Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat
MANAJEMEN KEPERAWATAN
“PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT”
Daman Huri
2. Ahmad Syarkawi
3. Akhmadi
4. Bq Nurhayani
5. Bq Sri Ayu Mustika h
6. Eria Andina
7. Ibnu Ruslan
8. Lulu Ulyati
Segenap puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam juga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi teladan bagi umat manusia.
Dalam menyusun makalah ini, kami berusaha menggali informasi dari berbagai
sumber terpercaya dan melakukan analisis mendalam untuk memberikan gambaran yang
komprehensif. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga perawat, metode perhitungan
yang digunakan, dan dampaknya terhadap kualitas pelayanan kesehatan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuan selama penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dalam pemahaman kita terhadap perhitungan kebutuhan
tenaga perawat, serta menjadi bahan rujukan yang bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan
di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang luas tentang
perhitungan kebutuhan tenaga perawat.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks ini, perhitungan kebutuhan tenaga perawat menjadi esensial untuk
memastikan ketersediaan sumber daya manusia yang memadai, sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan sistem kesehatan. Latar belakang tersebut memberikan
dasar bagi penulisan makalah ini, yang bertujuan untuk mengungkapkan kompleksitas
perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan dampaknya terhadap mutu pelayanan
kesehatan.
Dalam penulisan makalah ini, kami akan menyajikan telaah mendalam terkait faktor-
faktor tersebut serta menjelaskan metode perhitungan kebutuhan tenaga perawat yang
dapat menjadi landasan untuk pengambilan keputusan yang optimal dalam manajemen
sumber daya manusia di bidang kesehatan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai urgensi
perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan kontribusinya terhadap perwujudan sistem
kesehatan yang efektif dan berkelanjutan.
B. Tujuan Umum
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai perhitungan kebutuhan tenaga perawat sebagai aspek krusial dalam manajemen
sumber daya kesehatan. Adapun tujuan khususnya meliputi:
C. Manfaat
1. Pemahaman Mendalam:
Makalah ini dapat menjadi basis penting dalam pengambilan keputusan terkait
manajemen sumber daya manusia di bidang kesehatan. Informasi yang disajikan dapat
membantu pengambil keputusan dalam perumusan kebijakan, alokasi sumber daya,
dan perencanaan strategis.
Sebagai sumber referensi, makalah ini diharapkan dapat menjadi titik awal untuk
penelitian lebih lanjut terkait perhitungan kebutuhan tenaga perawat. Hal ini dapat
merangsang diskusi akademis dan penelitian yang lebih mendalam dalam upaya terus-
menerus meningkatkan manajemen sumber daya kesehatan.
5. Penyadaran Masyarakat:
Melalui pemahaman yang diperoleh dari makalah ini, diharapkan masyarakat umum
dapat lebih menyadari peran penting tenaga perawat dalam penyediaan layanan
kesehatan. Hal ini dapat memberikan dukungan lebih lanjut untuk perbaikan kondisi
kerja dan pengakuan terhadap peran vital perawat dalam sistem kesehatan.
A. Metode Rasio
Metode penghitungan dengan cara rasio menggunakan jumlah tempat tidur sebagai
pembanding dari kebutuhan perawat yang diperlukan. Metode ini paling sering digunakan
karena sederhana dan mudah. Kelemahan dari metode ini adalah hanya mengetahui
jumlah perawat secara kuantitas tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas perawat di
rumah sakit dan kapan tenaga perawat tersebut dibutuhkan oleh setiap unit di rumah sakit.
Metode ini bisa digunakan jika kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan tenaga
terbatas, sedangkan jenis, tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.
TT: Nonkeperawatan = 3: 1
Manajemen kasus
Khusus Disesuaikan
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang
lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang
lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
B. Metode Need.
a. Hudgins.
Baru Lama
b. Douglas.
Untuk pasien rawat inap standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut.
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai
berikut.
a) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti pakaian.
b) Makan, dan minum dilakukan sendiri.
c) Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
d) Observasi tanda vital setiap sif.
e) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
f) Persiapan prosedur pengobatan.
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori mempunyai nilai
standar per sif, yaitu dalam tabel 9.5.
Tabel 9.5 Nilai Standar Jumlah Perawat per Sif Berdasarkan Klasifikasi Pasien
Jumlah Pasien
Klasifikasi Pasien
PSMPSMPSM
C. Metode Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang memang nyata
dilakukan oleh perawat. Setiap pasien yang masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu
sebagai berikut:
a. Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit. b. Untuk kasus mendesak : 71,28 menit. c.
Untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit.
Nonbedah 3,4
Bedah 3,5
Postpartum 3
D. Metode Gilles
A×B×C
=F=H
(C – D) × E G
Keterangan:
C = jumlah hari/tahun
Rata-rata jam perawatan/hari × rata-rata jumlah jam perawatan/hari Jumlah jam kerja
efektif/hari
c. Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan maka jumlah
jam kerja yang hilang karena cuti hamil =
Tambahan tenaga:
5% × jumlah tenaga × jumlah jam kerja cuti hamil jumlah jam kerja efektif/tahun
Catatan:
Hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12 hari) + hari besar (12 hari) + cuti
sakit/izin (10 hari) = 86 hari.
Jumlah hari dalam 1 tahun – jumlah hari tak kerja = 365 – 86 = 279 hari.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu
sebagai berikut.
a. Perawatan langsung, adalah perawatan yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan pasien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien pada perawat dapat diklasifikasikan dalam empat
kelompok, yaitu: self care, partial care, total care dan intensive care.
Rata-rata kebutuhan perawatan langsung setiap pasien adalah empat jam perhari.
Adapun waktu perawatan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien adalah:
Dalam metode ini terdapat lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga.
a. Tahap I.
b. Tahap II.
Dihitung B = jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh pasien dalam satu hari.
B = A × tempat tidur.
c. Tahap III.
C = B × 365 hari.
d. Tahap IV.
e. Tahap V.
Angka 1878 didapatkan dari hari efektif per tahun (365 − 52 hari minggu = 313 hari)
dan dikalikan dengan jam kerja efektif per hari (6 jam).
Jam perawatan 24 jam × 7 (tempat tidur × BOR) + 25% Hari kerja efektif × 40 jam
Formula ini memperhitungkan hari kerja efektif yaitu 41 minggu yang dihitung dari:
365 − (52 hr minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan) = 289 hari atau 41
minggu. Angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu. Nilai 40
jam didapat dari jumlah jam kerja dalam seminggu. Tambahan 25% adalah untuk
penyesuaian terhadap produktivitas.
Keputusan untuk penentuan jumlah dan jenis perawat adalah berdasarkan pada
populasi pasien yang mendapatkan perawatan, tingkat pendidikan dan keterampilan
perawat serta filosofi organisasi tentang perawat dan perawatan pasien. Penentuan jumlah
dan jenis perawat dilakukan berdasarkan Full Time Equivalent (FTE).
Konsep FTE didasarkan bahwa seorang perawat bekerja penuh waktu dalam setahun,
artinya bekerja selama 40 jam/minggu atau 2.080 jam dalam periode 52 minggu. Jumlah
waktu tersebut meliputi waktu produktif maupun nonproduktif, sedangkan yang
dipertimbangkan hanya waktu produktif yang digunakan untuk perawatan pasien. Cara ini
juga mempertimbangkan hari perawatan dan klasifikasi pasien berdasarkan tingkat
ketergantungannya karena akan memengaruhi jumlah jam perawatan yang dibutuhkan.
Total beban kerja unit (W) atau jumlah jam kerja perawat dapat ditentukan berdasarkan
jumlah rerata jam perawatan dalam 24 jam (ACH) dan hari perawatan pasien (PD)
menggunakan rumus berikut.
W = 5 (PDi × ACHi)
Keterangan:
ACH= Rerata jumlah jam kerja perawat (Average Care Hours per 24 hours)
1 3,5 1.500
2 5,0 2.500
3 9,0 3.000
4 13,0 2.100
5 17,5 1.100
Berdasarkan tabel hasil di atas dapat dihitung bahwa total beban kerja unit adalah 91.300
jam.
91.300 jam yang dibutuhkan dalam setahun = 51.64 FTE tenaga perawat yang dibutuhkan
dalam satu tahun 1.769 jam produktif/FTE
Jumlah perawat yang dibutuhkan pada sif siang dan malam dihitung dengan cara berikut.
a. Siang: • RN: 28,4 × 75% = 21,3 • LPN: 28,4 × 15% = 4,26 • NA: 28,4 × 10% = 2,84
b. Malam: • RN: 23,2 × 75% = 17,4 • LPN: 23,2 × 15% = 3,48 • NA: 23,2 × 10% = 2,32.
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan unit kerja yang
ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit
sebagai berikut.
a. Rawat inap
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi dengan
hari libur/cuti/hari besar (loss day).
Loss day =
(Jumlah tenaga keperawatan + loss day ) × 25% Jumlah tenaga: tenaga yang tersedia
+ faktor koreksi tingkat ketergantungan pasien:
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan
terhadap asuhan keperawatan/kebidanan.
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar + Jumlah perawat yang diperlukan
Perhitungan di atas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh
CSSD
d. Jumlah tenaga di instalasi gawat darurat Dasar perhitungan di gawat darurat adalah: 1.
Rata-rata jumlah pasien per hari 2. Jumlah jam perawatan per hari 3. Jam efektif per
hari
e. Critical Care
f. Rawat Jalan
g. Kamar Bersalin
Waktu pertolongan kala I−IV = 4 jam/pasien Jam kerja efektif = 7 jam/hari Rata-rata
jumlah pasien setiap hari = 10 orang
A. Kesimpulan
B. Saran
2. Penelitian Lanjutan:
Ilyas, Yaslis. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.