Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT. dimana Ia telah

melimpahkan untuk hambanya kita semua. Sehingga kita masih bisa hidup sampai

saat ini. Sholawat dan salam kita kirimkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.

sebagai tauladan kita dalam kehidupan ini.

Penulis membuat skripsi ini untuk memenuhi salah satu persyaratan lulus

jenjang Strata 1. Skripsi ini penulis buat dengan mengambil sumber dari narasumber,

jurnal, buku dan situs internet yang kemudian penulis lakukan penelitian. Adapun

judul yang diangkat oleh penulis adalah “Perilaku Politik Masyarakat dalam

Pemilihan Calon Kepala Desa Sibual-buali Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten

Padang Lawas”.

Adanya skripsi ini, tentu tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh

karenanya, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda Muhammad Yusup Hasibuan, Al-marhumah Ibunda Dewirna Lubis

beserta Ibunda Sambung Tuti Sahreni Lubis yang telah memberikan dukungan

dan motivasi penuh, sehingga saya dapat meyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Fithrah, ST., MT., IPM., ASEAN.Eng. selaku

Rektor Universitas Malikussaleh.

3. Bapak Dr. Muhammad Nazaruddin, S.S., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh.

4. Bapak Bobby Rahman, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik Dan

Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

i
Malikussaleh.

5. Bapak Teuku Muzaffarsyah, S.I.P., M.A.P. selaku Ketua Program Studi Ilmu

Politik.

6. Bapak Dr. Alfian, S.HI., MA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

7. Dosen dan civitas akademik di ruang lingkup Program Studi Ilmu Politik yang

telah membantu saya selama berada di Prodi ini, baik dalam proses belajar

maupun bernegosiasi.

8. Sahabat dan teman-teman seperjuangan Ilmu Politik angkatan 2018 yang telah

memberikan masukan dan semangat kepada peneliti.

Skripsi ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan

kritikan dari berbagai pihak sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan skripsi ini,

dan juga agar skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya, penulis

ucapkan terima kasih.

Bukit Indah, 23 Juli 2023

Penulis

Ali Husin Mubarok Hasibuan

NIM. 180220035

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 6


2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 7
2.2 Landasan Teori .................................................................................................. 11
2.1.1 Perilaku Politik ........................................................................................... 11
2.1.2 Pendekatan Sosiologis ................................................................................ 15
2.1.3 Pendekatan Psikologis ................................................................................ 17
2.1.4 Pendekatan Rasional ................................................................................... 19
2.2 Landasan Konseptual ........................................................................................ 21

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 22


3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................................... 22
3.2 Pendekatan Penelitian........................................................................................ 22
3.3 Informan Penelitian ........................................................................................... 23
3.4 Sumber Data ...................................................................................................... 23
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 24
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 27


LAMPIRAN ............................................................................................................... 29

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar nama calon kandidat Kepala Desa beserta karakteristiknya……….2

Tabel 1.2 Demografi desa Sibual-buali………………………………………………2

Tabel 2.1 Persamanan dan Perbedaan Hasil Penelitian Terdahulu dan Penulis.……..9

Tabel 2.2 Kerangka Konseptual……………………………………………………..21

Tabel Jadwal Penelitian ……………………………………………………………..29

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemilihan kepala desa merupakan salah satu aspek penting dalam proses

demokrasi di tingkat desa. Diberlakukannya UU No 6 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Desa merupakan upaya yang kuat untuk mengembalikan otonomi desa

dan memberikan kedaulatan politik kepada masyarakat desa, sehingga mereka dapat

berperan sebagai subyek yang memiliki kontrol penuh terhadap supra desa. Lebih

dari itu, UU tersebut juga bertujuan untuk menghidupkan kembali potensi kearifan

lokal di desa, yang menjadi sumber kelegaan tersendiri. Perilaku pemilih dalam

pemilihan kepala desa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor

agama, adat, dan rasionalitas. Demokrasi desa setidaknya dibentuk dengan tiga tata

yang dihasilkan dari “kontraksosial” masyarakat setempat tata krama (fatsoen), tata

susila (etika) dan tata cara (aturan main) atau rule of law tata krama dan tata susila

adalah bentuk budaya demokrasi yang mengajarkan toleransi, penghormatan terhadap

sesama, kesantunan, kebersamaan, dan lain-lain (Hasibuan, 1-5 :2018). (Fitriyah,

2020).

Pemilihan Kepala Desa di Desa Sibual buali Kecamatan Ulu Barumun

Kabupaten Padang Lawas untuk periode 2022 dilaksanakan pada tanggal 12 Juli

2022. Adapun daftar nama calon kandidat Kepala Desa beserta karakteristiknya

adalah sebagai berikut:

1
No. Nama Calon Kepala Desa Karakteristik
1. Sukri Harahap Tidak terlalu ramah
2. Zainuddin Hasibuan Ramah
3. Pauzan Hamidi Ramah
4. Sahwan Lubis Tidak terlalu ramah
5. Mahmud Azhari Tidak ramah

Adapun demografi desa Sibual-buali adalah sebagai berikut:

No. Status/jenis kelamin Jumlah


1. Laki-laki 1.100
2. Perempuan 1.185
3. PUS (Pasangan Usia Subur) 256
4. WUS (Wanita Usia Subur) 300
5. Balita 210
6. Lansia 60
7. Baduda 110
8. Remaja 411
Jumlah KK 450
Jumlah Seluruh Penduduk 2.285

Persiapan yang telah dipersiapkan oleh calon dengan dibantu oleh keluarga

serta tim sukses antara lain: persiapan keuangan yang lumayan, mental yang sehat

serta kokoh supaya melakukan proses kampanye berlangsung dengan lancar sesuai

dengan visi serta misi, mempunyai bekal pengetahuan dalam dunia politik,

mempunyai pengetahuan dalam bidang pengembangan Desa yang direncanakan dan

dikemas dalam wujud program kerja guna menghasilkan inovasi baru supaya desa

jadi lebih maju.

2
Dalam pilkades serentak tahun 2022 terdapat enam tahapan, yaitu tahapan

persiapan, tahapan pencalonan, penyusunan dan penetapan daftar pemilih, tahapan

kampanye, tahapan pemungutan dan penghitungan suara, dan tahapan penetapan.

Adapun syarat untuk mecalonkan diri sebagai kepala desa di kecamatan Ulu Barumun

adalah harus sesuai dengan peraturan MenpanRB tentang pemilihan kepala desa.

Desa Sibual-buali di Kabupaten Padang Lawas dikenal sangat homogen dan

hanya terdiri dari kelompok Etnis Batak Mandailing dan mayoritas Muslim. Serta

mayoritas penduduk desanya yaitu bermarga Hasibuan dan Lubis. Dalam silsilah

Marga Batak Mandailing marga diatas adalah satu, yang berarti memiliki hubungan

kekerabatan yang cukup kuat dan erat. Hubungan kekerabatan berdasarkan marga di

daerah Padang Lawas disebut Dalihan na tolu, yang berarti tiga kelompok marga

yang berbeda harus saling merangkul atau harus bersatu padu, seiya, sekata, menjadi

satu. Ketiga Kompenen itu yakni: 1. Kahanggi (teman semarga), 2. Mora (pihak

pengambilan istri). 3. Anak Boru (pihak pemberi istri). Dalihan na tolu dianalogikan

dengan tiga buah tungku yang dipakai untuk menopang periuk atau kuali ketika

memasak. Jarak antara ketiga tungku tersebut sama, sehingga ketiganya dapat

menopang periuk dengan kuat. Titik tumpu ketiga periuk menghasilkan tekanan yang

sama. Periuk dapat diartikan sebagai beban kewajiban bersama. Oleh karenanya,

dalihan na tolu diartikan sebagai tiga tungku, yang menunjukkan peran, kewajiban

dan hak dari ketiga elemen dalam dalihan na tolu.

Kekerabatan atau parkahanggian (kelompok kekerabatan yang semarga dan

memiliki hubungan darah satu sama lain dari keturunan yang sama) yang besar

menjadi kekuatan politik dari si calon. Semakin besar kelompok parkahaggian

3
semakin banyak juga dukungan yang didapat. Lingkungan yang kecil juga

menjadikan masyarakat lebih sering berinteraksi sehingga hubungan kekerabatan juga

semakin dekat. Hal ini menjadikan masyarakat tidak ingin mengkhianati kerabatnya,

sehingga masayarakat harus memilih kerabatnya. Perasaan hubungan kekerabatan ini

sudah mengakar di Desa Sibual-buali yang selalu mengutamakan kerabat. Sehingga,

jika suatu hari nanti terjadi musibah yang menimpanya, maka kerabatlah yang akan

membantu atau menolongnya. Dikarenakan lingkungan yang cukup kecil dan

dekatnya hubungan masyarakat, calon bisa memprediksi siapa saja yang memilih

ataupun tidak memilihnya. Kemudian calon juga bisa mendapatkan kabar dari orang

lain. Hal ini dapat meyebabkan renggangnya hubungan kekerabatan (Rachmi, 2021).

Di setiap desa di Kabupaten Padang Lawas ada namanya „Hatobangon‟ dimana

Hatobangon adalah ketua adat yang bertugas memimpin peradatan di desa. Berbeda

dengan kepala desa yang bertugas dengan segala yang berhubungan dengan

pemerintahan desa. Berdasarkan observasi awal dengan hatobangon, beberapa

kelompok masyarakat Sibual-buali ada juga yang memilih Kepala Desanya

berdasarkan politik uang (money politik) yang diberikan melalui tim sukses bakal

calon Kepala Desa sebelum Pilkades dilaksanakan di TPU setempat. Kemudian, ada

juga masyarakat yang berperilaku mengamati bakal calon Kepala Desa dengan

menghadiri rapat umum dan diskusi mengenai siapa saja yang akan mencalon, dan

mengamati siapa saja tim sukses dari bakal calon, serta mengikuti perkembangan

politik dari calon. Setelah melihat dan mengamati secara langsung dari masing-

masing calon, barulah pengamat memberikan suaranya (Ivan, 2020).

4
Pemilihan kepala desa menjadi suatu yang sakral bagi masyarakat Desa Sibual-

buali. Sebagai kepala adat memberikan gambaran betapa strategisnya posisi tersebut.

Pentingnya pemilihan desa tersebut yang menentukan nasib dan arah pembangunan

Desa Sibual-buali, sehingga masyarakat menjalankan Pilkades agar terpilihnya Kades

yang sesuai dengan pertimbangan kompetensi dan pengalaman bakal calon kepala

desa. Kesadaran akan pentingnya pemilihan kepala desa menjadi landasan kuat bagi

masyarakat untuk menjalankan kontestasi ini dengan penuh dedikasi (Harijadi, 2023).

Berdasarkan fenomena tersebut di atas, peneliti tertarik meneliti perilaku politik

masyarakat dalam Pilkades di Desa Sibual-buali, Kecamatan Ulu Barumun,

Kabupaten Padang Lawas.

1.2 Rumusan Masalah

Latar Belakang Masalah di atas kiranya sudah tergambar apa yang akan diteliti

5
dalam penelitian ini,maka akan dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perilaku memilh masyarakat Desa Sibual-buali dalam pemilihan

kepala desa?

2. Bagaimana rasionalitas memilih masyarakat Desa Sibual-buali dalam

pemilihan Kepala Desa?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui bagaimana perilaku masyarakat di Desa Sibual-buali dalam

memilih calon kepala desa.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara penilaian masyarakat untuk memilih Kepala

Desa yang baik.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Manfaat dari penelitian ini merupakan agar dapat memperluas dan atau

memperkaya ilmu terkhusus tentang perilaku politik dalam pemilihan kepala desa.

2. Praktis

Memberikan masukan untuk masyarakat Desa Sibual-buali dalam pemilhan

Kepala desa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

6
2.1 Penelitian Terdahulu

Landasan atau acuan terdahulu sangatlah penting untuk membantu penelitian

terhadap masalah yang diteliti oleh peneliti. Penulis memilih beberapa penelitian

terdahulu sebagai bahan komparasi dan membahani penulis dalam mengorganisir

topik penelitian.

Penelitian pertama adalah Skripsi yang di susun oleh Suandri dari program

studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

Pontianak, yang berjudul “Perilaku Politik Pemilih Masyarakat Desa Nibung

Kecamatan Selimbau Dalam Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas

Hulu Tahun 2015”. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian

kualitatif. Skripsi ini menjelaskan atau ingin mengetahui faktor-faktor yang

dengannya penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menjelaskan atau ingin

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

tahun 2015.(Suandri, 2020)

Skripsi oleh Meyninggar Dityanintyas program studi Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Semarang yang berjudul “Hubungan Antar Presepsi

Terhadap Proses Pemilihan Kepala Daerah Dengan Partisipasi Politik Tahun 2017”.

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kualitatif. Skripsi ini

menggambarkan Presepsi terhadap pemilihan kepala daerah dengan partisipasi

politik.(Dityanintyas, 2019)

Penelitian yang dilakukan oleh Muh. Iqra Harsuda Muda dalam skripsi

Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan judul “Perilaku Politik Masyarakat

7
dalam Pemilihan Calon Kepala Desa di Desa Jenetalassa Kecamatan Pallangga,

Kabupaten Gowa”. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian

kualitatif. Hasil dari peneltian ini adalah menunjukkan calon kepala desa mempunyai

perilaku yang inovasi dan transparansi, karena selayaknya kepala desa yang di

inginkan oleh masyarakat ialah calon kepala desa yang transparansi dalam segi

apapun dan mempunyai inovasi yang dapat membangun desa Jenetallasa lebih baik

lagi kedepannya. Serta dapat mengayomi masyarakat desa Jenetallasa dengan

ramah.(Harsuda, 2020)

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ivan Saputra dalam skripsi

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, dengan judul “Perilaku Politik

Masyarakat Pada Pemilihan Kepala Desa (Studi Kasus di Pekon Susuk Kecamatan

Kelumbayan Kabupaten Tanggamus)”. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah

metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku

politik masyarakat dalam pemilihan calon kepala desa di Desa Pekon Susuk untuk

melihat apakah calon kepala desa lebih mementingkan inovasi dan transparansi

dimana masyarakat lebih membutuhkan calon kepala desa yang akan menduduki

pimpinan kepala desa yang memiliki inovasi untuk desa jenetallasa kedepannya dan

transparansi terhadap semua masyarakat jenetallasa.(Saputra, 2020)

Penelitian terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh Zulfikar (2022) dalam

Jurnal Sains Riset (JSR), dengan judul “Perilaku Politik Masyarakat dalam

Pemilihan Keuchik di Gampong Pangge Pilok Kecamatan Grong Grong Kabupaten

Pidie Periode 2022-2027”. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode

penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini adalah Hasil penelitian ini menunjukkan

8
Perilaku Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Keuchik Di Gampong Pangge Pilok

Kecamatan Grong Grong, Kabupaten Pidie, pada umumnya ditentukan oleh faktor

internal dan juga oleh faktor eksternal. Selain itu ada juga sebagian masyarakat

lainnya memilih calon Keuchik karena memiliki hubungan kekeluargaan dengan

salah satu calon. calon kepala desa mempunyai perilaku yang inovasi dan

transparansi, karena selayaknya kepala desa yang di inginkan oleh masyarakat ialah

calon kepala desa yang transparansi dalam segi apapun dan mempunyai inovasi yang

dapat membangun desa Pangge pilok lebih baik lagi kedepannya. Pelakasanaan

Pemilihan menunjukan bahwa minat dan tingkat partisipasi masyara di hari pemilihan

sangat tinggi sehingga tertip acara berjalan lancar (Zulfikar, 2022).

Tabel 2.1

Persamanan dan Perbedaan Hasil Penelitian Terdahulu dan Penulis

No Judul Persamaan Perbedaan

1 “Perilaku Politik  Pendekatan  Penelitian yang


Pemilih Masyarakat penelitian yang dilakukan oleh
Desa Nibung digunakan adalah Suandri, lebih
Kecamatan Selimbau metode kualitatif fokus untuk
Dalam Pemilihan yang bersifat menjelaskan atau
Bupati Dan Wakil deksriptif. ingin mengetahui
Bupati Kabupaten  Memiliki persamaan faktor-faktor
Kapuas Hulu Tahun sama-sama yang
2015” mengkaji perilaku mempengaruhi
politik masyarakat pemilihan Bupati
pada Pilkades. dan Wakil
Bupati tahun
2015. Sedangkan
penulis lebih
fokus pada
perilaku
masyarakat
dalam pemilihan

9
Kepala Desa.

2 “Hubungan Antar  Pendekatan  Penelitian yang


Presepsi Terhadap penelitian yang dilakukan oleh
Proses Pemilihan digunakan adalah Meyninggar
Kepala Daerah metode kualitatif Dityanintyas fokus
Dengan Partisipasi deskriptif. pada hubungan
Politik Tahun 2017”  Sama-sama presepsi
mengkaji proses masayarakat
pemilihan kepala terhadap Pemilihan
daerah. Kepala Daerah.
Sedangkan peneliti
fokus perilaku
masayarakat pada
Pilkades di Desa
Sibual-buali.
3 “Perilaku Politik  Pendekatan  Penelitian yang
Masyarakat dalam penelitian yang dilakukan oleh Muh.
Pemilihan Calon digunakan adalah Iqra Harsuda Muda
Kepala Desa di Desa metode kualitatif fokus pada perilaku
Jenetalassa yang bersifat politik masyarakat
Kecamatan deksriptif. pada Pilkades di
Pallangga,  Sama-sama Desa Jenetalassa.
Kabupaten Gowa” mengkaji perilaku Sedangkan penulis
masyarakat padal fokus pada perilaku
Pilkades. politik masyarakat
pada Pilkades di
Desa Sibual-buali.
4 “Perilaku Politik  Pendekatan  Penelitian yang
Masyarakat Pada penelitian yang dilakukan oleh
Pemilihan Kepala digunakan adalah Muhammad Ivan
Desa (Studi Kasus di metode kualitatif. Saputra fokus pada
Pekon Susuk  Sama-sama perilaku politik
Kecamatan mengkaji perilaku masyarakat pada
Kelumbayan masyarakat pada Pilkades di Desa
Kabupaten Pilkades. Pekon Susuk.
Tanggamus)” Sedangkan penulis
fokus pada perilaku
politik masyarakat
pada Pilkades di
Desa Sibual-buali.

10
5 “Perilaku Politik  Pendekatan  Penelitian yang
Masyarakat dalam penelitian yang dilakukan oleh
Pemilihan Keuchik di digunakan adalah Zulfikar fokus pada
Gampong Pangge metode kualitatif. perilaku politik
Pilok Kecamatan  Sama-sama masyarakat pada
Grong Grong mengkaji perilaku Pilkades di
Kabupaten Pidie politik masyarakat Gampong Pangge
Periode 2022-2027” pada Pilkades. Pilok. Sedangkan
penulis fokus pada
perilaku politik
masyarakat pada
Pilkades di Desa
Sibual-buali.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan suatu proses yang sangat penting dijadikan sebagai

rujukan dalam sebuah penelitian karena landasan teori digunakan untuk menjelaskan

teori apa saja yang dipakai penulis dalam penelitian ini serta memiliki fokus yang

jelas.

Adapun landasan teori yang dimuat penulis dalam membuat penelitian ini yaitu

adalah sebagai berikut:

2.1.1 Perilaku Politik

Perilaku politik pada umumnya ditentukan oleh faktor internal individu itu

sendiri seperti idealisme. Tingkat kecerdasan, kehendak hati dan oleh faktor eksternal

(kondisi lingkungan) seperti agama, sosial, politik, kehidupan ekonomi, dan

sebagainya yang mengelilinginya. Perilaku politik merupakan kegiatan yang

berkaitan dengan proses pengambilan keputusan politik. Perilaku politik merupakan

salah satu unsur atau aspek perilaku secara umum, selain perilaku politik terdapat

perilaku lain seperti perilaku organisasi, perilaku budaya, perilaku

11
konsumen/ekonomi, perilaku keagamaan dan sebagainya. Perilaku politik dapat

diwujudkan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan proses pembuatan dan

pelaksanaan kebijakan dan kegiatan politik adalah pemerintah dan masyarakat.

Perilaku politik dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu: pertama, perilaku

lembaga dan pejabat pemerintah, kedua, perilaku politik warga negara biasa

(Ghafurur, J. 2022).

Perilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan

proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik dan yang melakukan kegiatan

politik tersebut adalah pemerintah dan masyarakat. Perilaku politik dapat dibagi ke

dalam dua bagian pokok yakni: pertama, perilaku politik lembaga-lembaga dan

pejabat pemerintah, kedua, perilaku politik warga negara biasa (Sitepu, 2020).

Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh

penduduk Desa setempat. Usia minimal Kepala Desa adalah 25 tahun, dan Kepala

Desa haruslah berpendidikan paling rendah SLTP, penduduk Desa setempat.

Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa dilakukan oleh Panitia Pemilihan, dimana

dibentuk oleh BPD, dan anggotanya terdiri dari unsur perangkat Desa, pengurus

lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat.

Kepala desa dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan kepala desa

atau disingkat pilkades. Masa jabatan kepala desa adalah 6 tahun dan sesudahnya

dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Kepala desa dan

perangkat desa umumnya berasal dari penduduk setempat dan menetap atau

bertempat tinggal di desa itu.

12
Salah satu unsur dari perilaku adalah gerak sosial yang terikat oleh empat

syarat, yakni (Setiyawati, 2013) :

a. Diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

b. Terjadi pada situasi tertentu.

c. Diatur oleh kaidah-kaidah tertentu.

d. Terdorong oleh motivasi-motivasi tertentu.

Perilaku politik atau (Politic Behaviour) adalah perilaku yang dilakukan oleh

insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan

politik. Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan

kewajibannya guna melakukan perilaku politik (Sobolim, 2013).

Seorang Kepala Desa sebagai pemimpin harus bisa mempengaruhi masyarakat

atau pengikutnya maka gaya komunikasi yang digunakan haruslah tepat karena

masyarakat mempunyai tipe dan karakter yang berbedabeda. Seorang Calon Kepala

Desa tentunya juga harus mampu menggunakan gaya-gaya komunikasi yang tepat

agar masyarakat benar-benar mendukung dan memilihnya.

Suasana menjelang Pemilihan Kepala Desa biasanya terjadi suasana yang

sangat menegangkan terutama bagi desa yang mempunyai lebih dari satu calon

karena bersinggungan dengan perbedaan pilihan terhadap calon kepala desa tersebut.

Sebelum masa pendaftaran calon Kepala desa terdengar ada tiga orang yang bakal

mencalonkan tetapi pada pelaksanaannya ternyata hanya satu orang yang mendaftar

diri sebagai calon Kepala desa hal ini disebabkan karena:

a. Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat/pemimpin

b. Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik

13
atau parpol, mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau LSM (lembaga

swadaya masyarakat)

c. Ikut serta dalam pesta politik d. Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku

politik yang berotoritas

d. Berhak untuk menjadi pimpinan politik

e. Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik

guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang

undang dasar danperundangan hukum yang berlaku.

Model perilaku memilih (Voting Behavior) sehingga perilaku memilih

ditentukan oleh 3 model faktor yang mempengaruhinya yaitu ( (Newman dan Sheth

dalam Muluk, 2012) :

a. Perasaan emotional terhadap pilkades merupakan dimensi emotional yang

ditunjukkan oleh kandidat dengan menggunakan penawaranpenawaran politik.

b. Isu-isu dan kebijakannya yang didalamnya terdapat program- program yang

diperjuangkandan dijanjikan kandidat.

c. Citra kandidat mengacu pada sifat-sifat pribadi yang dianggap sebagai karakter

kandidat.

Sejalan dengan akselerasi teknologi informasi (komunikasi), kini peradaban

manusia mencapai kemajuan yang sangat pesat. Dengan dukungan teknologi

informasi, batas interaksi manusia semakin tak terbatas, mulai dari lintas budaya,

lintas negara, bahkan lintas Benua, akibat kecanggihan alat komunikasi. Hampir

setiap kejadian baru atau event penting di belahan dunia ini, kita bisa langsung

melihatnya dalam tempo waktu itu juga. Luar bisa kemajuan teknologi komunikasi

14
saat ini. Demikian halnya dengan di Desa sekarang ini teknologi komunikasi sudah

merambah di pedesaan.

Secara garis besar, pemilih diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan

utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan

kemudian memberikan suaranya kepada kontestan yang bersangkutan. Pemilih dalam

hal ini dapat berupa konstituen maupun masyarakat yang merasa diwakili oleh suatu

idiologi tertentu yang kemudian dimanifestasikan dalam institusi politik seperti

parpol (Firmanzah dalam Efrizal, 2012:480).

Budiarjo (2008;136) mendefinisikan prilaku pemilih sebagai kegiatan seseorang

atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain

dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Memilih ialah suatu aktifitas

yang merupakan proses menentukan sesuatu yang dianggap cocok dan sesuai dengan

keinginan seseorang atau kelompok.

Studi tentang perilaku memilih merupakan studi mengenai alasan dan faktor

yang menyebabkan seseorang memilih suatu partai atau kandidat yang ikut dalam

kontestasi politik. Perilaku memilih baik sebagai konstituen maupun masyarakat

umum di sini dipahami sebagai bagian dari konsep partisipasi politik rakyat dalam

sistem perpolitikan yang cenderung demokratis.

2.1.2 Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologis sering disebut Mazhab Columbia (The Columbia School

of Electoral Behavior). Mazhab Columbia dikembangkan oleh ilmuan politik dari

universitas Columbia, yang diprakarsai oleh sosiolog Paul F. Lazarsfeld dan rekan

15
sekerjanya Bernard Berelson dan Hazel Gaudet dari Columbia University. Sehingga

kemudian pendekatan ini dikenal juga dengan sebutan Mazhab Columbia. Dan

dikenal juga sebagai pendekatan sosiologis (Efrizal, 2012 : 492).

Pendekatan Sosiologis merupakan pendekatan yang menekankan pada peranan

faktor-faktor sosiologis dalam membentuk perilaku politik seseorang. Seseorang

tidak ikut dalam pemilihan dijelaskan sebagai akibat dari latar belakang sosiologis

tertentu, seperti agama, pendidikan, pekerjaan, ras dan sebagainya (Ari M, 2020).

Roth mengatakan dasar model penjelasan mikrososiologis berasal dari teori

lingkaran sosial yang diformulasikan oleh George Simmel (1890) pada akhir abad

lalu. Menurut teori ini setiap manusia terikat di dalam berbagai lingkaran sosial,

contohnya keluarga, lingkaran rekan-rekan, tempat kerja dsb. Sedangkan model

penjelasan makrososiologis, mengacu kepada konflik-konflik mendasar yang

biasanya muncul di masyarakat, yang kesetimbangannya perlu di pertahankan dalam

sebuah demokrasi. Biasanya status sosial struktural dilakukan dengn melihat

keanggotaan seorang dalam berbagai kelompok profesi yang ada (Masruri, 2020).

Pendekatan sosiologis digambarkan peta kelompok masyarakat dan setiap

kelompok dilihat sebagai basis dukungan terhadap partai tertentu. Pengelompokan ini

bisa berdasarkan gender (perempuan dan laki-laki), usia (muda dan lanjut usia).

Pendekatan sosiologis mengasumsikan bahwa preferensi politik, sebagaimana juga

preferensi voting, adalah produk karakteristik sosio ekonomi, seperti pekerjan, kelas,

agama dan ideologi. Menurut Hadi (2006), pendekatan sosiologis pada dasarnya

menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan sosial mempunyai

pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan perilaku pemilih (Aisyah, 2021).

16
Secara keseluruhan, pendekatan sosiologis dapat memberikan penjelasan

mengenal perilaku pemilu yang konstan. Namun tetap tidak dapat memberikan

penjelasan mengenai penyebab pindahnya seorang individu ke calon yang lain.

2.1.3 Pendekatan Psikologis

Pendekatan psikologis, yang sering disebut dengan Mazhab Michigan (The

Michigan Survey Research Center. Model ini dipelopori oleh Angus Campbell,

peneliti pada Survey Research Center, sebuah lembaga penelitian di Universitas

Michigan, Amerika Serikat (Efrizal 2012: 503).

Menurut Dennis Kavanagh (dalam Efrizal, 2012:505), dalam pendekatan

psikologis, kajian perilaku memilih memusatkan perhatiannya pada tiga hal pokok

yaitu: (1) persepsi dan penilaian pribadi terhadap kandidat; (2) persepsi dan penilaian

terhadap tema-tema yang diangkat; (3) identifikasi partai Pendekatan psikologis ini

mengembangkan konsep psikologi, khususnya konsep sikap dan sosialisasi dalam

menjelaskan perilaku seseorang. Pembentukan sikap tidaklah bersifat begitu saja

terjadi, melainkan proses sosialisasi yang berkembang menjadi ikatan psikologis yang

kuat antara seseorang dengan partai politik atau kandidat tertentu (Nikodemus, 2019).

Pendekatan psikologis yang menggunakan identifikasi partai sebagai konsep

kunci. Identifikasi partai berarti “rasa keterikatan individu terhadap partai”, sekalipun

ia bukan anggota. Munculnya pendekatan psikologis merupakan reaksi atas ketidak

puasan terhadap beberapa ilmuwan politik terhadap pendekatan sosiologis. Beberapa

ilmuan penganut pendekatan psikologis menganggap pendekatan sosiologis secara

metodologis sulit dilaksanakan, terutama dalam aspek pengukurannya. Dalam

pendekatan psikologis, perilaku pemilih ditentukan oleh kekuatan psikologis yang

17
berkembang dalam diri pemilih (voters) sebagai produk dari proses sosialisasi. Sikap

seseorang di sini sebagai refleksi dari kepribadian seseorang yang merupakan

variabel yang menentukan dalam mempengaruhi perilaku politiknya (Hadi, 2006).

Identifikasi seseorang terhadap partai tertentu yang kemudian akan mempengaruhi

sikap orang tersebut terhadap para calon dan isu-isu politik yang berkembang.

Kekuatan dan arah identifikasi kepartaian adalah kunci dalam menjelaskan sikap dan

perilaku pemilih (Muluk, 2012).

Campbell (2000) menjelaskan proses terbentuknya perilaku pemilih dengan

istilah “Funnel of Causality”. Pengandaian itu dimaksudkan untuk menjelaskan

fenomena voting yang di dalam model terletak paling atas dari “funnel” (Cerobong).

Digambarkan bahwa di dalam cerobong terdapat as (axis) yang mewakili dimensi

waktu. Kejadian-kejadian yang saling berhubungan satu sama lain bergerak dalam

dimensi waktu tertentu mulai dari mulut sampai ujung cerobong. Mulut cerobong

adalah latar belakang sosial (ras, agama, etnik, daerah), status sosial (pendidikan,

pekerjaan, kelas) dan watak orang tua. Semua unsur tadi mempengaruhi identifikasi

kepartaian seseorang yang merupakan bagian berikutnya dari proses tersebut. Pada

tahap berikutnya, identifikasi kepartaian akan mempengaruhi penilaian terhadap para

kandidat dan isu-isu politik (Asyah, 2021).

Pendekatan psikologis sama dengan penjelasan yang diberikan dalam model

perilaku politik, sebagaimana dijelaskan di atas. Salah satu konsep psikologi sosial

yang digunakan untuk menjelaskan voting behavior pada pemilihan umum berupa

identifikasi partai. Konsep ini merujuk pada persepsi pemilih atas partai-partai yang

ada atau keterikatan emosional pemilih terhadap partai tertentu. Konkretnya, partai

18
yang secara emosional dirasakan sangat dekat dengannya merupakan partai yang

selalu dipilih tanpa terpengaruh oleh faktor-faktor lain (Dityanintyas, 2017).

2.1.4 Pendekatan Rasional

Pendekatan rasional melihat kegiatan memilih sebagai produk kalkulasi untung

dan rugi. Bagi pemilih pertimbangan untung dan rugi digunakan untuk membuat

keputusan tentang partai atau kandidat yang dipilih, terutama untuk keputusan apakah

ikut memilih atau tidak memilih (Efrizal,2012: 515).

Para pemilih akan menentukan pilihannya berdasarkan penilaiannya terhadap

isu-isu politik dan kandidat yang diajukan. Artinya, para pemilih dapat menentukan

pilihannya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan rasional, dan perilaku pemilih

bukan hanya ditentukan oleh faktor karakteristik sosial dan identifikasi partai.

Pendekatan ini lahir sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap pendekatan

sosiologis dan psikologis. Pemikiran baru ini mempergunakan pendekatan ekonomi

yang sering pula disebut sebagai pendekatan rasional. Tokoh dalam pendekatan ini

antara lain Downs dengan karyanya “An Economic Theory of Democracy” (1957)

dan Riker & Ordeshook, yang dituangkan dalam tulisan berjudul “A Theory of the

Calculus Voting”, (1962). Para penganut aliran ini mencoba memberikan penjelasan

bahwa perilaku pemilih terhadap partai politik tertentu berdasarkan perhitungan,

tentang apa yang diperoleh bila seseorang menentukan pilihannya, baik terhadap

calon presiden maupun anggota parlemen (Rachma, 2020).

Pengertian rasionalisme disini adalah perilaku politik yang mengedepankan

adanya independensi maupun juga intelektualitas dalam mengartikulasikan

pendapatnya. Kedua sumber itulah yang menjadi basis perilaku politik tersebut.

19
Perilaku berpolitik rasio tersebut merupakan refleksi dari demokrasi mahzab

Aristotelian yang melihat manusia sebagai zoon politicon yang mandiri dalam

menyikapi seseuatu. Munculnya rasionalisme ini memang berkaitan dengan

pemaknaan demokrasi substantif yang lebih melihat egalitarian dan partisipatorisme.

Hal ini dikarenakan pada even pemilu ini merupakan transisi dari pola

patrimonialisme menuju pada rasionalisme (Raharjo W, 2022).

20
2.2 Landasan Konseptual
Tabel 2.3
Kerangka Konseptual

“Perilaku Politik Masyarakat dalam Pemilihan Calon Kepala Desa


Sibual-buali Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas ”

Harapan Fenomena

Harapannya adalah agar dapat Peran keluarga atau hubungan kekerabatan memiliki
mengetahui bagaimana perilaku dampak signifikan dalam Pemilihan Kepala Desa
politik masyarakat di Desa Sibual- Sibual buali. Kekuatan politik seringkali terbentuk
buali. Mengetahui apa saja yang melalui ikatan kekerabatan atau kelompok Semarga
mempengaruhi masyarakat dalam yang memiliki hubungan darah dari leluhur yang
memilih calon Kepala Desa. sama. Semakin besar kelompok semarga semakin
kuat dukungan politik yang dapat diberikan kepada
calon Kepala Desa. Faktor politik uang juga
memainkan peran penting dalam Pilkades Sibual
buali.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rumusan masalah


pendekatan kualitatif dengan 1. Bagaimana perilaku politik masyarakat di Desa
jenis penelitian deskriptif. Sibual-buali?
2. Apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam
memilih calon Kepala Desa?

Landasan Teori

1. Perilaku Politik
2. Pendekatan Sosiologis
3. Pedekatan Psikologi
4. Pendekatan Rasional

21
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang dipilih oleh penulis untuk melakukan

penelitian, dengan tujuan untuk mendapatkan data dari hasil penelitian tersebut.

Disini penulis menetapkan lokasi untuk melakukan penelitian di Desa Sibual-buali,

Kecamatan Ulu Barumun, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara.

Penulis memilih dan menetapkan lokasi penelitian di Desa Sibual-buali sebab

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana perilaku politik

masyarakat dalam pemilihan kepala desa di Desa Sibual-buali dan ingin mengetahui

apa saja faktor penghambat dan pendukung pilkades.

3.2. Pendekatan Penelitian

Teknik pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan jenis penelitian deskriptif, dimana temuan akhir penelitian diungkapkan

dalam kata-kata atau kalimat, seperti kutipan dari wawancara penulis dan informan

yang menjadi acuan kesimpulan penelitian. Masyarakat yang menjadi subjek

penelitian ini dapat digambarkan sebagai masyarakat, dan metode penelitian

deskriptif dapat dipandang sebagai prosedur pemecahan masalah yang dieksplorasi

dengan cara mendeskripsikan, meringkas dari latar yang beragam dengan variabel

variabel yang berkembang (Luis dan Moncayo, 2020).

22
3.3 Informan Penelitian

Subyek penelitian disebut sebagai informan penelitian dalam metodologi

penelitian kualitatif. Informan penelitian ini adalah seseorang yang benar-benar

memiliki pengalaman dan mampu menjelaskan pengetahuan tentang topik yang

dibahas, yang dalam hal ini adalah bagaimana perilaku politik masyarakat dalam

Pilkades. Juga dikenal sebagai metode pengambilan sampel. Metodologi ini mengacu

pada mengembalikan sampel sebagai sumber data dengan pertimbangan khusus dan

dianggap sebagai yang paling terdidik tentang keadaan tersebut. Adapun informan-

informan tersebut sebagai berikut:

1. Kepala desa Bapak Pauzan Hamidi

2. Hatobangon (yang dituakan) Bapak Efendi Hasibuan

3. Panitia Pemilihan Bapak Rahmat Nasution

4. Tokoh masyarakat Diris Lubis

5. Tokoh Perempuan Yuli Wahyuningsih

6. Tokoh Naposo Nauli Bulung (pemuda kampung) Mhd Junaidi Hasibuan

3.4 Sumber Data

Sumber data primer dan sekunder digunakan sebagai sumber data untuk

penelitian ini, yaitu :

1. Data primer, yaitu sumber data yang langsung diambil melalui pengumpul data

(Luis dan Moncayo, 2020). Dan menurut Suharsimi Arikunto Data primer

adalah informasi yang dikumpulkan dari pihak pertama, biasanya dengan jejak,

wawancara, dan metode lainnya. Sebagai hasil dari pemahaman ini, dapat

ditarik kesimpulan bahwa sumber data primer adalah mereka yang secara

23
langsung menyumbangkan informasi dari pihak pertama ke pengumpulan data,

biasanya melalui wawancara.

2. Data sekunder ialah penelitian yang yang bersumber dari studi kepustakaan.

Studi kepustakaan ada 3 yaitu, bahan hukum primer, bahan hukum sekunder

dan bahan hukum tersier.

a. Bahan Hukum Primer adalah yang berasal dari Undang-Undang.

1) Undang – Undang No 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Pasal 11 ayat 1

b. Bahan Hukum Sekunder adalah hukum perundang-undangan berkaitan dengan

hukum primer.

c. Bahan Hukum Tersier adalah yang menjelaskan tentang bahan hukum primer

dan bahan hukum tersier.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan berbagai metode pengumpulan data, dimana teknik

pengumpulan datanya adalah sebagai berikut:

1. Wawancara dilakukan dengan cara memberikan pernyataan-pernyataan yang

telah disiapkan kepada informan (wawancara terstruktur). Pertanyaan yang

diajukan adalah berhubungan dengan perilaku politik masyarakat Desa Sibual-

buali. Semua jawaban yang diberikan dicatat dan kemudian diolah kembali

dalam bahasa dan tulisan. Kepala desa, Hatobangon, Panitia Pemilihan, tokoh

masyarakat serta subjek penelitian lainnya termasuk yang diwawancarai untuk

penelitian ini. untuk belajar lebih banyak tentang hal-hal yang tidak dapat

dipahami dari pengamatan untuk menemukan penjelasan atau pengetahuan.

Wawancara yang dilaksanakan adalah wawancara bersifat terbuka dan

24
wawancara bersifat terarah. Wawancara yang bersifat terbuka dilakukan dengan

subjek penelitian,yaitu informan penelitian menyadari dan tahu tujuan dari

wawancara, wawancara terarah dilakukan dengan Struktur pertanyaan dan

ungkapan spesifik dari masing-masingnya dimodifikasi agar sesuai dengan

keadaan dan kebutuhan pada saat wawancara.

2. Mencari informasi tentang suatu subjek melalui dokumentasi meliputi melihat

melalui catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, risalah rapat,

agenda, dan gambar peristiwa. Data hasil observasi dan temuan wawancara

dilengkapi dengan pendekatan dokumentasi dalam penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Bogmen (Bogmen. 2020), prosedur analisis data adalah tindakan

mencari dan menyusun data secara metodis dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain sehingga dapat dipahami secara sederhana dan kesimpulannya

dapat disampaikan kepada orang lain.

Adapun pada penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data yang

bersifat deskriptif terlebih dahulu diadakan pemeriksaan dan evaluasi terhadap semua

data yang ada untuk dapat memperoleh gambaran suatu kesimpulan atas fakta yang

diamati,juga bersifat deduktif yaitu suatu proses pengembalian keputusan berdasarkan

teori yang sebenarnya telah diterima secara umum sebgai dasar kebenaran dan

keadilan, yang diambil suatu kesimpulan terhadap fakta yang diamati. Adapun

analisis data dalam peneltian ini adalah sebagai berikut:

25
1. Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan

dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Peneliti yang baru memulai

reduksi data dapat membicarakannya dengan teman atau pakar lainnya. Setiap

peneliti akan mengikuti tujuan yang ingin dicapai sebagai pedoman untuk

meminimalisir data. Hasil penelitian kualitatif adalah fokus utamanya.

Akibatnya, ketika melakukan reduksi data, peneliti harus memperhatikan

dengan seksama segala sesuatu yang mereka temukan yang dianggap asing,

tidak diketahui, atau belum memiliki pola.

2. Penyediaan data merupakan suatu proses untuk menyajikan data dari hasil

pengumpulan data dalam penelitian, sehingga dalam tahap ini memberi

kemungkinan dalam mengambil tindakan, terutama jika data yang diperoleh

dapat mengatasi masalah penelitian atau diperlukan penelitian tambahan untuk

memperluas data studi yang telah diproses. Peneliti menyajikan data pada tahap

ini sehingga dapat menjadi landasan utama untuk membentuk kesimpulan

setelah diverifikasi sesuai dengan penekanan utama penelitian.

Penarik kesimpulan, verifikasi atau menarik kesimpulan, yaitu kegiatan

menarik kesimpulan dan verifikasi dari data hasil penelitian dari awal peniliti

berusaha mencari, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul.

Kemudian menghasilkan data baru.

26
DAFTAR PUSTAKA
Buku:

Budiardjo, Miriam. (2001). Perilaku Politik. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Luis, F., & Moncayo, G. (2010). Dualisme Penelitian Normatif dan Empiris. Celeban
Timur: Pustaka Pelajar

Efrizal. 2012. Political Explore (Sebuah Kajian Ilmu Politik). Bandung: Alfabeta

Kusnaedi. 2009. Memenangkan Pemilu Dengan Pemasaran Efektif. Bekasi:Duta


Media Tama.

Bogmen. (2020). Analisis Data Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Skripsi:

Dityanintyas, M. (2017). Proses Pemilihan Kepala Daerah Dengan Partisipasi


Politik ( Penelitian Pada Masyarakat Di Desa Kambangan Kecamatan Bruno
Kabupaten Purworejo . Skripsi.

Suandri. (2020). Perilaku Politik Pemilih Masyarakat Desa Nibung Kecamatan


Selimbau Dalam Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun 2015. Skripsi

Ghafurur, J. (2022). Perilaku Politik Masyarakat dalam Pemilihan Kepala Desa di


Gampong Pangge Pilok Kecamatan Grong-Grong 12(April), 169–178.

Harsuda. (2020). Perilaku Politik Masyarakat dalamPemilihan Calon Kepala Desa di


Desa Jenetalassa Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Skripsi.

Saputra, M. I. (2020). Perilaku Politik Masyarakat Pada Pemilihan Kepala Desa


(Studi Kasus di Pekon Susuk Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus).
Skripsi.

Sitepu, C. T. (2020). Perilaku Politik Msyarakat dalam Pemilihan Kepala Desa di

27
DesaBanjarwangi.(UniversitasSumateraUtara).
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/30096

Jurnal:

Nikodemus. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemilih dalam


Pemilihan Kepala Desa Suruh Tembawang Kecamatan Entikong Tahun 2013.
Jurnafis Untan: Publika.

Harijadi, C. N., Raudhana, N., Atthalah, R., & Brilliana, D. (2023). Perilaku Memilih
Masyarakat Desa Pada Pemilihan Kepala Desa ( Studi Kasus Desa Ngadas
Kabupaten Malang ). Jurnal 5(4), 3749–3762.

Zulfikar (2019). Perilaku Politik Masyarakat pada Pemilihan Kepala Desa (Studi
Kasus di Desa Lobulayan). Repository Raden Intan.

Raharjo, Wasisto, W. (2022). Perilaku Memilih Rasional dalam Pemilu Indonesia


Kontemporer: Perbandingan Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Jurnal Adhyasta
Pemilu.

Ningsih, Fitriyah Nur Widya. (2020). Perilaku Politik Masyarakat dalam Pemilihan
Calon Kepala Desa di Desa S-1 Aek Nabara Kecamatan Bilah Hulu. Skripsi 1–
17.

28
LAMPIRAN
TABEL JADWAL PENELITIAN

TAHAPAN KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN TAHUN 2022-2023

Juni Juli Agust Sept Okt Nov/Des

Pembuatan Proposal

Bimbingan Proposal

Seminar Proposal

Perbaiki Hasil Seminar

Penelitian Lapangan

Bimbingan Skripsi

Sidang

Perbaiki Hasil Sidang

Distribusi

Keterangan

Sudah dilaksanakan :

Belum dilaksanakan :

29

Anda mungkin juga menyukai