Anda di halaman 1dari 6

UJIAN PERTENGAHAN SEMERTER GANJIL

TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Nama : T. Samsul Bahri


Nim : 237410101001
Mata Kuliah : Penemuan Hukum
Fakultas : Hukum
Prodi : Magister Hukum
Semester : I-B
Pengasuh : Dr. Sulaiman,S.H.,M.Hum

1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis interpretasi hukum?


Jawaban :
Interpretasi hukum adalah proses untuk mengartikan atau menjelaskan makna
dan implikasi dari peraturan hukum yang tertulis. Terdapat beberapa jenis
interpretasi hukum yang umum digunakan, termasuk:
1. Interpretasi Literal:
Interpretasi literal (atau tekstual) mengacu pada pendekatan mengartikan
hukum berdasarkan kata-kata dan frasa yang terdapat dalam teks peraturan
hukum. Dalam interpretasi ini, teks hukum dianggap sebagai sumber utama dan
harus diikuti sesuai dengan makna kata-kata yang tertulis, tanpa
memperhatikan niat atau tujuan legislator.
2. Interpretasi Historis:
Interpretasi historis melibatkan penelitian terhadap sejarah peraturan
hukum, seperti niat awal legislator yang merumuskan undang-undang tersebut.
Pendekatan ini melibatkan pengkajian dokumen sejarah, catatan sidang
parlemen, dan konteks saat undang-undang dibuat. Tujuannya adalah untuk
memahami tujuan legislator pada saat undang-undang itu dibuat.
3. Interpretasi Teleologis:
Interpretasi teleologis adalah pendekatan yang berfokus pada tujuan
atau maksud yang ingin dicapai oleh undang-undang. Interpretasi ini
mempertimbangkan akibat hukum yang diharapkan dan nilai-nilai yang ingin
diwujudkan oleh undang-undang, meskipun terkadang hal ini bisa melibatkan
penilaian hakim.
4. Interpretasi Kontekstual:
Interpretasi kontekstual mempertimbangkan konteks sosial, politik, dan
ekonomi saat undang-undang diberlakukan. Ini mencakup memahami
perubahan dalam masyarakat dan kebutuhan untuk mengadaptasi hukum
sesuai dengan perubahan tersebut.
5. Interpretasi Preceden (Preseden):
Interpretasi preseden mengacu pada penggunaan keputusan-keputusan
hukum sebelumnya (preseden) dalam kasus yang serupa. Pengadilan sering
mengacu pada kasus-kasus sebelumnya untuk membantu dalam menentukan
hasil dalam kasus yang sedang diajukan.
6. Interpretasi Konstitusional:
Interpretasi konstitusional melibatkan pengartian dan penafsiran
terhadap konstitusi suatu negara. Ini dapat melibatkan pertanyaan tentang apa
yang dianggap konstitusional atau tidak, serta bagaimana konstitusi harus
diinterpretasikan dalam konteks kasus konkret.
7. Interpretasi Pragmatis:
Interpretasi pragmatis mempertimbangkan aspek-aspek praktis dan realitas
dalam penerapan hukum. Ini mencakup pertimbangan terhadap efisiensi,
keadilan, dan dampak sosial dari interpretasi hukum tertentu.
Pendekatan interpretasi hukum yang digunakan dapat bervariasi
tergantung pada yurisdiksi hukum, jenis hukum, dan konteks kasus tertentu.
Dalam banyak kasus, pengadilan atau lembaga hukum lainnya mungkin
menggabungkan beberapa jenis interpretasi untuk mencapai keputusan yang
paling tepat dalam situasi tertentu.

2. Sebutkan dan jelaskan apa yang menjadi sumber dalam penemuan


hukum?
Jawaban :
Penemuan hukum adalah proses di mana hakim atau pengadilan harus
mencari dan menentukan aturan hukum yang sesuai untuk diterapkan dalam
suatu kasus yang belum memiliki preseden atau ketentuan yang jelas dalam
peraturan hukum yang ada. Terdapat beberapa sumber yang dapat digunakan
dalam penemuan hukum. Beberapa sumber utama dalam penemuan hukum
adalah:
1. Teks Hukum (Statuta dan Peraturan):
Teks hukum tertulis, seperti undang-undang (statuta) dan peraturan
pemerintah, merupakan sumber utama dalam penemuan hukum. Hakim harus
merujuk pada teks hukum yang ada untuk mencari ketentuan yang relevan
dengan kasus yang sedang diajukan.
2. Preseden Hukum (Case Law):
Preseden hukum merujuk pada keputusan-keputusan sebelumnya dalam
kasus serupa. Hakim-hakim memutuskan kasus-kasus berdasarkan prinsip-
prinsip yang telah diatur dalam kasus-kasus sebelumnya. Preseden hukum
menjadi panduan dalam mengambil keputusan yang konsisten dengan putusan
sebelumnya.
3. Prinsip Hukum Umum (Common Law Principles):
Prinsip-prinsip hukum umum atau common law principles adalah prinsip-
prinsip hukum yang berkembang melalui putusan hakim dalam sejumlah kasus.
Ini mencakup prinsip-prinsip seperti prinsip keadilan alami, prinsip equity, dan
prinsip "stare decisis" (mengikuti preseden).
4. Pendapat Para Ahli (Legal Scholar Opinions):
Pandangan dan pendapat dari para ahli hukum sering digunakan sebagai
referensi dalam penemuan hukum. Para ahli hukum dapat memberikan
interpretasi dan analisis yang mendalam tentang masalah hukum tertentu, yang
bisa membantu hakim dalam pengambilan keputusan.
5. Prinsip Keadilan dan Etika:
Prinsip-prinsip keadilan dan etika juga dapat menjadi sumber dalam
penemuan hukum. Hakim dapat mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika
dalam menilai kasus dan mengambil keputusan yang dianggap adil dan benar.
6. Konstitusi:
Konstitusi adalah undang-undang dasar suatu negara, dan seringkali
berfungsi sebagai pedoman utama dalam penemuan hukum. Hakim dapat
merujuk pada konstitusi untuk memastikan bahwa keputusan mereka sesuai
dengan prinsip-prinsip konstitusional.
7. Prinsip Internasional:
Dalam kasus yang melibatkan hukum internasional, hakim dapat merujuk
pada perjanjian internasional, hukum internasional, dan prinsip-prinsip hukum
internasional dalam penemuan hukum.
Penemuan hukum adalah proses yang kompleks dan terkadang
kontroversial, terutama ketika sumber-sumber hukum yang ada tidak
memberikan panduan yang jelas. Dalam kasus-kasus semacam itu, hakim
harus menggunakan penalaran hukum dan interpretasi yang cermat untuk
mencapai keputusan yang paling tepat dalam kasus yang sedang diajukan.
3. Berikan analisis Saudara tentang contoh Kasus:
a) Penafsiran hukum;
Jawaban :
Penafsiran hukum adalah aspek kunci dalam sistem hukum yang
memungkinkan hakim dan pengadilan untuk mengaplikasikan aturan
hukum dalam konteks kasus konkret. contoh kasus penafsiran hukum
salah satunya adalah :
Contoh Kasus Penafsiran: Hak Buruh Anak
Situasi: Sebuah negara memiliki undang-undang yang melarang
pekerjaan anak di bawah usia 14 tahun. Namun, undang-undang
tersebut tidak memberikan definisi yang jelas tentang apa yang dianggap
"pekerjaan." Seorang anak berusia 13 tahun bekerja di toko keluarganya
selama musim panas. Apakah pekerjaan ini melanggar undang-undang
atau tidak?
Penafsiran Hukum:
1. Interpretasi Literal: Pertama, hakim mungkin akan
mempertimbangkan interpretasi literal undang-undang tersebut. Jika
undang-undang tidak memberikan definisi yang jelas, maka hakim
mungkin akan merujuk pada arti umum kata "pekerjaan" dalam
bahasa sehari-hari dan kamus.
2. Interpretasi Historis: Hakim juga mungkin akan melakukan
interpretasi historis, yaitu memeriksa catatan sidang parlemen ketika
undang-undang tersebut dibuat. Apakah ada perdebatan atau niat
khusus legislator tentang apa yang dimaksud dengan "pekerjaan"
saat undang-undang itu diciptakan?
3. Interpretasi Teleologis: Dalam hal ini, hakim akan
mempertimbangkan tujuan undang-undang tersebut. Tujuan undang-
undang tersebut mungkin adalah melindungi hak-hak anak dan
memastikan bahwa mereka mendapatkan pendidikan yang layak.
Hakim akan mempertimbangkan apakah pekerjaan sementara di
toko keluarga dapat dianggap mengancam tujuan tersebut.
4. Interpretasi Kontekstual: Hakim juga akan mempertimbangkan
konteks sosial dan ekonomi saat ini. Apakah pekerjaan sementara di
toko keluarga lebih ke arah pendidikan dan pengalaman keluarga
daripada eksploitasi anak?
5. Interpretasi Konstitusional: Hakim akan memeriksa apakah
undang-undang tersebut sesuai dengan konstitusi negara, terutama
jika ada isu hak anak yang dijamin dalam konstitusi.
6. Preseden: Jika ada kasus sebelumnya yang mirip, hakim akan
merujuk pada preseden hukum. Jika ada putusan yang mengenai
definisi "pekerjaan" dalam konteks undang-undang yang sama atau
serupa, hakim mungkin akan mempertimbangkannya dalam
keputusannya.
7. Prinsip Keadilan dan Etika: Hakim akan mempertimbangkan
apakah mengizinkan pekerjaan anak di toko keluarga selama musim
panas adalah tindakan yang adil dan etis
Berdasarkan berbagai pertimbangan di atas, menurut pandangan
saya hakim mungkin memutuskan bahwa pekerjaan sementara di
toko keluarga tidak melanggar undang-undang jika tujuannya adalah
untuk memberikan pengalaman keluarga dan pendidikan, dan tidak
mengancam kesejahteraan anak. Namun, ini adalah contoh kasus
penafsiran hukum dan tergantung pada faktor-faktor khusus dalam
yurisdiksi hukum yang berlaku;
b) Konstruksi hukum;
Jawaban :
Analisis kasus konstruksi hukum adalah proses di mana pengadilan atau
otoritas hukum merinci dan menerapkan asas-asas hukum yang ada
untuk memutuskan suatu masalah hukum yang kompleks atau belum
diatur secara tegas oleh undang-undang. Di bawah ini, saya akan
memberikan contoh kasus konstruksi hukum yaitu:
Contoh Kasus Konstruksi Hukum:
Di Indonesia, terdapat peraturan yang mengatur tentang perlindungan
hewan, termasuk pelarangan eksploitasi hewan di sirkus. Namun, tidak
ada ketentuan eksplisit yang mengatur apakah hewan peliharaan yang
dibawa ke sirkus oleh pemiliknya dianggap sebagai eksploitasi hewan.
Hasil Konstruksi Hukum: Keputusan dalam kasus ini akan sangat
tergantung pada bagaimana pengadilan memilih untuk mendekati
konstruksi hukum. Jika pengadilan cenderung fokus pada tujuan
undang-undang perlindungan hewan, maka mereka mungkin akan
menyimpulkan bahwa pertunjukan hewan peliharaan di sirkus dapat
dianggap sebagai eksploitasi dan melanggar undang-undang. Namun,
jika pengadilan cenderung berpegang pada interpretasi literal atau
historis, mereka mungkin akan berpendapat sebaliknya.
Ini adalah contoh bagaimana kasus konstruksi hukum dapat
memunculkan ketidakpastian dalam sistem hukum, terutama ketika
peraturan hukum tidak merinci masalah tertentu. Pengadilan harus
mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang cermat tentang
berbagai faktor hukum, tujuan undang-undang, prinsip-prinsip hukum,
dan pertimbangan etika. Hasil konstruksi hukum sering kali
memengaruhi interpretasi hukum dan pembentukan preseden untuk
kasus serupa di masa depan.
c) Argumentasi Hukum.
Jawaban :
Argumentasi hukum adalah proses di mana pihak-pihak yang terlibat
dalam suatu kasus mengemukakan argumen hukum mereka untuk
meyakinkan pengadilan atau lembaga hukum tentang posisi mereka. Ini
adalah bagian integral dari sistem peradilan dan membantu dalam
pengambilan keputusan yang adil dan berdasarkan hukum. Di bawah ini,
saya akan memberikan contoh kasus argumentasi hukum :
Contoh Kasus Argumentasi Hukum:
Sebuah perusahaan pengembang properti di Indonesia telah membeli
lahan untuk membangun kompleks perumahan. Namun, masyarakat
sekitar memprotes pembangunan tersebut karena mereka berpendapat
bahwa lahan tersebut adalah kawasan yang sensitif secara lingkungan
dan memiliki nilai budaya yang tinggi. Masyarakat tersebut menggugat
perusahaan pengembang properti tersebut ke pengadilan untuk
mencegah pembangunan.
Argumentasi Hukum:
Pihak Masyarakat sebagai Penggugat:
1. Pelanggaran Lingkungan: Pihak masyarakat akan mengemukakan
bahwa pembangunan di lahan tersebut melanggar peraturan
perlindungan lingkungan, yang mengharuskan pemrosesan perizinan
khusus untuk proyek-proyek yang berdampak signifikan pada
lingkungan.
2. Warisan Budaya: Masyarakat akan berpendapat bahwa lahan
tersebut memiliki nilai budaya yang tinggi dan merupakan situs
bersejarah atau budaya yang harus dilindungi sesuai dengan undang-
undang perlindungan warisan budaya.
3. Konsultasi Publik: Masyarakat akan mengklaim bahwa perusahaan
pengembang properti tidak melibatkan masyarakat secara memadai
dalam proses perencanaan proyek, termasuk konsultasi publik yang
diperlukan.
Pihak Perusahaan Pengembang Properti sebagai Tergugat:
1. Izin Hukum: Perusahaan akan berargumen bahwa mereka telah
memperoleh izin dan perizinan yang diperlukan dari otoritas yang
berwenang, dan bahwa pembangunan mereka adalah legal sesuai
dengan hukum dan regulasi yang berlaku.
2. Manfaat Ekonomi: Perusahaan akan berpendapat bahwa proyek
pembangunan tersebut akan memberikan manfaat ekonomi bagi
masyarakat, seperti lapangan kerja dan pembangunan infrastruktur.
3. Upaya Lingkungan: Perusahaan akan menyajikan argumen tentang
upaya-upaya mereka untuk meminimalkan dampak lingkungan,
termasuk upaya restorasi dan pemeliharaan.
Hasil Argumentasi Hukum:
Keputusan akhir dalam kasus ini akan bergantung pada bagaimana
pengadilan menilai argumen yang diajukan oleh kedua belah pihak, serta
pada interpretasi hukum yang berlaku. Pengadilan harus
mempertimbangkan faktor-faktor seperti perizinan, hak masyarakat,
perlindungan lingkungan, dan manfaat ekonomi dalam membuat
keputusan yang adil dan berdasarkan hukum. Keputusan pengadilan
dalam kasus seperti ini dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap
perencanaan dan pembangunan properti di wilayah tersebut serta pada
perlindungan lingkungan dan warisan budaya.

Anda mungkin juga menyukai