Oleh
Zubaidah Kelirey
NIM. 19144010175
i
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BRONKITIS
DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SANANA
TAHUN 2020
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan.
Oleh
Zubaidah Kelirey
NIM. 19144010175
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Meterai 600
.
Zubaidah Kelirey
NIM. 19144010175
Mengetahui
Pembimbing
................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
UJIAN SIDANG HASIL KTI
Karya Tulis Ilmiah oleh Zubaidah Kelirey NIM. 19144010175 dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Bronkitis di Ruang Anak Rumah Sakit
Umum Daerah Sanana” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
--------------------------------
iii
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS IMIAH
Karya tulis ilmiah oleh Zubaidah Kelirey dengan judul Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Bronkitis di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sanana “
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada hari …………….. tanggal
……… bulan ……………………….. Tahun 2020
Dewan Penguji
Penguji Ketua Penguji Anggota Penguji Anggota
Mengetahui
Ketua Prorgram Studi D-III Keperawatan
----------------------------------
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Bronkitis di Ruang Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Sanana” Karya Tulis Ilmiah ini dimaksudkan
Keperawatan.
dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang penulis jalani
Karya Tulis Ini ini dapat diselesaikan dengan bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat disampaikan rasa
Kemenkes Ternate
v
3. Wakil Direktur II Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate yang telah
Kemenkes Ternate
mengajar.
belajar mengajar.
Ilmiah ini.
8. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sanana yang telah memberikan izin
Daerah Sanana
9. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Ternate atas bekal ilmu yang
diberikan.
10. Klien di Ruangan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sanana yang telah
vi
11. Teman-teman mahasiswa Poltekkes Kemenkes Ternate yang selalu
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu. Semoga
semua amal baik mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rumah, asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak
mencapai 3,4 – 22,0 % dari jumlah penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis
diketahui secara pasti. Namun, bronkitis merupakan salah satu bagian dari
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang terdiri dari bronkitis kronik dan
faktor lingkungan meliputi polusi udara, merokok dan infeksi. Infeksi sendiri
1
infeksi fungi (monilia). Faktor polusi udara meliputi polusi asap rokok atau
sejumlah keluhan yang terbatas. Batuk, mengi, sputum dan sesak napas
yang setiap hari menghirup polutan ini, kondisi ini menyebabkan angka
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
c. Membuat perencanaan keperawatan pada An. J dengan bronkitis di
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengkajian
a. Anamnesis
Keluhan utama pada klien dengan bronkitis meliputi batuk kering dan
ditanyakan oleh perawat mengenai obat – obat yang telah atau biasa
kembali.
4
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Pengkajian Psiko-sosial-spiritual
e. Pemeriksaan fisik
5
peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan serta biasanya tidak
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang
f. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan Radiologi
6
Pemeriksaan foto thoraks posterior – anterior dilakukan untuk
2) Pemeriksaan Laboratorium
2. Diagnosa Keperawatan
paru
obstruksi
7
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Ketidakefektifan Tujuan : pasien akan 1. Kaji dan pantau frekuensi
pola napas b.d meningkatkan pola napas pernafasan, kedalaman
penurunan efektif selama dalam pernapasan, dan irama
ekspansi paru perawatan. pernapasan,R/ perubahan
Objektif : dalam jangka (seperti takipnea,
waktu 3 x 24 jam pasien dispnea, penggunaan otot
akan menunjukan jalan aksesoris) dapat
napas efektif dengan mengindikasikan
kriteria hasil : berlanjutnya keterlibatan/
pengaruh pernapasan
1. Pola pernafasan yang membutuhkan
normal/ efektif upaya.
2. Frekuensi pernafasan, 2. Tempatkan klien pada
kedalaman pernapasan, posisi yang
dan irama pernapasan nyaman.R/Memaksimalk
dalam batas normal an ekspansi paru
3. Tidak ada cuping 3. Bantu klien untu
hidung mengubah posisi yang
4. Tidak menggunakan nyaman. R/untuk
otot bantu pernapasan. memaksimalkan
5. Tanda – tanda vital kenyamanan.
dalam batas normal 4. Berikan kesempatan
6. Dyspnea tidak ada pasien beristirahat
7. Ekspansi paru simetris diantara tindakan untuk
memperlancar
pernapasan. R/untuk
menehindari keletihan.
5. Berikan oksigen sesuai
program. R/untuk
membantu menurunkan
distres pernapasan yang
disebabkan oleh hipoksia.
2 Ketidakefektifan Tujuan : pasien akan 1. Kaji status pernapasan
bersihan jalan meningkatkan bersihan sekurangnya setiap 4 jam
napas b.d adanya jalan napas selama dalam atau menurut standar
8
obstruksi perawatan. yang ditetapkan. R/untuk
trakeabronkial Objektif : dalam jangka mendeteksi tanda awal
atau sekresi waktu 3 x 24 jam pasien bahaya.
akan menunjukan bersihan 2. Gunakan posisi
jalan napas efektif dengan semifowler dan sanggah
kriteria hasil : lengan pasien. R/untuk
membantu bernapas dan
1. Tidak ada batuk ekspansi dada serta
2. Tanda – tanda vital ventilasi lapang paru
dalam batas normal. basilar.
3. Suara napas 3. Bantu pasien untuk
bronchovesikuler mengubah posisi, batuk
4. Tidak menggunakan dan bernapas dalam
otot bantu pernapasan.. setiap 2 sampai 4 jam.
5. Tidak ada suara napas R/untuk membantu
tambahan. mengeluarkan sekresi dan
6. Tidak sianosis mempertahankan patensi
7. Tidak ada penumpukan jalan napas.
sputum dalam jalan 4. Berikan cairan (sekurang
napas. – kurangnya 3 liter setiap
hari). R/untuk
memastikan hidrasi yang
adekuat dan mencairkan
sekresi, kecuali
dikontraindikasikan.
5. Pemberian obat
ekspektoran dan
mukolitik. R/ ekspektoran
mengandung regimen
yang berfungsi untuk
mengencerkan sekret agar
lebih mudah di keluarkan
dan pembuangan sekret.
6. Kolaborasi pemberian
nebulizer. R/nebulizer
dapat mengencerkan
dahak sehingga dahak
mudah dikeluarkan
3 Hipertermia b.d Tujuan : pasien akan 1. Ukur suhu tubuh pasien
dehidrasi menunjukan suhu tubuh setiap 4 jam atau lebih
dalam batas normal selama sering bila diindikasikan,
dalam perawatan. untuk mengevaluasi
Objektif : dalam jangka kefektifan intervensi.
waktu 1 x 24 jam pasien Identifikasi dan catat rute.
akan menunjukan suhu R/untuk menyakinkan
tubuh dalam batas normal perbandingan data yang
9
setelah mendapatkan akurat.
tidakan keperawatan 2. Berikan antipiretik,
dengan kriteria hasil sesuai anjuran. R/untuk
menurunkan demam.
1. Suhu dalam batas 3. Turunkan panas yang
normal berlebihan dengan
2. Keseimbangan cairan melepas selimut dan
tetap stabil (asupan pasang kain sebatas
sebanding dengan atau pinggang pada pasien,
lebih banyak dari berikan kompres dingin
haluaran). pada aksila dan lipatan
3. Tanda – tanda vital paha, seka dengan air
dalam batas normal. hangat, dan gunakan
selimut hipotermiadengan
suhu lebih dari.
R/tindakan tersebut
meningkatkan
kenyamanan dan
menurunkan temperatur
tubuh.
4. Atasi dehidrasi pasien :
a. Pantau dan catat
asupan dan haluaran
secara akurat
b. Berikan cairan IV
sesuai yang
dianjurkan . R/
tindakan itu
menghindari
kehilangan air,
natrium klorida dan
kalium yang
berlebihan.
4 Resiko Tujuan : pasien akan 1. Pantau tugor kulit setiap
kekurangan meningkatkan volume giliran jaga dan catat
volume cairan b.d cairan selama dalam penurunannya. R/ tugor
kehilangan cairan perawatan. kulit buruk merupakan
berlebihan Objektif : dalam jangka suatu tanda dehidrasi.
melalui rute waktu 1 x 24 jam pasien 2. Periksa membran mukosa
fisiologis. akan menunjukan mulut setiap giliran jaga.
peningkatan volume cairan R/membran mukosa yang
dengan kriteria hasil : kering merupakan suatu
tanda dehidrasi.
1. Tidak ada tanda – tanda 3. Pantau tanda – tanda vital
dehidrasi setiap 4 jam.
2. Mata tidak cekung R/takikardia, hipotensi,
10
3. Ubun – ubun tidak dispnea, atau demam
cekung dapat mengindikasikan
4. Tanda – tanda vital defisit volume cairan.
dalam batas normal. 4. Berikan dan pantau
5. Tugor kulit elastis cairan parenteral.
6. Membran mukosa R/mengembalikan
lembab kehilangan cairan.
4. Implementasi Keperawatan
dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari goal yang telah
5. Evaluasi Keperawatan
langkah akhir dari proses keperawatan tetapi bukan merupakan akhir dari
11
dilakukan untuk menilai masalah keperawatan telah teratasi, atau tidak
B. Konsep Medis
1. Pengertian
2. Manifetasi Klinis
12
Tanda dan gejala pada bronkitis akut biasanya batuk, terdengar
ronki, suara yang berat dan kasar, wheezing, menghilang dalam 10-14
kronis yaitu: batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab,
sering mengalami infeksi saluran napas (seperti pilek atau flu) yang
dibarengi dengan batuk, gejala bronchitis akut lebih dari 2-3 minggu,
3. Klasifikasi
sebagai berikut:
a. Bronkitis akut
b. Bronkitis kronis
yang lama, terutama pada perokok, bronkitis kronis ini juga berarti
4. Etiologi
13
Menurut Muchammad (2019) bronkitis oleh virus seperti
terjadi melalui zat iritan asam lambung, seperti asam lambung, atau polusi
lingkungan dan dapat ditemukan dan setelah pejanan yang berat, seperti
saat aspirasi setelah muntah, atau pejanan dalam jumlah besar yang
menyebabkan bronkitis akut dan biasanya terjadi pada anak usia diatas 5
biasa terjadi pada anak yang tidak diimunisasi dan dihubungkan dengan
gejala infeksi respiratori lebih dominan. Gejala khas berupa batuk kuat
berturut-turut dala satu ekspirasi yang diikuti dengan usaha keras dan
Penyakit ini bisa disebabkan oleh virus dan bakteri. Virus yang
yang sering terjadi pada bronkhitis ini adalah asap rokok, baik perokok
5. Patofisiologi
14
Menurut Muchammad (2019) Bronchitis terjadi karena Respiratory
Rokok, Polusi Udara yang terhirup selama masa inkubasi virus kurang
yang terlibat inflamasi ini, tetapi kemudian semua saluran napas turut
bagian distal paru. Pada keadaan ini akan terjadi hipoventilasi yang
15
hipoventilasi membuat arteri pulmonalis menyempit. Inflamasi alveolus
6. Komplikasi
a. Siniusitis
b. Otitis media
c. Bronkhietasis
e. Gagal napas
7. Penatalaksanaan
virus maka belum ada obat kausal. Anti biotik tidak berguna. Obat yang
terutama sari buah-buahan, obat penekan batuk tidak diberikan pada batuk
Bila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan setelah 2 minggu
maka perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan antibiotic boleh
16
golongan makrolid. Antibiotic diberikan 7-10 hari dan bila tidak berhasil
kolaps paru segmental dan lobaris, benda asing dalam saluran napas, dan
tuberkulosis.
Masalah yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama dan
jika sedang batuk dan apa yang perlu dilakukan. Pada bayi batuk – batuk
17
yang keras sering diakhiri dengan muntah, biasanya bercampur lendir.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologis
obstruktif menahun.
b. Pemeriksaan Laboratorium
tuberkulosis paru.
BAB III
LAPORAN KASUS
18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKITIS
DI RUANGAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SANANA
I. Identitas
A.Identitas Pasien
2. Umur : 4 Tahun
4. Agama : Islam
1. Nama : Tn. R
2. Umur : 42 Tahun
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
19
6. Pekerjaan : PNS
Sakit karena mengalami batuk sejak 5 hari yang lalu dan terus
1. Kehamilan (Ibu)
a. Jumlah (Gravida)
: 2 (dua)
b. Hasil (Paritas) :
20
d. Obat-Obatan yang digunakan : Tablet Fe dan
vitamin
jalan lahir
Sakit
3. Kelahiran (Anak)
a. BB dan PB :
2800 gram
c. Apgar skor : 9
mengatakan lupa
4. Alergi (Anak)
5. Imunisasi (Anak)
21
3 Polio (I, II, III & IV) Tidak diketahui
b. Gigi geligi
2) Jumlah (sekarang) : 20
7. Kebiasaan (Anak)
a. Pola perilaku
22
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
menular/keturunan
D. Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
23
III. Pengkajian Pola Aktivitas/ADL
1. Kebiasaan
sekali
1. Kebiasaan
b. Konsistensi : Lunak
24
c. Warna : Kuning kecoklatan
1. Kebiasaan
d. Bau : Pessing
2. Perubahan :
1. Kebiasaan
07:00 WIT
16:00 WIT
1. Perubahan :
25
a. Ibu klien mengatakan selama sakit, tidur malam klien hanya 3
1. Kebiasaan
1. Kebiasaan
d. Perubahan
teman-temannya.
A. Observasi
3. GGS : E = 4, M=6, V= 5
4. Tanda-tanda vital :
26
a. Tekanan darah : 90/60 mmHg
b. Nadi : 68x/menit
c. Suhu : 38,7 C
d. Pernapasan : 27x/menit
27
b. Inspeksi
Ictus cordis : Tampak jelas.
Konjungtiva : merah muda.
3. Sistem Persyarafan (B 3 : Brain)
a. Keluhan : Tidak ada.
b. Kesadaran : Composmentis
c. GCS : E = 4, M = 6, V = 5, Jumlah : 15
d. Inspeksi
Bentuk kepala : Oval
Pupil : Isokor
Ukuran pupil : 3 mm
Kaku kuduk : Tidak
Kelumpuhan : Tidak.
Persepsi sensori : Tidak ada gangguan.
c. Palpasi
Distensi kandung kemih : Tidak
Nyeri tekan : Tidak
28
Gusi : Tidak ada lesi
Gigi : Tidak ada karies gigi
Lidah : Bersih
Tonsil : Tidak ada peradangan
Abdomen : Bentuk datar
TPM
7. Sistem Endokrin
a. Keluhan : Tidak ada
b. Inspeksi
Mudah berkeringat
29
VI. Pengkajian Psikososial
1. Laboratorium
Hari/Tanggal : 04/05/2020
WBC 11 109/L 4 - 10
HCT 37,2 % 35 - 49
30
KLASIKASI DATA
Data Subjektif
1. Ibu klien mengatakan klien Batuk terus menerus disertai dahak
3. Ibu klien mengatakan selama sakit, klien hanya buang air kecil 2 kali.
4. Ibu klien mengatakan selama sakit, tidur malam klien hanya 3 jam karena
sering batuk.
Data Objektif
1. Tanda-tanda vital :
5. Perkusi : Hipersonor
31
6. Auskultasi : Bunyi napas Wheezing
ANALISA DATA
Data Objektif
1. Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg,
Pernapasan 27x/menit
2. Irama pernapasan
tidak teratur
3. Klien tampak
menggunakan otot
pernapasan saat
bernapas
4. Penapasan cuping
hidup
5. Perkusi : Hipersonor
6. Auskultasi : Bunyi
napas Wheezing
32
hari lalu.
Data Objektif
1. Suhu 38,7 C
2. Bibir klien tampak
kering
Data Objektif
33
34
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKITIS
DI RUANGAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SANANA
1 Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan 1. Kaji dan pantau 1. Perubahan (seperti Tgl : 24/06/2020 Tgl : 24/06/2020
jalan nafas berhubungan tindakan keperawatan frekuensi takipnea, dispnea,
dengan adanya obstruksi selama 3x24 jam, pernafasan, penggunaan otot Jam : 15:40 WIT Jam: 21:00 WIT
trakeabronkial atau sekresi, kedalaman aksesoris) dapat
ketidakefektifan bersihan
ditandai dengan: pernapasan, dan mengindikasikan 1. Mengkaji dan pantau S:
jalan nafas akan teratasi irama pernapasan berlanjutnya frekuensi pernafasan,
Data Subjektif dengan kriteria hasil : 2. Tempatkan klien keterlibatan/ kedalaman pernapasan, - Ibu klien
pada posisi yang pengaruh pernapasan dan irama pernapasan mengatakan
1. Ibu klien mengatakan a. Pola pernafasan nyaman. yang membutuhkan Hasil : klien masih
klien Batuk terus normal/ efektif 3. Bantu klien untu upaya Frekuensi Pernapasan : batuk dan
menerus disertai b. Frekuensi mengubah posisi 2. Memaksimalkan 30x/menit berdahak
dahak pernafasan, yang nyaman. ekspansi paru Irama pernapasan : O:
kedalaman 4. Berikan 3. Untuk teratur
Data Objektif pernapasan, dan kesempatan pasien memaksimalkan 2. Menempatkan klien - Pernapasan
irama pernapasan
35
1. Tanda-tanda vital : dalam batas normal beristirahat kenyamanan. pada posisi yang 30x/menit
TD : 90/60 mmHg, c. Tidak ada cuping diantara tindakan 4. Untuk menehindari nyaman. - Irama
Pernapasan 27x/menit hidung untuk keletihan. Hasil : pernapsan
2. Irama pernapasan d. Tidak menggunakan memperlancar 5. Untuk membantu Klien dalam posisi teratur
tidak teratur otot bantu pernapasan. menurunkan distres semifowler - Klien tampak
3. Klien tampak pernapasan. 5. Berikan oksigen pernapasan yang 3. Membantu klien untu menggunakan
menggunakan otot e. Tanda – tanda vital sesuai program. disebabkan oleh mengubah posisi yang otot pernapasan
pernapasan saat dalam batas normal hipoksia. nyaman. saat bernapas\
bernapas f. Dyspnea tidak ada 4. memberikan - Pernapasan
4. Penapasan cuping g. Ekspansi paru kesempatan pasien cuping hidup
hidup simetris beristirahat diantara - Auskultasi
5. Perkusi : Hipersonor tindakan untuk bunyi napas
6. Auskultasi : Bunyi memperlancar Wheezing
napas Wheezing pernapasan.
5. Berikan oksigen sesuai A:
program.
Oksigen 4 L/menit Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
2 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan 1. Ukur suhu tubuh 1. Untuk meyakinkan Tgl : 24/06/2020 Tgl : 24/06/2020
dengan proses infeksi, tindakan keperawatan pasien setiap 4 jam perbandingan data
ditandai dengan : 1x24 klien menunjukan atau lebih sering yang akurat. Jam : 16:15 WIT Jam: 21:15 WIT
bila diindikasikan, 2. Untuk menurunkan
Data Subjektif suhu tubuh dalam batas
untuk demam. 1. Mengukur suhu tubuh
nornal dengan kriteria
36
1. Ibu klien mengatakan hasil : mengevaluasi 3. Tindakan tersebut pasien setiap 4 jam S:
klien demam sejak 5 kefektifan meningkatkan atau lebih sering bila
hari lalu. a. Suhu dalam batas intervensi. kenyamanan dan diindikasikan, untuk - Ibu klien
normal Identifikasi dan menurunkan mengevaluasi mengatakan
Data Objektif b. Keseimbangan cairan catat rute. temperatur tubuh. kefektifan intervensi. demam klien
tetap stabil (asupan 2. Berikan antipiretik, Identifikasi dan catat
3. Suhu 38,7 C telah berkurang
sebanding dengan sesuai anjuran. rute.
4. Bibir klien tampak atau lebih banyak 3. Turunkan panas Hasil :
kering dari haluaran). yang berlebihan Suhu 37,9 C
c. Tanda – tanda vital dengan melepas 2. Memberikan
O:
dalam batas normal. selimut dan pasang antipiretik, sesuai
kain sebatas anjuran.
- Suhu : 37,9 C
pinggang pada 3. Turunkan panas yang
pasien, berikan berlebihan dengan
A:
kompres dingin melepas selimut dan
pada aksila dan pasang kain sebatas
Masalah belum
lipatan paha, seka pinggang pada pasien,
berikan kompres teratasi
dengan air hangat,
dan gunakan dingin pada aksila dan
selimut lipatan paha, seka
hipotermiadengan dengan air hangat, dan
gunakan selimut P:
suhu lebih dari.
hipotermiadengan suhu
lebih dari. Intervensi
dilanjutkan
3 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1. Pantau pola tidur 1. Tgl : 24/06/2020 Tgl : 24/06/2020
berhubungan dengan tindakan keperawatan klien
keidaknyamanan fisik 1x24 klien menunjukan 2. Jelaskan Jam : 06:15 WIT Jam: 15:15 WIT
pentingnya tidur
(batuk), ditandai dengan: toleransi aktivitas dengan
yang adekuat 1. memantau pola tidur S:
kriteria hasil : selama sakit klien
37
Data Subjektif : a. Klien 4. Sediakan informasi Hasil : - Klien
memperlihatkan tidur kepada klien dan Klien mengatakan mengatakan
1. Ibu klien mengatakan yang dibuktikkan keluarga tentang tidur malam hanya 3 tidur malam
selama sakit, tidur dengan tidur malam faktor-faktor yang
jam. Klien tampak hanya 3 jam
malam klien hanya 3 5 jam per 24 jam dapat
jam karena sering b. Pola, kualitas dan menyebabkan terbangun dimalam - Kualitas tidur
batuk. rutinitas tidur klien gangguan pola hari. tidak baik
tidak mengalami tidur 2. Menjelaskan
Data Objektif : gangguan pentingnya tidur yang O:
c. Klien dapat adekuat selama sakir.
2. Ibu klien mengatakan terbangun pada - Klien tampak
Hasil :
klien jarang tidur siang waktu yang sesuai terbangun di
3. Klien tampak Klien mengerti dengan
malam hari
terbangun di malam penjelasan yang
- Klien tampak
hari diberikan
lemah
3. Menyediakan
- Pola tidur klien
informasi kepada klien
mengalami
dan keluarga tentang
gangguan
faktor-faktor yang
dapat menyebabkan A:
gangguan pola tidur.
Hasil : Masalah belum
Klien mengerti dengan teratasi
penjelasan yang
diberikan
P:
Intervensi
dilanjutkan
38
39
CATATAN PERKEMBANGAN
(HARI KE-1)
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
40
S:
O:
41
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
42
CATATAN PERKEMBANGAN
(HARI KE-1I)
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
43
(nyeri): 1. Memantau pola tidur S :
klien
Hasil : - Ibu klien
Ibu Klien mengatakan mengatakan tidur
tidur malam hanya 3 malam hanya 3 jam
jam. Klien tampak - Ibu klien
terbangun dimalam mengatakan kualitas
hari. tidur malam masih
kurang baik
O:
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
44
CATATAN PERKEMBANGAN
(HARI KE-III )
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
45
Hasil : - Ibu klien
Ibu Klien mengatakan mengatakan tidur
tidur malam hanya 3 malam 6 jam
jam. Klien tampak - Ibu klien
terbangun dimalam mengatakan kualitas
hari. tidur malam masih
kurang baik
O:
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
46
BAB IV
PEMBAHASAN
Sanana.
ini, maka penulis akan membahas sesuai dengan tahap proses keperawatan yang
evaluasi.
A. Pengkajian
berupa validasi data pada kartu inap klien, sumber data yaitu keluarga, kartu
data pengkajian penulis dapatkan bahwa klien dibawa ke Rumah Sakit pada
47
Dari hasil pengkajian tersebut penulis menemukan kesamaan data
antara teori dan praktek yang mana data menurut teori antara lain pada
suara wheezing. Sementara data yang ada secara teoritis tetapi tidak terdapat
dalam pengkajian adalah keluhan tentang perubahan lama tidur.. Hal ini dapat
B. Diagnosa Keperawatan
penentuan prioritas masalah, yang mana dibedakan dalam tiga kategori yaitu
obstruksi
48
Dalam praktek asuhan keperawatan yang penulis temukan ada 3 diagnosa,
yaitu :
obstruksi
Dari tiga masalah keperawatan tersebut ada dua masalah yang sesuai
ditemukan di dalam teori yaitu gangguan pola tidur. Hal ini karena respon
C. Intervensi Keperawatan.
intervensi di atas perlu dukungan dari klien maupun keluarga dan sarana
kesehatan pada klien dan keluarga mengenai proses penyakit, baik perawatan
pengobatan.
49
Rencana keperawatan yang penulis lakukan terhadap klien mengacu
D. Implementasi Keperawatan
denhan baik, karena klien dan keluarga merespon tindakan yang diberikan,
yang mana klien dan keluaga juga dilibatkan dalam asuhan keperawatan,
E. Evaluasi Keperawatan
2020 sampai tanggal 27 Juni 2020 selama 3 hari. Dari tiga masalah yang
napas hanya satu masalah yang dapat teratasi pada hari kedua yaitu
Hipertermia.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
keluhan perubahan lama tidur yang mana data tersebut tidak secara
kesehatan,
51
B. Saran
Dari kesimpulan yang terdapat dalam studi kasus maka penulis dapat
1. Kepada rumah sakit dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat
2. Kepada perawat ruangan dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat
aman dan nyaman karena pada pasien Bronkitis karena kebutuhan aman
3. Bagi pasien dan keluarga dengan adanya studi kasus ini keluarga
52
DAFTAR PUSTAKA
Dotan, Y., Jeninifer, Y. S., & Kim, V. (2019). Chronic Bronchitis. Journal of The
Nuga, M. R. (2019). Asuhan keperawatan pada an. A.z dengan bronkitis di Ruang
SDKI, DPP PPNI (2016) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed).
Jakarta
53
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate
Program Studi D-III Keperawatan
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
54
“Sesuaikan penulisan dengan panduan.
Perhatikan spasi dan jarak tulisan”
(Via WhatsApp)
8 21/06/2020
“BAB I ACC, Lanjut BAB II” (Via
WhatsApp)
9 23/06/2020
“Perhatikan penulisan. Jarak dan spasi
harus sesuai panduan. Referensi yang
diurutkan dari yang terlama ke yang
10 24/06/2020 terbaru”
14 09/07/2020
“ACC BAB III lanjut ke BAB IV”
1. Perhatikan penulisan.
2. Asuhan keperawatan dibahas
mulai dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan
evaluasi” (Via WhatsApp)
15 12/07/2020
55
pada praktik”
2. Cantumkan diagnosa keperawatan
berdasarkan SDKI.
3. Diagnosa mana yang tidak sesuai
dengan praktik, mohon juga
16 13/07/2020 dijelaskan.
4. Jelaskan implementasi secara
17 14/07/2020 umum. (Via WhatsApp)
56