Anda di halaman 1dari 122

Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil

BAB I
PENDAHULUAN

Bekerja sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan besar dan bergengsi adalah
tujuan dan dambaan dari sebagian besar para alumni perguruan tinggi. Padahal kesempatan
(peluang) untuk memperoleh pekerjaan dengan jaminan masa kerja yang panjang hingga
saat ini masih sangat sulit.
Kondisi tersebut di atas sebenarnya sudah dirasakan sejak krisis ekonomi Global
yang melanda semua negara termasuk Indonesia yang mana pada tahun 1998 memasuki
masa yang sangat sulit. Perekonomian yang saat itu terpusat pada usaha-usaha besar dan
konglomerasi mengalami kesulitan besar terutama dalam hal keuangan. Daya beli
masyarakat menurun dan banyak perusahaan-perusahaan besar melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja( PHK), kecuali usaha-usaha mikro, kecil, dan menengah masih tetap
bertahan karena kebanyakan tidak bergantung pada utang serta usahanya berbasiskan
sumber daya lokal. Pada sensus ekonomi 2006, jumlah usaha UMKM adalah 22,5 juta
(kompas 30 Desember 2008).
Perasaan cemas atau tidaknya yang dirasakan oleh mahasiswa terhadap lapangan
pekerjaan di perusahaan bukan merupakan pengakuan umum. Tetapi sebelum perasaan
cemas itu muncul, akan lebih baik sejak dini mahasiswa berwirausaha .
Persoalan yang muncul adalah apakah setiap mahasiswa yang cemas terhadap
peluang pekerjaan di perusahaan dengan sendirinya dapat membuka atau merintis usaha
dengan baik ?
Penulis meyakini bahwa pada dasarnya wirausaha dapat dilahirkan/diciptakan
melalui suatu proses pembelajaran. Adanya Motivasi dari dalam diri setiap orang untuk
memulai merintis usaha merupakan modal utama, apalagi memiliki pengetahuan mengelola
usaha dan adanya dukungan dana awal .
Pengembangan kewirausahaan diharapkan akan meningkatkan daya tahan bangsa,
yang terbukti pada saat krisis ekonomi tahun 1997 yang mana peran UMKM menjadi
katup pengaman perekonomian nasional, dan motor pemulihan ekonomi pada tahun-tahun
awal krisis ekonomi.
Pengembangan kewirausahaan juga diyakini akan memberi solusi bagi tingginya
pengangguran yang berpendidikan.

Politeknik Negeri Medan


Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah penganggur yang berpendidikan


Universitas meningkat dari 409.900 orang pada Februari 2007 menjadi 626.200 pada
Februari 2008 atau meningkat 52%.
Pada periode yang sama penganggur yang berpendidikan diploma naik 57% dari
330.300 orang menjadi 519.900 orang.

A. Pengertian Wirausaha (Entrepreneur)


Masih banyak orang beranggapan bahwa orang yang bekerja sendiri dinamakan
wirausaha. Orang yang dinamakan wirausaha memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya adalah
memiliki kepribadian yang kuat, rasa percaya diri, inisiatif dan kreatif serta karakter lainnya
Kita tidak dapat mengatakan bahwa orang yang membuka usaha seperti warung
kopi, warung nasi sekian tahun lamanya dan tidak menunjukkan adanya perubahan yang
lebih baik, sebagai wirausaha.
Wirausaha berasal dari kata Wira yang berarti Pahlawan (berani) dan Usaha berarti
melakukan kegiatan usaha (bisnis).
Badan Pusat Statistik mendefinisikan unit usaha adalah unit yang melakukan
kegiatan yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tanga maupun suatu badan dan
mempunyai kewenangan yang ditentukan berdasarkan kebenaran lokasi bangunan fisik, dan
wilayah operasinya. Unit usaha dibedakan berdasarkan skala usahanya yaitu: usaha mikro,
usaha kecil, usaha menengah dan besar.
Wirausaha merupakan orang yang mampu mengkombinasikan berbagai faktor
produksi untuk menciptakan sesuatu yang baru dan memiliki nilai tambah melalui sebuah
proses yang disebut kewirausahaan
Wirausaha dapat juga didefinisikan sebagai seseorang yang dengan gigih
berusaha untuk menjalankan sesuatu kegiatan bisnis dengan tujuan untuk mencapai hasil
yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367)
Menurut Winardi (2003: 17) seorang entrepreneur (wirausaha) adalah seseorang yang
menciptakan sebuah bisnis baru dengan menghadapi risiko dan ketidakpastian dan yang
bertujuan untuk mencapai laba serta pertumbuhan melalui pengidentifikasian peluang-
peluang melalui kombinasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan
manfaatnya.
Menurut Dan Steinhoff dan John F Burgess dalam Suryana (2003:11) Wirausaha
adalah orang yang mengorganisisr, mengelola dan berani menanggung risiko untuk
menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.

2
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

( A person who organizes, manages and assumes the risk of a business or entreprise is an
entrepreneur. Entrepreneur is individual who risks financial, material, and human
resources in new way to create a new business concept or opportunities within an existing
firms).

B. Pengertian Kewirausahaan (Entrepreneurship)


Menurut Thomas W. Zimmerer, kewirausahaan adalah “applying creativity and
inivation to solve the problems and to exploit opportunities that people face everyday”
Kewirausahaan adalah penerapan kreatifitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan
upaya untuk memanfatkan peluang yang dihadapi setiap hari.
Kreatifitas oleh Zimmerer diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide
baru dan untuk menemukan ide-ide baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi
peluang. Sedangkan Inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreatifitas
dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan/peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan.
Kebaruan (hal yang baru) yang dapat diciptakan oleh seseorang wirausaha mencakup
hal-hal berikut ini:
1. Penawaran produk atau jasa baru.
2. Penggunaan metode atau teknologi baru.
3. Penciptaan pasar sasaran yang baru.
4. Penggunaan sumber pasokan bahan baku dan sumber daya lainnya yang baru.
5. Penciptaan bentuk organisasi/industri yang baru.

C. Pengetahuan, Keterampilan Kewirausahaan


Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, seseorang wirausaha harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Pengetahuan yang diperlukan adalah:
1. Pengetahuan tentang bidang usaha dan bentuk badan usaha yang akan dimasuki.
2. Pengetahuan tentang lingkungan usaha yang dapat mempengaruhi aktivitas usaha.
3. Pengetahuan tentang manajemen bisnis.
Sedangkan keterampilan yang perlu dimiliki diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko .
b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
c. Keterampilan dalam memimpin dan mengolah.
d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.

3
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

e. Keterampilan teknik dalam bidang usaha yang dilakukan.


Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan maka seseorang akan
memiliki kemampuan (kompetensi) dalam kewirausahaan.
Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service dalam Suryana (2000:62) ada 10
kompetensi yang harus dimiliki wirausaha yaitu:
1. Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan
dan pengetahuan yang berkaitan dengan usaha tersebut.
2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar2 pengelolaan
bisnis.
3. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang
dilakukannya (sungguh-sungguh).
4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup.
5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemapuan mengatur/mengelola
keuangan secara efektif dan efisien.
6. Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin.
7. Managing people, yaitu kemampuan mengelola SDM.
8. Satisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan
kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu,
bermanfaat dan memuaskan.
9. Knowing how to compete, yaitu mengetahui strategi/cara bersaing (SWOT)
10. Copying with regulations and paper work, yaitu membuat aturan/pedoman yang
jelas.

D. Karakteristik Wirausaha (Entrepreneur)


Ada sejumlah karakteristik wirausaha yang berhasil yaitu:
1. Percaya Pada Diri Sendiri (Self Confidence)
Seorang percaya pada diri sendiri berarti bahwa dia yakin dapat melakukan
suatu usaha tertentu dengan bekal pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan
pengalaman yang dimilikinya.
Sebagai contoh adalah seseorang yang pernah bekerja beberapa tahun sebagai
karyawan sebuah restoran, suatu saat akan memiliki pengalaman dan pengetahuan
bagaimana mengelola usaha restoran. Dengan bekal tersebut di atas dia akan yakin
atau punya rasa percaya diri untuk mengelolanya, jika peluang ada padanya.

4
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan optimisme, individualistis dan ketidak


tergantungan.

2. Berani Mengambil Risiko (yang diperhitungkan)


Setiap orang yang memilih berwirausaha dalam hidupnya harus berani
menghadapi risiko kegagalan yang dapat saja terjadi. Namun kegagalan bukanlah
akhir dari suatu usaha yang dilakukan.
Risiko kegagalan merupakan suatu fakta yang harus ditelusuri apa penyebabnya,
masalahnya, dan bagaimana cara memecahkan masalahnya. Kegagalan dalam bisnis
merupakan pengalaman pahit yang harus diperbaiki di masa yang akan datang,
sehingga tidak terjadi kegagalan pada kasus yang sama. Untuk meminimalisasi
tingkat risiko kegagalan seorang harus dapat menyusun perencanaan usaha dengan
baik dan tepat yang di dasari oleh kemampuan manajemen yang baik pula.

3. Berorientasi Pada Tugas dan Hasil (Orientation to Result and Task)


Entrepreneur yang sukses dalam bisnisnya adalah entrepreneur yang selalu
mengutamakan pada tugas-tugas yang harus dikerjakan dan hasil yang dicapai.
Entrepreneur harus tekun, tabah dan mempunyai tekad yang kuat untuk bekerja
keras dan bertanggung jawab, dapat melihat peluang dan memanfaatkannya.

4. Berorientasi ke Masa Depan (Orientation to the Future)


Untuk tumbuh dan berkembang, entrepreneur selalu berpandangan jauh masa
depan yang lebih baik. Untuk itu entrepreneur memiliki kemampuan dalam
perencanaan bisnis jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

5. Kreativitas dan Inovasi (Inovation and Creativity)


Kreativitas adalah kemapuan untuk berfikir yang baru dan berbeda,
sedangkan Inovasi adalah kemampuan untuk bertindak yang baru dan berbeda
( Thinking new things and doing new things). Dalam entrepreneur menciptakan nilai
tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk
merencanakan masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari.

6. Kemampuan dalam Kepemimpinan (Leadership Ability)

5
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Wirausaha yang berhasil memilki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan


keteladanan. Dengan kemampuan kreativitas dan inovasi ia akan berusaha
menciptakan suatu produk/jasa yang tampil beda dengan produk pesaing, lebih cepat
tampil di pasar sehingga dapat menjadi pelopor baik dalam produksi maupun
pemasaran.
============================================================
 Metode Pembelajaran: Ceramah, Tanya Jawab dan Latihan
 Metode Latihan (Class Work)
1. Tuliskan pengertian wirausaha dan kewirausahaan
2. Kita sering mendengar kata wiraswasta. Apakah sama artinya dengan wirausaha.
Jelaskan!
3. Ada beberapa hal yang baru (kebaruan) yang dapat diciptakan wirausaha, jelaskan!
4. Tuliskan dan jelaskan pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh
wirausaha.
5. Tuliskan dan jelaskan karakteristik wirausaha.
 Kriteria Penilaian
6. Skala Penilaian 10 — 100
7. Bobot soal 1 = 10%, soal 2 = 15%, soal 3 = 15%, soal 4 = 30%, soal 5 = 30%
 Pedoman Bukti = Kertas Jawaban

BAB II
JIWA KEWIRAUSAHAAN

A. Pengantar

6
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Perkembangan bisnis dalam dasawarsa terakhir ini menuntut lahirnya para wirausaha
yang tangguh dan professional. Era lama telah berlalu, saat itu iklim bisnis terlalu banyak
dipengaruhi unsur kolusi dan nepotisme, serta menghalalkan segala cara. Saat itu fungsi
manajerial tidak berkembang semestinya, karena yang berhasil adalah mereka yang
mengambil jalan pintas dengan asumsi semua bisa diatur.
Sekarang saatnya diperlukan para wirausaha yang berani, ulet, bersih, transparan,
mampu bersaing, dan professional. Lebih-lebih pada masa krisis seperti ini, menjadi
wirausaha adalah merupakan alternatif karir yang tidak kalah menantangnya dengan profesi
lainnya. Namun, seorang wirausaha tidak lagi hanya dapat mengandalkan bakat dalam
berbisnis, tetapi harus menjadi, seorang wirausaha yang well educated entrepreneur
(usahawan yang di didik dengan baik).
Secara umum jiwa kewirausahaan bisa dipelajari, dan bukan karena factor dilahirkan
begitu saja. Karena bisa atau tidaknya seseorang mengembangkan atau membangun mental
sebagai wirausaha pada akhirnya ditentukan pula oleh adanya kemauan dari orang tersebut.
Untuk itu perlu dibuka cakrawala berpikir tentang bisnis bagaimana menjadi seorang
wirausaha yang sukses.

1. Pengertian Wirausaha, Usahawan, dan Wiraswasta


Dewasa ini dunia kewirausahaan (entrepreneurship) mulai mendapat perhatian
pemerintah, masyarakat, lembaga swasta, dan dunia pendidikan. Di bawah ini diuraikan 3
defenisi yang dapat dipedomani.
Raymond W.Y.Kao (1995: 7) menyebutkan wirausaha adalah suatu proses, yakni
proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari
yang sudah ada (inovasi), yang tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan
nilai tambah bagi masyarakat.Sedangkan usahawan mengacu pada orang yang melaksanakan
proses penciptaan kesejahteraan/kekayaan dan nilai tambah, melalui pemunculan gagasan,
memadukan sumber daya, dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. Dengan
kata lain seorang wirausaha/usahawan adalah orang yang mampu menetaskan gagasan
menjadi realitas.
Dalam KBBI (1997: 1015) dinyatakan, wirausaha adalah orang yang pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

7
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Wirausaha (entrepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola,


mengembangkan, dan melembagakan perusahaan milik sendiri, serta bisa menciptakan kerja
bagi orang lain dengan berswadaya (Anugerah, jurnal PPT, 1999: 380).
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa wirausaha/usahawan adalah
orang yang mampu mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan usahanya
sendiri dengan baik dengan menciptakan gagasan, cara, dan produk yang baru, dapat secara
kontiniu mengadakan pembaruan sesuai dengan kebutuhan pasar, serta membentuk tenaga
kerja yang handal, semua bertujuan untuk mensejahterakan individu dan orang banyak.
Dari definisi di atas, ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu wirausaha sebagai
suatu proses dan sebagai pelaksana /orangnya (usahawan). dari definisi itu juga dapat
diketahui bahwa ada dua hal yang sangat diperlukan oleh usahawan, yaitu kreatif dan
inovatif. Jadi, seorang wirausaha harus orang yang kreatif dan inovatif. Kreatif bila ia
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau mengadakan sesuatu yang
belum ada. Sedangkan inovatif mampu membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada
(pembaruan). Misalnya, bila kita melihat peluang bahwa dilingkungan kampus ini
memerlukan sebuah toko buku dan kita bisa mewujudkannya, maka kita adalah orang yang
kreatif. Namun tidak disebut inovatif bila toko buku kita tidak memiliki perbedaan dengan
toko buku lainnya. Jika kita orang yang inovatif maka took buku yang kita dirikan memiliki
cirri khas tersendiri. Apakah itu dalam hal harga, kekhususan buku, tata letak ruangan,
promosi penjualan, pelayanan, atau yang lainnya. Bila kedua kelebihan ini ada pada diri kita
dan apa yang kita wujudkan itu mendatangkan manfaat bagi sivitas kampus dan keuntungan
buat kita, maka kita adalah seorang wirausaha/usahawan.
Ada beberapa sifat dasar dan kemampuan yang biasanya ada pada diri seorang
wirausaha, di antaranya adalah:
a. Wirausaha adalah pencipta perubahan (the change creator).
b. Wirausaha selalu melihat perbedaan, baik antar orang maupun antar
fenomena kehidupan, sebagai peluang dibandingkan sebagai kesulitan.
c. Wirausaha cenderung mudah jenuh terhadap segala kemampuan hidup, untuk kemudian
bereksperimen dengan pembaruan-pembaruan.
d. Wirausaha melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu
kreativitas bukan sesuatu yang harus diulangi.
e. Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya sendiri.
f. Wirausaha mampu memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain (Gede
Pramana,SWA 09/XI/1996).

8
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Selain istilah diatas juga dikenal istilah intrapreneur, yaitu wirausaha yang dalam
lingkungan korporat/perusahaan. Interpreneur berbeda dengan seorang wirausaha
(entrepreneur) yang biasanya juga berperan sebagai pemilik (owner). Figure seperti
ini sangat diperlukan karena sangat relevan dengan tujuan perusahaan dalam hal
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, saat ini semakin
banyak perusahaan besar yang memilki program intrepreneurship, yakni suatu
proses untuk tetap mempertahankan semangat kreativitas dan inovasi dalam diri
karyawan meski dalam lingkungan perusahaan yang sudah memiliki system dan cara
kerja yang ketat. Mereka bisa sebagai agen pengembang perusahaan, karyawan/
professional di suatu perusahaan yang memiliki keberanian untuk mengambil risiko
dan memiliki semangat kewirausahaan, bertugas mendirikan bisnis baru dan kecil di
dalam perusahaan yang telah ada, ataupun tipe wirausaha yang ada di dalam
perusahaan.

2. Pentingnya Berwirausaha
Minat masyarakat menjadi pengusaha masih perlu mendapat perhatian yang serius
dari pemerintah kita. Potensi sumber daya manusia dewasa ini cukup banyak, namun jiwa
wirausaha masyarakat masih perlu mendapat dorongan yang kuat.
Mengingat jumlah penduduk di Indonesia ±210 juta (dua ratus sepuluh juta) jiwa
tentu pemerintah tidak mampu menampung seluruhnya untuk menjadi pegawai negeri.
Peranan swasta sangat diharapkan untuk membantu pemerintah dalam menyediakan
lapangan kerja. Hal ini perlu karena bila perhatian masyarakat hanya untuk menjadi pekerja
saja tentu bisa dapat berdampak negative dengan wiraswasta, banyak masalah dapat diatasi
seperti : pengangguran, mengurangi kemiskinan, menambah percaya diri, penyelesaian
masalah ekonomi, meningkatkan produktivitas, meningkatkan motivasi kerja, semangat
kerja yang tinggi, dan lain-lain.
3. Tujuan Berwirausaha
Tujuan berwirausaha adalah untuk menanamkan rasa percaya diri, semangat,
memupuk diri menjadi mandiri, yang nantinya mampu menguasai perekonomian dalam
jangka panjang. Jadi dengan semangat kerja yang tinggi tentu kepuasan kerja tersalur dan
peluang pun dapat dimanfaatkan.

4. Menumbuhkan Minat Wirausaha

9
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Banyak faktor yang dapat memotivasi seseorang menjadi wirausaha. Salah satu
kunci untuk dapat mengetahui factor tersebut adalah dengan memahami apa yang
dibutuhkan. Orang dapat dimotivasi oleh apa saja, dan semua orang dimotivasi oleh sesuatu
yang sama. Kita bisa menyaksikan bagaimana orang Jepang pada awalnya sangat tertinggal
kini mamapu menandingi Negara maju seperti Amerika Serikat. Menurut Kao (1995),
ketertinggalan wirausaha AS dibanding Jepang dikarenakan factor motivasi yang dominan
pada diri orang AS adalah semata karena keinginan untuk mendapatkan profit dan seberapa
besar return yang dapat diberikan kepada pemegang saham. Sementara wirausaha Jepang
dimotivasi tidak saja oleh factor-faktor yang menguntungkan/alasan-alasan positif
(fortunately) tetapi juga factor yang tidak menguntungkan sehingga memaksa mereka
untuk bekerja keras. Dengan kata lain, factor pendorong tersebut tidak semata berupa
financial gain tetapi lebih dari pada itu adalah kekhawatiran orang Jepang akan
kelestariannya. Manusia Jepang menjadi manusia yang adaptif terhadap perubahan
lingkungan, kreatif, dan inovatif. Jepang dalam beberapa hal telah mampu mengubah
masalah menjadi peluang. Kemampuan adaptabilitas Jepang telah mencengangkan dunia.
Ketika industry Jepang sangat mengandalkan otomotif, terjadi krisis minyak. Jepang dengan
cepat berpikir ulang mengenai strategi ekonominya. Mereka menggeser fokus industrinya ke
elektronik dan teknologi komputer serta mendorong industry otomotifnya untuk
menciptakan mobil hemat BBM.
Studi yang dilakukan oleh Russel M.Knight (1983) di Kanada juga menyimpulkan
hal yang sama, para wirausaha tidak dimotivasi oleh financial incentive, tetapi oleh
keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak sesuai/diinginkan. Faktor
motivasi tersebut dapat diringkas sebagai berikut :
a. The foreign refugee. Peluang-peluang ekonomi di negara lain yang lebih
menguntungkan seringkali mendorong orang untuk meninggalkan negaranya
yang tidak stabil secara politis untuk berwirausaha di sana.
b. The corporate refugee. Pekerja-pekerja yang tidak puas dengan lingkungan
perusahaannya merasa bahwa kepuasan kerjanya akan meningkat dengan memulai dan
menjalankan bisnis sendiri.
c. The parental (paternal) refugee. Banyak individu yang memperoleh pendidikan dan
pengalaman dari bisnis yang dibangun oleh keluarganya sejak ia masih anak-anak.
Mereka biasanya kemudian akan berusaha untuk mencoba bisnis lain berbeda dengan
selama ini dikerjakan oleh keluarganya/ayahnya.

10
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

d. The feminist refugee. Para wanita yang merasa telah mendapatkan perlakuan
diskriminatif dibandingkan kaum laki-laki dalam sistem pendidikan, lingkungan
kantor/perusahaan, maupun dalam masyarakat, akan berusaha membuktikan bahwa
dirinya mampu. Caranya dengan mendirikan sendiri perusahaan.
e. The housewife refugee. Para ibu rumah tangga yang pada awalnya sibuk mengurus
anak dan rumah tangganya akan mencoba membantu suaminya dalam hal keuangan
karena kebutuhan anak-anak yang makin dewasa. Mereka akan mencoba bisnis kecil-
kecilan dengan dibantu oleh anggota keluarga lainya.
f. The society refugee. Anggota masyarakat yang tidak setuju dengan kondisi lingkungan
biasanya akan mencoba menjalankan usaha yang tidak terikat dengan lingkungan.
g. The educational refugee. Banyak orang yang gagal dalam studinya atau mereka yang
tidak cocok dengan system pendidikan yang ada, menjadi terpacu untuk berwirausaha.

B. Pengembangan Jiwa kewirausahaan


1. Karakteristik Wirausaha
Berdasarkan riset David McClelland dalam buku Norman M.S (1992: 5) seorang
yang berjiwa besar wirausaha mempunyai hasrat untuk mencapai sesuatu dalm cara melalui
usaha sendiri. Berikut ini diuraikan beberapa karakter jiwa kewirausahaan:
a. Bertanggung jawab. Seseorang yang memiliki minat berwirausaha merasa bertanggung
jawab atas masalah yang dihadapi lembaga yang dipimpinnya. Mereka suka mengontrol
miliknya dan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pribadi yang
telah ditentukan.
b. Berani menghadapi resiko. Wirausaha (entrepreneur) tidak mengambil resiko, tetapi
berani menghadapi resiko. Tidak seperti penjudi yang sering berspekulasi. Wirausaha
melihat proyek dalam jangka waktu dan resiko yang ada.
c. Percaya diri. Wirausaha percaya atas dirinya sendiri dan bertindak atas fakta. Sebelum
membuat keputusan selalu memikirkan apa yang harus dilaksanakan. Dengan rasa
percaya diri yang tinggi kebanyakan wirausaha mampu memimpin usahanya dan sering
kali berhasil dalam menjalankan usahanya. Walaupun tidak semua wirausaha berhasil,
namun pada akhirnya kebrhasilan tercapai juga.
d. Ingin mendapatkan hasil degan segera. Wirausaha juga mengetahui bagaimana
bertindak dengan cepat dan menerima hasil dengan segera. Pada prinsipnya mereka
bermaksut menjadi independen dan berhasil. Rasa ingin mendapatkan sesuatu dari apa
yang dilakukannya tentu sangat relevan dengan tindakannya.

11
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

e. Berkemampuan tinggi. Dengan semangat tinggi wirausaha berpenampilan menarik dan


memiliki kemampuan fisik yang kuat bila dibandingkan dengan orang lain. Tentu
dengan ketahanan fisik yang tinggi produktivitas kerjanya semakin meningkat pula. Hal
ini sangat mendukung usaha yang dijalankannya.
f. Berorientasi kedepan. Wirausaha selalu melihat kedepan,memanfaatkan kemampuan
yang ada serta membandingkan dengan kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya serta
menganalisis fakta yang ada. Atas dasar itu wirausaha bias mengambil langkah apa
yang akan dilakukan selanjutnya dan strategi apa yang digunakan.
g. Mempunyai keahlian berorganisasi. Wirausaha biasanya mampu mengorganisir
bawahannya dan menempatkan orang tepat pada jabatan yang sesuai dengan keahlian
yang dimilikinya. Kemampuan mengorganisir bawahan tentu sangat mutlak mendukung
objektif usahanya.
h. Efisien. Wirausaha selalu berorientasi untuk mencapai nilai tambah dari setiap kegiatan
yang dilakukan, agar mendapat keuntungan yang lebih banyak. Dengan konsep tertentu
bias menghasilakan keuntungan yang lebih maksimal. Hal ini tentu merupakan suatu
tindakan yang konstruktif bagi setiap wirausaha. Biasanya wirausaha ini memanfaatkan
sumber-sumber yang ada dan digunakan untuk menghasilkan keuntungan semaksimal
mungkin. Efisiensi waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja.
Prinsip efisiensi yang dimiliki setiap wirausaha ini merupakan dasar pertimbangan
untuk menjalankan segala kegiatan yang berhubungan dengan pemasukan dana. Dengan
menekan biaya, tentu keuntungan bias lebih ditingkatkan, produktifitas tinggi,
penghematan bahan baku, pemanfaatan peralatan, fasilitas dan penggunaan waktu yang
lebih berguna.
Untuk lebih jelasnya marilah kita lihat table dibawah ini yang menunjukkan
beberapa sifat yang dimiliki oleh para wirausaha. Tentu sifat tersebut bias dipelajari dan
anda bisa memeriksa bagaimana hubungannya dengan diri anda sendiri. Sifat tersebut bisa
membantu anda dalam memulai usaha yang akan anda jalankan dengan demikian
keberhasilan berusaha bisa ditempuh.

Tabel 1: KEPRIBADIAN WIRAUSAHA YANG SUKSES

12
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Proaktif 6. Sistematika rencana


1. Inisisatif Membagi tugas yang besar menjadi
Melakukan sesuatu sebelum bertanya subtugas/subtujuan, mengantisipasi
dan motivasi timbul karena sesuatu keadaan, mengefaluasi alternatif.
dalam dirinya sendiri 7. Monitoring
2. Assertiveness Mengembangkan atau
Menyelesaikan masalah dengan meli- menggunakan prosedur untuk
batkan orang lain, memberitahu yang mendukung bahwa pekerjaan
lain tentang apa yang dila-kukannya. tercapai atau pekerjaan memenuhi
Orientasi Hasil standar kaulitas.
3. Peluang Komitmen dengan orang lain
Selalu melihat dan bertindak atas pe- 8. Komitmen memnuat kontrak kerja
luang. Selalu berusaha memelihara
4. Efisiensi hubung-an yang baik dengan
Mencari atau mendapatkan cara langganan, teman dan juga
terte-ntu untuk melakukan sesuatu membina hubungan jangka pendek
yang lebih vepat aatau biaya lebih dan jangka panjang.
rendah. 9. Pentingnya relasi bisnis
5. Kualitas kerja yang tinggi. Membina hubungan baik dengan
Berprinsip menciptakan atau menjual pelanggan.
produk dengan kualitas yang baik
dan pelayanan yang memuaskan.
(Entrepreneuship and Small Enterprise Development Second Annual Report by Me
Ber and Co to The United Agency for International Dev, March 25 1986)
2. Risiko Kewirausahaan
Saat memulai bisnis,biasanya wirausaha menghadapi risiko bisnis yang besar.
Disamping mempertimbangkan risiko bisnis, wirausaha juga menghadapi risiko finansial,
selama mereka menginvestasikan sebagian besar atau semua kekayaannya dalam bisnis.
Mereka mengambil risiko karir dengan meninggalkan pekerjaan yang aman untuk suatu
pekerjaan yang mengandung risiko dengan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.
Mereka juga membuat risiko keluarga dan sosial karena kebutuhan untuk memulai dan
mengelola bisnis yang baru hanya menyisakan sedikit waktu untuk memperhatikan keluarga
dan teman.

Ada tiga penyebab yang menjadi alasan kegagalan bisnis, yaitu:

13
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

a. Mereka masuk ke dalam bisnis terlalu cepat. Mereka terjun kedalam suatu pekerjaan
baru yang mengandung risiko terlalu tergesa-gesa, tanpa melakukan perenca-naan
yang mendalam. Mereka tidak menganalisis kekeutan dan kelemahannya. Siapa
saya? Apa yang saya inginkan? Apa tujuan saya?

b. Mereka kehabisan uang. Jika anda tidak dapat menyelaraskan daftar gaji/upah atau
membayar rekening-rekening anda, anda akan keluar dari bisnis. Perkiraan kebutuh-
an kas merupakan prioritas utama sebelum memulai bisnis.

c. Kegagalan perencanan jelas marupakan suatu kesalahan. Rencana bisnis yang


terperinci mendorong wirausaha untuk berpikir ke depan, merefleksikan dan
memutuskan bagaimana untuk maju. Rencana bisnis ini harus secara tertulis.

Alasan-alasan kegagalan diatas haruslah dipertimbangkan sebelum memulai suatu


bisnis. Empat kategori utama (kesalahan perencanaan, rendahnya kualitas manajemen,
metode bisnis yang tidak mencukupi dan kurang dana) dapat merusak kerja keras,
kreativitas yang berlian, pengambilan risiko, dan kejelasan masa depan.

3. Persyaratan Menjadi Wirausaha


Telah diuraikan di atas karakteristik dan kemampuan dasar seorang wirausaha.
Sebagian dari sifat tersebut adalah bersumber dari kekuatan internal/yang ada pada diri
wirausaha. Sifat-sifat unggul tersebut perlu terus dikembangkan dalam konteks hubungan
sosial. Diantaranya adalah melalui pergaulan sosial, jaringan, dan mengembangkan
kreativitas dan inovasi.
Menurut G.M. Susetyo, MBA, tenaga pengajar IMPM, kata kunci untuk
pengembangan jiwa wirausaha semacam itu adalah sikap positif. Positif terhadap diri sendii
dan orang lain. Positif dalam berkarya, berkelompok, dan berorganisasi. Positif terhadap
lingkungan.
Tiap hari, wirausaha, seperti kebanyakan orang lain, bersyukur “dihujani” informasi
melalui televise, internet, surat kabar, majalah, radio, percakapan dengan orang lain,
laporan, surat, memo, pengumuman, selebaran, selentinagan, telepon, penginderaan, dan
lain-lain. Ada orang yang piawi mengelola informasi secara efisien dan efektif serta ada
yang kurang. Wirausaha termasuk kelompok pertama. Ia tahu mana informasi yang
dibutuhkan, tersedia, dan ia ingini.

14
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Kunci keberhasilan wirausaha dalam mengelola informasi bukan terletak pada


banyaknya infomasi yang ia miliki, melainkan pada relevansinya dan kualitas informasi
yang benar-benar di butuhkan. Informasi yang dibutuhkan terutama adalah yang relevan
untuk berwirausaha. Misalnya, mengenai sistem nilai yang ada pada dirinya, sikap, dan
perilaku yang penting dikembangkan untuk berwirausaha. Kekuatan dan kelemahan,
pengalaman masa lalu, realitas sekarang, harapan masa depan, peluang yang dapat diraih,
hambatan atau rintangan yang mungkin akan menghadang, risiko yang tertangguhkan,
kebutuhan dan keinginan konsumen, permintaan pelanggan, perubahan selera, daya beli,
motivasi seseorang, program pesaing, pelayanan pemasok, bahaya dibuntuti oleh pendatang
baru di pasar, perubahan kebijaksanaan atau peraturan peme-rintah, arah pertumbuhan
ekonomi, perdagangan domestic dan internasional, pengaruh globalisasi, dampak perubahan
lingkungan, perubahan yang bersikap mendasar atau structural perubahan musiman ataupun
gejolak sesaat dan lain-lain

Semua itu bahan masukan untuk dianalisis dan diolah secara lateral, khusus, kreatif,
dan orisinal untuk menghasilkan nilai tambah pada barang atau pelayanan yang sudah ada.
Untuk menciptakan manfaat/pemakaian baru dari barang atau pelayanan yang
dihasilkannya. Untuk mengembangkan kemempuan seperti ini, diperlukan pelatihan. Sering
bertanya:”Apa . . .?” dan “Bagaimana kalau . . .?”

Menurut A. Roe (dari Kao, 1989: 15-16), manusia kreatif mempunyai cirri-ciri:

a. keterbukaan pada pengalaman

b. melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa

c. keingintahuan

d. menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan

e. dapat menerima perbedaan

f. independen dalam pertimbangan, pemikiran, dan tindakan

g. membutuhkan dan menerima otonomi

h. percaya pada diri sendiri

i. tidak hanya tunduk pada standar dan pengawasan kelompok

j. mau mengambil resiko yang diperhitungkan

k. tekun

15
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Reudsepp menambahkan cirri-ciri yang telah dikemukakan Roe dengan cirri-ciri


kreativitas sebagai berikut:

1) sensitive terhadap masalah-masalah,


2) mampu menghasilkan sejumlah ide-ide besar,
3) fleksibel,
4) keaslian,
5) mau mendengarkan perasaan,
6) keterbukaan pada gejala bawah sadar,
7) mempunyai motivasi,
8) bebas dari rasa takut gagal,
9) mampu berkonsentrasi,
10) berpikir di dalam imag,.
11) mempunyai kemampuan memilih.
Dalam buku Managing Innovation yang ditulis oleh Robert Ronsefeld dan Jenny
C. Servo dinyatakan bahwa banyak orang yang beranggapan bahwa kreativitas sinonim
dengan inovasi, padahal sesungguhnya keduanya berbeda. Kreativitas merujuk pada
pembentukan ide-ide baru, inovasi untuk menghasilkan uang dengan menggunakan ide-ide
tersebut. Kreativitas adalah titik permulaan bagi setiap inovasi. Inovasi adalah kerja keras
yang mengikuti pembentukan ide dan biasanya melibatkan usaha banyak orang dengan
keahlian yang bervariasi tetapi saling melengkapi. Tantangan yang dihadapi adalah
mengubah ide-ide kreativ menjadi produk nyata atau proses yang akan meningkatkan
pelayanan kepada konsumen, menekan biaya dan/atau menghasilkan pendapatan bagi suatu
organisasi (Rosenfeld dan Servo, 1984).

Secara sederhana menurut Jane Henry dan David Walker dalam buku Managing
Innovation dapat dinyatakan bahwa,

Inovasi = Konsepsi + Penemuan + Pemanfaatan

Di dalam konteks ini, kata konsepsi merujuk pada sebuah ide baru; kata pemanfaatan
berarti peneriman yang luas atau keuntungan yang akan dihasilkan dari penemuan.
Konsepsi, penemuan dan pemanfaatan adalah elemen-elemen yang ada dalam inovasi.

16
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Tantangan yang dihadapi organisasi-organisasi besar adalah bagaimana mengurangi waktu


yang diperlukan dara ketiga tahapan tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan cara
mengeluarkan potensi kreatif dari setiap individu secara bijaksana dan memacu mereka
untuk berkontribusi bagi pencapaian tujuan perusahaan. Inovasi hampir selalu melibatkan
pertarungan antar banyak orang dan dibutuhkan stamina serta kepercayaan diri yang tinggi
untuk menjadi pemenang(Servo, 1988).

C. Studi Kasus
Studi Kasus-1
Setelah mengenali kepribadian dan kompetensi Saudara sendiri, dari manakah
Saudara akan memulai kewirausahaan. Ada beberapa kemungkinan untuk memulai usaha
yaitu:
1. Apakah Saudara menunggu petunjuk Depnaker?

2. Apakah Saudara menunggu inspirasi?

3. Apakah Saudara menunggu warisan?

4. Apakah Saudara menunggu ajakan teman untuk berwirausaha

5. Apakah Saudara menunggu kesempatan?

6. Apakah Saudara menunggu datangnya peluang?

Studi Kasus-2

Seorang lulusan sarjana ekonomi bernama Herman memiliki peluang untuk memulai
kewirausahaan sebab orang tua Herman adalah seorang usahawan yang cukup berhasil.
Herman diharapkan dapat melanjutkan usaha orang tuanya. Teman Herman bernama Budi
semasa kuliah telah berdagang rokok untuk dapat membiayai kuliahnya.Setelah Budi lulus
dari fakultas Ekonomi, ia berkeinginan untuk berwirausaha.

Dari uraian diatas siapkah yang mempunyai peluang untuk berhasil dalam
berwirausaha dan apakah yang harus Herman dan Budi untuk menjadi seoramg wirausaha
yang berhasil.

17
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Studi Kasus -3

Dalam sebuah harian yang mengulas ekonomi memberi laporan utama ada 500.000
sarjana menganggur.Pak Anton seorang pengusaha yang sukses berkomentar,mengapa
intelektual tersebut tidak berwirausaha saja?Bagaimana pula ada kemampuan tersebut
dibina?Bagaimana agar orang memiliki jiwa berwirausaha? Reaksi pembaca menanyakan
bagaimana cara berwirausaha? Bagaimana pula kemampuan tersebut dibuat?danbagaimana
pula agar orang memiliki jiwa berwirausaha? Maka diadakan suatu diskusi memperdebatkan
apakah wirausaha itu ada sejak manusia lahir atau bisa dipelajari melalui program latihan.

Peserta diskusi berjumlah 30 orang dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok pertama


menyakini benar bahwa wirausaha itu memang ada sejak manusia dilahirkan. Bakat untuk
berwirausaha memang sudah ada dalam benih (sudah ada dalam genetika). Kelompok
pertama ini memberi contoh pada etnik tertentu yang pandai berdagang,berusaha,bergaul.
Kesimpulannya kalau orang tak punya bakat untuk berwirausaha jangan dipaksa.saran
kelompok ini adalah agar lapangan kerja terbuka luas maka pemerintahharus meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.Sedangkan kelompok kedua beranggapan bahwa etnik tersebut sejak
awal sudah terbiasa dilatih untuk berwirausaha seperti berdagang,mengelola usaha dengan
demikian secara tutun menurun seperti anak-anak cucu sudah terbiasa melakukan kegiatan
disektor swasta,sehingga tak dapat dipungkiri bahwa etnik tersebut tanpa melaui pendidikan
formal mereka sudah dapat berwirausaha karena sudah dilaksanakan sejak lama. Kelompok
ketiga menemukan fakta bahwa para etnik tersebut merupakan pedagang karena memang
dulunya berasal dari pesisir yang berinteraksi dengan kaum pendatang bisa
dipelajari,Sedangkan bagi etnik yang berasal dari pegunungan ternyata kegiatannya
bertani.Dari kterengan ketiga kelompok tersebut manakah yang benar?Apakah berdagang
sama dengan berwirausaha? Dapatkah berwirausaha dipelajari atau memang dibawa lahir?
Bagaimana caranya?

D. Kesimpulan
Jika kewirausahaan pada dasarnya ada pada setiap individu, namun tak dapat
dipungkiri bahwa kadar jiwa kewirausahaan itu tidaklah sama.Yang paling penting adalah
bagaimana mental wirausaha itu bisa dikembangkan bagi setiap orang, sehingga bila dia
sudah dewasa tidak akan tergantung lagi dengan orang tua,keluarga,saudara dan lain-
lain.Banyak para pakra beranggapan bahwa pembangunan ini akan berkeseimbangan bila

18
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

masyarakt Indonesia memili semangat dan jiwa wirausaha yang kuat.wawasan


kewirausahaan dilakukan karena bisa dipelajari dan bukan sesuatu yang hanya dilahirkan
begitu saja.Apakah mental wirausaha bisa ditumbuhkan hingga kelak bisa menjadi
Wirausaha yang sukses sehingga menjadi pionir-poinir wirausaha tangguh,ulet,pantang
menyerah, dan tahan banting.Kewirausahaan tidaklah selalu identik dengan usaha kecil
semata, tetapi juga terus berkembang besar.Pendeknya wawasan kewirausahaan akan
membantu membawakan secerah cahaya lilin untuk menyikap mitos-mitos keli[ru mengenai
kewirausahaan yang selama ini banyak disalahpahami.

E. Latihan
Inventori Spektural, yang didasarkan pada suatu model komunikasi dan perusahaan
yang dikembangkan selama liam belas tahun, dirancang untuk “memprofilkan” baik gaya
kepribadian maupun gaya kepemimpinan Anda. Ini juga digunakan untuk memprofilkan
sebagai aktivitas yang berbeda dalam bisnis Anda yang sedang berjalan,atau usaha bisnis
baru.
Berikut ini terdapat delapan set pernyataan.Setiap set ada 7 pernyataan. Susunlah
pernyataan dalam tiap-tiap set menurut peringkatnya dari 7 (tinggi) sampai I (rendah), dan
pastikan tidak ada pernyataan dalam satu set yang dimiliki peringkat sama,sekalipun hal ini
mengakibatkan terjadinya pilihan yang dipaksakan.
1. (a) Saya adalah seorang yang aktif, yang suka bergerak terus secara fisik.
(b) Saya suka menciptakan sesuatu dari ketiadaan, sesuatu yang benar-benar asli.
(c) Saya cenderung membiarkan sesuatu berjalan sewajarnya sampai sesutau atau
seseorang yang berarti muncul.
(d) Saya suka memegang wewenang,agar saya dapat menjaga hal-hal dibawah
kendali.
(e) Saya bersedia mengambil resiko yang diperhitungkan,baik uang maupun orang.
(f) Saya bereaksi terhadap setiap situasi secara berlainan.
(g) Saya senang bergaul dengan ramah.

2. (a) Saya mempunyai semangat banyak energi tuk melakukan berbagai hal.
(b) Saya orang yang berdaya cipta,yang selalu melihat suatu sudut baru pada
Sesuatu.
(c) Saya sangat senang melihat orang berkembang sampai ke potensi sepenuhnya.

19
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

(d) Saya menyambut baik tanggung jawab mengorgnisasikan orang.


(e) Saya suka berada di depan.
(f) Saya menikmati rangsangan mental.
(g) Saya menghargai persahabatan diatas segalanya.

3. (a) Saya menyukai makanan dan anggur yang lezat.


(b) Saya senang bermimpi,menghayalkan yang muluk-muluk.
(c) Saya mengandalkan intuisi ketimbang logika.
(d) Saya mengikuti prossedur dengan seksama.
(e) Saya suka mencapai sesuatu yang nyata.
(f) Saya memperbincangkan persoalan di waktu yang saya anggap tepat.
(g) Saya merasa kerasan dengan orang banyak.

4. (a) Saya bertindak cepat dan tidak melihat ke belakang.


(b) Saya seorang yang sangat imajinatif.
(c) Saya sering menciptakan harmoni diantara orang-orang.
(d) Saya cakap dalam mengelompokkan informasi dan segala hal.
(e) Saya suka terikat secara total.
(f) Saya mempunyai ancangan yang logis.
(g) Sayalah yang biasanya memberi dukungan emosional kepada orang.

5. (a) Saya suka latihan fisik.


(b) Saya dapat mengubah sama sekali suatu dari keadaan yang satu ke keadaan yang
lain.
(c) Saya dapat melihat pola dalam berbagai peristiea atau hubungan.
(d) Saya imbalan yang nyata atas upaya saya misalnya uang
(e) Saya menyukai pembaruan dalam pekerjaan saya.
(f) Saya menganggap mudah untuk menciptakan suasana yang hangat,dimana orang
merasa betah seperti dirumah sendiri.

6. (a) Kesehatan harus paling diutamakan.


(b) Saya selalu mencari peluang untuk berinovasi.
(c) Saya seorang yang berwawasan,yang dapat memahami orang secara mendalam.
(d) Saya suka menciptakan ketertiban dari kekacauan.

20
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

(e) Saya senang mengatasi hambatan.


(f) Hidup dan belajar adalah segala-galanya.
(g) Saya ingin dikenal sebagai orang yang menyenangkan.

7. (a) Saya suka menggunakan kekuatan fisik saya.


(b) Saya ini menjadi sumber ilham bagi orang disekitar saya.
(c) Saya dapat mengenali arti yang sebenarnya di balik sesuatu hal.
(d) Saya suka perintah yang jelas.
(e) Saya sangat tekun dalam mencapai tujuan saya.
(f) Saya cukup luwes dalm reaksi saya terhadap orang dan situasi.
(g) Saya melewatkn banyak waktu dengan 0rang yang saya sukai.

8. (a) Saya sangat banyak berolahraga,dari jenis yang satu atau yang lainnya.
(b) Kreatifitas adalah observasi saya.
(c) Saya suka berurusan dan bertentangan dengan orang-orang ataupun gagasan.
(d) Saya cakap dalam mengubah gagasan yang kabur menjadi konsep yang tegas.
(e) Saya suka situasi yang tidak menentu,dimana ada ruang untuk maneuver.
(f) Saya benci terikat.
(g) Saya suka memperlihatkan kepada orang perasaan saya tentang mereka.

Sekarang coba Anda ambil total skor peringkat untuk semua pernyataan.

21
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

BAB III
PROSES KEWIRAUSAHAAN

A. Proses Pertumbuhan Kewirausahaan Usaha Kecil


Menurut Suryana (2003:4) proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha
kecil adalah sebagai berikut:
1. Tahap Imitasi dan Duplikasi (Imitating and Duplicating)
2. Tahap Duplikasi dan Pengembangan (duplicating and developing)
3. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda (creating new and
different)
Pada tahp imitasi dan duplikasi para wirausaha mulai mengamati dan ingin
meniru usaha orang lain dalam menciptakan jenis barang yang akan di hasilkan.
Ada beberapa alasan mengapa wirausaha ingin meniru usaha orang lain yaitu:
a. Produk yang dihasilkan dan dijual sangat dibutuhkan oleh pasar (konsumen) secara
luas.
b. Produk yang dihasilkan dan dijual mempunyai margin keuntungan yang cukup
besar.
c. Masa hidup produk di perkirakan akan cukup lama.
Contoh nyata yang kita lihat, saat ini banyak produk minuman (air) mineral yang
mengikuti jejak Aqua.
Pada tahap duplikasi dan pengembangan wirausaha mulai mencoba meniru
usaha yang dilakukan orang lain, baik produk, cara memproduksi, dan cara

22
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

pemasarannya. Para wirausaha, pada tahap ini mencoba melakukan modifikasi


terhadap produk yang dihasilkan, baik dari segi kemasan, warna, rasa, ukuran dan mulai
menembus pasar baru.
Pada tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda, para
wirausaha mulai menciptakan produk baru dan berbeda dan atau melakukan
diversifikasi produk.
Ada 3 kategori produk baru:
1. produk yang benar-benar baru dan belum ada penggantinya.
2. produk lama yang dimodifikasi menjadi produk baru.
3. produk imitasi.
Pada tahap ini para wirausaha tidak lagi sebagai market follower, tetapi ada
keinginan untuk menjadi penantang pasar (market challenger), bahkan pemimpin pasar
(market leader).

B. Tahap-Tahap Pengembangan Kegiatan Usaha


Seorang wirausaha pada umumnya akan melakukan pengembangan kegiatan
usaha melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Memiliki ide usaha
Bagaimana memperoleh ide usaha ?
• Cermat mengamati lingkungan juga menjadi cara manjur mencari ide usaha

• ide usaha dapat diperoleh disekitar kita

• Ada pepatah mengatakan “kuman diseberang lautan susah-susah hendak


dilihat,sedang gajah dipelupuk mata tidak nampak”.
• Banyak orang ingin mencari ide(gagasan) usaha dengan menerawang jauh
kesegala penjuru dan berpikir panjang
• Padahal disekelilingnya begitu banyak usaha yang dapat dilakukan.
Usaha yang akan dilakukan oleh seorang bermula dari adanya ide usaha. Ide
usaha dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:
 Ide berasal dari berbagai sumber antara lain:
a. Pelanggan
b. Produk yang sudah ada
c. Perusahaan yang sudah ada
d. Kebijakan pemerintah

23
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

e. Penelitian dan Pengembangan


f. Tenaga Profesional dan Konsultan
(Sadono Sukirno, 2004:385).
a. Pelanggan
Pelanggan merupakan konsumen dari produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, tanggapan dan komentar yang diberikan oleh pelanggan akan menjadi
masukan bagi perusahaan dan merupakan sumber ide perusahaan. Ide tersebut akan
sangat bermanfaat untuk mengembangkan dan atau memperbaiki produk perusahaan.

b. Produk yang sudah ada


Ide akan lahir apabila produsen secara periodik melakukan pengawasan dan
penilaian terhadap hasil produksi dan penjualan produknya degan melakukan
pengawasan dan penilaian, perusahaan akan mengetahui kekuatan dan kelemahan
usahanya. Kelemahan usaha yang terjadi merupakan faktor pendorong bagi
perusahaan untuk memunculkan/melahirkan ide-ide perbaikan atau modifikasi.

c. Perusahaan yang sudah ada


Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari jasa tenaga kerja. Tenaga
kerja (personalia) perusahaan adalah assets yang sangat berharga. Kemampuan suatu
perusahaan untuk melibatkan tenaga kerjanya dalam pengambilan keputusan akan
mendorong tenaga kerja untuk mengembangkan ide-ide cemerlang guna
mengembangkan usaha.

d. Kebijakan pemerintah
Pemerintah mendorong terciptanya ide dalam usaha untuk mewujudkan
barang baru atau mengembangkan barang yang sudah ada. Contohnya adalah ide
menciptakan mobil buatan Indonesia.

e. Penelitian dan pengembangan


Pada perusahaan-perusahaan besar terdapat bagian penelitian dan
pengembangan yang akan meneliti kebutuhan dan keinginan pasar terhadap produk
yang dihasilkan. Dengan kegiatan penelitian yang dilakukan akan muncul ide untuk
memperbaiki dan mengembangkan usaha perusahaan.

24
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

f. Tenaga profesional dan konsultan


Tenaga profesional dan konsultan memainkan peranan yang sangat penting
dalam mencetuskan ide.

2. Penyaringan Ide/ Konsep Usaha


Ide usaha yang dimiliki perlu di perhitungkan atau dianalisa melalui suatu
kegiatan Studi Kelayakan Usaha (SKU). SKU akan memperhitungkan/ menganalisa
usaha yang akan dipilih dari berbagai aspek yang antara lain:
a. Aspek pasar dan pemasaran
b. Aspek teknik/produksi
c. Aspek keuangan
d. Aspek manajemen
e. Aspek hukum dll.

3. Pengembangan Rencana Usaha (Business Plan)


Wirausaha adalah orang yang menggunakan sumber daya ekonomi/faktor-
faktor produksi (land, labour, capital) untuk memperoleh keuntungan.
Wirausahawan harus dapat menyusun perencanaan usaha dengan baik. Perencanaan
usaha yang disusun meliputi:

a. Perencanaan produk dan produksi


Dalam perencanaan ini ditentukan apa produk yang akan dihasilkan, berapa
jumlah produk yang akan dihasilkan, dari mana bahan baku akan diperoleh siapa
dan berapa jumlah tenaga kerja yang akan digunakan untuk memproduksi dan
sebagainya.

b. Perancanaan Pemasaran (Marketing Plan)


Dalam perencanaan di bidang pemasaran perlu di perhitungkan hal-hal
sebagai berikut:
 Produk apa yang akan dipasarkan/dijual
 Media apa yang akan digunakan untuk memperkenalkan (promosi)/
produk perusahaan.
 Berapa besarnya biaya promosi

25
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

 Berapa jumlah produk yang diperkirakan akan terjual pada periode yang
akan datang dan sebagainya.

c. Perencanaan Keuangan (Financial Plan)


Dalam perencanaan di bidang keuangan perlu ditentukan hal-hal sebagai
berikut:
 Darimana dana yang diperoleh untuk usaha
 Berapa jumlah dana yang diperlukan untuk usaha
 Apakah diperlukan dana dari pihak luar (asing)
 Bagaimana mengalokasikan dana untuk usaha.
Selanjutnya dalam menyusun rencana usaha harus dibuat estimasi laba-rugi melalui
penyusunan Proforma Income Statement dan Proforma Balance Sheet.

d. Perencanaan dibidang Sumber Daya Manusia (SDM)


Dalam perencanaan dibidang SDM, perlu di tentukan jumlah Tenaga kerja
dan kualifikasinya.

4. Implementasi Usaha
Rencana usaha yang telah disusun sesuai dengan perhitungan yang cukup baik,
selanjutnya akan di implementasikan dalam pelaksanaan usaha. Dalam
mengimplementasi kegiatan usaha, wirausahawan harus membudayakan seefisien dan
seefektif mungkin sumber daya yang dimiliki yang meliputi modal usha, material
yang diperlukan, Sumber Daya Manusia (tenaga kerja) yang akan digunakan dan
sebagainya.
Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha akan memperoleh umpan
balik apakah pelaksanaan kegiatan usaha telah mencapai target sebagaimana
diharapkan atau telah sesuai dengan rencana usaha.

C.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penumbuhan Unit Usaha Baru di


Indonesia
1. Kesempatan Usaha Dan Kebijakan Pemerintah
Kesempatan berwirausaha sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, kejelian
masyarakat melihat peluang usaha dan iklim usahayang kondusif. Pemerintah perlu
menciptakan iklim berwirausaha yangkondusif, dalam arti adanya mekanisme pasar

26
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

yang efisien, informasiusaha yang memadai dan meningkatkan kemampuan


masyarakat untukmelihat peluang-peluang usaha yang menguntungkan. Secara
umumkesempatan usaha di Indonesia terbuka sangat luas, mengingat:
a. Pulihnya perekonomian Indonesia dari krisis ekonomi,
b. Masyarakat telah mampu menyesuaikan diri dengan berbagai bencana/ kejadian
luar biasa,
c. Jumlah penduduk yang sangat besar merupakan potensi pasar yang sangat luas bagi
wirausaha Indonesia,
d. Perubahan budayamasyarakat yang menginginkan hidup yang lebih mudah, dan
Rentang segmentasi sosial ekonomi masyarakat Indonesia yang sangat besar.
Pemerintah berperan besar dalam meningkatkan kesempatan usaha bagi masyarakat.
Upaya pemerintah tersebut dapat berwujud:
1) Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan tingkat pemahaman masyarakat,
2) Memudahkan prosedur perijinan dan meneruskan kebijakan pemberdayaan
masyarakat serta keberpihakan pada usaha mikro dan kecil,
3) Penyederhanaan prosedur pinjaman usaha dan meningkatkan akses modal,
4) Sosialisasi, pendampingan, mentoring, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan,
serta usaha meningkatkan citra sosial dari para wirausaha,
5) Memberikan informasi dan akses pasar untuk menciptakan peluang usaha, dan
6) Menstimulan dan mengembangkan sistem insentif untuk mendorong terjadinya
kemitraan usaha menengahdan besar (termasuk BUMN) dengan usaha mikro dan
kecil, melaluikebijakan fiskal dan perdagangan yang pro UMKM.

2. Kemauan Berwirausaha Masyarakat


Hasil kajian mengindikasikan sebagian besar responden obyek penumbuhan wirausaha
ingin menjadi wirausaha, namun adanya pemahaman yang kurang 'pas' terhadap
kewirausahaan menghambatmereka untuk mewujudkannya. Faktor penyebab ketidak
inginan masyarakat menjadi wirausaha adalah merasa tidak mempunyai modal,
merasa tidak berbakat, dan risiko bisnis terlalu besar. Upayamenyadarkan masyarakat
(khususnya kelompok sasaran potensial, seperti: mahasiswa, generasi muda) perlu
terus dilakukan, terutamamengenai: (1) modal bukan satu-satunya kunci sukses
wirausaha, (2)kesuksesan wirausaha lebih ditentukan oleh kejelian dan keuletan
wirausaha daripada bakatnya, dan (3) risiko usaha dapat diminimalisasi dengan cara
membuat perencanaan bisnis yang baik.

27
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

3. Kemampuan Berwirausaha Masyarakat


Kemampuan teknik dan kemampuan bisnis yang dimiliki masyarakat akan mampu
mengubah peluang usaha menjadi usaha baru yang menguntungkan. Menurut persepsi
responden, faktor yang harusdimiliki untuk menjadi wirausaha adalah pengalaman
dibidangnya, modal yang kuat dan bakat bawaan. Sebagian besar responden
telahmemiliki persepsi yang benar, bahwa pengalaman (teknis dan bisnis)merupakan
faktor utama untuk menjadi wirausaha. Penguasaan kemampuan teknik akan
mendorong wirausaha untuk melakukan inovasi dan bekerja secara efisien. Pemberian
informasi mengenai arah perkembangan produk, perkembangan teknologi produksidan
proses adopsi teknologi akan membantu meningkatkan kemampuan teknik dari
wirausaha Indonesia. Peningkatan kemampuan bisnis wirausaha Indonesia harus terus
ditingkatkan, terutama untuk bidang perencanaan bisnis, pengembangan produk,
pemasaran, manajerial, keuangan dan akuntansi.

4. Dukungan Perkuatan dan Kemungkinan Masyarakat Berwirausaha


Kemungkinan berusaha dipengaruhi oleh kesempatan usaha yang ada, kemauan dan
kemampuan berwirausaha. Adanya kemungkinan berusaha dan faktor pendorong berupa
dukungan keuangan dan nonkeuangan akan mendorong lahirnya usaha baru. Hasil studi
mengindikasikan kemungkinan berusaha di Indonesia menurut persepsi responden sangat
besar, karena: (1) kesempatan usaha sangat terbuka, (2) keinginan menjadi wirausaha
relatif besar, dan (3) kemampuan berwirausaha cukup memadai. Dengan demikian, faktor
penentu kemungkinan masyarakat menjadi wirausaha adalah dukungan keuangan dan
dukungan non-keuangan, berupa: akses pasar, informasi bisnis, akses teknologi dan
ketrampilan, serta jaringan distribusi untuk bahan baku dan produk yang dihasilkan.

D. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha


Menurut Steinhoff dan John F. Burgess dalam Suryana (2003:43) untuk menjadi
wirausaha yang sukses diperlukan beberapa karakteristik, yaitu:
1. Take responsibility for success or failure.
2. Develop relationship with customers, employees, suppliers and others.
3. Work hard with a sense of urgency.
4. Plan, organize, follow through.
5. Be willing to risk time and money.
6. Have a business goal or vision.

28
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Menurut Zimmerer dalam Suryana (2003:44) ada beberapa faktor penyebab


wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola
usaha.
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan mengelola
SDM, kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat menyusun perencanaan usaha.
4. Lokasi usaha kurang memadai (tidak strategis).
5. Kurangnya pengawasan.
6. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berwirausaha.
7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Faktor-faktor kegagalan wirausaha dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
1. Sebelum memiliki usaha
a. Memulai usaha tanpa penelitian dan perencanaan.
b. Kesalahan memilih lokasi usaha.
c. Tidak cukup modal dan alokasi yang tidak tepat.
d. Kesalahan menilai dan mengambil alih perusahaan.
2. Kesalahan sewaktu menjalankan perusahaan
a. Manajemen uang tunai yang tidak efisien.
b. Manajemen kredit yang lemah.
c. Kesalahan meminjam tanpa pertimbangan.
d. Kesalahan perputaran stock.
e. Kesalahan menggunakan ruang dagang.
f. Terlampau banyak membeli untuk memperbaiki tujuan.
g. Pemborosan dalam hiasan dan belanja memperbaiki toko.
h. Kegagalan menyimpan catatan perusahaan.
i. Perkembangan perusahaan yang melebihi kemampuannya.
j. Mutu jasa semakin menurun.

E. Motivasi Berwirausaha
Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu yaitu motif
berprestasi (achievement motive)
Menurut Dan Steinhoff dan John Burgess dalam Suryana (2003:35) ada tujuh motif
mengapa orang menjadi wirausaha:

29
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

1. The desire for higher income.


2. The desire for a more satisfying carrier.
3. The desire to be self-directed.
4. The desire for the prestige that comes to being a business owners.
5. The desire to run with a new idea or concept.
6. The desire to build long term wealth.
7. The desire to make a contribution to humanity or to a specific cause
Menurut Yustin G.Longenecker (2001:7), tiap orang tertarik pada kewirausahaan
karena adanya berbagai imbalan yang kuat yang dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga
kategori) berikut:
1. Imbalan berupa laba.
2. Bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi organisasi.
3. Bebas dari rutinitas, kebosanan dan pekerjaan yang tidak menantang.
Dalam “Entrepreneurs Handbook”, yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita
(1994:8) dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yakni:
1. Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk
mencari pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan.
2. Alasan sosial,yaitu untuk memperoleh gengsi/status, untuk dapat di kenal dan
dihormati, untuk menjadi contoh bagi orang tua di desa, agar dapat berteman
dengan orang banyak.
3. Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat,untuk
menatar masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat demi masa depan
anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami/istri, untuk
membahagiakan ayah dan ibu.
4. Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain,
untuk menjadi lebih produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.
Metode Pembelajaran: Ceramah, Tanya Jawab dan Latihan

 Metode Latihan (Class Work)


1. Tuliskan dan jelaskan tahap-tahap pertumbuhan kewirausahaan.
2. Tuliskan dan jelaskan beberapa faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan
wirausaha.
3. Jelaskan sekurang-kurangnya 5 motif mengapa orang ingin berwirausaha.

30
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

 Kriteria Penilaian
8. Skala Penilaian 10 — 100
9. Bobot soal 1 = 30%, soal 2 = 35%, soal 3 = 30%
 Pedoman Bukti = Kertas Jawaban

BAB IV

CARA MEMULAI SUATU USAHA (BISNIS)

Dalam memulai suatu bisnis (usaha) ada 3 cara yang dapat dilakukan:
A. Merintis usaha baru (starting)

31
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

B. Membeli perusahaan orang lain (buying)


C. Kerjasama Manajemen (Franchising), (Suryana, 2003:69)

A. Merintis Usaha Baru


Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus di perhatikan:
1. Bidang dan jenis usaha yang akan dimasuki.
2. Bentuk Badan Usaha yang akan dipilih.
3. Tempat usaha yang akan dipilih.
4. Organisasi Usaha yang akan digunakan.
5. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.

Ad.1. Bidang dan Jenis Usaha yang akan dimasuki


Berbagai bidang usaha yang dapat dipilih yakni:
a. Bidang usaha Pertanian (Agriculture), meliputi usaha pertanian, kehutanan,
Perikanan dan Perkebunan.
b. Bidang usaha Pertambangan (Minning) meliputi usaha galian pasir, galian tanah,
batu dan bata.
c. Bidang usaha Pabrikasi (Manufacturing) meliputi usaha Industri, perakitan dan
sintesis.
d. Bidang usaha Konstruksi (Construction) meliputi usaha konstruksi bangunan,
jembatan, pengairan dan jalan raya.
e. Bidang usaha perdagangan (Trade) meliputi usaha perdagangan kecil (retailer),
grosir, Agen dan ekspor-impor.
f. Bidang usaha jasa keuangan (financial service) meliputi usha perbankan,
Asuransi dan Koperasi.
g. Bidang usaha jasa perorangan (personal Service), meliputu usaha potong
rambut, salon, loundry, catering.
h. Bidang jasa-jasa umum (public service) meliputi usaha pengangkutan,
penggudangan, wartel dan distribusi.
i. Bidang jasa wisata (Tourism) meliputi berbagai kelompok yaitu:
1) Kelompok Usaha Jasa Pariwisata meliputi:
 Jasa biro perjalanan wisata
 Jasa Agen perjalanan wisata
 Jasa pramuwisata

32
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

 Jasa konvensi perjalanan intensif dan pameran


 Jasa konsultan pariwisata
 Jasa informasi pariwisata

Ad. 2. Bentuk Badan Usaha yang akan dipilih


Bentuk perusahaan di Indonesia, apabila dilihat dari bentuk hokum perusahaannya
dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. Perusahaan perseorangan
b. Perusahaan Berbadan Usaha Tidak Berbadan Hukum
c. Perusahaan Berbadan Hukum (Solihin, 2006:30)
Perusahaan perseorangan (Single Proprietorship) dapat dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu:
1) Usaha Perseorangan berizin
2) Usaha Perseorangan tidak berizin
Perusahaan Berbadan Usaha Tidak Berbadan Hukum terdiri dari:
1) Firma (Partnership)
2) CV (Commanditaire Vennootschap)
Perusahaan Berbadan Hukum terdiri dari:
1) PT (Perseroan Terbatas)
2) Perjan (Perusahaan Jawatan)
3) Perum (Perusahaan Umum)
4) Koperasi
5) PD (Perusahaan Daerah)
6) Yayasan

Ad. 3. Tempat Usaha yang akan di Pilih


Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan tempat usaha
yaitu:
 Apakah tempat usaha yang akan dipilih dekat dengan pasar?
 Apakah tempat usaha dekat dengan sumber bahan baku dan penolong?
 Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja (mudah
memperoleh tenaga kerja)
 Apakah tempat usaha terdapat fasilitas-fasilitas seperti listrik, air,

33
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

telepon, pengangkutan dan lain-lain.

Ad. 4. Organisasi Usaha yang akan di Gunakan


Kegiatan usaha yang baru dimulai, ruang lingkup atau cakupan usahanya belum
begitu kompleks (masih sederhana), dan biasanya bagian-bagian yang ada dalam
organisasi terdiri dari bagian pembelian, bagian penjualan, bagian administrasi dan
bagian keuangan. Namun apabila kegiatan usaha sudah sangat kompleks maka
akan bertambah jumlah bagian-bagian yang ada dalam organisasi tersebut. Berikut
ini contoh struktur organisasi pada perusahaan yang berbentuk PT

Gambar Struktur Organisasi PT


DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR


PRODUKSI KEUANGAN PEMASARAN SDM

34
MANAJER
Politeknik Negeri Medan MANAJER MANAJER MANAJER

DIVISI DIVISI KARYAWAN


DIVISI DIVISI
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Ad. 5. Lingkungan Usaha yang akan Berpengaruh


Yang dimaksud dengan lingkungan usaha adalah faktor-faktor, kekuatan-kekuatan,
pelaku-palaku baik yang berada didalam perusahaan maupun yang berada diluar
perusahaan yang mana dapat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu usaha yang
akan dijalankan.
Lingkungan usaha dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
a. Lingkungan mikro seperti pemasok, konsumen, karyawan, dan distributor.
b. Lingkungan makro seperti factor ekonomi, teknologi, social politik,
demografi dan gaya hidup.
Baik lingkungan mikro maupun lingkungan makro dapat menciptakan peluang bagi
wirausaha, tetapi juga dapat menciptakan permasalahan jika wirausaha tidak dapat
mengamati, mengevaluasi dan menyesuaikan dengan kondisi-kondisi tertentu.

B. Membeli Perusahaan Orang Lain


Alternative kedua dalam memulai suatu usaha adalah dengan membeli perusahaan
yang sudah didirikan orang lain.
Ada beberapa alasan untuk membeli perusahaan yang sudah ada yaitu:
1. Untuk mengurangi bebarapa ketidaktentuan dan ketidaktahuan yang harus dihadapi
dalam memulai sebuah bisnis.
2. Wirausaha dapat mengambil keuntungan dari operasional yang sedang berjalan dan
hubungan yang telah ada sebelumnya.
3. Untuk mendapatkan bisnis yang telah dikembangkan dengan harga dibawah biaya
untuk memiliki sebuah bisnis baru.

35
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam membeli perusahaan yaitu:
1. Alasan pemilik menjual perusahaan
2. Potensi produk dan jasa yang dihasilkan
3. Aspek legal yang dimiliki perusahaan
4. Kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual
Beberapa alasan mengapa seseorang menjual bisnis (perusahaannya)
a. Usia lanjut atau sakit
b. Keinginan untuk merelokasi ulang di bagian lain
c. Keputusan untuk menerima sebuah posisi dalam perusahaan lain
d. Bisnis yang dijalankan tidak menguntungkan
C. Franchising
Franchising adalah suatu system pemasaran yang berkisar pada perjanjian sah antara
dua pihak yang salah satunya (Franchisee) diberi hak istimewa untuk menjalankan
bisnis sebagai pemilik pribadi, tetapi dengan syarat perusahaan dijalankan menurut
metode dan terminologi yang dispesifikasikan oleh pihak lain (Franchisor) (Justin G.
Longenecker, Moore, Petty; 2001:60)
Menurut Suryana (2003: 69) yang dimaksud dengan kerja sama manajemen
(Franchising) yaitu suatu kerja sama antara entrepreneur (Franchisee) dengan
perusahaan besar (Farnchisor) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli
untuk menyelengggarakan usaha (waralaba), kerja sama ini biasanya dengan dukungan
awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja,
pemilihan karyawan, pembukuan/pencatatan dan akuntansi, konsultasi/penetapan
standar, promosi, penyediaan kualitas, riset, nasihat hokum dan sumber-sember
permodalan.

Kelebihan dan kekurangan Franchising (Longerecker, Moore, William Petty;


2001;61)
Ada beberapa kelebihan (kebaikan) memulai bisnis Franchising yaitu:
1. Pelatihan formal
2. Bantuan keuangan
3. Metode pemasaran yang telah terbukti
4. Bantuan manajemen
5. Jangka waktu permulaan bisnis yang lebih cepat
6. Tingkat kegagalan keseluruhan lebih rendah

36
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Sedangkan kekurangan (kelemahan) nya adalah:


1. Pajak Franchising
2. Royalti
3. Batas pertumbuhan
4. Kurangnya kebebasan dalam operasi
5. Franchisor mungkin penyalur tunggal dari beberapa perlengkapan

Menurut Peggy Lambing dalam Suryana (2003;85) keuntungan Franchising al:


1. Bantuan awal yang memberi kemudahan, yaitu berupa jasa nasihat pemilihan lokasi,
analisa fasilitas layout, bantuan keuangan, pelatihan manajemen dan seleksi
karyawan.
2. Penyajian prediksi dan pengujian tentang kemungkinan untuk menghasilkan
keuntungan .
3. Mendapat pengakuan yang segera karena perusahaan induk telah memiliki reputasi
dan berpengalaman.
4. Memungkinkan memperoleh kemudahan dalam hal pengadaan bahan baku,
peralatan, jasa asuransi dan lain-lain dan dengan harga yang relative lebih murah.
5. Biaya periklanan relative lebih murah karena cakupan kegiatan periklanan yang
bersifat nasional dan lebih efektif.
6. Memiliki metode yang lebih efisien dalam perbaikan proses produksi.

Kerugian yang mungkin terjadi menurut Zimmer:


1. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
2. Pembatasan kreatifitas penyelenggaraan usaha Franchising.
3. Franchisee jarang memiliki hak menjualperusahaannya kepada pihak lain tanpa
memasarkan terlebih dahulu kepada pihak Franchisor dengan harga yang sama.

Metode Pembelajaran: Ceramah, Tanya Jawab dan Latihan


 Metode Latihan (Class Work)
1. Tuliskan dan jelaskan tahap-tahap pertumbuhan kewirausahaan.
2. Tuliskan dan jelaskan beberapa faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan
wirausaha.
3. Jelaskan sekurang-kurangnya 5 motif mengapa orang ingin berwirausaha.
 Kriteria Penilaian

37
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

10. Skala Penilaian 10 — 100


11. Bobot soal 1 = 30%, soal 2 = 35%, soal 3 = 30%
 Pedoman Bukti = Kertas Jawaban

BAB V
PEMASARAN KEGIATAN DASAR WIRAUSAHA

A. Pengantar
Pemasaran merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Pada saat anda mulai mengenal dunia bisnis anda selalu berhubungan
dengan rekan bisnis, pelanggan, tamu dan lain-lain dan berusaha meyakinkannya berarti
anda sudah memasarkan sesuatu. Setiap usaha tidak terlepas denagn kegiatan pemasaran,
sejak dahulu manusia melakukan hubungan dengan para rekan bsnisnya ke konsumen
menyampaikan produk hasil bumi hal tersebut merupakan kegiatan pemasaran.
Memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan,
menyampikan produk dari konsumen adalah salah satu contoh aktivitas pemasaran yang
dilakukan orang.

38
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

1. Pengertian dan Tujuan Pemasaran


Menurut Philip Kotler (1997) pemasaran dapat didefinisikan sebagai proses social
dan manejerial yang di lakukan seseorang atau kelompok untuk memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-
produk yang bernilai dengan yang lainnya. Berdasarkan definisi di atas tujuan system
pemasaran yang sebenarnya adalah sebagai berikut:
a. Memaksimalkan konsumsi
b. Memaksimalkan kepuasan konsumen
c. Memaksimalkan pilihan
d. Memaksimalkan kualitas hidup

2. Proses Pemasaran
Secara umum ada 4 tahap proses pemasran menurut Philip Kotler.

3. Menganalisis kesempatan pasar:


a. Riset pemasaran dan system informasi,
b. Lingkungan pemasaran,
c. Pasar-pasar konsumen,
d. Pasar-pasar organisasi.
4. Memilih pasar sasaran:
a. Mengukur permintaan,
b. Segmentasi,pentargetan,dan penempatan pasar,
c. Mengembangkan bauran pemasaran,
d. Perencanaan produk,
e. Penetapan harga, dan f.promosi produk

5. Mengelola Usaha pemasaran

a. Perilaku Pembeli

Mempelajari dan memahami perilaku pembeli adalah merupakan dasar dari manajer
pemasaran, pada awalnya pemasar dapat memahami konsumen melalui pengalaman menjual
produk ke konsumen setiap hari. Seiring denagn pertumbuhan perusahaan dan pasar, banyak
pembuat keputusan pemasaran kehilangan hubungan dengan pelanggan, oleh karenanya
diperlukan biaya untuk mengetahui bagaimana perilaku pembeli. Banyak perusahaan

39
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

mengeluarkan biaya riset untuk mengetahui selera, perilaku pembeli, siapa yang membeli,
bagaimana mereka membeli, di mana mereka membeli, dan mengapa mereka membeli.

Ad. a. Pengertian Perilaku Pembeli

Perilaku pembeli adalah perilaku pembeli yang ditujukan melalui pencarian,


pembelian, penggunaan, pengevaluasian dan pemantauan produk atau jasa yang mereka
harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman & Kanuk, 1991). Dapat
disebutkan tindakan individu untuk mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa
termasuk proses pengambilan keputusannya. Dari definisi di atas dapat diketahui ada dua
kunci yang harus dikuasai pemasar. Pertama, pemasar berusaha untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Kedua, pemasar mempelajari proses pertukaran, yaitu
dua pihak saling mentransfer sesuatu yang bernilai bagi yang lain. Hal ini berarti bahwa titik
pusat kegiatan pemasaran didasarkan pada suatu aplikasi disiplin keunggulan konsumen,
oleh karenanya konsumen merupakan titik pusat usaha pemasaran.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembeli


Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembeli antara lain sebagai
berikut:
1. Kebudayaan, symbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan oleh manusia,
diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya sebagai penentu dan pengatur tingkah
laku manusia dalam masyarakat (William J. Stanton)

2. Kelas social, pada umumnya suatu masyarakat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok:


a. Kelas atas (pengusaha besar)
b. Kelas menengah (pejabat menengah)
c. Kelas bawah (buruh, petani)
3. Kelompok referensi kecil, yaitu suatu kelompok yang lebih khusus seperti kelompok
keagamaan, olahraga,rukun tetangga (RT), dan sebagainya.

4. Keluarga, dalam suatu keluarga kadang-kadang mempunyai selera, kebutuhan, dan


prilaku pmbeli yang berbeda.

5. Peran dan status, kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dirumuskan
sehubungan dengan peran dan status.

40
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

6. Pekerjaan, pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi perilakunya terhadap pembelian


barang dan jasa

7. Keadaan ekonomi, keadaan ekonomi seseorang akan sangat mempengaruhi pilihan


atas produk.

8. Gaya hidup, gaya hidup seseorang menunjukkan pola hidup seseorang seperti yang
diperlihatkannya dalam kegiatan,minat,dan pendapatannya.

9. Motivasi, motivasi adalah keinginan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang


mencari kepuasan kebutuhan itu.

b. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Pembelian Barang

Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan pembelian barang adalah:

1. Pengenalan kebutuhan yang belum terpuaskan. Kebutuhan dapat timbul dari dalam diri
kita sendiri maupun dari luar. Kebutuhan dari dalam diri sendiri seperti orang yang
terangsang kebutuhan biogenetiknya akan merasa lapar, haus dan lainnya. Kebutuhan
dari luar seperti iklan TV yang menayangkan promosi suatu produk atau denagn
melihat di brosur.

2. Pencarian informasi dapat dilakukan melalui beberapa sumber, antara lain:


a. Sumber pribadi (keluarga, kawan)
b. Sumber komersial (iklan, wiraniaga)
c. Sumber public (masmedia, lembaga konsumen)
d. Sumber pengalaman (penanganan, pengamatan)
3. Evaluasi alternative, jika semua informasi yang diperlukan terkumpul langkah
selanjutnya konsumen harus mengevaluasinya satu persatu sebagai persiapan untuk
mengadakan pembelian.
4. Keputusan pembelian, pada tahap ini konsumen akan memutuskan antara membeli atau
tidak. Jika membeli umumnya konsumen akan membeli barang yang paling disukai
baik menyangkut merek, harga, toko, warna, dan lainnya.
5. Tingkah laku pembeli setelah pembelian, konsumen juga akan menentukan tingkah laku
yang menarik bagi pemasar. Hal yang menentukan hingga pembeli merasa puas, cukup
puas, atau tidak puas akan tergantung pada hubungan antara harapan konsumen dengan
produk yang dirasakannya.

41
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

c. Strategi Pemasaran
Dalam persaingan perusahaan selalu menempatkan diri apakah sebagai pemimpin,
penantang, dan sebagai pengikut. Strategi pemasaran merupakn wujud rencana yang terarah
di bidang pemasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Sebelum perusahaan
menjalankan operasinya tentu terlebih dahulu harus dipikirkan bagaimana strategi untuk
merebut pasar.

B. Pengertian Strategi Pemasaran


Menurut Philip kotler (1997) strategi pemasaran adalah logika pemasaran,
berdasrkan strategi tersebut, unit bisnis diharapkan dapat mencapai sasaran-sasaran
pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari : pengambilan keputusan tentang biaya
pemasaran dari perusahaan, target pasar, bauran pemasaran, dan lokasi pemasaran. Dalam
hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi lingkungan.

C. Perbedaan Strategi dengan Taktik


Perbedaan strategi dengan taktik adalah :
a. Strategi berasal dari bahasa yunani. Strategi adalah sebuah renana dasar yang luas
dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai tujuan.
b. Taktik adalah sarana operasional bagi pelaksanaan sebuah strategi. Dibandingkan
dengan strategi, taktik lebih spesifik dan lebih dinyatakan dalam tindakan. Taktik
juga mempunyai waktu lebih pendek. Berorientasi pada tujuan yang pendek.
Contoh :

Strategi Taktik
a. Arahkan promosi ke kaum pria a. Pasang iklan di media cetak
umur 25 — 40 tahun. b. Pasang iklan di media elektronika
b. Tingkatkan motivasi gugus c. Selenggarakan lebih banyak
wiraniaga kontes penjualan
d. Tingkatkan system insentif
penjualan
e. Gunakan lebih banyak penyediaan
perorangan tenaga penjualan.

42
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Behasil tidaknya suatu perusahaan dalam pemasaran terutama tergantung pada grand
strategy atau core strategy. Kalau strategi inti salah atau kurang efektif, maka pelaksanaan
tidak akan mencapai sempurna.

D. Teknik-Teknik Mengatasi Keberatan Pembeli


Menurut … teknik-teknik mengatasi keberatan :
1. Reverse it : membalikkan pernyataan-pernyataan konsumen. Misalnya, seorang sales
person menawarkan computer pada suatu projek, lalu mereka keberatan dengan alasan
computer malah membuat bingung dan perintah-perintahnya sulit dimengerti. Cara
membalikkannya adalah : “saya sependapat dengan bapak, bahwa perintah-perintah
yang ada dalam computer sulit dimengerti, tetapi apabila sekali dimengerti, maka akan
segalanya mudah dan dapat membawa perubahan yang sangat besar pada bapak,
efisiensi akan meningkat dengan cepat, dan juga unjuk kerja (performance) perusahaan
akan lebih baik”.
2. Explain it : apabila konsumen kurang mengerti tentang produk ditawarkan, misalnya
mereka meragukan manfaat produk, padahal justru di sanalah letak keunggulan produk
tersebut. Cara menjelaskannya adalah : sebelumnya saya mohon maaf, karena pada
pendahuluan tadi penjelasan saya tentang manfaat — manfaat produk ini tidak begitu
rinci, lalu jelaskanlah manfaat —manfaat produk dengan sejelas —jelasnya.
3. Admit it : mengakui dengan ikhlas apabila keberatannya itu benar, misalnya karena
harga tinggi. Kita dapat menyatakan “ apabila dibandingkan dengan produk lain
memang ini sedikit lebih mahal, tapi kalau dilihat manfaat yang diperoleh maka harga
kami sebenarnya lebih ekonomis dari yang lain.
4. Deny it : apabila keberatan tersebut tidak benar dan tidak rasional, maka sanggahlah
dengan bijaksana lalu kemukakan hal yang sebenarnya dan doronglah mereka untuk
membeli.
5. Ask why : bertanya secara hati-hati, mengapa mereka kberatan terhadap produk kita,
dari jawabannya kita akan mengetahui apa yang mereka butuhkan sebenarnya. Ini
sangat membantu dalam menangani keberatan-keberatan tersebut.

E. Kasus
Usaha kecil UD Damiri yang memproduksi kerupuk sudah beroperasi selama
sepuluh tahun, bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan kerupuk adalah kulit
kerbau diperoleh dari kulit rumah potong hewan di Mabar. Kulit kerbau tersebut dibeli

43
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

dengan harga Rp. 3000,- perlembar. Produksi lancar dan setiap hari kerupuk kerbau
tersebut dijual ke pasar oleh anak-anak. Pola pemasarannya dilakukan dengan cara
menjajakan barangnya keliling dari satu jalan ke jalan yang lain. Rata — rata setiap penjaja
menjual 80 — 100 bungkus perhari, namun kendala yang dihadapi oleh UD Damiri adalah
kurangnya modal dan tenaga pemasar yang belum terdidik, karena tenaga penjaja tersebut
adalah rata-rata adalah anak SD yang masih duduk di bangku sekolah. UD Damiri sangat
potensial karena masyarakat kota medan banyak yang mengkonsumsi kerupuk tersebut,
seperti acara makan di rumah, di restoran, dan di tempat-tempat hiburan lainnya. Bila anda
sebagai pengelola usaha UD Damiri tersebut strategi apa yang akan anda lakukan agar
usaha UD Damiri bias maju dan berkembang. Jelaskanlah pendapat anda ditinjau dari
aspek pemasaran dan bagaimana strategi yang tepat untuk menguasai pasar?

F. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditentukan bahwa pemasaran adalah sangat penting bagi
dunia usaha, melalui kegiatan tersebut maka dapat diharapkan penjualan barang dari
produsen ke konsumen bias lancar. Bagaimana seorang pengusaha yang mampu
memasarkan barang-barang yang dihasilkan tersebut agar sampai ke konsumen tentu perlu
suatu strategi yang tepat. Banyak pengusaha sebelum memulai usahanya terlebih dahulu
dipikirkan bagaimana cara agar bias memasuki pasar, agar barang-barang yang dihasilkan
tidak sia-sia. Pada kesempatan in perlu disadari adalh perilaku pembeli, karena dengan
mengetahui konsumen sebagai pemakai akhir maka dapat dilakukan cara yang tepat untuk
mempengaruhinya. Keterlibatan pembeli dalam menggunakan produk sangat berpengaruh
dari prilakunya. Seperti factor kebudayaan, social, pribadi, psikologis, sangat perlu
mendapat perhatian dari pengusaha.

G. Latihan
1. Menurut pendapat anda jelaskanlah apa yang dimaksud dengan pemasaran, beri
contohnya?
2. Konsumen klam kegiatan dianggap jauh lebih penting dalam kegiatan ekonomi bangsa
daripada pengguna industry, namun jumlah penjualan barang-barang industry melebihi
penjualan barang-barang konsumsi. Jelaskan bagaimana hal ini terjadi!
3. Mengapa perusahaan perlu mempertimbangkan perilaku pembeli dalam memasarkan
barang yang dihasilkan? Jelaskan pendapat anda!

44
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

4. Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian


barang? Bagaimana kalau anda dihadapkan dengan pembelian barang? Beri komentar
anda!
5. Coba anda jelaskan terjadinya proses pemasaran dan bauatlah satu contoh terhadap
barang yang dihasilkan oleh suatu perusahaan

BAB VI
AKUTANSI UNTUK USAHA KECIL

A. Pengantar
Sejarah dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, kelompok
pengusaha sangat membutuhkan laporan akutansi, terutama bagi manajer, pemilik kreditur,
pemimpin serikat pekerja, dan pemerintah. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bahwa
akutansi sangat perlu di pahami dalam proporsi yang memadai oleh setiap manajer
perusahaan.
Banyak para penulis memberikan defenisi akutansi menurut cara pandang masing-
masing. D. Hartanto dalam bukunya “Akutansi utuk Usaha” LPFE UI Jakarta (19;3)
menyatakan akutansi adalah suatu system informasi, berdasarkan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam perusahaan dalam mengambil keputusan. Hal ini dipandang dari segi
system informasi dan fungsinya sebagai alat pengambilan keputusan.
Sedang menurut Wahyudi Prakarsa “informasi dan manfaatnya” dalam majalah
akutansi no. 24 tahun V juli 1998 : 40 menyatakan, akutansi adalah sebagai ilmu yang
menyangkut perancangan manajemen dan evaluasi system-sistem informasi dalam
hubungannya dengan proses-proses pengambilan keputusan yang selaras dengan sasaran-
sasaran perusahaan dan kemasyarakatan. Cenderung pada pandangan seorang yang
menhendaki pada produk yang dihasilkan oleh proses akutansi tersebut harus mampu
membantu pelaksanaan proses manajemen yang ia lakukan.

45
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Dari uraian di atas terlihat bahwa dalam proses akutansi tersebut akan meliputi
beberapa tahap kegiatan yaitu :
1. Tahap pencatatan atas semua transaksi keuangan yang terjadi.
2. Tahap klasifikasi atas transaksi-transaksi yang terjadi dalam kelompok transaksi yang
sejenis (merangkum transaksi)
3. Tahapan penyusunanlaporan yang telah dicatat dan diklasifikasikan tersebut
(melaporkan)
4. Tahap penyusunan interpretasi terhadap apa-apa yang telah dilaporkan oleh proses
akutansi tersebut.
Kelompok yang membutuhkan laporan akutansi tersebut ingin memberikan
penilaian/informasi untuk dijadikan bahan pertimbangan atau salah satu pembuat keputusan
seperti berikut :
1. Untuk manajer, dijadikan sebagai alat ukur prestasi (performance) dan kemajuan yang
dicapai perusahaan.
2. Untuk investor, dijadikan sebagai alat untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan
atau mengetahui perjalanan keuangan perusahaan atau laba rugi dan biaya.
3. Untuk kreditor, laporan akutansi yang diaudit merupakan sumber informasi yang paling
dapat diandalkan mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan. Sebagai alat untuk
mendapatkan bantuan bank atau kredit bank, dapat mengukur kemampuan untuk
mengembalikan modal.
4. Untuk pemimpin serikat, sebagai informasi keuangan tentang pendapatan dan
penerimaan perusahaan, merupakan dasar tuntutan serikat pekerja selama perundingan
kolektif. Juga tuntutan kenaikan gaji dan tambahan tunjangan, karena ini berdasarkan
kepada laba dan rugi perusahaan.
5. Untuk pejabat pemerintah, dijadikan untuk kepentingan catatan keuangan suatu badan
usaha, dalam hal memberikan tanggung jawab pemungutan pajak.
6. Untuk akutansi sendiri, mengumpulkan dan menyusun data untuk laporan keuangan
perusahaan, sebagai informasi yang dikerjakan secara professional.

B. Dasar — Dasar Akutansi


Selain defenisi di atas, Winata, dkk (1992:7) menyatakan bahwa akuntansi adalah
suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas melaporkan dalam suatu metode tertentu
atas transaksi — transaksi yang bersifat keuangan dan selanjutnya menginterpretasikan dan
menganalisis data keuangan tersebut.

46
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Jadi kalau kita lihat urutannya adalah :


1. Mencatat, maksudnya adalah mencatat transaksi kedalam nota-nota/formulir, buku
pembantu, dan buku harian.
2. Klasifikasi, yang dimaksud dengan klasifikasi adalah menggolongkan transaksi tersebut
ke dalam perkiraan buku besar. Suatu perkiraan atau buku besar adalah merupakan
suatu tempat penampungan suatu perubahan suatu harta/uang. Misalnya transaksi yang
mengakibatkan perubahan uang tunai dibukukan pada rekening kas, karena rekening ini
akan menampung semua perubahan posisi kas.
3. Meringkas, yang dimaksud dengan meringkas adalah transaksi yang terjadi menjadi
neraca saldo dari setiap rekening buku besar dan selanjutnya menyusun ke dalam
bentuk suatu laporan keuangan/laba. Neraca adalah suatu laporan yang menunjukkan
posisi harta dan utang serta modal dalam suatu saat tertentu. Sedangkan rugi/laba adalah
laporan yangmenunjukkan biaya dan pendapatan dalam suatu periode tertentu.
4. Menginterpretasikan/menganalisis, yang dimaksud menganalisis adalah membuat
laporantersebut sehingga dapat diketahui apa yang terjadi di perusahaan yang
bersangkutan dan selanjutnya sebagai dasar pertimbangan untuk langkah yang akan
diambil.
Transaksi keuangan adalah semua transaksi atau kejadian yang mengakibatkan
berubahnya posisi keuangan, baik itu harta, utang dan modal. Jadi jadi mngenai keluar
masuknya pegawai bukanlah merupakan transaksi keuangan.
Yang termasuk transaksi kegiatan keuangan adalah :
1. Transaksi kegiatan dalam negri
2. Transaksi kegiatan kredit
3. Transaksi kegiatan jasa-jasa luar negri
4. Transaksi kegiatan ekspor
5. Transaksi kegiatan impor

C. Persamaan Akutansi
Sebagai mana ilmu — ilmu yang lain, akutansi selalu mengalami pekembangan
sesuai dengan perkebangan masyarakat dan perekonomiannya. Dengan semakin
kompleksnya bisnis maka akutansi telah berkembang dengan konsep dan teknik-teknik baru
untuk dapat menyajikan informasi-informasi keuangan yang diperlukan.
Namun demikian hamper seluruh kegiatan bisnis saat ini menganut system doble
entry dalam mencatat transaksi — transaksinya. Double Entry adalah suatu system yang

47
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

mencatat setiap transaksi kedalam semua aspek yang dipengaruhinya dengan suatu cara
sehingga dicapai suatu keseimbangan.
Contoh : seseorang memperoleh uang pinjaman dari Bank sebesar Rp. 1.000.000,-
sebagai akibat transaksi ini maka uang kas bertambah Rp. 1.000.000,- jadi
betambahnya uang tunai Rp. 1.000.000,- diimbangi dengan bertambahnya
utang sebesar Rp. 1.000.000,-
Secara garis besar system keseimbangan tersebut merupakan suatu persamaan
sebagai berikut :
Harta = Modal + Utang atau
Aktiva (Harta) = Pasiva (Modal Utama)
Aktiva — Utang = Modal

Aktiva/harta adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan baik berupa benda
maupun hak. Harta atau hak pemilikan terhadap harta tersebut berasal dari modal para
pemilik perusahaan dan pinjaman dari pihak lainnya/semua milik perusahaan yang
mempunyai nilai. Akibat dari perubahan harta, utang, dan modal terhadap keseimbangan
tersebut untuk lebih jelasnya digambarkan dengan contoh transaksi sebagai berikut :
Mr.Badu mendirikan usaha kecil dalam bidang perbengkelan dengan transaksi-transaksi
sebagai berikut :
1. Mr.Badu memasukkan uangnya sebesar Rp.18.000.000,-sebagai modal pertama
perbengkelannya yang didirikannya
2. Dibeli peralatan sebesar Rp. 12.500.000,- dan dibayar secara tunai
3. Untuk alat perlengkapan dibeli Rp. 850.000,- secara kredit
4. Dibayar utang sebesar Rp 400.000,-
5. Diterima secara tunai dari konsumen yang mereprasi kendaraan sebesar Rp. 3.900.000,-
6. Untuk pengeluaran :
a. Upah karyawan Rp 1.125.000,-
b. Peralatan yang dibeli Rp 100.000,-
c. Dan lain —lain Rp 75.000
Dari kasus diatas dapat disusun neraca keuangan sebagai berikut :

48
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Harta = Hutang + Modal


Kas +peralatan +perlengkapan = utang + modal
a. +18.000.000

b. — 12.500.000 + 12.500.000 - - 18.000.000


5.500.000 12.500.000 - - 18.000.000

— + 850.000 + 850.000 -
c. —
12.500.000 850.000 850.000 18.000.000
5.500.000
- - - 400.000 -
d. - 400.000
5.100.000 12.500.000 850.000 450.000 18.000.000

- - - -
e. +3.900.000 850.000 450.000 21.900.000
9.000.000 12.500.000

- - - 1.125.000
f. — 1.300.000 - - 100.000
- -

- - - 75.000
- 850.000 450.000 20.600.000
7.700.000 12.500.000

D. Sistem Pembukuan Perusahaan Kecil


System pembukuan perusahaan kecil dapat dibuat secara sederhana agar mudah
dipelajari oleh para pemula, sehingga mudah dibaca dan ditulis. Ada dua hal yang menjadi
perhatian :
1. Membuat daftar inventaris dan neraca. Dalam datar inventaris diterangkan keadaan,
harta, dan hutang, yang diukur dengan nilai rupiah. Dari daftar ini dapat dibuat neraca
yang menunjukkan keseimbangan antara aktiva (harta) dan pasiva (hutang + modal)
yang dapat dilihat pada table berikut ini :

49
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

CONTOH DAFTAR INVENTARIS DAN NERACA PER 1 JANUARI 2000

KETERANGAN JUMLAH
(SATUAN DALAM JUTA RUPIAH) (SATUAN DALAM JUTA
RUPIAH)
AKTIVA (HARTA)
Uang tunai Rp. 450
Uang BNI Rp. 1.765
Peralatan kantor :
- 20 buah meja tulis Rp 20
- 60 buah kursi Rp 45
- 10 buah mesin tik merk olivette Rp 85
- 1 buah brankas Rp 110
- 10 buah OHP Rp 5
- 10 buah alat hitung Rp 30 Rp. 325
BARANG DAGANGAN : Rp. 4.500
15 ton beras cianjur @ Rp 300 Rp. 375
1,5 ton kedelai @ Rp 250 Rp. 1.000
2 ton bawang putih @ Rp 500 Rp. 2.375
¼ ton cengkeh @ Rp 9.500
PIUTANG — PIUTANG Rp. 850
Charles di Belawan Rp. 350
Dorman di P. Siantar Rp. 900
Sumi di Medan Rp. 12.890

HUTANG — HUTANG Rp. 1.200


Dimas di Tebing tinggi Rp. 1.500
Irma di Binjai Rp. 2.250
Ahmad di Medan Rp. 4.950
Rp. 7..940
MODAL

2. Membuat buku harian. Seluruh kegiatan harian perusahaan yang mempengaruhi


kekayaan perusahaan seperti pembelian, penjualan, penerimaan, pembayaran, dan
sebagainya harus dicatat terus menerus secara kronologis setiap transaksi yang
dilakukan. Dalam buku harian ini ditulis tanggal kejadian, keterangan, dan jumlahnya
dicatat berdasarkan bukti-bukti, kuitansi, faktur, dan sebagainya.

CONTOH NERACA PER 1 JANUARI 2000 (JUTA RUPIAH)

AKTIVA PASIVA

50
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

No keterangan Jumlah No keterangan Jumlah

1 Kas 450 11 Hutang Dimas di Tebing 1.200


2 BNI 1.750 12 tinggi 1.500
3 Peralatan Kantor 325 13 Hutang Irma di Binjai 2.250
4 15 ton beras cianjur 4.500 14 Hutang Ahmad di Medan 7.940
5 1,5 ton kedelai 375 Modal
6 2 ton bawang putih 1.000
7 ¼ ton cengkeh 2.375
8 Piutang Budi di 850
9 Medan 350
10 Piutang Badu di 900
Binjai
Piutang Bidu di 12.890 12.890
Medan

Yang menjadi masalah selalu adalah kredit diperoleh justru pada saat sudah tidak
dibutuhkan lagi (sudah terlambat) dan jumlah yang diperoleh lebih kecil dari yang
dibutuhkan ; dasar pengawasan ; keuangan, prosedur pembukuan.
Yang dimaksud dengan prosedur pembukuan disini adalah tahap — tahap pencatatan
yang harus di lalui oleh suatu nota transaksi sehingga menjadi suatu laporan keuangan
(Neraca dan Laba Rugi) sebagai hasil akhir proses akutansi.
Dari hasil akhir ini maka dapat menjadi system pengawasan keuangan. Dalam hal ini
dapat kita bagi menjadi 2 bentuk :
1. Pengawas dalam arti sempit
2. Pengawas dalam arti luas yaitu sebagai pengendalian
Dalam arti sempit berupa :
a. Penjagaan ketelitian dan kebenaran data administrasi keuangan.
b. Pengawasan kecocokan antara angka — angka di dalam buku besar dengan perinciaN
operasional.
c. Penjagaan apakah semua bukti — bukti pembukuan telah sah
d. Penjagaan apakah semua bukti pembukuan telah didukung oleh dokumen-dokumen dan
perhitungan angk dengan benar, nomor rekening benar, tanggal cek benar dan
sebagainya yang berkaitan.
e. Menjaga terjadinya pembukuan yang merangkap.
f. Penjagaan apakah semua transaksi yang telah terjadi di bukukan pada saat itu juga.
g. Penjagaan semua saldo rekening telah menunjukkan adanya keseimbangan yang normal
(normal balance)
Dalam arti luas yaitu sebagai pengendalian terdiri dari :

51
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

a. Evaluasi posisi likuiditas bank


b. Evaluasi posisi profitabilitas bank
c. Analisis profit sensitivitas
d. Evaluasi posisi risiko usaha bank
e. Evaluasi efisiensi usaha bank
f. Evaluasi sumber-sumber dan penggunaan dana bank
g. Evaluasi prestasi suatu unit kerja, dan lain-lain
Jadi pengelolaan informasi akutansi perbankan yang baik akan mampu menyediakan
alat-alat pengawasan yang cukup memuaskan, baik dalam pengertian pengawasan yang
sempit, ataupun dalam pengertian yang luas untuk mendorong efisiensi usaha dan
mendorong pencapaian target usaha yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Jadi infomasi
akutansi mempunyai manfaat yang sangat luas dalam pengawasan kuantitatif dan kualitatif.
Adapun tahap-tahapannya bagi suatu bank yang masih bekerja secara manual adalah
sebagai berikut :
1. Nota yang berasal dari suatu transaksi di setiap bagian dicatat terlebih dahulu di bagian
yang bersangkutan pada buku pembantu yang sesuai dengan transaksi tersebut.
2. Setelah nota dicatat kedalam buku pembantu selanjutnya dibukukan kedalam buku
harian.
3. Pada akhir hari kerja setelah seluruh nota dibukukan kedalam buku harian maka jumlah
setiap lajurnya dicocokkan dengan buku pembantunya. Setelah cocok maka selanjutnya
buku harian atau tembusannya beserta nota-notanya ditruskan kebagian pembukuan.
4. Bagian pembukuan menereima buku harian beserta nota-notanya langsumg
mengadakan penelitian terhadap kebenaran pengisian buku harian dan kebenaran nota-
notanya.Pembentukan dalam buku harian dilakukan langsung oleh bagian pembukuan
dan bagian yang bersangkutan diberi tahu.
5. Bila menurut pemeriksaan ternyata pengisian kedalam buku harian telah benar maka
jumla-jumlah dalam kolom-kolom buku harian dibukukan kedalam daftar
rekapitulasi mutasi buku besar.
6. Langkah selanjutnya,dari daftar rekapitulasi buku besar yang sudah benar,bagian
pembukuan membukukan (memposting) jumlah-jumlah mutasi tersebut kedalam buku
besar.
7. Setiap hari saldo rekening-rekening buku besar dipindahkan kedalam daftar ini
merupakan neraca saldo harian.

52
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

8. Dari neraca saldo disusun neraca dan daftar rugi laba.Sedangkan dari buku pembantu
disusun lampiran neraca rugi/laba.
Buku Pembantu. Buku pembantu adalah buku atau kartu yang digunakan untuk
mencatat secara terperinci setiap transaksi sehingga dapat digunakan untuk;
a. Sebagai alat bagi para petugas operasional dalam melaksanakan tugasnya.
b. Sebagai bahan untuk penyusun laporan.
c. Sebagai bahan umtuk penyusun lampiran/perincian neraca.
d. Sebagai alat pengawasan.
Buku Harian. Buku harian adalah buku yang digunakan untuk mencatat seluruh
mutasi (satu transaksi mungkin mengakibatkan lebih dari dua mutasi) pada suatu hari
kerja.Buku harian ini akan berguna untuk:

1. Mengetahui jumlah mutasi yang seimbang dalam satu hari kerja.


2. Mengetahui jumlah mutasi po-pos (rekening) yang strategis misalnya: kas,giro,debutir
dan lain-lain.
Buku Besar. Buku besar adalah yang digunakan untuk mencatat/membukukan
jumlah-jumlah mutasi, sehingga akan diperoleh bagian pada setiap rekening buku besar.
Yang termasuk buku besar disini adalah susunan rekening buku besar neraca dan rekening
buku besar rugi laba ang digunakan untuk posting setiap mutasi.
Daftar bagian buku besar. Daftar bagian buku besar yang digunakan untuk
mencatat bagian-bagian buku besar.Dari daftar buku besar ini diperoleh:keseimbangan
jumlah bagian buku besar ( D = K ).Bagian setiap buku besar maupun bagian perkelompok
buku besar.Bahan untuk penyusun laporan setiap saat ( harian,mingguan,bulanan,dll).
Cara menyusun neraca dan rugi laba. Setiap kantor bank cabang dan kantor pusat
berkewajiban menyusun neraca dan rugi laba paling tidak sebulan sekali.Hal ini diperlukan
guna untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil kerja/operasi sampai saat laporan
tersebut.Bank yang pembukuannya diselenggarakan dengan valuta rupiah dan pelbagai
valuta asing (multi currency) maka setiap cabang bank tersebut diperlukan untuk menyusun
neraca dan rugi laba tersebut per tiap valuta dan selanjutnya akan digabung kantor
pusatnya.
E. Studi kasus
Badu, seorang pengusaha kerajinan rotan dikota Medan. Dia termasuk pengusaha
yang berhasil. Usahanya dimulai dari kecil,dia membuat sendiri produknya, sampai
sekarang sudah memiliki karyawan sebanak 500 orang. Produk yang dihasilkan: meja, kursi,
rak-rak, dan tempat-tempat hiasan dari rotan.Mmengingat bahwa produknya mempunyai

53
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

cirri tersendiri maka diminati oleh orang turis manca Negara, baik Amerika, Eropa, maupun
Negara Asia lainnya. Terbesar penjualan Badu adalah Jepang, mencapai 6 kontener setiap
minggu di ekspor dari pabriknya. Walaupun omsetnya ratusan juta per bulan, Badu tetap
mengelola perusahaannya seperti dahulu waktu masih kecil. Semuanya dikendalikan
sendiri,dipikirkan sendiri. Pembantu yang ada adalah orang-orang sekedar melaksanakan
tugas dari Badu. Tetapi perusahaan berjalan dengan baik, dia merasa semakin maju, ditinjau
dari semakin seringnya makin banyaknya pengiriman. Namun akhir-akhir ini Badu merasa
ada kekuatiran.
Perusahaanya dipercaya baik untuk menggunakan pinjaman, sebesar Rp.200.000,-
pinjaman ini atas kerja sama dengan orang Bank, yang mau mengamati dan memeriksa
aktivitas usaha Badu. Yang merisaukan adalah,berapa sebenarnya seluruh kekayaan
perusahaan dia tridak tau. Dia takut, harta perusahaan yang sebagian diperoleh dari
pinjaman justru merugikan. Badu ingin tahu, sebenarnya kekayaan perusahaan itu seberapa
besar, dan kalau untung, berapa besar keuntungannya. Apakah masih bias diperbesar lagi,
dan kalau bias bagai mana caranya.
Badu memang pengusaha tipe kecil,biarpun sekarang pengusaha tipe besar.Rupanya
dia sekarang sudah ingin mengetahui siapa dia sebenarnya,dan harus berbuat apa terhadap
perusahaanya.Badu perlu orang yang bias membantu membuat potret perusahaanya,karena
dia belum bisa membuat potret diri.

PENGGUNAAN DANA SUMBER DANA

Utang lancer Kas


Utang jangka panjang Piutang
Modal disetor Sediaan
Akumulasi laba Harta tunai
Harta lain-lain
Dari contoh di atas menunjukkan keseimbangan antara pengganan dana pada satu
sisi,dan dari mana dana diperoleh di sisi lain.Komposisi masing-masing unsure
mempengaruhi efektivitas operasional perusahaan.Yang penting adalah bagaimana
mendapatkan dana yang tepat dan menggunakannya dengan tepat pula.Sumber dana yang
meliputi jumlah biaya,dan waktu yang tepat,serta tepat cara mengembalikanya.

54
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

F.Kesimpulan
Menyusun laporan keuangan adalah sangat penting karena dengan pencatatan yang
baik setiap kegiatan yang baik dalam buku harian,bulanan,maupun tahunan serta laporan
laba rugi berdasasrkan metode yang baku,berarti evaluasi dan pengawasan dapat dilakukan
dengan mudah.Ddengan kata lain data-data tersebut dapat dengan mudah terlihat/dipahami
kebenarannya ataupun setiap transaksi dapat disusun dengan jeleas sesuai dengan
kebutuhan perusahaan yang mungkin pada suatu saat akan digunakan menjadi laporan
tahunan.Dengan laporan keuagan ini diharapkan maka perjalanan keuagan dapat terlihat
setiap saat.Bagian akunting darin suatu perusahaan menyediakan data tentang
keuangan,penjualan,operasi,dan laba rugi bagi pemilik dan menejer.
Orang-orang yang berkepentingan dengan laporan keuangan antara lain adalah
manajer,yang perlu mengukur kemajuanperusahaan dan rencana untuk masa
depan,investor,yang mencari perusahaan yang sedang berkembang,kreditur yang
sedangmencari debitur yang mampu membayar kembali pinjamannya.Serikat pekerja yang
ingin mengetahui kemampuan perusahaan meningkatkan gaji pekerja,pejabat pemerintah
untuk melakukan pemungutan pajak.

G. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan neraca dan apakah kegunaannya bagi suatu
perusahaan.
2. Jelaskan defenisi dari akuntansi menurut para ahli.
3. Jelaskan manfaat akuntansi bagi para pengusaha dan para pembeli modal.
4. Jelaskan dengan singkat cara untuk menggunakan laporan keuangan bisa dijadikan
sebagai alat pengawasan dan evaluasi dari perusahaan.
5. Bagaimana cara untuk membuat laporan dalam buku besar,buku harian,dan buku
pembantu.
6. Jelaskan orang-orang yang berkepentingan dalam laporan keuangan suatu perusahaan.
7. Coba Saudara susun neraca keuangan dari PT SS ini,bila data keuangan sebagai berikut:
Kas Rp 1.000
Piutang Rp 5.000
Persediaan Rp 7.000
Tanah Rp 10.000
Bangunan Rp 5.000
Mesin dan peralatan Rp 4.000

55
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Hutang dagang Rp 4.000


Hutang lain Rp 500
Pinjaman Bank Rp 10.000
Modal Rp 17.000
Coba saudara jelaskan dengan singkat arti neraca tersebut.

BAB VII

STUDI KELAYAKAN BISNIS/USAHA(SKU/SKB)

A. Pengertian dan Tujuan

Studi Kelayakan Bisnis (SKB) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
memdalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Kasuir, Jakfar;
2003;11).

56
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek.
Aspek-aspek yang dimulai dalam Studi Kelayakan Bisnis meliputi: aspek hukum, aspek
pasar dan pemasaran, aspek keuangan , aspek teknis/operasional, aspek manajemen,
aspek ekonomi dan sosial serta aspek dampak lingkungan.
Sekurangnya ada 4 (empat) tujuan Studi Kelayakan Bisnis (SKB)
1. Menghindari resiko kerugian
2. Memudahkan perencanaan
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
4. Memudahkan pengawasan

B. Lembaga-Lembaga yang Memerlukan SKB yaitu:


1. Pemilik usaha
2. Kreditor
3. Pemerintah
4. Msyarakat luas
5. Manajemen

C. Analisa Kelayakan Usaha


Untuk mengetahui layak tidaknya suatu usaha untuk dijalankan maka perlu dianalisa
berbagai aspek. Aspek-aspek yang perlu dianalisa antara lain terdiri dari:
1. Aspek pasar dan pemasaran
2. Aspek tenis produksi/operasi
3. Aspek keuangan
4. Aspek manajemen

Ad 1. Analisa Aspek Pasar dan Pemasaran


Dalam menganalisa aspek pasar dan pemasaran, perlu dikumpulkan data-data antara lain
sebagai berikut:
a. Jenis produk yang dibutuhkan oleh pasar (konsumen)
b. Wilayah pemasaran (misalnya kecamatan, kabupaten, propinsi, nasional)
c. Segmen pasar
d. Jumlah konsumen yang diperkirakan (estimasi)
e. Jumlah kebutuhan/permintaan produk
f. Jumlah kebutuhan perbulan/pertahun

57
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

g. Jumlah pesaing dan kapasitas produksinya


h. Rencana penjualan produk

Ad 2. Analisa Aspek Teknis Produksi/Operasi


Data-data yang perlu dikumpulkan untuk dianalisa antara lain adalah sebagai berikut:
a. Lokasi usaha
b. Jumlah produk yang dihasilkan
c. Mesin dan peralatan yang digunakan
d. Bahan baku dan bahan penolong
e. Tenaga kerja dan berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana
kualifikasinya
f. Bagaiman tata letak berbagai fasilitas operasi

Ad 3. Analisa Aspek Keuangan


Data yang perlu diperoleh antara lain adalah sebagai berikut:
a. Jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan, misalnya
besarnya dana untuk modal kerja, pembelian aktiva tetap dan lain-lain
b. Sumber dana untuk membiayai usaha. Apakah dana untuk membiayai usaha,
diperoleh dari modal sendiri atau modal sendiri dan pinjaman (modal asing)
c. Proyeksi neraca dan laporan rugi laba
d. Proyeksi aliran kas masuk dan aliran kas keluar

Ad 4. Analisa Aspek manajemen


a. Apa bentuk badan usaha yang akan dipilih
b. Bagaimana manajemen yang akan dibentuk
c. Bagaimana struktur organisasinya
d. Berapa jumlah karyawan secara keseluruhan dan per tiap bagian serta kualifikasinya.

D.Kunjungan Industri (Plant Visit)


Kunjungan Industri merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh
mahasiswa ke Industri-industri kecil dan mikro (UKM) untuk memperoleh
pengalaman langsung dari para Praktisi (pengelola Usaha) .

58
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Bidang usaha yang dikunjungi meliputi :


 Industri Tahu/tempe
 Industri roti/kueh
 Industri kripik singkong
 Industri Krupuk
 Industri Es Krim
 Industri Sepatu/tas kerja di Pusat Industri Kecil kota Medan (PIK)
 Tanaman hias dll.
Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah melakukan kunjungan adalah
sebagai berikut:
1. Dengan penghasilan yang diperoleh wirausaha diharapkan akan mendorong mahasiswa
untuk nerwirausaha.
2. Mahasiswa akan memperoleh pengalaman dari wirausaha bagaimana mengelola usaha
agar berhasil.
3. Mahasiswa akan memperoleh gambaran kendala-kendala apa yang sering dihadapi oleh
wirausaha dan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.
4. Mahasiswa akan memperoleh informasi tentang kegiatan produksi, pemasaran,
pengelolaan keuangan dari wirausaha, dan dapat menbandingkannya dengan teori yang
dipelajari.

59
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

E. Sistematika Laporan Studi Kelayakan Usaha

RINGKASAN USAHA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru
1.2 Nama dan Alamat Usaha
1.3 Bidang Usaha
1.4 Bentuk Baru Usaha

BAB 2 USAHA YANG DIUSULKAN


2.1 Usaha Yang Diusulkan

60
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

a. Sifat Investasi (baru/perluasan)


b. Jenis Produk (produk utama dan sampingan)
2.2 Aspek Teknis
a. Sifat Usaha
b. Jenis dan Jumlah Produksi
c. Lokasi
d. Bangunan
e. Mesin dan Peralatan
f. Lay out Proses
g. Proses Produksi
h. Kapasitas Produksi
i. Bahan Baku dan Bahan Penolong
j. Tenaga Kerja Batas minimal presentase ke-1

2.3 Aspek Pemasaran


a. Peluang Pasar
b. Daerah Pemasaran (Market Segmenting)
c. Pasar Sasaran (Market Targeting)
d. Volume dan Harga Penjualan
e. Struktur Pasar
f. Persaingan dan Strategi Bersaing
g. Pangsa Pasar
h. Gross Profit Margin
2.4 Aspek Manajemen
a. Kepemilikan
b. Struktur Organisasi dan uraian tugas msg2 organ..
c. Tim Manajemen
d. Tenaga Kerja/Karyawan batas minimal presentase ke-2
2.5 Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana
b. Sumber Dana
c. Prediksi Pendapatan
d. Prediksi Biaya
e. Prediksi Laba Rugi
f. Kriteria Investasi
BAB 4 KESIMPULAN
LAMPIRAN
CONTOH:
GARIS BESAR GAGASAN USAHA
”MEMBUKA KLINIK BERSALIN”

A. Landasan Gagasan Usaha


Tampaknya di kota-kota besar ibu-ibu RT yang mampu, lebih senang
melahirkan anak dengan menggunakan pertolongan seorang dokter ahli kandungan.
Rumah-rumah sakit baik milik pemerintah ataupun milik swasta, melakukan pengaturan
tempat melahirkan degan cara pesan tempat. Gejala ini menjunjukkan kurangnya ruang
yang tersedia untuk tempat melahirkan.

61
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Klinik Bersalin, adalah kombinasi antara usaha jasa kepada para ibu hamil
dengan usaha membantu mengisi kekurangan tempat melahirkan.
Sejumlah modal berupa uang tunai telah tersedia untuk usaha ini, dan siap ditanam jika
dalam perhitungan menyimpukan dapat dilaksanakan.
Izin untuk usaha itu terbuka dan kota X yang penduduknya sekitar 2 juta
jiwa diperkirakan merupakan tempat yang baik untuk usaha ini, karena: (1) mempunyai
rumah sakit umum yang cukup besar, (2) cuma ada sebuah saja klinik bersalin, (3)
tersedianya beberapa dokter ahlikandungan yang dapat diajak membantu usaha ini.

B. Membuka Usaha
Berdasarkan hal-hal di atas, akan dijajaki usaha membuka sebuah klinik
bersalin. Untuk merealisasi maksud tersebut, dievaluasi segi-segi Pasar, Teknis,
Yuridis, Management dan Finansiil dari gagasan usaha ini.

EVALUASI PASAR
KEBUTUHAN
Para ibu yang digolongkan masih produktif adalah yang berusia antara 20-40 tahun.
Dengan anggapan bahwa: (1) usia perkawinan rata-rata adalah 20-30 tahun, (2) usia yang
baik untuk melahirkan adalah 20-30 tahun, (3) adanya kampanye keluarga berencana yang
menganjurkan para orang tua untuk membatasi jumlah anaknya, maka usia antara 20-30
tahun diambil sebagai patokan untuk jumlah kebutuhan tempat melahirkan.
Untuk menaksir jumlah kebutuhan tempat untuk melahirkan, perlu diketahui data
penduduk wanita yang berusia 20-30 tahun di kota X.
Sepanjang tahun jumlah wanita di kota X yang membutuhkan tempat melahirkan
adalah 84.000 jiwa, karena yang masuk ke dalam usia 25-29 tahun dianggap sama dengan
yang ke luar dari selang usia tersebut setaip tahunnya.
Jika dianggap bahwa yang akan mampu melahirkan di klinik, hanya 5%dari 84.000
jiwa, maka jumlah yang mampu adalah: 5% x 84.000 jiwa = 4.200 jiwa.

KEBUTUHAN YANG AKAN DIPENUHI


Dalam kota X yang berpenduduk 2 juta jiwa, diperkirakan ada 4200 jiwa wanita
yang mampu melahirkan dengan biaya yang relatif tinggi. Klinik bersalin kita akan
memenuhi 20% saja dari seluruh peluang yang ada; sisanya disediakan untuk klinik bersalin

62
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

yang lain, baik satu yang sudah ada, maupun yang mungkin ada setelah ini. Jadi dalam
setahun akan dipenuhi 20% x 4200 jiwa = 840 jiwa. Dalam sebulan = 840 jiwa = 70.
12
Jika rata-rata para ibu dirawat selama 4 hari, maka dalam sehari-hari dapat
ditampung = 840 x 70 jiwa = 9,33. Dibulatkan 10 jiwa.
12
SAINGAN USAHA
Saingan usaha sudah ada satu, yaitu Klinik ”Amal”. Yang dapat digolongkan sebagai
saingan usaha adalah tempat bersalin rumah sakit umum untuk kelas I.
Usaha yang akan dijalankan ini mengambil bagian pasar 20% saja. Dengan nama
dokter ahli kandungan yang ikut dalam usaha ini, diperkirakan usaha mendapat dukungan
yang cukup, sebab baik dokter A maupun dokter B, keduanya merupakan dokter yang
terkenal di kota X ini.

SASARAN & SELERA


Sasaran adala keluarga yang mampu membayar tarif yang relatif lebih tinggi
dibanding melahirkan di rumah sakit umum.
Guna memenuhi selera para ibu yang mampu, akan disediakan dua macam kamar,
yaitu:
1. Kamar Utama
Luas 15 M2, digunakan oleh seorang pasien. Fasilitas: AC 1.5 PK, Kamar Mandi dan
WC dalam kamar, TV 14”, Lemari Es, dan perabot pelengkap kamar.
2. Kamar Ekonomi
Luas 20 M2, digunakan oleh dua orang pasien. Fasilitas: AC 1.5 PK, Kamar Mandi dan
WC dalam kamar, TV 14”, Lemari Es, dan perabot pelengkap kamar.
Tarif kedua macam kamar tersebut dibuat berbeda dan besarnya akan ditetapkan
berdasarkan perhitungan.

EVALUASI TEKNIS
A. LOKASI USAHA
Lokasi akan dipilih di sekitar daerah tempat tinggal masyarakat umum.

B. LUAS RUANG DAN JENIS RUANG YANG DIPERLUKAN


1. Ruang kantor dan ruang istirahat = 15 m2.

63
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

2. Ruang untuk kamar bayi


Untuk perhitungan kebutuhan luas ruang, bayi diperhitungkan 30 bayi. Dengan
demikian, akan terpenuhi andai kata separuh ibu-ibu melahirkan bayi kembar.
Kebutuhan luar ruangan = 30 x 2 M2 = 60 M2
Ruang untuk perabot kamar bayi = 10 M2
Total = 70 M2
3. Ruang untuk pasien
Akan disediaknuntuk 24 orang, sekalipun dalam perhitungan pasar diperoleh
hasil 20 orang saja. Hal ini untuk menjaga jika suatu saat harus memperluas
karena pasiennya bertambah, misalnya dirawat karena bukan melahirkan.
Pembagian jenis kamar adalah sebagai berikut:
a. Kamar kelas utama, jumlah 4 buah, kapasitas 4 orang
b. Kamar kelas ekonomi, jumlah 10 buah, kapasitas 20 orang
Luas setiap kamar utama adalah 15 M2,
sehingga total (15 M2 x 4) = 60 M2
Luas setiap kamar ekonomi 20 M2,
sehingga total (20 M2 x 10 buah) = 200 M2
Total luas kamar = 260 M2
4. Kamar mandi & WC karyawan
Diperlukan 2 buah @ 4 M2 = 8 M2
5. Ruang operasi/bersalin; 2 buah @ 15 M2 = 30 M2
6. Lorong dan Gang; 2 x 60M2 = 120 M2
7. Dapur; 3 x 5 M2 = 15 M2
8. Ruang tunggu = 30 M2
9. Taman, disediakan luas = 200 M2
10. Jalanan = 100 M2
11. Tempat parkir kendaraan (10 buah) = 60 M2
12. Garasi mobil Ambulance = 20 M2
Total luas diperlukan = 913 M2

C. KEBUTUHAN LUAS TANAH


Jika ditinjau kebutuhan luas ruang sebesar 913 M2 di atas, akan tampak semua
penggunaannya. Jadi jika untuk sebuah pabrik idealnya 6 x 913 M2, maka untuk

64
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

bangunan klinik bersalin yang jelas di tengah kota itu, akan mahal jika diikuti petunjuk 6
x 913 M2. Kiranya, yang cukup untuk bangunan ini adalah 1,5 x 913 M2 = 1370 M2.
sehingga sejumlah 1370 M2 dikurangi 913 M2 = 457 M2 bisa digunakan sebagai halaman
dan gang.

D. KEBUTUHAN
Kebutuhan air diusahakan dari aliran air PDAM, jika tidak mungkin akan dipenuhi
dengan sumur pompa. Guna menjaga kelancaran aliran air, akan dibor sebuah sumur
pompa dan digunakan pompa listrik. Diperlukan juga tanki air.

E. KEBUTUHAN LISTRIK
Listrik akan dipenuhi dari PLN. Untuk menjaga segala kemungkinan disediakan pula
generator yang KVAnya akan dihitung sebagai berikut:
1. Kebutuhan untuk penerangan kamar,
14 kamar @ 60 watt = 840 watt
2. Kebutuhan kamar mandi dan WC,
14 kamar @ 20 watt = 280 watt
3. Untuk kulkas, TV, AC 14 kamar = 21140 watt
4. Untuk ruang operasi/bersalin, 30 M2 = 200 watt
5. Untuk lorong dan gang-gang 120 M2 = 120 watt
6. Dapur 15 M2 dengan peralatan listriknya = 1000 watt
7. Ruang tunggu 30M2 = 100 watt
8. Lampu taman 200 M2 = 100 watt
9. Lampu garasi 20 M2 = 20 watt
Total kebutuhan watt listrik = 23800 watt
Kebutuhan genset 25 KVA
F. PERALATAN KANTOR
Peralatan kantor yang diperlukan adalah:
1. Filing cabinet (5 buah)
Untuk kasir 1 buah, ruang praktek 3 buah dan untuk ruang pimpinn usaha 1 buah.
2. Telepon 2 buah
3. Aiphon (30 buah)
Untuk kamar utama, kamar ekonomi, dapur, ruang kasir, ruang praktek dan dapur.
4. Komputer

65
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

G. PERABOT
1. Meja tulis & kursi (8 stel)
Untuk ruang praktek, kasir, dapur, ruang istirahat, ruang pimpinan usaha.jenis meja
dan kursinya akan disesuaikan dengan tingkatan dan keperluannya, sehingga
harganya berbeda-beda.
2. Kursi duduk (32 buah)
Untuk digunakan di kamar utama, kamar ekonomi dan di kamar praktek.
3. Tempat tidur (25 buah)
25 buah diperlukan di kamar, pasien, sedangkan yang sebuah untuk istirahat
dokter sewaktu-waktu harus operasi malam.
4. Box bayi (30 buah)
5. Meja kamar (24 buah)
Untuk kamar utama 4 buah dan kamar ekonomi 20 buah.
6. Sofa di ruang tunggu untuk 20 orang.
7. Lemari besi (safe box) 1 buah ukuran 60 x 60 x 60 cm.

H. ALAT TRANSPORTASI
1. Diperlukan 2 buah tempat tidur beroda untuk mengangkut pasien dari kamarnya ke
ruang bersalin atau dari luar ke dalam ruangannya.
2. Diperlukan 1 buah mobil ambulance.

I. PERIHAL PARA IBU


Para ibu yang berhubungan dengan klinik dibedakan dalam golongan:
1. Yang memeriksakan kandungannya
Para ibu golongan ini dikenakan tarif periksa spesialis Rp 50.000,-. Para ibu ini
dapat menentukan sendiri dokter mana yang dipilih yang disediakan klinik.

2. Yang hamil
Ibu yang hamil akan dirawat sebuan sekali dan tergantung pada urgensinya
minimal sebulan sekali. Para ibu yang berminat melahirkan di klinik ini diminta
mendaftarkan diri terlebih dahulu.

3. Yang melahirkan di klinik

66
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Para ibu yang melahirkan diklinik akan dikenakan biaya perawatan dan biaya
pertolongan dokter sebesar Rp 600.000,-. Biaya perawatan tergantung pada kelas,
kelas utama atau kelas ekonomi. Biaya perawatan per orang per hari d kamar utama
dan di kamar ekonomi, akan ditetapkan berdasarkan perhitungan ekonomis.

EVALUASI MANAGEMENT

A. STRUKTUR ORGANISASI
B. DESKRIPSI TUGAS-TUGAS
Deskripsi tugas-tugas akan disusun nanti dengan bantuan 2 orang dokter spesialis
kandungan yang menjadi kawan usaha.

C. KEBUTUHAN TENAGA KERJA


1. Tenaga Medis
Diperlukan 2 orang dokter spesialis kandungan yang terkenal.
2. Tenaga Perawat
Diperlukan 1 orang pimpinan perawat yang sangat ahli dan berpengalaman
luas dan lama menjadi perawat (bidan ahli) dan 6 orang pembantunya. Beberapa
perawat yang lain akan ditetapkan oleh pimpinannya.
3. Tenaga Pimpinan Usaha
Diperlukan 1 orang tenaga pimpinann usaha yang sudah matang dan cukup
tua, baik pria ataupun wanita. Harus dapat dan berminat dalam management
rumah sakit.
4. Tenaga Administrasi
Diperlukan 1 orang tenaga ahli pembukuan yang akan melaporkan laba rugi
dan neraca yayasan. Ia akan merupakan tenaga part timer saja.
5. Tenaga Pembersih
Diperlukan 3 orang tenaga pembersih ruang dan tukang cuci (lantai dan pakaian)
6. Tenaga Pemasak
Diperlukan tukang masak 2 orang untuk melayani kebutuhan makanan pasien.
Jenis masakan yang bergizi akan ditentukan oleh para dokter.
7. Tenaga Supir
Diperlukan 2 orang supir yang sekaligus sanggup menghidupkan genset. Supir
untuk melayani mobil ambulance milik yayasan.

67
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

EVALUASI YURIDIS

A. BADAN USAHA
1. Bentuk Badan Usaha
Badan usaha akan berbentuk Yayasan.
2. Pembagian Saham
Dokter-dokter spesialis kandungan masing-masing mempunyai saham 20%,
sedangkan pemilik modal 60%. Dokter spesiais anak tidak mempunyai saham,
melainkan honorer saja. Sebaliknya ia akan mempunyai kesempatan mendapat
tambahan pasien dari usaha klinik ini.
3. Anggaran Dasar Badan Usaha
Akan dibuat bersama-sama partner usaha.
4. Penetapan personalia Penganggung Jawab Usaha
Akan dicari seorang yang mampu dan sanggup memimpin usaha ini dan
bertanggung jawab pada para pesaham. Ia akan menerima gaji dan bonus.
5. Status Usaha

68
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Merupakan gabungan modal uang dan keterampilan.


6. Jenis Usaha
Usaha merupakan usaha jasa dan pengabdian masyarakat.
7. Domisili
Usaha akan berdomisili di kota X, yang letaknya (lokasi usaha) belum dapat
dipastikan sekarang.

B. IZIN-IZIN
Dalam persoalan izin-izin untuk usaha ini tidak ada masalah, sampai saat ini masih
terbuka.

C. PERJANJIAN
Akan dibuat perjanjian dengan partner yaitu yang menyangkut penerimaan dari
praktek dan menolong kelahiran. Tarif menolong kelahiran adalah Rp 600.000,-
dari jumlah tersebut, yang 30% menjadi milik usaha (yayasan), sedangkan sisanya
menjadi hak dokter yang bersangkutan. Untuk hasil praktek, yang setiap hari akan
dibatasi 10 orang pasien saja dengan tarif Rp 35.000,- yang 30% harus
dimasukkan yayasan, sedangkan sisanya menjadi hak yang bersangkutan. Perjanjian
lainnya akan dipikirkan kemudian.

D. PAJAK
Ditaksir usaha ini akan dikenakan pajak PPn 5% dan pajak Perseroan 45% yang ditarik
pada akhir tahun pada keadaan usaha memperoleh keuntungan.

EVALUASI FINANSIAL

A. KEBUTUHAN MODAL INVESTASI


Modal investasi diperlukan untuk:
1. Bangunan 483 M2 @ Rp 150.000,-
2. Tanah 1370 M2 @ Rp 75.000,-
3. Instalasi air untuk bangunan seluas 483 M2 Rp 2.000.000,-
4. Instalasi Listrik

69
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

a. Genset 25 KVA Rp 4.000.000,-


b. Instalasi PLN Rp 2.000.000,-
Rp 6.000.000,-
5. Peralatan Kantor
a. Filling cabinet
5 buah @ Rp 700.000,- Rp 3.500.000,-
b. Telepon 2 buah Rp 3.000.000,-
c. Aiphon 30 buah Rp 1.000.000,-
d. Komputer 1 buah Rp 5.000.000,-
Rp12.500.000,-
6. Perabot
a. Meja tulis Rp 3.420.000,-
b. Kursi duduk Rp 580.000,-
c. Tempat tidur 25 buah Rp 2.500.000,-
d. Box bayi 30 buah Rp 1.500.000,-
e. Meja kamar 24 buah Rp 1.200.000,-
f. Sofa untuk 20 orang Rp 3.000.000,-
g. Lemari besi Rp 1.000.000,-
Rp. 13.200.000,-
7. Alat Transportasi
a. 2 buah tempat tidur beroda Rp 300.000,-
b. 1 buah mobil ambulance Rp 30.000.000,-
Rp 30.300.000,-
8. Izin usaha Rp 4.000.000,-
9. Biaya pembangunan selama 4 bulan RP 10.000.000,-
10. Peralatan medis dan lain-lain Rp 15.000.000,-
Total Investasi
Rp 91.000.000,-

B. KEBUTUHAN MODAL KERJA


1. Biaya obat-obatan Rp 5.000.000,-
2. Gaji-gaji:
a. 2 orang dokter spesialis @ Rp 3.500.000,- Rp 7.000.000,-
b. Honor 1 orang dokter anak Rp 1.500.000,-

70
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

c. Honor pemegang buku Rp 750.000,-


d. Gaji kasir (1 orang) Rp 750.000,-
e. Pimpinan perawat (1 orang) Rp 1.000.000,-
f. Perawat (7 orang) @ Rp 700.000,- Rp 4.900.000,-
g. Tukang masak (2 orang) @ Rp 750.000,- Rp 1.500.000,-
h. Pembantu (3 orang) @ Rp 400.000,- Rp 1.200.000,-
i. Supir (2 orang)@ Rp 800.000,- Rp 1.600.000,-
j. Pimpinan usaha (1 orang) Rp 2.000.000,-
3. Biaya Air Rp 150.000,-
4. Biaya Listrik Rp 200.000,-
5. Biaya Telepon Rp 200.000,-
6. Bahan Makanan
a. Untuk 160 orang ibu Rp 9.600.000,-
b. Untuk 160 bayi Rp 2.400.000,
Rp 12.000.000,-
7. Makan 21 karyawan Rp 7.000,- x 30 x 21 Rp 4.410.000,-
8. Biaya kebersihan Rp 500.000,-
9. Lain-lain Rp 503.000,-
Total Rp 45.163.000,-
Untuk membuat cash flow perlu mengetahui berapa besar penerimaan dan
pengeluaran.
Berikut adalah cash flow usaha ini, di mana akan dijumpai hal-hal:
1. Penerimaan dari praktek dokter spesialis kandungan masuk yayasan 30%. Sebulan
dihitung 25 hari. Seorang pasien dikenakan Rp 600.000,- sedangkan dalam sehari
diperkirakan ada 10 orang pasien.maka penerimaan dari sektor ini adalah 30% x 3 x
10 x 25 x Rp 600.000,- = Rp 135.000.000,-
2. Penerimaan dari klinik
a. Kamar Utama
Harga jual per amar per hari adalah Rp 100.000,- termasuk makan dan
pengobatan. Jika dalam sebulan diisi terus, hasil 4 kamar adalah 4 x 30 x Rp
100.000,- = Rp 12.000.000,-. Dalam 3 bulan pertama hanya terisi 30%, sehingga
hasilnya hanya 30% x 3 x Rp 12.000.000,- = Rp 10.800.000,-. Demikian juga
cara menghitung penerimaan dari sektor ini pada tingkat okupasi 40% sampai
100%.

71
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

b. Kamar Ekonomi
Harga jual per kamar per hari Rp 60.000,- termasuk makan dan pengobatan. Jika
dalam sebulan terisi penuh, maka hasil 8 buah kamar adalah 8 x 30 x Rp
14.400.000,- = Rp 12.760.000,-. Demikian juga cara menghitung penerimaan
dari sektor ini untuk okupasi 40% sampai 100%.
3. Penerimaan dari pertolongan kelahiran
Tarif menolong kelahiran adalah Rp 600.000,- dan yang menjadi hak yayasan hanya
30%.

USAHA INDUSTRI KRIPIK SINGKONG

1.Aspek Keuangan Usaha

A. KEBUTUHAN MODAL INVESTASI

Modal yang Dibutuhkan Untuk Sewa gedung dan Aktiva Tetap


NO NAMA BIAYA Q BIAYA SATUAN TOTAL BIAYA MASA
. MANFAAT

72
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

1 Sewa Gedung 1 Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000 12 Bulan


2 Instalasi Air
a. Sumur Bor + dinamo Rp. 1.000.000 Rp. 1.045.000
3 Peralatan Kerja
a. Kuali Besar 2 Rp. 3.000.000 Rp 6.000.000
b. Mesin Pemotong Ubi 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000
c. Kompor Pompa M. Lampu 2 Rp. 100.000 Rp. 200.000
d. Sudip + Alat Tiris Minyak 4 Rp. 5.000 Rp. 20.000
e. Parang/Pisau 10 Rp. 5.000 Rp. 50.000
f. Tampah Bambu 5 Rp. 5.000 Rp. 25.000
g. Ember Plastik 5 Rp. 10.000 Rp. 50.000
h. Plastik 10 meter 10 .Rp. 10.000 Rp. 100.000
i. Alat Perekat Plastik 1 Rp. 100.000 Rp 100.000
j. Rak Kayu Untuk Barang 1 Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000
4 Transportasi
a. Sepeda Motor 1 Buah 1 Rp. 12.000.000 Rp. 12.000.000
5 Izin Usaha NPWP/TDP/SKITUdll. 1 Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000
6 Jumlah biaya Rp.32.000.000

B. KEBUTUHAN DANA UNTUK MODAL KERJA


NO JENIS BIAYA KEBUTUHAN KEBUT BIAYA JUMLAH
PER HARI PER BULAN SATUAN
VARIABEL COST
1 Bahan Baku Ubi 2.000 Kg 60.000 Kg Rp. 1.000 Rp. 60.000.000
2 Minyak Goreng 200 Kg 6.000 Kg Rp. 5.500 Rp. 33.000.000
3 Plastik Pembungkus - - Rp. 4.200.000
4 Upah Tenaga Kerja - - -
a. Kepala Masak 1 Orang - - Rp. 1.800.000
b. Anggota 2 Orang - - Rp. 1.800.000
c. Pengupas Ubi 4 Orang - - Rp. 2.000.000
d. Pembungkus 4 Orang - - Rp. 2.000.000

JUMLAH VARIABEL COST Rp. 104.800.000

5 FIXED COST - -
6 Kasir 1 Orang - - Rp. 1.000.000
7 Tenaga Kebersihan 1Orang - - Rp. 500.000
8 Listrik - - - Rp. 300.000
9 Telepon - - - Rp. 400.000
10 Penyusutan Alat/Mesin Rp. 258.000
11 Sewa Tempat 1Orang - Rp. 500.000
Lain-lain Rp. 42.000

JUMLAH F C Rp. 3.000.000

JUMLAH BIAYA (TOTAL COST) Rp. 107.800.000

Industri Kripik Singkong

1. Estimasi Laba / rugi


Untuk 1 Bulan
- Penjualan Kripik Singkong
(420.000 Bungkus x Ep. 325) Rp. 136.500.000
- Biaya Usaha:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Rp. 3.000.000
2. Biaya Variabel Rp. 104.800.000
Jumlah Biaya Usaha (Rp. 107.800.000)
Laba Usaha Sebelum Bunga dan Pajak Rp. 28.700.000

73
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

-Bunga Pinjaman Diperkirakan 20% / tahun


20% x 32.000.000) : 12 (Rp. 533.333)
-Laba Sebelum Pajak Rp. 28.166.667
-Pajak Penghasilan diperkirakan 20% (Rp. 5.633.333)
-Laba Usaha Setelah Bunga dan Pajak ( EAT) Rp. 22.533.334

Perhitungan pembulatan ……………………………… Rp.22.500.000,-

Perhitungan:
Laba Bersih Usaha 1 tahun Rp.22.500.000X
Laba Bersih Usaha 1 Tahun Rp. 271.680.000 12
Penjelasan perhitungan :
Rp.270.000.000,-
1 hari dibutuhkan Ubi : 2.000 Kg (2 ton)

30 hari dibutuhkan Ubi : 60.000 Kg (60 ton)


1 Kg ubi mentah menghasilkan : 7 bungkus kripik

Jumlah Kripik yang dihasilkan : 7 x 60.000 = 420.000 bungkus per bulan

Kas Bersih (Proceed) tiap bulan

EAT = Rp. 22.500.000/Bulan


Penyusutan = Rp. 258.000+
Kas Bersih (Proceed) = Rp. 22.758.000,-

Investasi Aktiva Tetap = Rp. 32.000.000


Investasi Modal Kerja = Rp. 107.800.000+
Jumlah Investasi = Rp. 139.800.000

2. Payback Period (PP)

Investasi = Rp. 139.800.000


Kas Bersih per bulan = Rp. 22.758.000
Payback Period = 6,15 bulan atau 6 bulan 15 hari

3. Return on Investment (ROI)

Laba Setelah Pajak


X 100%
Modal Usaha

22.500.000
X 100 %
139.800.000
ROI = 16.10 %

Rp. 22.758.000

4. Net Present Value

Bulan Proceed Disc Factor (20%) P. V. Kas Bersih

74
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

1 Rp. 22.758.000 0,833 Rp. 18.957.414


2 Rp. 22.758.000 0,694 Rp. 15.794.052
3 Rp. 22.758.000 0,579 Rp. 13.176.882
4 Rp. 22.758.000 0,482 Rp. 10.969.356
5 Rp. 22.758.000 0,402 Rp. 9.148.716
6 Rp. 22.758.000 0,335 Rp. 7.623.930
7 Rp. 22.758.000 0,279 Rp. 6.349.482
8 Rp. 22.758.000 0,233 Rp. 5.302.614
9 Rp. 22.758.000 0,194 Rp. 4.415.052
10 Rp. 22.758.000 0,161 Rp. 3.664.038
11 Rp.22.758.000 0,135 Pp. 3.072.330
12 Rp. 22.758.000 0,132 Rp. 3.004.056
13. Jumlah NPV Rp. 101.477.922

Analisa Titik Impas (Break Even Point)

Total Fixed Cost = Rp. 3.000.000


Total Variabel Cost = Rp.104.800.000

Rp. 104.800.000
Variable Cost per Unit = -------------------- = Rp. 249,5
420.000 unit

Pembulatan = Rp. 250/unit

Sales Price (Harga Jual) grosir = Rp. 325/Bungkus


TFC Rp.3.000.000
BEP (Unit) = = =
SP  VC Rp.325  Rp.250
BEP (Unit) = 40.000 Bungkus Kecil

TFC Rp.3.000.000
BEP (Rp.) = VC = 250
1 1
SP 325

Rp.3.000.000
BEP (Rp.) = = 12.947.012
1  0,769
= 13.000.000 (pembulatan)

Total Revenue = Total Cost


Total Revenue = Total Fixed Cost + Total Variable Cost
40.000 (325) = 3.000.000 + 40.000 (250)
13.000.000 =13.000.000

USAHA INDUSTRI PAVIN BLOCK


1.Aspek Keuangan Usaha

A. Kebutuhan modal investasi aktiva tetap


B.

No Nama Q Harga Satuan Jumlah (Rp) Ekonomis BCW

75
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

1 Peralatan Usaha
a. besi cetakan pavin blok 4 Rp. 500.000 Rp. 2.000.000 60 33,333
b. Skop Besi
c. Ember Plastik 4 Rp. 40.000 Rp. 160.000 36 4,444
d. Kereta Sorong 10 Rp. 10.000 Rp. 100.000 12 8,333
e. Cangkul 1 Rp. 230,000 Rp. 230.000 36 6,389
f. Pengayak Semen 2 Rp. 40.000 Rp. 80.000 36 2,222
g. Sepeda Motor Transport 4 Rp. 15.000 Rp. 60.000 12 5.000
Jumlah 1 Rp.12.000.000 Rp. 12.000.000 120 100.000

159.721
Rp.14.630.000 Pembulatan 159.800

C. Kebutuhan Modal Kerja


D.

No Nama Q Harga Satuan Jumlah


1 Semen / hari 9 Rp. 40.000 Rp. 360.000
2 Pasir 9 Kereta Sorong 9 Rp. 10.000 Rp. 90.000
3 Tepung Pewarna Osen 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
4 Upah Tenaga Kerja 9 Rp. 16.000 Rp. 144.000
5 Sewa Tempat Usaha Rp.7.200.000 Rp. 7.200.000 12

Jumlah Rp.7.804.000

Jumlah dana dibutuhkan Rp.22.434.000,-

Biaya bunga 20% x Rp.22.434.000,- Rp. 4.486.800,-/thn

Aspek Produksi

Jumlah Pavin Blok yang diproduksi dalam sehari


1 zak semen dapat menghasilkan = 160 buah pavin
Kapasitas Produksi / hari = 9 x 160 buah = 1440 buah
Kapasitas Produksi / Bulan = 37.440 buah pavin

Aspek Keuangan

Penjualan Pavin blok 37.440 x 800 Rp29.952.000

Biaya Produksi

No. Nama Q Harga Banyaknya biaya Biaya per 1 bulan


Satuan

76
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Variable cost
1 Bahan Baku Semen 9 Rp. 40.000 Rp. 360.000 Rp. 9.360.000
2 Bahan Baku Pasir 9 Rp. 10.000 Rp. 90.000 Rp. 2.340.000
3 Tepung Pewarna 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000 Rp. 260.000
4 Upah Tenaga Kerja 9 Rp. 16.000 Rp. 144.000 Rp. 3.744.000
Total Variable Cost Rp. 15.704.000

Fixed Cost
5 Sewa Tempat Usaha Rp. 600.000
6 Penyusutan Peralatan Rp. 159.800
7 Bahan Bakar Kendaraan Rp. 390.000
8 Konsumsi Harian Rp. 520.000
Total Fixed Cost Rp. 1.669.800
Total Cost Rp. 17.373.800
Laba Kotor Usaha Rp. 12.578.200

Laba Kotor Usaha Rp. 12.578.200,-


- Biaya-biaya usaha Transportasi Rp. 390.000,-
--------------------
Laba bersih usaha Rp. 12.188.200,-
Biaya bunga pinjaman 20%/thn :12 Rp.
Kas Bersih (Proceed) tiap bulan

EAT = Rp. 22.500.000/Bulan


Penyusutan = Rp. 258.000+
Kas Bersih (Proceed) = Rp. 22.758.000,-

Investasi Aktiva Tetap = Rp. 32.000.000


Investasi Modal Kerja = Rp. 107.800.000+
Jumlah Investasi = Rp. 139.800.000

2. Payback Period (PP)

Investasi = Rp. 139.800.000


Kas Bersih per bulan = Rp. 22.758.000
Payback Period = 6,15 bulan atau 6 bulan 15 hari

3. Return on Investment (ROI)


Laba Setelah Pajak
X 100
Modal Usaha

22.500.000
X 100 %
139.800.000

ROI = 16.10 %

Rp. 22.758.000

4. Net Present Value

Bulan Proceed Disc Factor (20%) P. V. Kas Bersih

77
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

1 Rp. 22.758.000 0,833 Rp. 18.957.414


2 Rp. 22.758.000 0,694 Rp. 15.794.052
3 Rp. 22.758.000 0,579 Rp. 13.176.882
4 Rp. 22.758.000 0,482 Rp. 10.969.356
5 Rp. 22.758.000 0,402 Rp. 9.148.716
6 Rp. 22.758.000 0,335 Rp. 7.623.930
7 Rp. 22.758.000 0,279 Rp. 6.349.482
8 Rp. 22.758.000 0,233 Rp. 5.302.614
9 Rp. 22.758.000 0,194 Rp. 4.415.052
10 Rp. 22.758.000 0,161 Rp. 3.664.038
11 Rp.22.758.000 0,135 Pp. 3.072.330
12 Rp. 22.758.000 0,132 Rp. 3.004.056
13. Jumlah NPV Rp. 101.477.922

Analisa Titik Impas (Break Even Point)

Total Fixed Cost = Rp. 3.000.000


Total Variabel Cost = Rp.104.800.000
Rp. 104.800.000
Variable Cost per Unit = -------------------- = Rp. 249,5
420.000 unit
Pembulatan = Rp. 250/unit

Sales Price (Harga Jual) grosir = Rp. 325/Bungkus

TFC Rp.3.000.000
BEP (Unit) = = =
SP  VC Rp.325  Rp.250

BEP (Unit) = 40.000 Bungkus Kecil

TFC Rp.3.000.000
BEP (Rp.) = VC = 250
1 1
SP 325

Rp.3.000.000
BEP (Rp.) = = 12.947.012
1  0,769
= 13.000.000 (pembulatan)

Total Revenue = Total Cost


Total Revenue = Total Fixed Cost + Total Variable Cost
40.000 (325) = 3.000.000 + 40.000 (250)
13.000.000 =13.000.000

BAB VIII

PERENCANAAN USAHA
A. Pengertian

78
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Perencaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue-print) yang berisikan tentang
misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi usaha, peluang
pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan pengolahannya
(Suryana, 2003: 95).
Menurut Longecker, More dan Petty (2001: 152) Perencanaan bisnis adalah
dokumen tertulis yang menguraikan ide dasar yang mendasari pertimbangan pendirian
bisnis dan hal yang berkaitan dengan perincian tersebut.

B. Tujuan Perencanaan Bisnis


Bagi para wirausaha yang sedang memulai usaha baru, perencanaan bisnis mempunyai 4
(empat) tujuan dasar yaitu:
1. Perencanaan bisnis mengidentifikasi lingkup dan konteks kesempatan bisnis.
2. Menyajika pendekatan yang digunakan oleh para wirausaha di dalam
mengeksploitasi kesempatan tersebut.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan jika usaha tersebut berhasil.
4. Sebagai alat untuk menaikkan modal keuangan.

C. Format Perencanaan Bisnis

Halaman Judul: Memberikan nama, alamat, dan nomor telepon perusahaan dan
pemiliknya dan personal manajemennya, tanggal dipersiapkannya rencana tersebut, dan
orang penghubungnya.
Daftar isi: Memberikan nomor halaman bagi bagian-bagian kunci dalam perencanaan
bisnis tersebut.

Ringkasan Eksekutif: Memberikan pandangan sebanyak 3 — 4 halaman terhadap


keseluruhan perencanaan bisnis. Ditulis setelah bagian-bagian yang lain dilengkapi. Hal
tersebut memperjelas poin mereka yang signifikan dan biasanya menciptakan kepuasan yang
cukup untuk memotivasi pembaca untuk terus membaca.
Pernyataan Visi dan Misi: Menggambarkan secara singkat strategi dan filosofi yang
dikehendaki dalam membuat visinya terlaksana.

Pandangan Perusahaan: Menjelaskan bentuk perusahaan, seperti pembuatan produk,


retail atau jasa, memberikan latar belakang informasi perusahaan jika perusahaan tersebut

79
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

telah berdiri, menggambarkan bentuk organisasi yang diusulkan-hak milik tinggal-


perseroan, atau korporasi. Bagian ini seharusnya diatur sebagai berikut: lokasi dan nama
perusahaan, tujuan perusahaan, lingkup dan barang atau jasa bisnis, status sekarang
(permulaan, pengambilalihan, atau perluasan) dan sejarah (jika dapat dipergunakan) dan
bentuk hukum perusahaan.

Perencanaan Barang dan/atau Jasa: Menggambarkan barang dan/atau jasa dan


menyatakan ciri-ciri yang unik; menjelaskan kenapa orang akan membeli barang atau
jasanya. Bagian ini sebaiknya menawarkan deskripsi sebagai berikut: barang dan/atau jasa,
ciri-ciri barang atau jasa yang memberikan keuntungan kompetitif; proteksi hukum yang ada
hak paten, hak cipta, merek dan bahaya dari teknik atau gaya yang usang.
Perencanaan Pemasaran: Menunjukkan siapa yang akan menjadi konsumen dan bentuk
persaingan apa yang akan dihadapi; menjabarkan strategi pemasaran dan menspesifikasikan
sisi kompetitif perusahaan. Bagian ini seharusnya menawarkan deskripsi sebagai berikut:
analisis target pasar dan memberikan gambaran akan target konsumen; metode dalam
mengidentifikasi dan menarik konsumen, pendekatan penjualan, bentuk kekuatan penjualan,
saluran distribusi; bentuk promosi dan periklanan penjualan dan kebijaksanaan kredit dan
harga.

Perencanaan Manajemen: Mengidentifikasi pemain-pemain kunci-investor-investor yang


aktif tim manajemen, para direktur-menyebutkan pengalaman dan kompetensi yang mereka
punyai. Bagian ini seharusnya menawarkan deskripsi sebagai berikut: tim manajemen,
investor dan/atau direktur dari luar perusahaan dan kualifikasi mereka, sumber daya yang
berasal dari luar perusahaan dan kualifikasinya dan rencana-rencana perekrutan dan
pelatihan karyawan.

Perencanaan Pengoperasian: Menjelaskan bentuk sistem manufaktur dan operasi yang


digunakan menggambarkan fasilitas, tenaga kerja, bahan mentah, dan permintaan produksi
produk. Bagian ini seharusnya menawarkan deskripsi sebagai berikut: metode manufaktur
dan operasi fasilitas operasi (lokasi, ruang, dan peralatan); metode pengendalian kualitas,
prosedur untuk mengendalikan persediaan dan operasi, sumber-sumber untuk pemasokan,
dan prosedur pembelian.
Perencanaan Keuangan: Menspesifikasikan kebutuhan keuangan dan sumber keuangan
yang dipertimbangkan, menyajikan proyeksi pendapatan, biaya, dan laba. Bagian ini

80
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

seharusnya menawarkan deskripsi sebagai berikut: sejarah laporan keuangan untuk 3 — 5


tahun terakhir atau sebagaimana yang tersedia, laporan keuangan 3 — 5 tahun, meliputi
laporan laba-rugi, neraca, laporan arus kas dan anggaran kas (per bulanan pada tahun
pertama, dan triwulan pada tahun kedua); analisis laba break-even dan arus kas, dan sumber
pendanaan yang direncanakan.

Lampiran Dokumen Pendukung: Memberikan materi tambahan pada perencanaan


tersebut. Bagian ini seharusnya menawarkan deskripsi sebagai berikut: biografi tim
manajemen, data penting lainnya yang mendukung informasi dalam perencanaan bisnis dan
kode etik perusahaan.

BAB IX
MANAJEMEN KEUANGAN

A. Pengantar
Manajemen keuangan dapat dipandang sebagai manajemen neraca dan rugi laba
suatu perusahaan. Istilah manajemen keuangan diasosiasikan dengan keputusan keuangan

81
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

yang diperlukan oleh sebuah perusahaan, manajer mengambil keputusan tentang: jumlah
uang kas yang diperlukan suatu perusahaan, jumlah persediaan yang harus ada, investasi
modal baru yang harus dilakukan perusahaan, metode pembiayaan investasi dalam modal
dan peralatan, dan pembagian laba kepada pemilik. Ini merupakan sebagian dari keputusan-
keputusan manajer keuangan yang harus diambil oleh maanajer perusahaan.

B. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan


Orientasi perusahaan kecil cenderung pada aspirasi masing-masing pengusaha, dan
bukan pada aspirasi pemeganng sahamnya. Demikian juga dengan masalah yang berkaitan
dengan karakteristik pasar uang dan pasar modal yaitu masalah kesempatan. Dalam
manajemen keuangan perusahaan kecil dapat dipandang sebagai manajemen neraca dan
rugi-laba dari suatu perusahaan . pada manajemen keuangan kita akan membahas sepintas
dari pada bagian neraca, sebagai berikut.
Neraca, atau laporan posisi keangan, adalah potret suatu perusahaan tertentu pada
suatu saat tertentu. Contoh, Neraca per tanggal 1 Januari berarti menunjukkan nilai aktiva,
hutang, dan modal pada tanggal tersebut, dan berbeda pada neraca pada bulan berikutnya.
Dalam suatu neraca maka terdapat pos-pos sebelah kiri dan kanan yang sering dikenal
dengan aktiva dan passive.
Aktiva Lancar adalah bagian-bagian yang menjadi milik perusahaan yang dapat
dengan cepat menjadi kas (biasanya dalam waktu satu tahun). Biasanya secara umum
didefinisikan, aktiva lancar adalah aktiva yang perputarannnya tidak lebih dari satu tahun.
Contohnya adalah kas itu sendiri dan persediaan barang untuk dijual. Aktiva lancar lainnya
efek-efek (surat-surat berharga), saldo giro ada bank, atau aktiva lainnya milik perusahaan
yang dapat dengan cepat dijual.
Aktiva Tetap diperlukan untuk jangka waktu yang lama. Contohnya adalah gedung
dan tanah. Modal Tetap adalah uang yang diinvestasikan dalam aktiva tetap yang akan
digunakan untuk jangka waktu yang lama. Karena aktiva tetap itu bersifat permanen, ini
semua menjadi bagian struktur modal permanen. Jumlah aktiva tetap yang diperlukan
tergantung pada beberapa factor, pertama perusahaan besar memerlukan modal lebih besar
dibandingkan perusahaan kecil.

Hutang Lancar adalah jumlah uang yang menjadi hutang perusahaan yang harus
dibayar dalam waktu paling lama satu tahun. Contohnya adalah hutang jangka pendekyang
diperoleh dari bank, hutang lancar laainnya adalah hutang dagang gaji yang belum
dibayarkan kepada karyawan, premi asuransi, sewa rekening air, dan pajak lain.

82
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Hutang Jangka Panjang (funded debt), dalam hal ini termasuk obligasi,
hipotik,dan pinjaman jangka panjang lainnya. Sering kali sumber-sumber pinjaman adalah
bank, perusahaan asuransi dan lain. Obligasi adalah hutang berdasarkan kontrak kepada
pemegang obligasi yang membelinya.

Modal atau Kekayaan Bersih adalah pemilik saham atas perusahaan. Jumlah ini
adalah ang tersisa kalau semua hutang sudah dilunasi. Ada 4 komponen modal yakni:

1. Saham yang dijual kepada investor,


2. Uang yang dietir oleh pendiri,
3. Laba yang ditahan,
4. Sumber dan penggunaan dana.
Konsep yang paling penting dalam manajemen keuangan adalah perebedaan antara
sumber dan penggunaan dana dalam perusahaan tersebut. Perpindahan dana dalam suatu
perusahaan merupakan arus yang harus terus berjalan. Untuk setiap penggunaan dana, harus
ada sumber, kaau tidak arusnya berhenti. Aktiva menggambarkan penggunaan neto dana,
sedangkan modal dan hutang menunjukkan sumber.
PERPUTARAN DANA DALAM PERUSAHAAN

SUMBER DANA PENGGUNAAN DANA

Laba Usaha Biaya-biaya Perusahaan

Hutang Bertambahnya Aktiva

Modal Pemegang Saham Berkurangnya Hutang

Pembayaran Kepemilikan

Analisis arus kas melalui sebuah perusahaan memberikan suatu gambaran yang baik
mengenai kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar hutangnya, dan menyediakan
uang tunai tepat pada waktunya.

Modal Kerja. Modal kerja sama seperti arus kas tetapi mencakup lebih dari pada
kas. Modal Kerja adalah nilai aktiva yang siap dapat dialihkan menjadi kas untuk
digunakan dalam pengoperasian perusahaaan. Kalau tidak ada modal kerja yang cukup
untuk membayar hutang, perusahaan tidak akan beroperasi. Contohnya Anda memiliki
sebuah Pabrik (aktiva tetap) bernilai Rp 300juta, tetapi tidak mempunyai uang tunai untuk
memenuhi kewajiban anda membayar gaji (hutang lancar). Maka Anda tidak akan dapat
menjalankan perusahaan tersebut, kecuali kalau anda dapat meminjam uang tunai.

83
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

C. Menyusun Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
perusahaaan, mengingat laporan tersebut dapat dijadikan penilaian atas perjalanan
perusahaan tersebut. Untuk itu maka dalam rangka memenuhi dana atau modal yang
ditanamkan ke dalam aktiva tetap maupun aktiva lancer, perusahaan harus memperoleh
modal dari berbagai sumber. Dalam artian luas, modal berasal dari para kreditur maupun
dari para pemilik perusahaan. Perusahaan harus mempertimbangkan kebaikan dan
kelemahan masing-masing sumber tersebut. Salah satu yang sering menjadi pertimbangan
adalah tingkat pengembalian modal (rate of return) dari modal saham yang dikeluarkan.
Contoh: Bengel Mobil yang pada saat ini memiliki saham Rp 5.000.000,- dan besarnya
pengembalian atas modal sendiri adalah 8% yaitu sebesar laba bersih dari pengembangan
sebelum diperhitungkan bunga dan pajak sebesar Rp 600.000,-. Perusahaan dapat memilih
menjual saham baru atau mencari hutangan obligasi. Besarnya pajak 40%.

Pertanyaan: Pada batas tingkat berapa persentase bunga obligasi perusahaan memilih atau
menolak meminjam obligasi?

Jawab:

Modal saham awal Rp 5.000.000,-

Tambahan modal pengembangan Rp 3.000.000,-

Jumlah modal saham dan pengembangan Rp 8.000.000,-

Laba bersih setelah penembangan dan modal

Laba bersih= 8% x Rp 5.000.000,- Rp 400.000,-

Laba sebelum bunga dan pajak Rp 600.000,-

Laba pengembangan sesudah bunga sebelum pajak Rp 600.000,-

Pajak 40% x Rp 600.000,- Rp 240.000,-

Tambahan laba sesudah bunga dan pajak Rp 360.000,-

84
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Jumlah laba sesudah bunga dan pajak Rp 760.000,-

Persentase laba sesudah bunga dan pajak atas total modal sendiri, jika

pengembangan menggunakan modal saham =

Jika pengembangan dibiayai dengan pinjaman obligasi maka pengembalian investasi


atas modal sendiri, atau persentase laba sesudah bunga dan pajak atas total modal sendiri,
minimal harus sama dengan 9,5%. Persentase batas maksimal tingkat bunga obligasi dapat
dihitung dengan rumus:

[(% Laba sesudah bunga dan pajak yang baru)(modal awal)] — (Laba setelah bunga di
pajak awal) — (1-%pajak)(tambahan laba sesudah bunga dari proyek pengembangan).

[(9,5%)(Rp 5.000.000,-)] — (8% x Rp 5.000.000) = (1-40%)(Rp 6000.000 — Rp 3.000.000


. X)

Rp 475.000 — Rp 400.000 = 60%(Rp 600.000 — Rp 3.000.000 . X)

Rp 75.000 = 360.000 — 1.800.000. X

1.800.000.X = 285.000

X= %

Dari perhitungan di atas maka batas tingkat bunga obligasi maksimal adalah 15,83%
setahun. Jika tingkat bunga obligasi lebih besar dari 15,83% lebih baik pinjam obligasi dari
pada menambah penjualan saham biasa.

Laporan keuangan lain dalam pemenuhan modal. Pemenuhan kebutuhan dana atau
modal perusahaan mempengaruhi struktr keuangan perusahaan. Oleh karena itu, dalam
mengembangkan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana harus mempertimbangkan
pengaruhnya pada struktur keuangan.

Contoh, berikut ini menunjukkan struktur keuangan dari 3 perusahaan yang berbeda:

NERACA PER 1 JANUARI 1995

85
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Elemen PT Nusa PT Indah PT Nita

Aktiva Lancar

Kas Rp 140.000 Rp 600.000 Rp 5.000

Piuttang (bersih) Rp 410.000 Rp 100.000 Rp 29.000

Persediaan Rp 650.000 Rp 300.000 Rp 56.0000

Jlh Aktiva lancer Rp 1.200.000 Rp 1.000.000 Rp 90.000

Aktiva tetap Rp 1.500.000 Rp 49.000.000 Rp 110.000

Jlh. Aktiva Rp 2.700.000 R 50.0000.000 Rp 200.000

Hutang:

Hutang dagang Rp 115.000 Rp 600.000 Rp 60.000

Hutang lancer Rp 85.000 Rp 200.000 Rp 30.000

Jlh. Hutang Rp 800.000 Rp 24.000.000 Rp 160.000

Modal:

Saham preferen Rp 600.000 Rp 900.000 Rp —

Saham biasa Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 35.000

Laba ditahan Rp 300.000 Rp 7.000.000 Rp 5.000

Jlh. Modal Rp 1.900.000 Rp 26.000.000 Rp 40.000

Jlh. Hut. & modal Rp 2.700.000 Rp 50.000.000 Rp 200.000

Keterangan dari ketiga perusahaan tersebut ditinjau dari kondisi permodalan.

a. Keuangan PT Nusa
Dari neraca tampak untuk PT Nusa bahwa sebagian besar modal yang diperluka
prusahaan berasal dari hak para pemilik perusahaan yaitu:

Modal sendiri tersebut berasal dari pemegang saham preferen, pemegang saham biasa, dan
laba ditahan.

Perusahaan menggunakan hutang jangka panjang dalam jumlah yang terbatas yaitu:

86
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Hutang jangka pendek pada tanggal neraca jumlahnya relatif kecil yaitu:

Jumlah hutang dagang lebih kecil dibandingkan dengan kas yang dimiliki perusahaan pada
tanggal neraca.

b. Keuangan PT Indah
Data dari neraca PT Indah yang baru mengadakan pengembangan menunjukkan
bahwa perbandingan modal dari kreditur hamper sama besarnya dengan modal sendiri,
yaitu:

dan

Dari total kebutuhan modal


Jadi perusahaan menggunakan hutang jangka panjang. Hutang jangka panjang tersebut
adalah sebesar:

Modal sendiri perusahaan dari para pemegang saham preferen, saham biasa, dan laba
ditahan. Jumlah laba ditahan cukup besar karena dalam rangka pengembangan tidak
dibagikan deviden, besarnya:

Hutang lancarnya jumlah cukup besar yaitu:

87
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Jumlah hutang dagang besarnya sama dengan kas yang dimiliki perusahaan pada
tanggal neraca. Piutang dan persediaan jumlahnya relative kecil karena hasil penjualan
segera dapat diterima dalam kas.

c. Keuangan PT Nita
Pemilik perusahaan hanya mengkontribusikan sebesar:

Jadi hutang adalah sumber yang dominan dalam memenuhi kebutuhan modal yaitu sebesar

Hutang jangka panjang dan jangka pendek adalah beban berat bagi perusahaan. Hutang
jangka panjang adalah sebesar:

Hutang jangka pendek adalah sebesar:

Kas yang tersedia jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah sebesar:

Jadi perusahaan diperkirakan akan mengalami kesulitan keuangan dalam jangka waktu
pendek dan jangka panjang.

D. Menetapkan Biaya Operasi


Untuk menentukan besarnya kebutuhan dana yang harus diinvestasikan dalam
memulai usaha, kita bisa menghitung tahap demi tahap seperti berikut:
1. Tahap persiapan pendirian. Pada tahap ini perlu dilakukan kegiatan-kegiatan meliputi:
a. Biaya penelitian dasar, penelitian mengenai tersedianya bahan baku dan pra-sarana
lain,

88
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

b. Biaya pembentukan badan hokum,


c. Biaya perizinan, seperti izin domisili, usaha dan lain,
d. Biaya konsultan.
2. Pembelian harta tetap. Unsure-unsur yang termasuk dalam tetap ialah segenap dana
yang digunakan untuk memiliki: tanah, gedung, prasarana, mesin, perlengapan danlain-
lain yang bersifat teta. Semuanya terhitung sampai dalam keadaan siap pakai, jadi
termasuk biaya pemasangan mesin dan perlengkapannya.
3. Modal kerja. Yang kita anggap sebagai modal kerja atau modal sirkulasi dini adalah
modal kerja lengkap, bukan yang sudah dikurangi dengan hutang lancer (pembayaran
tangguh, kredit atau uang muka pembeli dan sebagainya yang dalam pelaksanaan
nantinya mungkin dapat diperoleh). Modal kerja perlu untuk ditanam dalam:
a. Sedia bahan mentah,
b. Produk setengah jadi,
c. Sedia produk jadi yang terjual,
d. Biaya operasi mesin/alat,
e. Piutang yang belum dilunasi,
f. Biaya pemasaran, penjualan, distribusi,
g. Sedia sulai kantor,
h. Sedia tunai (untuk gaji, upah dan lain yang sifatnya operasional)
Modal kerja juga disebut modal sirkulasi, karena uang (modal)akan disirkulasi
(dilingkarkan, diedarkan) mulai dari membel bahan, mengubahnya jadi produk,
menjualnya sampai uang diperoleh kembali dan untuk membeli bahan dan seterusnya,
berputar terus merupakan siklus yang tak pernah berhenti.

Kerangka Perhitungan Kebutuhan Investasi:

1. Biaya pra-operasi

Rp……………….
 Pembentukan organisasi
Rp……………….
 Survey pasar
Rp……………….
 Survey ekonomi

Izin-izin;
 Izin usaha Rp……………….
 Izin penggunaan tanah Rp……………….
 Izin bangunan Rp……………….
Rp……………….

89
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

 Izin undang-undang gangguan Rp……………….


 Izin lain-lain

Jumlah biaya operasi Rp……………….

2. Harta tetap yang diperlukan:

a. Tanah bangunan
 Tanah (m2) Rp……………….
 Bangunan Rp……………….

b. Mesin dan peralatan


 Mesin Rp……………….
 Peralatan Rp……………….
 Sarana Rp……………….
Rp……………….
 Dll……

Jumlah modal tetap Rp……………….

3. Modal kerja yang diperlukan

a. Tenaga kerja
 Gaji pemilik/pemimpin Rp……………….
 Tenaga terampil Rp……………….
 Tenaga biasa Rp……………….

b. Bahan baku dan penolong


 Bahan baku Rp……………….
 Prasarana Rp……………….

Jumlah modal kerja Rp……………….

c. Lain-lain
 Sedia produk jadi Rp……………….
 Biaya pemasaran dan lain Rp……………….

Jumlah biaya operasi Rp……………….

Kebutuhan modal kerja Rp……………….


Jumlah seluruh investasi yang diperlukan (1+2+3) Rp……………….

90
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

E. Studi Kasus
Pak De Jl.Jamin Ginting No.221 Padang Bulan Medan perusahaan kecil pembuatan
sepatu, yang pemiliknya M. Ridwan Yasir. Dengan penghasilan/bulan Rp1,5 s.d. 2,5 juta.
Dari hasil kunjungan industri oleh tim surveyor pembuatan bahan ajar kewirausahaan,
bahwa usaha ini mempunyai potensi untuk berhasil. Profil dan permasalahan. Usaha ini
dilakukan oleh seorang pemilik dibantu dengan tiga orang pekerja sebagai penempah sepatu
ditambah satu orang pekerja wanita sebagai sekretaris sekaligus penjaga took. Produk ini
telah mempunyai standardisasi mutu yang baik dan diperkirakan mampu bersaing di
pasaran. Permasalahan yang dialami berupa kurang modal yang dimiliki pengusaha
sehingga proses penempahan sepatu dilakukan dengan alat-alat sederhana, sehingga
dirasakan sangat perlu untuk memiliki mesin pres dan mesin sesep untuk digunakan sebagai
penghalus permukaan kulit sepatu sebagai hasil yang dicapai lebih baik dan dalam jumlah
yang lebih besar. Masalah yang paling dominan adalah kurangnya promosi yang dilakukan
sehingga omset yang diperoleh perbulan relatif kecil meskipun usaha tempahan ini berada
pada letak yang strategis persimpangan kampus USU. Kendala lain yang dirasakan oleh
pemilik ini adalah kekurangmampuan membina tenaga kerjanya, ini disebabkan pemiliknya
yang sudah cukup tua (sudah berusia kira-kira 70tahun ). Pemasarannya dalam bentuk
“konsumen menjumpai sendiri tempat usaha”. Biasanya model-model sepatu yang dibuat
sesuai dengan pesanan yang ditentukan konsumen, sehingga belum dimiliki desain-desain
sepatu yang merupakan model-model tersendiri.
F. Kesimpulan
Manajemen keuangan merupakan kebijaksanaan keuangan yang meliputi
kebijaksanaan dalam menentukan kebutuhan dana beserta alokasinya, mengatur investasinya
dalam aktiva tetap, mengendalikan aktiva lancer, menghitung profit/laba, mengatur
instrument untuk memperoleh modal dan mengatur struktur keuangan dan memilih sumber
modal yang sesuai. Dana diperlukan untuk berbagai macam kegiatan di dalam perusahaan.
Manajemen perlu merumuskan kebijaksanaan yang berhubungan dengan
penggunaan dan sumber kas secara serius. Karena seringnya timbul permasalahan dalam
mendapatkan dana dalam bentuk kas dan juga bagaimana pengalokasian kas tersebut. Dalam
penentuan kebijaksanaan pengaturan investasi dalam aktiva tetap, manajemen perlu
menentukan criteria untuk membatasi atau menilai usulan penambahan aktiva tetap.
Penggantian atau penambahan aktiva tetap harus sesuai dan konsisten dengan rencana
jangka panjang perusahaan dan mempertimbangkan pengembalian yang akan diperoleh.

91
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

G. Latihan
1. Apa saja yang harus didanai dalam suatu usaha?
2. Coba saudara jelaskan kegiatan dan pengertian dari manajemen keuangan?
3. Jelaskan hal-hal apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya kebutuhan investasi?
4. Jelaskan pengertian dari modal kerja dan modal tetap, berikan beserta contoh
penyusunan permodalan?
Berikan suatu proposal dari kerangka kebutuhan suatu modal yang diperlukan oleh suatu
perusahaan?

BAB X
KAITAN KEILMUAN DENGAN WIRAUSAHA YANG DIAJARKAN

A. Pengantar

Berkaitan dengan dunia usaha, kegiatan perguruan tiinggi dalam bidang


pengembangan kewirausahaan masih terbatas dan masih hanya bertumpu pada aspek social
ekonomi dan manajemen, dalam bentuk kuliah dan pelatihan. Padahal untuk menciptakan
dan menumbuhkan wirausaha baru, dibutuhkan suatu keterpaduan yang sinergik antara
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS), termasuk kejelian
menerapkannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat), dengan keahlian pemasaran
(termasuk komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan), keuangan dan manajemen
produksi, yang secara keseluruhan disebut sosio-tekno-ekonomi. Kecenderungan peneliti
tidak memperhatikan aspek-aspek tersebut mengakibatkan hasil-hasil penelitian dan

92
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

pengembangan hanya bernilai akademis saja, sedikit sekali berlanjut dengan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan kesahteraan masyarakat.

B. Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Politeknik


Mata kuliah keahlian yang tersusun dalam kurikulum suatu program studi
Kepmendikbud No. 056/U/1994) agar bisa berperan dalam pembudayaan kewirausahaan
perlu diubah silabus dan proses pembelajaran di setiap jurusan sehingga konvergen ke
wirausahaan. Bentuk perubahan mata kuliahnya antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mengubah isi dan bentuk susunan penyampaian bahan ajar menjadi lebih actual dan
kontekstual dalam arti mencirikan dalam bentuk suatu wirausaha.
2. Mengembangkan proses pembelajaran kelompok mahasiswa bersama dosen dengan
pemikiran-pemikiran pemecahan masalah yang terbuka, dialogis, rumusan, dan solusi
alternative.
3. Mewujudkan kebebasan mimbar dan otonomi keilmuan sesuai dengan kaidah normative
yang diberlakukan di setiap jurusan dan program studinya untuk seluruh Politeknik.
4. Memberikan informasi mutakhir tentang state of the business kewirausahaan yang
relevan dengan program studi masing-masing.
5. Melakukan eksplorasi kewirausahaan yang terkoordinasi dalam kegiatan ekstrakurikuler
mahasiswa.
Dari uraian di atas tentang pembudayaan kewirausaaan di Politeknik tentu peran sentral dari
dosen pengampu mata kulaih keahlian, dengan asumsi dosen sebagai tenaga akademis yang
berpotensi menjadi pengembang kewirausahaan melalui Tri Darma Perguruan Tinggi
dengan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya sebagai center of competence, maka
keberdayaan dosen untuk berwirausaha merupakan kunci keberhasilan pembudayaan
wirausaha dalam penyelenggaraan pendidikan politeknik.
Sehubungan dengan hal di atas budaya kewirausahaan yang berpola dari masyarakat
perguruan tinggi khususnya Politeknik dapat diwujudkan melalui kegiatan intrakurikuler
pembelajarn mata kuliah keahlian yang menyatu dengan kegiatan ekstrakurikuler yang
koordinasi oleh HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) atau himpunan mahasiswa
profesi. Kesatuan kegiatan intrakurikuler dengan ekstrakurikuler mencakup:
1. Pemilihan objek (jenis), sasaran dan cara melakukan proses pembentukan kemandirian
untuk berwirausaha.

93
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

2. Bekal penguasaan kognitif, efektif dan psikomotorik dari mata kuliah keahlian (sebagai
center of competence kegiatan).
3. Proses pembentukan kepedian, pemahaman, pengasaan secara ilmiah dan teramkpil,
serta kemampuan bertindak.
Dalam proses pembelajaran di Politeknik dimana kegiatan intrakulikuler dan
ekstrakulikuler menyatu dan komplementer, diharapkan jiwa serta kemampuan
berwirausaha peserta didik akan terbentuk secara bertahap dan berjenjang. Wujud dari
pengembangan budaya kewirausahaan melalui mata kuliah keahlian selain berupa silabus
dan satuan kegiatan pembelajaran,juga berupa:
1. Organisasi penyelenggaraan kegitan pembelajaran yang pelakunya terdiri atas pelaku
satuan kegiatan wirausaha di masyarakat, dosen, mahasiswa, dan satuan
penyelenggaraan terkait di Politeknik.
2. Sarana dan prasarana yang perlu untuk kegiatan pembelajaran mata kuliah
keahlian,barang dan jasa yang dihasilkan dari hasil kegiatan pembelajaran secara
interaktif yang saling menguntungkan antara perguruan tinggi dengan satuan kegiatan
wirausaha dimasyarakat terkait.

C. Implementasi Gagasan Keilmuan dan Kewirausahaan


Melalui Tri Darma Perguruan Tinggi (kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyafrakat) merupakan kunci keberhasilan dari pengembangan budaya
kewirausahaan diPoliteknik,maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah
meningkatkan keberdayaan dosen. Keberdayaan dosen dalam proses peemberdayaan
kewirausahaan tersebut atas dasar kemampuannya sebagai inisiator, motivator, dinamisator,
dan fasilator mahasiswa yang akan mengembangkan kegiatan wirausaha dengan memakai
center of competence ilmu dan keterampilan yang dimilikinya. Pemberdayaan dosen
pengampu mencakup peningkatan kemampuan kewirausahaan,penyediaaan peluang
berwirausaha,memberikan motivasi atau bantuan untuk mewujudkan wirausaha yang
dipilihnya, serta memfasilitasi penyusunan bahan ajar dan proses pembelajaran yang
berorientasi pada kewirausahaan.
Tata cara pemberdayaan dosen pengampu mata kuliah dalam pembudayaan kewirausahaan
di Politeknik mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Pembuatn profil wirausaha dengan center of competence ilmu/teknologi/seni yang
diampu dosen.

94
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

2. Pembuatan self assessment dan need assement untuk dapat berperan sebagai initiator,
motivator, dinamisator, dan fasilisator kewirusahaan yang disampaikan kepada
mahasiswa dalam proses pembelajaran.
3. Menyusun materi dan tata cara serta tatalaksana proses pembelajaran.
4. Menyusun materi dan tata cara serta tatalaksana proses evaluasi kinerja pembelajaran.
Proses pemberdayaan dosen dilakukan melalui kelompok terfokus (focus group
discussion) yang bahannya digali dari masyarakat oleh masing-masing dosen peserta
diskusi. Perencanaan kegiatan pemberdayaan dilakukan dengan cara partisipatif
(participatory danning). Cara ini ditempuh menyesuaikan dengan sikap yang telah melekat
pada diri dosen untuk memecahkan suatu pemasalahan atas dasar otonomi keilmuan dan
kebebasan mimbar akademis.

D. Jaminan Mutu
Masalah mutu merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya ketika berbicara tentang produk atau jasa. Namun maslah
ini baru mendapat perhatian serius di Indonesia di awal tahun 1980-an. Pada tanggal 15
Agustus 1985 di depan siding DPR Presiden RI menyatakan: “Jawaban yang paling tepat
terhadap tantangan yang kita hadapi adalah meningkatkan efisiensi dan produktifitas segala
kegiatan pembangunan, terutama di bidang produksi dan jasa. Malahan saya telah mengajak
agar efisiensi dan produktivitas itu kita jadikan material gerakan nasional! Selanjutnya
Presiden RI menetapkan bulan November sebagai Bulan Mutu Nasional, mengingat bahwa
masalah mutu dan produktivitas telah menjadi masalah nasional.
Sejauh manakah pentingnya mutu? Mengapa pemerintah RI menetapkan Bulan
Mutu Nasional? Apakah kaitan antara mutu dengan produktivitas? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut berikut akan ditinjau pengetian hakiki mutu dan produktivitas sebagai
kunci keberhasilan perusahaan, serta hubungan antara mutu dan produktivitas.

E. Pengertian Mutu
Secara umum mutu selalu dikaitkan dengan produk dan jasa. Namun ini tidak hanya
berarti bahwa produk yang bermutu tinggi adalah produk yang dapat beroperasi atau
berfungsi dengan baik, sebab mutu tidaklah ditentukan oleh produsen atau pembuat barang,
tetapi ditentukan oleh pemakai (customer). Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan
oleh Dr. Edwards Deming, seorang konseptor manajemen mutu:

95
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

“The difficulty in defining quality is to translate future of the user into measurable
characteristics, so that a product can be designed and turned out to give satisfacition at a
price that user will pay”.
Dari pernyataan Deming tersebut jelas bahwa mutu didefinisikan menurut konteks,
persepsi, kebutuhan, serta kemauan customer. Mutu tidak dapat didefenisikan apabila tidak
dikaitkan dengan konteks tertentu. Mutu adalah suatu cirri khusus (feature) dan
karakterisitik sesuatu, sehingga untuk mendefenisikan mutu, sesuatu tersebut harus
ditentukan dahulu. Missal, reliabilitas adalah karakteristik mutu sebuah computer, atau
kejelasan dan kepadatan isi adalah karakteristis mutu sebuah dokumen.
Mutu adalah penilaian subyektif pelanggan. Penilaian ini ditentukan oleh persepsi
pelanggan terhadap produk atau jasa. Persepsi tersebut dapat berubah karena pengaruh iklan,
reputasi produk atau jasa tertentu, pengalaman, dan sebagainya. Namun yang menjadi
perhatian adalah bagaimana produk atau jasa kita dipersepsi oleh pelanggan dan kapan
persepsi pelanggan tersebut berubah.
Mutu juga tergantung pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh pelanggan.
Dalam hal ini yang menjadi pertanyaan adalah apakah ada suatu tuntutan kebutuhan akan
produk atau jasa? Oleh sebab itu perlu dibedakan antara kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Kebutuhan, seperti pangan, sandang, papan, transportasi, dan sebagainya adalah
prioritas pertama yang harus dipenuhi, sedangkan keinginan seperti liburan, penghargaan,
hiburan merupakan masalah sekunder.
Dari pernyataan Deming dan uraian di atas, maka mutu dapat didefenisikan sebagai
totalitas karakteristik dari produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan customer baik yang
implicit maupun eksplisit.

F. Mutu dan Produktivitas


Selain kebutuhan pelanggan, kebutuhan produsen merupakan factor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan mutu. Jika tidak ada konflik, pemenuhan kebutuhan
pelanggan relative lebih mudah, sehingga persoalan mutu menjadi lebih sederhana. Namun
jika terjadi konflik, misalnya biaya material meningkat, maka rekasi produsen biasanya
membebankan persoalan kepada pelanggan dengan menaikkan harga produk atau
membebankan persoalan kepada karyawan dengan menurunkan gaji atau PHK. Jika hal ini
dilakukan maka reaksi pelanggan adalah mengurangi jumlah pembelian, sedangkan reaksi
karyawan mungkin kurang sungguh-sungguh dalam bekerja atau melakuka unjuk rasa. Bila

96
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

kondisi ini terjadi dan tidak langsung diatasi, maka mutu produk akan terus menurun dan
mengakibatkan keuntungan perusahaan merosot atau bahkan perusahaan bangkrut.
Upaya yang paling tepat untuk mengatasi masalah di atas adalah peningkatan
produktivitas, sebab dengan upaya ini resiko terhadap pelanggan, karyawan ataupun
perusahaan relative lebih kecil. Apakah produktivias itu? Produktivitas adalah perbandingan
antara keluaran dan masukan, yang berarti semakin tinggi rasio keluaran/masukan, maka
produktivitas semakin baik. Secara matematis meningkatkan rasio keluaran/masukan adalah
dengan menaikkan keluaran atau menurunkan masukan, atau melakukan kedua-duanya
sekaligus. Namun menurut kerangka keputusan operasional, yang sebenarnya diadakan
perubahan adalah jumlah masukan dan proses yang mengkonversikan masukan menjadi
keluaran.
Dalam praktiknya, produktivitas ditingkatkan dengan memperbaiki proses sehingga
mutu produk meningkat, dari pada mengadakan perubahan pada kuantitas masukan. Setelah
proses diperbaiki, kemudian tuntutan masukan dikurangi atau kelauran ditingkatkan.
Peningkatan produktivitas memerlukan cara yang baik dan bijak. Ia tidak sederhana seperti
menyesuaikan kuantitas masukan atau mencapai skala ekonomi (economics of scale) dengan
melakukan banyak kegiatan untuk meningkatkan hasil masukan.

G. Sistem Jaminan mutu (Quality Anssurance System)


Dari pembahasan tentang mutu dan produktivitas dapat dilihat bahwa mutu tidak
hanya ditentukan oleh tuntutan pelanggan, tetapi ada pengaruh dari kebutuhan produsen,
yaitu adanya peningkatan profit bahkan konsep mutu pada dekade terakhir menambahkan
satu aspek lagi yang mesti dipertimbangkan dalam penentuan mutu, yaitu kebutuhan atau
tuntutan public yang secara umum diatur oleh undang-undang, misalnya produk harus
berwawasan lingkungan atau tidak menyebabkan pertambahan tingkat polusi lingkungan.
Jadi konsep mutu yang dipakai pada masa sekarang ditentukan oleh tiga aspek,
public atau masyarakat, pelanggan atau pemakai produk, dan produsen. Berdasrkan konsep
ini, jika produk berkualitas rendah atau cacat (defective), maka akan membawa resiko pada:
1. Publik/masyarakat, misalnya masalah keamanan dan kesehatan lingkungan.
2. Pelanggan, misalnya produk tidak berfungsi sesuai standar.
3. Produsen, misalnay kehilangan kepercayaan/pasar atau harus mengeluarkan biaya yang
diklaim oleh pelanggan.

97
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Untuk mengeliminasi atau mengurangi resiko-resiko tersebut maka perlu diterapkan


konsep system jaminan mutu atau quality planning, pengendalian mutu atau quality control,
dan jaminan mutu atau quality assurance.

QUALITY
PLANNING

QUALITY QUALITY
ASSURANC CONTROL
Y

Gambar 1 : SISTEM JAMINAN MUTU (Quality Assurance System)

Perencanaan mutu quality planning mencakup kegiatan-kegiatan penetapan


kebutuhan berdasarkan hasil investigasi terhadap keinginan dan harapan pelanggan,
mempelajari dan mengumpulkan undang-undang dan peraturan-peraturan yang relevan
dengan produk atau jasa yang akan ditawarkan, menerjemahkan kebutuhan ke dalam bentuk
karakteristik mutu mengembangkan produk dengan menerjemahkan karakteristik mutu
mejadi spesifikasi produk, serta membuat dokumen proses yang memungkinkan untuk
memproduksi dan menjual produk dengan harga terjangkau dan pelayanan memuaskan.

Dalam kegiatan-kegiatan tersebu, tampak bahwa fungsi mutu ditentukan oleh


keinginan dan harapan pelanggan serta undang-undang dan peraturan-peraturan yang
berlaku, sehingga target perencanaan mutu terbatas pada:

a. Menimbulkan deviasi,
b. Mengurangi resiko kegagalan, dan
c. Membuat rancangan produk yang tahan dan kuat.
Spesifikasi produk dalam hal ini tidak mencerminkan kebutuhan secara lengkap.
Pengendalian mutu (quality control) adalah kegiatan yang memiliki target zero
defect dengan menerapkan pengendalian proses (process control). Pengendalian mutu dan
pengendalian proses merupakan bagian yang penting dan tak terpisahkan dari system
jaminan mutu (quality assurance system). Menurut konsep pengendalian mutu saat ini,
untuk menghasilkan produk yang baik dan menghindari berbagai bentuk cacat/kerusakan
pada produk adalah dengan pengendalian proses dan melibatkan tenaga kerja yang
berkualitas dan memiliki motovasi kerja tinggi (highly motivated). Menurut konsep ini
dalam proses apapun kegiatan pengendalian mutu harus mencakup tiga hal seperti yang
diilustrasikan dalam gambar 2.

98
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

QUALITY CONTROL STEPS


QUALITY CONTROL

SPECIFIYING FULFILLING TESTING AND


QUALITY QUALITY CHECKING
REQUIREMEN REQUIREMENTS QUALITY
TS (STEP 2) (STEP 3)
(STEP 1)

Gambar 2 : KEGIATAN PENGENDALAIN MUTU

Dalam konsep manajemen di masa lalu, pengendalian hanya difokuskan pada proses
perbuatan (manufaktur) produk. Pengendalian mutu dipisahkan dari kegiatan proses
produksi (tanggung jawab bagian manufaktur dipisahkan dari bagian inspeksi). Secara
psikologi, model manajemen ini jelas salah, sebab bagian inspeksi seolah-olah bertindak
seperi polisi”. Sementara dalam konsep manajemen modern, self-inspection dalam berbagai
bagian dan tingkatan memainkan peranan yang dominan tetapi tepat berbeda dalam
lingkaran system jaminan mutu (quality assurance system).

H. Studi Kasus
Lolitop Bakery adalah perusahaan yang memproduksi roti, usaha ini dikelola sendiri
(home industri ) dengan dibantu oleh 15 orang pekerja terletak di Jl. Gaperta 253 Medan.
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi roti adalah terigu, mentega, telur, dan
bahan baku lainnya berupa minyak, pengembang, garam, dan bahan baku mana yang akan
dikelola atau dibuat seperti kacang ijo, kacang, dan lain-lain. Jadwal produksi dan pembuan
roti dilakukan setiap hari, dimana jumlah produksi tergantung dari pemesan dan konsumen,
ada 15 jenis roti yang dipasarkan. Pemesan utama biasanya dilakukan oleh para tukang
burger, penjaja roti keliling, sisanya dipesan oleh toko-toko dan langsung di pesan

99
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

konsumen. Dalam memproduksi roti banyak mesin yang digunakan seperti mesin pengaduk
roti, pemompa/kompresor minyak dan mesin pengaduk mentega. Permasalahan yang sering
timbul dari usaha ini adalah:
1. Bahan mentahnya tidak bagus, terigu yang dating masih muda, maka roti yang akan
dihasilkan kurang bagus, sehingga roti tersebut tidak mencapai standar mutu yang
diinginkan.
2. Harga bahan mentah yang cenderung naik seperti minyak dan telur, sedangkan harga
jualnya tetap, sehingga target keuntungan menurun.
3. Masalah kurang modal, terutama untuk pengembangan usaha dan peningkatan
keterampilan pekerja serta manajemen perusahaan menjadi terganggu.
4. Saingan dari perusahan sejenis yang ada di daerah Medan sekitarnya sangat bervariasi,
baik dari mutu produk maupun harga yang ditawarkan.

I. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan pendidikan tinggi
khususnya Politeknik sangat berpengaruh sekali untuk meningkatkan budaya
kewirausahaan. Perlu dibekali muatan kewirausahaan untuk setiap mata kuliah keahlian di
seluruh program studi agar dosen dan mahasiswa bisa menjadi pionir-pionir wirausaha yang
menjadi panutan. Profil wirausaha dengan center of competence, self assessment dan need
assessment dapat berperan dalam mewujudkan budaya kewirausahaan sehingga adanya
keterkaitan antara keilmuwan dengan kewirusahaan yang diajarkan bagi setiap mahasiswa.
Sejalan dengan hal di atas para pengusaha yang memproduksi barang maupun jasa
yang diberikan harus bisa mempertimbangkan mutu baik dari segi kekuatan, kepuasaan,
daya tarik, dan spesifikasinya. Agar mutu bisa dipertahankan dan dikembangkan produsen
harus berpedoman pada konsep jaminan mutu (qualitynassurance), perencanaan mutu
(quality planning), dan pengawasan mutu (quality control).

J. Latihan
1. Jelaskan bagaimana peran pendidikan tinggi khususnya Politeknik dalam
pengembangan budaya kewiraushaan agar mahasiswa bisa mandiri kelak setelah tamat?
2. Coba anda uraikan peluang usaha yang bagaimanakah bisa dibuka sesuai denngan
bidang ilmu/ mata kuliah keahlian yang diajarkan?

100
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

3. Apa yang dimaksud center of competence? Jelaskan dan berikan contohnya.


4. Sebutkan dan jelaskanlah contoh-contoh kharakteristik mutu.
5. Sebutkan dan jelaskanlah dua aliran pemikiran tentang upaya perbaikan produktivitas.
6. Berdasarkan konsep Dr. Deming maka keluaran atau output ditentukan oleh customer
atau pemakai prosuk. Coba jelaskan hubungan konsep ini dengan konsep produktivitas.
7. Jelaskan dampak dari produk yang rendah atau cacat
8. Jelaskan unsure-unsur dari system jaminan mutu atau quality assuran

101
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

BAB XI
PENGEMBANGAN USAHA KECIL

A. Pengantar
Di indonesia,hekekat pembinaan dan makna esensial dari usaha kecil tidaklah dapat
dipisahkan dari aspek aspek normatif yang mendasarinya. Kemakmuran yang menjadi cita-
cita dan kehendak politk bangsa indonesia adalah kemakmuran bagi masyarakat luas, bukan
kemakmuran individu atau sekelompok orangsaja. Dalam pasal UDD 1945 dapat ditegaskan
sebagai berikut: “perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas dasar azas
kekeluargaan; serta bumi, air, dan kekayaan alam terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara untuk dpergunakan bagi kemakmuran masyarakat”. Dalam perekonomian Indonesia,
sektor usaha kecilmemgang peranan yang penting, terutama bila dikaitkan dengan jumlah
tenaga kerja yang mampu diserap usaha kecil. Usaha kecilini, selain memiliki arti strategis
bagai pembangunan juga sebagai upaya untuk meratakan hasil-hasil pembangunan yang
telah dicapai.
Pada tahun 1994, terdapat sekitar 33,4 juta usaha kecil yang tersebar di berbagai sektor,
sebagai berikut :
 Sektor pertanian sebanyak 63,66 %
 Sektor perdagangan 17,42 %
 Sektor pertambangan dan bangunan 3,29 %
 Sektor pengolahan sebanyak 8,79 %
 Sektor jasa 4,99 %
 Sektor lainnya sebanyak 3,50 %
Di sektor-sektor penting dalam perekonomian Indonesia, usaha kecil mendominasi
kegiatan usaha, misalnya di sektor pertanian lebih dari 99% kegiatan usaha dilakukan oleh
pengusaha kecil. Di sektor perdagangan lebih dasri 98%, di sektor transportasi lebih dari
99%, dan di sektor pengolahan jasa lain-lain masing-masing lebih dari 99%.

B. Pengertian Usaha Kecil


Apakah usaha kecil itu? Yang dimaksud dengan usaha kecil, menurut surat edaran
Bank-Indonesia No. 26/I/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK)
adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak

102
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini termasuk usaha
perseorangan,badan usaha swasta dan koperasi ,sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi
nilai Rp.600 juta.
Sedang berdasarkan UU No. 9/1995 tentang usaha Kecil , yang dimaksud dengan
usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria
kekeyaan bersih atau hasil penjualan tahunan, seperti kepemilikan ,sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud disini meliputi juga usaha kecil
informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil Informal adalah berbagai usaha
yang belum terdaftar , belum tercata dan belum berbadan hukum ,antara lain
petani,pengggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang kaki lima,dan
pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggabungkan alat
produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun , dan atau terkait dengan
seni budaya.

C. Karakteristik Usaha Kecil


Hasil study lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
menunjukkan bahwa kriteria usaha kecil di Indonesia itu sangat berbeda —beda, tergantung
pada fokus permasalahan yang dituju dan instansi yang berkaitan dengan sektor ini.
Sedangkan di negara- negara lain , kriteria yang pada akhirnya ikut menentukan ciri sektor
usaha kecil, yang antara lain ditentukan oleh karyawan yang dimuliki perusahaan yang
bersangkutan. Misalnya, di perancis digunakan jumlah karyawan dalam mendefinisikan
faktor usaha kecil, yaitu jika karyawan kurang dari 10 orang dianggap sebagai usaha sangat
kecil, sedangkan jika memiliki 10-40 orang karyawan dianggap sebagai perusahaan kecil,
dan jika memiliki 50- 500 orang karyawan disebut sebagai perusahaan menengah.
Secara umum, sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut :
Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah
administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak di up to date hingga sulit
untuk menilai kinerja usahanya.
Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
Modal terbatas.
Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.
Kala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya
mencapai titik efisiensi jangka panjang.
Kemampuan pemasaran dan negoisasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas.

103
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat
perbatasan dalam system administrasinya. Untuk mendapatkan dana di pasar modal, sebuah
perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standqar dan harus transparan.
Karakteristik yang dimiliki usaha kecil menyiratkan adanya kelemahan —
kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya masalah. Hal ini menyebabkan
berbagai masalah internal, terutama yang berkaitan dengan pendanaan yang tampaknya
untuk mendapatkan solusi yang jelas. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kemudahan
terutama melalui paket-paket kebijakan untuk mendorong kehidupan sektor-sektor kecil.
Misalnya, kredit Bimas, dan Kredit Usaha Kecil (KUK), namun apa yang dilakukan
berkaitan dengan pemberian kredit tersebut belum dirasakan manfaatnya keseluruhan oleh
sector usaha kecil.
Berkaitan dengan pemberian kredit kepada usaha kecil tersebut, pada tahun 1995
disosialisasikan pemberian kredit tanpa agunan kepada usaha kecil. Kredit tersebut disebut
dalam Kredit Kelayakan Usaha (KUK) yang besarnya maksimum Rp.50 juta.
Peran penting usaha kecil selain merupakan wahana utama dalam penyerapan
langkah kerja, juga sebagai penggerak roda ekonomi serta pelayanan masyarakat. Hal ini
memungkinkan mengingat karakteristik usaha kecil yang kenyal terhadap krisis ekonomi
yang dijalankan dengan ketergantungan yang rendah terhadap pendanaan sector besar, serta
keberadaanya tersebar di seluruh pelosok negeri sehingga merupakan distribusi yang efektif
untuk menjangkau sebagian besar rakyat.

D. Peran Usaha Kecil


Sesungguhnya peningkatan usaha kemampuan pengusaha kecil dan golongan
ekonomi lemah merupakan jawaban terhadap ketidak selarasan dan berbagai kesenjangan
dalam struktur perekonomian Indonesia. Pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas
memberikan penekanan tersendiri mengenai peranan pengusaha kecil dan golongan
ekonomi menengah. Makna pemerataan tentu saja bukanlah memperluas kesempatan kerja,
namun lebih jauh lagi menyangkut juga pemerataan kesempatan berusaha, distribusi,
pendapatan, serta keselarasan pembangunan antar wilayah dan pembangunan antar
lingkungan diseluruh pelosok tanah air.
Peran usaha kecil dalam perekonomian nasional paling tidak bisa dilihat tiga hal,
yakni pertama dalam pembentukan pendapatan nasional, peranannya dalam penyerapan
tenaga kerja, serta peranannya sebagai penyangga (buffer). Dalam laporan ini Biro Pusat
Statistik (1996), tercatat sebanyak 34,2 juta unit usaha di Indonesia yang memiliki omzet

104
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Jumlah ini merupakan 99,8 % dari seluruh unit usaha
yang berjumlah sekitar 33,5 juta unit. Dominasi unit usaha ini terimplikasi pada besarnya
peranan usaha kecil dalam penyerapan tenaga kerja. Sekitar 50 % dari pekerja di Indonesia
dapat dikategorikan sebagai pekerja yang terkait dengan usaha kecil.
Meskipun dari segi penyerapan tenaga kerja sangat besar, peranan usaha kecil dalam
pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB) relative masih rendah. Pada tahun 1993, usaha
kecil yang merupakan 99,8 % dari seluruh unit usaha di Indonesia hanya menyumbang 38,9
% dari PDB.
Sementara itu, peranan usaha kecil sebagai penyangga bisa dilihat dengan mudah
ketika krisis ekonomi terjadi. Banyak sekali karyawan yang terkena PHK yang kemudian
beralih menjadi pedagang kecil. Bahkan, para artis pun tak ketinggalan terjun sebagai
“pengusaha kecil” (warung tenda) ketika job jasa hiburan semakin berkurang. Bahkan
presiden sendiri mengakui bahwa usaha kecil merupakan “bantal pengaman” yang
menghindarkan perekonomian Indonesia dari kehancuran total akibat krisis.

D. Bentuk — bentuk Usaha Kecil


Jenis — jenis usaha kecil dan menengah dengan kegiatan on-farm (Triyana, Alex D
1991) terdiri dari :
1. Peternak Ayam Broiler ( Jayapura, Kalimantan)
2. Peternak Itik Alabio (Kalsel)
3. Usahatani Padi (Deli Serdang —Sumut)
4. Usahatani Jagung (Kalimantan)
5. Usahatani Sayur Mayur / Hortikultura (Yogya)
6. Usaha tani Semangka
7. Usahatani Bawang
8. Tanaman Hias / Anggrek (Jayapura,Jatim)
9. Kebun Kakao (Sulteng,Irja)
10. Kebun Kelapa (Sulteng)
11. Usaha Kebun Kelapa Sawit ( Jambi)
12. Usahatani Pisang dan Tomat (Sumsel)
13. Pembibitan Udang Tambak (Aceh)
14. Pembibitan Buah — buahan
15. Kolam Ikan Mas (Kaltim)
16. Pertanian Tanaman Lidah Buaya (Kalbar)

105
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

17. Usaha Ikan Lele dan Patin,Cabai Keriting (Sumsel)


18. Ayam Petelur (Bengkulu)
Jenis — jenis usaha kecil-menengah bergerak pada kegiatan off-farm terdiri dari :
1. Pelayanan Agrobisnis, Jasa Konstruksi, dan Pendanaan (Sumsel)
2. Usaha Penggilingan Padi (Sumut)
3. Perkulakan Sayur (Yogyakarta)
4. Produksi Minuman Anggur (Maluku)]
5. Distributor Kacang Mete (NTT)
6. Distributor Cumi-cumi dan Hasil Laut (NTT)
7. Industri Pakan Ternak (jayapura)
8. Perdagangan Telur Bebek Alabio (Kalsel)
9. Perdagangan Saprodi (Kalsel)
10. Pengolahan Gula Semut
11. Pedagangan Pupuk Organik (Bali)
12. Kerupuk Ikan, Ikan Asin (Sumsel)
Perdagangan Usaha Kecil-Menengah yang dengan kegiatan on/off farming tersiri dari :
1. Usaha Anggrek (Jayapura)
2. Usaha Hortikultura (Kaltim)
3. Bunga Potong (Jatim)
4. Distribusi Mete, Bunga Potong dan Pisang ( NTT)
5. Pembibitan buah-buahan (Jatim)
6. Perkulakan Buah-buahan (Bali)

E. Keuntungan dan Kelemahan Usaha Kecil


Banyak pengusaha di Indonesia gagal mengembangkan usahanya, bahkan ada yang
bangkrut tanpa mengetahui apa yang menjadi penyebabnya. Atau setelah usaha tersebut
beralih dari generasi pertama ke generasi kedua sering terjadi perubahan, baik dari segi
manajemen modal, strategi, dan gaya dalam mengelola usaha secara Kolusioner dapat
menimbulkan perubahan yang drastis. Setiap bisnis mengandung potensi benefit dan biaya.
Bagi banyak orang, benefit yang penting adalah kepuasan abadi yang diperoleh dari
mengoperasikan bisnis kepunyaan sendiri. Pemilik bisnis dapat menggunakan seluruh
talentanya dan dapat menggunakannya dengan bebas., juga dapat memperoleh kekuasaan
dari pengoperasian bisnis miliknya sendiri. Benefit lain yang diperoleh adalah keuntungan
financial.

106
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Dibandingkan dengan usaha besar, usaha kecil memiliki beberapa potensi dan
keunggulan komparatif, yaitu :
a. Pasarnya Jelas.
Pemilik usaha kecil mempunyai hubungan baik dengan langganan mengenai selera
langganan yang dilayaninya. Hal ini terbukti karena umumnya orang yang dating
membeli dari sekitar lojkasinya saja, walaupun kadang ada sebagian yang membeli
karena lintas dari lokasinya.
b. Fleksibel
Usaha kecil (Small Business) umumnya lebih fleksibel dibandingkan dengan
perusahaan, mudah memperbesar dan mengembangkan produk dan mudah
mengantisipasi permintaan dan selera konsumen. Jadi usaha kecil ini cenderung
memfokuskan operasinya pada kegiatan yang lebih menguntungkan usaha.
c. Mudah mengontrol usaha
Umumnya mudah memimpin usaha yang dijalankan karena jumlah modal dan
pegawainya juga sedikit, hal demikian idak merepotkan pemilik. Jadi pemilik pegawai
usaha dengan mudah dan biasanya langganan tidak terlalu direpotkan untuk dilayani.

Kelemahan usaha kecil adalah :


a. Perbatasan Manajemen
Umumnya pemilik dari usaha ini langsung jadi manager. Biasanya pengetahuan umum
pemilik terbatas baik dari segi pemasaran,keuangan,manajemen,produksi tentu
perbatasan ini menjadi tantangan bagi pemilik sendiri. Dengan keterbatasan
kemampuan pemimpin ancaman bangkrut sering dialami pemilik perusahaan.
b. Modal Terbatas
Dalam menjalankan usahanya pemilik biasanya kekurangan dana untuk
mengembangkan usahanya, ini merupakan masalah yang selalu dihadapi. Kekurangan
dana tentu dapat berakibat sulitnya mengantisipasi kesempatan yang besar. Umumnya
pemilik kurang mengetahui bagaimana cara mengelola dana yang efisien. Bagaimana
membuat proposal ke Bank, jaminan apa, berapa lama pinjam,dll. Kurangnya modal
tentu bisa menghambat ekspansi usaha yang dijalankan.
Keterbatasan dana untuk mendukung usahanya tentu merupakan problem dari pemilik
Small Business, banyak pemilik Small Business mengalami masalah dalam
mendapatkan dana yang diperlukan. Hal ini mendapat perhatian yang serius bagi
pemilik, dengan terbatasnya dana yang tersedia tentu ekspansi sulit dilaksanakan.

107
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

c. Pasar Terbatas
Oleh karena lokasi dan produknya terbatas tentu pasarnya juga sangat kecil. Hal ini
merupakan masalah yang dihadapi oleh pemilik, tentu penjualannya juga tebatas.
Kemampuan memasarkan produk yang dihasilkan juga sangat rendah. Kelemahan ini
sering dialami oleh setiap pemilik Small Business.
d. Kelangsungan Hidup Terbatas
Umumnya kelangsungan dari usaha kecil terbatas, ini terbukti dari banyaknya usaha
kecil mengalami kemunduran setelah pemilik mengundurkan diri atau meninggal.
Banyak usaha kecil yang bangkrut akibat tidak mempunyai penerus dari usaha tersebut
untuk meneruskan, hal ini terbukti dari pengalaman pemilik, setelah beralih ke anaknya
namun estafet kepemimpinan tidak dapat dipertahankan dan akhirnya bangkrut.

F. Modal Usaha Kecil


Bagi pengembang usaha kecil masalah modal merupakan kendala terbesar.
Adabeberapa alternative yanbg dapat dilakukan usaha kecil untuk mendapatkan pembiayaan
dan modal dasar maupun langkah-langkah pengembangan usahanya yaitu melalui kredit
perbankan, pinjaman lembaga keuangan bukan Bank, modal ventura, peminjaman dari dana
penyisihan laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hibah dan jenis pembiyaan lainnya.
Pada umumnya pembiyaan yang berasal dari kredit perbankan dirasakan oleh
pengusaha kecil sangat memberatkan terutama karena tingkat bunga yang cukup tinggi.
Bahkan pihak mengingat sector usaha kecil memiliki skala usaha yang umunya juga dengan
tingkat pendapatan yang seringkali tidak teratur pihak banak seringkali was-was apanbila
pinjaman yang diberikan tidak mampu dikembalikan oleh usaha.
Oleh karena itu diciptakanlah instrument pembiyaan yang sesuai dengan
karakteristik usaha kecil yaitu melalui modal ventura. Modal Ventura (Venture Capital)
dilaksanakan kegiatan yang dilakukan dalam bentuk penyertaan modal kedalam suatu
perusahaan pasangan usaha dengan beberapa tujuan antara lain pengembangan perusahaan
yang pada tahap awal biasanya mengalami kesulitanperusahaan yang berada dalam tahap
kemunuran usaha.
Penyertaan modal dari perusahaan modal ventura kepada perusahaan pasangan
biasanya disertai pula dengan penempatan orang-orang dari perusahaan modal lainnya
kedalam struktur manajemen perusahaan pasangan usaha. Maksudnya antara lain untuk
pengendalian dan sekaligus membantu manajemen dan teknik pelaksanaan nihil. Dengan

108
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

mekanisme seperti ini diharapkan peusahaan pasangan yang selain pembantuan modal juga
dibantu dari aspek bisnisnya itu sendiri.
Jadi secara konseptual, konsep,tujuan dan aktivitas lembaga modal ventura memang
sesuai dengan karakteristik usaha kecil. Sehingga nampaknya harapan penghasilan
penerapan konsep dan pola modal ventura untuk pengembangan usaha memang tidak terlalu
berlebihan. Dilihat dari karakteristik modal ventura ini kelemahan yang terdapat dalam
konsep bapak-anak angkat dapat dieliminasi denga lebih baik.
Keberadaan lembaga modal ventura ini sebenarnya telah dikenal relatif lama
dikalangannya. Namun dengan demikian secara formal baru dikenal bersamaan dengan
adanya paket kebijakan 20 Desember 1988 (Pakdes 1988) tentang lembaga sebelum itu
sebenarnya telah ada BUMN yatu PT Bahana Pengembangan Indonesia yang menjalankan
usaha mirip dengan modal ventura.
Dilihat dari aspek kelembagaan, sebenarnya infrastruktur yang diperlukan untuk
perkembangan system modal ventura telah cukup memadai. Hal ini dapat menjadi
pertumbuhan perusahaan pembiayaan (multi finance-company) yang diberi izin
menjalankan modal ventura.
Menurut catatan Direktorat Jendral Moneter Departemen Keuangan dalam
membentuk badan usaha pembiayaan di Indonesia pada tahun 1990, tercatat 38 perusahaan
yang diberi izin menjalankan bisnis modal ventura. Sampai 1993 perusahaan yang
menjalankan bisnis modal ventura berjumlah 90 yang aa perusahaan pembiyaan dan 10
perusahaan khusus modal ventura. Ini rata-rata ditopang oleh struktur permodalan yang
memadai disamping pengalaman dan dasar yang cukup kuat dalam bisnis.
Kondisi ini sebenarnya kondisi di Indonesia potensial untuk mendukung penanaman
modal ventura bagi pengembangan usaha kecil. Persoalannya hanya dari mobilisasi potensi
perusahaan yang telah ada. Perlu disadari pula modal ventura pada umunya memiliki
kelemahan managerial dalam keuangan serta langkah-langkah pengembangan keuangan
sebagai napas oleh karena itu bidang pembiayaan dan penjaminan harus dilengkapi tampilan
keuangan serta tersedianya dana dan uluran tangan, bagaimana yang harus ditempuh usaha
kecil untuk mendapatkan pinjaman serta kesiapan dana yang membantu usaha kecil dalam
pengadaan pembiayaan.

G. Upaya-upaya Pengembangan Usaha Kecil

109
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Dalam pasal 14 Undang-undang tentang usaha kecil merumuskan bahwa di dalam


dunia usaha dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam
bidang :
1. Seleksi dan Pengolahan
2. Meeting
3. Sumber Daya Manusia
4. Teknologi.
Disebutkan lebih lanjut dala pasal 15 dan 16 UU/1995 tentang usaha kecil,
“Pemerintah, dunia dan masyarakat melakukan pembinaan dan penggalangan dalam bidang
produksi dan pengolahan dengan:
meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan pengolahan meningkakan
kemampuan rancang bangun dan perekayasaan;
Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan
bahan baku, bahan penolong dan kemasan.”
Di bidang pemasaran juga dirumuskan langkah pembinaan dan pengembangan
dalam maupun luar negeri. Langkah tersebut dicapai lewat pelaksanaan dan pengkajian
pemasaran peningkatan kemampuan manajemen dan teknik serta menyediakan sarana serta
dukungan promosi dan uji pasar bagi usaha. Selain itu juga dimaksudkan untuk
mengembangkan lembaga pemasaran dan distribusi serta memasarkan produk usaha kecil.
Dari sudut manajemen pembinaan dan pengembangan bidang produksi dan diakui
sebagai langkah strategis strategis dalam usaha meningkatkan kinerja usaha dalam unsur
tersebut dilengkapi dengan pengembangan sumber daya manusia terlaksana.
Dalam pasal 17/UU1995 tentang usaha kecil dirumuskan langkah-langkah
pembinaan dan pengembangan dibidang sumber daya manusia dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
- Memasyarakatkan dan membudayakan Kewirausahaan.
- Meningkatkan ketrampilan teknis dan manajerial
- Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan,pelatihandan kunsultan usaha.
- Menyediakan tenaga penyuluhan dan konsultasi usaha kecil
Dalam menjelaskan pasal 17 ini juga disebutkan “Menanamkan” dan dikembangkan
jiwa,semangat,serta perilaku “kewirausahaan” Hal itu ditandai dengan :
 Kemampuan dan kemauan untuk bekerja dengan semangat kemandirian.
 Kemampuan dan kemauan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara
sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko usaha.

110
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

 Kemampuan dan kemauan berpikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif.
 Kemampuan dan kemauan untuk bekerja dalam kebersamaan dengan berlandaskan
usaha bisnis yang sehat.
Selain upaya-upaya diatas beberapa upaya yang lain yang dapat mengembangkan
usaha kecil adalah sebagai berikut :
Pendekatan makro untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi tumbuh dan
berkembangnya usaha kecil antara lain meliputi penyediaan barang-barang public yang
lebih berorientasi pada pengembangan usaha kecil seperti fasilitas infrastruktur sarana
transportasi, komunikasi dan sebagainya. Fasilitas kebijakan moneter,dan keuangan,fasilitas
perpajakan , pendidikan umum, pengembangan teknologi serta kebijakan persaingan yang
sehat.
Menghilangkan monopoli terutama pada industry hulu. Juga menghilangkan kolusi yang
mendorong munculnya monopoli. Dengan adanya monopoli ini usaha kecil akan dapat
berkembang.
Mengembangkan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha besar dan didasarkan yang
menguntungkan kedua belah pihak. Kalau kedua belah pihak saling menguntungkan maka
kemitraan akan dapat berlangsung terus. Demikian pula dengan mitra asing yang
menanamkan modalnya di Indonesia dapat dilakukan kemitraan yang saling
menguntungkan. Kemitraan dengan pihak asing dapat dilakukan melalui waralaba, baik
produk asing yang dipasarkan di Indonesia maupun sebaliknya.
Usaha kecil juga perlu meningkatkan efisiensi usaha. Hal ini mengingat persaingan
usaha yang makin tajam terlebih jika akan menembus pasar dunia. Bagi sector usaha kecil
yang belum memiliki asosiasi perlu dibentuk asosiasi. Sedangkan bagi sector usaha yang
sudah memiliki perlu memperkuat asosiasinya. Hal ini dilakukan untuk memperkuat usaha
kecil dalam posisi tawar menawarnya dan posisi persaingannya.

H. Pola Kemitraan Usaha Kecil


Konsep kemitraan merupakan terjemahan dari partnership atau bagian dari tanggung
jawab social perusahaan terhadap lingkungannya sesuai dengan konsep manajemen
berdasarkan sasaran dan partisipatif. Sesuai dengan konsep manajemen partisipatif
perusahaan besar harus juga bertanggung jawab mengembangkan usaha kecil masyarakat
pelanggannya karena pada akhirnya hanya konsep kemitraan ini yang dapat menjamin
eksistensi perusahaan besar terutama untuk jangka panjang.

111
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Dalam UU tentang usaha kecil konsep kemitraan dirumuskan dalam pasal 26 dengan
isi berikut :
 Usaha menengah dengan usaha besar melaksanakan hubungan kemitraan dengan usaha
kecil baik yang memiliki maupun yang tidak memiliki keterkaitan usaha.
 Pelaksanaan hubungan kemitraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diupayakan
mengarah ke terwujudnya keterkaitan usaha.
 Kemitraan dilaksanakan dengan disertai pembinaan dan pengembangan dalam salah
satu atau lebih bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya
manusia dan teknologi.
 Dalam melaksanakan hubungan kedua belah pihak mempunyai kedudukan hukum yang
setara.
Rumusan pasal 26 di atas sangat ideal dan merupakan bagian dari rumusan pasal
UUD 1945 atau konsep kegotong royongan dalam bidang usaha secara nasional. Saatnya
konsep kemitraan tersebut diurai lebih lanjut dalam pasal 27 UU Usaha berikut penjelasan
yang cukup rinci. Disebutkan dalam pasal tersebut bahwa kemitraan dilaksanakan dengan
pola :
Inti Plasma yaitu hubungan kemitraan usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah
atau besar yang didalamnya usaha menengah atau besar bertindak sebagai inti dan usaha
kecil sebagai plasma; perusahaan inti melaksanakan pembinaan mulai dari penyediaan
sarana produksi, bimbingan teknis, sampai pemasaran hasil produksi.
Subkontrak, yaitu hubungan kemitraan antara usaha kecil degan usaha menengah atau usaha
besar dalam hubungan kemitraan usaha kecil memproduksi komponen yang diperlukan oleh
usaha menengah atau usaha besar sebagai bagian dari produksinya.
Dagang umum yaitu : hubungan kemitraan antar usaha kecil dengan usaha menengah atau
usaha besar yang didalamnya usaha menengah atau usaha besar memasarkan hasil produksi
usaha kecil atau sebagai pemasok kebutuhan usaha menengah atau usaha besar.
Waralaba yaitu hubungan kemitraan yang didalamnya pemberi waralaba memberikan hak
penggunaan lisensi merek dagang dan aluran distribusi perusahaan pada penerima waralaba
dengan disertai bantuan bimbingan manajemen.
Lagenan yaitu hubungan kemitraan yang didalamnya usaha kecil diberi hak leluasa untuk
memasrkan barang dan jasa usaha menengah dan usaha besar.
Dan bentuk-bentuk lain di luar a,b,c,d, dan e diatas adalah pola kemitraan yang saat ini
sudah berkembang tetapi belum dibakukan atau pola baru yang akan timbul di masa yang
akan datang.

112
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kemitraan merupakan suatu bentuk
kerjasama dari dua atau lebih pelaku usaha yang saling menguntungkan. Hanya kemitraan
adalah bila ada keinginan yang sama untuk saling mendukung dan melengkapi dalam upaya
mencapai tujuan bersama.
Kemitraan usaha ini dilakukan antara usaha kecil dengan sector usaha besar. Adanya
kemitraan ini, usaha kecil diharapkan dapat hidup berdampingan dengan usaha besar.
Masing-masing sector dapat saling mengisi dan menempatkan diri pada posisinya. Bidang
usaha yang tidak efisien bagi usaha besar akan diisi oleh usaha kecil dan demikian oula
sebaliknya. Akhirnya kedua sektor tersebut dapat melakukan kerjasama yang saling
menguntungkan.
Jika kemitraan usaha dilakukan atas dasar saling membutuhkan maka tujuan dari
kemitraan dapat menjadi suatu kenyataan. Untuk bermitra usaha, usaha kecil harus
mengatasi kendala internalnya terlebih dahulu. Jadi mereka harus mempersiapkan
organisasinya baik dari aspek manajemen maupun sumber daya manusianya.
Dalam kerjasama hilir hulu (backward lingkage) inisiatif dating dari perusahaan
besar. Dalam hal ini perusahaan besar (hilir) menunjuk usaha kecil sebagai pemasok
kebutuhan bahan baku atau komponen yang dibutuhkan dalam proses produksinya. Di sini
perusahaan besar menentukan standard dan spesifikasi teknis bahan baku atau
komponennya. Jadi usaha kecil disini bekerja berdasarkan pesanan yang telah ditetapkan
sector hilir.
Dengan adanya pola keterkaitan ini dapat dihindari mata rantai produk yang
monopoli oleh perusahaan besar mulai dari penyediaan bahan baku sampai dengan proses
produksi, bahkan sampai dengan pemasaran produk jadi. Kalau terjadi penguasaan bahan
baku sampai pemasaran produk jadi tersebut maka akan menimbulkan aglomerasi yang
akhirnya cenderung bersifat monopolistic. Hal ini biasanya dilakukan dengan alasan
efisiensi,efektifitas,sinergi.
Pola kemitraan di atas sangat menguntungkan usaha kecil dari segi pemasaran
produk karena sebagai pemasok mereka cukup menjaga kualitas produk sesuai standar
barang yang telah ditetapkan sector hilir.
Bentuk kerjasama yang lain dikembangkan di Indonesia adalah pola kerjasama
Bapak-Anak Angkat. Bentuk kerjasama ini sebenarnya tidak berbeda dengan bentuk
kerjasama keterkaitan (lingkage), hanya pada pola bapak-anak angkat lebih dititik
tempatkan pada sumber daya manusia.

113
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Jika mereka telah siap, bentuk kemitraan usaha yang dapat dikembangkan untuk
mendorong usaha kecil adalah melalui : pertama kerjasama keterkaitan antara hulu-hilir
(forward lingkage) dan kedua kerjasama keterkaitan hilir-hulu (backward lingkage).
Dalam kerjasama hulu-hilir, usaha kecil yang menghasilkan produk sector pertanian
dalam arti luas (primer) sebagai bahan baku, seperti hasil tanaman pangan, peternakan,
perikanan, dan perkebunan , dapat menjadi pemasok (supplier) bagi industri pengolahan
(sekunder). Dengan demikian, usaha kecil telah mempunyai captive market ing bisa
diandalkan. Bagi peternak kecil yang tergabung dalam koperasi susu sapi perah misalnya,
mereka tidak perlu memasarkan produknya sendiri, tetapi sudah ditampung produsen
pengelola susu.

Kerjasama hulu-hilir di Indonesia nampaknya cukup berjalan dengan baik. Pola ini
dapat dikembangkan dalam bentuk ada atau tidaknya keterkaitan kemitraan usaha.
pemerintah mewajibkan setiap BUMN untuk menerapkan pola tersebut. Dapat pula
pemerintah mewajibkan usaha kecil dalam menangani proyek tersebut sebagai suatu
subkontrak.

Untuk kemitraan yang ada keterkaitan, pola kerjasama bapak-anak dapat dilakukan
dengan keterkaitan hulu-hilir dan hilir-hulu . Dalam pola kerjasama tersebut, tiap BUMN
diharuskan membina dan turut menjamin kelangsungan hidup mitra usahanya.

Sedangkan kemitraan tanpa keterkaitan usaha merupakan kerjasama antara


pengusaha besar ( termasuk BUMN) dengan unit usaha kecil (termasuk koperasi). Bentuk
kerjasama semacam ini, pada dasarnya akan menguntungkan masyarakat sekitarnya (dalam
hal ini usaha kecil). Beberapa perusahaan besar swasta juga telah melakukan pola kemitraan
diatas, namun dari segi kuantitas masih sangat kecil.

Idealnya, setiap bentuk kerjasama dan keterkaitan usaha besar dan kesil dilandasi
dengan dasar saling menguntungkan. Dengan demikian , kelangsungan keterkaitan usaha
dapat berjalan terus dengan langgeng .

I. Peluang usaha bagi usaha Kecil


Banyak orang membayangkan dirinya mengelola bisnis meilik mereka sendiri,
membuat keputusan-keputusan kunci dan menghasilkan keuntungan. menjadi pemilik usaha
kecil dapat memberikan peluang untuk mewujudkan impian-impian diatas.

114
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Ada tiga cara untuk menjadi pemilik usaha kecil , termasuk mengambil alih suatu
bisnis keluarga, membeli bisnis yang telah ada, atau memulai bisnis yang baru. Anak-anak
biasanya mengambil bisnis keluarga.Dalam kasus, pekerja di toko roti kecil, salon, toko jual
bahan makanan dan toko penjual daging adalah anak-anak pemilik bisnis tersebut. Mereka
belajar bisnis dengan bekerja pada orang tuanya.kadang-kadang anak-anak belajar dengan
sangat baik dan ingin meneruskan usaha tersebut. dalam kasus lain, orang tua memaksa
anaknya untuk terlibat dalam bisnisnya,yang akhirnya menimbulkan konflik dan kegagalan
bisnis.
Beberapa membeli bisnis yang telah mapan. Pembeli dan penjual sepakat dalam hal
yang menyangkut persediaan, peralatan,dan harga.Rincian perjanjian jual beli ini harus
disahkan melalui akta notaries.
Cara ketiga untuk menjadi pemilik usaha kecil adalah memulai suatu usaha baru
yang memerlukan kerja keras dan perencanaan yang matang. Tanpa perencanaan yang solid,
seorang pemilik usaha baru cenderung akan ditimpa oleh masalah-masalah karena bisnis
baru belum memiliki pelanggan atau catatan bisnis seperti bisnis yang telah mapan.Oleh
karena itu, untuk memperoleh seluruh informasi yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan dengan baik perlu kerja keras . Pemilik baru harus mempelajari hal-hal yang
menyangkut produk dan pasar, mengkonsultasikannya dengan ahli bisnis atau para
professional , dan mungkin mengahadiri seminar dan lokakarya untuk belajar mengelola
bisnis dengan cepat. Semua aktivitas ini sangat penting untuk dilakukan.
Ada beberapa area ekonomi yang biasanya menjadi konsentrasi usaha kecil, yaitu
manufaktur , jasa,grosir (wholesaling), pengecer (retailing)
Manufaktur : Jumlah usaha kecil manufaktur sangatlah banyak.Kategori ini
meliputi usaha percetakan , pabrik pembuat baja, pabrik peralatan rekreasi, manufaktur
pakaian,perusahaan model,perusahaan lemari dan perusahaan roti. Bisnis manufaktur
meliputi pengubahan bahan baku menjadi produk yang dibutuhkan oleh masyarakat . Oleh
karena itu , pemilik harus memahami produksi dan pemasaran dan bagaimana bisnis-bisnis
ini berfungsi saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Jasa : Sektor jasa merupakan suatu bidang yang beraneka ragam.Ada seratus
peluang bisnis jasa. jasa merupakan produk yang tidak bisa diraba (intangible product),yang
secara fisik tidak dapat dimiliki dan yang meliputi kinerja atau karya.Bisnis jasa meliputi :
Bisnis jasa , yaitu bisnis yang memberikan jasa kepada organisasi bisnis lain. Yang
termasuk ini adalah: perusahaan akuntan,agen periklanan, programmer computer,analis
sistem,jasa cetak biru,konsultan pajak/manajemen dan sebagainya.

115
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Jasa personal, meliputi bengkel mobil, reparasi perhiasan,reparasi mebel,reparasi alat-alat


rumah tangga, tukang patri dan sebagainya.
Jasa Hiburan dan Pertunjukan , meliputi gelanggang pacuan kuda , bioskop, lapangan
golf,tempat bowling,dan sebagainya.
Hotel dan Motel, meliputi pengoperasian hotel,motel,dan sejenisnya.
Dengan meningkatnya waktu luang dan kemampuan , pengeluaran konsumen, maka
baik perorangan,keluarga,maupun bisnis-bisnis lainnya diperkirakan meningkatkan
penggunaan mereka atas perusahaan-perusahaan jasa.
Ada sejumlah karakteristik bisnis jasa yang dapat diuraikan disini, yaitu :
Sebagian besar perusahaan jasa menawarkan satu atau hanya sedikit jasa-jasa.
Akuntan spesialisnya di pajak,toko reparasi perhiasan menetapkan hanya menerima reparasi
jam,dan sebagainya.
Sebagian besar dari usaha kecil jasa tidak memiliki persediaan dalam jumlah besar.Mereka
membeli bahan atau barang yang mereka butuhkan saat ada permintaan. Karena jasa
dikonsumsi segera, supplier dioperasikan dengan cara cash and carry.
Misalnya tukang patri ingin dibayar seketika setelah pekerjaannya seleai.
Bisnis jasa tergantung pada kemampuan manusianya. Mereka menjual sesuatu yang tidak
dapat diraba, seperti pengetahuan akan pajak atau kemampuan untuk memelihara anak
sementara orang tuanya bekerja. kemampuan ini menambah niali pada apa yang diterima
pelanggan atau klien.
Mayoritas usaha kecil jasa merupakan usaha perseorangan . hali ini konsisten dengan
karakteristik usaha kecil yang lain, seperti keahlian yang terspesialisasi,kebutuhan yang
sedikit terhadap persediaan,serta aplikasi dari pengetahuan dan keahlian lainnya .
Gosir (wholesaling) : Grosir meliputi penjualan yang lain,seperti pengecer,grosir
yang lain, atau perusahaan industri. perdagangan grosir sebagian besar terdiri dari usaha
kecil. Pedagang grosir merupakan suatu bisnis bebas yang memegang kepemilikan barang di
pasar. Perusahaan grosir kecil juga menjual beraneka macam produk termasuk bahan
makanan,mesin.peralatan rumah tangga,beras/gandum,buah-buahan,sayur mayor. Bisnis ini
melayani sebagai suatu mata rantai antara manufaktur dan pengecer atau pemakai industri.
Pengecer (retailing) : Pengecer merupakan pedagang yang menjual barng kepada
konsumen akhir.

J. Peluang Usaha Kecil pada Era Globalisasi

116
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Perubahan-perubahan mencolok dalam tata ekonomi dunia dewasa ini ditandai saja
oleh makin kaburnya batas-batas antar Negara, tetapi juga oleh terjadinya peningkatan
lalulintas barang,jasa,modal,informasi dan juga manusia dalam kecepatan semakin tinggi.
Salah satu faktor prndorong makin kuatadalah revolusi dibidang teknologi informasi dan
telekomunikasi. Sedangkan faktor lain adalahmilateral dan multilateral,yang ditandai
dengan proses deregulasi yang dilakukan secara konsisten sejak dua dasawarsa terakhir ini.
Dalam proses semacam ini, Negara-negara yang tampaknya berhasil memanfaatkan
perubahan adalah Negara-negara kuat orientasinya dalam perdagangan internasional.
Kemampuan bersaing di pasar global, meskipun bukan kata kunci,sangat menentukan
keberhasilan suatu Negara utuk berpacu dalam perlombaan ekonomi .
Kecenderungan utama dalam perdagangan global dewasa ini ditandai dengan
makinturunnya pangsa pasar komoditas primr dan meningkatnya pangsa pasar produk
manufaktur, kemudia perdagangan jasa melaju dengan pesat yang nantinya diperkirakan
melebihi laju perdagangan produk-produk pengolah informasi,alat komunikasi dan
permesinan akan medominasi perdagangan barang;perusahaan multi nasional (MNC) makin
melebarkan sayapnya yang akhirnya mendorong perdagangan intra industri. MNC ini
cenderung melakukan desentralisasi manajemen yang dikelola secara otonom dalam unit-
unit yang lebih kecil; blok-blok perdagangan dan perdagangan intra kawasan terus
diransang. Diantara kawasan-kawasan yang sedang tumbuh , kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara diakui sebagai kawasan yang paling dinamis yang akan tumbuh menjadi Negara
industri baru.
Namun, yang menarik dari fenomena global ini adalah timbulnya berbagai paradox
yang saling berlawanan , sebagaimana diteorikan oleh John naisbitt dalam bukunya “Global
Paradox”. Menurut naisbitt, ketika dunia terpadu secara ekonomi, sebagian komponen-
komponennya menjadi lebih banyak , lebih kecil dan lebih penting. Secara serentak
ekonomi global bergerak,sementara ukuran bagian-bagiannya menyusut.Makin besar dan
makin terbuka ekonomi dunia , akan semakin besar peran usaha kecil dan menengah.
Konsep mengenai skala ekonomi akan mencapai titik puncak,dari skala ekonomis
menjadi skala disekonomis. hal ini disebabkan oleh kondisi pada perusahaan yang terlalu
besar, birokrasi menjadi rumit dan boros ,hierarki menggantikan fleksibilitas yang akhirnya
dapat mengundang bencana. Perusahaan berskala kecil akhirnya menjadi sangat penting
karena mereka sanggup bermain secara gesit,fleksibel,inovatif dan cepat menangkap
berbagai peluang .

117
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

Proses globalisasi nampaknya akan makin melaju , ditandai antara lain dengan
tercapanya kesepakatan GATT dalam perputaran Uruguay bulan April 1994. Apakah
kesepakatan GATT ini akan ikut menberikan bukti bagi tesis yang diungkapkan Nasbitt,
akan memerlukan antisipasi yang lebih cepat. Final Act yang ditandai bulan April 1994 akan
diimlementasikan secara bertahap selama 10 tahun masa transisi. Banyak persetujuan yang
dicapai GATT, dan salah satu yang penting dalam perekonomian Indonesia adalah
perbaikan akses pasar. Hal yang penting dalam akses pasar tersebut adalah ; pertama;
perbaikan akses pasar komoditas pertanian, kedua;penghapusan secara bertahap Multifiber
Arrangement (MFA).
Perdagangan komoditas pertanian di pasar internasional selama ini mengalami
historsi berat yang merugikan Negara-negara yang mengandalkan kekuatan ekonomi pada
faktor pertanian,kini akan mengalami kemunduran. Negara-negara maju yang merupakan
pasar utama komodita pertanian Negara berkembang sepakat untuk bertahap melakukan
tarifikasi hambatan nontariff,termasuk kuota.Sementara tingkat tari sendiri akan mengalami
penurunan rata-rata 37 persen dari tingkat sebelum tarifikasi. Disamping itu, Negara-negara
maju juga akan mengurangi tingkat proteksi dan subsidi yang diberikan pada pertanian
dalam negeri merdeka.
Untuk komoditas pertanian, bagi Indonesia sepakat GATT sebenarnya belum perlu
terlalu dirisaukan , sebab komoditas pertanian yang penting seperti beras,jagung,kelapa
sawit,cokelat dan hortikultura masih memiliki tingkat proteksi yang rendah. namun, dalam
jangka panjang sisa waktu yang sepuluh tahun akan menuntut upaya yang lebih keras untuk
mempertahankan dan meningkatkan daya saing, sebelum menjadi pasar yang bebas sama
sekali.
Tentang Multifiber Arrangement (MFA), akses pasar Negara sedang berkembang
dan ditingkatkan, terutama produk tekstil dan pakaian jadi yang menjadi produk andalan
ekspor non migas. Hal ini merupakan peluang usaha, mengingat beberapa Negara maju
membuka konsensi sejumlah komoditas yang dapat diproduksi oleh Indonesia. Misalnya
tawaran MEE untuk menurunkan tariff bea masuk terhadap produk-produk plastic,pakaian
olah raga, dan produk-produk dari kulit. Tawaran konsensi mengikat penurunan tariff bea
masuk sebesar 50 persen dan footwear 10 persen dari Swedia, komitmen Selandia Baru
untuk menurunkan secara terikat tarif bea masuk terhadap barang-barang pakaian,kertas
tissue,benang tekstil sintesis dan barang-barang rumah tangga.
Dilihat dari jenis-jenis produk tersebut, baik pertanian maupun produk-produk dalam
rangka MFA , pada dasarnya merupakan barang-barang yang diproduksi usaha kecil dan

118
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

menengah. hanya saja, dalam konteks perdagangan internasional, usaha kecil dan menengah
biasanya masih miskin pengalaman . Mereka pada umumnya belum mampu
mempertahankan kualitas produk, memiliki pengiriman (delivery), serta lemah dalam
promosi.
Oleh karena itu berbagai peluang tersebut belum tentu mampu dimanfaatkan oleh
usaha kecil. Apalagi kelonggaran pasar juga akan mengundang para pesaing dari sesame
Negara sedang berkembang. Akibatnya dapat diduga persaingan harga akan makin ketat
sama seperti persaingan non harga. Semua itu akhirnya menuntut efisiensi juga tingat
korporasi. Hanya perusahaan yang efisien dan produktif yang mampu memanfaatkan
peluang tersebut.

K. Kasus
Usaha kecil Bengkel Mekanik bernama UD Platong adalah salah satu usaha keluarga
yang memproduksi parang dan rimbas. Omset penjualan sebulan sebanyak Rp.500.000,-s.d.
Rp. 700.000,- sebulan. Usaha ini merupakan usaha keluarga yang dikelola suami istri dan 2
orang pekerja. Pemiliknya bernama M.Sihombing, lokasi Bengkel ini berada di JL.Prapat
Hulu Kota Cane, Aceh Tenggara. Permasalahan utama dalam industri ini adalah kurangnya
modal , bahan baku sulit diperoleh karena harus dicari dari bengkel-bengkel besar berupa
daun per truk. Manajemen bisnisnya masih tradisional, pemasarannya dijual ke pasar,
kadang kala melalui pesanan . karena jumlah pekerja sedikit menyebabkan proses
pembuatan berjalan lambat sehingga jumlah produk yang dihasilkan berjumlah sedikit.
Peralatan yang digunakan kurang canggih , khususnya gerinda dan kipas,sedangkan untuk
penyalan pembakaran masih manual. Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan besi
yang akan ditempah yaitu dari kulit kemiri yang sudah dikeringkan. kulit kemiri ini
diperoleh dari masyarakat setempat. Potongan logam yang belum dibakar karena terlalu
kecil dijual kembali. Bila anda sebagai pengelola UD Platong langkah-langkah apa yang
harus anda lakukan agar usaha tersebut bisa berkembang ? Uraikan pendapat anda .

L. Kesimpulan

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa Usaha kecil sangat berperan dalam
meningkatkan perekonomian nasional. peranan pemerintah dalam mengembangkan usaha
kecil adalah sangat bear sekali, untuk membantu dan mendorong berkembangnya usaha
kecil harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Banyak fakta menunjukkan bahwa usaha

119
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

kecil banyak yang gagal hal ini disebabkan karena keterbatasan manajemen,kurangnya
modal,dan pasarnya terbatas. Dalam mengolah Usaha Kecil, harus membutuhkan modal,
kesungguhan yang harus memiliki jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) , yang merupakan
asset yang paling berharga bagi pemilik. Sejalan dengan hal diatas tentu pengalaman dan
keahlian memimpin suatu usaha juga sangat penting an berpengaruh dalam menjalankan
usaha kecil. Untuk memulai usaha kecil harus dimulai dengan perencanaan yang matang dan
memiliki tekat yang bulat sehingga nantinya bisa memperoleh hasil untuk masa yang akan
datang. Perlunya manajemen usaha Kecil tentu sangat berpengaruh untuk kemajuan dunia
usaha yang semakin berkembang serta pesaing bisnis yang sangat mendesak. oleh karenanya
bagi pelaku usaha kecil tentu harus bisa mengantisipasi era lobalisasi yang sudah dekat,
dengan memiliki keahlian memimpin tentu peluang untuk merebut pasar lebih besar.

M. Latihan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan usaha kecil menurut UU NO.9/1995?


2. Bisakah anda menguraikan bagaimana sebenarnya karakteristik dari usaha kecil?
3. Apakah kios rokok, warung pecal,pedagang kaki lima bisa dikategorikan sebagai usaha
kecil?
4. Bagaimana peranan usaha kecil dalam pembangunan ekonomi nasional Berapa
persenkah usaha kecil di Indonesia yang dapat dikategorikan berhasil?
5. Apa saja keuntungan/kelebihan dan kelemahan dari usaha kecil tersebut?
6. Bila anda sebagai pemilik uaha kecil ingin mengembangkan usaha bagaimana cara anda
untuk mendapatkan dana ?
7. Apa yang anda ketahui tentang pengembangan usaha kecil di Indonesia , apakah
pemerintah sudah sungguh-sungguh membantunya? Jelaskan pendapat anda !
8. Bagaimana pola kemitraan usaha kecil dengan usaha besar? Jelaskanlah menurut isi UU
No. 27/1995, bagaimana komentar anda dengan kenyataan di lapangan.
9. Bila anda observasi disekitar lingkungan anda bagaimana peluang usaha kecil di
Indonesia, apakah bisa berhasil pada masa globalisasi tahun 2003 ? Jelaskanlah
pendapat anda !

120
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

DAFTAR PUSTAKA

1. Suryana, MSi, Kewirausahaan, edisi pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2003.


2. Kasmir MM, Jakfar, MM, Studi Kelayakan Bisnis, edisi pertama, Prenada Media,
Jakarta, 2003.
3. Solihin Ismail, S.E., Pengantar Bisnis, edisi pertama, Prenada Media, Jakarta, 2006.
4. Sadono Sukirno, Pengantar Bisnis, edisi pertama, Prenada Media, Jakarta, 2004
5. Longenecker, Justin G; Moore, Carlos W; Petty. J. William Petty, Kewirausahaan
(Manajemen Usaha Kecil), edisi pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2001.
6. Saleh, Irsan Azhary . 1986 . Industri Kecil. Sebuah Tinjauan dan Perbandingan .
Edisi I, Jakarta:LP3ES .

7. Setyawan , Joe . 1996. Strategi Efektif Berwirausaha . Jakarta : Gunung Jati.

8. Ranupandojo,Heidjrachman dan suad Husnan. 1981. Manajemen Personalia. Edisi ke II.

Yogyakarta : BPFE

121
Politeknik Negeri Medan
Prodi D III Jurusan Teknik Spil

9. Scarborough, Norman M. dan Thomas W. Zimmerer.1992 . Effecctive Small Business


Management. Boston : Merril Publishing Company .

10. Sutojo , Siswanto. 1984. Manajemen Perusahan Indonesia. Jakarta : PT Pustaka

Binaman Pressindo

11. Terry , G. R. dan L.W. Rue . 1996. Dasar Dasar Manajemen . Jakarta : Penerbit Bumi

Aksara .

12. Triyana, Alex D. 1991. Strategi Kompetitif Perusahaan Sedang/Kecil. Jakarta :

Marketing Seminars.

13. Wiranto,Maskur. 1996. Pengantar Kewiraswastaan,Kerangka Dasar memasuki Dunia


Bisnis. Edisi I. Yogyakarta : BPFE.

122
Politeknik Negeri Medan

Anda mungkin juga menyukai