, negara,dan agama. Melihat peran pendidikan yang begitu vital, maka
menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan
harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak
membosankan. Beragam metode pembelajaran efektif dapat menjadi pilihan untuk
bisa kita persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran.

Setiap metode pembelajaran akan memiliki satu rana pembelajaran yang paling
menonjol meskipun juga mengandung rana pembelajaran lainnya. Ranah
pembelajaran tersebut ada 3, yaitu: Rana kognitif atau rana perubahan pengetahuan
( P ); Rana afektif atau rana perubahan sikap-perilaku (S ) ; dan Rana psikomotorik
atau rana perubahan maupun peningkatan keterampilan ( K ).

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka makalah ini mempunyai rumusan masalah
antara lain :

Metode apa yang akan dipilih ?

Pengertian Sad Ripu ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang yang dikaji, maka makalah yang berjudul “METODE
PEMBELAJARAN” ini bertujuan untuk menambah wawasan kita tentang metode
pembelajaran sehingga dapat menjadi acuan dalam sebuah rencana pembelajaran bagi
kita sebagai calon pendidik agar dalam proses pembelajaran lebih terarah, mudah
dipahami dan tepat sasaran. Lebih dari itu makalah ini juga bertujuan agar para
pendidik lebih matang lagi dalam mempersiapkan suatu pelaksanaan pembelajaran
dikelas maupun diluar kelas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Ceramah Dalam materi sad ripu

a. Definisi Metode Ceramah

Metode ceramah (preaching method) adalah sebuah metode mengajar dengan


menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa atau
peserta didik, yang pada umumnya mengkuti secara pasif. Metode ceramah dapat
dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk penyampaian
informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan buku dan alat bantu peraga.
Metode ini bersifat terpusat, sehingga menghasilkan komunikasi yang searah, yaitu
proses penyampaian informasi dari pengajar kepada peserta didik, sementara proses
belajar yang baik adalah adanya interaksi dalam melakukan suatu kegiatan, sehingga
terjadi proses belajar yang efektif dan menyenangkan, serta tujuan pembelajaran pun
dapat tercapai dengan baik.

Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi denagn lisan dari seseorang
kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah
dan komunikasi yang terjadi searah dari pembicara kepada pendengar. Penceramah
mendominasi seluruh kegiatan sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat
catatan seperlunya.

Metode ceramah merupakan metode yang paling banyak dipakai oleh peserta didik.
Hal ini mungkin dianggap oleh guru sebagai metode mengajar yang paling mudah
dilaksanakan. Jika bahan pelajaran dikuasai dan sudah ditentukan urutan
penyampaiannya, guru tinggal menyajikannya di depan kelas. Murid-murid
memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap apa isinya dan membuat
catatan.

Implementasi metode ceramah ini adalah guru mendominasi kegiatan belajar


mengajar, definisi dari rumus diberikannya, penurunan rumus atau pembuktian dalil
dilakukan sendiri oleh guru. Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan
bagaimana menyimpulkannya. Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula
oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh murid. Mereka meniru
cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
Kriteria dalam pemilihan metode ceramah ini adalah berdasarkan waktu pembelajaran
karena misalnya waktu untuk pembelajaran pendek maka metode yang tepat
digunakan adalah metode ceramah ini.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah

Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-


masing. Kelebihan metode ceramah adalah:

· Dapat menampung banyak siswa, sehingga setiap siswa mempunyai


kesempatan yang sama untuk mendengarkan si pengajar, dan biaya pun menjadi
relatif lebih murah.

· Guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang dianggap penting,


sehingga waktu dan energi dapat digunakan se efektif mungkin.

· Dapat menyelesaikan kurikulum/silabus dengan lebih mudah dan lebih


cepat.

Kekurangan metode ceramah adalah:

· Kegiatan belajar mengajar akan mejadi tidak efektif, bahkan membosankan,


karena tidak adanya interaksi dalam kegiatan itu. Terlalu banyaknya materi yang di
ceramahkan (disampaikan) akan membuat si anak tidak mampu menguasai semua
materi.

· Pembelajaran melalui ceramah, cenderung lebih mudah terlupakan dibanding


dengan belajar dengan melakukan (learning to do).

· Sistem pembelajaran si anak lebih ke arah hafalan (rote learning), sehingga


akan kebingungan bila ditanya pengertian dan asal muasal suatu rumus misalnya
dalam pembelajaran matematik.
B. Konseptual :

Pengertian Sad Ripu

Sad Ripu berasal dari kata sad yang berarti enam dan ripu yang berarti musuh. Jadi
secara harfiah

Sad Ripu berarti enam musuh yang berada dalam diri manusia.

Bagian-bagian Sad Ripu

Enam musuh ini memberikan pengaruh yang berbeda – beda, bila kita tidak dapat

mengendalikanya maka akan jatuh ke dalam kesengsaraan. Oleh karena itu


hendaknya

kendalikanlah enam musuh yang ada dalam diri masing – masing.

1. Kama

Kama yang dimaksud dalam sad ripu ini adalah nafsu atau keinginan yang negative.

Manusia memang harus memiliki keinginan, tanpa keinginan hidup ini akan terasa
datar

sekali. Tetapi keinginan yang sifatnya positif, seperti ingin jadi dokter, guru dan
lainnya.

Keinginan yang terkendali akan menjadi teman yang akrab bagi kita.

2. Lobha

Lobha berarti tamak atau rakus yang sifatnya negative sehingga merugikan orang
lain.

Lobha yang sifatnya negative akan menyebabkan seseorang terdorong untuk


melakukan

kejahatan karena merasa tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Contohnya

tindakan mencuri, merampok dan sebagainya. Lobha yang sifatnya positif hendaknya

dipertahankan, seperti tidak puas terhadap ilmu pengetahuan yang positif, lobha
terhadap

amal / dana punia.


3. Krodha

Krodha berarti kemarahan. Orang yang tidak bisa mengendalikan amarahnya akan

menyebabkan kerugian pada diri sendiri maupun orang lain. Bahkan bisa sampai

membunuh orang lain. Banyak tindakan – tindakan anarkis dan criminal yang timbul

karena kemarahan. Seperti merusak barang milik orang lain, memukul teman, bahkan
ada

yangtega membunuh keluarganya sendiri.

4. Moha

Moha berarti kebingungan yang dapat menyebabkan pikiran menjadi gelap sehingga

seseorang tidak dapat berfikir secara jernih. Hal ini akan menyebabkan orang tersebut

tidak mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Akibatnya hal – hal yang

menyimpang akan dilakukannya. Banyak penyebab seseorang menjadi bingung,


seperti

marah, mendapatkan masalah yang berat, kehilangan sesuatu yang dicintai dan

sebagainya.

5. Mada

Mada berarti mabuk. Orang mabuk pikiran tidak berfungsi secara baik. Akibatnya

timbulah sifat – sifat angkuh, sombong, takabur dan mengucapkan kata – kata yang

menyakitkan hati orang lain. Seperti mabuk kekayaan yang dimilikinya, mabuk
karena

ketampanan. Mabuk juga dapat ditimbulkan karena minum minuman keras. Dengan

minum minuman keras yang berlebihan akan menyebabkan seseorang kehilangan

kesadaran, sehingga menimbulkan perilaku yang merugikan diri sendiri maupun


orang

lain.

6. Matsarya
Matsarya berarti dengki atau iri hati. Hal ini akan menyiksa diri sendiri dan dapat

merugikan orang lain. Orang yang matsarya merasa hidupnya susah, miskin, bernasib
sial,

sehingga akan menyiksa batinnya sendiri. Selain itu bila iri terhadap kepunyaan orang

lain maka akan menimbulkan rasa ingin memusuhi, berniat jahat, melawan dan

bertengkar, sehingga merugikan orang lain.

Prosedural :

Sebagaimana kita ketahui Sad Ripu adalah musuh-musuh yang ada dalam hati kita

yang jauh lebih berbahaya dan sangat sulit untuk dikendalikan, dari pada musuh
musuh dari luar.

Musuh-musuh itu harus dikendalikan, agar tidak mengakibatkan kesengsaraan dalam


hidup kita.

Adapun cara mengendalikan musuh-musuh itu adalah: pikiran dikendalikan kearah


yang positif,

laksanakan ajaran agama dengan baik dalam kehidupan kita, gunakanlah petunjuk
kitab sastra

sebagai pedoman dalam berbuat. Dengan pikiran yang baik dan positif, akan
menimbulkan

perkataan yang baik dan perbuatan yang baik. Satunya pikiran, perkataan dan
perbuatan yang baik

dan suci ini dijadikan sebagai dasar dari perilaku kita, maka musuh-musuh tersebut
akan dapat kita

kendalikan.
DAFTAR PUSTAKA

Zuhairini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Pande Ali & Imansyah. 1984. Didaktik Metode. Surabaya: Usaha Nasional.

Sagala Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai