Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


DI BENGKEL MOBIL CAKARA BANGKIT

Disusun sebagai syarat mengikuti Ujian PKL

Disusun oleh :

Nama : HENDRA ADI KUSUMA


Kelas : XI TKR 1
NIS. : 21234 / 5656 041

SMK MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN


Kampus I : Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 34 Telp. 0341-395451
Kampus II : Jl. Panji No. 130 Kepanjen
Kabupaten Malang Jawa Timur 65163
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
kami telah berhasil menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan peserta didik SMK
Muhammadiyah 1 Kepanjen dengan baik dan lancar. Kami ucapkan terima kasih
atas bimbingan, nasehat dan arahannya sehingga kami dapat menyelesaikan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan, kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Maryanto, M.M selaku Kepala SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen;
2. Bapak Puji Hartono, S.T selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas;
3. Bapak M. Nanang Nukman Amiri, S.Pd selaku Ketua Konsentrasi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan;
4. Bapak Galih Agus Setiyono, S.Pd selaku guru pembimbing dari sekolah;
5. Bapak Wahyudi selaku pemilik bengkel mobil;
6. Bapak Sunarto selaku pembimbing di bengkel;
7. Kedua orang tua kami yang senantiasa mendukung secara moral dan materi;
8. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pelaksanaan maupun penyusunan
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengucapkan mohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam
penulisan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dalam
penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga penyusunan laporan ini dapat
bermanfaat dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK Muhammadiyah 1
Kepanjen.

Malang, 24 Agustus 2023


Penyusun,

Hendradi
Hendra Adi Kusuma
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Project:
Tune Up Mobil

Yang Disusun oleh


Hendra Adi Kusuma
NIS:123456

Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh:

SMK MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN

Pada Tanggal:………..

Mengetahui

Pembimbing DU/DI Pembimbing

Wahyudi Galih Agus Setiyono,S.Pd


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengacu pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003 pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal
15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang
tertentu. Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan harus berkomitmen menjadikan
tamatannya mampu bekerja dalam bidang tertentu.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah bagian terpadu dari Sistem
Pendidikan Nasional, yang mempunyai peranan yang sangat penting di dalam
mempersiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) warga
negara unggul. Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang
pendidikan menengah dengan kekhususan yang mempersiapkan lulusannya
untuk siap terjun pada dunia kerja, lebih mampu bekerja pada suatu kelompok
pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari bidang-bidang pekerjaan lainnya yang
lebih bervariasi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan
zaman.
Salah satu upaya untuk memenuhi tuntutan dunia kerja, sekolah
melaksanakan kegiatan praktik di dunia kerja melalui program praktik kerja
lapangan yang kemudian disingkat PKL. PKL di dunia kerja ini memberikan
pembeda utama dari sekolah yang sederajat lainnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50
Tahun 2020, Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan pembelajaran bagi
peserta didik SMK/MAK, SMALB, dan LKP yang dilaksanakan melalui praktik
kerja di dunia kerja dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kurikulum dan
kebutuhan dunia kerja. PKL merupakan metode pembelajaran yang ditujukan
terutama untuk mengajarkan proses-proses yang para ahli terapkan dalam
menangani tugas-tugas yang kompleks di dunia kerja. Metode pembelajaran ini
merupakan cara belajar melalui pengalaman untuk memperoleh sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terjadi di dunia kerja yang relevan dengan
kompetensi yang dipilih oleh peserta didik.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) untuk menanamkan
(internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses
dan hasil kerja.
b. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja menghadapi tuntutan pasar kerja global.
c. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai
kebutuhan standar kompetensi lulusan.
d. Mengaktualisasikan penyelenggaraan PKL antara SMK dan Institusi
Pasangan (DUDI), memadukan secara sistematis dan sistemik program
pendidikan di SMK dan program latihan di dunia kerja (DUDI).

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi peserta didik adalah sebagai
berikut :
a. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian profesional.
b. Mengasah keterampilan yang di berikan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
c. Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan-gagasan seputar dunia
usaha serta industri.
d. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait,
baik dalam dunia usaha maupun dunia Industri.
e. Mengenalkan peserta didik pada pekerjaan lapangan di dunia industri dan
usaha sehingga pada saatnya mereka terjun ke lapangan pekerjaan yang
sesungguhnya dapat beradaptasi dengan cepat.
f. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
g. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan
kebutuhan di era teknologi informasi dan komunikasi terkini.
h. Memberikan keuntungan peserta didik bahwa keahlian yang tidak
diajarkan di sekolah didapat di DU/DI.
3. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi sekolah adalah sebagai berikut :
a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
sekolah dan dunia kerja.
b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung selama
PKL.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui
sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan, proses pembelajaran, teaching
factory, pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil
pengamatan di tempat PKL.
d. Merealisasikan program penguatan pendidikan karakter secara terencana
dan implementatif, khususnya nilai-nilai karakter budaya industri.

4. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi DU/DI adalah sebagai berikut :
a. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK/MAK untuk
perkembangan dunia kerja.
b. Dunia kerja dapat mengenal kualitas peserta PKL dan mendapatkan calon
karyawan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meningkatkan citra positif dunia kerja karena dapat berkontribusi terhadap
dunia pendidikan.
d. Dunia kerja tempat PKL lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya
masyarakat sekolah sehingga dapat menjadi wahana dalam promosi
produk.
e. Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta PKL untuk kepentingan
perusahaan sesuai kompetensi dan kemampuan yang dimiliki.
f. Perusahaan dapat memperoleh insentif supertax deduction 200% bagi
perusahan yang melakukan kegiatan vokasi.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan


Praktik kerja lapangan dilaksanakan selama 6 bulan terhitung tanggal 2 Januari
s/d 30 Juni 2021 di Bengkel Mobil Cakara Bangkit yang beralamat di Jl. Simpang
Sunan Kalijaga No.1 Malang. Kegiatan PKL di Bengkel Mobil Cakara Bangkit
diikuti oleh 5 peserta didik, 3 peserta didik dari SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen
dan 2 peserta didik SMK Negeri Doko Blitar yang kesemuanya dari Konsentrasi
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif.

B. Materi Kegiatan
Saat melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan di bengkel mobil, salah
satunya pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan adalah tune up. Tune up
merupakan kegiatan yang sering dilakukan dalam bengkel. Berikut penjelasan
mengenai tune up :
1. Apa yang dimaksud dengan tune up?
Tune up berasal dari kata tune dan up, artinya menyeting kembali. Jadi, tune
up mobil adalah sebuah pekerjaan untuk menstandarisasi semua komponen
dan sistem pada kendaraan seperti semula baik dengan cara penyetelan, atau
pembersihan.
2. Apa manfaat tune up?
Manfaat tune up mobil adalah untuk memaksimalkan performa mesin agar
tetap optimal seperti mobil baru dan memperpanjang umur mobil. Selain itu,
fungsi tune-up mobil lainnya adalah untuk menghindari risiko kerusakan yang
lebih parah jika mobil mengalami gangguan mesin. Tune up sering disebut
dengan istilah servis ringan yang dilakukan pada mesin mobil kamu agar
performanya tetap dalam kondisi baik. Hal ini mengingat mobil digunakan
setiap hari sehingga kondisinya akan mengalami penurunan.
3. Apa yang anda lakukan saat tune up mobil?
Setelah memahami pengertian dan fungsi tune up mobil mesin, sekarang
waktunya untuk mengetahui urutan tune up mobil secara lengkap. Dengan
mengetahui macam-macam tune up mobil, akan membantu mengecek
apakah bengkel yang didatangi telah melakukan tune up mobil yang benar.
Berikut adalah langkah-langkah tune up mobil atau cara tune up mobil yang
perlu dipahami:

1) Memeriksa/mengganti air pendingin dan tutup radiator.


Jenis tune up mobil injeksi yang pertama harus dilakukan yaitu tune up
mobil radiator. Caranya, periksa air pendingin pada tangki reservoir dan
radiator tambahkan air jika kurang, tetapi bila air sangat keruh atau kotor
sebaiknya air dikuras dan diganti. Periksa tutup radiator, periksa karet
atau katup pada tutup radiator dan kekuatan pegasnya/kerjanya. Bila karet
sudah keras dan retak-retak serta pegasnya terlalu keras atau terlalu
lemah, ganti tutup radiator.

2) Memeriksa/mengganti/menyetel tali kipas.


Periksa tali kipas dari kemungkinan aus dan retak. Hal ini dapat
menyebabkan tali kipas putus dan mesin panas atau naik temperaturnya.
Periksa kekerasan tapi kipas. Bila terlalu kendor atau terlalu kencang
harus disetel kembali. Kekerasan tali kipas = bila ditekan dengan kuat (10
kg) kelengkungan tali kipas 7-11 mm.

3) Periksa oli mesin dengan cara mencabut stick-nya.


Bila oli sudah hitam dan encer, oli harus diganti. Ganti oli dilakukan setiap
3.000 km atau jenis oli tertentu mencapai 5.000 km, tetapi jika oli sering
kurang atau habis harus segera dilakukan perbaikan pada sistem
pelumasan oli agar proses tune up mesin mobil dapat berjalan lancar.

4) Memeriksa/membersihkan/mengganti saringan bensin dan saringan


udara.
Langkah selanjutnya adalah tune up mobil bensin. Periksa saringan
bensin. Bila saringan bensin kotor dapat menyebabkan suplai bensin
terlambat hingga mesin tersendat-sendat. Bersihkan saringan bensin
dengan menghembuskan udara bertekan dari arah luar (out) ke arah
masuk (in).
Periksa saringan udara. Bila saringan udara kotor dapat menghambat
aliran udara yang masuk ke karburator,sehingga putaran mesin tidak
stabil. Bersihkan saringan udara dengan menghembuskan udara
bertekanan dari arah dalam ke luar. Jika sudah terlalu kotor dan rusak,
saringan harus diganti.

5) Memeriksa baterai (accu).


Periksa terminal dan klem pengikatnya. Bila kotor dan longgar,
menyebabkan suplai arus kurang, harus dibersihkan dengan cara
mengamplas dan mengeraskan klem pengikatnya. Periksa jumlah air
accu. Tambahkan air accu (bukan accu sur) jika kurang. Periksa berat
jenis air accu dengan menggunakan alat Hidrometer, sedot air accu
hingga masuk ke dalam hidrometer dan baca hasil pengukurannya. Berat
jenis air accu yang baik = 1,26 - 1,28. Jika kurang dari ketentuan
menyebabkan saat stater kurang kuat, baterai harus disetrum (charger).

6) Memeriksa/mengganti kabel busi.


Ukuran kabel busi dengan menggunakan AVO meter. Tahanan kabel busi
diukur pada bagian ujung-ujungnya. Ketentuan tahanannya = 25 kilo
Ohm/meter. Bila kabel busi sudah keras atau retak-retak serta tahanannya
tidak sesuai ketentuan menyebabkan kebocoran arus dan tarikan mesin
kurang, kabel busi harus diganti.

7) Memeriksa/membersihkan tutup distributor dan Rotor distributor.


Periksa terminal pada tutup distributor dan rotor distributor. Bila kotor
dapat menyebabkan aliran arus atau tegangan listrik tidak maksimum
sehingga mesin grejet atau tidak stabil, harus dibersihkan dengan
mengamplas (amplas halus).

8) Memeriksa/membersihkan/mengganti/menyetel busi.
Periksa busi dari kemungkinan kotor, celah busi yang terlalu renggang
atau terlalu sempit dan kondisi busi yang setengah mati bisa
menyebabkan api busi kecil dan pembakaran tidak sempurna sehingga
mesin sulit hidup atau hidup tapi tidak normal. Busi yang setengah mati
harus diganti, sedangkan busi yang kotor dibersihkan dengan
mengamplas menggunakan amplas halus dan setel celah busi, celah busi
diukur dengan menggunakan feeler gauge. Celah busi yang baik = 0,70
mm - 0,80 mm. Busi yang baik memercikkan api besar kebiru-biruan dan
arahnya tegak lurus, sebaliknya busi yang jelek percikan apinya kecil,
berwarna merah, dan arah loncatan apinya ke berbagai arah.

9) Memeriksa/membersihkan/mengganti/menyetel platina.
Periksa platina, apakah kotor, tipis (habis), rusak (bentol), dan celahnya
terlalu besar atau terlalu sempit. Bila ini terjadi, akan menyebabkan aliran
arus dan tegangan pengapian tidak baik/tidak maksimum sehingga
menghasilkan percikan api busi yang kecil. Akibatnya, mesin sulit hidup
walaupun hidup tapi tidak normal. Untuk itu, periksa platina bila masih
tebal. Amplas platina dengan amplas halus sampai bersih dan rata,
kemudian setel celah platina, 0,45 mm, diukur dengan feeler gauge. Bila
platina tipis atau habis ganti sekaligus dengan kondensornya kemudian
lakukan penyetelah celah platina = 0,45 mm, celah platina diukur dengan
feeler gauge.

10) Memeriksa centrifugal advancer dan vacum advancer.


Periksa centrifugal advancer dengan cara menggerakkan rotor distributor
ke arah kiri. Bila memegas dan kembali, berarti centrifugal advancer
bagus. Akan tetapi, bila tidak bergerak berarti jelek. Lakukan perbaikan
dengan melakukan overhaul distributor. Periksa vacum advancer dengan
cara menyedot selang vakum pada advancer. Bila plunger advancer
bergerak, berarti bagus dan bila tidak bergerak berarti jelek, harus diganti
vacum advancer-nya. Kerusakan advancer tarikan gasnya tidak lambat
dan sentakan tarikannya kurang, juga akan menghasilkan suara ledakan
pada knalpot pada saat pedal gas dilepaskan setelah digas.

11) Memeriksa/menyetel celah katup.


Periksa celah katup dari kemungkinan terlalu renggang/sempit, bila celah
katup terlalu renggang mesin panas dan tenaga kurang. Sebaliknya bila
terlalu sempit bahan bakar (bensin) boros dan mengeluarkan asap hitam.
Untuk itu, bila celah katup tidak benar harus disetel lagi, dengan cara:
a. Topkan silinder nomor satu pada posisi kompresi, periksa celah katup
pada katup-katup yang bebas. Bila celahnya tidak sesuai dengan
ketentuan harus disetel.
b. Putar puli 360 derajat, kemudian celah katup yang bebas (yang tadi
belum diperiksa). Bila celah katupnya tidak sesuai dengan ketentuan,
harus disetel.
Catatan: Setiap jenis/merek kendaraan memiliki ketentuan ukuran celah
katup sendiri-sendiri, dapat dilihat pada buku petunjuk perawatan
mobil. Contoh Toyota Kijang, katup masuk = 0,20 mm, katup
buang = 0,30 mm. Daihatsu, katup masuk dan katup buang
sama = 0,20 mm.

12) Memeriksa tekanan kompresi.


Periksa tekanan kompresi dengan menggunakan alat ukur compression
tester. Pasangkan alat ukur tersebut pada lubang busi dan tekan kuat-
kuat, buka handle atau pedal gas penuh, serta lakukan penyetaraan
sampai didapat 4-5 kali kompresi dan jarum pengukur tidak bergerak lagi.
Baca hasil pengukuran dan cocokkan dengan ketentuan atau standar.
Lakukan pengukuran pada seluruh silinder (standar tekanan kompresi
untuk kendaran menengah = 12 kg/cm2). Bila hasil pengukuran tidak
sesuai standar atau hasil pengukuran kompresi antara silinder yang satu
dengan yang lainnya tidak sama, dengan perbedaan lebih dari 1-2
kg/cm2, mesin tidak mungkin di-tune-up sebab mesin akan
bergetar/pincang dan mesin harus dibongkar (overhaul).

13) Memeriksa/menyetel ketepatan saat pengapian.


Pemeriksaan ketepatan saat pengapian dilakukan setelah seluruh
komponen terpasang dalam kondisi yang baik. Sebelum saat pengapian
diukur dengan alat terlebih dulu diposisikan sebagai berikut, posisikan
ketepatan tanda-tanda saat pengapian (pada puli atau flywheel). Dekatkan
kabel koil yang menuju ke distributor ke masa kurang lebih 1 cm. On-kan
kunci kontak dan geserkan distributor ke kanan atau ke kiri sampai
didapat percikan api, lalu keraskan distributor. Selanjutnya hidupkan
mesin dan pasangkan alat ukur timing light.
Periksa ketepatan pengapian dengan menggeserkan distributor secara
perlahan sampai tanda timing pas. Jika timing terlalu cepat/maju, mesin di
staternya berat bisa menimbulkan detonasi. Sebaliknya bila terlalu lambat
saat distater lama hidupnya dan sentakan/akselerasinya kurang baik, juga
tenaga mesin lemah. Oleh karena itu, saat pengapian harus tepat sesuai
ketentuannya. Standar saat pengapian antara 5-10 derajat sebelum TMA.

14) Memeriksa/menyetel putaran idle (langsam).


Pemasangan tachometer pada mesin yang sudah hidup dan baca hasil
ukurannya, atur/setel idle adjusting screw untuk mengatur campuran
bensin dengan udara sampai pada putaran tertinggi, lalu atur/setel sekrup
pengatur katup gas/katup throttle sampai didapatkan putaran yang
halus/baik. Jumlah putarannya sesuaikan dengan standarnya, untuk
mesin 4 silinder, 700 sampai 750 rpm, AC dimatikan, dan 1.000 rpm, bila
AC dihidupkan. Atau putaran disesuaikan dengan buku petunjuknya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan merupakan kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi peserta didik karena dapat mengenal lebih jauh cara kerja di
lapangan sesuai dengan keahlian masing-masing peserta didik. Sehingga
peserta didik dapat melihat gambaran kegiatan usaha di masa depan, dan
mengetahui standar kompetensi yang akan dijadikan peluang kerja. Dalam
dunia kerja diperlukan kedisiplinan yang baik, perusahaan membutuhkan
karyawan yang disiplin, terampil, rajin dan cerdas.

B. Saran
1. Bagi peserta didik
Nasehat yang paling penting adalah menjaga nama baik sekolah di
perusahaan tempat dilaksanakannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan
tersebut dan mematuhi peraturan yang ada di perusahaan atau bengkel
serta diharapkan untuk lebih mempersiapkan diri sebelum terjun langsung
bekerja di industri. Misalnya saja mempelajari hal-hal dasar yang harus
dilakukan selama PKL di perusahaan agar lebih mudah dan tidak merasa

bingung.
2. Bagi pihak sekolah
Sebaiknya peserta didik yang akan dikirim ke perusahaan atau bengkel
untuk mengikuti kegiatan praktik kerja lapangan dibekali terlebih dahulu
mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan di perusahaan tersebut,
agar mereka merasa siap baik secara mental maupun fisik. Pembimbing
dari sekolah senantiasa memonitor atau mengunjungi peserta didik di
perusahaan atau bengkel sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan.
3. Bagi pihak perusahaan atau bengkel
Saya berharap kedepannya dapat lebih membimbing para peserta PKL
dengan lebih baik tanpa ada rasa sungkan. Tujuannya agar peserta PKL
dapat bekerja dengan lebih maksimal, efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai