Anda di halaman 1dari 6

PT Indosat Tbk.

(didirikan di Republik Indonesia sebagai perseroan terbatas)

Kode Etik

1
I. PENDAHULUAN

Kode Etik ini merangkum dasar-dasar berperilaku yang sudah lama dianut PT Indosat Tbk.
(“Perseroan”) untuk memastikan kegiatan usaha Perseroan dijalankan dengan penuh integritas
serta sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang-undangan. Mengingat Perseroan didirikan di
Republik Indonesia, dimana saham-sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia dan mengingat
sebagian besar kegiatan usahanya dilakukan di wilayah Negara Republik Indonesia, maka Perseroan
wajib tunduk pada hukum dan etika-etika yang berlaku di Republik Indonesia. Perseroan
mengharapkan agar para anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan
Komisaris maupun Direksi, dan karyawan Perseroan untuk memahami dan menjalankan kebijakan-
kebijakan yang digariskan dalam Kode Etik ini. Setiap karyawan yang melanggar ketentuan atau asas
dari kebijakan-kebijakan ini akan dikenakan tindakan berupa sanksi disiplin, sampai dengan dan
termasuk pemutusan hubungan kerja

Setiap anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan Komisaris maupun
Direksi, dan karyawan berkewajiban untuk mematuhi ketentuan hukum dan perundang-undangan
serta menjunjung tinggi kejujuran dan etika. Sehubungan dengan hal tersebut, Kode Etik ini
merupakan pedoman untuk meningkatkan kepekaan setiap Komisaris, Direktur, anggota komite-
komite di bawah Dewan Komisaris maupun Direksi, dan karyawan terhadap permasalahan hukum
dan etika yang seringkali timbul serta untuk menciptakan suatu tata cara untuk melaporkan perilaku
yang melanggar hukum atau etika tersebut. Kode Etik ini bukan merupakan dokumen lengkap yang
mengatur semua permasalahan hukum dan etika yang mungkin dihadapi serta bukan merupakan
suatu ringkasan dari seluruh hukum dan kebijakan yang berlaku bagi kegiatan usaha Perseroan. Kode
Etik ini merupakan tambahan dari kebijakan-kebijakan, peraturan dan ketetapan internal Perseroan
yang berlaku bagi semua anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan
Komisaris maupun Direksi, dan karyawan. Oleh karena itu, penting kiranya agar prinsip kehati-hatian
dan etika dapat selalu menjadi pedoman dan dasar-dasar berperilaku.

Setiap pertanyaan mengenai Kode Etik ini atau setiap keraguan akan suatu perilaku yang dianggap
melanggar Kode Etik ini, kebijakan-kebijakan lain dari Perseroan, hukum, peraturan atau ketetapan
yang berlaku, dapat disampaikan kepada Group Head Legal.

II. KEPATUHAN PADA HUKUM DAN PERATURAN

Setiap anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan Komisaris maupun
Direksi, dan karyawan harus mematuhi semua ketentuan hukum dan perundang-undangan, serta
peraturan-peraturan lain yang berlaku di Republik Indonesia yang berkaitan dengan kegiatan usaha
Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar modal (“Undang-Undang
Pasar Modal Indonesia”) serta peraturan di bidang pasar modal lainnya, termasuk peraturan
Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan Bursa Efek Indonesia, serta peraturan di bidang
telekomunikasi.

III. LARANGAN TERHADAP PERDAGANGAN ORANG DALAM

Anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan Komisaris maupun Direksi, atau
karyawan yang mempunyai akses pada, atau mengetahui, informasi orang dalam yang material dari
atau tentang Perseroan (“Orang Dalam”), dilarang untuk membeli, menjual atau memperdagangkan
saham atau efek lain dari Perseroan. “Informasi Orang Dalam” menurut Undang-Undang Pasar
Modal Indonesia berarti informasi material yang belum diungkapkan ke masyarakat, termasuk segala
fakta yang penting dan relevan mengenai setiap kejadian, tindakan atau data yang dapat

2
mempengaruhi harga saham di bursa atau dapat mempengaruhi keputusan pemodal, calon pemodal
atau pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap informasi tersebut.

Orang Dalam tersebut juga dilarang untuk memberitahukan Informasi Orang Dalam, secara langsung
ataupun tidak langsung kepada orang lain, termasuk anggota keluarga, kerabat dan teman-temannya,
yang dapat mempengaruhi mereka untuk memperdagangkan saham atau efek Perseroan. Selain itu,
jika Orang Dalam Perseroan, karena kedudukannya sebagai Direktur/Komisaris/anggota
komite/karyawan, memperoleh Informasi Orang Dalam yang material tentang perusahaan lain yang
mempunyai hubungan usaha atau bertransaksi dengan Perseroan, misalnya pelanggan, pemasok atau
afiliasi Perseroan, atau Orang Dalam tersebut mengetahui bahwa Perseroan sedang merencanakan
suatu transaksi besar dengan perusahaan lain (seperti pengambilalihan atau akuisisi), maka Direktur,
Komisaris, anggota komite ataupun karyawan yang bersangkutan dilarang untuk memperdagangkan
efek perusahaan lain tersebut.

Di Indonesia, “perdagangan orang dalam” diatur menurut Undang-Undang Pasar Modal Indonesia.
Setiap karyawan, Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Utama Perseroan dan pihak ketiga
lainnya, yang karena hubungan usahanya memiliki akses kepada, atau mengetahui informasi orang
dalam mengenai Perseroan, atau pihak lain yang selama enam bulan terakhir merupakan salah satu
pihak seperti tercantum di atas dianggap sebagai orang dalam. Para Pihak tersebut dilarang untuk
melakukan transaksi saham atau efek Perseroan, atau saham atau efek perusahaan lain yang
melakukan transaksi dengan Perseroan, seperti pemasok, kontraktor, pelanggan dan kreditur
(selanjutnya disebut “Efek Yang Dilarang”). Undang-Undang Pasar Modal Indonesia juga
melarang orang dalam tersebut untuk mempengaruhi atau menyediakan informasi kepada pihak
ketiga, untuk melakukan perdagangan atas Efek yang Dilarang. Pelanggaran terhadap ketentuan
mengenai perdagangan orang dalam berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal Indonesia akan
dikenakan ketentuan pidana berupa denda sampai dengan sebesar Rp. 15.000.000.000,00 (lima
belas miliar Rupiah) atau hukuman penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun.

IV. ITIKAD BAIK, TANGGUNG JAWAB , KEHATI-HATIAN, DAN BENTURAN


KEPENTINGAN

Setiap anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan Komisaris maupun
Direksi, dan karyawan wajib menerapkan prinsip itikad baik, penuh tanggung jawab, serta kehati-
hatian di dalam melaksanakan pekerjaannya.

Keputusan-keputusan yang menyangkut kegiatan usaha Perseroan harus dibuat berdasarkan dan
untuk kepentingan yang terbaik bagi Perseroan, bukan atas dasar kepentingan atau keuntungan
pribadi atau pihak tertentu. Dengan demikian, semua anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-
komite di bawah Dewan Komisaris maupun Direksi, dan karyawan harus menghindari tindakan yang
nyata-nyata merupakan benturan kepentingan atau tindakan lain yang bisa dianggap memiliki
benturan kepentingan.

“Benturan Kepentingan” terjadi ketika kepentingan pribadi seseorang bersinggungan atau


berbenturan (atau bahkan terlihat seperti bersinggungan atau berbenturan) dengan kepentingan
Perseroan. Benturan kepentingan bisa timbul jika seorang anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau
karyawan melakukan tindakan atau mempunyai kepentingan (keuangan atau lainnya) yang
menimbulkan kesulitan bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau karyawan tersebut untuk
menjalankan tugas perusahaan secara obyektif dan efektif. Benturan kepentingan juga mungkin
timbul ketika seorang anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau karyawan atau anggota keluarganya

3
menerima keuntungan pribadi yang tidak pantas karena posisinya di Perseroan, dengan tidak
memperhatikan apakah keuntungan tersebut diperoleh dari Perseroan atau pihak ketiga.

Untuk menentukan secara lengkap apa yang dimaksud dengan benturan kepentingan merupakan hal
yang sulit. Oleh karena itu, para anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan
Komisaris maupun Direksi, dan karyawan harus menghindari situasi di mana pertimbangan bisnis
mereka yang mandiri seolah-olah dapat dipengaruhi oleh pertimbangan lain. Pertanyaan-pertanyaan
sehubungan dengan situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, dan penyampaian atas
situasi benturan kepentingan yang timbul, dapat disampaikan kepada Group Head Legal melalui
sle@indosatooredoo.com dan/atau salah satu seorang anggota Komite Audit Perseroan.

V. PELUANG PERUSAHAAN

Semua anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan Komisaris maupun
Direksi, dan karyawan dilarang untuk: (a) mengambil peluang untuk kepentingan pribadi atas suatu
hal yang sebenarnya menjadi hak perusahaan atau mencari peluang dengan menggunakan fasilitas,
informasi atau posisi perusahaan; (b) menggunakan fasilitas, informasi atau posisi perusahaan untuk
kepentingan pribadi; dan (c) memiliki, mengurus, menjalankan, memberikan jasa konsultasi kepada
atau dipekerjakan pada suatu usaha yang secara substansial sama dengan, atau bersifat kompetitif
dengan, usaha Perseroan pada saat yang bersangkutan, kecuali afiliasi Perseroan. Semua anggota
Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan Komisaris maupun Direksi, dan karyawan
wajib untuk mendahulukan kepentingan Perseroan setiap saat.

VI. PERLINDUNGAN DAN PENGGUNAAN YANG LAYAK ATAS ASET PERUSAHAAN

Semua anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan Komisaris maupun
Direksi, dan karyawan harus melindungi aset-aset Perseroan dan menggunakan aset-aset tersebut
sesuai dengan maksud dan tujuan serta untuk kepentingan terbaik Perseroan. Aset-aset tersebut
meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hak milik intelektual seperti nama perusahaan, logo, merek, hak
paten, hak cipta, informasi rahasia, ide, rencana dan strategi. Pencurian, kelalaian dan pemborosan
atas aset-aset tersebut akan berakibat langsung pada tingkat perolehan keuntungan perusahaan.
Apabila terdapat penyalahgunaan aset-aset perusahaan tersebut, hal tersebut harus dilaporkan
kepada Group Head Legal melalui sle@indosatooredoo.com, dan/atau salah satu anggota Komite
Audit Perseroan.

VII. PELAPORAN BAGI PERUSAHAAN PUBLIK

Sebagai perusahaan publik di Republik Indonesia, Perseroan diwajibkan untuk menyampaikan


laporan periodik dan laporan lainnya kepada otoritas pasar modal. Sehubungan dengan berbagai
macam kewajiban terhadap keterbukaan dan pelaporan, yang dari waktu ke waktu diwajibkan bagi
Perseroan berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia, maka:

A. Setiap Direktur dan karyawan wajib segera menyampaikan kepada Director and Chief
Financial Officer mengenai adanya suatu informasi material yang dapat mempengaruhi nilai
efek Perseroan atau mempengaruhi keputusan investor sebagaimana diatur dalam peraturan
pasar modal yang terkait, termasuk:
a) penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha
patungan;
b) pemecahan saham atau pembagian dividen saham;

4
c) pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya;
d) Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
e) produk atau penemuan baru yang berarti;
f) perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;
g) pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat utang;
h) penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material
jumlahnya;
i) pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material
j) perselisihan tenaga kerja yang relatif penting;
k) tuntutan hukum yang penting terhadap Perseroan, dana tau direktur dan komisaris
Perseroan;
l) pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain;
m) penggantian akuntan yang mengaudit Perseroan;
n) penggantian wali amanat; dan
o) perubahan tahun fiskal Perseroan.

B. Setiap Direktur dan karyawan harus segera menyampaikan kepada Komite Audit:

(i) Setiap informasi yang diketahuinya tentang adanya kelemahan pada struktur atau
pelaksanaan pengawasan internal yang dapat mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk mencatat, memproses, merangkum dan melaporkan data
keuangan; dan/atau
(ii) Pengaduan mengenai masalah akuntansi, pengendalian internal, serta audit yang
diragukan.

Semua pengaduan/laporan yang disampaikan kepada Komite Audit sesuai dengan kebijakan
whistle blower Perseroan sebagaimana mungkin dapat diubah dari waktu ke waktu dan akan
diperlakukan sebagai rahasia. Anggota Komite Audit atau tim khusus yang ditugaskan untuk
melakukan penyelidikan atau tindak lanjut pengaduan (”Penyelidik”) dimungkinkan untuk
menghubungi pelapor untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Intensitas hubungan antara
penyelidik dan pelapor ditentukan dari isi Pengaduan dan kejelasan informasi yang
disampaikan. Penyelidik akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kerahasiaan
hal-hal yang berkaitan dengan pengaduan. Namun demikian terdapat kemungkinan anggota
manajemen lainnya perlu terlibat dalam penyelidikan, di samping itu terdapat kemungkinan
kerahasiaan tersebut harus dibuka sesuai dengan persyaratan hukum atau instruksi dari
Komite Audit.

Perseroan tidak akan melakukan tindakan yang merugikan bagi seseorang yang dengan itikad
baik mengajukan pengaduan dan/atau laporan maupun memberhentikan, mendemosi, men-
skors, mengancam, melecehkan atau dengan cara apapun melakukan diskriminasi terhadap
karyawan dalam hubungan ketenagakerjaan berkaitan dengan itikad baik karyawan dalam
mengajukan Pengaduan. Meskipun demikian, pelaporan yang tidak mempunyai dasar,
khususnya yang dapat merusak reputasi seseorang, akan dianggap sebagai pelanggaran serius
dan dapat diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pengaduan/pelaporan, termasuk materi


penyelidikan, akan disimpan secara rahasia untuk jangka waktu lima tahun oleh Komite

5
Audit atau pihak lainnya (sebagaimana mungkin ditugaskan oleh Komite Audit) untuk
mewakili Komite Audit.

VIII. PELAPORAN TINDAKAN YANG ILEGAL ATAU TIDAK ETIS

Setiap anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan Komisaris maupun
Direksi, dan karyawan wajib mentaati Kode Etik ini. Setiap pelanggaran material atas undang-
undang, peraturan atau ketetapan lainnya yang mengikat Perseroan dan kegiatan usahanya, ataupun
juga pelanggaran Kode Etik ini wajib dilaporkan kepada Group Head Legal.

IX. PERUBAHAN ATAU MODIFIKASI

Kode Etik ini dapat diubah atau dimodifikasi dari waktu ke waktu oleh Dewan Komisaris dan Direksi.

X. PENGAKUAN DAN PERNYATAAN KESANGGUPAN

Setiap anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di bawah Dewan Komisaris maupun
Direksi, dan karyawan wajib memahami dan menaati kebijakan-kebijakan yang tercantum dalam
Kode Etik ini. Perseroan dapat meminta para anggota Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite di
bawah Dewan Komisaris maupun Direksi, dan karyawan untuk menandatangani suatu surat
pernyataan yang menyatakan bahwa mereka telah menerima, dan membaca Kode Etik ini, serta
memahami dan akan mematuhi isi Kode Etik ini.

Anda mungkin juga menyukai