Anda di halaman 1dari 20

KULTUR JARINGAN

Oleh

Kelompok 2

1. Srilipis Ardila Giawa ( 21200251050 )


2. Marlin Dewi Hulu ( 21200251024 )
3. Alpekas Laia ( 21200251003 )
4. Wicardo Ndruru ( 21200251046 )
5. Yakin Kasih Taofonao ( 21200251045)

Mata kuliah : Agronomi

Semester :V

Pengampu : Drs. Amaano Fau, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NIAS RAYA

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat Iman,
kesehatan, serta keselamatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata
kuliah Agronomi yang berjudul “Kultur Jaringan Tumbuhan”.
Makalah ini berisi 3 bab yakni bab 1 berupa pendahuluan yang merupakan uraian
gambaran umum dari kultur jaringan. Bab 2 berupa pembahasan dari kultur jaringan berupa ,
pengertian kultur jaringan,tujuan kultur jaringan,jenis-jenis kultur jaringan, kelebihan dan
kekurangan kultur jaringan, alat bahan dan teknik kultur jaringan. BAB 3 berupa kesimpulan
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan

Teluk Dalam, 22 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................

C. Tujuan.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. Pengertian Kultur Jaringan................................................................................................
B. Tujuan Kultur Jaringan........................................................................................................
C. Jenis-Jenis Kultur Jaringan.................................................................................................
D. Kelebihan Dan Kekurangan Kultur Jaringan.......................................................................
E. Alat Dan Bahan Kultur Jaringan..........................................................................................
F. Teknik Kultur
Jaringan...........................................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan bioteknologi salah satunya adalah kultur jaringan, yang hingga sekarang
berkembang begitu cepat dan signifikan. Apa dasar utama yang menjadikan kultur jaringan
berkembang dengan cepat? Salah satunya adalah teknik pemakaian kultur jaringan yang
dengan hanya menggunakan bagian sel tumbuhan, maka akan didapatkan tanaman yang
sempurna yang dapat melakukan reproduksi. Jadi sebenarnya apa yang dimaksud dengan kultur
jaringan? Kultur Jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tumbuhan
seperti protoplasma sel, jaringan atau organ yang serba steril, ditumbuhkan pada media buatan
yang steril dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptic, sehingga bagian-
bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap.
Beberapa teknik dalam kultur jaringan menuntut syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi
dalam pelaksanaanya, dan syarat pokok kultur jaringan adalah laboratorium dengan segala
fasilitasnya berupa alat-alat kerja, sarana pendukung terciptanya kondisi aseptic terkendali dan
fasilitas dasar seperti air, listrik maupun bahan bakar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian kultur jaringan secara umum ?
2. Bagaimana tujuan kultur jaringan ?
3. Bagaimana jenis-jenis kultur jaringan ?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan kultur jaringan ?
5. Bagaimana alat dan bahan kultur jaringan ?
6. Bagaimana teknik kultur jaringan ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kultur jaringan secara umum.
2. Mengetahui tujuan kultur jaringan
3. Mengetahui jenis-jenis kultur jaringan
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan kultur jaringan
5. Mengetahui alat dan bahan kultur jaringan
6. Mengetahui teknik kultur jaringan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Kultur Jaringan

Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian
dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ yang serba steril, ditumbuhkan pada
media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik,
sehingga bagianbagian tersebut dapat memperbayak diri dan beregenerasi menjadi tanaman
yang lengkap.
Kultur jaringan tanaman bermula dari pembuktian teori totipotensi sel yang
dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden (1838). Menurut teori ini, setiap sel tanaman hidup
mempunyai informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk dapat tumbuh dan
berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai.
Kultur jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membuat bagian
tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna)
dikondisi invitro (didalam gelas). Jadi Kultur in vitro dapat diartikan sebagai bagian jaringan
yang dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan petri dari kaca atau material tembus
pandang lainnya. Secara teoritis teknik kultur jaringan dapat dilakukan untuk semua jaringan,
baik dari tumbuhan, hewan, bahkan juga manusia, karena berdasarkan teori Totipotensi Sel
(Total Genetic Potential), bahwa setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu
memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap. Sel dari suatu organisme
multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu
sel tersebut, setiap sel berasal dari satu sel.
Menurut Suryowinoto (1991), kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue
culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk
dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman
menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.
Kultur jaringan (Tissue Culture) merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi
bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam
media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup
yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi
menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan
tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang
dilakukan di tempat steril.
B. Tujuan Kultur Jaringan
Saat ini teknik kultur jaringan tumbuhan bukan hanya sebagai sarana untuk mempelajari
aspek-aspek fisiologi dan biokimia tanaman saja, tetapi sudah berkembang menjadi metode
untuk berbagai tujuan yakni :

1. Mikropropagasi (perbanyakan tanaman secara mikro)


Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu produksi tanaman dalam skala
besar melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis tanaman. Jaringan
tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman secara
terus menerus. Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk
memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias (anggrek, bunga
potong, dll.), tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman industri dan kehutanan (kopi,
jati, dll). Dengan menggunakan metoda kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis
yang sama dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata tunas. Oleh karena itu metoda
ini menjadi salah satu alternatif dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.
2. Pebaikan Tanaman
Dalam usaha perbaikan tanaman melalui metoda pemuliaan secara konvensional, untuk
mendapatkan galur murni diperlukan waktu enam sampai tujuh generasi hasil penyerbukan
sendiri maupun persilangan. Melalui teknik kultur jaringan, dapat diperoleh tanaman
homosigot dalam waktu singkat dengan cara memproduksi tanaman haploid melalui kultur
polen, antera atau ovari yang diikuti dengan penggandaan kromosom. Tanaman homosigot ini
dapat digunakan sebagai bahan pemuliaan tanaman dalam rangka perbaikan sifat tanaman.
3. Produksi Tanaman yang Bebas Penyakit
Teknologi kultur jaringan telah memberikan kontribusinya dalam mendapatkan
tanaman yang bebas dari virus. Pada tanaman yang telah terinfeksi virus, sel-sel pada tunas
ujung (meristem) merupakan daerah yang tidak terinfeksi virus. Dengan cara mengkulturkan
bagian meristem akan diperoleh tanaman yang bebas virus.
4. Transformasi Genetik
Teknik kultur jaringan telah menjadi bagian penting dalam membantu keberhasilan
rekayasa genetika tanaman (transfer gen). Sebagai contoh transfer gen bakteri (seperti gen cry
dari Bacillus thuringiensis) ke dalam sel tanaman akan terekspresi setelah regenerasi tanaman
transgeniknya tercapai.
5.Produksi Senyawa Metabolit Sekunder
Jadi, Kultur jaringan tumbuhan juga dapat digunakan untuk memproduksi senyawa
biokimia (metabolit sekunder) seperti alkaloid, terpenoid, phenyl propanoid dll. Teknologi ini
sekarang sudah tersedia dalam skala industri. Sebagai contoh produksi secara komersial
senyawa “shikonin” dari kultur sel Lithospermum erythrorhizon.
Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam
jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi
sama persis dengan induknya. Dari teknik kultur jaringan tanaman ini diharapkan juga
memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul.
Secara lebih rinci dan jelas berikut ini akan dibahas secara khusus manfaat dari kultur
jaringan antara lain:
 Mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat,
yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya. Dari teknik
kultur jaringan tanaman ini diharapkan juga memperoleh tanaman baru yang bersifat
unggul.
 Dapat diperoleh sifat-sifat tanaman yang dikehendaki
 Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa
 Produksi tanaman bebas virus dengan teknik kultur meristem.
 Pelestarian plasma nutfah tanaman juga dapat dilakukan dengan teknik kultur jaringan
dengan penyimpanan untuk jangka panjang dengan penggunaan nitrogen cair pada
temperatur –196oC. Ada juga penyimpanan sementara, yaitu pada temperatur antara
0oC sampai –9oC.
 Untuk dapat menghasilkan tanaman dengan jumlah banyak dan beragam.
 Perbanyakan tanaman secara besar-besaran telah dibuktikan keberhasilannya pada
perkebunan kelapa sawit dan tebu. Dengan cara kultur jaringan dapat klon suatu
komoditas tanaman dalam relatif cepat. Manfaat yang dapat diperoleh cukup banyak,
misalnya: di luar pulau Jawa akan didirikan suatu perkebunan yang membutuhkan bibit
tanaman dalam jumlah ribuan, maka sudah dapat dibayangkan betapa mahalnya
biayanya hanya untuk trasnportasi saja. Hal ini dapat diatasi denga usaha kultur
jaringan, karena hanya perlu membawa beberapa puluh botol planlet yang berisi ribuan
bibit. Dengan cara ini dapat menghemat waktu dan biaya yang cukup banyak dalam
persiapan pemberangkatan ataupun transportasinya. Pada ekspor anggrek, misalnya,
orang luar negeri menghendaki bunga anggrek yang seragam baik bentuk maupun
warnanya. Dalam hal ini dapat dipenuhi juga dengan usaha kultur jaringan. Bibit-bibit
tanaman dari usaha mericlono (tanaman hasil budidaya meristem) akan berharga lebih
mahal, karena induknya dipilih dari tanaman yang mempunyai sifat paling bagus
(unggul).
 Usaha yang paling tepat untuk melestarikan tanaman yang terancam punah. Dengan
usaha kultur jaringan ini, populasi dari tanaman tersebut akan terselamatkan, bahkan
dapat bertambah, sekaligus sifat-sifat yang dimiliki oleh tanaman tersebut tetap
terjamin.
 Kultur jaringan juga mempunyai manfaat yang besar dibidang farmasi, karena dari usaha
ini dapat dihasilkan metabolit skunder upaya untuk pembuatan obat-obatan, yaitu
dengan memisahkan unsur-unsur yang terdapat di dalam kalus ataupun protokormus,
misalnya alkoloid, steroid, dan terponoid. Dengan ditemukannya cara mendapatkan
metabolit skunderdari kalus suatu eksplan yang di tumbuhkan dalam medium kultur
jaringan, maka berarti dapat menghemat waktu dan tenaga. Persenyawaan yang
bermanfaat yang diambil dari kalus dapat ditingkatkan kadarnya dengan cara
memanipulasinya.
 Kultur jaringan juga sangat bermanfaat dibidang fisiologi tanaman. Pada tanaman
anggrek misalnya, telah berhasil diketahui bahwa jika ujung akarnya diiris melintang
akan memperlihatkan warna tertentu. Warna tersebut nantinya akan sama dengan
warna bunganya. Hal ini sangat berguna dalam bidang perdangan bunga hias, sebab
walaupun tanamannya belum berbunga orang sudah dapat mengetahui warna bunga
yang akan muncul.
 Melalui perbanyakan vegetatif dengan kultur jaringan ternyata juga berpengaruh
terhadap devisa negara. Misalnya, dengan terlaksananya ekspor tanaman anggrek ke
negara lain, maka akan menaikkan devisan negara dibidang pertanian.
 Pelaksanaannya tidak tergantung pada musim
B. Jenis Kultur Jaringan Tumbuhan

1. Kultur meristem
Kultur meristem adalah kultur yang menggunakan eksplan yang berasal dari jaringan
meristem, biasanya di peroleh dari meristem apikalnatau meristem tunas aksilar. Pada ujung
pucuk, jaringan ini berada dibagian dalam, oleh karena itu, untuk mengambil jaringan ini agar
dapat digunakan sebagai eksplan, kita membutuhkan mikroskop.

2. Kultur protoplasma
Protoplas adalah sel dalam keadaan telanjang. Fusi protoplas (yang terjadi didalam sel
tanpa campur tangan manusia) adalah proses alamiah yang terjadi pada tumbuhan rendah
sampai tingkat tinngi. Pada proses pembuahan terjadi penyatuan gamet jantan (sub protoplas)
dengan gamet betina (protoplas) menjadi zigot (hibrida seksual). Sel-sel tanaman tingkat tinggi
berhubungan satu dengan lainnya melalui plasmodesmata, hubungan sel melalui
plasmodesmata ini merupakan fusi protoplas dengan protoplas terapi terjadi secara alamiah.

3. Kultur Kalus
Pada awal kultur kalus bertujuan untuk mempelajari proses dediferensiasi dan
diferensiasi sel dan jaringan pada kultur in vitro dan memperoleh kalus dari eksplan yang
dikulturkan. Saat ini kultur kalus dan suspensi sel banyak dilakukan dalam penelitian untuk
menghasilkan metabolit sekunder.
Kalus adalah kumpulan masa sel yang amorphus yang terdiri dari sel-sel atau jaringan-
jaringan yang membelah diri terus menerus. Kalus tersusun oleh sel-sel parenkim yang mana
ikatannya dengan sel lainnya sangat rengggang. Jaringan ini belum mengalami deferensiasi
lanjut. Untuk menginduksi terbentuknya tunas diperlukan media regenerasi dengan modifikasi
ZPT.

4. Kultur Suspensi
Kultur suspensi sangat berguna dalam penelitian metabolit primer maupun sekunder,
juga untuk regulasi nitrogen didalam organ dan asimilasi sulfur, metabolisme karbohidrat dan
karbon fotosintetik. Namun kultur sel kulit dipakai untuk penelitian-penelitian path-way
(biosintesis) senyawa tertentu.
Penelitian skoog dan miller (1957), mengenai keseimbangan hormon menjadi dasar
penelitian selanjutnya, sampai pada penelitian mengenai transformasi dengan modifikasi
menggunakan agrobacterium T-DNA.
5. kultur anther/haploid
Kultur anther (anther culture) sering juga disebut kultur haploid jika serbuk sari yang
digunakan sebagai sumber eksplan maka disebut kultur serbuk sari (polen culture). Kultur
serbuk sari ini lebih tepat disebut kultur haploid dibanding dengan kultur anther. Kultur haploid
lain adalah kultur ovul, dimana sebagai sumber eksplannya adalaah ovul. Kultur haploid adalah
kultur yang menghasilkan tanaman haploid. Tanaman haploid adalah tanaman yang memiliki
jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom gamet (N).

D. Kelebihan dan Kekurangan Kultur Jaringan Tumbuhan


1. Kelebihan
1.Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yang singkat
2.Sifat identik dengan induk
3.Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
4.Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa

2. Kekurangan
1. Bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap hama penyakit dan udara luar
2. Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.
3. Membutuhkan modal ivestasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium khusus),
peralatan dan perlengkapan.
4. Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan
agar dapat memperoleh hasil yg memuaskan
5. Produk kultur jaringan pd akarnya kurang kokoh
6. Mahal

E. Alat dan Bahan Kultur Jaringan Tumbuhan


Alat-alat kultur jaringan yang umumnya adalah :
1. Alat gelas standard
 Beaker glass dengan berbagai ukuran, misalnya : 100 ml, 500 ml
 Gelas ukur : 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 500 ml, 1000 ml
 Pipet tetes
 Pipet dengan berbagai ukuran
 Erlenmeyer : 100 ml, 500 ml, 1000 ml
 Petridish
 Pipet mikro
 Botol kultur kecil : tempat alat tanam pada saat penanaman
 Botol kultur besar : tempat media dan plan ditumbuhkan batang pengaduk

2. Alat-alat tanam yang telah bersih : gunting, pinset, pisau, spatula, petridish, scalpel dan
lain-lain.
3. Spatula
4. Timbangan analitik
5. Lemari es : untuk menyimpan larutan stok, vitamin dan zat pengatur tumbuh.
6. Hot plate dengan magnetik stirer
7. Lampu bunsen
8. Open atau inkubator
9. PH meter (pH meter manual atau digital) atau kertas indikator.
10. Autoklaf
11. Panci
`12. Alat pencuci
13. Rak piring kecil untuk pengeringan alat
14. Lemari, tempat alat-alat, bahan kimia dan alat lain seperti aluminium foil, karet, plastik.
15. Sentrifuse (untuk pengembangan laboratorium)
16. Shaker (untuk pengembangan laboratorium)
17. Lemari asam (jika diperlukan)
18. Kereta dorong atau troli, untuk mengangkat media dan alat setelah di autoklaf.

Bahan-bahan lainnya seperti:


- Laminar Air Flow Cabinet
- Mikroskop
- Meja dorong (di dalam skala besar digunakan troli) untuk mengangkat media yang akan
digunakan
- Hand prayer yang diisi alkohol 70 %
- Lampu bunsen beserta isinya yaitu spirtus
- Lemari: tempat alat-alat dan alkohol
- Timbangan digital

Salah satu contoh alat dan bahan kultur jaringan sebagai bahan percobaan :
1. Bahan yang digunakan adalah biji manggis dengan berat 1 gram, dan media tumbuh
yang digunakan adalah media Murashige dan Skoog (MS) dengan kandungan Nitrogen ½
N, MS, Woody Plant Medium (WPM).
2. Alat yang digunakan adalah botol, gelas ukur, gelas piala, cawan petri, timbangan
analitik, kertas lakmus, autoclave, laminar air flow cabinet, pinset, pisau, scalpel, lampu
spirtus, sprayer, dan rak kultur.

F.Teknik Pada Kultur Jaringan


Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1) Pembuatan media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi
media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang
digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga
bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari
kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau
botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya
dengan autoklaf.
2) Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian
tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
3) Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga
dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata
pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
4) Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan
pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan
diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
5) Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar
yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta
untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi
akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk
(disebabkan bakteri).
6) Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.
Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.
Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena
bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup
dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan
bibit generatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian
dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ yang serba steril,
ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam
kondisi yang aseptik, sehingga bagianbagian tersebut dapat memperbayak diri dan
beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap.
Alat yang digunakan pada kultur jaringan terdiri atas :
- Autoclaf
- Enkas
- Laminar air flow
- Timbangan
- Panci
- Botol kultur
- Pinset
- Cawan petri
- Aerator
- Bunsen dan korek
Sedangkan bahan yang digunakan pada kultur jaringan terdiri atas :
- Alkohol
- Karet
- Plastik
- Tissue
- Kapas
- Deterjen
- Alumunium foli
- Pemutih

Anda mungkin juga menyukai