Anda di halaman 1dari 14

MODUL AJAR SOSIOLOGI

KONFLIK SOSIAL

2022/2023

KELAS
XI/FASE F
OLEH
EKA OKTAVIA, S.Pd
SMAN 2 PADANG
PEMETAAN KEBUTUHAN BELAJAR KELAS 11 SMANEGERI 2 PADANG
BERDASARKAN GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN
Sosiologi

Untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik, Guru menggunakan metode


observasi (pengamatan secara langsung keseharian peserta didik dalam
menyelesaikantugas-tugas belajarnya), metode angket melalui Google Form berupa
penilaian diri melibatkan peserta didik untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar (profil
belajar) pesertadidik, dan assesmen diagnostik kognitif untuk mengukur tingkat
kemampuan peserta didik. Sementara, kesiapan belajar peserta didik dilihat dari hasil
belajar materi prasyarat yaitu kelompok sosial. Berikut adalah hasil pemetaan kebutuhan
belajar peserta didik kelas11 kelompok A.

A. PROFIL BELAJAR PESERTA DIDIK


ProfilBelajarPesertaDi Audio Visual Kinestetik
dik
Nama peserta didik

Menggali informasi dan Menggali informasi


pemahaman tentang dengan mencari
konflik sosial, klasifikasi gaambar-gambar
bentuk-bentuk
konflik perkembangan
konflik sosial dan
kelompok dan kekerasan kekerasan

B. KESIAPAN BELAJAR
Profil Belajar Audio Visual Kinestetik
Peserta Didik
Dapat menuliskan Dapat meyebutkan
Perlu bimbingan
tentang konsep konflik tentang konsep konflik
sosial dan kekerasan khusus dalam
sosial dan kekerasan
Kesiapan Belajar menuliskan
tentang konsep
konflik sosial dan
kekerasan
Nama Peserta
Didik
Tugas Guru Belajar menuliskan Perlu bimbingan dalam Perlu bimbingan
konsep konflik sosial dan menuliskan konsep khusus khusus dan
kekerasan konsep konflik sosial dan intens dalam
kekerasan menuliskan konsep
konsep konflik
sosial dan
kekerasan

Hasil pemetaan ini di gunakan sebagai dasar untuk merancang modul ajar berdiferensiasi
pada materi konsep konflik sosial dan kekerasan

Tingkat Nilai dibawah rata-rata Nilai mencapai rata-rata Nilai di atas rata-
Kemampuan rata
Nama Peserta
Didik
Proses Peserta didik Peserta didik diberikan Peserta didik
menggunakan buku pendalaman materi dan diberikan
paket untuk mencapai latihan soal untuk pendalaman
nilai rata-rata meningkatkan materi lanjutan
kemampuannya dan latihan soal
HOTS untuk
Meningkatkan
kemampuannya
KONFLIK SOSIAL
Identitas Modul
Nama Penyusun : Eka Oktavia, S.Pd
Institusi : SMAN 2 Padang
Tahun Disusun : 2022
Jenjang : SMA
Kelas : XI (Fase F )
Alokasi Waktu : 5 JP
Materi : Kekerasan dan cara penyelesaian konflik
Model pembelajaran : PJJ, TM dan Blended
Jumlah Peserta Didik :36 Orang

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi kelompok sosial, peserta didik mampu:
1. Mendeskripsikan konsep konflik, kekerasan dan dampak yang ditimbulkan.
2. Menjelaskan perbedaan konflik dan kekerasan
3. Mengidentifikasi cara penyelesaian konflik

Pertanyaan Pematik
Bagaimana cara ananda menemukan faktor penyebab serta reslusi terhadap konflik sosial?

Profil Pelajar Pancasila


1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
2. Mandiri yaitu peserta didik diharapkan bisa secara mandiri mampu mengidentifkasi
permasalahan dan mencari solui.
3. Gotong Royong yaitu peserta didik diharapkan bisa bekerja dengan teman-teman
sekelompok untuk mencari solusi terhadap suatu permasalahan.
4. Bernalar Kritis yaitu peserta didik mampu melihat segala sesuatu hal dari berbagai
perspektif dan terbuka terhadap pembuktian baru.

Rencana Asesmen
Asesmen Formatif
Bagaimana asesmen dilakukan: Penilaian dari kerja kelompok dan individu.
Teknik Asesmen: Tertulis (Test)
Alat ukur: Penilaian lembar aktivitas kelompok (Lampiran 1)

Asesmen Sumatif
Bagaimana asesmen dilakukan: Uji pemahaman individu di akhir kegiatan.
Teknik Asesmen: Performa
Alat ukur: Rubrik untuk uji pemahaman individu (Lampiran 2)

Sarana dan Prasarana


1. Papan tulis
2. Spidol
3. Infokus
4. Leptop/HP Android
5. Jaringan internet
6. Spidol Warna
7. Karton
8. Kertas HVS
9. Buku Sosiologi kelas X dan Buku kelas X Sosiologi yang relevan

Target Peserta Didik


Peserta didik yang menjadi target yaitu;
1. Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.
2. Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu gaya
misalnya dengan kinestetik. Memiliki kesulitan dengan cara belajar yang berada dalam kondisi
tenang, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir nalara tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.
Persiapan pembelajaran
1. Daftar pembagian kelompok belajar
2. Powerpoint (PPT) tentang arti, jenis-jenis, dan contoh konflik-konflik yang terjadi di Indonesia
3. Kasus-kasus konflik sosial yang aktual
4. Lembar Kerja Siswa

Pertemuan 1 (90 menit)


KEGIATAN PEMBELAJARAN
Domain Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
CP Pembukaan 15 Menit
Guru : Peserta didik
Orientasi: berdoa dipimpin
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan oleh ketua kelas.
syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai Peserta didik
pembelajaran memperhatikan
Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin penjelasan guru
Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali kegiatan Peserta didik
pembelajaran. memberikan
perhatian,
Aperpepsi dan Motivasi merespon dan
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan menjawab
dilakukan dengan pengalaman siswa dengan pertanyaan guru
materi/tema/kegiatan sebelumnya
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai bersama
dan keluaran (output) dalam kegiatan pembelajaran
memberikan gambaran penilaian.
Peserta didik diminta untuk melakukan refleksi atas
kemampuannya selama ini. Sudah sejauh mana kemampuannya?
Apa yang masih menjadi tantangan? Apakah kemampuan
tersebut dapat digunakan sebagai modal untuk
mempelajarikonflik

Dari kegiatan refleksi ini, diharapkan Peserta didik sudah dapat


menentukan sendiri tujuan yang akan dicapainya.
Contoh goal setting yang dibuat murid: “Setelah saya dapat mengerti
faktor penyebab konflik, saya akan mengidentifikasi upaya
mengatasi konflik.”

Jika murid masih nampak kesulitan, guru membimbingPeserta didik untuk membuat
tujuannya masing-masing pada buku catatan

Kegiatan Inti ( 60 menit)


Pemahaman Konsep Resolusi Konflik
Konsep 2. Guru membentuk kelompok kerja siswa Siswa berkelompok
Resolusi Guru menjelaskan tentang perbedaan konflik dengan Siswa memperhatikan
Konflik kekerasan dan upaya cara penyelesaiannya. penjelasan guru
Guru menugaskan siswa untuk menggali informasi Siswa menonton tayangan
tentang berbagai macam konflik dan kekerasan di tentang konflik yang sudah
Indonesia yang terjadi selama 10- 20 tahun terakhir. berkembang menjadi
Berikut proses pencegahan, kelola, rekonsiliasi, dan kekerasan kemudian
transformasi yang pernah berjalan. berdiskusi dengan teman
Guru mengarahkan masing-masing kelompok kelompoknya untuk
menjelaskan hasil kerja kelompok. pengumpulan informasi
tentang konflik yang sudah
berkembang menjadi
kekerasan
Siswa menjelaskan hasil kerja
kelompok.
Penutup (15 menit)
1. Guru mengarahkan siswa untuk membuat 1. Siswa memperhatikan dan
refleksi/resume pembelajaran yang sudah dijalani. merespon arahan dan
2. Guru menguatkan berbagai kesimpulan yang muncul penjelasan guru
saat diskusi 2. Siswa menuliskan resume
3. Guru mengingatkan materi pertemuan selanjutnya. pembelajaran dan mencatat
4. Guru menutup pertemuan deng gan berdoa dan kesimpulan setiap pembahasan
memberi salam tema diskusi
3. Siswa menjawab salam guru
dan berdoa bersama

RUANG LINGKUP KONFLIK SOSIAL


1. Perbedaan konflik dengan kekekrasan
Konflik diartikan sebagai sebuah proses sosial yang terjadi antara dua orang atau kelompok, yang
berusaha saling menyingkirkan satu sama lain dengan cara membuat seseorang atau kelompok lainnya
tidak berdaya atau bahkan dengan menghancurkan orang atau kelompok tersebut. Sedangkan
kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau
matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Bentuk kekerasan
meliputi perkataan, tindakan, sikap, dan berbagai struktur atau sistem yang dapat menyebabkan
kerusakan pada diri seseorang (baik secara fisik atau mental) dan lingkungan.

2. Penyebab Kekerasan
Penyebab kekerasan ada bermacam-macam, di antaranya adalah sebagai berikut:
 Individu tidak dapat mengendalikan emosi dirinya
 Adanya permasalahan yang memancing permusuhan
 Adanya prasangka buruk dari seseorang atau satu kelompok terhadap individu lainnya atau
kelompok lainnya
 Adanya keinginan manusia dalam mendapatkan prestasi
 Kontrol sosial yang sudah tidak berfungsi dalam mengendalikan persaingan yang terjadi di
masyarakat

3. Jenis Kekerasan
a. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk kekerasan ini dibagi menjadi tiga, yaitu kekerasan fisik, kekerasan struktural, dan kekerasan
psikologis.
1. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik adalah suatu kekerasan yang terjadi secara nyata atau dapat dilihat dan dirasakan oleh
tubuh langsung. Kekerasan fisik ini seringkali meninggalkan bekas luka bagi penerima kekerasan atau
korban tindak kekerasan, sehingga ketika ingin melaporkan tindak kekerasan ini akan divisum terlebih
dahulu. Adapun wujud dari kekerasan fisik, seperti pemukulan, pembacokan, bahkan hingga
menghilangkan nyawa seseorang.
2. Kekerasan Struktural
Kekerasan struktural ini bisa dibilang sebagai kekerasan yang sangat kompleks karena bukan hanya
berkaitan dengan individu saja, tetapi juga sering terjadi dengan suatu kelompok. Kekerasan struktural
adalah jenis kekerasan yang dapat terjadi dan pelakunya bisa kelompok atau seseorang dengan cara
memakai sistem hukum, sistem ekonomi, atau norma-norma yang terjadi pada lingkungan
masyarakat.
3. Kekerasan Psikologis
Kekerasan psikologis adalah kekerasan yang di mana dilakukan untuk melukai mental atau jiwa
seseorang, sehingga bisa menyebabkan seseorang menderita gangguan jiwa. Kekerasan psikologis ini
lebih dikenal oleh masyarakat banyak dengan nama kekerasan psikis. Bentuk dari kekerasan
psikologis biasanya, seperti ucapan yang menyakitkan hati, melakukan penghinaan terhadap
seseorang atau kelompok, melakukan ancaman, dan sebagainya.

2. Berdasarkan Pelakunya
a. Kekerasan Individual
Kekerasan individual adalah jenis kekerasan yang di mana kekerasannya dilakukan oleh seseorang
kepada seseorang lainnya atau bisa juga lebih dari seseorang. Biasanya kekerasan individual ini
terjadi dalam bentuk kekerasan, seperti pemukulan, pencurian, penganiayaan, dan lain-lain. Kekerasan
individual ini bisa saja terjadi di lingkungan terdekat kita, sehingga kita perlu selalu waspada agar
tidak menjadi korban kekerasan.
b. Kekerasan Kolektif
Kekerasan kolektif adalah kekerasan yang di mana dilakukan oleh sebuah kelompok atau massa.
Biasanya kekerasan ini terjadi karena adanya perselisihan antar kelompok, sehingga memicu
terjadinya tawuran, bentrokan, dan lain-lain. Kekerasan kolektif ini bisa merugikan infrastruktur yang
ada disekitarnya. Lebih parahnya, kekerasan ini bisa menimbulkan korban jiwa.

Contoh Kekerasan
Contoh-contoh kekerasan sebagai berikut.
1. Melakukan pencurian atau perampokan.
2. Melakukan pembacokan atau pembegalan.
3. Melukai perasaan orang lain, baik dalam bentuk menghina, mengejek, dan memaki.
4. Melukai tubuh orang lain, seperti melakukan pemukulan, melakukan penusukan, melakukan
pemerkosaan, dan melakukan pelecehan seksual.

4. Ciri-Ciri Korban Kekerasan


1. Adanya Perubahan Perilaku
Seseorang yang sudah menjadi korban kekerasan akan mengalami perubahan perilaku yang jauh dari
biasanya. Perubahan perilaku yang dimaksud, bisa seperti menjadi lebih takut ketika ingin melakukan
aktivitas di luar rumah. Selain itu, bisa juga dilihat dari yang biasanya hidup dengan tenang menjadi
pendendam.
2. Menjadi Lebih Pendiam
Korban kekerasan seringkali takut untuk mengungkapkannya kepada orang lain, sehingga hanya
berdiam diri saja. Hal bisa terjadi karena korban kekerasan ini terkena trauma, sehingga kondisi
psikisnya juga kena. Bahkan, ia akan mengurangi intensitas berbicara dengan orang lain.
3. Cepat Murung dan Cemas
Selain menjadi pendiam, korban kekerasan juga akan berubah menjadi seseorang yang murung dan
cemas. Jika ada orang-orang terdekat kamu yang terlihat seperti itu, sebaiknya segera diberi dukungan
moral agar kondisi jiwanya tidak menjadi parah.
4. Menutup Diri
Rasa takut akan terus menghampiri korban kekerasan, sehingga ia akan berusaha semaksimal
mungkin untuk menutup dirinya dari orang lain.
5. Takut Bertemu dengan Orang Lain atau Pelaku Kekerasan
Trauma pada korban kekerasan akan sulit dihilangkan, sehingga ia akan takut bertemu dengan orang
lain atau bertemu dengan pelaku kekerasan. Bahkan, korban kekerasan akan merasa kalau orang lain
sangat berbahaya untuk dirinya.

5. Akibat Konflik dan Kekerasan


Bagaimana Pahamifren, sudah paham kan pembahasan materi Sosiologi tentang Konflik dan
kekerasan ini? Nah, kira-kira, apa sih akibat yang ditimbulkan dari konflik dan kekerasan?
 Perubahan kepribadian pada diri seseorang.
 Semakin kuatnya rasa solidaritas kelompok (in-group feeling) atau retak dan goyahnya suatu
kelompok sosial.
 Timbulnya korban jiwa serta hancurnya harta benda
 Akomodasi, dominasi, serta takluknya salah satu pihak yang bertikai

Upaya penyelesaian konflik dan kekerasan


1. Arbitrasi: Upaya penyelesaian masalah atau meleraikan sengketa yang melibatkan perantara atau
pihak ketiga yang netral dan tidak memihak siapapun dan keberadaaan perantara tersebut
disepakati oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak ketiga ini disebut juga dengan arbiter
untuk mendapat keputusan akhir yang bersifat legal dari arbiter sebagai jalan keluar untuk
menyelesaikan konflik
2. Ajudikasi: Salah satu upaya mencapai kesepakatan dalam penyelesaian masalah antara dua pihak
dengan menggunakan jalur peradilan
3. Mediasi: Upaya pengendalian konflik yang menggunakan pihak ketiga seperti ahli atau pakar,
lembaga, tokoh sebagai mediator, yang memberi nasihat atau saran, tetapi bukan pemberi
keputusan. Yang ketiga, Arbitrasi, yakni resolusi konflik dengan kedua belah pihak sepakat
4. Negosiasi: Proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama
antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.
5. Koersi : yaitu penyelesaia konflik dengan mengunakan kekerasan. Contoh penyelesaian konflik
antara ISIS dengan Amerika Serikat, Irak, Suriah dan sebagainya.
6. Konsiliasi: yaiu usaha memperbaiki pertikaian dengan tujuan mencapai kesepakatan.
7. Stalemate: yaitu langakah akomodasj yang terjadi karena kedua belah pihak memiliki kekuatan
seimbang sehingga pertikaian biasanya berhenti dengan sendirinya.

PENILAIAN
1. Asesmen
a. Jenis Penilaian : Tes dan non tes
b. Bentuk Penilaian : Tingkat Pemahaman Konsep, Keaktifan dan Tingkat Keterampilan Inquiry
c. Penilaian ditujukan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap
d. Penilaian pengetahuan mengukur kemampuan siswa berpikir tingkat tinggi (HOTS) sehingga
timbul berpikir kritis
e. Penilaian keterampilan berbentuk penugasan yang mendorong kompetensi kreativitas siswa
f. Penilaian sikap ditujukan untuk menilai siswa dalam kemampuan bersikap gotong royong dan
berkebhinekaan global g. Penilaian keterampilan inkuiri berupa projek penugasan untuk menilai
kompetensi secara utuh dalam pengetahuan, keterampilan maupun sikap

RUBRIK 1. Penilaian Sikap (profil pelajar pancasila )


 Asesmen Formatif
Observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan anekdotal
Lembar observasi sikap (Profil Pelajar Pancasila)
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama Satuan Pendidikan :SMAN 2 Padang
Tahun Pelajaran :2021/2022
Kelas/Semester : XE / Semester I
MataPelajaran : Sosiologi
Hari/tanggal :
N Nama Peserta didik Kejadian / Perilaku
o Profil Pelajar Pancasila
Berkebhinekaan
Yang Maha Esa

Gotong Royong
Bernalar Kritis
Kepada Tuhan
Beriman Dan
Bertakwa

Mandiri
Kreatif
Global

RUBRIK 2. PENILAIAN TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP


Tingkat Pemahaman Ciri Jawaban Siswa Nilai
Paham Seluruhnya (P) Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep 100
Paham Sebagian (PS) Jawaban benar dan mengandung paling sedikit satu 80
konsep serta tidak mengandung suatu kesalahan
konsep
Miskonsepsi Sebagian (MS) Jawaban Memberikan sebagian informasi yang benar 70
tetapi juga menunjukkan adanya kesalahan konsep
dalam menjelaskannya
Miskonsepsi (M) Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang 60
mendasar tentang konsep yang dipelajari
Tidak Paham (TP) Jawaban salah, tidak relevan, hanya mengulang 50
pertanyaan serta jawaban kosong

RUBRIK 3. KEAKTIFAN DISKUSI/UNJUK KERJA


No Aspek yang Dinilai SB B C CK
1. Penguasaan materi diskusi
2. Kemampuan menjawab pertanyaan
3. Kemampuan mengolah kata
4. Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
SB = Sangat Baik (poin nilai 90-100)
B = Baik (poin nilai 80-89)
C = Cukup (poin nilai 70-79)
K = Kurang (poin nilai <70)

RUBRIK 4. PENILAIAN KETERAMPILAN PROYEK


Tingkat Cakupan Pekerjaan SB B C K
Pemahaman Pemilihan Topik
Kemampuan Pencarian Informasi
Pengelolaan Pengelolaan waktu pengumpulan data
Penulisan Laporan
Relevansi Kesesuaian Konsep
Kelengkapan isi
Tingkat Pemahaman
Keaslian Proyek Originalitas Ide
Kemandirian dalam pengerjaan
Daya Komunikasi Kualitas Konsultasi
Kualitas Persentasi
Keterangan :
SB = Sangat Baik (poin nilai 90-100)
B = Baik (poin nilai 80-89)
C = Cukup (poin nilai 70-79)
K = Kurang (poin nilai

2. Remedial dan Pengayaan Pemetaan dibuat berdasarkan kemampuan prasyarat

Paham Utuh (1) Paham Sebagian (2) Belum Paham (3)

Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik belum mampu
mengerjakan setiap soal di mengerjakan sebaagian soal mengerjakan soal di LKPD
LKPD dengan benar dan di LKPD dengan benar dan dan Pasif dalam kelompok
aktif terlibat diskusi aktif terlibat diskusi
Tindak lanjut Asesmen Diagnostik
Kriteria Tindak Lanjut

Paham utuh ● Guru membuat kelompok belajar peserta didik yang terdiri dari murid
kategori 1 & 2.

● Peserta didik kategori 1 dapat membantu menjadi teman belajar


(narasumber), membantu guru mengeksplorasi materi yang mudah dipahami
oleh teman sekelasnya.

● Apabila peserta didik yang menjadi narasumber membutuhkan bantuan


dalam menjelaskan materi, ia dapat bertanya kepada guru

Paham sebagian ● Guru membuat kelompok belajar peserta didik yang terdiri dari murid
kategori 1 & 2.

● Guru memberikan pelajaran tambahan (berupa penguatan pada konsep


awal, reviu materi prasyarat).

Belum paham ● Guru membuat kelompok belajar khusus yang hanya berisi murid kategori
3.

● Guru memberikan pelajaran tambahan (berupa penguatan pada konsep


awal, reviu materi prasyarat).

Catatan:

- Jika dari hasil asesmen ditemukan peserta didik paling banyak di kategori 2 dan 3, maka guru
perlu memberikan alokasi waktu tambahan untuk penguatan kompetensi prasyarat sebelum
memasuki materi/konsep yang baru. - Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan antara lain membuat
pelajaran tambahan (melalui mini lesson, centers, and resources) yang disepakati bersama peserta
didik

3. Catatan untuk guru

- Peserta didik dengan kategori 1-3 dapat dibedakan cara pengerjaan tugas sesuai kemampuannya
masing-masing. Misal untuk murid dengan kategori 1, menyelesaikan tugas konflik dalam bentuk
pembuatan gambar menggunakan aplikasi Canva. Sedangkan murid kategori 2-3 menyelesaikan tugas
konflik dala m bentuk pembuatan PPT dan Laporanberupa makalah.

GLOSARIUM
1) Konflik sosial: Konflik sosial itu sendiri suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha
untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan disertai ancaman dan
kekerasan.
2) Kekerasan: Kekerasan atau Violence merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik
ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan
atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang.
3) Perdamaian: Menunjuk kepada persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau
ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh yang
menggambarkan konsep persahabatan dan keharmonisan sosial tanpa adanya permusuhan dan
kekerasan. Termasuk kebebasan dari rasa takut akan kekerasan antara individu atau kelompok.
4) Pemetaan konflik sosial: Bertujuan untuk memetakan masalah konflik sosial yang meliputi: isu
konflik, tempat kejadian, waktu kejadian dan pelaku/aktor/para pihak, serta penyebab konflik,
kronologis/kejadian, dampak yang ditimbulkan, serta proses penyelesaian konflik.
5) Resolusi Konflik: Upaya pengendalian konflik dalam rangka mengelola konflik agar tidak
berkembang menjadi kekerasan sebagai upaya penanganan sebab-sebab konflik dan penyelesaian
konflik dengan menciptakan hubungan baru yang bisa bertahan lama dan positif di antara kelompok-
kelompok atau pihak-pihak yang bermusuhan.
6) Rekonsiliasi: Perbuatan memulihkan hubungan pada keadaan semula dalam rangka menyelesaikan
perbedaan yang ada sebagai upaya pengendalian konflik dengan cara semua pihak yang terlibat
berdiskusi guna mencapai kesepakatan tanpa ada pihak ketiga yang memaksa atau memonopoli
pembicaraan
7) Transformasi: Mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha
mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.
8) Arbitrasi: Upaya penyelesaian masalah atau meleraikan sengketa yang melibatkan perantara atau
pihak ketiga yang netral dan tidak memihak siapapun dan keberadaaan perantara tersebut disepakati
oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak ketiga ini disebut juga dengan arbiter untuk
mendapat keputusan akhir yang bersifat legal dari arbiter sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan
konflik
9) Ajudikasi: Salah satu upaya mencapai kesepakatan dalam penyelesaian masalah antara dua pihak
dengan menggunakan jalur peradilan
10) Mediasi: Upaya pengendalian konflik yang menggunakan pihak ketiga seperti ahli atau pakar,
lembaga, tokoh sebagai mediator, yang memberi nasihat atau saran, tetapi bukan pemberi keputusan.
Yang ketiga, Arbitrasi, yakni resolusi konflik dengan kedua belah pihak sepakat
11) Negosiasi: Proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama
antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.

DAFTAR BACAAN/REFERENSI
1. Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
2. Shadily Hassan. 1993. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.
3. Referensi artikel dari internet dengan kata kunci jenis-jenis konflik, konflik sosial selama 10 tahun
terakhir. https://jeo.kompas.com/konflik-dan-pelanggaran-ham-catatan-kelam-20- tahun-reformasi
(diakses Selasa, 27 Juli 2021, pukul 23.49).
4. Referensi berita/artikel/teori di koran, majalah atau buku-buku yang relevan.
https://bit.ly/ReferensiKonflikSosialMA2021
5. Perpustakaan digital/Digital library di http://e-resources.perpusnas.go.id/atau www.wikipedia.org,
dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia tentang Konflik Sosial dengan menggunakan kata kunci
konflik, konflik sosial, resolusi konflik, penyelesaian konflik.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 1)

Nama SiswA :
Kelompok :
Model pembelajaran : Penugasan Mandiri
Metode : Penugasan mandiri dan diskusi berpasangan

Petunjuk
 Siswa membentuk kelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang
 Siswa mendiskusikan berbagai macam segi pengetahuan tentang konflik yang berkembang
menjadi kekerasan
 Siswa menonton tayangan tentang konflik yang berkembang menjadi kekerasan
 Siswa mencatat point- point penting yang i temukan dalam tayangan
 Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas

Kegiatan
1. Cari masing-masing 1 (satu) video tayangan singkat yang menunjukkan konflik berkembang
menjadi kekerasan
2. Simak materi tentang konflik berkembang menjadi kekerasan, jenis kekerasan dan upaya
penyelesaiannya.
3. Analisislah artikel
Kemudian analisislah artikel yang Anda pilih dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
dibawah ini!
1. Kekerasan apa yang terjadi? (fisik, verbal, pisikologis, Kultural, dan Struktural). Tulis nama
tayanganya!
2. Tulis uraian singkat video kekerasan yang di temukan!
3. Analisa bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi dalam tayangan!
4. Tuliskan hal apa saja saja yang harus dirubah setelah menonton tayangan!
5. Tuliskan cara penanganan yang cocok untuk tayangan tersebut!
4. Tugas dapat dibuat dalam bentuk beberapa model seperti Canva dan Power Point!

Dalam Laporan harus terdapat hal-hal dibawah ini!


NO Judul tayangan Uraian singkat Bentuk Faktor Solusi
konflik dan penyebab penanganan
Kekerasan
Contoh

Mengetahui, Padang, Februari 2023


Kepala SMAN 2 Padang, Guru Mata Pelajaran Sosiologi

Drs.Syamsul Bahri, M.Pd.I Eka Oktavia,S.Pd

Anda mungkin juga menyukai