1. Untuk membuat tabel pembayaran angsuran apartemen, kita harus menghitung DPP
(Dasar Pengenaan Pajak), PPN (Pajak Pertambahan Nilai), PPnBM (Pajak Penjualan
atas Barang Mewah), dan total pembayaran pada setiap tanggal jatuh tempo. Dalam
kasus ini, pertama-tama kita perlu menghitung komponen-komponen pajak:
1. DPP (Dasar Pengenaan Pajak):
DPP adalah harga unit apartemen sebelum PPN dan PPnBM. Dalam kasus ini,
DPP adalah Rp350.000.000,-.
2. PPN (Pajak Pertambahan Nilai): PPN adalah 10% dari DPP (harga unit
apartemen).
PPN = 10% x DPP
3. PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah): PPnBM adalah 20% dari harga
unit apartemen pada pembayaran pertama.
4. Selanjutnya, kita akan membuat tabel pembayaran angsuran yang dimulai pada
Oktober 2022 hingga Maret 2023, dengan setiap tanggal jatuh tempo pada
tanggal 15 setiap bulan.
Tanggal Jatuh Tempo DPP (Rp) PPN (Rp) PPnBM (Rp) Total Pembayaran (Rp)
5. Pada pembayaran pertama (Oktober 15, 2022), Tn Ivan membayar DPP, PPN,
dan PPnBM sekaligus, sehingga total pembayarannya adalah Rp455,000,000,-.
Selanjutnya, pada setiap tanggal jatuh tempo berikutnya, hanya DPP yang harus
dibayarkan sebesar Rp350,000,000,-.
6.
7. Harap diingat bahwa informasi ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada
perubahan dalam nilai DPP atau tarif pajak selama periode pembayaran angsuran.
Juga, perlu dicatat bahwa PPnBM hanya dikenakan pada pembayaran pertama.
2. Instruksi
a. Untuk menghitung berapa yang harus dibayar PT Teknologi Maju pada setiap
termin pembayaran, kita perlu memisahkan total nilai kontrak (Rp272,500,000) ke
dalam empat termin sesuai dengan ketentuan pembayaran yang telah diberikan:
Jadi, PT Teknologi Maju harus membayar jumlah berikut pada setiap termin
pembayaran:
1. Pembayaran Pertama: Rp54,500,000 (DPP) + Rp5,450,000 (PPN) +
Rp1,090,000 (PPh Pasal 23) = Rp61,040,000
2. Pembayaran Kedua: Rp27,250,000 (DPP) + Rp2,725,000 (PPN) + Rp545,000
(PPh Pasal 23) = Rp30,520,000
3. Pembayaran Ketiga: Rp81,750,000 (DPP) + Rp8,175,000 (PPN) + Rp1,635,000
(PPh Pasal 23) = Rp91,560,000
4. Pembayaran Keempat: Rp109,000,000 (DPP) + Rp10,900,000 (PPN) +
Rp2,180,000 (PPh Pasal 23) = Rp122,080,000
b. Faktur Pajak adalah dokumen resmi yang digunakan untuk mencatat transaksi
penjualan barang dan/atau jasa serta sebagai dasar pengenaan dan pelunasan
pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).
Penerbitan dan kewajiban untuk mengeluarkan Faktur Pajak terletak pada subjek
pajak, yang dapat berupa perusahaan atau individu yang melakukan transaksi
penjualan barang dan/atau jasa yang dikenakan PPN atau PPnBM.
Peraturan pajak dan kewajiban penerbitan Faktur Pajak dapat berbeda-beda antara satu
negara dengan negara lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memahami regulasi pajak
yang berlaku di wilayah atau negara tempat Anda berbisnis atau melakukan transaksi
agar mematuhi aturan dan kewajiban yang berlaku. Biasanya, regulasi ini diatur oleh
lembaga pajak atau otoritas pajak setempat.