Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346305172

Gambaran Coated Tongue di Masyarakat

Conference Paper · February 2018

CITATION READS

1 7,589

3 authors:

Nanan Nuraeny Indah Suasani Wahyuni


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
73 PUBLICATIONS 91 CITATIONS 50 PUBLICATIONS 86 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Wahyu Hidayat
Universitas Padjadjaran
44 PUBLICATIONS 72 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nanan Nuraeny on 25 November 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Gambaran Coated Tongue di Masyarakat

Nanan Nur’aeny, Indah Suasani Wahyuni, Wahyu Hidayat

Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

E-mail: nanan.nuraeny@fkg.unpad.ac.id

Abstrak

Perhatian terhadap kesehatan rongga mulut sangat perlu karena sebagai bagian dari
tubuh, rongga mulut memegang peranan penting diantaranya untuk pengunyahan, penelanan,
dan bicara. Sebagian anggota masyarakat di lingkungan perkotaan telah memiliki kesadaran
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya karena didukung oleh tersedianya berbagai
fasilitas kesehatan dan dipengaruhi pula oleh tingkat pendidikan dan sosioekonomi
masyarakatnya, tetapi sebagian kecil dari mereka ternyata masih berada dalam kondisi
kesehatan gigi dan mulut yang cukup memprihatinkan. Kebersihan rongga mulut yang kurang
dijaga dengan baik dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada jaringan keras seperti gigi,
dan jaringan lunak seperti gusi, dan lidah. Berikut pada makalah ini akan disampaikan ulasan
teoritis yang terkait dengan beberapa hasil penelitian yang penulis telah lakukan sebelumnya.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya permasalahan dalam kesehatan gigi dan
mulut masyarakat berupa ditemukannya kondisi coated tongue pada kelompok usia muda,
dewasa, maupun lanjut usia. Kondisi tersebut secara klinis terjadi pada bagian permukaan
lidah yang ditutupi oleh suatu selaput pseudomembran yang terjadi akibat penumpukan
debris atau sisa makanan, sel-sel keratin yang tidak terdeskuamasi, dan dapat ditemukan
adanya mikroorganisme seperti bakteri maupun jamur. Peran dokter gigi sebagai tenaga
kesehatan di masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan kesehatan gigi dan mulut
masyarakat yang baik, termasuk usaha pengotimalannya melalui sosialisasi menjaga
kebersihan lidah.

Kata kunci: coated tongue, masyarakat

Overview of Coated Tongue in The Community

Abstract

Attention to oral health is necessary because as part of the body, the oral cavity plays
an important role such as for mastication, swallowing, and talk. Some members of the urban
community have awareness in maintaining their dental and oral health because it is
supported by the availability of various health facilities and is influenced by the education
and socioeconomic level of the community, but a few of them are still in a quite apprehensive
oral hygiene condition. Poorly guarded oral hygiene can lead to infection of hard tissues
such as teeth, and soft tissues such as tongue. This paper will delivered reviews from our
previous research related with coated tongue. The results indicate the existence of oral health
problems of the community as coated tongue that found in young, adult, and elderly group.
The condition is clinically occurring on the surface of the tongue covered by a
pseudomembranous membrane that results from debris or food debris, unresolved keratin
cells, and microorganisms such as bacteria and fungi can be found. The role of dentist as a
health worker in the community is necessary to create good oral health in community,
including optimization efforts through socialization to maintain the tongue hygiene.

Keywords: coated tongue, community

Pendahuluan

Kebersihan rongga mulut yang kurang dijaga dengan baik dapat menyebabkan

timbulnya infeksi pada jaringan keras seperti gigi, dan jaringan lunak seperti lidah. Salah satu

kondisi yang dapat ditemukan pada hampir setiap orang adalah kondisi coated tongue, yaitu

kondisi klinis yang terjadi pada bagian permukaan lidah yang ditutupi oleh suatu selaput

pseudomembran yang terjadi akibat penumpukan debris atau sisa makanan, sel-sel keratin

yang tidak terdeskuamasi, dan dapat ditemukan adanya mikroorganisme seperti bakteri

maupun jamur. Kondisi coated tongue mungkin dapat berkembang menjadi suatu lesi mulut

yang lebih berat yaitu sebagai suatu infeksi jamur seperti kandidiasis oral terutama tipe

kandidiasis pseudomembran akut (oral thrush). Candida sp, sebagai flora normal dalam

rongga mulut dapat ditemukan pada apusan dari suatu coated tongue tetapi mungkin belum

ditemukan adanya suatu hifa, begitu pula mikroorganisme lainnya seperti bakteri yang dapat

menyebabkan infeksi pada gigi maupun gusi. Kebersihan mulut/ Oral hygiene (OH) yang

buruk ditandai dengan adanya plak, karang gigi ataupun karies gigi dapat mendukung untuk

bertambahnya jumlah mikroorganisme dalam suatu kondisi coated tongue.

Hasil mapping data yang penulis telah lakukan sejak tahun 2015 menunjukkan

gambaran kesehatan gigi dan mulut, khususnya kondisi mukosa mulut terbanyak ditemukan

pada kategori usia anak, muda, dewasa, dan lanjut usia yaitu berupa coated tongue.

Permasalahan tersebut perlu mendapat perhatian bersama agar tidak berkembang menjadi

suatu kondisi yang lebih berat seperti munculnya lesi kandidiasis mulut.
Telaah Pustaka

Nama lain dari coated tongue adalah furred tongue. Coated tongue atau lidah

berselaput merupakan penampilan klinis kelainan lidah yang tampak pada dorsum lidah

seperti tertutupi oleh suatu lapisan yang biasanya berwarna putih atau warna lain sesuai

dengan jenis makanan yang dikonsumsi. Selaput ini terdiri dari papila filiformis yang tampak

seperti memanjang, sehingga akan memberikan gambaran seperti selaput tebal pada lidah dan

akan menahan debris serta pigmen yang berasal dari makanan,minuman, dan permen. Pada

individu yang normal, lidah dilapisi oleh suatu mukus, sel epitel yang terdeskuamasi,

organisme, dan debris.1

Pada keadaan normal, lidah mengalami keratinisasi yang akan terdeskuamasi ketika

terjadi friksi dengan makanan, palatum, dan gigi geligi rahang atas. Lapisan ini akan

digantikan oleh sel epitel yang baru di bawahnya. Ketika pergerakan dari lidah ini terbatas

karena manifestasi penyakit atau kondisi rongga mulut yang tidak normal, maka papila

filiformis akan tampak seperti pemanjangan sehingga bakteri seperti golongan streptococcus

ataupun jamur Candida albicans akan menempel pada papila tersebut. Papila filiformis yang

tampak memanjang inilah yang memberikan gambaran lidah berselaput ataupun berambut,

sehingga dapat menjadi tempat retensi debris, pigmentasi oleh makanan, rokok, dan permen.

Coated tongue sendiri paling sering terjadi pada daerah dorsum lidah bagian tengah. Kelainan

ini bersifat asimtomatik, tetapi efek sampingnya adalah halitosis dan ambang pengecapan

rasa yang tidak normal.2

Etiologi dari coated tongue masih belum diketahui secara pasti. Faktor predisposisi

yang dapat menimbulkan terjadinya coated tongue diantaranya terdapat lesi dalam rongga

mulut yang terasa sakit, kebersihan rongga mulut yang buruk, dehidrasi, konsumsi obat-

obatan, diet makanan yang lunak.3 Beberapa faktor lainnya yang dapat mengakibatkan

terjadinya coated tongue adalah konsumsi obat-obatan baik secara lokal maupun sistemik,
sehingga dapat menyebabkan perubahan pada flora normal dalam rongga mulut. Termasuk

didalamnya penggunaan obat-obatan antibiotik sistemik, agen topikal yang dapat bersifat

mengoksidasi rongga mulut seperti hidrogen peroksida (H2O2), serta penggunaan obat kumur

klorheksidin. Kebiasaan-kebiasaan buruk (bad habits) seperti merokok, minuman beralkohol;

adanya gangguan lambung dan saluran pencernaan, gangguan pada saluran pencernaan,

keadaan lemah karena penyakit sistemik, keadaan demam, serta sakit parah (bed rest total)

dapat menyebabkan adanya hiposalivasi pada kelenjar saliva. Hiposalivasi dapat

menyebabkan xerostomia (dry mouth) pada rongga mulut, dan pergerakan lidah menjadi

berkurang sehingga mempermudah terjadinya coated tongue. Keadaan rongga mulut yang

tidak bergigi, ataupun diet makanan lunak pada pengguna gigi tiruan lepasan, oral hygiene

yang buruk, keadaan berpuasa, febrile, keadaan dehidrasi, dapat menjadi faktor predisposisi

terjadinya coated tongue.2

Keadaan normal lidah dilapisi oleh lapisan mukus, sel-sel epitel yang mengalami

deskuamasi, dan kotoran yang berasal dari sisa makanan. Seseorang yang sehat lidahnya

selalu bergerak dan saliva mengalir secara normal, maka lapisan putih yang terbentuk

biasanya tipis, tetapi bila seseorang lidahnya kurang bergerak, cairan saliva kurang dan

adanya demam akan memungkinkan terbentuknya lapisan berwarna putih dan cukup tebal

pada lidah.4

Keratin yang terbentuk di atas lidah terdeskuamasi dan ikut tertelan ketika kita sedang

menelan makanan. Biasanya, jumlah keratin yang dihasilkan adalah sama dengan jumlah

yang terdeskuamasi, dan lidah akan tampak normal. Jika keseimbangan ini sedang terganggu,

maka akan menghasilkan keadaan yang disebut dengan coated tongue. Hal ini mungkin

disebabkan oleh keratin yang tidak terdeskuamasi dengan cepat, seperti terlihat pada orang-

orang yang memakan makanan lebih lembut dan kurang abrasif, terutama pada pemakai gigi

tiruan.2,4
Coated tongue juga dapat terbentuk akibat keratin diproduksi lebih cepat daripada

yang dapat terdeskuamasi dan tertelan bersama makanan yang dimakan. Peningkatan

produksi keratin biasanya disebabkan oleh iritasi lidah yang berlebihan akibat dari minum

minuman panas atau merokok tembakau. Akumulasi keratin pada papilla filiformis (taste

buds) dari lidah memberikan gambaran lidah yang berubah warna menjadi keputihan (coated

tongue).4,5

Coated tongue memberikan gambaran klinis seperti lidah yang tertutupi oleh selaput

yang dapat berwarna putih, coklat, ataupun hitam. Pewarnaan ini tergantung dari pigmen

yang masuk. Warna dari coated tongue adalah akibat dari faktor-faktor instrinsik yaitu

organisme kromogenik yang dikombinasikan dengan faktor-faktor ekstrinsik bisa dari warna

dari makanan, minuman, tembakau dari rokok, dan permen.5 Terkadang coated tongue dapat

disertai dengan terjadinya pigmentasi lidah berupa pewarnaan kehitaman ataupun kecoklatan,

bila keadaan bertambah parah.2

Coated tongue biasanya melibatkan dua pertiga posterior bagian dorsum lidah, mulai

dari dekat foramen caecum dorsum lidah yang menyebar ke lateral dan anterior. Pada

keadaan coated tongue papila filiformisnya terlihat seperti mengalami pemanjangan dapat

mencapai panjang beberapa milimeter, hal ini disebabkan karena tidak terdeskuamasinya

epitel berkeratin yang terdapat di papila filiformis. Oleh sebab itu, lidah akan tampak seperti

selaput tebal dan terbungkus.2 Biasanya keadaan lidah berselaput ini tanpa gejala, tetapi bila

keadaan ini bertambah parah dapat membuat ketidaknyamanan dalam rongga mulutnya

karena terdapat sensasi gatal.5

Pembahasan

Beberapa penelitian untuk mengetahui prevalensi coated tongue telah dilakukan, yaitu

terhadap populasi lanjut usia (rentang usia 70-80 tahun) pada tahun 2015, dengan hasil dari

20 lansia ditemukan sebanyak 55% mengalami coated tongue (Gambar 1).6 Penelitian lainnya
pada tahun 2016 dilakukan terhadap kelompok usia anak sekolah dasar (usia 6-12 tahun)

menunjukkan sebanyak 56% dari total 134 anak,7 dan hasil penelitian terhadap kelompok

usia muda/remaja yaitu usia 15-16 tahun, sebanyak 113 (85%) murid sekolah SMA Kelas 1

mengalami coated tongue (Gambar 2)8, dan pada kelompok rentang usia 40-80 tahun yaitu

pada populasi pasien program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) Puskesmas Ujung

Berung menunjukkan sebanyak 62% mengalami coated tongue (Gambar 3)9.

Gambar 1. Coated tongue pada lansia.6

Gambar 2. Coated tongue pada murid SMA kelas 1.8


Gambar 3. Coated tongue pada pasien Prolanis.9

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adanya permasalahan yang

cukup mewakili di masyarakat Kota Bandung khususnya untuk berbagai kelompok usia.

Kondisi coated tongue yang cukup ringan pada sebagian orang tidak menyebabkan keluhan

yang berarti tetapi pada sebagian lainnya tampak kondisi klinis coated tongue yang cukup

berat sehingga menimbulkan keluhan yang mengganggu seperti bau mulut, hilangnya rasa

kecap, mulut terasa pahit, dan bahkan muncul rasa perih, atau panas pada permukaan lidah.

Beberapa faktor risiko yang diketahui dapat mempengaruhi munculnya coated tongue adalah

usia, diet lunak, kebersihan mulut, dan kondisi sistemik seperti hipertensi dan diabetes

melitus, yang dapat mempengaruhi berkembangnya kondisi coated tongue kearah infeksi

mulut berupa kandidiasis oral pada lidah.10

Penanganan yang efektif untuk kondisi coated tongue adalah penggunaan tongue

scraper/ pembersih lidah (Gambar 4) yang bertujuan untuk menghilangkan sel keratin di

permukaan lidah, disamping debris/sisa makanan yang menempel. Instruksi penyikatan lidah

dilakukan sesuai indikasi, jika permukaan lidah telah bersih maka tindakan pembersihan lidah

dapat dihentikan karena proses fisiologis dengan mekanisme self cleansing yang terjadi di

rongga mulut akan dapat menjaga kebersihan rongga mulut selama faktor risiko dapat

dihindari.4 Rencana penanganan coated tongue masih memerlukan usaha untuk

mensosialisasikan informasi yang tepat dari kalangan klinisi terutama dokter gigi bagi
masyarakat. Baik praktisi maupun akademisi kesehatan terutama di bidang Kedokteran Gigi

diharapkan dapat membantu rencana penyebaran informasi terkait hal ini sehingga usaha

menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut dapat lebih dioptimalkan.

Gambar 4. Tongue scraper/ sikat lidah

Kesimpulan

Coated Tongue sebagai salah satu lesi mulut yang sering ditemukan di masyarakat,

hasil riset yang dilakukan di wilayah Jawa Barat dalam kurun waktu dua tahun terakhir

menunjukkan jumlah yang cukup besar sehingga perlu mendapat perhatian bersama

meskipun bukan sebagai suatu kondisi yang berbahaya tetapi deteksi lesi dan penanganannya

sejak awal, dapat mengoptimalisasi kesehatan rongga mulut, untuk menghindari timbulnya

kondisi yang lebih berat seperti infeksi jamur rongga mulut.

Daftar Pustaka

1. Field, A. and Longman, L. 2003. Tyldesley’s Oral Medicine. 5th ed. Inggris: Oxford

University Press.

2. Greenberg, M.S; M. Glick. 2008. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment.

10th ed. Hamilton. BC Decker Inc.


3. Laskaris, G. 2006. Pocket Atlas of Oral Disease. 2nd ed. New York: Thieme

4. Hairy /Coated Tongue-Patient Information. American Academy of Maxillofacial

Pathology. 2005. Available at:

http://www.exodontia.info/files/Am_Acad_Oral_Maxillofacial_Pathology_2005._Hairy

_Coated_Tongue_Patient_Information.pdf

5. Langlais, R P. and C.S. Miller. 2000. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang

Lazim. Alih Bahasa oleh Budi Susetyo. Jakarta : Hipokrates

6. Nuraeny N, Sari KI. Profil Lesi Mulut pada Kelompok Lanjut Usia di Panti Sosial

Tresna Wreda Senjarawi Bandung. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia. 2016; 2(2):74-

9.

7. Hidayat W, Nur’aeny N, Wahyuni IS. Pembekalan Pengetahuan dan Kemandirian

dalam Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat Desa Balingbing dan Desa

Cidadap, Kecamatan Pagaden Barat, Subang. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks

untuk Masyarakat. 2016;5(1):34-7.

8. Frahdian T, Indah Suasani Wahyuni, Nanan Nur’aeny, Wahyu Hidayat. Distribusi

Frekuensi Lesi Oral pada Siswa Kelas 1 SMA Negeri 24 Bandung. Program Book

OMC-SINOM- Poster Presentation on Seminar Oral Medicine Conference (OMC)-

Seminar Ilmiah Nasional Oral Medicine (SINOM). 2017.

9. Nanan Nur’aeny, Indah Suasani Wahyuni, Kartika Indah Sari. Prevalensi Lesi Oral

pada Pasien Hipertensi dan Diabetes Melitus di Puskesmas Ujung Berung Bandung.

Program Book OMC-SINOM- Poster Presentation on Seminar Oral Medicine

Conference (OMC)-Seminar Ilmiah Nasional Oral Medicine (SINOM). 2017.

10. Nanan Nur’aeny, Indah Suasani Wahyuni, Wahyu Hidayat, Kartika Indah Sari. Faktor

Risiko Coated Tongue pada Pasien Lanjut Usia di Puskesmas Ujung Berung Bandung.

Majalah Kedokteran Gigi Indonesia. 2017;1(1):21-3.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai