Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING


PUSKESMAS KABUNAN

PUSKESMAS KABUNAN
KABUPATEN PEMALANG
2022

0
A. PENDAHULUAN
Stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak ditemukan di berbagai
negara, termasuk Indonesia. Sunting didefinisikan sebagai keadaan tubuh yang
pendek dan sangat pendek dengan nilai z-score <-2SD dibawah median panjang atau
tinggi badan.
Masalah stunting di Indonesia adalah ancaman serius yang memerlukan
penanganan yang tepat. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI)
pada tahun 2019, prevelensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%. Artinya, sekitar
satu dari empat anak balita (lebih dari delapan juta anak) di Indonesia mengalami
stunting. Angka tersebut masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan ambang batas
yang ditetapkan WHO yaitu 20%.
Dalam upaya penanganan stunting di Indonesia, pemerintah sendiri sudah
menargetkan Program Penurunan Stunting menjadi 14% pada tahun 2024 mendatang.
Memenuhi target tersebut merupakan sebuah tantangan besar bagi pemerintah dan
rakyat Indonesia di tengah pandemi ini. Terlebih lagi, aktivitas di Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) kurang maksimal saat ini. Padahal, Posyandu adalah tonggak
utama pemantau tumbuh kembang balita pada lingkup wilayah yang lebih kecil.

B. LATAR BELAKANG
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh
pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta
terjadinya infeksi berulang, dan kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh
yang tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK.
Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya
lebih rendah dari standar nasional yang berlaku. Standar dimaksud terdapat pada buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa dokumen lainnya. Penurunan stunting
penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang
merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting mempengaruhi
perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini berisiko
menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih
rentan terhadap penyakit. Anak stunting berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis
di masa dewasanya. Bahkan, stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan
berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya.
Perbaikan gizi dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting adalah
konsumsi zat gizi yang baik dan cukup oleh ibu pada saat kehamilan. Salah satu
indikator terpenting dalam pertumbuhan anak adalah pada saat 1000 HPK dimulai dari
dalam kandungan sampai anak usia 2 tahun. Dengan mencukupi gizi pada ibu hamil
dan anak dapat mengurangi resiko terjadinya stunting.

1
C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan bagi petugas dalam mendukung program pencegahan dan
penurunan stunting di Puskesmas.

2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan acuan teknis pelaksanaan pencegahan dan penurunan
stunting di Puskesmas
b. Memberikan acuan penilaian kinerja pencegahan dan penurunan stunting
c. Memberikan acuan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan program
pencegahan dan penurunan stunting.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan pokok yang dilakukan yaitu intervensi gizi spesifik pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK)
2. Rincian kegiatan :
a. Remaja Putri dan Calon Pengantin
Pemberian Suplementasi Tablet Tambah Darah
Suplementasi tablet tambah darah diberikan dan dikonsumsi 1
kali seminggu. Selain itu diberikan penyuluhan tentang anemia dan
pentingnya minum tablet tambah darah untuk mencegah anemia
pada remaja putri.
b. Ibu Hamil
1) Pemeriksaan ibu hamil
Pemeriksaan ibu hamil dilakukan baik di dalam gedung
(Puskesmas) maupun di luar gedung (Posyandu) meliputi
pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan laboratorium, dan pemberian
suplementasi tablet tambah darah.
2) Pemberian PMT pada ibu hamil KEK
Pemberian PMT untuk ibu hamil yang KEK dengan acuan Lingkar
Lengan Atas <23,5 cm.
3) Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamil dilaksanakan dengan sasaran seluruh ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Kabunan diberikan edukasi dan
penyuluhan tentang kesehatan selama kehamilan.

2
c. Ibu Menyusui dan Bayi 0-6 bulan
1) IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
Menjelang Persalinan, ibu diberikan edukasi tenatng pentingnya
IMD dan cara melakukan IMD.
2) Pemberian ASI Eksklusif
Edukasi dan penyuluhan kepada ibu menyusui serta mempraktikkan
cara pelekatan yang benar
3) Pemberian Imunisasi Dasar
Imunisasi dasar lengkap diberikan pada bayi 0-9 bulan baik di
puskesmas maupun di posyandu.
4) Penimbangan dan pemantauan pertumbuhan di posyandu
Penimbangan rutin balita setiap bulan untuk bayi dan balita
dilaksanakan di posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kabunan
sesuai jadwal posyandu.
d. Bayi 6-59 bulan
1) Pemberian Makanan Anak dan Bayi
Edukasi dan Penyuluhan PMBA untuk balita usia 6-24 bulan
2) Suplementasi vitamin A
Pemberian vitamin A pada bayi 6-11 dengan kapsul wana biru dan
balita 12-59 bulan dengan kapsul warna merah, diberikan pada
bulan Februari dan Agustus diberikan di Posyandu atau Puskesmas.
3) Pemberian PMT pada balita gizi kurang
Pemberian PMT balita diberikan untuk balita dengan gizi kurang
sesuai juknis bsik yang bersumber dari pusat maupun dari APBD
Kabupaten/Kota dan Provinsi.
4) Tatalaksana Gizi Buruk
Tatalaksana Gizi Buruk dilakukan pada balita dengan z-score BB/TB
< -3SD kemudian diberikan Asuhan Gizi sesuai standar.
5) Pemantauan Balita Stunting
Pemantauan Stunting dilakukan pada balita dengan z-score TB/U <-
2SD kemudian diberikan Asuhan Gizi sesuai standar.
6) Pemberian obat cacing
Pemberian obat cacing diberikan pada balita mulai usia 12 bulan
setiap bulan Februari dan Agustus baik di Posyandu, TK/PAUD, SD
maupun di Puskesmas.
e. Akses air bersih dan santiasi yang layak (jamban sehat)
f. Rapat koordinasi Stunting di wilayah kerja Puskesmas
Rapat koordinasi stunting di wilayah kerja Puskesmas Kabunan
dilaksanakan di Puskesmas atau Kecamatan dengan 5 Desa/Kelurahan
dan Kecamatan untuk membahas cakupan stunting per desa dan
puskesmas.

3
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Pemeriksaan langsung terhadap sasaran baik pada saat pemeriksaan ibu hamil,
pemeriksaan HB ibu hamil, pengukuran antropometri untuk ibu hamil, bayi dan
balita.
2. Penyuluhan, ceramah dan tanya jawab pada kegiatan rakor stunting, kelas ibu
hamil, penyuluhan PMBA, penyuluhan TTD pada remaja putri.
3. Konseling pada saat pemeriksaan kehamilan, pemantauan perkembangan
tumbuh kembang, status gizi, dan imunisasi bayi.
4. Pendataan pada keluarga yang memiliki akses air bersih dan jamban sehat.

F. SASARAN
1. Sasaran pembinaan langsung meliputi ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita, balita
usia 0-59 bulan, remaja putri, calon pengantin.
2. Sasaran pembinaan tidak langsung (lintas sektor) meliputi kades/lurah, kader,
PKK, toma, toga, kepala sekolah, camat.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal Bulan

No Kegiatan

Sep

Nov

Des
Feb

Mar

Mei
Jan

Jun
Apr

Okt
Agt
Jul

1 Pemberian v v v v v v v v v v v v
TTD rematri
2 Pemeriksaan v v v v v v v v v v v v
kesehatan
ibu hamil
3 Pemberian v v v v v v v v v v v v
TTD ibu
hamil
4 Pemberian v v v
PMT untuk
ibu hamil
KEK
5 Kelas Ibu v v v v v v v v v v
Hamil
6 Penyuluhan v v v v v v v v v v v v
IMD, ASI
Eksklusif,
PMBA
7 Imunisasi v v v v v v v v v v v v
Dasar bayi
8 Penimbangan v v v v v v v v v v v v
dan

4
pemantauan
pertumbuhan
di posyandu
9 Tatalaksana v v
Gizi Buruk
10 Pemantauan v v v v v v v v v v v v
Balita
Stunting
11 Pemberian v v
suplementasi
vitamin A
pada balita
usia 6-59
bulan
12 Pemberian v v
obat cacing
pada balita
13 Pemberian v v v
PMT pada
balita gizi
kurang
14 Akses air v v v v v v v v v v v v
bersih

15 Akses v v v v v v v v v v v v
jamban sehat
16 Rakor v
stunting lintas
sektor

H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 1 bulan atau pada akhir kegiatan
dengan mengevaluasi hambatan, kendala, dan pemecahan masalah untuk
menentukan kegiatan selanjutnya.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan upaya pencegahan dan
penurunan stunting di Puskesmas dilaporakan ke Dinas Kesehatan setiap bulan atau
pada akhir kegiatan.

Mengetahui Koordinator Gizi


Kepala Puskesmas Kabunan

5
dr. Hadi Sucipto Widyah Ristanti, A.Md
NIP. 19701204 200212 2 004 NIP. 19680823 199303 2 008

Anda mungkin juga menyukai