Penghasilan
Beban yang dapat dikurangkan
Penghasilan kena pajak
Dividen,
X tarif pajak bunga, dsb
Pajak terutang 1thn fiskal
Kredit pajak
• Angsuran pajak (PPh25)
• Dipotong pihak lain (22,23)
• Pajak luar negeri (24)
Pajak kurang/lebih bayar (29/28
1. PPh Final atas Persewaan Tanah 2
dan/atau Bangunan
1) Objek PPh Final Pasal 4 Ayat (2) adalah penghasilan dari persewaan tanah
dan/atau Bangunan baik sebagian maupun seluruh Bangunan yang diterima
atau diperoleh orang pribadi atau badan
2) Tidak termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari jasa pelayanan
penginapan beserta akomodasinya antara lain kamar, asrama untuk
mahasiswa/pelajar, asrama atau pondok pekerja, dan rumah kos.
3) Tarif Pajak ditetapkan 10% dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau
Bangunan dan bersifat final.
4) Yang dimaksud dengan jumlah bruto nilai persewaan adalah semua jumlah yang
dibayarkan atau yang diakui sebagai utang oleh Penyewa dengan nama dan
dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan tanah dan/atau Bangunan yang
disewa termasuk biaya perawatan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan, biaya
layanan, dan biaya fasilitas lainnya.
Pemotong PPh dan saat terhutang 2
Yang menjadi pemotong PPh Pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah dan/atau bangunan
adalah PENYEWA yang bertindak atau ditunjuk sebagai Pemotong Pajak Penghasilan.
Pemotong pajak meliputi badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara
kegiatan, bentuk usaha tetap, kerja sama operasi, perwakilan perusahaan luar negeri lainnya,
dan orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak
Pemotong wajib memotong PPh Pasal 4 ayat (2) atas sewa tanah dan/atau bangunan yang
terutang pada saat pembayaran atau terutangnya sewa, tergantung peristiwa mana lebih
dahulu terjadi.
Menyetor PPh paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan takwin berikutnya setelah bulan
pembayaran atau terutangnya sewa
Dalam hal Penyewa bukan sebagai pemotong pajak, Pajak Penghasilan yang terutang wajib
dibayar sendiri oleh orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan.
Wajib Pajak yang melakukan pemotongan dan membayar sendiri Pajak Penghasilan yang
terutang wajib menyetorkan dan melaporkan Pajak Penghasilan tersebut.
Kewajiban Pemotong:
Dipotong Atau Dibayar Sendiri? 2
2. PPh Final atas Pengalihan hak 2
1) Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan selain yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan → 2,5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan.
2) pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang dilakukan oleh Wajib Pajak
yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
→ 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.
3) pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah, badan
usaha milik negara yang mendapat penugasan khusus dari Pemerintah, atau
badan usaha milik daerah yang mendapat penugasan khusus dari kepala
daerah, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Pengertian Nilai Peralihan 2
1) Nilai berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang, dalam hal pengalihan hak
kepada pemerintah;
2) Nilai menurut risalah lelang, dalam hal pengalihan hak sesuai dengan peraturan
lelang.
3) Nilai yang seharusnya diterima atau diperoleh, dalam hal pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan dilakukan melalui jual beli yang dipengaruhi hubungan
istimewa, Selain jenis pengalihan dalam angka 1 dan 2 diatas;
4) Nilai yang sesungguhnya diterima atau diperoleh, dalam hal pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan dilakukan melalui jual beli yang tidak dipengaruhi
hubungan istimewa, selain jenis pengalihan dalam angka 1 dan 2 diatas;
5) Nilai yang seharusnya diterima atau diperoleh berdasarkan harga pasar, dalam hal
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dilakukan melalui tukar-menukar,
pelepasan hak, penyerahan hak, hibah, waris, atau cara lain yang disepakati antara
para pihak.
Saat terhutang 2
1) Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, wajib menyetor sendiri Pajak
Penghasilan yang terutang ke Kas Negara sebelum akta, keputusan, kesepakatan, atau
risalah lelang atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang.
2) Bagi orang pribadi atau badan yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan/ atau bangunan, Pajak Penghasilan terutang pada
saat diterimanya sebagian atau seluruh pembayaran atas pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunanNilai menurut risalah lelang, dalam hal pengalihan hak sesuai
dengan peraturan lelang.
3) Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan melalui jual beli atau tukar-menukar
kepada pemerintah, dipungut Pajak Penghasilan oleh bendahara pemerintah atau
pejabat yang melakukan pembayaran atau pejabat yang menyetujui tukar menukar
3. PPh Final atas Bunga deposito dan tabungan 2
serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia
1) PP 123 TAHUN 2015 tentang perubahan atas PP 131 TAHUN 2000 tentang PPh
atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
2) PMK-212/PMK.03/2018 tentang Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga
Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
3) PER-03/PJ/2020 tentang Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan
serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan
Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
Objek dan tarif 2
Bunga yang berasal dari deposito/tabungan baik yang ditempatkan pada bank yang didirikan
di dalam negeri maupun bank di luar negeri melalui cabangnya diIndonesia, termasuk jasa
giro serta diskonto SBI → 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto
Pengecualian :
1) orang pribadi yang seluruh penghasilannya dalam 1 (satu) Tahun Pajak, termasuk bunga
dan diskonto, tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak.
2) bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI, untuk jumlah Deposito dan Tabungan
serta SBI yang tidak melebihi Rp7.500.000,00
3) bunga dan Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia
atau cabang bank luar negeri di Indonesia;
4) bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana
Pensiun
5) bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka pemilikan rumah
sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan
sangat sederhana, atau rumah susun sederhana untuk dihuni sendiri.
4. PPh Final atas Bunga simpanan Koperasi 2
1) PP 15 TAHUN 2009 tentang PPh atas bunga simpanan yang dibayarkan oleh
koperasi kepada anggota koperasi OP
2) PMK-112/PMK.03/2010 tentang tata cara pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan PPh atas bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi OP
Objek dan tarif 2
Penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi yang didirikan di
Indonesia kepada anggota koperasi orang pribadi dikenai Pajak Penghasilan yang
bersifat final, dengan ketentuan :
1) 0% untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp.240.000 per
bulan; atau
2) 10% dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih
dari Rp. 240.000,00 per bulan.
5. PPh Final atas Bunga/Diskonto Obligasi 2
1) Obligasi adalah surat utang dan surat utang negara, yang berjangka waktu lebih
dari 12 (dua belas) bulan.
2) Bunga/diskonto Obligasi adalah imbalan yang diterima dan/atau diperoleh
pemegang Obligasi dalam bentuk bunga dan/atau diskonto.
3) Bunga obligasi adalah jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan
obligasi.
4) Diskonto obligasi dengan kupon (tingkat bunga) adalah selisih lebih harga jual
atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga
berjalan.
5) Diskonto obligasi tanpa bunga adalah selisih lebih harga jual atau nilai nominal
di atas harga perolehan obligasi.
6. PPh Final atas Penjualan Saham di Bursa 2
Efek
1) Pasal 4 ayat (1) huruf d angka 4 dan Pasal 4 ayat (3) haruf a angka 2 UU
Nomor 36 TAHUN 2008 (berlaku sejak 1 Januari 2009) tentang perubahan
keempat atas UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
2) PP 94 TAHUN 2010 (berlaku sejak 30 Desember 2010) tentang Penghitungan
Penghasilan Kena Pajak dan pelunasan PPh dalam tahun berjalan
3) PP 14 TAHUN 1997 (berlaku sejak 29 Mei 1997) tentang perubahan atas PP 41
TAHUN 1994 tentang PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di
bursa efek
4) KMK-282/KMK.04/1997 (berlaku sejak 29 Mei 1997) tentang pelaksanaan
pemungutan PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa
efek
Objek dan tarif 2
Aturan sebelumnya