Week 9
Income Stocks
Jenis saham ini juga mempunyai keunggulan dalam hal kemampuan membayar dividen lebih
tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
Growth Stocks
Memiliki pertumbuhan saham yang cepat.
Speculative Stocks
Saham ini berpotensi menghasilkan laba tinggi di masa depan, namun tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun.
Cyclical Stocks
Dengan nilai saham yang demikian, saham cenderung untuk turun selama masa resesi lalu
kembali meningkat selama boom ekonomi (economic booms).
Defensive Stocks
Pada jenis ini, nilai saham cenderung tidak terpengaruh selama masa resesi terjadi.
Dewan komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perseroan sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 108 ayat (1) UUPT yaitu dalam hal
Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan,
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai. Jika Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) anggota
Dewan Komisaris atau lebih, maka tanggung jawab ditanggung secara tanggung renteng bagi
setiap anggota (Pasal 114 ayat (3) UUPT).
Dewan komisaris tidak dapat dipertanggung jawabkan jika apabila dapat membuktikan:
1. Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
2. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian; dan
3. Telah memberikan nasehat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut.
(Pasal 114 ayat (3) UUPT)
Pemegang saham :
2. Kekuasaan
Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan secara individu tidak punya kekuasaan
yang berarti kecuali dapat menggugat Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham lainya
jika keputusan mereka merugikannya (Pasal 61 ayat 1 dan Pasal 97 ayat 6 Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas/UUPT). Pemegang saham baru
punya kekuatan atas Komisaris dan Direksi bila ia merupakan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). RUPS merupakan forum dan organ tertinggi dalam suatu Perseroan
Terbatas (lihat Pasal 1 butir 4 dan Pasal 75 ayat 1 UUPT)
Konkretnya, RUPS merupakan sebuah forum, di mana para pemegang saham punya
kewenangan untuk mendapat keterangan-keterangan mengenai Perseroan baik dari
Komisaris maupun dari Direktur. Dari keterangan atau informasi tersebut lalu RUPS
menentukan langkah atau kebijakan yang akan diambil perseroan kedepannya guna
keberlangsungan Perseroan.
Pasal 75 ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UUPT) menyatakan, RUPS punya wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau
Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam Undang ini dan/atau anggaran
dasar.
3. RUPS
Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Rapat Umum Pemegang
Saham atau RUPS adalah Organ atau bagian Perseroan yang memiliki kewenangan yang
tidak diberikan kepada Direksi maupun Dewan Komisaris dalam batas yang telah
ditentukan oleh Undang-Undang dan / atau anggaran dasar.
Maka dengan kata lain, RUPS adalah pemegang kekuasaan tertinggi di dalam Perseroan
Terbatas, serta pemegang segala kewenangan yang tidak diserahkan pada Dewan
komisaris dan Direksi.
Prinsip dasar hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah berdasarkan prinsip
keterbukaan dan saling menghormati yang keduanya mempunyai tanggung jawab untuk
memelihara kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan
Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan visi, misi, nilai-nilai (values) dan strategi
perusahaan.
Dewan Komisaris menurut UU No.40 tahun 2007 adalah Organ Perseroan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada Direksi.
Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta
mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar.
Perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta
peraturan pelaksanaannya.
Rapat Umum Pemegang Saham adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak
diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-
Undang ini dan/atau anggaran dasar.
Jika melihat dari defenisi diatas sebenarnya kedudukan komisaris itu tidak dalam posisi mampu
memaksa dewan direksi untuk melakukan sesuatu kebijakan.
Hubungan Afiliasi (istimewa) antara Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham
Pengendali
Mayoritas Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan afiliasi baik secara
kekeluargaan maupun keuangan dengan sesama Dewan Komisaris, Direksi, dan Pemegang
Saham Pengendali. Dewan Komisaris dan Direksi Bank senantiasa menjaga independensi dan
tidak memiliki benturan kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk
melaksanakan tugas secara profesional dan obyektif
Hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali
dijelaskan di bawah ini. Semua hubungan tetap mematuhi peraturan OJK.
1. Tidak ada hubungan afiliasi antara anggota Direksi.
2. Afiliasi antara anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris:
Direktur Utama Ibu Istini Tatiek Siddharta, adalah saudara dari Bapak Istama Tatang
Siddharta, anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Direktur Utama Ibu Istini Tatiek Siddharta, adalah Komisaris PT Austindo Kencana Jaya
dan PT Memimpin Dengan Nurani, keduanya Pemegang Saham Mayoritas Perseroan.
Komisaris Bapak George Santosa Tahija adalah Direktur Utama dan Pemegang Saham
Mayoritas PT Memimpin Dengan Nurani. Beliau juga merupakan Komisaris PT Austindo
Kencana Jaya.
Komisaris Bapak Sjakon George Tahija adalah Direktur Utama dan Pemegang Saham
Mayoritas PT Austindo Kencana Jaya.
Komisaris Bapak George Santosa Tahija adalah saudara Bapak Sjakon George Tahija.
Daftar Pustaka
http://www.timah.com/interactivebook/book2.html#:~:text=Prinsip%20dasar%20hubungan
%20kerja%20Dewan,usaha%20perusahaan%20dalam%20jangka%20panjang.
https://sumurung.wordpress.com/2009/02/18/komisaris-dan-direksi-pada-perseroan-terbatas/
https://www.anj-group.com/id/hubungan-afiliasi-antara-dewan-komisaris-dan-direksi
Case
Jadi Tersangka, Komisaris Perusahaan Farmasi Ditahan Kejati Jateng
Source : m.medcom.id
Berdasarkan kasus diatas telah terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh seorang komisaris PT
Indofarma dengan menyalahgunakan NPWP Perusahaan. Beliau menerbitkan faktur pajak yang
tidak sesuai dengan transaksi sebenarnya. Perbuatannya merugikan Negara hingga 1M lebih.
Berdasarkan pasal 144 ayat 2 UUPT bila komisaris bersalah (sengaja) atau lalai menjalankan
kewajiban fiducisry duty tersebut, yakni tidak dengan itikad baik dan bertanggung jawab
menjalankan tugas untuk pengurusan perseroan, maka ia bertanggungjawab secara pribadi. Atas
tindakannya Ia dijerat UU No 28 Tahun 2007 dan ancaman kurungan maksimal 6 tahun.
Harga saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) bergerak stagnan sejak pembukaan
perdagangan Selasa (23/4) sampai pukul 11.22 WIB di level Rp910 per saham. Harganya sempat
naik ke level Rp920 per saham, kemudian melorot ke level Rp905 per saham, sebelum akhirnya
kembali stagnan. Pergerakan saham emiten berkode AMRT itu terjadi setelah perusahaan
digugat terkait dugaan pelanggaran hak cipta program Tabungan Saku oleh Bambang Widodo
dan Endang Tri Rubyanti S. Proses persidangan pertama sudah dimulai pada Senin (22/4)
kemarin. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan jumlah
volume dan transaksi saham perusahaan yang menaungi gerai Alfamart ini memang tak besar
pagi ini. RTI Infokom mencatat jumlah volume 7.800 saham dan transaksi Rp7,16 juta saham.
Kendati demikian, Nafan tak melihat kondisi ini disebabkan kasus hukum yang sedang menimpa
perusahaan. Jika memang ada kaitannya, ia menyebut penurunan harga saham seharusnya lebih
signifikan. Liquid artinya saham Sumber Alfaria Trijaya masih diminati oleh pelaku pasar.
Jumlah penawaran (offer) dan permintaan (bid) selalu ada tiap perdagangan, khususnya di pasar
reguler. Hanya saja, ia mengakui secara valuasi memang sudah mahal. Hal tersebut terlihat dari
price earning ratio (PER) yang mencapai 58,71 kali. Sementara itu, Analis Anugerah Sekuritas
Bertoni Rio mengatakan sentimen negatif untuk saham Alfamart karena gugatan hak cipta
bersifat sementara. Sebab, kondisi fundamental perusahaan cukup positif sepanjang 2018.
Dari kasus diatas Alfamart digugat sebesar 15 miliar terkait dugaan pelanggaran hak cipta
program tabungan saku. Tabungan saku adalah program belanja sambil menabung yang
dilakukan emiten berkode AMRT ini yang bersama-sama dengan PT Sahabat Sampoerna (BSS).
Penggugat adalah Bambang Widodo dan Endang Rubiyanti S, mereka menilai BSS ini mirip
dengan konsep mirik kliennya yang telah didaftarkan terlebih dahulu dengan nama Tabungan
Anak Pintar Indonesia (TAPI) sejak 2010 di Ditjen HKI dengan nomor registrasi 053733.
Berdasarkan Pasal 113 UU No. 28 Tahun 2014 sanksi pelanggaran hak cipta bias dikenai
hukuman penjara atau denda. UU yang membahas tentang hak cipta adalah UU No 28 Tahun
2014.
Setelah menetapkan Presiden Komisaris PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) Sumitro (44)
masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) pada 23 Januari lalu, Direktorat Reserse Kriminal
Khusus Polda Jawa Tengah kembali menetapkan satu orang dalam DPO. Dia adalah Komisaris
Utama perusahaan tersebut Indriati (65), yang resmi ditetapkan masuk DPO sejak 2 Februari
2013. Keduanya merupakan tersangka dalam kasus dugaan pelanggaran hak cipta kain.
Perusahaan tersebut memproduksi kain kode benang kuning yang sebenarnya merupakan milik
PT Sritex. Terkait dengan penetapan DPO tersebut, Polda Jateng, akan segera menggandeng
Direktorat Jenderal Imigrasi Republik Indonesia dan Interpol untuk melakukan perburuan.
Kasus ini bermula saat PT Sritex melaporkan adanya pemalsuan kain oleh PT DMDT pada Juli
2011 lalu di Polres setempat. Kasus ini kemudian diambil alih Ditreskrimsus Polda Jateng. Pada
Oktober 2011 Ditreskrimsus sudah menahan dua tersangka yakni Direktur PT DMDT Jau Tau
Kwan serta distributor kain Ratu Modern di Tanah Abang, Jakarta, Lie Lay Hok sebagai
pemesan kain di PT DMDT. Pada 22 Maret 2012, Jau Tau Kwan mendapatkan vonis bebas oleh
majelis hakim Pengadilan Negeri Karanganyar. Namun pada Agustus 2012, Mahkamah Agung
(MA) justru menjatuhi hukuman satu tahun penjara dengan denda Rp1 miliar. Sayangnya,
keberadaan terdakwa juga tidak diketahui. Djihartono mengatakan, dalam kasus tersebut para
tersangka dijerat dengan Pasal 72 ayat 1 atau ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta juncto Pasal 55 KUHP dan atau Pasal 56 KUHP.
Berdasarkan analisis saya terhadap kasus tersebut seorang presiden komisaris PT Delta Merlin
Textile bernama Sumintro dan Indriati yang menjabat sebagai komisaris di Duniatex yang telah
melakukan pelanggaran hak cipta kain dari perusahaan PT Sritex. Menyusul Direktur Duniatex
Jau Tau Kwan yang telah dahulu disidik dan disidang. Keberadaan Sumintro masih dalam
pencarian karena semenjak siding kedua beliau tidak hadir. Atas tindakannya Ia disangkakan
mlanggar pemalsuan merk sebagaimana yang diatur dalam Pasal 72 ayat 1 UU No. 19 Tahun
2002 tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Sebelumnya Jau Tau Kwan divonis satu
tahun penjara serta denda senilai Rp 1 miliar subside enam bulan kurungan.