Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KOROSI PADA PAKU

Dikerjakan untuk memenuhi tugas nilai mata pelajaran Kimia yang dibimbing oleh Ibu
Ani Kaniawaty, S.Pd.

Disusun Oleh :

Gurnika Dwisnti (14)

XII MIPA 10

TAHUN AJARAN 2023-2024

SMA NEGERI 2 CIMAHI

JL. Sriwijaya IX No. 45A, Setiamanah, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat
40524
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul Materi Kimia Kelas X.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Cimahi, 25 Oktober 2023

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL :
Laporan Praktikum Uji Korosi Pada Paku

B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan Percobaan :
1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi perkaratan besi.
2. Mengetahui korosi pada paku setelah dimasukkan kedalam zat cair selama satu
minggu.
3. Faktor yang menyebabkan paku berkarat.
4. Mengetahui proses perkaratan paku dengan berbagai perlakuan

III. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. 6 buah paku.
2. 6 gelas plastik.
3. Air biasa.
4. Larutan asam cuka (CH3COOH), terbuat dari 2 sendok makan cuka makan + air
sampai gelas agak penuh.
5. Larutan garam (NaCl) terbuat dari 1 sendok makan garam dapur + air sampai
gelas agak penuh.
6. Plastik dan karet gelang.
7. Air panas.

IV. LANGKAH KERJA


Langkah kerja percobaan :
1. Beri tanda berbeda A, B, C, D, E dan F pada masing-masing gelas plastik
2. Masukkan air biasa pada gelas A, air panas pada gelas B, larutan asam cuka
pada gelas C, larutan garam pada gelas D, dan biarkan gelas E dan F kosong 3.
Masukkan paku pada masing-masing gelas, dengan setiap gelas berisi 1 paku
4. Tutup gelas F dengan plastic dan ikat dengan karet agar rapat. 5.
Amati dan catat perubahan selama 1 minggu

2
V. HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan :

No. Perlakuan Pengamatan Hari


Ke
1 2 3 4 5 6 7

A Air Biasa - + ++ ++ +++ +++ +++

B Air biasa - + ++ ++ +++ +++ +++

C Larutan - - - - - + +
cuka
D Larutan - - + + ++ ++ +++
NaCl
E Kosong dan - - - - - - -
terbuka

F Kosong dan - - - - - - -
tertutup

Keterangan pengamatan :
- tidak berkarat
+ sedikit berkarat
++ berkarat
+++ sangat berkarat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan tersebut, adalah :
1. Gelas A : Pada gelas A paku diberi air biasa. Pada hari pertama paku belum mengalami
perkaratan, sedangkan pada hari kedua paku sudah sedikit mengalami perkaratan. Pada
hari ketiga sampai hari keempat paku sudah mengalami perkaratan di setengah bagian.
Hari kelima sampai hari ketujuh paku sudah mengalami perkaratan di seluruh bagian.

3
2. Gelas B : Gelas Berisikan paku yang diberi air panas. Hasil percobaannya sama dengan
gelas A yaitu, pada hari pertama paku belum mengalami perkaratan, sedangkan pada
hari kedua paku sudah sedikit mengalami perkaratan. Pada hari ketiga sampai hari
keempat paku sudah mengalami perkaratan di setengah bagian. Hari kelima sampai
hari ketujuh paku sudah mengalami perkaratan di seluruh bagian.
3. Gelas C : Gelas C berisikan paku yang diberi larutan asam cuka. Pada hari pertama
sampai hari keempat paku tidak mengalami perubahan apapun, namun setelah hari
kelima sampai hari ketujuh paku mulai berubah warna menjadi lebih hitam dan ada
beberapa bagian paku yang mengalami perkaratan namun tidak terlalu terlihat.
4. Gelas D : Gelas D berisikan paku yang diberi larutan NaCl atau air garam. Pada hari
pertama dan kedua paku yang diberi larutan iar garam tidak mengalami perubahan
apapun. setelah hari ketiga sampai hari kelima paku mulai mengalami perkaratan dan
warna air garam sudah berubah menjadi warna keemasan. Setelah hari ketujuh paku
akhirnya mengalami perkaratan di seluruh bagian.
5. Gelas E : Gelas E berisikan paku yang tidak diberi cairan apapun. Paku tersebut
dibiarkan dengan keadaan terbuka sehingga udara akan masuk secara bebas. Paku yang
berada di dalam gelas E tidak mengalami perubahan dari hari pertama sampai hari
ketujuh. Paku tersebut tidak mengalami perkaratan, namun jika paku tersebut dibiarkan
dalam waktu yang lebih lama bisa saja paku tersebut mengalami perkaratan.
6. Gelas F : Gelas F berisikan paku yang tidak diberi cairan apapun namun pada tutup
gelas diberi plastik dan ditutup dengan karet gelang. Pada gelas F paku tidak mengalami
perubahan apapun mulai dari hari pertama sampai hari ketujuh. Paku tidak akan
mengalami perkaratan karena paku pada gelas F tidak langsung terkena udara dari
lingkungan.

4
VI. JAWABAN PERTANYAAN DAN KESIMPULAN
1. Pada gelas mana paku berkarat?
Jawab :
Pada percobaan tersebut gelas paku yang mengalami perkaratan adalah
gelas A,B,C dan D. Paku yang diberi air dan juga air garam akan mengalami
perkaratan karena air mengandung banyak oksigen terlarut yang membuat air
dapat mempercepat terjadinya perkaratan pada paku. Paku diberikan air panas
yang dapat memicu terjadinya perkaratan karena suhu air yang panas akan
meningkatkan energi kinetik partikel yang menyebabkan adanya korosi. Gelas
yang berisikan larutan cuka akan mulai mengalami perkaratan pada hari ke-6
hal tersebut dikarenakan cuka mengandung asam berupa asam asetat.
Sedangkan paku yang diberi larutan garam juga dapat mengalami korosi atau
perkaratan, karena garam merupakan larutan elektrolit dan mengandung ion-ion
di dalamnya yang membuat paku tersebut dapat mengalami perkaratan.

2. Pada gelas mana paku belum berkarat?


Jawab :
Gelas paku yang belum berkarat adalah gelas E,dan F. Pada percobaan
gelas E berisi paku yang tidak diberi apapun dan hanya dibiarkan di gelas yang
terbuka serta terkena udara. Hasilnya paku tersebut belum mengalami
perkaratan karena hanya dibiarkan di tempat yang terkena udara tanpa diberi air,
udara juga mempengaruhi terjadinya korosi namun akan bekerja jika udara
bertemu dengan air. Sedangkan pada gelas F paku tidak diberi apa-apa namun
perbedaannya yaitu pada tutup gelas diberi dengan plastik dan diikat dengan
karet gelang. Hasilnya paku tidak mengalami perkaratan karena paku tidak
langsung terkena udara dari lingkungan.

3. Pada gelas mana paku paling cepat berkarat?


Jawab :
Gelas paku yang paling cepat berkarat adalah gelas A dan gelas B. Gelas
A adalah paku yang diberi air biasa dan gelas B adalah paku yang diberi air

5
panas. Hal tersebut dikarenakan air adalah salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi terjadinya perkaratan pada besi dan juga dapat disebabkan
karena kandungan pada logam besi yang tidak murni. Logam tersebut memiliki
kandungan karbon yang tercampur di dalamnya yang masuk ketika terjadi
proses pengolahan. Saat besi mengalami kontak langsung dengan air, maka
oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi. Selain itu air juga
berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa
korosi. Semakin tinggi jumlah udara dan oksigen yang bersentuhan dengan besi,
maka akan semakin cepat pula terjadinya perkaratan. Selain air, udara lembab
juga dapat menyebabkan terjadinya perkaratan pada besi karena udara dapat
menghasilkan uap udara yang tinggi.

4. Pada gelas mana paku paling lambat berkarat?


Jawab :
Gelas paku yang paling lambat mengalami perkaratan adalah gelas E dan gelas
F. Hal itu disebabkan karena pada gelas E paku tidak diberikan apapun dan
dibiarkan di udara terbuka. Hasilnya paku tersebut belum mengalami perkaratan
karena hanya dibiarkan di tempat yang terkena udara tanpa diberi air, udara juga
mempengaruhi terjadinya korosi namun akan bekerja jika udara bertemu dengan
air. Jadi, pada gelas E jika dibiarkan lebih lama maka paku tersebut
kemungkinan akan mengalami perkaratan. Sedangkan pada gelas F paku tidak
diberi apa-apa namun perbedaannya yaitu pada tutup gelas diberi dengan plastik
dan diikat dengan karet gelang. Hasil percobaannya paku tidak mengalami
perkaratan karena paku tidak langsung terkena udara dari lingkungan. Sehingga
dapat disimpulkan paku di gelas E dan F tidak mengalami perkaratan karena
kedua gelas tersebut tidak diberi cairan apapun sehingga tidak ada unsur yang
dapat menyebabkan paku tersebut dapat mengalami perkaratan, namun bisa saja
terjadi pada paku E jika terlalu lama dibiarkan di tempat terbuka.

5. Berikan kesimpulan faktor apa saja yang mempengaruhi perkaratan besi!


Jawab :
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkaratan pada logam besi dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu :
1. Oksigen dan udara
.
6
2. Suhu
3. Kadar pH
4. Zat Elektrolit
5. Terbentuknya Sel Elektrokimia
6. Zat Pengotor
7. Permukaan Logam Tidak Rata

DAFTAR PUSTAKA
Link :
https://www.liputan6.com/hot/read/5025585/7-penyebab-korosi-dan-
caramencegahnya?page=2 https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-korosi-dan-
faktor-penyebabnya https://penataneza25.blogspot.com/2019/09/laporan-percobaan-
korosi-pada-paku.html https://irmachemistry.blogspot.com/2013/03/proses-korosi-
pada-paku.html

LAMPIRAN

7
8

Anda mungkin juga menyukai