DISUSUN OLEH:
RIVA RIFQOTUS SHOLIHAH
َوِفي، َر ُخ َص الِّسْعُر إَذ ا َتَر اَجَع َو َس ُهَل الِّش َر اُء: ُيَقاُل،َو الُّر ْخ َص ُة ِفي الِّلَس اِن ِعَباَر ٌة َع ْن اْلُيْس ِر َو الُّسُهوَلِة
الَّش ِريَعِة ِعَباَر ٌة َع َّم ا ُوِّس َع ِلُلُم َك َّلِف ِفي ِفْع ِلِه ِلُع ْذ ٍر َو َع ْج ٍز َع ْنُه َم َع ِقَياِم الَّس َبِب اْلُمَح ِّر ِم
b. Shalat Qashar
Shalat Qashar adalah sholat yang diperpendek atau diperingkas
bilangan rakaatnya. Shalat yang dapat di Qashar adalah Shalat yang terdiri
dari empat rakaat yakni isya’, Dzuhur, Ashar. Sholat maghrib dan subuh
tidak dapat di qashar.
2. Kajian Teori
a. Sebab – sebab ruqhshah
1) Bepergian (al-Safar)
Jika dua syarat ini terpenuhi, maka safar bisa menjadi sebab adanya
rukhshah (keringanan). Diantaranya ialah mengqashar shalat, tidak
berpuasa, dan semacamnya.
2) Sakit (al-Maradh)
3) Pemaksaan (al-Ikrah)
4) Lupa (al-Nisyan)
5) Ketidaktahuan (al-Jahlu)
Sifat kekurangan yang dimaksud disini ialah seperti sifat kanak-kanak dan
gila. Seorang anak kecil tidak ditaklif untuk melakukan kewajiban-
kewajiban agama. Demikian juga dengan orang gila. Dalam kondisi ini
keduanya mendapatkan keringanan yakni boleh tidak menunaikan
kewajiban-kewajiban sebagaimana orang-orang pada umumnya.
Bila salah-satu dari ketujuh sebab ini ada pada diri seorang mukallaf,
maka terdapat dispensasi-dispensasi (rukhshah) hukum dari syariat kepada
yang bersangkutan.
b. Macam-macam ruqhshah
3. Temuan
4. Analisa
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
E. DAFTAR PUSTAKA
Al-mahfani, M Khalilurrahman, Buku Pintar Shalat pedoman shalat lengkap
menuju shalat khusyuk, Jakarta selatan: Wahyu Media, 2008.