BAB I
PENDAHULUAN
Bekerja sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan besar dan bergengsi adalah
tujuan dan dambaan dari sebagian besar para alumni perguruan tinggi. Padahal kesempatan
(peluang) untuk memperoleh pekerjaan dengan jaminan masa kerja yang panjang hingga
saat ini masih sangat sulit.
Kondisi tersebut di atas sebenarnya sudah dirasakan sejak krisis ekonomi Global
yang melanda semua negara termasuk Indonesia yang mana pada tahun 1998 memasuki
masa yang sangat sulit. Perekonomian yang saat itu terpusat pada usaha-usaha besar dan
konglomerasi mengalami kesulitan besar terutama dalam hal keuangan. Daya beli
masyarakat menurun dan banyak perusahaan-perusahaan besar melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja( PHK), kecuali usaha-usaha mikro, kecil, dan menengah masih tetap
bertahan karena kebanyakan tidak bergantung pada utang serta usahanya berbasiskan
sumber daya lokal. Pada sensus ekonomi 2006, jumlah usaha UMKM adalah 22,5 juta
(kompas 30 Desember 2008).
Perasaan cemas atau tidaknya yang dirasakan oleh mahasiswa terhadap lapangan
pekerjaan di perusahaan bukan merupakan pengakuan umum. Tetapi sebelum perasaan
cemas itu muncul, akan lebih baik sejak dini mahasiswa berwirausaha .
Persoalan yang muncul adalah apakah setiap mahasiswa yang cemas terhadap
peluang pekerjaan di perusahaan dengan sendirinya dapat membuka atau merintis usaha
dengan baik ?
Penulis meyakini bahwa pada dasarnya wirausaha dapat dilahirkan/diciptakan
melalui suatu proses pembelajaran. Adanya Motivasi dari dalam diri setiap orang untuk
memulai merintis usaha merupakan modal utama, apalagi memiliki pengetahuan mengelola
usaha dan adanya dukungan dana awal .
Pengembangan kewirausahaan diharapkan akan meningkatkan daya tahan bangsa,
yang terbukti pada saat krisis ekonomi tahun 1997 yang mana peran UMKM menjadi
katup pengaman perekonomian nasional, dan motor pemulihan ekonomi pada tahun-tahun
awal krisis ekonomi.
Pengembangan kewirausahaan juga diyakini akan memberi solusi bagi tingginya
pengangguran yang berpendidikan.
2
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
( A person who organizes, manages and assumes the risk of a business or entreprise is an
entrepreneur. Entrepreneur is individual who risks financial, material, and human
resources in new way to create a new business concept or opportunities within an existing
firms).
3
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
4
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
5
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
BAB II
JIWA KEWIRAUSAHAAN
A. Pengantar
6
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Perkembangan bisnis dalam dasawarsa terakhir ini menuntut lahirnya para wirausaha
yang tangguh dan professional. Era lama telah berlalu, saat itu iklim bisnis terlalu banyak
dipengaruhi unsur kolusi dan nepotisme, serta menghalalkan segala cara. Saat itu fungsi
manajerial tidak berkembang semestinya, karena yang berhasil adalah mereka yang
mengambil jalan pintas dengan asumsi semua bisa diatur.
Sekarang saatnya diperlukan para wirausaha yang berani, ulet, bersih, transparan,
mampu bersaing, dan professional. Lebih-lebih pada masa krisis seperti ini, menjadi
wirausaha adalah merupakan alternatif karir yang tidak kalah menantangnya dengan profesi
lainnya. Namun, seorang wirausaha tidak lagi hanya dapat mengandalkan bakat dalam
berbisnis, tetapi harus menjadi, seorang wirausaha yang well educated entrepreneur
(usahawan yang di didik dengan baik).
Secara umum jiwa kewirausahaan bisa dipelajari, dan bukan karena factor dilahirkan
begitu saja. Karena bisa atau tidaknya seseorang mengembangkan atau membangun mental
sebagai wirausaha pada akhirnya ditentukan pula oleh adanya kemauan dari orang tersebut.
Untuk itu perlu dibuka cakrawala berpikir tentang bisnis bagaimana menjadi seorang
wirausaha yang sukses.
7
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
8
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Selain istilah diatas juga dikenal istilah intrapreneur, yaitu wirausaha yang dalam
lingkungan korporat/perusahaan. Interpreneur berbeda dengan seorang wirausaha
(entrepreneur) yang biasanya juga berperan sebagai pemilik (owner). Figure seperti
ini sangat diperlukan karena sangat relevan dengan tujuan perusahaan dalam hal
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, saat ini semakin
banyak perusahaan besar yang memilki program intrepreneurship, yakni suatu
proses untuk tetap mempertahankan semangat kreativitas dan inovasi dalam diri
karyawan meski dalam lingkungan perusahaan yang sudah memiliki system dan cara
kerja yang ketat. Mereka bisa sebagai agen pengembang perusahaan, karyawan/
professional di suatu perusahaan yang memiliki keberanian untuk mengambil risiko
dan memiliki semangat kewirausahaan, bertugas mendirikan bisnis baru dan kecil di
dalam perusahaan yang telah ada, ataupun tipe wirausaha yang ada di dalam
perusahaan.
2. Pentingnya Berwirausaha
Minat masyarakat menjadi pengusaha masih perlu mendapat perhatian yang serius
dari pemerintah kita. Potensi sumber daya manusia dewasa ini cukup banyak, namun jiwa
wirausaha masyarakat masih perlu mendapat dorongan yang kuat.
Mengingat jumlah penduduk di Indonesia ±210 juta (dua ratus sepuluh juta) jiwa
tentu pemerintah tidak mampu menampung seluruhnya untuk menjadi pegawai negeri.
Peranan swasta sangat diharapkan untuk membantu pemerintah dalam menyediakan
lapangan kerja. Hal ini perlu karena bila perhatian masyarakat hanya untuk menjadi pekerja
saja tentu bisa dapat berdampak negative dengan wiraswasta, banyak masalah dapat diatasi
seperti : pengangguran, mengurangi kemiskinan, menambah percaya diri, penyelesaian
masalah ekonomi, meningkatkan produktivitas, meningkatkan motivasi kerja, semangat
kerja yang tinggi, dan lain-lain.
3. Tujuan Berwirausaha
Tujuan berwirausaha adalah untuk menanamkan rasa percaya diri, semangat,
memupuk diri menjadi mandiri, yang nantinya mampu menguasai perekonomian dalam
jangka panjang. Jadi dengan semangat kerja yang tinggi tentu kepuasan kerja tersalur dan
peluang pun dapat dimanfaatkan.
9
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Banyak faktor yang dapat memotivasi seseorang menjadi wirausaha. Salah satu
kunci untuk dapat mengetahui factor tersebut adalah dengan memahami apa yang
dibutuhkan. Orang dapat dimotivasi oleh apa saja, dan semua orang dimotivasi oleh sesuatu
yang sama. Kita bisa menyaksikan bagaimana orang Jepang pada awalnya sangat tertinggal
kini mamapu menandingi Negara maju seperti Amerika Serikat. Menurut Kao (1995),
ketertinggalan wirausaha AS dibanding Jepang dikarenakan factor motivasi yang dominan
pada diri orang AS adalah semata karena keinginan untuk mendapatkan profit dan seberapa
besar return yang dapat diberikan kepada pemegang saham. Sementara wirausaha Jepang
dimotivasi tidak saja oleh factor-faktor yang menguntungkan/alasan-alasan positif
(fortunately) tetapi juga factor yang tidak menguntungkan sehingga memaksa mereka
untuk bekerja keras. Dengan kata lain, factor pendorong tersebut tidak semata berupa
financial gain tetapi lebih dari pada itu adalah kekhawatiran orang Jepang akan
kelestariannya. Manusia Jepang menjadi manusia yang adaptif terhadap perubahan
lingkungan, kreatif, dan inovatif. Jepang dalam beberapa hal telah mampu mengubah
masalah menjadi peluang. Kemampuan adaptabilitas Jepang telah mencengangkan dunia.
Ketika industry Jepang sangat mengandalkan otomotif, terjadi krisis minyak. Jepang dengan
cepat berpikir ulang mengenai strategi ekonominya. Mereka menggeser fokus industrinya ke
elektronik dan teknologi komputer serta mendorong industry otomotifnya untuk
menciptakan mobil hemat BBM.
Studi yang dilakukan oleh Russel M.Knight (1983) di Kanada juga menyimpulkan
hal yang sama, para wirausaha tidak dimotivasi oleh financial incentive, tetapi oleh
keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak sesuai/diinginkan. Faktor
motivasi tersebut dapat diringkas sebagai berikut :
a. The foreign refugee. Peluang-peluang ekonomi di negara lain yang lebih
menguntungkan seringkali mendorong orang untuk meninggalkan negaranya
yang tidak stabil secara politis untuk berwirausaha di sana.
b. The corporate refugee. Pekerja-pekerja yang tidak puas dengan lingkungan
perusahaannya merasa bahwa kepuasan kerjanya akan meningkat dengan memulai dan
menjalankan bisnis sendiri.
c. The parental (paternal) refugee. Banyak individu yang memperoleh pendidikan dan
pengalaman dari bisnis yang dibangun oleh keluarganya sejak ia masih anak-anak.
Mereka biasanya kemudian akan berusaha untuk mencoba bisnis lain berbeda dengan
selama ini dikerjakan oleh keluarganya/ayahnya.
10
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
d. The feminist refugee. Para wanita yang merasa telah mendapatkan perlakuan
diskriminatif dibandingkan kaum laki-laki dalam sistem pendidikan, lingkungan
kantor/perusahaan, maupun dalam masyarakat, akan berusaha membuktikan bahwa
dirinya mampu. Caranya dengan mendirikan sendiri perusahaan.
e. The housewife refugee. Para ibu rumah tangga yang pada awalnya sibuk mengurus
anak dan rumah tangganya akan mencoba membantu suaminya dalam hal keuangan
karena kebutuhan anak-anak yang makin dewasa. Mereka akan mencoba bisnis kecil-
kecilan dengan dibantu oleh anggota keluarga lainya.
f. The society refugee. Anggota masyarakat yang tidak setuju dengan kondisi lingkungan
biasanya akan mencoba menjalankan usaha yang tidak terikat dengan lingkungan.
g. The educational refugee. Banyak orang yang gagal dalam studinya atau mereka yang
tidak cocok dengan system pendidikan yang ada, menjadi terpacu untuk berwirausaha.
11
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
12
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
13
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
a. Mereka masuk ke dalam bisnis terlalu cepat. Mereka terjun kedalam suatu pekerjaan
baru yang mengandung risiko terlalu tergesa-gesa, tanpa melakukan perenca-naan
yang mendalam. Mereka tidak menganalisis kekeutan dan kelemahannya. Siapa
saya? Apa yang saya inginkan? Apa tujuan saya?
b. Mereka kehabisan uang. Jika anda tidak dapat menyelaraskan daftar gaji/upah atau
membayar rekening-rekening anda, anda akan keluar dari bisnis. Perkiraan kebutuh-
an kas merupakan prioritas utama sebelum memulai bisnis.
14
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Semua itu bahan masukan untuk dianalisis dan diolah secara lateral, khusus, kreatif,
dan orisinal untuk menghasilkan nilai tambah pada barang atau pelayanan yang sudah ada.
Untuk menciptakan manfaat/pemakaian baru dari barang atau pelayanan yang
dihasilkannya. Untuk mengembangkan kemempuan seperti ini, diperlukan pelatihan. Sering
bertanya:”Apa . . .?” dan “Bagaimana kalau . . .?”
Menurut A. Roe (dari Kao, 1989: 15-16), manusia kreatif mempunyai cirri-ciri:
c. keingintahuan
k. tekun
15
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Secara sederhana menurut Jane Henry dan David Walker dalam buku Managing
Innovation dapat dinyatakan bahwa,
Di dalam konteks ini, kata konsepsi merujuk pada sebuah ide baru; kata pemanfaatan
berarti peneriman yang luas atau keuntungan yang akan dihasilkan dari penemuan.
Konsepsi, penemuan dan pemanfaatan adalah elemen-elemen yang ada dalam inovasi.
16
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
C. Studi Kasus
Studi Kasus-1
Setelah mengenali kepribadian dan kompetensi Saudara sendiri, dari manakah
Saudara akan memulai kewirausahaan. Ada beberapa kemungkinan untuk memulai usaha
yaitu:
1. Apakah Saudara menunggu petunjuk Depnaker?
Studi Kasus-2
Seorang lulusan sarjana ekonomi bernama Herman memiliki peluang untuk memulai
kewirausahaan sebab orang tua Herman adalah seorang usahawan yang cukup berhasil.
Herman diharapkan dapat melanjutkan usaha orang tuanya. Teman Herman bernama Budi
semasa kuliah telah berdagang rokok untuk dapat membiayai kuliahnya.Setelah Budi lulus
dari fakultas Ekonomi, ia berkeinginan untuk berwirausaha.
Dari uraian diatas siapkah yang mempunyai peluang untuk berhasil dalam
berwirausaha dan apakah yang harus Herman dan Budi untuk menjadi seoramg wirausaha
yang berhasil.
17
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Studi Kasus -3
Dalam sebuah harian yang mengulas ekonomi memberi laporan utama ada 500.000
sarjana menganggur.Pak Anton seorang pengusaha yang sukses berkomentar,mengapa
intelektual tersebut tidak berwirausaha saja?Bagaimana pula ada kemampuan tersebut
dibina?Bagaimana agar orang memiliki jiwa berwirausaha? Reaksi pembaca menanyakan
bagaimana cara berwirausaha? Bagaimana pula kemampuan tersebut dibuat?danbagaimana
pula agar orang memiliki jiwa berwirausaha? Maka diadakan suatu diskusi memperdebatkan
apakah wirausaha itu ada sejak manusia lahir atau bisa dipelajari melalui program latihan.
D. Kesimpulan
Jika kewirausahaan pada dasarnya ada pada setiap individu, namun tak dapat
dipungkiri bahwa kadar jiwa kewirausahaan itu tidaklah sama.Yang paling penting adalah
bagaimana mental wirausaha itu bisa dikembangkan bagi setiap orang, sehingga bila dia
sudah dewasa tidak akan tergantung lagi dengan orang tua,keluarga,saudara dan lain-
lain.Banyak para pakra beranggapan bahwa pembangunan ini akan berkeseimbangan bila
18
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
E. Latihan
Inventori Spektural, yang didasarkan pada suatu model komunikasi dan perusahaan
yang dikembangkan selama liam belas tahun, dirancang untuk “memprofilkan” baik gaya
kepribadian maupun gaya kepemimpinan Anda. Ini juga digunakan untuk memprofilkan
sebagai aktivitas yang berbeda dalam bisnis Anda yang sedang berjalan,atau usaha bisnis
baru.
Berikut ini terdapat delapan set pernyataan.Setiap set ada 7 pernyataan. Susunlah
pernyataan dalam tiap-tiap set menurut peringkatnya dari 7 (tinggi) sampai I (rendah), dan
pastikan tidak ada pernyataan dalam satu set yang dimiliki peringkat sama,sekalipun hal ini
mengakibatkan terjadinya pilihan yang dipaksakan.
1. (a) Saya adalah seorang yang aktif, yang suka bergerak terus secara fisik.
(b) Saya suka menciptakan sesuatu dari ketiadaan, sesuatu yang benar-benar asli.
(c) Saya cenderung membiarkan sesuatu berjalan sewajarnya sampai sesutau atau
seseorang yang berarti muncul.
(d) Saya suka memegang wewenang,agar saya dapat menjaga hal-hal dibawah
kendali.
(e) Saya bersedia mengambil resiko yang diperhitungkan,baik uang maupun orang.
(f) Saya bereaksi terhadap setiap situasi secara berlainan.
(g) Saya senang bergaul dengan ramah.
2. (a) Saya mempunyai semangat banyak energi tuk melakukan berbagai hal.
(b) Saya orang yang berdaya cipta,yang selalu melihat suatu sudut baru pada
Sesuatu.
(c) Saya sangat senang melihat orang berkembang sampai ke potensi sepenuhnya.
19
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
20
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
8. (a) Saya sangat banyak berolahraga,dari jenis yang satu atau yang lainnya.
(b) Kreatifitas adalah observasi saya.
(c) Saya suka berurusan dan bertentangan dengan orang-orang ataupun gagasan.
(d) Saya cakap dalam mengubah gagasan yang kabur menjadi konsep yang tegas.
(e) Saya suka situasi yang tidak menentu,dimana ada ruang untuk maneuver.
(f) Saya benci terikat.
(g) Saya suka memperlihatkan kepada orang perasaan saya tentang mereka.
Sekarang coba Anda ambil total skor peringkat untuk semua pernyataan.
21
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
BAB III
PROSES KEWIRAUSAHAAN
22
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
23
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
d. Kebijakan pemerintah
Pemerintah mendorong terciptanya ide dalam usaha untuk mewujudkan
barang baru atau mengembangkan barang yang sudah ada. Contohnya adalah ide
menciptakan mobil buatan Indonesia.
24
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
25
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Berapa jumlah produk yang diperkirakan akan terjual pada periode yang
akan datang dan sebagainya.
4. Implementasi Usaha
Rencana usaha yang telah disusun sesuai dengan perhitungan yang cukup baik,
selanjutnya akan di implementasikan dalam pelaksanaan usaha. Dalam
mengimplementasi kegiatan usaha, wirausahawan harus membudayakan seefisien dan
seefektif mungkin sumber daya yang dimiliki yang meliputi modal usha, material
yang diperlukan, Sumber Daya Manusia (tenaga kerja) yang akan digunakan dan
sebagainya.
Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha akan memperoleh umpan
balik apakah pelaksanaan kegiatan usaha telah mencapai target sebagaimana
diharapkan atau telah sesuai dengan rencana usaha.
26
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
27
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
28
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
E. Motivasi Berwirausaha
Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu yaitu motif
berprestasi (achievement motive)
Menurut Dan Steinhoff dan John Burgess dalam Suryana (2003:35) ada tujuh motif
mengapa orang menjadi wirausaha:
29
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
30
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Kriteria Penilaian
8. Skala Penilaian 10 — 100
9. Bobot soal 1 = 30%, soal 2 = 35%, soal 3 = 30%
Pedoman Bukti = Kertas Jawaban
BAB IV
Dalam memulai suatu bisnis (usaha) ada 3 cara yang dapat dilakukan:
A. Merintis usaha baru (starting)
31
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
32
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
33
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
DIREKTUR UTAMA
34
MANAJER
Politeknik Negeri Medan MANAJER MANAJER MANAJER
35
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam membeli perusahaan yaitu:
1. Alasan pemilik menjual perusahaan
2. Potensi produk dan jasa yang dihasilkan
3. Aspek legal yang dimiliki perusahaan
4. Kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual
Beberapa alasan mengapa seseorang menjual bisnis (perusahaannya)
a. Usia lanjut atau sakit
b. Keinginan untuk merelokasi ulang di bagian lain
c. Keputusan untuk menerima sebuah posisi dalam perusahaan lain
d. Bisnis yang dijalankan tidak menguntungkan
C. Franchising
Franchising adalah suatu system pemasaran yang berkisar pada perjanjian sah antara
dua pihak yang salah satunya (Franchisee) diberi hak istimewa untuk menjalankan
bisnis sebagai pemilik pribadi, tetapi dengan syarat perusahaan dijalankan menurut
metode dan terminologi yang dispesifikasikan oleh pihak lain (Franchisor) (Justin G.
Longenecker, Moore, Petty; 2001:60)
Menurut Suryana (2003: 69) yang dimaksud dengan kerja sama manajemen
(Franchising) yaitu suatu kerja sama antara entrepreneur (Franchisee) dengan
perusahaan besar (Farnchisor) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli
untuk menyelengggarakan usaha (waralaba), kerja sama ini biasanya dengan dukungan
awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja,
pemilihan karyawan, pembukuan/pencatatan dan akuntansi, konsultasi/penetapan
standar, promosi, penyediaan kualitas, riset, nasihat hokum dan sumber-sember
permodalan.
36
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
37
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
BAB V
PEMASARAN KEGIATAN DASAR WIRAUSAHA
A. Pengantar
Pemasaran merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Pada saat anda mulai mengenal dunia bisnis anda selalu berhubungan
dengan rekan bisnis, pelanggan, tamu dan lain-lain dan berusaha meyakinkannya berarti
anda sudah memasarkan sesuatu. Setiap usaha tidak terlepas denagn kegiatan pemasaran,
sejak dahulu manusia melakukan hubungan dengan para rekan bsnisnya ke konsumen
menyampaikan produk hasil bumi hal tersebut merupakan kegiatan pemasaran.
Memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan,
menyampikan produk dari konsumen adalah salah satu contoh aktivitas pemasaran yang
dilakukan orang.
38
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
2. Proses Pemasaran
Secara umum ada 4 tahap proses pemasran menurut Philip Kotler.
a. Perilaku Pembeli
Mempelajari dan memahami perilaku pembeli adalah merupakan dasar dari manajer
pemasaran, pada awalnya pemasar dapat memahami konsumen melalui pengalaman menjual
produk ke konsumen setiap hari. Seiring denagn pertumbuhan perusahaan dan pasar, banyak
pembuat keputusan pemasaran kehilangan hubungan dengan pelanggan, oleh karenanya
diperlukan biaya untuk mengetahui bagaimana perilaku pembeli. Banyak perusahaan
39
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
mengeluarkan biaya riset untuk mengetahui selera, perilaku pembeli, siapa yang membeli,
bagaimana mereka membeli, di mana mereka membeli, dan mengapa mereka membeli.
5. Peran dan status, kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dirumuskan
sehubungan dengan peran dan status.
40
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
8. Gaya hidup, gaya hidup seseorang menunjukkan pola hidup seseorang seperti yang
diperlihatkannya dalam kegiatan,minat,dan pendapatannya.
1. Pengenalan kebutuhan yang belum terpuaskan. Kebutuhan dapat timbul dari dalam diri
kita sendiri maupun dari luar. Kebutuhan dari dalam diri sendiri seperti orang yang
terangsang kebutuhan biogenetiknya akan merasa lapar, haus dan lainnya. Kebutuhan
dari luar seperti iklan TV yang menayangkan promosi suatu produk atau denagn
melihat di brosur.
41
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
c. Strategi Pemasaran
Dalam persaingan perusahaan selalu menempatkan diri apakah sebagai pemimpin,
penantang, dan sebagai pengikut. Strategi pemasaran merupakn wujud rencana yang terarah
di bidang pemasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Sebelum perusahaan
menjalankan operasinya tentu terlebih dahulu harus dipikirkan bagaimana strategi untuk
merebut pasar.
Strategi Taktik
a. Arahkan promosi ke kaum pria a. Pasang iklan di media cetak
umur 25 — 40 tahun. b. Pasang iklan di media elektronika
b. Tingkatkan motivasi gugus c. Selenggarakan lebih banyak
wiraniaga kontes penjualan
d. Tingkatkan system insentif
penjualan
e. Gunakan lebih banyak penyediaan
perorangan tenaga penjualan.
42
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Behasil tidaknya suatu perusahaan dalam pemasaran terutama tergantung pada grand
strategy atau core strategy. Kalau strategi inti salah atau kurang efektif, maka pelaksanaan
tidak akan mencapai sempurna.
E. Kasus
Usaha kecil UD Damiri yang memproduksi kerupuk sudah beroperasi selama
sepuluh tahun, bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan kerupuk adalah kulit
kerbau diperoleh dari kulit rumah potong hewan di Mabar. Kulit kerbau tersebut dibeli
43
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
dengan harga Rp. 3000,- perlembar. Produksi lancar dan setiap hari kerupuk kerbau
tersebut dijual ke pasar oleh anak-anak. Pola pemasarannya dilakukan dengan cara
menjajakan barangnya keliling dari satu jalan ke jalan yang lain. Rata — rata setiap penjaja
menjual 80 — 100 bungkus perhari, namun kendala yang dihadapi oleh UD Damiri adalah
kurangnya modal dan tenaga pemasar yang belum terdidik, karena tenaga penjaja tersebut
adalah rata-rata adalah anak SD yang masih duduk di bangku sekolah. UD Damiri sangat
potensial karena masyarakat kota medan banyak yang mengkonsumsi kerupuk tersebut,
seperti acara makan di rumah, di restoran, dan di tempat-tempat hiburan lainnya. Bila anda
sebagai pengelola usaha UD Damiri tersebut strategi apa yang akan anda lakukan agar
usaha UD Damiri bias maju dan berkembang. Jelaskanlah pendapat anda ditinjau dari
aspek pemasaran dan bagaimana strategi yang tepat untuk menguasai pasar?
F. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditentukan bahwa pemasaran adalah sangat penting bagi
dunia usaha, melalui kegiatan tersebut maka dapat diharapkan penjualan barang dari
produsen ke konsumen bias lancar. Bagaimana seorang pengusaha yang mampu
memasarkan barang-barang yang dihasilkan tersebut agar sampai ke konsumen tentu perlu
suatu strategi yang tepat. Banyak pengusaha sebelum memulai usahanya terlebih dahulu
dipikirkan bagaimana cara agar bias memasuki pasar, agar barang-barang yang dihasilkan
tidak sia-sia. Pada kesempatan in perlu disadari adalh perilaku pembeli, karena dengan
mengetahui konsumen sebagai pemakai akhir maka dapat dilakukan cara yang tepat untuk
mempengaruhinya. Keterlibatan pembeli dalam menggunakan produk sangat berpengaruh
dari prilakunya. Seperti factor kebudayaan, social, pribadi, psikologis, sangat perlu
mendapat perhatian dari pengusaha.
G. Latihan
1. Menurut pendapat anda jelaskanlah apa yang dimaksud dengan pemasaran, beri
contohnya?
2. Konsumen klam kegiatan dianggap jauh lebih penting dalam kegiatan ekonomi bangsa
daripada pengguna industry, namun jumlah penjualan barang-barang industry melebihi
penjualan barang-barang konsumsi. Jelaskan bagaimana hal ini terjadi!
3. Mengapa perusahaan perlu mempertimbangkan perilaku pembeli dalam memasarkan
barang yang dihasilkan? Jelaskan pendapat anda!
44
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
BAB VI
AKUTANSI UNTUK USAHA KECIL
A. Pengantar
Sejarah dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, kelompok
pengusaha sangat membutuhkan laporan akutansi, terutama bagi manajer, pemilik kreditur,
pemimpin serikat pekerja, dan pemerintah. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bahwa
akutansi sangat perlu di pahami dalam proporsi yang memadai oleh setiap manajer
perusahaan.
Banyak para penulis memberikan defenisi akutansi menurut cara pandang masing-
masing. D. Hartanto dalam bukunya “Akutansi utuk Usaha” LPFE UI Jakarta (19;3)
menyatakan akutansi adalah suatu system informasi, berdasarkan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam perusahaan dalam mengambil keputusan. Hal ini dipandang dari segi
system informasi dan fungsinya sebagai alat pengambilan keputusan.
Sedang menurut Wahyudi Prakarsa “informasi dan manfaatnya” dalam majalah
akutansi no. 24 tahun V juli 1998 : 40 menyatakan, akutansi adalah sebagai ilmu yang
menyangkut perancangan manajemen dan evaluasi system-sistem informasi dalam
hubungannya dengan proses-proses pengambilan keputusan yang selaras dengan sasaran-
sasaran perusahaan dan kemasyarakatan. Cenderung pada pandangan seorang yang
menhendaki pada produk yang dihasilkan oleh proses akutansi tersebut harus mampu
membantu pelaksanaan proses manajemen yang ia lakukan.
45
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Dari uraian di atas terlihat bahwa dalam proses akutansi tersebut akan meliputi
beberapa tahap kegiatan yaitu :
1. Tahap pencatatan atas semua transaksi keuangan yang terjadi.
2. Tahap klasifikasi atas transaksi-transaksi yang terjadi dalam kelompok transaksi yang
sejenis (merangkum transaksi)
3. Tahapan penyusunanlaporan yang telah dicatat dan diklasifikasikan tersebut
(melaporkan)
4. Tahap penyusunan interpretasi terhadap apa-apa yang telah dilaporkan oleh proses
akutansi tersebut.
Kelompok yang membutuhkan laporan akutansi tersebut ingin memberikan
penilaian/informasi untuk dijadikan bahan pertimbangan atau salah satu pembuat keputusan
seperti berikut :
1. Untuk manajer, dijadikan sebagai alat ukur prestasi (performance) dan kemajuan yang
dicapai perusahaan.
2. Untuk investor, dijadikan sebagai alat untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan
atau mengetahui perjalanan keuangan perusahaan atau laba rugi dan biaya.
3. Untuk kreditor, laporan akutansi yang diaudit merupakan sumber informasi yang paling
dapat diandalkan mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan. Sebagai alat untuk
mendapatkan bantuan bank atau kredit bank, dapat mengukur kemampuan untuk
mengembalikan modal.
4. Untuk pemimpin serikat, sebagai informasi keuangan tentang pendapatan dan
penerimaan perusahaan, merupakan dasar tuntutan serikat pekerja selama perundingan
kolektif. Juga tuntutan kenaikan gaji dan tambahan tunjangan, karena ini berdasarkan
kepada laba dan rugi perusahaan.
5. Untuk pejabat pemerintah, dijadikan untuk kepentingan catatan keuangan suatu badan
usaha, dalam hal memberikan tanggung jawab pemungutan pajak.
6. Untuk akutansi sendiri, mengumpulkan dan menyusun data untuk laporan keuangan
perusahaan, sebagai informasi yang dikerjakan secara professional.
46
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
C. Persamaan Akutansi
Sebagai mana ilmu — ilmu yang lain, akutansi selalu mengalami pekembangan
sesuai dengan perkebangan masyarakat dan perekonomiannya. Dengan semakin
kompleksnya bisnis maka akutansi telah berkembang dengan konsep dan teknik-teknik baru
untuk dapat menyajikan informasi-informasi keuangan yang diperlukan.
Namun demikian hamper seluruh kegiatan bisnis saat ini menganut system doble
entry dalam mencatat transaksi — transaksinya. Double Entry adalah suatu system yang
47
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
mencatat setiap transaksi kedalam semua aspek yang dipengaruhinya dengan suatu cara
sehingga dicapai suatu keseimbangan.
Contoh : seseorang memperoleh uang pinjaman dari Bank sebesar Rp. 1.000.000,-
sebagai akibat transaksi ini maka uang kas bertambah Rp. 1.000.000,- jadi
betambahnya uang tunai Rp. 1.000.000,- diimbangi dengan bertambahnya
utang sebesar Rp. 1.000.000,-
Secara garis besar system keseimbangan tersebut merupakan suatu persamaan
sebagai berikut :
Harta = Modal + Utang atau
Aktiva (Harta) = Pasiva (Modal Utama)
Aktiva — Utang = Modal
Aktiva/harta adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan baik berupa benda
maupun hak. Harta atau hak pemilikan terhadap harta tersebut berasal dari modal para
pemilik perusahaan dan pinjaman dari pihak lainnya/semua milik perusahaan yang
mempunyai nilai. Akibat dari perubahan harta, utang, dan modal terhadap keseimbangan
tersebut untuk lebih jelasnya digambarkan dengan contoh transaksi sebagai berikut :
Mr.Badu mendirikan usaha kecil dalam bidang perbengkelan dengan transaksi-transaksi
sebagai berikut :
1. Mr.Badu memasukkan uangnya sebesar Rp.18.000.000,-sebagai modal pertama
perbengkelannya yang didirikannya
2. Dibeli peralatan sebesar Rp. 12.500.000,- dan dibayar secara tunai
3. Untuk alat perlengkapan dibeli Rp. 850.000,- secara kredit
4. Dibayar utang sebesar Rp 400.000,-
5. Diterima secara tunai dari konsumen yang mereprasi kendaraan sebesar Rp. 3.900.000,-
6. Untuk pengeluaran :
a. Upah karyawan Rp 1.125.000,-
b. Peralatan yang dibeli Rp 100.000,-
c. Dan lain —lain Rp 75.000
Dari kasus diatas dapat disusun neraca keuangan sebagai berikut :
48
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
— + 850.000 + 850.000 -
c. —
12.500.000 850.000 850.000 18.000.000
5.500.000
- - - 400.000 -
d. - 400.000
5.100.000 12.500.000 850.000 450.000 18.000.000
- - - -
e. +3.900.000 850.000 450.000 21.900.000
9.000.000 12.500.000
- - - 1.125.000
f. — 1.300.000 - - 100.000
- -
- - - 75.000
- 850.000 450.000 20.600.000
7.700.000 12.500.000
49
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
KETERANGAN JUMLAH
(SATUAN DALAM JUTA RUPIAH) (SATUAN DALAM JUTA
RUPIAH)
AKTIVA (HARTA)
Uang tunai Rp. 450
Uang BNI Rp. 1.765
Peralatan kantor :
- 20 buah meja tulis Rp 20
- 60 buah kursi Rp 45
- 10 buah mesin tik merk olivette Rp 85
- 1 buah brankas Rp 110
- 10 buah OHP Rp 5
- 10 buah alat hitung Rp 30 Rp. 325
BARANG DAGANGAN : Rp. 4.500
15 ton beras cianjur @ Rp 300 Rp. 375
1,5 ton kedelai @ Rp 250 Rp. 1.000
2 ton bawang putih @ Rp 500 Rp. 2.375
¼ ton cengkeh @ Rp 9.500
PIUTANG — PIUTANG Rp. 850
Charles di Belawan Rp. 350
Dorman di P. Siantar Rp. 900
Sumi di Medan Rp. 12.890
AKTIVA PASIVA
50
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Yang menjadi masalah selalu adalah kredit diperoleh justru pada saat sudah tidak
dibutuhkan lagi (sudah terlambat) dan jumlah yang diperoleh lebih kecil dari yang
dibutuhkan ; dasar pengawasan ; keuangan, prosedur pembukuan.
Yang dimaksud dengan prosedur pembukuan disini adalah tahap — tahap pencatatan
yang harus di lalui oleh suatu nota transaksi sehingga menjadi suatu laporan keuangan
(Neraca dan Laba Rugi) sebagai hasil akhir proses akutansi.
Dari hasil akhir ini maka dapat menjadi system pengawasan keuangan. Dalam hal ini
dapat kita bagi menjadi 2 bentuk :
1. Pengawas dalam arti sempit
2. Pengawas dalam arti luas yaitu sebagai pengendalian
Dalam arti sempit berupa :
a. Penjagaan ketelitian dan kebenaran data administrasi keuangan.
b. Pengawasan kecocokan antara angka — angka di dalam buku besar dengan perinciaN
operasional.
c. Penjagaan apakah semua bukti — bukti pembukuan telah sah
d. Penjagaan apakah semua bukti pembukuan telah didukung oleh dokumen-dokumen dan
perhitungan angk dengan benar, nomor rekening benar, tanggal cek benar dan
sebagainya yang berkaitan.
e. Menjaga terjadinya pembukuan yang merangkap.
f. Penjagaan apakah semua transaksi yang telah terjadi di bukukan pada saat itu juga.
g. Penjagaan semua saldo rekening telah menunjukkan adanya keseimbangan yang normal
(normal balance)
Dalam arti luas yaitu sebagai pengendalian terdiri dari :
51
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
52
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
8. Dari neraca saldo disusun neraca dan daftar rugi laba.Sedangkan dari buku pembantu
disusun lampiran neraca rugi/laba.
Buku Pembantu. Buku pembantu adalah buku atau kartu yang digunakan untuk
mencatat secara terperinci setiap transaksi sehingga dapat digunakan untuk;
a. Sebagai alat bagi para petugas operasional dalam melaksanakan tugasnya.
b. Sebagai bahan untuk penyusun laporan.
c. Sebagai bahan umtuk penyusun lampiran/perincian neraca.
d. Sebagai alat pengawasan.
Buku Harian. Buku harian adalah buku yang digunakan untuk mencatat seluruh
mutasi (satu transaksi mungkin mengakibatkan lebih dari dua mutasi) pada suatu hari
kerja.Buku harian ini akan berguna untuk:
53
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
cirri tersendiri maka diminati oleh orang turis manca Negara, baik Amerika, Eropa, maupun
Negara Asia lainnya. Terbesar penjualan Badu adalah Jepang, mencapai 6 kontener setiap
minggu di ekspor dari pabriknya. Walaupun omsetnya ratusan juta per bulan, Badu tetap
mengelola perusahaannya seperti dahulu waktu masih kecil. Semuanya dikendalikan
sendiri,dipikirkan sendiri. Pembantu yang ada adalah orang-orang sekedar melaksanakan
tugas dari Badu. Tetapi perusahaan berjalan dengan baik, dia merasa semakin maju, ditinjau
dari semakin seringnya makin banyaknya pengiriman. Namun akhir-akhir ini Badu merasa
ada kekuatiran.
Perusahaanya dipercaya baik untuk menggunakan pinjaman, sebesar Rp.200.000,-
pinjaman ini atas kerja sama dengan orang Bank, yang mau mengamati dan memeriksa
aktivitas usaha Badu. Yang merisaukan adalah,berapa sebenarnya seluruh kekayaan
perusahaan dia tridak tau. Dia takut, harta perusahaan yang sebagian diperoleh dari
pinjaman justru merugikan. Badu ingin tahu, sebenarnya kekayaan perusahaan itu seberapa
besar, dan kalau untung, berapa besar keuntungannya. Apakah masih bias diperbesar lagi,
dan kalau bias bagai mana caranya.
Badu memang pengusaha tipe kecil,biarpun sekarang pengusaha tipe besar.Rupanya
dia sekarang sudah ingin mengetahui siapa dia sebenarnya,dan harus berbuat apa terhadap
perusahaanya.Badu perlu orang yang bias membantu membuat potret perusahaanya,karena
dia belum bisa membuat potret diri.
54
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
F.Kesimpulan
Menyusun laporan keuangan adalah sangat penting karena dengan pencatatan yang
baik setiap kegiatan yang baik dalam buku harian,bulanan,maupun tahunan serta laporan
laba rugi berdasasrkan metode yang baku,berarti evaluasi dan pengawasan dapat dilakukan
dengan mudah.Ddengan kata lain data-data tersebut dapat dengan mudah terlihat/dipahami
kebenarannya ataupun setiap transaksi dapat disusun dengan jeleas sesuai dengan
kebutuhan perusahaan yang mungkin pada suatu saat akan digunakan menjadi laporan
tahunan.Dengan laporan keuagan ini diharapkan maka perjalanan keuagan dapat terlihat
setiap saat.Bagian akunting darin suatu perusahaan menyediakan data tentang
keuangan,penjualan,operasi,dan laba rugi bagi pemilik dan menejer.
Orang-orang yang berkepentingan dengan laporan keuangan antara lain adalah
manajer,yang perlu mengukur kemajuanperusahaan dan rencana untuk masa
depan,investor,yang mencari perusahaan yang sedang berkembang,kreditur yang
sedangmencari debitur yang mampu membayar kembali pinjamannya.Serikat pekerja yang
ingin mengetahui kemampuan perusahaan meningkatkan gaji pekerja,pejabat pemerintah
untuk melakukan pemungutan pajak.
G. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan neraca dan apakah kegunaannya bagi suatu
perusahaan.
2. Jelaskan defenisi dari akuntansi menurut para ahli.
3. Jelaskan manfaat akuntansi bagi para pengusaha dan para pembeli modal.
4. Jelaskan dengan singkat cara untuk menggunakan laporan keuangan bisa dijadikan
sebagai alat pengawasan dan evaluasi dari perusahaan.
5. Bagaimana cara untuk membuat laporan dalam buku besar,buku harian,dan buku
pembantu.
6. Jelaskan orang-orang yang berkepentingan dalam laporan keuangan suatu perusahaan.
7. Coba Saudara susun neraca keuangan dari PT SS ini,bila data keuangan sebagai berikut:
Kas Rp 1.000
Piutang Rp 5.000
Persediaan Rp 7.000
Tanah Rp 10.000
Bangunan Rp 5.000
Mesin dan peralatan Rp 4.000
55
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
BAB VII
Studi Kelayakan Bisnis (SKB) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
memdalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Kasuir, Jakfar;
2003;11).
56
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek.
Aspek-aspek yang dimulai dalam Studi Kelayakan Bisnis meliputi: aspek hukum, aspek
pasar dan pemasaran, aspek keuangan , aspek teknis/operasional, aspek manajemen,
aspek ekonomi dan sosial serta aspek dampak lingkungan.
Sekurangnya ada 4 (empat) tujuan Studi Kelayakan Bisnis (SKB)
1. Menghindari resiko kerugian
2. Memudahkan perencanaan
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
4. Memudahkan pengawasan
57
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
58
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
59
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
RINGKASAN USAHA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru
1.2 Nama dan Alamat Usaha
1.3 Bidang Usaha
1.4 Bentuk Baru Usaha
60
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
61
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Klinik Bersalin, adalah kombinasi antara usaha jasa kepada para ibu hamil
dengan usaha membantu mengisi kekurangan tempat melahirkan.
Sejumlah modal berupa uang tunai telah tersedia untuk usaha ini, dan siap ditanam jika
dalam perhitungan menyimpukan dapat dilaksanakan.
Izin untuk usaha itu terbuka dan kota X yang penduduknya sekitar 2 juta
jiwa diperkirakan merupakan tempat yang baik untuk usaha ini, karena: (1) mempunyai
rumah sakit umum yang cukup besar, (2) cuma ada sebuah saja klinik bersalin, (3)
tersedianya beberapa dokter ahlikandungan yang dapat diajak membantu usaha ini.
B. Membuka Usaha
Berdasarkan hal-hal di atas, akan dijajaki usaha membuka sebuah klinik
bersalin. Untuk merealisasi maksud tersebut, dievaluasi segi-segi Pasar, Teknis,
Yuridis, Management dan Finansiil dari gagasan usaha ini.
EVALUASI PASAR
KEBUTUHAN
Para ibu yang digolongkan masih produktif adalah yang berusia antara 20-40 tahun.
Dengan anggapan bahwa: (1) usia perkawinan rata-rata adalah 20-30 tahun, (2) usia yang
baik untuk melahirkan adalah 20-30 tahun, (3) adanya kampanye keluarga berencana yang
menganjurkan para orang tua untuk membatasi jumlah anaknya, maka usia antara 20-30
tahun diambil sebagai patokan untuk jumlah kebutuhan tempat melahirkan.
Untuk menaksir jumlah kebutuhan tempat untuk melahirkan, perlu diketahui data
penduduk wanita yang berusia 20-30 tahun di kota X.
Sepanjang tahun jumlah wanita di kota X yang membutuhkan tempat melahirkan
adalah 84.000 jiwa, karena yang masuk ke dalam usia 25-29 tahun dianggap sama dengan
yang ke luar dari selang usia tersebut setaip tahunnya.
Jika dianggap bahwa yang akan mampu melahirkan di klinik, hanya 5%dari 84.000
jiwa, maka jumlah yang mampu adalah: 5% x 84.000 jiwa = 4.200 jiwa.
62
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
yang lain, baik satu yang sudah ada, maupun yang mungkin ada setelah ini. Jadi dalam
setahun akan dipenuhi 20% x 4200 jiwa = 840 jiwa. Dalam sebulan = 840 jiwa = 70.
12
Jika rata-rata para ibu dirawat selama 4 hari, maka dalam sehari-hari dapat
ditampung = 840 x 70 jiwa = 9,33. Dibulatkan 10 jiwa.
12
SAINGAN USAHA
Saingan usaha sudah ada satu, yaitu Klinik ”Amal”. Yang dapat digolongkan sebagai
saingan usaha adalah tempat bersalin rumah sakit umum untuk kelas I.
Usaha yang akan dijalankan ini mengambil bagian pasar 20% saja. Dengan nama
dokter ahli kandungan yang ikut dalam usaha ini, diperkirakan usaha mendapat dukungan
yang cukup, sebab baik dokter A maupun dokter B, keduanya merupakan dokter yang
terkenal di kota X ini.
EVALUASI TEKNIS
A. LOKASI USAHA
Lokasi akan dipilih di sekitar daerah tempat tinggal masyarakat umum.
63
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
64
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
bangunan klinik bersalin yang jelas di tengah kota itu, akan mahal jika diikuti petunjuk 6
x 913 M2. Kiranya, yang cukup untuk bangunan ini adalah 1,5 x 913 M2 = 1370 M2.
sehingga sejumlah 1370 M2 dikurangi 913 M2 = 457 M2 bisa digunakan sebagai halaman
dan gang.
D. KEBUTUHAN
Kebutuhan air diusahakan dari aliran air PDAM, jika tidak mungkin akan dipenuhi
dengan sumur pompa. Guna menjaga kelancaran aliran air, akan dibor sebuah sumur
pompa dan digunakan pompa listrik. Diperlukan juga tanki air.
E. KEBUTUHAN LISTRIK
Listrik akan dipenuhi dari PLN. Untuk menjaga segala kemungkinan disediakan pula
generator yang KVAnya akan dihitung sebagai berikut:
1. Kebutuhan untuk penerangan kamar,
14 kamar @ 60 watt = 840 watt
2. Kebutuhan kamar mandi dan WC,
14 kamar @ 20 watt = 280 watt
3. Untuk kulkas, TV, AC 14 kamar = 21140 watt
4. Untuk ruang operasi/bersalin, 30 M2 = 200 watt
5. Untuk lorong dan gang-gang 120 M2 = 120 watt
6. Dapur 15 M2 dengan peralatan listriknya = 1000 watt
7. Ruang tunggu 30M2 = 100 watt
8. Lampu taman 200 M2 = 100 watt
9. Lampu garasi 20 M2 = 20 watt
Total kebutuhan watt listrik = 23800 watt
Kebutuhan genset 25 KVA
F. PERALATAN KANTOR
Peralatan kantor yang diperlukan adalah:
1. Filing cabinet (5 buah)
Untuk kasir 1 buah, ruang praktek 3 buah dan untuk ruang pimpinn usaha 1 buah.
2. Telepon 2 buah
3. Aiphon (30 buah)
Untuk kamar utama, kamar ekonomi, dapur, ruang kasir, ruang praktek dan dapur.
4. Komputer
65
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
G. PERABOT
1. Meja tulis & kursi (8 stel)
Untuk ruang praktek, kasir, dapur, ruang istirahat, ruang pimpinan usaha.jenis meja
dan kursinya akan disesuaikan dengan tingkatan dan keperluannya, sehingga
harganya berbeda-beda.
2. Kursi duduk (32 buah)
Untuk digunakan di kamar utama, kamar ekonomi dan di kamar praktek.
3. Tempat tidur (25 buah)
25 buah diperlukan di kamar, pasien, sedangkan yang sebuah untuk istirahat
dokter sewaktu-waktu harus operasi malam.
4. Box bayi (30 buah)
5. Meja kamar (24 buah)
Untuk kamar utama 4 buah dan kamar ekonomi 20 buah.
6. Sofa di ruang tunggu untuk 20 orang.
7. Lemari besi (safe box) 1 buah ukuran 60 x 60 x 60 cm.
H. ALAT TRANSPORTASI
1. Diperlukan 2 buah tempat tidur beroda untuk mengangkut pasien dari kamarnya ke
ruang bersalin atau dari luar ke dalam ruangannya.
2. Diperlukan 1 buah mobil ambulance.
2. Yang hamil
Ibu yang hamil akan dirawat sebuan sekali dan tergantung pada urgensinya
minimal sebulan sekali. Para ibu yang berminat melahirkan di klinik ini diminta
mendaftarkan diri terlebih dahulu.
66
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Para ibu yang melahirkan diklinik akan dikenakan biaya perawatan dan biaya
pertolongan dokter sebesar Rp 600.000,-. Biaya perawatan tergantung pada kelas,
kelas utama atau kelas ekonomi. Biaya perawatan per orang per hari d kamar utama
dan di kamar ekonomi, akan ditetapkan berdasarkan perhitungan ekonomis.
EVALUASI MANAGEMENT
A. STRUKTUR ORGANISASI
B. DESKRIPSI TUGAS-TUGAS
Deskripsi tugas-tugas akan disusun nanti dengan bantuan 2 orang dokter spesialis
kandungan yang menjadi kawan usaha.
67
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
EVALUASI YURIDIS
A. BADAN USAHA
1. Bentuk Badan Usaha
Badan usaha akan berbentuk Yayasan.
2. Pembagian Saham
Dokter-dokter spesialis kandungan masing-masing mempunyai saham 20%,
sedangkan pemilik modal 60%. Dokter spesiais anak tidak mempunyai saham,
melainkan honorer saja. Sebaliknya ia akan mempunyai kesempatan mendapat
tambahan pasien dari usaha klinik ini.
3. Anggaran Dasar Badan Usaha
Akan dibuat bersama-sama partner usaha.
4. Penetapan personalia Penganggung Jawab Usaha
Akan dicari seorang yang mampu dan sanggup memimpin usaha ini dan
bertanggung jawab pada para pesaham. Ia akan menerima gaji dan bonus.
5. Status Usaha
68
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
B. IZIN-IZIN
Dalam persoalan izin-izin untuk usaha ini tidak ada masalah, sampai saat ini masih
terbuka.
C. PERJANJIAN
Akan dibuat perjanjian dengan partner yaitu yang menyangkut penerimaan dari
praktek dan menolong kelahiran. Tarif menolong kelahiran adalah Rp 600.000,-
dari jumlah tersebut, yang 30% menjadi milik usaha (yayasan), sedangkan sisanya
menjadi hak dokter yang bersangkutan. Untuk hasil praktek, yang setiap hari akan
dibatasi 10 orang pasien saja dengan tarif Rp 35.000,- yang 30% harus
dimasukkan yayasan, sedangkan sisanya menjadi hak yang bersangkutan. Perjanjian
lainnya akan dipikirkan kemudian.
D. PAJAK
Ditaksir usaha ini akan dikenakan pajak PPn 5% dan pajak Perseroan 45% yang ditarik
pada akhir tahun pada keadaan usaha memperoleh keuntungan.
EVALUASI FINANSIAL
69
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
70
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
71
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
b. Kamar Ekonomi
Harga jual per kamar per hari Rp 60.000,- termasuk makan dan pengobatan. Jika
dalam sebulan terisi penuh, maka hasil 8 buah kamar adalah 8 x 30 x Rp
14.400.000,- = Rp 12.760.000,-. Demikian juga cara menghitung penerimaan
dari sektor ini untuk okupasi 40% sampai 100%.
3. Penerimaan dari pertolongan kelahiran
Tarif menolong kelahiran adalah Rp 600.000,- dan yang menjadi hak yayasan hanya
30%.
72
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
5 FIXED COST - -
6 Kasir 1 Orang - - Rp. 1.000.000
7 Tenaga Kebersihan 1Orang - - Rp. 500.000
8 Listrik - - - Rp. 300.000
9 Telepon - - - Rp. 400.000
10 Penyusutan Alat/Mesin Rp. 258.000
11 Sewa Tempat 1Orang - Rp. 500.000
Lain-lain Rp. 42.000
73
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Perhitungan:
Laba Bersih Usaha 1 tahun Rp.22.500.000X
Laba Bersih Usaha 1 Tahun Rp. 271.680.000 12
Penjelasan perhitungan :
Rp.270.000.000,-
1 hari dibutuhkan Ubi : 2.000 Kg (2 ton)
22.500.000
X 100 %
139.800.000
ROI = 16.10 %
Rp. 22.758.000
74
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Rp. 104.800.000
Variable Cost per Unit = -------------------- = Rp. 249,5
420.000 unit
TFC Rp.3.000.000
BEP (Rp.) = VC = 250
1 1
SP 325
Rp.3.000.000
BEP (Rp.) = = 12.947.012
1 0,769
= 13.000.000 (pembulatan)
75
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
1 Peralatan Usaha
a. besi cetakan pavin blok 4 Rp. 500.000 Rp. 2.000.000 60 33,333
b. Skop Besi
c. Ember Plastik 4 Rp. 40.000 Rp. 160.000 36 4,444
d. Kereta Sorong 10 Rp. 10.000 Rp. 100.000 12 8,333
e. Cangkul 1 Rp. 230,000 Rp. 230.000 36 6,389
f. Pengayak Semen 2 Rp. 40.000 Rp. 80.000 36 2,222
g. Sepeda Motor Transport 4 Rp. 15.000 Rp. 60.000 12 5.000
Jumlah 1 Rp.12.000.000 Rp. 12.000.000 120 100.000
159.721
Rp.14.630.000 Pembulatan 159.800
Jumlah Rp.7.804.000
Aspek Produksi
Aspek Keuangan
Biaya Produksi
76
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Variable cost
1 Bahan Baku Semen 9 Rp. 40.000 Rp. 360.000 Rp. 9.360.000
2 Bahan Baku Pasir 9 Rp. 10.000 Rp. 90.000 Rp. 2.340.000
3 Tepung Pewarna 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000 Rp. 260.000
4 Upah Tenaga Kerja 9 Rp. 16.000 Rp. 144.000 Rp. 3.744.000
Total Variable Cost Rp. 15.704.000
Fixed Cost
5 Sewa Tempat Usaha Rp. 600.000
6 Penyusutan Peralatan Rp. 159.800
7 Bahan Bakar Kendaraan Rp. 390.000
8 Konsumsi Harian Rp. 520.000
Total Fixed Cost Rp. 1.669.800
Total Cost Rp. 17.373.800
Laba Kotor Usaha Rp. 12.578.200
22.500.000
X 100 %
139.800.000
ROI = 16.10 %
Rp. 22.758.000
77
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
TFC Rp.3.000.000
BEP (Unit) = = =
SP VC Rp.325 Rp.250
TFC Rp.3.000.000
BEP (Rp.) = VC = 250
1 1
SP 325
Rp.3.000.000
BEP (Rp.) = = 12.947.012
1 0,769
= 13.000.000 (pembulatan)
BAB VIII
PERENCANAAN USAHA
A. Pengertian
78
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Perencaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue-print) yang berisikan tentang
misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi usaha, peluang
pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan pengolahannya
(Suryana, 2003: 95).
Menurut Longecker, More dan Petty (2001: 152) Perencanaan bisnis adalah
dokumen tertulis yang menguraikan ide dasar yang mendasari pertimbangan pendirian
bisnis dan hal yang berkaitan dengan perincian tersebut.
Halaman Judul: Memberikan nama, alamat, dan nomor telepon perusahaan dan
pemiliknya dan personal manajemennya, tanggal dipersiapkannya rencana tersebut, dan
orang penghubungnya.
Daftar isi: Memberikan nomor halaman bagi bagian-bagian kunci dalam perencanaan
bisnis tersebut.
79
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
80
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
BAB IX
MANAJEMEN KEUANGAN
A. Pengantar
Manajemen keuangan dapat dipandang sebagai manajemen neraca dan rugi laba
suatu perusahaan. Istilah manajemen keuangan diasosiasikan dengan keputusan keuangan
81
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
yang diperlukan oleh sebuah perusahaan, manajer mengambil keputusan tentang: jumlah
uang kas yang diperlukan suatu perusahaan, jumlah persediaan yang harus ada, investasi
modal baru yang harus dilakukan perusahaan, metode pembiayaan investasi dalam modal
dan peralatan, dan pembagian laba kepada pemilik. Ini merupakan sebagian dari keputusan-
keputusan manajer keuangan yang harus diambil oleh maanajer perusahaan.
Hutang Lancar adalah jumlah uang yang menjadi hutang perusahaan yang harus
dibayar dalam waktu paling lama satu tahun. Contohnya adalah hutang jangka pendekyang
diperoleh dari bank, hutang lancar laainnya adalah hutang dagang gaji yang belum
dibayarkan kepada karyawan, premi asuransi, sewa rekening air, dan pajak lain.
82
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Hutang Jangka Panjang (funded debt), dalam hal ini termasuk obligasi,
hipotik,dan pinjaman jangka panjang lainnya. Sering kali sumber-sumber pinjaman adalah
bank, perusahaan asuransi dan lain. Obligasi adalah hutang berdasarkan kontrak kepada
pemegang obligasi yang membelinya.
Modal atau Kekayaan Bersih adalah pemilik saham atas perusahaan. Jumlah ini
adalah ang tersisa kalau semua hutang sudah dilunasi. Ada 4 komponen modal yakni:
Pembayaran Kepemilikan
Analisis arus kas melalui sebuah perusahaan memberikan suatu gambaran yang baik
mengenai kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar hutangnya, dan menyediakan
uang tunai tepat pada waktunya.
Modal Kerja. Modal kerja sama seperti arus kas tetapi mencakup lebih dari pada
kas. Modal Kerja adalah nilai aktiva yang siap dapat dialihkan menjadi kas untuk
digunakan dalam pengoperasian perusahaaan. Kalau tidak ada modal kerja yang cukup
untuk membayar hutang, perusahaan tidak akan beroperasi. Contohnya Anda memiliki
sebuah Pabrik (aktiva tetap) bernilai Rp 300juta, tetapi tidak mempunyai uang tunai untuk
memenuhi kewajiban anda membayar gaji (hutang lancar). Maka Anda tidak akan dapat
menjalankan perusahaan tersebut, kecuali kalau anda dapat meminjam uang tunai.
83
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Pertanyaan: Pada batas tingkat berapa persentase bunga obligasi perusahaan memilih atau
menolak meminjam obligasi?
Jawab:
84
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Persentase laba sesudah bunga dan pajak atas total modal sendiri, jika
[(% Laba sesudah bunga dan pajak yang baru)(modal awal)] — (Laba setelah bunga di
pajak awal) — (1-%pajak)(tambahan laba sesudah bunga dari proyek pengembangan).
1.800.000.X = 285.000
X= %
Dari perhitungan di atas maka batas tingkat bunga obligasi maksimal adalah 15,83%
setahun. Jika tingkat bunga obligasi lebih besar dari 15,83% lebih baik pinjam obligasi dari
pada menambah penjualan saham biasa.
Laporan keuangan lain dalam pemenuhan modal. Pemenuhan kebutuhan dana atau
modal perusahaan mempengaruhi struktr keuangan perusahaan. Oleh karena itu, dalam
mengembangkan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana harus mempertimbangkan
pengaruhnya pada struktur keuangan.
Contoh, berikut ini menunjukkan struktur keuangan dari 3 perusahaan yang berbeda:
85
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Aktiva Lancar
Hutang:
Modal:
a. Keuangan PT Nusa
Dari neraca tampak untuk PT Nusa bahwa sebagian besar modal yang diperluka
prusahaan berasal dari hak para pemilik perusahaan yaitu:
Modal sendiri tersebut berasal dari pemegang saham preferen, pemegang saham biasa, dan
laba ditahan.
Perusahaan menggunakan hutang jangka panjang dalam jumlah yang terbatas yaitu:
86
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Hutang jangka pendek pada tanggal neraca jumlahnya relatif kecil yaitu:
Jumlah hutang dagang lebih kecil dibandingkan dengan kas yang dimiliki perusahaan pada
tanggal neraca.
b. Keuangan PT Indah
Data dari neraca PT Indah yang baru mengadakan pengembangan menunjukkan
bahwa perbandingan modal dari kreditur hamper sama besarnya dengan modal sendiri,
yaitu:
dan
Modal sendiri perusahaan dari para pemegang saham preferen, saham biasa, dan laba
ditahan. Jumlah laba ditahan cukup besar karena dalam rangka pengembangan tidak
dibagikan deviden, besarnya:
87
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Jumlah hutang dagang besarnya sama dengan kas yang dimiliki perusahaan pada
tanggal neraca. Piutang dan persediaan jumlahnya relative kecil karena hasil penjualan
segera dapat diterima dalam kas.
c. Keuangan PT Nita
Pemilik perusahaan hanya mengkontribusikan sebesar:
Jadi hutang adalah sumber yang dominan dalam memenuhi kebutuhan modal yaitu sebesar
Hutang jangka panjang dan jangka pendek adalah beban berat bagi perusahaan. Hutang
jangka panjang adalah sebesar:
Kas yang tersedia jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah sebesar:
Jadi perusahaan diperkirakan akan mengalami kesulitan keuangan dalam jangka waktu
pendek dan jangka panjang.
88
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
1. Biaya pra-operasi
Rp……………….
Pembentukan organisasi
Rp……………….
Survey pasar
Rp……………….
Survey ekonomi
Izin-izin;
Izin usaha Rp……………….
Izin penggunaan tanah Rp……………….
Izin bangunan Rp……………….
Rp……………….
89
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
a. Tanah bangunan
Tanah (m2) Rp……………….
Bangunan Rp……………….
a. Tenaga kerja
Gaji pemilik/pemimpin Rp……………….
Tenaga terampil Rp……………….
Tenaga biasa Rp……………….
c. Lain-lain
Sedia produk jadi Rp……………….
Biaya pemasaran dan lain Rp……………….
90
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
E. Studi Kasus
Pak De Jl.Jamin Ginting No.221 Padang Bulan Medan perusahaan kecil pembuatan
sepatu, yang pemiliknya M. Ridwan Yasir. Dengan penghasilan/bulan Rp1,5 s.d. 2,5 juta.
Dari hasil kunjungan industri oleh tim surveyor pembuatan bahan ajar kewirausahaan,
bahwa usaha ini mempunyai potensi untuk berhasil. Profil dan permasalahan. Usaha ini
dilakukan oleh seorang pemilik dibantu dengan tiga orang pekerja sebagai penempah sepatu
ditambah satu orang pekerja wanita sebagai sekretaris sekaligus penjaga took. Produk ini
telah mempunyai standardisasi mutu yang baik dan diperkirakan mampu bersaing di
pasaran. Permasalahan yang dialami berupa kurang modal yang dimiliki pengusaha
sehingga proses penempahan sepatu dilakukan dengan alat-alat sederhana, sehingga
dirasakan sangat perlu untuk memiliki mesin pres dan mesin sesep untuk digunakan sebagai
penghalus permukaan kulit sepatu sebagai hasil yang dicapai lebih baik dan dalam jumlah
yang lebih besar. Masalah yang paling dominan adalah kurangnya promosi yang dilakukan
sehingga omset yang diperoleh perbulan relatif kecil meskipun usaha tempahan ini berada
pada letak yang strategis persimpangan kampus USU. Kendala lain yang dirasakan oleh
pemilik ini adalah kekurangmampuan membina tenaga kerjanya, ini disebabkan pemiliknya
yang sudah cukup tua (sudah berusia kira-kira 70tahun ). Pemasarannya dalam bentuk
“konsumen menjumpai sendiri tempat usaha”. Biasanya model-model sepatu yang dibuat
sesuai dengan pesanan yang ditentukan konsumen, sehingga belum dimiliki desain-desain
sepatu yang merupakan model-model tersendiri.
F. Kesimpulan
Manajemen keuangan merupakan kebijaksanaan keuangan yang meliputi
kebijaksanaan dalam menentukan kebutuhan dana beserta alokasinya, mengatur investasinya
dalam aktiva tetap, mengendalikan aktiva lancer, menghitung profit/laba, mengatur
instrument untuk memperoleh modal dan mengatur struktur keuangan dan memilih sumber
modal yang sesuai. Dana diperlukan untuk berbagai macam kegiatan di dalam perusahaan.
Manajemen perlu merumuskan kebijaksanaan yang berhubungan dengan
penggunaan dan sumber kas secara serius. Karena seringnya timbul permasalahan dalam
mendapatkan dana dalam bentuk kas dan juga bagaimana pengalokasian kas tersebut. Dalam
penentuan kebijaksanaan pengaturan investasi dalam aktiva tetap, manajemen perlu
menentukan criteria untuk membatasi atau menilai usulan penambahan aktiva tetap.
Penggantian atau penambahan aktiva tetap harus sesuai dan konsisten dengan rencana
jangka panjang perusahaan dan mempertimbangkan pengembalian yang akan diperoleh.
91
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
G. Latihan
1. Apa saja yang harus didanai dalam suatu usaha?
2. Coba saudara jelaskan kegiatan dan pengertian dari manajemen keuangan?
3. Jelaskan hal-hal apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya kebutuhan investasi?
4. Jelaskan pengertian dari modal kerja dan modal tetap, berikan beserta contoh
penyusunan permodalan?
Berikan suatu proposal dari kerangka kebutuhan suatu modal yang diperlukan oleh suatu
perusahaan?
BAB X
KAITAN KEILMUAN DENGAN WIRAUSAHA YANG DIAJARKAN
A. Pengantar
92
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
pengembangan hanya bernilai akademis saja, sedikit sekali berlanjut dengan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan kesahteraan masyarakat.
93
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
2. Bekal penguasaan kognitif, efektif dan psikomotorik dari mata kuliah keahlian (sebagai
center of competence kegiatan).
3. Proses pembentukan kepedian, pemahaman, pengasaan secara ilmiah dan teramkpil,
serta kemampuan bertindak.
Dalam proses pembelajaran di Politeknik dimana kegiatan intrakulikuler dan
ekstrakulikuler menyatu dan komplementer, diharapkan jiwa serta kemampuan
berwirausaha peserta didik akan terbentuk secara bertahap dan berjenjang. Wujud dari
pengembangan budaya kewirausahaan melalui mata kuliah keahlian selain berupa silabus
dan satuan kegiatan pembelajaran,juga berupa:
1. Organisasi penyelenggaraan kegitan pembelajaran yang pelakunya terdiri atas pelaku
satuan kegiatan wirausaha di masyarakat, dosen, mahasiswa, dan satuan
penyelenggaraan terkait di Politeknik.
2. Sarana dan prasarana yang perlu untuk kegiatan pembelajaran mata kuliah
keahlian,barang dan jasa yang dihasilkan dari hasil kegiatan pembelajaran secara
interaktif yang saling menguntungkan antara perguruan tinggi dengan satuan kegiatan
wirausaha dimasyarakat terkait.
94
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
2. Pembuatan self assessment dan need assement untuk dapat berperan sebagai initiator,
motivator, dinamisator, dan fasilisator kewirusahaan yang disampaikan kepada
mahasiswa dalam proses pembelajaran.
3. Menyusun materi dan tata cara serta tatalaksana proses pembelajaran.
4. Menyusun materi dan tata cara serta tatalaksana proses evaluasi kinerja pembelajaran.
Proses pemberdayaan dosen dilakukan melalui kelompok terfokus (focus group
discussion) yang bahannya digali dari masyarakat oleh masing-masing dosen peserta
diskusi. Perencanaan kegiatan pemberdayaan dilakukan dengan cara partisipatif
(participatory danning). Cara ini ditempuh menyesuaikan dengan sikap yang telah melekat
pada diri dosen untuk memecahkan suatu pemasalahan atas dasar otonomi keilmuan dan
kebebasan mimbar akademis.
D. Jaminan Mutu
Masalah mutu merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya ketika berbicara tentang produk atau jasa. Namun maslah
ini baru mendapat perhatian serius di Indonesia di awal tahun 1980-an. Pada tanggal 15
Agustus 1985 di depan siding DPR Presiden RI menyatakan: “Jawaban yang paling tepat
terhadap tantangan yang kita hadapi adalah meningkatkan efisiensi dan produktifitas segala
kegiatan pembangunan, terutama di bidang produksi dan jasa. Malahan saya telah mengajak
agar efisiensi dan produktivitas itu kita jadikan material gerakan nasional! Selanjutnya
Presiden RI menetapkan bulan November sebagai Bulan Mutu Nasional, mengingat bahwa
masalah mutu dan produktivitas telah menjadi masalah nasional.
Sejauh manakah pentingnya mutu? Mengapa pemerintah RI menetapkan Bulan
Mutu Nasional? Apakah kaitan antara mutu dengan produktivitas? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut berikut akan ditinjau pengetian hakiki mutu dan produktivitas sebagai
kunci keberhasilan perusahaan, serta hubungan antara mutu dan produktivitas.
E. Pengertian Mutu
Secara umum mutu selalu dikaitkan dengan produk dan jasa. Namun ini tidak hanya
berarti bahwa produk yang bermutu tinggi adalah produk yang dapat beroperasi atau
berfungsi dengan baik, sebab mutu tidaklah ditentukan oleh produsen atau pembuat barang,
tetapi ditentukan oleh pemakai (customer). Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan
oleh Dr. Edwards Deming, seorang konseptor manajemen mutu:
95
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
“The difficulty in defining quality is to translate future of the user into measurable
characteristics, so that a product can be designed and turned out to give satisfacition at a
price that user will pay”.
Dari pernyataan Deming tersebut jelas bahwa mutu didefinisikan menurut konteks,
persepsi, kebutuhan, serta kemauan customer. Mutu tidak dapat didefenisikan apabila tidak
dikaitkan dengan konteks tertentu. Mutu adalah suatu cirri khusus (feature) dan
karakterisitik sesuatu, sehingga untuk mendefenisikan mutu, sesuatu tersebut harus
ditentukan dahulu. Missal, reliabilitas adalah karakteristik mutu sebuah computer, atau
kejelasan dan kepadatan isi adalah karakteristis mutu sebuah dokumen.
Mutu adalah penilaian subyektif pelanggan. Penilaian ini ditentukan oleh persepsi
pelanggan terhadap produk atau jasa. Persepsi tersebut dapat berubah karena pengaruh iklan,
reputasi produk atau jasa tertentu, pengalaman, dan sebagainya. Namun yang menjadi
perhatian adalah bagaimana produk atau jasa kita dipersepsi oleh pelanggan dan kapan
persepsi pelanggan tersebut berubah.
Mutu juga tergantung pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh pelanggan.
Dalam hal ini yang menjadi pertanyaan adalah apakah ada suatu tuntutan kebutuhan akan
produk atau jasa? Oleh sebab itu perlu dibedakan antara kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Kebutuhan, seperti pangan, sandang, papan, transportasi, dan sebagainya adalah
prioritas pertama yang harus dipenuhi, sedangkan keinginan seperti liburan, penghargaan,
hiburan merupakan masalah sekunder.
Dari pernyataan Deming dan uraian di atas, maka mutu dapat didefenisikan sebagai
totalitas karakteristik dari produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan customer baik yang
implicit maupun eksplisit.
96
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
kondisi ini terjadi dan tidak langsung diatasi, maka mutu produk akan terus menurun dan
mengakibatkan keuntungan perusahaan merosot atau bahkan perusahaan bangkrut.
Upaya yang paling tepat untuk mengatasi masalah di atas adalah peningkatan
produktivitas, sebab dengan upaya ini resiko terhadap pelanggan, karyawan ataupun
perusahaan relative lebih kecil. Apakah produktivias itu? Produktivitas adalah perbandingan
antara keluaran dan masukan, yang berarti semakin tinggi rasio keluaran/masukan, maka
produktivitas semakin baik. Secara matematis meningkatkan rasio keluaran/masukan adalah
dengan menaikkan keluaran atau menurunkan masukan, atau melakukan kedua-duanya
sekaligus. Namun menurut kerangka keputusan operasional, yang sebenarnya diadakan
perubahan adalah jumlah masukan dan proses yang mengkonversikan masukan menjadi
keluaran.
Dalam praktiknya, produktivitas ditingkatkan dengan memperbaiki proses sehingga
mutu produk meningkat, dari pada mengadakan perubahan pada kuantitas masukan. Setelah
proses diperbaiki, kemudian tuntutan masukan dikurangi atau kelauran ditingkatkan.
Peningkatan produktivitas memerlukan cara yang baik dan bijak. Ia tidak sederhana seperti
menyesuaikan kuantitas masukan atau mencapai skala ekonomi (economics of scale) dengan
melakukan banyak kegiatan untuk meningkatkan hasil masukan.
97
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
QUALITY
PLANNING
QUALITY QUALITY
ASSURANC CONTROL
Y
a. Menimbulkan deviasi,
b. Mengurangi resiko kegagalan, dan
c. Membuat rancangan produk yang tahan dan kuat.
Spesifikasi produk dalam hal ini tidak mencerminkan kebutuhan secara lengkap.
Pengendalian mutu (quality control) adalah kegiatan yang memiliki target zero
defect dengan menerapkan pengendalian proses (process control). Pengendalian mutu dan
pengendalian proses merupakan bagian yang penting dan tak terpisahkan dari system
jaminan mutu (quality assurance system). Menurut konsep pengendalian mutu saat ini,
untuk menghasilkan produk yang baik dan menghindari berbagai bentuk cacat/kerusakan
pada produk adalah dengan pengendalian proses dan melibatkan tenaga kerja yang
berkualitas dan memiliki motovasi kerja tinggi (highly motivated). Menurut konsep ini
dalam proses apapun kegiatan pengendalian mutu harus mencakup tiga hal seperti yang
diilustrasikan dalam gambar 2.
98
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Dalam konsep manajemen di masa lalu, pengendalian hanya difokuskan pada proses
perbuatan (manufaktur) produk. Pengendalian mutu dipisahkan dari kegiatan proses
produksi (tanggung jawab bagian manufaktur dipisahkan dari bagian inspeksi). Secara
psikologi, model manajemen ini jelas salah, sebab bagian inspeksi seolah-olah bertindak
seperi polisi”. Sementara dalam konsep manajemen modern, self-inspection dalam berbagai
bagian dan tingkatan memainkan peranan yang dominan tetapi tepat berbeda dalam
lingkaran system jaminan mutu (quality assurance system).
H. Studi Kasus
Lolitop Bakery adalah perusahaan yang memproduksi roti, usaha ini dikelola sendiri
(home industri ) dengan dibantu oleh 15 orang pekerja terletak di Jl. Gaperta 253 Medan.
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi roti adalah terigu, mentega, telur, dan
bahan baku lainnya berupa minyak, pengembang, garam, dan bahan baku mana yang akan
dikelola atau dibuat seperti kacang ijo, kacang, dan lain-lain. Jadwal produksi dan pembuan
roti dilakukan setiap hari, dimana jumlah produksi tergantung dari pemesan dan konsumen,
ada 15 jenis roti yang dipasarkan. Pemesan utama biasanya dilakukan oleh para tukang
burger, penjaja roti keliling, sisanya dipesan oleh toko-toko dan langsung di pesan
99
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
konsumen. Dalam memproduksi roti banyak mesin yang digunakan seperti mesin pengaduk
roti, pemompa/kompresor minyak dan mesin pengaduk mentega. Permasalahan yang sering
timbul dari usaha ini adalah:
1. Bahan mentahnya tidak bagus, terigu yang dating masih muda, maka roti yang akan
dihasilkan kurang bagus, sehingga roti tersebut tidak mencapai standar mutu yang
diinginkan.
2. Harga bahan mentah yang cenderung naik seperti minyak dan telur, sedangkan harga
jualnya tetap, sehingga target keuntungan menurun.
3. Masalah kurang modal, terutama untuk pengembangan usaha dan peningkatan
keterampilan pekerja serta manajemen perusahaan menjadi terganggu.
4. Saingan dari perusahan sejenis yang ada di daerah Medan sekitarnya sangat bervariasi,
baik dari mutu produk maupun harga yang ditawarkan.
I. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan pendidikan tinggi
khususnya Politeknik sangat berpengaruh sekali untuk meningkatkan budaya
kewirausahaan. Perlu dibekali muatan kewirausahaan untuk setiap mata kuliah keahlian di
seluruh program studi agar dosen dan mahasiswa bisa menjadi pionir-pionir wirausaha yang
menjadi panutan. Profil wirausaha dengan center of competence, self assessment dan need
assessment dapat berperan dalam mewujudkan budaya kewirausahaan sehingga adanya
keterkaitan antara keilmuwan dengan kewirusahaan yang diajarkan bagi setiap mahasiswa.
Sejalan dengan hal di atas para pengusaha yang memproduksi barang maupun jasa
yang diberikan harus bisa mempertimbangkan mutu baik dari segi kekuatan, kepuasaan,
daya tarik, dan spesifikasinya. Agar mutu bisa dipertahankan dan dikembangkan produsen
harus berpedoman pada konsep jaminan mutu (qualitynassurance), perencanaan mutu
(quality planning), dan pengawasan mutu (quality control).
J. Latihan
1. Jelaskan bagaimana peran pendidikan tinggi khususnya Politeknik dalam
pengembangan budaya kewiraushaan agar mahasiswa bisa mandiri kelak setelah tamat?
2. Coba anda uraikan peluang usaha yang bagaimanakah bisa dibuka sesuai denngan
bidang ilmu/ mata kuliah keahlian yang diajarkan?
100
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
101
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
BAB XI
PENGEMBANGAN USAHA KECIL
A. Pengantar
Di indonesia,hekekat pembinaan dan makna esensial dari usaha kecil tidaklah dapat
dipisahkan dari aspek aspek normatif yang mendasarinya. Kemakmuran yang menjadi cita-
cita dan kehendak politk bangsa indonesia adalah kemakmuran bagi masyarakat luas, bukan
kemakmuran individu atau sekelompok orangsaja. Dalam pasal UDD 1945 dapat ditegaskan
sebagai berikut: “perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas dasar azas
kekeluargaan; serta bumi, air, dan kekayaan alam terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara untuk dpergunakan bagi kemakmuran masyarakat”. Dalam perekonomian Indonesia,
sektor usaha kecilmemgang peranan yang penting, terutama bila dikaitkan dengan jumlah
tenaga kerja yang mampu diserap usaha kecil. Usaha kecilini, selain memiliki arti strategis
bagai pembangunan juga sebagai upaya untuk meratakan hasil-hasil pembangunan yang
telah dicapai.
Pada tahun 1994, terdapat sekitar 33,4 juta usaha kecil yang tersebar di berbagai sektor,
sebagai berikut :
Sektor pertanian sebanyak 63,66 %
Sektor perdagangan 17,42 %
Sektor pertambangan dan bangunan 3,29 %
Sektor pengolahan sebanyak 8,79 %
Sektor jasa 4,99 %
Sektor lainnya sebanyak 3,50 %
Di sektor-sektor penting dalam perekonomian Indonesia, usaha kecil mendominasi
kegiatan usaha, misalnya di sektor pertanian lebih dari 99% kegiatan usaha dilakukan oleh
pengusaha kecil. Di sektor perdagangan lebih dasri 98%, di sektor transportasi lebih dari
99%, dan di sektor pengolahan jasa lain-lain masing-masing lebih dari 99%.
102
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini termasuk usaha
perseorangan,badan usaha swasta dan koperasi ,sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi
nilai Rp.600 juta.
Sedang berdasarkan UU No. 9/1995 tentang usaha Kecil , yang dimaksud dengan
usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria
kekeyaan bersih atau hasil penjualan tahunan, seperti kepemilikan ,sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud disini meliputi juga usaha kecil
informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil Informal adalah berbagai usaha
yang belum terdaftar , belum tercata dan belum berbadan hukum ,antara lain
petani,pengggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang kaki lima,dan
pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggabungkan alat
produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun , dan atau terkait dengan
seni budaya.
103
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat
perbatasan dalam system administrasinya. Untuk mendapatkan dana di pasar modal, sebuah
perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standqar dan harus transparan.
Karakteristik yang dimiliki usaha kecil menyiratkan adanya kelemahan —
kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya masalah. Hal ini menyebabkan
berbagai masalah internal, terutama yang berkaitan dengan pendanaan yang tampaknya
untuk mendapatkan solusi yang jelas. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kemudahan
terutama melalui paket-paket kebijakan untuk mendorong kehidupan sektor-sektor kecil.
Misalnya, kredit Bimas, dan Kredit Usaha Kecil (KUK), namun apa yang dilakukan
berkaitan dengan pemberian kredit tersebut belum dirasakan manfaatnya keseluruhan oleh
sector usaha kecil.
Berkaitan dengan pemberian kredit kepada usaha kecil tersebut, pada tahun 1995
disosialisasikan pemberian kredit tanpa agunan kepada usaha kecil. Kredit tersebut disebut
dalam Kredit Kelayakan Usaha (KUK) yang besarnya maksimum Rp.50 juta.
Peran penting usaha kecil selain merupakan wahana utama dalam penyerapan
langkah kerja, juga sebagai penggerak roda ekonomi serta pelayanan masyarakat. Hal ini
memungkinkan mengingat karakteristik usaha kecil yang kenyal terhadap krisis ekonomi
yang dijalankan dengan ketergantungan yang rendah terhadap pendanaan sector besar, serta
keberadaanya tersebar di seluruh pelosok negeri sehingga merupakan distribusi yang efektif
untuk menjangkau sebagian besar rakyat.
104
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Jumlah ini merupakan 99,8 % dari seluruh unit usaha
yang berjumlah sekitar 33,5 juta unit. Dominasi unit usaha ini terimplikasi pada besarnya
peranan usaha kecil dalam penyerapan tenaga kerja. Sekitar 50 % dari pekerja di Indonesia
dapat dikategorikan sebagai pekerja yang terkait dengan usaha kecil.
Meskipun dari segi penyerapan tenaga kerja sangat besar, peranan usaha kecil dalam
pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB) relative masih rendah. Pada tahun 1993, usaha
kecil yang merupakan 99,8 % dari seluruh unit usaha di Indonesia hanya menyumbang 38,9
% dari PDB.
Sementara itu, peranan usaha kecil sebagai penyangga bisa dilihat dengan mudah
ketika krisis ekonomi terjadi. Banyak sekali karyawan yang terkena PHK yang kemudian
beralih menjadi pedagang kecil. Bahkan, para artis pun tak ketinggalan terjun sebagai
“pengusaha kecil” (warung tenda) ketika job jasa hiburan semakin berkurang. Bahkan
presiden sendiri mengakui bahwa usaha kecil merupakan “bantal pengaman” yang
menghindarkan perekonomian Indonesia dari kehancuran total akibat krisis.
105
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
106
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Dibandingkan dengan usaha besar, usaha kecil memiliki beberapa potensi dan
keunggulan komparatif, yaitu :
a. Pasarnya Jelas.
Pemilik usaha kecil mempunyai hubungan baik dengan langganan mengenai selera
langganan yang dilayaninya. Hal ini terbukti karena umumnya orang yang dating
membeli dari sekitar lojkasinya saja, walaupun kadang ada sebagian yang membeli
karena lintas dari lokasinya.
b. Fleksibel
Usaha kecil (Small Business) umumnya lebih fleksibel dibandingkan dengan
perusahaan, mudah memperbesar dan mengembangkan produk dan mudah
mengantisipasi permintaan dan selera konsumen. Jadi usaha kecil ini cenderung
memfokuskan operasinya pada kegiatan yang lebih menguntungkan usaha.
c. Mudah mengontrol usaha
Umumnya mudah memimpin usaha yang dijalankan karena jumlah modal dan
pegawainya juga sedikit, hal demikian idak merepotkan pemilik. Jadi pemilik pegawai
usaha dengan mudah dan biasanya langganan tidak terlalu direpotkan untuk dilayani.
107
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
c. Pasar Terbatas
Oleh karena lokasi dan produknya terbatas tentu pasarnya juga sangat kecil. Hal ini
merupakan masalah yang dihadapi oleh pemilik, tentu penjualannya juga tebatas.
Kemampuan memasarkan produk yang dihasilkan juga sangat rendah. Kelemahan ini
sering dialami oleh setiap pemilik Small Business.
d. Kelangsungan Hidup Terbatas
Umumnya kelangsungan dari usaha kecil terbatas, ini terbukti dari banyaknya usaha
kecil mengalami kemunduran setelah pemilik mengundurkan diri atau meninggal.
Banyak usaha kecil yang bangkrut akibat tidak mempunyai penerus dari usaha tersebut
untuk meneruskan, hal ini terbukti dari pengalaman pemilik, setelah beralih ke anaknya
namun estafet kepemimpinan tidak dapat dipertahankan dan akhirnya bangkrut.
108
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
mekanisme seperti ini diharapkan peusahaan pasangan yang selain pembantuan modal juga
dibantu dari aspek bisnisnya itu sendiri.
Jadi secara konseptual, konsep,tujuan dan aktivitas lembaga modal ventura memang
sesuai dengan karakteristik usaha kecil. Sehingga nampaknya harapan penghasilan
penerapan konsep dan pola modal ventura untuk pengembangan usaha memang tidak terlalu
berlebihan. Dilihat dari karakteristik modal ventura ini kelemahan yang terdapat dalam
konsep bapak-anak angkat dapat dieliminasi denga lebih baik.
Keberadaan lembaga modal ventura ini sebenarnya telah dikenal relatif lama
dikalangannya. Namun dengan demikian secara formal baru dikenal bersamaan dengan
adanya paket kebijakan 20 Desember 1988 (Pakdes 1988) tentang lembaga sebelum itu
sebenarnya telah ada BUMN yatu PT Bahana Pengembangan Indonesia yang menjalankan
usaha mirip dengan modal ventura.
Dilihat dari aspek kelembagaan, sebenarnya infrastruktur yang diperlukan untuk
perkembangan system modal ventura telah cukup memadai. Hal ini dapat menjadi
pertumbuhan perusahaan pembiayaan (multi finance-company) yang diberi izin
menjalankan modal ventura.
Menurut catatan Direktorat Jendral Moneter Departemen Keuangan dalam
membentuk badan usaha pembiayaan di Indonesia pada tahun 1990, tercatat 38 perusahaan
yang diberi izin menjalankan bisnis modal ventura. Sampai 1993 perusahaan yang
menjalankan bisnis modal ventura berjumlah 90 yang aa perusahaan pembiyaan dan 10
perusahaan khusus modal ventura. Ini rata-rata ditopang oleh struktur permodalan yang
memadai disamping pengalaman dan dasar yang cukup kuat dalam bisnis.
Kondisi ini sebenarnya kondisi di Indonesia potensial untuk mendukung penanaman
modal ventura bagi pengembangan usaha kecil. Persoalannya hanya dari mobilisasi potensi
perusahaan yang telah ada. Perlu disadari pula modal ventura pada umunya memiliki
kelemahan managerial dalam keuangan serta langkah-langkah pengembangan keuangan
sebagai napas oleh karena itu bidang pembiayaan dan penjaminan harus dilengkapi tampilan
keuangan serta tersedianya dana dan uluran tangan, bagaimana yang harus ditempuh usaha
kecil untuk mendapatkan pinjaman serta kesiapan dana yang membantu usaha kecil dalam
pengadaan pembiayaan.
109
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
110
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Kemampuan dan kemauan berpikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif.
Kemampuan dan kemauan untuk bekerja dalam kebersamaan dengan berlandaskan
usaha bisnis yang sehat.
Selain upaya-upaya diatas beberapa upaya yang lain yang dapat mengembangkan
usaha kecil adalah sebagai berikut :
Pendekatan makro untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi tumbuh dan
berkembangnya usaha kecil antara lain meliputi penyediaan barang-barang public yang
lebih berorientasi pada pengembangan usaha kecil seperti fasilitas infrastruktur sarana
transportasi, komunikasi dan sebagainya. Fasilitas kebijakan moneter,dan keuangan,fasilitas
perpajakan , pendidikan umum, pengembangan teknologi serta kebijakan persaingan yang
sehat.
Menghilangkan monopoli terutama pada industry hulu. Juga menghilangkan kolusi yang
mendorong munculnya monopoli. Dengan adanya monopoli ini usaha kecil akan dapat
berkembang.
Mengembangkan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha besar dan didasarkan yang
menguntungkan kedua belah pihak. Kalau kedua belah pihak saling menguntungkan maka
kemitraan akan dapat berlangsung terus. Demikian pula dengan mitra asing yang
menanamkan modalnya di Indonesia dapat dilakukan kemitraan yang saling
menguntungkan. Kemitraan dengan pihak asing dapat dilakukan melalui waralaba, baik
produk asing yang dipasarkan di Indonesia maupun sebaliknya.
Usaha kecil juga perlu meningkatkan efisiensi usaha. Hal ini mengingat persaingan
usaha yang makin tajam terlebih jika akan menembus pasar dunia. Bagi sector usaha kecil
yang belum memiliki asosiasi perlu dibentuk asosiasi. Sedangkan bagi sector usaha yang
sudah memiliki perlu memperkuat asosiasinya. Hal ini dilakukan untuk memperkuat usaha
kecil dalam posisi tawar menawarnya dan posisi persaingannya.
111
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Dalam UU tentang usaha kecil konsep kemitraan dirumuskan dalam pasal 26 dengan
isi berikut :
Usaha menengah dengan usaha besar melaksanakan hubungan kemitraan dengan usaha
kecil baik yang memiliki maupun yang tidak memiliki keterkaitan usaha.
Pelaksanaan hubungan kemitraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diupayakan
mengarah ke terwujudnya keterkaitan usaha.
Kemitraan dilaksanakan dengan disertai pembinaan dan pengembangan dalam salah
satu atau lebih bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya
manusia dan teknologi.
Dalam melaksanakan hubungan kedua belah pihak mempunyai kedudukan hukum yang
setara.
Rumusan pasal 26 di atas sangat ideal dan merupakan bagian dari rumusan pasal
UUD 1945 atau konsep kegotong royongan dalam bidang usaha secara nasional. Saatnya
konsep kemitraan tersebut diurai lebih lanjut dalam pasal 27 UU Usaha berikut penjelasan
yang cukup rinci. Disebutkan dalam pasal tersebut bahwa kemitraan dilaksanakan dengan
pola :
Inti Plasma yaitu hubungan kemitraan usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah
atau besar yang didalamnya usaha menengah atau besar bertindak sebagai inti dan usaha
kecil sebagai plasma; perusahaan inti melaksanakan pembinaan mulai dari penyediaan
sarana produksi, bimbingan teknis, sampai pemasaran hasil produksi.
Subkontrak, yaitu hubungan kemitraan antara usaha kecil degan usaha menengah atau usaha
besar dalam hubungan kemitraan usaha kecil memproduksi komponen yang diperlukan oleh
usaha menengah atau usaha besar sebagai bagian dari produksinya.
Dagang umum yaitu : hubungan kemitraan antar usaha kecil dengan usaha menengah atau
usaha besar yang didalamnya usaha menengah atau usaha besar memasarkan hasil produksi
usaha kecil atau sebagai pemasok kebutuhan usaha menengah atau usaha besar.
Waralaba yaitu hubungan kemitraan yang didalamnya pemberi waralaba memberikan hak
penggunaan lisensi merek dagang dan aluran distribusi perusahaan pada penerima waralaba
dengan disertai bantuan bimbingan manajemen.
Lagenan yaitu hubungan kemitraan yang didalamnya usaha kecil diberi hak leluasa untuk
memasrkan barang dan jasa usaha menengah dan usaha besar.
Dan bentuk-bentuk lain di luar a,b,c,d, dan e diatas adalah pola kemitraan yang saat ini
sudah berkembang tetapi belum dibakukan atau pola baru yang akan timbul di masa yang
akan datang.
112
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kemitraan merupakan suatu bentuk
kerjasama dari dua atau lebih pelaku usaha yang saling menguntungkan. Hanya kemitraan
adalah bila ada keinginan yang sama untuk saling mendukung dan melengkapi dalam upaya
mencapai tujuan bersama.
Kemitraan usaha ini dilakukan antara usaha kecil dengan sector usaha besar. Adanya
kemitraan ini, usaha kecil diharapkan dapat hidup berdampingan dengan usaha besar.
Masing-masing sector dapat saling mengisi dan menempatkan diri pada posisinya. Bidang
usaha yang tidak efisien bagi usaha besar akan diisi oleh usaha kecil dan demikian oula
sebaliknya. Akhirnya kedua sektor tersebut dapat melakukan kerjasama yang saling
menguntungkan.
Jika kemitraan usaha dilakukan atas dasar saling membutuhkan maka tujuan dari
kemitraan dapat menjadi suatu kenyataan. Untuk bermitra usaha, usaha kecil harus
mengatasi kendala internalnya terlebih dahulu. Jadi mereka harus mempersiapkan
organisasinya baik dari aspek manajemen maupun sumber daya manusianya.
Dalam kerjasama hilir hulu (backward lingkage) inisiatif dating dari perusahaan
besar. Dalam hal ini perusahaan besar (hilir) menunjuk usaha kecil sebagai pemasok
kebutuhan bahan baku atau komponen yang dibutuhkan dalam proses produksinya. Di sini
perusahaan besar menentukan standard dan spesifikasi teknis bahan baku atau
komponennya. Jadi usaha kecil disini bekerja berdasarkan pesanan yang telah ditetapkan
sector hilir.
Dengan adanya pola keterkaitan ini dapat dihindari mata rantai produk yang
monopoli oleh perusahaan besar mulai dari penyediaan bahan baku sampai dengan proses
produksi, bahkan sampai dengan pemasaran produk jadi. Kalau terjadi penguasaan bahan
baku sampai pemasaran produk jadi tersebut maka akan menimbulkan aglomerasi yang
akhirnya cenderung bersifat monopolistic. Hal ini biasanya dilakukan dengan alasan
efisiensi,efektifitas,sinergi.
Pola kemitraan di atas sangat menguntungkan usaha kecil dari segi pemasaran
produk karena sebagai pemasok mereka cukup menjaga kualitas produk sesuai standar
barang yang telah ditetapkan sector hilir.
Bentuk kerjasama yang lain dikembangkan di Indonesia adalah pola kerjasama
Bapak-Anak Angkat. Bentuk kerjasama ini sebenarnya tidak berbeda dengan bentuk
kerjasama keterkaitan (lingkage), hanya pada pola bapak-anak angkat lebih dititik
tempatkan pada sumber daya manusia.
113
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Jika mereka telah siap, bentuk kemitraan usaha yang dapat dikembangkan untuk
mendorong usaha kecil adalah melalui : pertama kerjasama keterkaitan antara hulu-hilir
(forward lingkage) dan kedua kerjasama keterkaitan hilir-hulu (backward lingkage).
Dalam kerjasama hulu-hilir, usaha kecil yang menghasilkan produk sector pertanian
dalam arti luas (primer) sebagai bahan baku, seperti hasil tanaman pangan, peternakan,
perikanan, dan perkebunan , dapat menjadi pemasok (supplier) bagi industri pengolahan
(sekunder). Dengan demikian, usaha kecil telah mempunyai captive market ing bisa
diandalkan. Bagi peternak kecil yang tergabung dalam koperasi susu sapi perah misalnya,
mereka tidak perlu memasarkan produknya sendiri, tetapi sudah ditampung produsen
pengelola susu.
Kerjasama hulu-hilir di Indonesia nampaknya cukup berjalan dengan baik. Pola ini
dapat dikembangkan dalam bentuk ada atau tidaknya keterkaitan kemitraan usaha.
pemerintah mewajibkan setiap BUMN untuk menerapkan pola tersebut. Dapat pula
pemerintah mewajibkan usaha kecil dalam menangani proyek tersebut sebagai suatu
subkontrak.
Untuk kemitraan yang ada keterkaitan, pola kerjasama bapak-anak dapat dilakukan
dengan keterkaitan hulu-hilir dan hilir-hulu . Dalam pola kerjasama tersebut, tiap BUMN
diharuskan membina dan turut menjamin kelangsungan hidup mitra usahanya.
Idealnya, setiap bentuk kerjasama dan keterkaitan usaha besar dan kesil dilandasi
dengan dasar saling menguntungkan. Dengan demikian , kelangsungan keterkaitan usaha
dapat berjalan terus dengan langgeng .
114
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Ada tiga cara untuk menjadi pemilik usaha kecil , termasuk mengambil alih suatu
bisnis keluarga, membeli bisnis yang telah ada, atau memulai bisnis yang baru. Anak-anak
biasanya mengambil bisnis keluarga.Dalam kasus, pekerja di toko roti kecil, salon, toko jual
bahan makanan dan toko penjual daging adalah anak-anak pemilik bisnis tersebut. Mereka
belajar bisnis dengan bekerja pada orang tuanya.kadang-kadang anak-anak belajar dengan
sangat baik dan ingin meneruskan usaha tersebut. dalam kasus lain, orang tua memaksa
anaknya untuk terlibat dalam bisnisnya,yang akhirnya menimbulkan konflik dan kegagalan
bisnis.
Beberapa membeli bisnis yang telah mapan. Pembeli dan penjual sepakat dalam hal
yang menyangkut persediaan, peralatan,dan harga.Rincian perjanjian jual beli ini harus
disahkan melalui akta notaries.
Cara ketiga untuk menjadi pemilik usaha kecil adalah memulai suatu usaha baru
yang memerlukan kerja keras dan perencanaan yang matang. Tanpa perencanaan yang solid,
seorang pemilik usaha baru cenderung akan ditimpa oleh masalah-masalah karena bisnis
baru belum memiliki pelanggan atau catatan bisnis seperti bisnis yang telah mapan.Oleh
karena itu, untuk memperoleh seluruh informasi yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan dengan baik perlu kerja keras . Pemilik baru harus mempelajari hal-hal yang
menyangkut produk dan pasar, mengkonsultasikannya dengan ahli bisnis atau para
professional , dan mungkin mengahadiri seminar dan lokakarya untuk belajar mengelola
bisnis dengan cepat. Semua aktivitas ini sangat penting untuk dilakukan.
Ada beberapa area ekonomi yang biasanya menjadi konsentrasi usaha kecil, yaitu
manufaktur , jasa,grosir (wholesaling), pengecer (retailing)
Manufaktur : Jumlah usaha kecil manufaktur sangatlah banyak.Kategori ini
meliputi usaha percetakan , pabrik pembuat baja, pabrik peralatan rekreasi, manufaktur
pakaian,perusahaan model,perusahaan lemari dan perusahaan roti. Bisnis manufaktur
meliputi pengubahan bahan baku menjadi produk yang dibutuhkan oleh masyarakat . Oleh
karena itu , pemilik harus memahami produksi dan pemasaran dan bagaimana bisnis-bisnis
ini berfungsi saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Jasa : Sektor jasa merupakan suatu bidang yang beraneka ragam.Ada seratus
peluang bisnis jasa. jasa merupakan produk yang tidak bisa diraba (intangible product),yang
secara fisik tidak dapat dimiliki dan yang meliputi kinerja atau karya.Bisnis jasa meliputi :
Bisnis jasa , yaitu bisnis yang memberikan jasa kepada organisasi bisnis lain. Yang
termasuk ini adalah: perusahaan akuntan,agen periklanan, programmer computer,analis
sistem,jasa cetak biru,konsultan pajak/manajemen dan sebagainya.
115
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
116
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Perubahan-perubahan mencolok dalam tata ekonomi dunia dewasa ini ditandai saja
oleh makin kaburnya batas-batas antar Negara, tetapi juga oleh terjadinya peningkatan
lalulintas barang,jasa,modal,informasi dan juga manusia dalam kecepatan semakin tinggi.
Salah satu faktor prndorong makin kuatadalah revolusi dibidang teknologi informasi dan
telekomunikasi. Sedangkan faktor lain adalahmilateral dan multilateral,yang ditandai
dengan proses deregulasi yang dilakukan secara konsisten sejak dua dasawarsa terakhir ini.
Dalam proses semacam ini, Negara-negara yang tampaknya berhasil memanfaatkan
perubahan adalah Negara-negara kuat orientasinya dalam perdagangan internasional.
Kemampuan bersaing di pasar global, meskipun bukan kata kunci,sangat menentukan
keberhasilan suatu Negara utuk berpacu dalam perlombaan ekonomi .
Kecenderungan utama dalam perdagangan global dewasa ini ditandai dengan
makinturunnya pangsa pasar komoditas primr dan meningkatnya pangsa pasar produk
manufaktur, kemudia perdagangan jasa melaju dengan pesat yang nantinya diperkirakan
melebihi laju perdagangan produk-produk pengolah informasi,alat komunikasi dan
permesinan akan medominasi perdagangan barang;perusahaan multi nasional (MNC) makin
melebarkan sayapnya yang akhirnya mendorong perdagangan intra industri. MNC ini
cenderung melakukan desentralisasi manajemen yang dikelola secara otonom dalam unit-
unit yang lebih kecil; blok-blok perdagangan dan perdagangan intra kawasan terus
diransang. Diantara kawasan-kawasan yang sedang tumbuh , kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara diakui sebagai kawasan yang paling dinamis yang akan tumbuh menjadi Negara
industri baru.
Namun, yang menarik dari fenomena global ini adalah timbulnya berbagai paradox
yang saling berlawanan , sebagaimana diteorikan oleh John naisbitt dalam bukunya “Global
Paradox”. Menurut naisbitt, ketika dunia terpadu secara ekonomi, sebagian komponen-
komponennya menjadi lebih banyak , lebih kecil dan lebih penting. Secara serentak
ekonomi global bergerak,sementara ukuran bagian-bagiannya menyusut.Makin besar dan
makin terbuka ekonomi dunia , akan semakin besar peran usaha kecil dan menengah.
Konsep mengenai skala ekonomi akan mencapai titik puncak,dari skala ekonomis
menjadi skala disekonomis. hal ini disebabkan oleh kondisi pada perusahaan yang terlalu
besar, birokrasi menjadi rumit dan boros ,hierarki menggantikan fleksibilitas yang akhirnya
dapat mengundang bencana. Perusahaan berskala kecil akhirnya menjadi sangat penting
karena mereka sanggup bermain secara gesit,fleksibel,inovatif dan cepat menangkap
berbagai peluang .
117
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Proses globalisasi nampaknya akan makin melaju , ditandai antara lain dengan
tercapanya kesepakatan GATT dalam perputaran Uruguay bulan April 1994. Apakah
kesepakatan GATT ini akan ikut menberikan bukti bagi tesis yang diungkapkan Nasbitt,
akan memerlukan antisipasi yang lebih cepat. Final Act yang ditandai bulan April 1994 akan
diimlementasikan secara bertahap selama 10 tahun masa transisi. Banyak persetujuan yang
dicapai GATT, dan salah satu yang penting dalam perekonomian Indonesia adalah
perbaikan akses pasar. Hal yang penting dalam akses pasar tersebut adalah ; pertama;
perbaikan akses pasar komoditas pertanian, kedua;penghapusan secara bertahap Multifiber
Arrangement (MFA).
Perdagangan komoditas pertanian di pasar internasional selama ini mengalami
historsi berat yang merugikan Negara-negara yang mengandalkan kekuatan ekonomi pada
faktor pertanian,kini akan mengalami kemunduran. Negara-negara maju yang merupakan
pasar utama komodita pertanian Negara berkembang sepakat untuk bertahap melakukan
tarifikasi hambatan nontariff,termasuk kuota.Sementara tingkat tari sendiri akan mengalami
penurunan rata-rata 37 persen dari tingkat sebelum tarifikasi. Disamping itu, Negara-negara
maju juga akan mengurangi tingkat proteksi dan subsidi yang diberikan pada pertanian
dalam negeri merdeka.
Untuk komoditas pertanian, bagi Indonesia sepakat GATT sebenarnya belum perlu
terlalu dirisaukan , sebab komoditas pertanian yang penting seperti beras,jagung,kelapa
sawit,cokelat dan hortikultura masih memiliki tingkat proteksi yang rendah. namun, dalam
jangka panjang sisa waktu yang sepuluh tahun akan menuntut upaya yang lebih keras untuk
mempertahankan dan meningkatkan daya saing, sebelum menjadi pasar yang bebas sama
sekali.
Tentang Multifiber Arrangement (MFA), akses pasar Negara sedang berkembang
dan ditingkatkan, terutama produk tekstil dan pakaian jadi yang menjadi produk andalan
ekspor non migas. Hal ini merupakan peluang usaha, mengingat beberapa Negara maju
membuka konsensi sejumlah komoditas yang dapat diproduksi oleh Indonesia. Misalnya
tawaran MEE untuk menurunkan tariff bea masuk terhadap produk-produk plastic,pakaian
olah raga, dan produk-produk dari kulit. Tawaran konsensi mengikat penurunan tariff bea
masuk sebesar 50 persen dan footwear 10 persen dari Swedia, komitmen Selandia Baru
untuk menurunkan secara terikat tarif bea masuk terhadap barang-barang pakaian,kertas
tissue,benang tekstil sintesis dan barang-barang rumah tangga.
Dilihat dari jenis-jenis produk tersebut, baik pertanian maupun produk-produk dalam
rangka MFA , pada dasarnya merupakan barang-barang yang diproduksi usaha kecil dan
118
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
menengah. hanya saja, dalam konteks perdagangan internasional, usaha kecil dan menengah
biasanya masih miskin pengalaman . Mereka pada umumnya belum mampu
mempertahankan kualitas produk, memiliki pengiriman (delivery), serta lemah dalam
promosi.
Oleh karena itu berbagai peluang tersebut belum tentu mampu dimanfaatkan oleh
usaha kecil. Apalagi kelonggaran pasar juga akan mengundang para pesaing dari sesame
Negara sedang berkembang. Akibatnya dapat diduga persaingan harga akan makin ketat
sama seperti persaingan non harga. Semua itu akhirnya menuntut efisiensi juga tingat
korporasi. Hanya perusahaan yang efisien dan produktif yang mampu memanfaatkan
peluang tersebut.
K. Kasus
Usaha kecil Bengkel Mekanik bernama UD Platong adalah salah satu usaha keluarga
yang memproduksi parang dan rimbas. Omset penjualan sebulan sebanyak Rp.500.000,-s.d.
Rp. 700.000,- sebulan. Usaha ini merupakan usaha keluarga yang dikelola suami istri dan 2
orang pekerja. Pemiliknya bernama M.Sihombing, lokasi Bengkel ini berada di JL.Prapat
Hulu Kota Cane, Aceh Tenggara. Permasalahan utama dalam industri ini adalah kurangnya
modal , bahan baku sulit diperoleh karena harus dicari dari bengkel-bengkel besar berupa
daun per truk. Manajemen bisnisnya masih tradisional, pemasarannya dijual ke pasar,
kadang kala melalui pesanan . karena jumlah pekerja sedikit menyebabkan proses
pembuatan berjalan lambat sehingga jumlah produk yang dihasilkan berjumlah sedikit.
Peralatan yang digunakan kurang canggih , khususnya gerinda dan kipas,sedangkan untuk
penyalan pembakaran masih manual. Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan besi
yang akan ditempah yaitu dari kulit kemiri yang sudah dikeringkan. kulit kemiri ini
diperoleh dari masyarakat setempat. Potongan logam yang belum dibakar karena terlalu
kecil dijual kembali. Bila anda sebagai pengelola UD Platong langkah-langkah apa yang
harus anda lakukan agar usaha tersebut bisa berkembang ? Uraikan pendapat anda .
L. Kesimpulan
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa Usaha kecil sangat berperan dalam
meningkatkan perekonomian nasional. peranan pemerintah dalam mengembangkan usaha
kecil adalah sangat bear sekali, untuk membantu dan mendorong berkembangnya usaha
kecil harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Banyak fakta menunjukkan bahwa usaha
119
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
kecil banyak yang gagal hal ini disebabkan karena keterbatasan manajemen,kurangnya
modal,dan pasarnya terbatas. Dalam mengolah Usaha Kecil, harus membutuhkan modal,
kesungguhan yang harus memiliki jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) , yang merupakan
asset yang paling berharga bagi pemilik. Sejalan dengan hal diatas tentu pengalaman dan
keahlian memimpin suatu usaha juga sangat penting an berpengaruh dalam menjalankan
usaha kecil. Untuk memulai usaha kecil harus dimulai dengan perencanaan yang matang dan
memiliki tekat yang bulat sehingga nantinya bisa memperoleh hasil untuk masa yang akan
datang. Perlunya manajemen usaha Kecil tentu sangat berpengaruh untuk kemajuan dunia
usaha yang semakin berkembang serta pesaing bisnis yang sangat mendesak. oleh karenanya
bagi pelaku usaha kecil tentu harus bisa mengantisipasi era lobalisasi yang sudah dekat,
dengan memiliki keahlian memimpin tentu peluang untuk merebut pasar lebih besar.
M. Latihan
120
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta : BPFE
121
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil
Binaman Pressindo
11. Terry , G. R. dan L.W. Rue . 1996. Dasar Dasar Manajemen . Jakarta : Penerbit Bumi
Aksara .
Marketing Seminars.
122
Politeknik Negeri Medan