Anda di halaman 1dari 9

Implementasi Peran Bawaslu dalam Mengawasi Pemilu yang Jujur, Bebas dan Adil

Berdasarkan Berdasarkan Perspektif Pancasila

Oleh
Dina Prihastuti, Aisyah Resta Melati Setyaningtyas
Jurusan Hukum, Universitas Tidar

ABSTRAK
Pemilihan umum merupakan salah satu event negara yang penyelenggaraannya selalu
dinantikan, bahkan mereka menyebutnya sebagai sebuah pesta demokrasi, dimana suara setiap
masyarakat saat berarti dalam menentukan masa depan negara melalui pemimpin yang mereka
pilih. Penyelenggaraan pemilu tentu saja memerlukan pengawasan dari pihak yang independen,
di Indonesia pengawasan pemilu dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Lembaga
ini bersifat netral dan adil dan tidak boleh condong pada salah satu pihak, fungsi utama dari
bawaslu yaitu mencegah terjadinya pelanggaran dan memberi sanksi tegas terhadap
kecurangan. Sehingga pemilu dapat berjalan sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Tujuan dari
penulisan jurnal ini adalah menelaah bahwa Bawaslu sudah menerapkan nilai-nilai pancasila
dalam melakukan tugasnya tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan yuridis normatif yang diperoleh dari literatur review. Hasil dari penelitian
mengatakan bahwa Bawaslu sudah menerapkan nilai-nilai pancasila untuk
pengimplementasian tugas dan fungsi nya, namun terdapat beberapa kendala yang masih
menjadi evaluasi bagi bawaslu.
Kata Kunci : Pemilu, Bawaslu, Implementasi

ABSTRACT
General elections are one of the country's events whose implementation is always
eagerly awaited, they even call it a democratic party, where the voice of every citizen is
important in determining the future of the country through the leaders they choose. The
implementation of elections of course requires supervision from an independent party. In
Indonesia, election supervision is carried out by the Election Supervisory Body (Bawaslu). This
institution is neutral and fair and must not be biased towards one party. The main function of
Bawaslu is to prevent violations and provide strict sanctions against fraud. So that elections
can run in accordance with Pancasila values. The purpose of writing this journal is to examine
that Bawaslu has implemented Pancasila values in carrying out its duties. The method used in
this research is normative juridical obtained from a literature review. The results of the
research show that Bawaslu has implemented Pancasila values to implement its duties and
functions, but there are several obstacles that are still being evaluated by Bawaslu.
Keywords: Election, Bawaslu, Implementation
PENDAHULUAN Berdasarkan keputusan Mahkamah
Pemilihan umum adalah metode Konstitusi 14/PUU-XI/2013 pada tanggal
dalam melakukan suksesi kepemimpinan 23 Januari 2014 menyatakan bahwa
yang umumnya dilakukan dalam negara pemilihan umum legislatif dan pemilihan
demokrasi. Pada abad ke-20 an terdapat umum presiden (Pilpres) harus
cara pandang demokrasi yang berkembang, dilaksanakan secara serentak. Didasarkan
yakni demokrasi minimalis dan demokrasi oleh putusan tersebut maka dikenal dengan
maksimalis. Demokrasi minimalis pemilu serentak. Dengan dilaksanakannya
memiliki artian demokrasi yang menjamin pemilihan umum secara serentak tidak
dan melakukan suksesi kepemimpinan menutup kemungkinan terjadinya
secara rutin dengan cara pemilu yang pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
bebas, terbuka, dan melibatkan massa baik oleh pasangan calon, tim sukses,
pemilih atau rakyat tanpa diskriminatif, maupun masyarakat sebagai pemilih.
sedangkan demokrasi maksimalis memiliki Berdasarkan data Badan Pengawas Pemilu
artian demokrasi dengan cara pandang (Bawaslu), pada tahun 2019 Badan
substantif bahwa demokrasi harus Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah
menghormati hak-hak sipil dan hak politik menerima laporan pelanggaran sebanyak
yang lebih luas. 15.052, 14.462 diantaranya merupakan
Meskipun pemilu bukan salah satu temuan dari pihak pengawas pemilu dan
cara untuk berdemokrasi, tetapi dalam 1.581 merupakan laporan dari masyarakat.
pemerintahan di Indonesia dianggap sangat Terdiri dari pelanggaran pidana pemilu
penting karena dalam pelaksanaan sebanyak 533 kasus, pelanggaran
demokrasi aspirasi rakyat administrasi sebanyak 12.138 kasus,
direpresentasikan oleh perwakilan partai pelanggaran kode etik sebanyak 162 kasus
politik sesuai tugas dan fungsinya (Ratna dan pelanggaran hukum lainnya sebanyak
dkk, 2015:15).Di Indonesia, demokrasi 1096 kasus. Dalam penelitian ini bertujuan
sudah diperjuangkan sejak dahulu yang untuk mengetahui implementasi Bawaslu
juga tercantum dalam sila ke- 4 Pancasila. dalam mengawasi pemilihan umum yang
Demokrasi dipandang bahwa kekuasaan berlandaskan kejujuran, keadilan dan bebas
yang berdaulat berada di tangan rakyat berdasarkan perspektif Pancasila serta
dalam menjalankan pemerintahan yang mengkaji peran Bawaslu dalam
berwenang dan sangat berpengaruh dalam menciptakan pemilu dengan prinsip
setiap kebijakan yang dibentuk untuk demokrasi serta kendala yang dialami oleh
mencapai keadilan (Hadiwijoyo, 2012:33).
Bawaslu dalam melakukan pengawasan
pemilihan umum. TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN 1. Peran
1. Jenis penelitian Peran merupakan aspek dinamis
Jenis penelitian yang digunakan kedudukan atau dapat dikatakan sebagai
dalam penelitian ini adalah status (Soekanto,2012). Peran merupakan
kualitatif. Penelitian ini bersifat pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang
deskriptif dengan menggunakan didasarkan atas status atau kedudukan yang
analisis berupa narasi, cerita dan dimiliki. Secara etimologi, peran diartikan
informasi detail yang bertujuan sebagai seseorang yang melakukan sebuah
untuk menemukan dan mengetahui tindakan penting bagi orang lain. Seseorang
fakta-fakta yang dibutuhkan. dianggap melakukan perannya dengan baik
2. Cara penelitian apabila telah melakukan hak dan
Cara penelitian yang digunakan kewajibannya dengan baik.
dalam penulisan ini adalah 2. Badan Pengawas Pemilu
mengkaji suatu fenomena dan (Bawaslu)
permasalahan hukum dengan Bawaslu adalah lembaga pengawas
analisis secara normatif melalui pemilihan umum di seluruh wilayah Negara
undang-undang, norma dan literatur Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut
berupa jurnal serta artikel penelitian diatur dalam pasal 1 ayat (10) Peraturan
terlebih dahulu. Bawaslu Nomor 8 tahun 2018 tentang
3. Metode penelitian Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum.
Metode penelitian yang digunakan 3. Pengawasan
dalam penulisan ini adalah yuridis Pengawasan merupakan suatu standar
normatif. Metode penelitian yuridis untuk menetapkan ukuran kinerja dan
normatif mengkaji fenomena, fakta- pengambilan kebijakan dalam mendukung
fakta dan permasalahan hukum di hasil yang akan dicapai. Fungsi
lapangan dengan norma dan pengawasan untuk mengatur dalam bentuk
peraturan hukum yang berlaku. pemeriksaan dari pihak atas ke pihak yang
Data yang digunakan dalam ada di bawahnya. Pengawasan merupakan
penulisan ini adalah data sekunder proses untuk memastikan bahwa segala
yang diperoleh dari literatur review kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
atau studi kepustakaan. apa yang direncanakan.
Penelitian ini memiliki perbedaan langsung, jujur, umum, bebas, rahasia dan
dengan penelitian sebelumnya yang adil sesuai peraturan perundang-undangan
berjudul “Peran Bawaslu Pada yang berlaku.
Pelaksanaan Pemilihan Gubernur Implementasi Bawaslu dalam
Lampung Tahun 2018 Dalam Upaya mengawasi Pemilu yang jujur, bebas, dan
Mewujudkan Pemilihan yang Demokratis” adil dapat dilakukan dengan merujuk pada
penelitian tersebut berfokus pada nilai-nilai Pancasila. Bawaslu perlu
implementasi peran Bawaslu yang menjadi menjalankan tugasnya dengan penuh
objek adalah Provinsi Lampung, sedangkan integritas, transparansi, dan keadilan,
dalam penelitian dalam penulisan ini sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila.
berfokus pada peran Bawaslu secara Yang pertama merupakan prinsip keadilan,
menyeluruh secara nasional dengan dimana bawaslu harus memastikan bahwa
menggunakan perspektif Pancasila. setiap peserta pemilu diperlakukan secara
adil dan setara, Pengawasan jalannya
PEMBAHASAN pemilu juga harus bersikap netral dan ada
keberpihakan atau condong pada salah satu
Implementasi Bawaslu dalam pihak tertentu. Prinsip yang kedua
Mengawasi Pemilu yang Jujur, Bebas merupakan prinsip Persatuan, menurut
dan Adil Berdasarkan Berdasarkan perspektif pancasila dalam prinsip ini dapat
Perspektif Pancasila memastikan bahwa pemilu dapat
Salah satu fungsi Badan Pengawas menyatukan masyarakat Indonesia,
Pemilihan Umum (Bawaslu) yaitu walaupun saat masa kampanye terdapat
melakukan pengawasan terhadap jalannya perbedaan pilihan namun saat pemenang
pemilu, pelanggaran pemilu serta dari pemilu tersebut di umum kan maka
pencegahannya. Bawaslu juga diharapkan masyarakat harus berlapang dada jika
mampu menindak tegas pelanggaran pilihannya tidak menang, sebaliknya
pemilu secara efektif dan menjadi hakim masyarakat yang pilihannya menang juga
yang adil serta mampu memberikan efek seharusnya tidak mencela kepada pihak
jera bagi upaya mengurangi potensi yang kalah dalam pemilu. Setelah pemilu
pelanggaran sehingga tujuan pemilu yang selesai diselenggarakan perpecahan
jujur, bebas dan adil dapat tercapai. Badan pendapat yang terjadi di masyarakat akibat
Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada setiap perbedaan pilihan, diharapkan dapat
tingkatan memiliki fungsi penting menjaga kembali rukun kembali seperti semula.
pemilu terselenggara secara demokratis,
Prinsip yang selanjutnya adalah nilai Pancasila, Bawaslu dapat menjadi
prinsip Demokrasi dimana Bawaslu harus garda terdepan dalam memastikan Pemilu
mendukung demokrasi dalam pelaksanaan yang jujur, bebas, dan adil, sesuai dengan
pemilu sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, semangat dan cita-cita bangsa Indonesia.
dimana proses Pemilu harus dapat
dilaksanakan dengan semua partisipasi Peran Bawaslu dalam Menciptakan
masyarakat, karena unsur terpenting dari Pemilu dengan Prinsip Demokrasi
jalannya suatu pemilu adalah masyarakat. Salah satu fungsi Bawaslu untuk
masyarakat diharapkan semuanya ikut mengawasi jalannya pemilu dan menindak
berpartisipasi dalam pemilu, karena masa tegas segala pelanggaran yang terjadi
depan mereka ditentukan dari pemimpin selama pemilu. Perwujudan pengawasan
yang mereka pilih. Yang keempat yang dilakukan oleh Bawaslu untuk
merupakan prinsip Ketuhanan, dalam mewujudkan pemilu yang demokratis
melakukan pengawasan terhadap jalannya diantaranya mengawasi persiapan
pemilu, bawaslu perlu memastikan bahwa dilakukannya pemilu berupa perencanaan
nilai-nilai agama dihormati serta dan menetapkan jadwal pemilu, melakukan
dilaksanakannya pemilu tidak merugikan rancangan logistik yang dibutuhkan oleh
hak-hak minoritas dan kelompok agama KPU, melakukan penetapan jumlah kursi di
tertentu, yang artinya pemilu harus setiap daerah untuk pemilihan anggota
dilakukan secara bebas tidak diperbolehkan DPRD Provinsi dan Kab/Kota berdasarkan
adanya tekanan dari kaum mayoritas ketentuan perundang-undangan. Dalam
kepada kaum minoritas, dalam hal ini melakukan penetapan jumlah kursi bagi
Bawaslu sangat dibutuhkan fungsinya agar anggota DPRD tersebut Bawaslu
semua hak-hak pemilih bisa didapatkan melakukan sosialisasi dalam rangka
dengan sama dan setara. Prinsip yang penyelenggaraan pemilu dan melakukan
terakhir merupakan prinsip Kemanusiaan, tugas pengawasan lain sesuai amanat
Implementasi Bawaslu dari prinsip ini yaitu peraturan perundang-undangan.
harus memastikan bahwa setiap warga Peran Bawaslu lainnya yaitu
negara diperlakukan dengan martabat dan menjadi pengawas dalam tahapan pemilu
hormat. Tidak boleh ada diskriminasi atau berupa pemutakhiran data yang dimiliki
perlakuan tidak manusiawi dalam proses oleh pemilih yang mencakup pemilih
pemilu. Dalam hal ini mulai dari SDM dan sementara dan pemilih tetap, melakukan
fasilitas yang diberikan oleh bawaslu harus penetapan peserta pemilu, melakukan
sama dan adil. Dengan merangkul nilai- proses pencalonan dan melakukan
penetapan anggota DPR, DPRD, pasangan negara yang sudah memiliki hak untuk
calon presiden dan wakil presiden, calon memilih sudah masuk dalam daftar agar
gubernur, bupati serta walikota. Dalam terciptanya keadilan dan transparansi.
proses pencalonan dan penetapan tersebut Langkah selanjutnya yaitu mengawasi
harus berdasarkan peraturan perundang- pelaksanaan kampanye pemilu. Kampanye
undangan (Jimly Asshiddiqie:2012). adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Peran Bawaslu tentunya tidak peserta pemilu dalam rangka menyakinkan
terlepas dari UU No. 15 Tahun 2011 peserta pemilu untuk memilih peserta
tentang Penyelenggaraan Pemilihan pemilu dengan memaparkan visi, misi dan
Umum. Proses pengawasan yang dilakukan program peserta pemilu. Dalam
oleh Bawaslu menyeluruh untuk setiap pelaksanaan kampanye, anggota Bawaslu
provinsi. Implementasi peran Bawaslu Kab/Kota melakukan pengawasan terhadap
dalam mengawasi proses pemilihan umum kemungkinan adanya kelalaian atau
bertujuan untuk menjamin terlaksana kesengajaan yang dilakukan oleh anggota
pemilihan umum di setiap provinsi secara KPU Kab/Kota, sekretaris dan pegawai
bebas, langsung, jujur, adil dan berkualitas. sekretariat KPU berkenaan dengan tindak
Dalam peraturan Badan Pengawas pidana pemilu atau pelanggaran
Pemilihan Umum No. 13 tahun 2012 yang administratif dan kelalaian atau
menjadi turunan UU No. 15 tahun 2011 kesengajaan berkenaan dengan pelaksana
yang menjelaskan tugas Bawaslu dalam kampanye, peserta kampanye dan petugas
setiap provinsi secara rinci. kampanye saat kampanye sedang
Proses pemutakhiran data pemilih berlangsung.
tetap dan pemilih sementara dilakukan Proses pemungutan suara dan
berdasarkan UU No. 10 tahun 2016 tentang penghitungan suara dalam pemilu berjalan
perubahan kedua atas UU No. 1 tahun 2015 dengan baik tanpa adanya kecurangan dan
tentang penetapan peraturan pemerintah pelanggaran di dalamnya. Bawaslu
pengganti undang-undang No. 1 tahun 2014 memastikan agar proses pengambilan suara
tentang pemilihan gubernur, walikota dan dan penghitungan suara berjalan lancar dan
bupati. Proses ini diawali dengan Bawaslu bersifat netral tanpa adanya
pendaftaran peserta pemilihan umum intervensi dari pihak manapun. Pemilihan
sebagai prasyarat berumur 17 tahun dan umum yang sukses adalah pemilihan yang
memiliki KTP atau sudah pernah menikah. didasarkan atas prinsip demokrasi dan
Pada tahap ini panitia pengawas pemilu memiliki tujuan untuk mengedepankan
harus memastikan bahwa seluruh warga kepentingan rakyat sehingga tujuan negara
yang tercantum dalam alinea IV KESIMPULAN
pembukaan UUD NRI 1945. Bawaslu sebagai lembaga yang
mengawasi tentang pemilu, perlu bersikap
Kendala Bawaslu Dalam Mengawasi jujur, bebas dan adil sesuai yang
Pelaksanaan Pemilu diperintahkan oleh Pancasila. Terdapat
Kendala yang dialami oleh Bawaslu beberapa prinsip yang harus dipatuhi oleh
dalam mengawasi pelaksanaan pemilihan bawaslu ketika menyelenggarakan pemilu,
umum terbagi ke dalam kendala internal yaitu prinsip keadilan, persatuan,
dan kendala eksternal. Kendala yang kemanusiaan, ketuhanan, dan demokrasi.
berasal dari dalam badan Bawaslu atau Perwujudan pengawasan yang dilakukan
kendala intern berupa keterbatasan oleh Bawaslu untuk mewujudkan pemilu
Bawaslu dalam menyikapi peraturan yang yang demokratis diantaranya mengawasi
dibuat oleh Sekretariat Jenderal dengan persiapan dilakukannya pemilu berupa
Undang-Undang Nomor 7 tahun 2019 perencanaan dan menetapkan hari pemilu.
tentang Penyelenggaraan Pemilihan Dalam upaya menegakkan pemilu
Umum. Dalam peraturan yang dibuat oleh yang demokratis, peran Bawaslu sangat
Sekretariat Jenderal tersebut menerangkan penting dalam kaitannya melakukan
bahwa persyaratan dalam memilih harus persiapan terhadap pencalonan peserta
mempunyai e-KTP. Hal tersebut pemilu, melakukan pemutakhiran data
bertentangan dengan UU No. 7 tahun 2019 penduduk yang menjadi pemilih tetap dan
tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum tidak tetap, mengawasi jalannya kampanye
bahwa pemilih hanya menggunakan surat sampai dengan proses pemungutan suara
keterangan sebagai penduduk. dan penghitungan suara agar berjalan
Akibat adanya perbedaan tersebut, dengan baik. Mengingat tujuan dari adanya
Bawaslu menggelar rapat pleno yang pada pemilu adalah untuk mencapai
intinya akan melakukan kerja sama dengan kesejahteraan rakyat. Namun, dalam
DUKCAPIL dalam hal percepatan proses melakukan pengawasan dalam pemilu
pembuatan e-KTP yang pada akhirnya tentunya Bawaslu memiliki beberapa
berpengaruh pada Daftar Pemilih Tetap kendala diantaranya kendala internal
(DPT). Kendala eksternal yang dialami berupa perbedaan syarat menjadi pemilih
oleh Bawaslu adalah saat melaporkan dana dan kendala eksternal berupa pelaporan
kampanye dari partai politik yang telah dana kampanye dari partai politik yang
melebihi batas waktu yang ditentukan. melebihi batas waktu yang ditentukan.
SARAN Pemilu di Jawa Barat Berdasarkan
Bawaslu sebagai lembaga Dengan Undang-Undang No. 7
Tahun 2017 Tentang Pemilu .
pengawas pemilu seharusnya dapat
Doctoral dissertation Fakultas
menjalankan amanat dalam pengawasan Hukum UNPAS.
pemilu tanpa adanya intervensi oleh pihak Wicaksono, A. (2019). Bawaslu Terima
Laporan 15.052 Pelanggaran
lain. sebagai pengawas Bawaslu harus
Pemilu 2019. Jakarta: CNN
bersifat transparan kepada pemerintah Indonesia.
maupun masyarakat, serta dapat menindak
tegas kepada para pihak yang melakukan
pelanggaran-pelanggaran pemilu. Sehingga
penyelenggaraan pemilu kedepannya
berulang sesuai dengan aturan dan prinsip
Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, J. (2012). Hukum Tata Negara


dan Pilar-Pilar Demokrasi. Jakarta:
Sinar Grafika.
Fety Fitriana, S. d. (2019). Peran Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam
Menjalankan Pengawasan Pada
Penyelenggaraan Pemilu Tahun
2019 di Kabupaten Ponorogo.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
Qohar, A. A. (2018). Peran Bawaslu Pada
Pelaksanaan Pemilihan Gubernur
Lampung 2018 Dalam Upaya
Mewujudkan Pemilihan yang
Demokratis.
Ratna. (2018). Pentingnya Pengawasan
Partisipatif dalam Mengawal
Pemilihan Umum yang Demokratis.
Jurnal Wacana Politik .
W, S. D. (2018). Tugas, Wewenang dan
Fungsi Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu) Dalam Pengawasan

Anda mungkin juga menyukai