Puji dan syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT. dimana Ia telah
melimpahkan untuk hambanya kita semua. Sehingga kita masih bisa hidup sampai
saat ini. Sholawat dan salam kita kirimkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Penulis membuat skripsi ini untuk memenuhi salah satu persyaratan lulus
jenjang Strata 1. Skripsi ini penulis buat dengan mengambil sumber dari narasumber,
jurnal, buku dan situs internet yang kemudian penulis lakukan penelitian. Adapun
judul yang diangkat oleh penulis adalah “Perilaku Politik Masyarakat dalam
Padang Lawas”.
Adanya skripsi ini, tentu tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh
beserta Ibunda Sambung Tuti Sahreni Lubis yang telah memberikan dukungan
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Fithrah, ST., MT., IPM., ASEAN.Eng. selaku
3. Bapak Dr. Muhammad Nazaruddin, S.S., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu
4. Bapak Bobby Rahman, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik Dan
i
Malikussaleh.
5. Bapak Teuku Muzaffarsyah, S.I.P., M.A.P. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Politik.
7. Dosen dan civitas akademik di ruang lingkup Program Studi Ilmu Politik yang
telah membantu saya selama berada di Prodi ini, baik dalam proses belajar
maupun bernegosiasi.
8. Sahabat dan teman-teman seperjuangan Ilmu Politik angkatan 2018 yang telah
Skripsi ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritikan dari berbagai pihak sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan skripsi ini,
dan juga agar skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya, penulis
Penulis
NIM. 180220035
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar nama calon kandidat Kepala Desa beserta karakteristiknya……….2
Tabel 2.1 Persamanan dan Perbedaan Hasil Penelitian Terdahulu dan Penulis.……..9
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pemilihan kepala desa merupakan salah satu aspek penting dalam proses
Pemerintahan Desa merupakan upaya yang kuat untuk mengembalikan otonomi desa
dan memberikan kedaulatan politik kepada masyarakat desa, sehingga mereka dapat
berperan sebagai subyek yang memiliki kontrol penuh terhadap supra desa. Lebih
dari itu, UU tersebut juga bertujuan untuk menghidupkan kembali potensi kearifan
lokal di desa, yang menjadi sumber kelegaan tersendiri. Perilaku pemilih dalam
pemilihan kepala desa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor
agama, adat, dan rasionalitas. Demokrasi desa setidaknya dibentuk dengan tiga tata
yang dihasilkan dari “kontraksosial” masyarakat setempat tata krama (fatsoen), tata
susila (etika) dan tata cara (aturan main) atau rule of law tata krama dan tata susila
2020).
Kabupaten Padang Lawas untuk periode 2022 dilaksanakan pada tanggal 12 Juli
2022. Adapun daftar nama calon kandidat Kepala Desa beserta karakteristiknya
1
No. Nama Calon Kepala Desa Karakteristik
1. Sukri Harahap Tidak terlalu ramah
2. Zainuddin Hasibuan Ramah
3. Pauzan Hamidi Ramah
4. Sahwan Lubis Tidak terlalu ramah
5. Mahmud Azhari Tidak ramah
Persiapan yang telah dipersiapkan oleh calon dengan dibantu oleh keluarga
serta tim sukses antara lain: persiapan keuangan yang lumayan, mental yang sehat
serta kokoh supaya melakukan proses kampanye berlangsung dengan lancar sesuai
dengan visi serta misi, mempunyai bekal pengetahuan dalam dunia politik,
dikemas dalam wujud program kerja guna menghasilkan inovasi baru supaya desa
2
Dalam pilkades serentak tahun 2022 terdapat enam tahapan, yaitu tahapan
Adapun syarat untuk mecalonkan diri sebagai kepala desa di kecamatan Ulu Barumun
adalah harus sesuai dengan peraturan MenpanRB tentang pemilihan kepala desa.
hanya terdiri dari kelompok Etnis Batak Mandailing dan mayoritas Muslim. Serta
mayoritas penduduk desanya yaitu bermarga Hasibuan dan Lubis. Dalam silsilah
Marga Batak Mandailing marga diatas adalah satu, yang berarti memiliki hubungan
kekerabatan yang cukup kuat dan erat. Hubungan kekerabatan berdasarkan marga di
daerah Padang Lawas disebut Dalihan na tolu, yang berarti tiga kelompok marga
yang berbeda harus saling merangkul atau harus bersatu padu, seiya, sekata, menjadi
satu. Ketiga Kompenen itu yakni: 1. Kahanggi (teman semarga), 2. Mora (pihak
pengambilan istri). 3. Anak Boru (pihak pemberi istri). Dalihan na tolu dianalogikan
dengan tiga buah tungku yang dipakai untuk menopang periuk atau kuali ketika
memasak. Jarak antara ketiga tungku tersebut sama, sehingga ketiganya dapat
menopang periuk dengan kuat. Titik tumpu ketiga periuk menghasilkan tekanan yang
sama. Periuk dapat diartikan sebagai beban kewajiban bersama. Oleh karenanya,
dalihan na tolu diartikan sebagai tiga tungku, yang menunjukkan peran, kewajiban
memiliki hubungan darah satu sama lain dari keturunan yang sama) yang besar
3
semakin banyak juga dukungan yang didapat. Lingkungan yang kecil juga
semakin dekat. Hal ini menjadikan masyarakat tidak ingin mengkhianati kerabatnya,
jika suatu hari nanti terjadi musibah yang menimpanya, maka kerabatlah yang akan
dekatnya hubungan masyarakat, calon bisa memprediksi siapa saja yang memilih
ataupun tidak memilihnya. Kemudian calon juga bisa mendapatkan kabar dari orang
lain. Hal ini dapat meyebabkan renggangnya hubungan kekerabatan (Rachmi, 2021).
Hatobangon adalah ketua adat yang bertugas memimpin peradatan di desa. Berbeda
dengan kepala desa yang bertugas dengan segala yang berhubungan dengan
berdasarkan politik uang (money politik) yang diberikan melalui tim sukses bakal
calon Kepala Desa sebelum Pilkades dilaksanakan di TPU setempat. Kemudian, ada
juga masyarakat yang berperilaku mengamati bakal calon Kepala Desa dengan
menghadiri rapat umum dan diskusi mengenai siapa saja yang akan mencalon, dan
mengamati siapa saja tim sukses dari bakal calon, serta mengikuti perkembangan
politik dari calon. Setelah melihat dan mengamati secara langsung dari masing-
4
Pemilihan kepala desa menjadi suatu yang sakral bagi masyarakat Desa Sibual-
buali. Sebagai kepala adat memberikan gambaran betapa strategisnya posisi tersebut.
Pentingnya pemilihan desa tersebut yang menentukan nasib dan arah pembangunan
yang sesuai dengan pertimbangan kompetensi dan pengalaman bakal calon kepala
desa. Kesadaran akan pentingnya pemilihan kepala desa menjadi landasan kuat bagi
masyarakat untuk menjalankan kontestasi ini dengan penuh dedikasi (Harijadi, 2023).
Latar Belakang Masalah di atas kiranya sudah tergambar apa yang akan diteliti
5
dalam penelitian ini,maka akan dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
kepala desa?
1. Teoritis
Manfaat dari penelitian ini merupakan agar dapat memperluas dan atau
memperkaya ilmu terkhusus tentang perilaku politik dalam pemilihan kepala desa.
2. Praktis
Kepala desa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1 Penelitian Terdahulu
terhadap masalah yang diteliti oleh peneliti. Penulis memilih beberapa penelitian
topik penelitian.
Penelitian pertama adalah Skripsi yang di susun oleh Suandri dari program
studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura
Kecamatan Selimbau Dalam Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas
Hulu Tahun 2015”. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian
Terhadap Proses Pemilihan Kepala Daerah Dengan Partisipasi Politik Tahun 2017”.
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kualitatif. Skripsi ini
politik.(Dityanintyas, 2019)
Penelitian yang dilakukan oleh Muh. Iqra Harsuda Muda dalam skripsi
7
dalam Pemilihan Calon Kepala Desa di Desa Jenetalassa Kecamatan Pallangga,
Kabupaten Gowa”. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian
kualitatif. Hasil dari peneltian ini adalah menunjukkan calon kepala desa mempunyai
perilaku yang inovasi dan transparansi, karena selayaknya kepala desa yang di
inginkan oleh masyarakat ialah calon kepala desa yang transparansi dalam segi
apapun dan mempunyai inovasi yang dapat membangun desa Jenetallasa lebih baik
ramah.(Harsuda, 2020)
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, dengan judul “Perilaku Politik
Masyarakat Pada Pemilihan Kepala Desa (Studi Kasus di Pekon Susuk Kecamatan
metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku
politik masyarakat dalam pemilihan calon kepala desa di Desa Pekon Susuk untuk
melihat apakah calon kepala desa lebih mementingkan inovasi dan transparansi
dimana masyarakat lebih membutuhkan calon kepala desa yang akan menduduki
pimpinan kepala desa yang memiliki inovasi untuk desa jenetallasa kedepannya dan
Penelitian terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh Zulfikar (2022) dalam
Jurnal Sains Riset (JSR), dengan judul “Perilaku Politik Masyarakat dalam
Pidie Periode 2022-2027”. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode
penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini adalah Hasil penelitian ini menunjukkan
8
Perilaku Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Keuchik Di Gampong Pangge Pilok
Kecamatan Grong Grong, Kabupaten Pidie, pada umumnya ditentukan oleh faktor
internal dan juga oleh faktor eksternal. Selain itu ada juga sebagian masyarakat
salah satu calon. calon kepala desa mempunyai perilaku yang inovasi dan
transparansi, karena selayaknya kepala desa yang di inginkan oleh masyarakat ialah
calon kepala desa yang transparansi dalam segi apapun dan mempunyai inovasi yang
dapat membangun desa Pangge pilok lebih baik lagi kedepannya. Pelakasanaan
Pemilihan menunjukan bahwa minat dan tingkat partisipasi masyara di hari pemilihan
Tabel 2.1
9
Kepala Desa.
10
5 “Perilaku Politik Pendekatan Penelitian yang
Masyarakat dalam penelitian yang dilakukan oleh
Pemilihan Keuchik di digunakan adalah Zulfikar fokus pada
Gampong Pangge metode kualitatif. perilaku politik
Pilok Kecamatan Sama-sama masyarakat pada
Grong Grong mengkaji perilaku Pilkades di
Kabupaten Pidie politik masyarakat Gampong Pangge
Periode 2022-2027” pada Pilkades. Pilok. Sedangkan
penulis fokus pada
perilaku politik
masyarakat pada
Pilkades di Desa
Sibual-buali.
Landasan teori merupakan suatu proses yang sangat penting dijadikan sebagai
rujukan dalam sebuah penelitian karena landasan teori digunakan untuk menjelaskan
teori apa saja yang dipakai penulis dalam penelitian ini serta memiliki fokus yang
jelas.
Adapun landasan teori yang dimuat penulis dalam membuat penelitian ini yaitu
Perilaku politik pada umumnya ditentukan oleh faktor internal individu itu
sendiri seperti idealisme. Tingkat kecerdasan, kehendak hati dan oleh faktor eksternal
salah satu unsur atau aspek perilaku secara umum, selain perilaku politik terdapat
11
konsumen/ekonomi, perilaku keagamaan dan sebagainya. Perilaku politik dapat
Perilaku politik dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu: pertama, perilaku
lembaga dan pejabat pemerintah, kedua, perilaku politik warga negara biasa
(Ghafurur, J. 2022).
proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik dan yang melakukan kegiatan
politik tersebut adalah pemerintah dan masyarakat. Perilaku politik dapat dibagi ke
dalam dua bagian pokok yakni: pertama, perilaku politik lembaga-lembaga dan
pejabat pemerintah, kedua, perilaku politik warga negara biasa (Sitepu, 2020).
Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh
penduduk Desa setempat. Usia minimal Kepala Desa adalah 25 tahun, dan Kepala
dibentuk oleh BPD, dan anggotanya terdiri dari unsur perangkat Desa, pengurus
Kepala desa dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan kepala desa
atau disingkat pilkades. Masa jabatan kepala desa adalah 6 tahun dan sesudahnya
dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Kepala desa dan
perangkat desa umumnya berasal dari penduduk setempat dan menetap atau
12
Salah satu unsur dari perilaku adalah gerak sosial yang terikat oleh empat
Perilaku politik atau (Politic Behaviour) adalah perilaku yang dilakukan oleh
insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan
politik. Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan
atau pengikutnya maka gaya komunikasi yang digunakan haruslah tepat karena
masyarakat mempunyai tipe dan karakter yang berbedabeda. Seorang Calon Kepala
Desa tentunya juga harus mampu menggunakan gaya-gaya komunikasi yang tepat
sangat menegangkan terutama bagi desa yang mempunyai lebih dari satu calon
karena bersinggungan dengan perbedaan pilihan terhadap calon kepala desa tersebut.
Sebelum masa pendaftaran calon Kepala desa terdengar ada tiga orang yang bakal
mencalonkan tetapi pada pelaksanaannya ternyata hanya satu orang yang mendaftar
b. Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik
13
atau parpol, mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau LSM (lembaga
swadaya masyarakat)
c. Ikut serta dalam pesta politik d. Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku
guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang
ditentukan oleh 3 model faktor yang mempengaruhinya yaitu ( (Newman dan Sheth
c. Citra kandidat mengacu pada sifat-sifat pribadi yang dianggap sebagai karakter
kandidat.
informasi, batas interaksi manusia semakin tak terbatas, mulai dari lintas budaya,
lintas negara, bahkan lintas Benua, akibat kecanggihan alat komunikasi. Hampir
setiap kejadian baru atau event penting di belahan dunia ini, kita bisa langsung
melihatnya dalam tempo waktu itu juga. Luar bisa kemajuan teknologi komunikasi
14
saat ini. Demikian halnya dengan di Desa sekarang ini teknologi komunikasi sudah
merambah di pedesaan.
Secara garis besar, pemilih diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan
utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan
hal ini dapat berupa konstituen maupun masyarakat yang merasa diwakili oleh suatu
atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain
dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung
yang merupakan proses menentukan sesuatu yang dianggap cocok dan sesuai dengan
Studi tentang perilaku memilih merupakan studi mengenai alasan dan faktor
yang menyebabkan seseorang memilih suatu partai atau kandidat yang ikut dalam
umum di sini dipahami sebagai bagian dari konsep partisipasi politik rakyat dalam
universitas Columbia, yang diprakarsai oleh sosiolog Paul F. Lazarsfeld dan rekan
15
sekerjanya Bernard Berelson dan Hazel Gaudet dari Columbia University. Sehingga
kemudian pendekatan ini dikenal juga dengan sebutan Mazhab Columbia. Dan
tidak ikut dalam pemilihan dijelaskan sebagai akibat dari latar belakang sosiologis
tertentu, seperti agama, pendidikan, pekerjaan, ras dan sebagainya (Ari M, 2020).
lingkaran sosial yang diformulasikan oleh George Simmel (1890) pada akhir abad
lalu. Menurut teori ini setiap manusia terikat di dalam berbagai lingkaran sosial,
keanggotaan seorang dalam berbagai kelompok profesi yang ada (Masruri, 2020).
kelompok dilihat sebagai basis dukungan terhadap partai tertentu. Pengelompokan ini
bisa berdasarkan gender (perempuan dan laki-laki), usia (muda dan lanjut usia).
preferensi voting, adalah produk karakteristik sosio ekonomi, seperti pekerjan, kelas,
agama dan ideologi. Menurut Hadi (2006), pendekatan sosiologis pada dasarnya
pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan perilaku pemilih (Aisyah, 2021).
16
Secara keseluruhan, pendekatan sosiologis dapat memberikan penjelasan
mengenal perilaku pemilu yang konstan. Namun tetap tidak dapat memberikan
Michigan Survey Research Center. Model ini dipelopori oleh Angus Campbell,
psikologis, kajian perilaku memilih memusatkan perhatiannya pada tiga hal pokok
yaitu: (1) persepsi dan penilaian pribadi terhadap kandidat; (2) persepsi dan penilaian
terhadap tema-tema yang diangkat; (3) identifikasi partai Pendekatan psikologis ini
terjadi, melainkan proses sosialisasi yang berkembang menjadi ikatan psikologis yang
kuat antara seseorang dengan partai politik atau kandidat tertentu (Nikodemus, 2019).
kunci. Identifikasi partai berarti “rasa keterikatan individu terhadap partai”, sekalipun
17
berkembang dalam diri pemilih (voters) sebagai produk dari proses sosialisasi. Sikap
sikap orang tersebut terhadap para calon dan isu-isu politik yang berkembang.
Kekuatan dan arah identifikasi kepartaian adalah kunci dalam menjelaskan sikap dan
fenomena voting yang di dalam model terletak paling atas dari “funnel” (Cerobong).
waktu. Kejadian-kejadian yang saling berhubungan satu sama lain bergerak dalam
dimensi waktu tertentu mulai dari mulut sampai ujung cerobong. Mulut cerobong
adalah latar belakang sosial (ras, agama, etnik, daerah), status sosial (pendidikan,
pekerjaan, kelas) dan watak orang tua. Semua unsur tadi mempengaruhi identifikasi
kepartaian seseorang yang merupakan bagian berikutnya dari proses tersebut. Pada
perilaku politik, sebagaimana dijelaskan di atas. Salah satu konsep psikologi sosial
yang digunakan untuk menjelaskan voting behavior pada pemilihan umum berupa
identifikasi partai. Konsep ini merujuk pada persepsi pemilih atas partai-partai yang
ada atau keterikatan emosional pemilih terhadap partai tertentu. Konkretnya, partai
18
yang secara emosional dirasakan sangat dekat dengannya merupakan partai yang
dan rugi. Bagi pemilih pertimbangan untung dan rugi digunakan untuk membuat
keputusan tentang partai atau kandidat yang dipilih, terutama untuk keputusan apakah
isu-isu politik dan kandidat yang diajukan. Artinya, para pemilih dapat menentukan
bukan hanya ditentukan oleh faktor karakteristik sosial dan identifikasi partai.
yang sering pula disebut sebagai pendekatan rasional. Tokoh dalam pendekatan ini
antara lain Downs dengan karyanya “An Economic Theory of Democracy” (1957)
dan Riker & Ordeshook, yang dituangkan dalam tulisan berjudul “A Theory of the
Calculus Voting”, (1962). Para penganut aliran ini mencoba memberikan penjelasan
tentang apa yang diperoleh bila seseorang menentukan pilihannya, baik terhadap
pendapatnya. Kedua sumber itulah yang menjadi basis perilaku politik tersebut.
19
Perilaku berpolitik rasio tersebut merupakan refleksi dari demokrasi mahzab
Aristotelian yang melihat manusia sebagai zoon politicon yang mandiri dalam
Hal ini dikarenakan pada even pemilu ini merupakan transisi dari pola
20
2.2 Landasan Konseptual
Tabel 2.3
Kerangka Konseptual
Harapan Fenomena
Harapannya adalah agar dapat Peran keluarga atau hubungan kekerabatan memiliki
mengetahui bagaimana perilaku dampak signifikan dalam Pemilihan Kepala Desa
politik masyarakat di Desa Sibual- Sibual buali. Kekuatan politik seringkali terbentuk
buali. Mengetahui apa saja yang melalui ikatan kekerabatan atau kelompok Semarga
mempengaruhi masyarakat dalam yang memiliki hubungan darah dari leluhur yang
memilih calon Kepala Desa. sama. Semakin besar kelompok semarga semakin
kuat dukungan politik yang dapat diberikan kepada
calon Kepala Desa. Faktor politik uang juga
memainkan peran penting dalam Pilkades Sibual
buali.
Metode Penelitian
Landasan Teori
1. Perilaku Politik
2. Pendekatan Sosiologis
3. Pedekatan Psikologi
4. Pendekatan Rasional
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian merupakan tempat yang dipilih oleh penulis untuk melakukan
penelitian, dengan tujuan untuk mendapatkan data dari hasil penelitian tersebut.
masyarakat dalam pemilihan kepala desa di Desa Sibual-buali dan ingin mengetahui
dalam kata-kata atau kalimat, seperti kutipan dari wawancara penulis dan informan
dengan cara mendeskripsikan, meringkas dari latar yang beragam dengan variabel
22
3.3 Informan Penelitian
dibahas, yang dalam hal ini adalah bagaimana perilaku politik masyarakat dalam
Pilkades. Juga dikenal sebagai metode pengambilan sampel. Metodologi ini mengacu
pada mengembalikan sampel sebagai sumber data dengan pertimbangan khusus dan
dianggap sebagai yang paling terdidik tentang keadaan tersebut. Adapun informan-
Sumber data primer dan sekunder digunakan sebagai sumber data untuk
1. Data primer, yaitu sumber data yang langsung diambil melalui pengumpul data
(Luis dan Moncayo, 2020). Dan menurut Suharsimi Arikunto Data primer
adalah informasi yang dikumpulkan dari pihak pertama, biasanya dengan jejak,
wawancara, dan metode lainnya. Sebagai hasil dari pemahaman ini, dapat
ditarik kesimpulan bahwa sumber data primer adalah mereka yang secara
23
langsung menyumbangkan informasi dari pihak pertama ke pengumpulan data,
2. Data sekunder ialah penelitian yang yang bersumber dari studi kepustakaan.
Studi kepustakaan ada 3 yaitu, bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
hukum primer.
c. Bahan Hukum Tersier adalah yang menjelaskan tentang bahan hukum primer
buali. Semua jawaban yang diberikan dicatat dan kemudian diolah kembali
dalam bahasa dan tulisan. Kepala desa, Hatobangon, Panitia Pemilihan, tokoh
penelitian ini. untuk belajar lebih banyak tentang hal-hal yang tidak dapat
24
wawancara bersifat terarah. Wawancara yang bersifat terbuka dilakukan dengan
melalui catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, risalah rapat,
agenda, dan gambar peristiwa. Data hasil observasi dan temuan wawancara
mencari dan menyusun data secara metodis dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain sehingga dapat dipahami secara sederhana dan kesimpulannya
Adapun pada penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data yang
bersifat deskriptif terlebih dahulu diadakan pemeriksaan dan evaluasi terhadap semua
data yang ada untuk dapat memperoleh gambaran suatu kesimpulan atas fakta yang
teori yang sebenarnya telah diterima secara umum sebgai dasar kebenaran dan
keadilan, yang diambil suatu kesimpulan terhadap fakta yang diamati. Adapun
25
1. Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan
dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Peneliti yang baru memulai
reduksi data dapat membicarakannya dengan teman atau pakar lainnya. Setiap
peneliti akan mengikuti tujuan yang ingin dicapai sebagai pedoman untuk
dengan seksama segala sesuatu yang mereka temukan yang dianggap asing,
2. Penyediaan data merupakan suatu proses untuk menyajikan data dari hasil
memperluas data studi yang telah diproses. Peneliti menyajikan data pada tahap
menarik kesimpulan dan verifikasi dari data hasil penelitian dari awal peniliti
berusaha mencari, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul.
26
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Luis, F., & Moncayo, G. (2010). Dualisme Penelitian Normatif dan Empiris. Celeban
Timur: Pustaka Pelajar
Efrizal. 2012. Political Explore (Sebuah Kajian Ilmu Politik). Bandung: Alfabeta
Skripsi:
27
DesaBanjarwangi.(UniversitasSumateraUtara).
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/30096
Jurnal:
Harijadi, C. N., Raudhana, N., Atthalah, R., & Brilliana, D. (2023). Perilaku Memilih
Masyarakat Desa Pada Pemilihan Kepala Desa ( Studi Kasus Desa Ngadas
Kabupaten Malang ). Jurnal 5(4), 3749–3762.
Zulfikar (2019). Perilaku Politik Masyarakat pada Pemilihan Kepala Desa (Studi
Kasus di Desa Lobulayan). Repository Raden Intan.
Ningsih, Fitriyah Nur Widya. (2020). Perilaku Politik Masyarakat dalam Pemilihan
Calon Kepala Desa di Desa S-1 Aek Nabara Kecamatan Bilah Hulu. Skripsi 1–
17.
28
LAMPIRAN
TABEL JADWAL PENELITIAN
Pembuatan Proposal
Bimbingan Proposal
Seminar Proposal
Penelitian Lapangan
Bimbingan Skripsi
Sidang
Distribusi
Keterangan
Sudah dilaksanakan :
Belum dilaksanakan :
29