Anda di halaman 1dari 5

Mata Pelajaran : Sejarah Musik – Musik Abad Pertengahan (2.

Periode Pertengahan)
Kelas : XI

2. Periode Pertengahan

2. 1. Musik Gregorian (Musik Gereja)

Deskripsi musik Gregorian.

Menurut perkiraan, perkembangan musik monofoni gereja dimulai dari tahun 200 hingga

abad ke 10. Kemudian diteruskan perkembangannya melalui musik gereja dan duniawi, diawali

dengan musik polifoni yang dimulai sekitar tahun 800.

Alasan penting dari perkembangan musik gereja adalah sebagai berikut:

1. Musik sangat erat hubungannya dengan upacara keagamaan. Hingga setiap upacara

agama pasti memakai musik.

2. Pemuka agama banyak berusaha untuk mengembangkan dan mencari sistem musik

yang mudah dilaksanakan oleh para pemeluknya, sekaligus sebagai media

mengembangkan agama.

3. Perekembangan musik gereja mempunyai pengaruh dan memberikan sumbangan

yang besar pada perkembangan musik diluar gereja (musik duniawi/ sekuler).

A. Sumber dari lagu Gregorian

Pada awal perkembangannya, lagu gereja banyak dipengaruhi atau meniru gaya lagu dari

berbagai bangsa, yaitu:

1
Sejarah Musik - Abad Pertengahan
(2. Periode Pertengahan)
a. Hebrew (Yahudi)

Suatu hal yang amat penting dari permulaan perkembangan musik gereja, karena di

tempat ini Kristus lahir ke dunia.

b. Yunani

Peninggalan tentang sistem musiknya masih digunakan dan dikembangkan meski sedikit

disederhanakan.

c. Byzantium (Romawi Timur)

Hasil kebudayaannya juga mempengaruhi perkembangan musik gereja, terutama pada

musik (lagu) Gereja Ortodok di Yunani.

d. Syiria

Merupakan jajahan Romawi yang berada di dekat tanah suci (Yerusalem). Lagu

Antiphonal dan Responsorialnya banyak mempengaruhi lagu gereja.

e. Armenia

Sistem notasinya mempengaruhi notasi gereja yang kemudian berkembang ke notasi

neumes.

B. Nama musik Gregorian

Istilah musik (lagu) Gregorian pertama kali diperkenalkan oleh Paus Leo IV (847-855).

Dia menyebutnya dengan “Carmen Gregosianum”yang berarti “Lagu (nyanyian) Gregorian”.

Nyanyian ini berasal dari Paus Gregorius Agung (540-604), yang kemudian oleh Paus Pius X

ditetapkan sebagai lagu ibadah keagamaan (gereja) di seluruh dunia. Sampai saat ini lagu

Gregorian masih dipakai di Gereja Katolik. Ini membuktikan bahwa lagu Gregorian yang telah

2
Sejarah Musik - Abad Pertengahan
(2. Periode Pertengahan)
berumur lebih dari 10 abad ini tetap bertahan, karena memang memiliki keindahan rohaniah

yang tiada taranya.

Musik Gregorian ini juga sering disebut dengan Gregorian Chant (nyanyian Gregorian),

Plain Song (Inggris),Plaint Chant (Perancis), dan Cantus Planus (Latin: yang berarti nyanyian

dalam suara tunggal/ rata, tanpa perpaduan dengan suara yang lain).

C. Lagu liturgi Katolik

Lagu-lagu Gregorian yang dipakai dalam upacara resmi selalu dinyanyikan dalam bahasa

Latin. Di dalam liturgi Katolik , inti upacara gereja dibagi menjadi dua jenis Misa, yaitu:

a. Ordinarium Missae (Misa Hari Biasa)

Dalam misa hari biasa, musik dan teksnya selalu tetap, yang terdiri dari:

- Kyrie (Tuhan Kasihanilah Kami). Suatu doa permohonan kepada Tuhan.

- Gloria (Kemuliaan). Memuliakan nama Tuhan yang ada di Surga.

- Credo. Mengaku percaya kepada Tuhan.

- Sanctus (Kudus) dan Benedictus (Terberkatilah).

- Agnus Dei (Anak Domba Allah).

b. Proprium Missae (Misa Hari Besar/ Khusus)

Dalam misa hari besar/ khusus, musik maupun teksnya selalu berubah, disesuaikan

dengan kepentingan liturgi untuk hari khusus tersebut yang terdiri dari:

- Introitacs. Kedatangan pemimpin ibadat disertai pengiring/ rekan-rekannya.

- Guadnale (Peningkatan).

3
Sejarah Musik - Abad Pertengahan
(2. Periode Pertengahan)
- Alleluia (Tuhan Maha Agung).

- Offertorium (Persembahan).

- Comunio (Persatuan dalam Tuhan).

D. Trope dan Sequence

Pada permulaan abad ke 9 hingga abad ke 12, Plain Song mengalami perkembangan

baru, yakni:

a. Trope. Penulis trope yang terkenal adalah Tuotilo (abad ke 8).

b. Sequence/ Sequela. Penulis sequence yang terkenal diantaranya adalah Nother

Balbulus (abad ke 9), dan Adam St. Victor (abad ke 12).

E. Gaya menyanyikan teks Gregorian

Pada prinsipnya, pelaksanaan dalam menyanyikan kata-kata (teks) dalam Gregorian

terdiri dari 4 macam:

a. Gaya Syllabis (setiap suku kata dari teks memperoleh satu nada melodi).

b. Gaya Melismatis (setiap suku kata dari teks memperoleh lebih dari satu nada melodi).

c. Gaya Neumatis (sama dengan gaya melismatis).

d. Gaya Psalmodis (beberapa suku kata hanya memakai satu nada melodi). Biasa

dipakai dalam pembacaan Psalm (Mazmur) dan Gospel.

4
Sejarah Musik - Abad Pertengahan
(2. Periode Pertengahan)
F. Sifat lagu Gregorian

Lagu Gregorian (Plain Song) adalah lagu yang sangat sederhana dan memiliki ciri

sebagai berikut:

a. Monofoni (dalam satu suara/ melodi).

b. Bersifat modal (berdasar pada 8 modes {tanganada} gereja).

c. Menggunakan ritmis yang bebas sesuai dengan teksnya (syair).

d. Dinyanyikan tanpa menggunakan iringan musik (acapella).

e. Memiliki rentang suara (ambitus) tertentu, kira-kira satu oktaf.

f. Ditulis dalam notasi neumes (penulisan notasi yang sedikit berbeda bentuk dengan

notasi balok pada umumnya).

5
Sejarah Musik - Abad Pertengahan
(2. Periode Pertengahan)

Anda mungkin juga menyukai