Anda di halaman 1dari 69

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BRONKITIS

DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH SANANA
TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh

Zubaidah Kelirey
NIM. 19144010175

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020

i
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BRONKITIS
DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SANANA
TAHUN 2020

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan.

Oleh

Zubaidah Kelirey
NIM. 19144010175

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Zubaidah Kelirey
NIM : 19144010175
Program Studi : D-III Keperawatan
Institusi : Poltekkes Kemenkes Ternate
Menyatakan dengan sebenarnya baahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Ternate, Juni 2020


Pembuatan Pernyataan

Meterai 600
.
Zubaidah Kelirey
NIM. 19144010175

Mengetahui
Pembimbing

................................

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
UJIAN SIDANG HASIL KTI

Karya Tulis Ilmiah oleh Zubaidah Kelirey NIM. 19144010175 dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Bronkitis di Ruang Anak Rumah Sakit
Umum Daerah Sanana” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Ternate, ……….. 20….


Pembimbing

--------------------------------

iii
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS IMIAH

Karya tulis ilmiah oleh Zubaidah Kelirey dengan judul Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Bronkitis di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sanana “
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada hari …………….. tanggal
……… bulan ……………………….. Tahun 2020

Dewan Penguji
Penguji Ketua Penguji Anggota Penguji Anggota

------------------- ---------------------- --------------------------

Mengetahui
Ketua Prorgram Studi D-III Keperawatan

----------------------------------

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Bronkitis di Ruang Anak

Rumah Sakit Umum Daerah Sanana” Karya Tulis Ilmiah ini dimaksudkan

sebagai syarat yang diperlukan untuk menyelesaikan program studi D-III

Keperawatan.

Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

Ayahanda tercinta dan Ibunda tercinta, yang telah mendidik, membesarkan,

membimbing serta semua dukungan moril maupun material, motivasi, dukungan

dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang penulis jalani

selama menuntut ilmu.

Karya Tulis Ini ini dapat diselesaikan dengan bantuan dan kerjasama dari

berbagai pihak, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat disampaikan rasa

terima kasih kepada :

1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate yang telah memberikan

kesempatan sehingga Penulis dapat belajar di Polikteknik Kesehatan

Kemenkes Ternate

2. Wakil Direktur I Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate yang telah

memberikan dukungan dan kesempatan selama Penulis belajar di

Polikteknik Kesehatan Kemenkes Ternate

v
3. Wakil Direktur II Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate yang telah

memberikan dukungan dan kesempatan selama Penulis belajar di

Polikteknik Kesehatan Kemenkes Ternate.

4. Wakil Direktur III Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate yang telah

memberikan dukungan selama Penulis belajar di Polikteknik Kesehatan

Kemenkes Ternate

5. Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate atas

motivasi dan dukungannya selama penulis mengikuti proses belajar

mengajar.

6. Ketua Prodi D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate

atas dukungan moril yang diberikan selama penulis mengikuti proses

belajar mengajar.

7. Pembimbing utama dan pembimbing pendamping atas kesabaran dalam

memberi bimbingan, motivasi dan saran dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

8. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sanana yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan studi kasus di Rumah Sakit Umum

Daerah Sanana

9. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Ternate atas bekal ilmu yang

diberikan.

10. Klien di Ruangan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sanana yang telah

bersedia menjadi responden dalam studi kasus ini.

vi
11. Teman-teman mahasiswa Poltekkes Kemenkes Ternate yang selalu

memberikan semangat, do’a serta kebersamaan selama penulis mengikuti

pendidikan di Poltekkes Kemenkes Ternate.

12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu. Semoga

semua amal baik mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT

Ternate, Juni 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan


Halaman Sampul Dalam.............................................................................. i
Halaman Pernyataan Keaslian..................................................................... ii
Halaman Persetujuan....................................................................................iii
Halaman Pengesahan Penguji...................................................................... iv
Halaman Kata Pengantar..............................................................................v
Halaman Daftar Isi....................................................................................... viii
Halaman Daftar Tabel...................................................................................ix
Halaman Daftar Gambar.............................................................................. x
Halaman Daftar Lampiran........................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 3
C. Tujuan Studi Kasus.......................................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus........................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................4
A. Konsep Dasar Keperawatan............................................................. 4
1. Pengkajian Keperawatan............................................................4
2. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 7
3. Perencanaan Keperawatan......................................................... 8
4. Implementasi Keperawatan........................................................11
5. Evaluasi Keperawatan................................................................11
B. Konsep Medis.................................................................................. 12
1. Pengertian.................................................................................. 12
2. Manifestasi Klinis...................................................................... 13
3. Klasifikasi.................................................................................. 13
4. Etiologi.......................................................................................14
5. Patofisiologi .............................................................................. 15
6. Komplikasi................................................................................. 16
7. Penatalaksanaan......................................................................... 16
8. Pemeriksaan Penunjang............................................................. 18
BAB III LAPORAN KASUS.....................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................46
A. Pengkajian........................................................................................ 46
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................... 47
C. Intervensi Keperawatan....................................................................48
D. Implementasi.................................................................................... 49
E. Evaluasi............................................................................................ 49
BAB V PENUTUP......................................................................................50
A. Kesimpulan...................................................................................... 50
B. Saran.................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan Klien Dengan Bronkitis.......................... 8


Tabel 3.1 Analisa Data.................................................................................29
Tabel 3.2 Rencana Tindakan Keperawatan Pada Klien dengan Bronkitis...31
Tabel 3.3 Catatan Perkembangan Hari Ke-I................................................ 36
Tabel 3.4 Catatan Perkembangan Hari Ke-II...............................................39
Tabel 3.5 Catatan Perkembangan Hari Ke-III............................................. 41

ix
DAFTAR GAMBAR

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Informasi & Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)


Lampiran 2 : Instrumen Studi Kasus
Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Bimbingan Hasil Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 4 : Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 5 : Surat Izin melakukan Studi Kasus
Lampiran 6 : Surat Izin telah melakukan Studi Kasus

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang

menyerang bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang

lingkungannya banyak polutan, misalnya orang tua yang merokok didalam

rumah, asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak

yang menggunakan bahan bakar kayu.

Penyakit yang disebabkan oleh virus seperti Rinovirus, RSV, virus

influenza, virus parainfluenza, Adenovirus, Virus rubeola, dan

Paramyxovirus ini memiliki angka kejadian di dunia pada tahun 2019

mencapai 3,4 – 22,0 % dari jumlah penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis

(Dotan, Jeninifer, & Kim, 2019)

Angka kejadian bronkitis di Indonesaia sampai saat ini belum

diketahui secara pasti. Namun, bronkitis merupakan salah satu bagian dari

penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang terdiri dari bronkitis kronik dan

emfisema atau gabungan dari keduanya (PDPI, 2013).

Menurut Ngastiyah (2015) secara umum bronkitis dibagi berdasarkan

faktor lingkungan dan faktor host/penderita. Penyebab bronkitis berdasarkan

faktor lingkungan meliputi polusi udara, merokok dan infeksi. Infeksi sendiri

terbagi menjadi infeksi bakteri (staphylococcus, pertusis, tuberculosis,

mikroplasma), infeksi virus (RSV, parainfluenza, influenza, adeno) dan

1
infeksi fungi (monilia). Faktor polusi udara meliputi polusi asap rokok atau

uap/gas yang memicu terjadinya bronkitis.

Kebanyakan pasien dengan penyakit bronkitis akut ditemukan dengan

sejumlah keluhan yang terbatas. Batuk, mengi, sputum dan sesak napas

merupakan keluhan yang ditemukan. Di indonesia masih banyak keluarga

yang setiap hari menghirup polutan ini, kondisi ini menyebabkan angka

kejadian penyakit bronkitis sangat tinggi (Soematri, 2014).

Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik untuk melakukan

studi kasus tentang “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Bronkitis di

Ruangan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sanana”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan Bronkitis?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan klien dengan Bronkitis.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada An. J dengan bronkitis di

Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sanana.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada An. J dengan bronkitis di

Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sanana.

2
c. Membuat perencanaan keperawatan pada An. J dengan bronkitis di

Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sanana.

d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada An. J dengan bronkitis

di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sanana.

e. Membuat evaluasi keperawatan pada An. J dengan bronkitis di Ruang

Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sanana.

f. Membuat dokumentasi keperawatan pada An. J dengan bronkitis di

Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sanana.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

a. Anamnesis

Keluhan utama pada klien dengan bronkitis meliputi batuk kering dan

produktif dengan sputum purulen, demam dengan suhu tubuh dapat

mencapai ≥ 40 C dan sesak napas.

b. Riwayat penyakit saat ini

Riwayat penyakit saat ini pada klien dengan bronkitis bervariasi

tingkat keparahan dan lamanya. Bermula dari gejala batuk – batuk

saja, hingga penyakit akut dengan manifestasi klinis yang

berat.sebagai tanda – tanda terjadinya toksemia klien dengan bronkitis

sering mengeluh malaise, demam, badan terasa lamah, banyak

berkeringat, takikardia, da takipnea. Sebagai tanda terjadinya iritasi,

keluahan yang didapatkan terdiri atas batuk, ekspektorasi/peningkatan

produksi sekret, dan rasa sakit dibawah sternum. Pentingnya

ditanyakan oleh perawat mengenai obat – obat yang telah atau biasa

diminum oleh klien untuk mengurangi keluhannya dan mengkaji

kembali apakah obat – obat tersebut masih relavan untuk dipakai

kembali.

4
c. Riwayat penyakit dahulu

Pada pengkajian riwayat kesehatan terdahulu sering kali klien

mengeluh pernah mengalami infeksi saluran pernapasan bagian atas

dan adanya riwayat alergi pada pernapasan atas. Perawat haru

memperhatikan dan mencatatnya baik – baik.

d. Pengkajian Psiko-sosial-spiritual

Pada pengkajian psikologis klien dengan bronkitis didapatkan klien

sering mengalami kecemasan sesuai dengan keluhan yang dialaminya

dimana adanya keluahan batuk, sesak napas, dan demam merupakan

stresor penting yang menyebabkan klien cemas. Perawat perlu

memberikan dukungan moral dan memfasilitasi pemenuhan informasi

dengan tim medis untuk pemenuhan informasi mengenai prognosis

penyakit dari klien. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang

pengobatan yang diberikan (nama, cara kerja, frekuensi, efek

samping, dan tanda – tanda terjadinya kelebihan dosis). Pengobatan

non farmakologi seperti olahraga secara teratur serta mencegah kontak

dengan alergen atau iritan (jika diketahui penyebab alergi), sistem

pendukung, kemauan dan tingkat pengetahuan keluarga.

e. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum dan tanda – tanda vital, hasil pemeriksaan tanda –

tanda vital pada klien dengan bronkitis biasanya didapatkan adanya

peningkatan suhu tubuh lebih dari 400 C, frekuensi napas meningkat

dari frekuensi normal, nadi biasanya meningkat seirama dengan

5
peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan serta biasanya tidak

ada masalah dengan tekanan darah (Soemantri, 2007).

1) Inspeksi

Klien biasanya mengalami peningkatan usahadan frekuensi

pernapasan, biasanya menggunakan otot bantu pernapasan. Pada

kasus bronkitis kronis, sering didapatkan bentuk dada barrel/tong.

Gerakan pernapasan masih simetris, hasil pengkajian lainnya

menunjukan klien juga mengalami batuk yang produktif dengan

sputum purulen berwarna kuning kehijauan sampai hitam

kecoklatan karena bercampur darah.

2) Palpasi

Taktil fermitus biasanya normal

3) Perkusi

Hasil pengkajian perkusi menunjukan adanya bunyi resonan pada

seluruh lapang paruh.

4) Auskultasi

Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang

buruk, maka suara napas melemah, jika bronkus paten dan

drainasenya baik ditambah adanya konsuldasi disekitar abses,

maka akan terdengar suara napas bronkial dan ronkhi basah.

f. Pemeriksaan diagnostik

1) Pemeriksaan Radiologi

6
Pemeriksaan foto thoraks posterior – anterior dilakukan untuk

menilai derajat progresivitas penyakit yang berpengaruh menjadi

penyakit paru obstruktif menahun.

2) Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan adanya perubahan

pada penngkatan eosinofil (berdasarkan pada hasil hitung jenis

darah). Sputum diperiksa secara makroskopis untuk diagnosis

banding dengan tuberculosis paru (Soemantri, 2007).

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut SDKI (2016) diagnosa keperawatan pada anak dengan

bronkitis sebagai berikut :

a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi

paru

b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

c. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi

d. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya

obstruksi

e. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan berlebihan melalui rute fisiologis.

7
3. Rencana Keperawatan

Intervensi keperawatan pada anak dengan bronkitis menurut SDKI

(2016), adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan Pada Klien Dengan Bronkitis

Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Ketidakefektifan Tujuan : pasien akan 1. Kaji dan pantau frekuensi
pola napas b.d meningkatkan pola napas pernafasan, kedalaman
penurunan efektif selama dalam pernapasan, dan irama
ekspansi paru perawatan. pernapasan,R/ perubahan
Objektif : dalam jangka (seperti takipnea,
waktu 3 x 24 jam pasien dispnea, penggunaan otot
akan menunjukan jalan aksesoris) dapat
napas efektif dengan mengindikasikan
kriteria hasil : berlanjutnya keterlibatan/
pengaruh pernapasan
1. Pola pernafasan yang membutuhkan
normal/ efektif upaya.
2. Frekuensi pernafasan, 2. Tempatkan klien pada
kedalaman pernapasan, posisi yang
dan irama pernapasan nyaman.R/Memaksimalk
dalam batas normal an ekspansi paru
3. Tidak ada cuping 3. Bantu klien untu
hidung mengubah posisi yang
4. Tidak menggunakan nyaman. R/untuk
otot bantu pernapasan. memaksimalkan
5. Tanda – tanda vital kenyamanan.
dalam batas normal 4. Berikan kesempatan
6. Dyspnea tidak ada pasien beristirahat
7. Ekspansi paru simetris diantara tindakan untuk
memperlancar
pernapasan. R/untuk
menehindari keletihan.
5. Berikan oksigen sesuai
program. R/untuk
membantu menurunkan
distres pernapasan yang
disebabkan oleh hipoksia.
2 Ketidakefektifan Tujuan : pasien akan 1. Kaji status pernapasan
bersihan jalan meningkatkan bersihan sekurangnya setiap 4 jam
napas b.d adanya jalan napas selama dalam atau menurut standar

8
obstruksi perawatan. yang ditetapkan. R/untuk
trakeabronkial Objektif : dalam jangka mendeteksi tanda awal
atau sekresi waktu 3 x 24 jam pasien bahaya.
akan menunjukan bersihan 2. Gunakan posisi
jalan napas efektif dengan semifowler dan sanggah
kriteria hasil : lengan pasien. R/untuk
membantu bernapas dan
1. Tidak ada batuk ekspansi dada serta
2. Tanda – tanda vital ventilasi lapang paru
dalam batas normal. basilar.
3. Suara napas 3. Bantu pasien untuk
bronchovesikuler mengubah posisi, batuk
4. Tidak menggunakan dan bernapas dalam
otot bantu pernapasan.. setiap 2 sampai 4 jam.
5. Tidak ada suara napas R/untuk membantu
tambahan. mengeluarkan sekresi dan
6. Tidak sianosis mempertahankan patensi
7. Tidak ada penumpukan jalan napas.
sputum dalam jalan 4. Berikan cairan (sekurang
napas. – kurangnya 3 liter setiap
hari). R/untuk
memastikan hidrasi yang
adekuat dan mencairkan
sekresi, kecuali
dikontraindikasikan.
5. Pemberian obat
ekspektoran dan
mukolitik. R/ ekspektoran
mengandung regimen
yang berfungsi untuk
mengencerkan sekret agar
lebih mudah di keluarkan
dan pembuangan sekret.
6. Kolaborasi pemberian
nebulizer. R/nebulizer
dapat mengencerkan
dahak sehingga dahak
mudah dikeluarkan
3 Hipertermia b.d Tujuan : pasien akan 1. Ukur suhu tubuh pasien
dehidrasi menunjukan suhu tubuh setiap 4 jam atau lebih
dalam batas normal selama sering bila diindikasikan,
dalam perawatan. untuk mengevaluasi
Objektif : dalam jangka kefektifan intervensi.
waktu 1 x 24 jam pasien Identifikasi dan catat rute.
akan menunjukan suhu R/untuk menyakinkan
tubuh dalam batas normal perbandingan data yang

9
setelah mendapatkan akurat.
tidakan keperawatan 2. Berikan antipiretik,
dengan kriteria hasil sesuai anjuran. R/untuk
menurunkan demam.
1. Suhu dalam batas 3. Turunkan panas yang
normal berlebihan dengan
2. Keseimbangan cairan melepas selimut dan
tetap stabil (asupan pasang kain sebatas
sebanding dengan atau pinggang pada pasien,
lebih banyak dari berikan kompres dingin
haluaran). pada aksila dan lipatan
3. Tanda – tanda vital paha, seka dengan air
dalam batas normal. hangat, dan gunakan
selimut hipotermiadengan
suhu lebih dari.
R/tindakan tersebut
meningkatkan
kenyamanan dan
menurunkan temperatur
tubuh.
4. Atasi dehidrasi pasien :
a. Pantau dan catat
asupan dan haluaran
secara akurat
b. Berikan cairan IV
sesuai yang
dianjurkan . R/
tindakan itu
menghindari
kehilangan air,
natrium klorida dan
kalium yang
berlebihan.
4 Resiko Tujuan : pasien akan 1. Pantau tugor kulit setiap
kekurangan meningkatkan volume giliran jaga dan catat
volume cairan b.d cairan selama dalam penurunannya. R/ tugor
kehilangan cairan perawatan. kulit buruk merupakan
berlebihan Objektif : dalam jangka suatu tanda dehidrasi.
melalui rute waktu 1 x 24 jam pasien 2. Periksa membran mukosa
fisiologis. akan menunjukan mulut setiap giliran jaga.
peningkatan volume cairan R/membran mukosa yang
dengan kriteria hasil : kering merupakan suatu
tanda dehidrasi.
1. Tidak ada tanda – tanda 3. Pantau tanda – tanda vital
dehidrasi setiap 4 jam.
2. Mata tidak cekung R/takikardia, hipotensi,

10
3. Ubun – ubun tidak dispnea, atau demam
cekung dapat mengindikasikan
4. Tanda – tanda vital defisit volume cairan.
dalam batas normal. 4. Berikan dan pantau
5. Tugor kulit elastis cairan parenteral.
6. Membran mukosa R/mengembalikan
lembab kehilangan cairan.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah tindakan keperawatan yang

dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari goal yang telah

ditetapkan untuk pasien. Tindakan keperawatan dilakukan dengan

mengacu pada rencana tindakan/intervensi keperawatan yang telah

ditetapkan/dibuat (Nuga, 2019).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah proses sistematis untuk menilai

kualitas, nilai, kelayakan suatu asuhan keperawatan. Evaluasi merupakan

langkah akhir dari proses keperawatan tetapi bukan merupakan akhir dari

proses karena informasi yang diperoleh saat evaluasi digunakan untuk

memulai silkus baru. Dalam proses keperawatan eveluasi merupakan

aktivitas yang direncanakan, terus-menerus, dilakukan petugas kesehatan

menentukan kemajuan pasien terhadap outcome yang dicapai, keefektifan

rencana keperawatan. Evaluasi dimulai dan pengkajian dasar dan

dilanjutkan selama setiap kontak antara perawat dan pasien. Frekuensi

evaluasi tergantung pada frekuensi kontak perawat dengan keadaan yang

dialami pasien atau kondisi yang dieveluasi. Evaluasi keperawatan

11
dilakukan untuk menilai masalah keperawatan telah teratasi, atau tidak

teratasi atau dengan mengacu pada kriteria evaluasi (Nuga, 2019).

B. Konsep Medis

1. Pengertian

Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan

yang menyerang bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang

lingkungannya banyak polutan, misalnya orang tua yang merokok

dirumah, asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat

masak yang menggunakan bahan bakar kayu. Di Indonesia masih banyak

keluarga yang setiap hari menghirup polutan ini, kondisiini menyebabkan

angka kejadian penyakit bronkhitis sangat tinggi (Ngastiyah, 2015)

Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernafasan yang

menyebabkan inflamasi yang mengenai trakea, bronkus utama dan

menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan

membaik tanpa terapi dalam 2 minggu. Bronkitis umumnya disebabkan

oleh virus seperti Rhinovirus, RSV, virus influenza, virus parainfluenza,

Adenovirus, virus rubeola, dan Paramixovirus dan bronkitis karena

bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma pneumonia,Bordetella

pertussis, atau Corynebacterium diphtheria (Ngastiyah, 2015).

2. Manifetasi Klinis

12
Tanda dan gejala pada bronkitis akut biasanya batuk, terdengar

ronki, suara yang berat dan kasar, wheezing, menghilang dalam 10-14

hari, demam, produksi sputum.Kemudian untuk tanda dan gejala bronkitis

kronis yaitu: batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab,

sering mengalami infeksi saluran napas (seperti pilek atau flu) yang

dibarengi dengan batuk, gejala bronchitis akut lebih dari 2-3 minggu,

demam tinggi, sesak napas jika saluran tersumbat, produksi dahak

bertambah banyak berwarna kuning atau hijau (Soematri, 2007)

3. Klasifikasi

Menurut Ngastiyah (2015) Bronkitis terbagi menjadi 2 jenis

sebagai berikut:

a. Bronkitis akut

Bronkitis yang biasanya datang dan sembuh hanya dalam waktu 2

hingga 3 minggu saja, kebanyakan penderita bronkitis akut akan

sembuh total tanpa masalah lain.

b. Bronkitis kronis

Bronkitis yang biasanya datang secara berulang-ulang dalam waktu

yang lama, terutama pada perokok, bronkitis kronis ini juga berarti

menderita batuk yang dengan disertai dahak dan diderita selama

berbulan-bulan hingga tahunan.

4. Etiologi

13
Menurut Muchammad (2019) bronkitis oleh virus seperti

Rinovirus, RSV, virus influenza, virus parainfluenza, Adenovirus, Virus

rubeola, dan Paramyxovirus. Menerut laporan penyebab lainnya dapat

terjadi melalui zat iritan asam lambung, seperti asam lambung, atau polusi

lingkungan dan dapat ditemukan dan setelah pejanan yang berat, seperti

saat aspirasi setelah muntah, atau pejanan dalam jumlah besar yang

disesaskan zat kimia dan menjadikan bronchitis kronis. Bronkitis karena

bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma pneumonia yang dapat

menyebabkan bronkitis akut dan biasanya terjadi pada anak usia diatas 5

tahun atau remaja, bordetella pertussis dan Corynebacterium diphtheria

biasa terjadi pada anak yang tidak diimunisasi dan dihubungkan dengan

kejadian trakeobronkitis, yang selama stadium kataral pertussis, gejala-

gejala infeksi respiratori lebih dominan. Gejala khas berupa batuk kuat

berturut-turut dala satu ekspirasi yang diikuti dengan usaha keras dan

mendadak untuk inspirasi, sehingga menimbulkan whoop. Batuk biasanya

menghasilkan mucus yang kental dan lengket.

Penyakit ini bisa disebabkan oleh virus dan bakteri. Virus yang

sering menyebabkan penyakit Respiratorik Syncytial Virus. Penyebab lain

yang sering terjadi pada bronkhitis ini adalah asap rokok, baik perokok

aktif maupun perokok pasif, atau sering menghirup udara yang

mengandung zat iritan (Ngastiyah, 2015).

5. Patofisiologi

14
Menurut Muchammad (2019) Bronchitis terjadi karena Respiratory

Syncytial Virus (RSV),Virus Influenza, Virus Para Influenza, Asap

Rokok, Polusi Udara yang terhirup selama masa inkubasi virus kurang

lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-unsur iritan ini menimbulkan inflamasi pada

precabangan trakeobronkial, yang menyebabkan peningkatan produksi

sekret dan penyempitan atau penyumbatan jalan napas. Seiring

berlanjutnya proses inflamasi perubahan pada sel-sel yang membentuk

dinding traktus respiratorius akan mengakibatkan resistensi jalan napas

yang kecil dan ketidak seimbangan ventilasi-perfusi yang berat sehingga

menimbulkan penurunan oksigenasi daerah arteri.

Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang menyebar luas,

penyempitan jalan napas dan penumpukan mucus di dalam jalan napas.

Dinding bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat edema serta

penumpukan sel-sel inflamasi. Selanjutnya efek bronkospasme otot polos

akan mempersempit lumen bronkus. Pada awalnya hanya bronkus besar

yang terlibat inflamasi ini, tetapi kemudian semua saluran napas turut

terkena. Jalan napas menjadi tersumbat dan terjadi penutupan, khususnya

pada saat ekspirasi. Dengan demikian, udara napas akan terperangkap di

bagian distal paru. Pada keadaan ini akan terjadi hipoventilasi yang

menyebabkan ketidakcocokan dan akibatnya timpul hipoksemia.

Hipoksemia dan hiperkapnia terjadi sekunder karena hipoventilasi.

Resistensi vaskuler paru meningkat ketika vasokonstriksi yang terjadi

karena inflamasi dan konpensasi pada daerah-daerah yang mengalami

15
hipoventilasi membuat arteri pulmonalis menyempit. Inflamasi alveolus

menyebabkan sesak napas.

6. Komplikasi

Menurut Soematri (2007) komplikasi bronchitis dengan kondisi

kesehatan yang jelek, antara lain :

a. Siniusitis

b. Otitis media

c. Bronkhietasis

d. PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik)

e. Gagal napas

7. Penatalaksanaan

Menurut Rusdiantoro (2017) Penyebab bronchitis pada umumnya

virus maka belum ada obat kausal. Anti biotik tidak berguna. Obat yang

diberikan berikan biasanya untuk penurun demam, banyak minum

terutama sari buah-buahan, obat penekan batuk tidak diberikan pada batuk

yang banyak lender, lebih baik diberi banyak minum.

Bila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan setelah 2 minggu

maka perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan antibiotic boleh

diberikan, asal sudah disingkirkan adanya asma atau pertussis. Pemberian

antibiotic yang serasi untuk M. pneumonia dan H. influenza sebagai

bakteri penyerang sekunder misalnya Amoksisilin, Kotrimoksazol dan

16
golongan makrolid. Antibiotic diberikan 7-10 hari dan bila tidak berhasil

maka perlu dilakukan foto toraks untuk menyingkirkan kemungkinan

kolaps paru segmental dan lobaris, benda asing dalam saluran napas, dan

tuberkulosis.

Klien dengan bronchitis tidak dirawat di rumah sakit kecuali ada

komplikasi yang menurut dokter perlu perawatan di rumah sakit, oleh

karenanya perawatan lebih di tujukan sebagai petunjuk pada orang tua.

Masalah yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama dan

resiko terjadi komplikasi.

Adapun menurut Ngastiyah (2015) Bronkitis akut yang tidak

diobati secara benar cenderung menjadi bronitis kronis, sedangkan

bronkitis kronis memungkinkan anak mudah mendapat infeksi. Gangguan

pernapasan secara langsung sebagai akibat bronkitis kronis ialah bila

lendir tetap tinggal di dalam paru akan menyebabkan terjadinya

atelektasis atau bronkiektasis, kelainan ini akan menambah penderitaan

pasien lebih lama.

Untuk menghindarkan terjadinya komplikasi ini pasien bronkitis

harus mendapatkan pengobatan dan perawatan yang benar sehingga lendir

tidak selalu tertinggal dalam paru. Berikan banyak minum untuk

membantu mengencerkan lendir, berikan buah dan makanan bergizi untuk

mempertinggi daya tahan tubuh.

Pada anak yang sudah mengerti beritahukan bagaimana sikapnya

jika sedang batuk dan apa yang perlu dilakukan. Pada bayi batuk – batuk

17
yang keras sering diakhiri dengan muntah, biasanya bercampur lendir.

Setelah muntah bayi menjadi agak tenang. Tetapi bila muntah

berkelanjutan, maka maka dengan keluarnya makanan dapat

menyebabkan bayi menjadi kurus serta menurunkan daya tahan tubuh.

Untuk mengurangi kemungkinan tersebut setelah bayi muntah dan tenang

perlu diberikan minum susu atau makanan lain.

8. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Soemantri (2007) penatalaksaan bronkitis, antara lain :

a. Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan foto toraks anteror – posterior dilakuakan untuk menilai

derajat progersifitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru

obstruktif menahun.

b. Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratotium menunjukan adanya perubahan pada

peningkatan eosinofil (berdasarkan pada hasil hitungan jenis darah).

Sputum diperiksa secara maskrokopis untuk diagnosis banding dengan

tuberkulosis paru.

BAB III
LAPORAN KASUS

18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKITIS
DI RUANGAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SANANA

Tanggal MRS : 24/06/2020 Jam masuk : 15:35 WIT

Pengkajian tanggal : 26/06/2020 Jam Pengkajian : 15:40 WIT

No. Reg : 441544 Diagnosa Medis : Bronkitis

I. Identitas

A.Identitas Pasien

1. Nama pasien : An. J

2. Umur : 4 Tahun

3. Suku/ bangsa : Indonesia

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : Belum sekolah

6. Pekerjaan : Belum Bekerja

7. Alamat : Desa Fatce

B. Identitas Penanggung Jawab

1. Nama : Tn. R

2. Umur : 42 Tahun

3. Suku/ bangsa : Indonesia

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : SMA

19
6. Pekerjaan : PNS

7. Alamat : Kel. Fatce

8. Hubungan Keluarga : Ayah

II. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Penyakit Sekarang

1. Keluhan Utama : Ibu klien mengatakan klien Batuk

terus menerus disertai dahak

2. Riwayat Keluhan Utama : Klien dibawa oleh keluarga ke Rumah

Sakit karena mengalami batuk sejak 5 hari yang lalu dan terus

menerus, batuk berdahak dengan warna lendir putih kekuningan.

3. Keluhan yang menyertai : Demam, Panas Tinggi

4. Keadaan yang memperberat : Berbaring

5. Keadaan yang memperingan : Posisi semifowler

B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1. Kehamilan (Ibu)

a. Jumlah (Gravida)

: 2 (dua)

b. Hasil (Paritas) :

1) Gestasi : Cukup Bulan

2) Keadaan Lahir : Lahir

c. Kesehatan selama hamil : Baik

20
d. Obat-Obatan yang digunakan : Tablet Fe dan

vitamin

2. Persalinan dan melahirkan (Ibu)

a. Durasi persalinan : 6 jam

b. Tipe melahirkan : Melalui

jalan lahir

c. Tempat melahirkan : Rumah

Sakit

3. Kelahiran (Anak)

a. BB dan PB :

2800 gram

b. Kondisi kesehatan : Baik

c. Apgar skor : 9

d. Anomali kongenital : Tidak ada

e. Tanggal keluar Rumah Sakit : Ibu klien

mengatakan lupa

4. Alergi (Anak)

Tidak ada alergi

5. Imunisasi (Anak)

No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Klien

1 BCG Umur 6 bulan (Sekali) Panas

2 DPT (I, II & III) Umur 5 bulan inter 5 Panas


minggu

21
3 Polio (I, II, III & IV) Tidak diketahui

4 Campak Umur 9 bulan Panas

5 Hepatitis Tidak diketahui

6. Pertumbuhan dan Perkembangan (Anak)

a. Berat badan lahir : 2800 gram

b. Gigi geligi

1) Usia pertumbuhan gigi : 6 Bulan

2) Jumlah (sekarang) : 20

3) Masalah dengan gigi : Tdak ada

7. Kebiasaan (Anak)

a. Pola perilaku

1) Menggigit kuku : Jarang

2) Menghisap ibu jariq : Jarang

3) Gerakan tidak umum : Tidak ada

8. Aktivitas kehidupan (Anak)

1) Jam tidur dan bangun : Pukul 21:00-07:00 (malam)

Pukul 13:00-15:00 (siang)

2) Usia toilet training : 1 tahun 7 bulan

3) Pola defekasi : 1-2 kali sehari

4) Pola berkemih : 4 kali sehari.

22
C. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit

menular/keturunan

2. Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit alergi

D. Genogram

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

: Garis Keturunan

: Tinggal Serumah

23
III. Pengkajian Pola Aktivitas/ADL

A. Pola Nutrisi dan cairan

1. Kebiasaan

a. Jenis makanan pokok : Nasi

b. Jenis menu yang disajikan : Nasi + Lauk + Sayur + Buah

c. Frekuensi makan : 3 kali sehari

d. Nafsu makan : Baik

e. Jenis minuman yang disukai : Susu coklat

f. Jumlah yang diminum : 2 Gelas sehari

g. Makan pantangannya : Tidak ada

2. Perubahan : Ibu klien mengatakan selama

sakit, klien tidak nafsu makan

sekali

3. Diet saat ini : Makanan Lunak

B. Pola Eliminasi Alvi / BAB

1. Kebiasaan

a. Frekuensi : 2 kali sehari

b. Konsistensi : Lunak

24
c. Warna : Kuning kecoklatan

d. Ada keluhan lain : Tidak ada

2. Perubahan : Tidak ada

C. Pola Eliminasi Uri

1. Kebiasaan

a. Frekuensi : 5-6 kali sehari

b. Produksi urin : Tidak diukur

c. Warna : Kuning jernih

d. Bau : Pessing

2. Perubahan :

a. Ibu klien mengatakan selama sakit, frekuensi buang air keci

hanya 2 kali sehari.

b. Klien tampak dibantu keluarga saat hendak BAK

D. Pola Istirahat dan Tidur

1. Kebiasaan

a. Tidur malam : Jam 20:00 WIT, bangun jam

07:00 WIT

b. Tidur siang : Jam 14:00 WIT, bangun jam

16:00 WIT

c. Lamanya tidur : 8 - 9 jam sehari

1. Perubahan :

25
a. Ibu klien mengatakan selama sakit, tidur malam klien hanya 3

jam karena sering batuk.

b. Ibu klien mengatakan klien jarang tidur siang

c. Klien tampak terbangun di malam hari.

E. Pola Personal Hygiene

1. Kebiasaan

a. Mandi : 3 kali sehari, pakai sabun.

b. Sikat gigi : 3 kali sehari, pakai pasti gigi.

c. Kuku tangan dan kaki : Pendek, bersih

2. Perubahan : - Ibu Klien mengatakan selama

sakit, klien hanya diwaslap

F. Pola Latihan dan Olahraga

1. Kebiasaan

Ibu klien mengatakan klien sering bemain dengan teman-temannya

d. Perubahan

1. Ibu klien mengatakan selama sakit klien jarang bermain dengan

teman-temannya.

IV. Observasi dan Pemeriksaan Fisik (Body System)

A. Observasi

1. Keadaan Umum : Lemas, Lemah

2. Tingkat Kesadaran : Composmentis

3. GGS : E = 4, M=6, V= 5

4. Tanda-tanda vital :

26
a. Tekanan darah : 90/60 mmHg

b. Nadi : 68x/menit

c. Suhu : 38,7 C

d. Pernapasan : 27x/menit

V. Pemeriksaan Fisik (Body Sistem)

1. Sistem Pernafasan (B 1 : Breathing)


a. Keluhan : Batuk berdahak disertai lendir
b. Inspeksi
 Jenis pernapasan : Thorakal
 Frekuensi pernapasan : 27 kali / menit
 Irama pernapasan : Tidak teratur
 Pengembangan dada : Sesuai irama pernapasan
 Penggunaan otot bantu
Pernapasan : Ya
 Pernapasan cuping hidung: Ya

c. Palpasi
 Tidak ada benjolan
 Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
 Hipersonor.
e. Auskultasi
 Bunyi napas : Vesikuler.
 Bunyi napas tambahan : . Wheezing.

2. Sistem Cardiovascular (B 2 : Bleeding)


a. Keluhan : Tidak ada
Tensi : 90/60 mmHg, nadi : 68 X/menit, suhu : 38,7 0 C

27
b. Inspeksi
 Ictus cordis : Tampak jelas.
 Konjungtiva : merah muda.
3. Sistem Persyarafan (B 3 : Brain)
a. Keluhan : Tidak ada.
b. Kesadaran : Composmentis
c. GCS : E = 4, M = 6, V = 5, Jumlah : 15
d. Inspeksi
 Bentuk kepala : Oval
 Pupil : Isokor
 Ukuran pupil : 3 mm
 Kaku kuduk : Tidak
 Kelumpuhan : Tidak.
 Persepsi sensori : Tidak ada gangguan.

4. Sistem Perkemihan (B.4 : Bladder)


a. Keluhan : Tidak ada
b. Inspeksi
 Distensi kandung kemih : Tidak
 Terpasang Kateter : Tidak

c. Palpasi
 Distensi kandung kemih : Tidak
 Nyeri tekan : Tidak

5. Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)


a. Keluhan : Tidak ada.
b. Inspeksi
 Bibir : Kering

28
 Gusi : Tidak ada lesi
 Gigi : Tidak ada karies gigi
 Lidah : Bersih
 Tonsil : Tidak ada peradangan
 Abdomen : Bentuk datar

6. Sistem Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)


a. Inspeksi
 Pergerakan sendi : Terbatas, klien tepasang infus
dengan cairan NaCl 0,9 % 20

TPM

 Ekstremitas : Tidak ada kelainan.


 Tulang belakang : Tidak ada kelainan.
 Kulit : Tidak Ikterik
 Diaforesis : Tidak
 Atrofi/deformitas : Tidak
 Dekubitus : Tidak
b. Palpasi
 Akral : Hangat
 Turgor : Kurang

7. Sistem Endokrin
a. Keluhan : Tidak ada

b. Inspeksi
 Mudah berkeringat

29
VI. Pengkajian Psikososial

A. Ibu klien mengatakan klien adalah anak yang aktif

VII. Pengkajian Spiritual

A. Ibu klien mengatakan tidak ada keyakinan dalam keluarga yang

bertentangan dengan nilai kesehatan

VIII. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

Hari/Tanggal : 04/05/2020

Item Result Unit Range

WBC 11 109/L 4 - 10

RBC 4,32 102/L 3,5 - 5,5

HGB 10,4 g/dl 11 - 16

HCT 37,2 % 35 - 49

30
KLASIKASI DATA

Data Subjektif
1. Ibu klien mengatakan klien Batuk terus menerus disertai dahak

2. Ibu klien mengatakan klien demam sejak 5 hari lalu.

3. Ibu klien mengatakan selama sakit, klien hanya buang air kecil 2 kali.

4. Ibu klien mengatakan selama sakit, tidur malam klien hanya 3 jam karena

sering batuk.

5. Ibu klien mengatakan klien jarang tidur siang

Data Objektif

1. Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 90/60 mmHg, Suhu : 38,7, Pernapasan : 27x/menit

2. Irama pernapasan tidak teratur

3. Klien tampak menggunakan otot pernapasan saat bernapas

4. Penapasan cuping hidup

5. Perkusi : Hipersonor

31
6. Auskultasi : Bunyi napas Wheezing

7. Klien tampak terbangun dimalam hari

8. Bibir tampak kering

9. Klien tampak lemas

ANALISA DATA

Tabel 3.1 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Data Subjektif Adanya obstruksi Ketidakefektifan


trakeabronkial atau bersihan jalan napas
1. Ibu klien mengatakan sekresi
klien Batuk terus
menerus disertai Ketidakefektifan bersihan
dahak jalan napas

Data Objektif

1. Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg,
Pernapasan 27x/menit
2. Irama pernapasan
tidak teratur
3. Klien tampak
menggunakan otot
pernapasan saat
bernapas
4. Penapasan cuping
hidup
5. Perkusi : Hipersonor
6. Auskultasi : Bunyi
napas Wheezing

2 Data Subjektif Proses Infeksi Hipertermi


Hipertermi
1. Ibu klien mengatakan
klien demam sejak 5

32
hari lalu.

Data Objektif

1. Suhu 38,7 C
2. Bibir klien tampak
kering

3 Data Subjektif Ketidaknyamanan Fisik Gangguan Pola Tidur


(batuk)
a. Ibu klien mengatakan
selama sakit, tidur Gangguan pola tidur
malam klien hanya 3
jam karena sering
batuk.

Data Objektif

a. Ibu klien mengatakan


klien jarang tidur
siang
b. Klien tampak
terbangun di malam
hari

33
34
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKITIS
DI RUANGAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SANANA

Tanggal MRS : 24/06/2020 Jam masuk : 15:35 WIT


Pengkajian tanggal : 24/06/2020 Jam Pengkajian : 15:40 WIT
No. Reg : 433579 Diagnosa Medis : Bronkitis

Tabel 3.2 Rencana Tindakan Keperawatan Pada Klien Dengan Bronkitis


Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi
No Tujuan Intervensi Rasional

1 Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan 1. Kaji dan pantau 1. Perubahan (seperti Tgl : 24/06/2020 Tgl : 24/06/2020
jalan nafas berhubungan tindakan keperawatan frekuensi takipnea, dispnea,
dengan adanya obstruksi selama 3x24 jam, pernafasan, penggunaan otot Jam : 15:40 WIT Jam: 21:00 WIT
trakeabronkial atau sekresi, kedalaman aksesoris) dapat
ketidakefektifan bersihan
ditandai dengan: pernapasan, dan mengindikasikan 1. Mengkaji dan pantau S:
jalan nafas akan teratasi irama pernapasan berlanjutnya frekuensi pernafasan,
Data Subjektif dengan kriteria hasil : 2. Tempatkan klien keterlibatan/ kedalaman pernapasan, - Ibu klien
pada posisi yang pengaruh pernapasan dan irama pernapasan mengatakan
1. Ibu klien mengatakan a. Pola pernafasan nyaman. yang membutuhkan Hasil : klien masih
klien Batuk terus normal/ efektif 3. Bantu klien untu upaya Frekuensi Pernapasan : batuk dan
menerus disertai b. Frekuensi mengubah posisi 2. Memaksimalkan 30x/menit berdahak
dahak pernafasan, yang nyaman. ekspansi paru Irama pernapasan : O:
kedalaman 4. Berikan 3. Untuk teratur
Data Objektif pernapasan, dan kesempatan pasien memaksimalkan 2. Menempatkan klien - Pernapasan
irama pernapasan

35
1. Tanda-tanda vital : dalam batas normal beristirahat kenyamanan. pada posisi yang 30x/menit
TD : 90/60 mmHg, c. Tidak ada cuping diantara tindakan 4. Untuk menehindari nyaman. - Irama
Pernapasan 27x/menit hidung untuk keletihan. Hasil : pernapsan
2. Irama pernapasan d. Tidak menggunakan memperlancar 5. Untuk membantu Klien dalam posisi teratur
tidak teratur otot bantu pernapasan. menurunkan distres semifowler - Klien tampak
3. Klien tampak pernapasan. 5. Berikan oksigen pernapasan yang 3. Membantu klien untu menggunakan
menggunakan otot e. Tanda – tanda vital sesuai program. disebabkan oleh mengubah posisi yang otot pernapasan
pernapasan saat dalam batas normal hipoksia. nyaman. saat bernapas\
bernapas f. Dyspnea tidak ada 4. memberikan - Pernapasan
4. Penapasan cuping g. Ekspansi paru kesempatan pasien cuping hidup
hidup simetris beristirahat diantara - Auskultasi
5. Perkusi : Hipersonor tindakan untuk bunyi napas
6. Auskultasi : Bunyi memperlancar Wheezing
napas Wheezing pernapasan.
5. Berikan oksigen sesuai A:
program.
Oksigen 4 L/menit Masalah belum
teratasi

P:

Intervensi
dilanjutkan

2 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan 1. Ukur suhu tubuh 1. Untuk meyakinkan Tgl : 24/06/2020 Tgl : 24/06/2020
dengan proses infeksi, tindakan keperawatan pasien setiap 4 jam perbandingan data
ditandai dengan : 1x24 klien menunjukan atau lebih sering yang akurat. Jam : 16:15 WIT Jam: 21:15 WIT
bila diindikasikan, 2. Untuk menurunkan
Data Subjektif suhu tubuh dalam batas
untuk demam. 1. Mengukur suhu tubuh
nornal dengan kriteria

36
1. Ibu klien mengatakan hasil : mengevaluasi 3. Tindakan tersebut pasien setiap 4 jam S:
klien demam sejak 5 kefektifan meningkatkan atau lebih sering bila
hari lalu. a. Suhu dalam batas intervensi. kenyamanan dan diindikasikan, untuk - Ibu klien
normal Identifikasi dan menurunkan mengevaluasi mengatakan
Data Objektif b. Keseimbangan cairan catat rute. temperatur tubuh. kefektifan intervensi. demam klien
tetap stabil (asupan 2. Berikan antipiretik, Identifikasi dan catat
3. Suhu 38,7 C telah berkurang
sebanding dengan sesuai anjuran. rute.
4. Bibir klien tampak atau lebih banyak 3. Turunkan panas Hasil :
kering dari haluaran). yang berlebihan Suhu 37,9 C
c. Tanda – tanda vital dengan melepas 2. Memberikan
O:
dalam batas normal. selimut dan pasang antipiretik, sesuai
kain sebatas anjuran.
- Suhu : 37,9 C
pinggang pada 3. Turunkan panas yang
pasien, berikan berlebihan dengan
A:
kompres dingin melepas selimut dan
pada aksila dan pasang kain sebatas
Masalah belum
lipatan paha, seka pinggang pada pasien,
berikan kompres teratasi
dengan air hangat,
dan gunakan dingin pada aksila dan
selimut lipatan paha, seka
hipotermiadengan dengan air hangat, dan
gunakan selimut P:
suhu lebih dari.
hipotermiadengan suhu
lebih dari. Intervensi
dilanjutkan

3 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1. Pantau pola tidur 1. Tgl : 24/06/2020 Tgl : 24/06/2020
berhubungan dengan tindakan keperawatan klien
keidaknyamanan fisik 1x24 klien menunjukan 2. Jelaskan Jam : 06:15 WIT Jam: 15:15 WIT
pentingnya tidur
(batuk), ditandai dengan: toleransi aktivitas dengan
yang adekuat 1. memantau pola tidur S:
kriteria hasil : selama sakit klien

37
Data Subjektif : a. Klien 4. Sediakan informasi Hasil : - Klien
memperlihatkan tidur kepada klien dan Klien mengatakan mengatakan
1. Ibu klien mengatakan yang dibuktikkan keluarga tentang tidur malam hanya 3 tidur malam
selama sakit, tidur dengan tidur malam faktor-faktor yang
jam. Klien tampak hanya 3 jam
malam klien hanya 3 5 jam per 24 jam dapat
jam karena sering b. Pola, kualitas dan menyebabkan terbangun dimalam - Kualitas tidur
batuk. rutinitas tidur klien gangguan pola hari. tidak baik
tidak mengalami tidur 2. Menjelaskan
Data Objektif : gangguan pentingnya tidur yang O:
c. Klien dapat adekuat selama sakir.
2. Ibu klien mengatakan terbangun pada - Klien tampak
Hasil :
klien jarang tidur siang waktu yang sesuai terbangun di
3. Klien tampak Klien mengerti dengan
malam hari
terbangun di malam penjelasan yang
- Klien tampak
hari diberikan
lemah
3. Menyediakan
- Pola tidur klien
informasi kepada klien
mengalami
dan keluarga tentang
gangguan
faktor-faktor yang
dapat menyebabkan A:
gangguan pola tidur.
Hasil : Masalah belum
Klien mengerti dengan teratasi
penjelasan yang
diberikan

P:

Intervensi
dilanjutkan

38
39
CATATAN PERKEMBANGAN

(HARI KE-1)

Tabel 3.3 Catatan Perkembangan Hari Ke-I

Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan

25/06/2020 Ketidakefektifan Tgl : 25/06/2020 Tgl : 25/06/2020


bersihan jalan nafas
Jam : 08 : 00 WIT. Jam : 14 : 00 WIT.
berhubungan dengan
1.
Mengkaji dan pantau
adanya obstruksi
frekuensi pernafasan,
trakeabronkial atau kedalaman S:
pernapasan, dan irama
sekresi
pernapasan - Ibu klien
Hasil : mengatakan klien
Frekuensi masih batuk
Pernapasan : O:
26x/menit
Irama pernapasan : - Pernapasan
teratur 30x/menit
2. Berikan oksigen - Irama pernapsan
sesuai program. teratur
Oksigen 4 L/menit - Klien tampak
menggunakan otot
pernapasan saat
bernapas\
- Auskultasi bunyi
napas Wheezing

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

25/06/2020 Hipertermi berhubungan Tgl : 25/06/2020 Tgl : 25/06/2020


dengan proses infeksi
Jam : 08:15 WIT Jam : 14:15 WIT

40
S:

1. Mengukur suhu tubuh Ibu klien mengatakan


pasien setiap 4 jam demam klien telah
atau lebih sering bila berkurang
diindikasikan, untuk
mengevaluasi O:
kefektifan intervensi.
Identifikasi dan catat Suhu : 37,4
rute.
Hasil :
Suhu 37,4 C
2. Memberikan A:
antipiretik, sesuai
anjuran. Masalah teratasi
3. Turunkan panas yang
berlebihan dengan
melepas selimut dan
pasang kain sebatas P:
pinggang pada pasien,
berikan kompres Intervensi dihentikan
dingin pada aksila dan
lipatan paha, seka
dengan air hangat, dan
gunakan selimut
hipotermiadengan
suhu lebih dari.

25/06/2020 Gangguan pola tidur Tgl : 25/06/2020 Tgl : 25/06/2020


berhubungan dengan
ketidaknyaman fisik Jam : 08:15 WIT Jam : 14:15 WIT
(nyeri):
1. Memantau pola tidur S:
klien
Hasil : a. Ibu klien
Ibu Klien mengatakan mengatakan tidur
tidur malam hanya 3 malam hanya 3 jam
jam. Klien tampak b. Ibu klien
terbangun dimalam mengatakan kualitas
hari. tidur malam masih
kurang baik

O:

Klien tampak terbangun


di malam hari karena
batuk

41
A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

42
CATATAN PERKEMBANGAN

(HARI KE-1I)

Tabel 3.4 Catatan Perkembangan Hari Ke-II

Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan

26/06/2020 Ketidakefektifan Tgl : 26/06/2020 Tgl : 26/06/2020


bersihan jalan nafas
Jam : 08 : 00 WIT. Jam : 14 : 00 WIT.
berhubungan dengan
1. Mengkaji dan pantau
adanya obstruksi
frekuensi pernafasan,
trakeabronkial atau kedalaman S:
pernapasan, dan irama
sekresi
pernapasan - Ibu klien
Hasil : mengatakan klien
Frekuensi masih batuk
Pernapasan : O:
26x/menit
Irama pernapasan : - Tanda-tanda vital :
teratur Pernapasan
26x/menit
- Irama pernapsan
teratur
- Klien tampak
menggunakan otot
pernapasan saat
bernapas\
- Auskultasi bunyi
napas Wheezing

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

26/06/2020 Gangguan pola tidur Tgl : 26/06/2020 Tgl : 26/06/2020


berhubungan dengan
ketidaknyaman fisik Jam : 08:15 WIT Jam : 14:15 WIT

43
(nyeri): 1. Memantau pola tidur S :
klien
Hasil : - Ibu klien
Ibu Klien mengatakan mengatakan tidur
tidur malam hanya 3 malam hanya 3 jam
jam. Klien tampak - Ibu klien
terbangun dimalam mengatakan kualitas
hari. tidur malam masih
kurang baik

O:

Klien tampak terbangun


di malam hari karena
batuk

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

44
CATATAN PERKEMBANGAN

(HARI KE-III )

Tabel 3.3 Catatan Perkembangan Hari Ke-III

Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan

27/06/2020 Ketidakefektifan Tgl : 2706/2020 Tgl : 27/06/2020


bersihan jalan nafas
Jam : 08 : 00 WIT. Jam : 14 : 00 WIT.
berhubungan dengan
1. Mengkaji dan pantau
adanya obstruksi
frekuensi pernafasan,
trakeabronkial atau kedalaman S:
pernapasan, dan irama
sekresi
pernapasan - Ibu klien
Hasil : mengatakan batuk
Frekuensi klien telah berkurang
Pernapasan : O:
26x/menit
Irama pernapasan : - Tanda-tanda vital :
teratur Pernapasan
21x/menit
- Irama pernapsan
teratur
- Klien tampak tidak
menggunakan otot
pernapasan saat
bernapas\
- Auskultasi bunyi
napas Wheezing

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

270562020 Gangguan pola tidur Tgl : 27/06/2020 Tgl : 27/06/2020


berhubungan dengan
ketidaknyaman fisik Jam : 08:15 WIT Jam : 14:15 WIT
(nyeri):
1. Memantau pola tidur S:
klien

45
Hasil : - Ibu klien
Ibu Klien mengatakan mengatakan tidur
tidur malam hanya 3 malam 6 jam
jam. Klien tampak - Ibu klien
terbangun dimalam mengatakan kualitas
hari. tidur malam masih
kurang baik

O:

Klien tampak terbangun


di malam hari karena
batuk

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

46
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis menjelaskan masalah penerapan Asuhan

Keperawatan pada klien dengan Bronkitis di Ruangan Anak RSUD Daerah

Sanana.

Adapun hal-hal yang ditemukan penulis dalam penerapan asuhan

keperawatan tersebut akan dibahas secara rinci. Untuk memudahkan pembahasan

ini, maka penulis akan membahas sesuai dengan tahap proses keperawatan yang

terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan

evaluasi.

A. Pengkajian

Metode yang digunakan dalam pengkajian keperawatan adalah

metode, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi

berupa validasi data pada kartu inap klien, sumber data yaitu keluarga, kartu

rawat inap klien dan petugas kesehatan lainnya.

Penulis melakukan pengkajian awal pada tanggal 24 Juni 2020. Dari

data pengkajian penulis dapatkan bahwa klien dibawa ke Rumah Sakit pada

tanggal 24 Juni 2020 karena batuk terus-menerus disertai dahak.

47
Dari hasil pengkajian tersebut penulis menemukan kesamaan data

antara teori dan praktek yang mana data menurut teori antara lain pada

anamnesis didapatkan Batuk terus menerus disertai dahak, demam, terdapat

suara wheezing. Sementara data yang ada secara teoritis tetapi tidak terdapat

dalam pengkajian adalah keluhan tentang perubahan lama tidur.. Hal ini dapat

diasumsikan bahwa secara individual respon pasien berbeda-beda terhadap

masalah kesehatan yang dialami.

B. Diagnosa Keperawatan

Secara teori rumusan diagnosa keperawatan tetap mengacu pada

penentuan prioritas masalah, yang mana dibedakan dalam tiga kategori yaitu

diagnosa aktual, diagnosa resiko dan diagnosa potensial.

Menurut SDKI (2016) pada klien dengan Bronkits secara teoritis

terdapat lima diagnosa keperawatan, antara lain :

1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.

4. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya

obstruksi

5. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

berlebihan melalui rute fisiologis.

48
Dalam praktek asuhan keperawatan yang penulis temukan ada 3 diagnosa,

yaitu :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya

obstruksi

2. Kekurangan Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyaman fisik (batuk)

Dari tiga masalah keperawatan tersebut ada dua masalah yang sesuai

dengan teori yaitu ketidakefektifan bersihan pola napas dan hipertermia.

Sedangkan masalah keperawatan yang ditemukan di dalam kasus tetapi tidak

ditemukan di dalam teori yaitu gangguan pola tidur. Hal ini karena respon

klien terhadap masalah kesehatan berbeda-beda, sehingga tidak semua

diagnosa keperawatan sesuai dengan teori.

C. Intervensi Keperawatan.

Intervensi keperawatan yang dirumuskan pada kasus ini prinsipnya

tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek. Untuk mendukung

intervensi di atas perlu dukungan dari klien maupun keluarga dan sarana

penunjang dalam intervensi.

Tindakan mandiri yang dilakukan adalah observasi tanda-tanda vital

dan observasi frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan serta pendidikan

kesehatan pada klien dan keluarga mengenai proses penyakit, baik perawatan

maupun pengobatan, sedangkan tindakan kolaboratif yaitu penatalaksanaan

pengobatan.

49
Rencana keperawatan yang penulis lakukan terhadap klien mengacu

pada konsep teori dan kenyataan yang ditemukan, dengan mengutamakan

kebutuhan klien yang mendasar.

D. Implementasi Keperawatan

Adapun intervensi yang telaj disusun secara umum telah dilaksanakan

denhan baik, karena klien dan keluarga merespon tindakan yang diberikan,

yang mana klien dan keluaga juga dilibatkan dalam asuhan keperawatan,

utamanya adalah memberikan Health Education dan pemenuhan kebutuhan.

Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemandirian klien dan

keluarga dalam pelayanan kesehatan. Adapun intervensi keperawatan yang

dilaksanakan secara khusus, lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan

klien terutama prosedur pengobatan dan perawatan Bronkitis.

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan, evaluasi

yang dilakukan adalah untuk menilai keberhasilan dari implementasi yang

telah dikerjakan. Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada tanggal 24 Juni

2020 sampai tanggal 27 Juni 2020 selama 3 hari. Dari tiga masalah yang

ditegakkan yakni ketidakefektifan pola napas, hipertermi dan gangguan pola

napas hanya satu masalah yang dapat teratasi pada hari kedua yaitu

Hipertermia.

50
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada tahap pengkajian terdapat kesenjangan data antara teori dan

praktek diantaranya adanya data yang dipeoleh dari praktek berupa

keluhan perubahan lama tidur yang mana data tersebut tidak secara

disebutkan pada klien dengan Bronkitis.

2. Menurut teori ditemukan adanya kesenjangan diagnosa keperawatan

secara teoritis ada 5 diagnosa keperawatan yang kemungkinan muncul

pada klien dengan Bronkitis, namun dalam penerapannya penulis

hanya menemukan 2 diagnosa keperawatan yang sesuai dengan teori.

3. Rencana tindakan keperawatan dapat disusun berdasarkan teori yang

telah dijelaskan yang mencangkup tindakan mandiri. tindakan

kolaboratif dan pendidikan kesehatan.

4. Tindakan keperawatan yang penulis lakukan berupa tindakan

mengobservai tanda-tanda vital dan mngobservasi frekuensi, irama

dan kedalaman pernapasan serta serta pemberian pendidikan

kesehatan,

5. Berdasarkan evaluasi hasil ditemukan hanya masalah hipertermia yanf

dapat teratasi pada hari ke-2.

51
B. Saran

Dari kesimpulan yang terdapat dalam studi kasus maka penulis dapat

memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada rumah sakit dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat

memberikan wawasan pengetahuan mengenai Bronkitis sehingga dapat

ditingkatkan lagi mengenai penanganan tindakan keperawatan maupun

tindakan medis sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi..

2. Kepada perawat ruangan dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat

meningkatkan kinerja perawat, dengan membatasi jumlah pengunjung,

memberikan suasana yang tenang, dan memberikan lingkungan yang

aman dan nyaman karena pada pasien Bronkitis karena kebutuhan aman

nyaman sangat diperlukan.

3. Bagi pasien dan keluarga dengan adanya studi kasus ini keluarga

mengerti tentang cara perawatan pada pasien bronkitis.

52
DAFTAR PUSTAKA

Dotan, Y., Jeninifer, Y. S., & Kim, V. (2019). Chronic Bronchitis. Journal of The

COPD Foundation, 178-192.

Muchammad, F. U. (2019). Buku Penyakit Respirasi Pada Anak. Jakarta: EGC.

Ngastiyah. (2015). Buku Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Nuga, M. R. (2019). Asuhan keperawatan pada an. A.z dengan bronkitis di Ruang

Kenanga RSUD Prof. Dr. W.z. Johannes kupang”.

Rusdiantoro, A. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Klien Bronkitis Dengan

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di Ruang Melati Rumah Sakit

Umum Daerah Bangil Pasuruan.

SDKI, DPP PPNI (2016) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed).

Jakarta

Soematri, I. (2007). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Jakarta: EGC.

53
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate
Program Studi D-III Keperawatan

LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

NAMA MAHASISWA : Zubaidah Kelirey


NIM : 19144010175
NAMA PEMBIMBING : Aminudin Muhammad, S.Kep, M./Kes
JUDUL KTI : Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Bronkitis di Ruang Anak Rumah Sakit Umum
Daerah Sanana

No Tanggal Masukan/Rekomendasi Tanda tangan

1 29/05/2020 “Pertimbangkan judul kembali.


Apakah terdapat penderita atau tidak
di Puskesmas” (Via WhatsApp)

2 02/06/2020 “Lebih baik tempat pengambilan data


dilakukan di Rumah Sakit. Lakukan
pengambilan data awal untuk tau
jumlah penderita dulu” (Via
WhatsApp)
3 08/06/2020
“Sesuaikan penulisan judul dengan
panduan” (Via WhatsApp)
4 09/06/2020
“Judul diterima. Lanjut ke BAB I”
(Via WhatsApp)
5 11/06/2020
“Tambahkan keterangan
prevalensi/jumlah penderita” (Via
WhatsApp)
6 18/06/2020
“Tambahkan tujuan khusus.. Tujuan
harus ada tujuan khusus” (Via
WhatsApp)
7 20/06/2020

54
“Sesuaikan penulisan dengan panduan.
Perhatikan spasi dan jarak tulisan”
(Via WhatsApp)
8 21/06/2020
“BAB I ACC, Lanjut BAB II” (Via
WhatsApp)
9 23/06/2020
“Perhatikan penulisan. Jarak dan spasi
harus sesuai panduan. Referensi yang
diurutkan dari yang terlama ke yang
10 24/06/2020 terbaru”

“Diagnosa dan intervensi keperawatan


harus mengacu pada SDKI” (Via
11 26/06/2020 WhatsApp)

“BAB II ACC, lanjut ke BAB III


12 01/07/2020 Lakukan pengkajian”

1. Perhatikan penulisan judul BAB


III. Sesuaikan dengan panduan.
2. Masih ada penulisan kata-kata
yang belum benar. Mohon
diperhatikan
3. Riwayat keluhan utama masih
belum jelas. Jelaskan alur
bagaimana klien mulai sakit dan
dibawa ke rumah sakit
4. Perhatikan penomoran setiap data
yang dicantumkan
5. Perhatikan kesesuaian data di
klasifikasi data dan pengkajian.
13 05/07/2020 ” (Via WhatsApp)

14 09/07/2020
“ACC BAB III lanjut ke BAB IV”

1. Perhatikan penulisan.
2. Asuhan keperawatan dibahas
mulai dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan
evaluasi” (Via WhatsApp)
15 12/07/2020

1. Jelaskan setiap data yang terdapat


pada teori tetapi tidak ditemukan

55
pada praktik”
2. Cantumkan diagnosa keperawatan
berdasarkan SDKI.
3. Diagnosa mana yang tidak sesuai
dengan praktik, mohon juga
16 13/07/2020 dijelaskan.
4. Jelaskan implementasi secara
17 14/07/2020 umum. (Via WhatsApp)

18 15/07/2020 “Perhatikan penulisan bagian diagnosa


dan implementasi” (Via WhatsApp)

“ACC BAB IV. Lanjut ke BAB V”

“Kesimpulan dijelaskan satu persatu


19 15/07/2020 mulai dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi,
kendala dan ketidaksesuaian teori dan
praktik” (Via WhatsApp)

20 16/07/2020 “Lengkapi Daftar Pustaka, perhatikan


baik-baik referensi. Jangan sampai
tidak ada di daftar pustaka” (Via
WhatsApp)

“ACC KTI. Siap ujian. Hubungi


penguji”

56

Anda mungkin juga menyukai