Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM|PRAKTEK *

MATA KULIAH TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

Kelas 1B
Disusun Kelompok 3:
1. Muhammad Himawan Wicaksono (P17451211017)
2. Inggit Wulan Hidayat (P17451211012)
3. ADITYA CANDRA NUGRAHA (P17451213031)
4. Jovi Rama Putra (P17451211008)
5. Faisal Rizky Satya Prihandy (P17451211009)
6. Anung Apriliano Nugroho (P17451213034)
7. Achmad Dhani risaldi (P17451213030)

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN 2021/2022
1. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Bahan Kajian)
Mampu memahami dan menjelaskan pengaruh bahan toksik terhadap manusia

2. Capaian Pembelajaran Praktikum:


1) Ketepatan dalam menjelaskan hasil identifikasi pengaruh bahan toksik
terhadap manusia
2) Pertisipasi/keaktifan saat proses perkuliahaan pada materi pengaruh bahan
toksik terhadap manusia
3) Kelengkapan dan ketepatan tugas dalam melakukan identifikasi pengaruh
bahan toksik terhadap manusia
4) Mampu dengan tepat memahami pengaruh bahan toksik terhadap manusia

3. Tujuan Praktikum
a. Mampu melakukan review metode analisis logam berat di perairan, air
minum, atau sampel lain menggunakan berbagai instrumen.

4. Alat dan Bahan


a. Laptop/ HP
b. Microsoft Word
c. Google (untuk mencari jurnal, artikel penelitian yang sesuai dengan tema
praktikum)
d. Wifi
e. Buku dan alat tulis
f. Google Classroom (untuk mengumpulkan hasil praktikum)

5. Dasar Teori
- Identifikasi bahaya merupakan langkah pertama dalam ARKL yang digunakan
untuk mengetahui secara spesifik agen risiko apa yang berpotensi
menyebabkan gangguan kesehatan bila tubuh terpajan. Sebagai pelengkap
dalam identifikasi bahaya dapat ditambahkan gejala – gejala gangguan
kesehatan apa yang terkait erat dengan agen risiko yang akan dianalisis.
Tahapan ini harus menjawab pertanyaan agen risiko spesifik apa yang
berbahaya, di media lingkungan yang mana agen risiko eksisting, seberapa
besar kandungan/konsentrasi agen risiko di media lingkungan, gejala
kesehatan apa yang potensial.

6. Prosedur
7. Hasil (Indikator capaian)
1) Ketepatan dalam menjelaskan hasil analisis logam berat jenis Cadmium (Cd)
di perairan, air minum, atau sampel lain menggunakan berbagai instrumen.
2) Pertisipasi/keaktifan saat proses perkuliahaan dengan praktikum analisis
logam berat jenis Cadmium (Cd) di perairan, air minum, atau sampel lain
3) Kelengkapan dan ketepatan tugas dalam melakukan dampak bahan toksik
Cadmium (Cd)
4) Mampu dengan tepat memahami dampak bahan toksik kromium (Cr)

8. Kegiatan Praktikum
No Materi Sifat Kegiatan Tanggal

1. Perkuliahan penyampaian materi Bersama/Zoom meeting 13 April 2022

2. Pembagian kelompok dan Kelompok 25 April 2022


Persiapan alat dan bahan untuk
mengerjakan praktikum

3. Proses pengerjaan dengan mencari Kelompok 25 April 2022


literature atau buku

4. Pengisian Laporan Praktikum, Kelompok 25 April 2022


Logbook, dan Lembar Kerja
Praktikum

5. Pengumpulan pada Googel Kelompok 25 April 2022


Classroom

9. Hasil Praktikum
A. Latar Belakang
Penelitian pada jurnal dilakukan untuk mengetahui kadar logam berat
yang ada di perairan sungai citarum. Sampel yang digunakan pada penilitian
ini diambil langsung dan sudah dipertimbangkan yaitu sesuai dengan kondisi
lapangan. Pengambilan sampel pada penelitian ini (metodelogi) yaitu
menggunakan sistem grab sample. Metode grab sample biasa dikenal dengan
metode sampling. Dalam pengambilan sampel air digunakan air sesaat, air
sesaat merupakan sampel air yang diambil pada satu kali pengambilan di satu
tempat saja dimana hasil pengukuran akan mewakili kualitas air pada tempat
tersebut. Alat yang digunakan pada sistem grab sample yaitu alat water
sampler. Pengukuran koordinat menggunakan GPS

B. Pembahasan

Review Analisis Konsentrasi Logam Berat Logam Berat Kadmium (Cd) Pada
Perairan Sungai Citarum Hulu Segmen Dayeuhkolot-Nanjung.

Proses analisis dimulai dengan proses persiapan yang terdiri atas proses administrasi,
survei pendahuluan, penentuan sampling dan persiapan peralatan. Selanjutnya yaitu
proses pengumpulan data dimana data akan dibagi menjadi dua yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer pada penelitian ini yaitu pengukuran fisik sungai, pengukuran
parameter fisika dan kimia air, dan pengukuran logam berat cadmium (Cd) di air. Data
sekunder pada penelitian ini yaitu sumber pencemar air sungai citarum dan debit air
citarum hulu. Setelah data terkumpul dilanjutkan analisis data primer. Pada pengukuran
fisik dilakukan secara langsung di tempat, begitu juga dalam pengambilan sampel.
Sampel air yang sudah di dapat selanjutnya akan dilakukan pengawetan untuk para meter
yang tidak bisa di analisis secara langsung seperti analisis pengukuran logam berat
cadmium (Cd) dan kekeruhan air. Pengawetan yang dilakukan bertujuan untuk
memperlambat proses perubahan fisika, kimia dan biologis yang tidak dapat dihindarkan.
Setelah dilakukan penelitian, peneliti menyimpulkan bahwasanya konsentrasi
logam berat cadmium (Cd) di sungai citarum sebesar < 0.006 mg/L. Nilai tersebut masih
berada dibawah baku mutu menurut PP 82 Tahun 2001 untuk kelas II yaitu 0,01 mg/L.
Konsentrasi cadmium yang sangat kecil ini dapat disebabkan dari sumber kadmium
trsebut, yang berasa; dari pelapis logam, PVC/plastic, pupuk phospas, endapan sampah.
Parameter fisika dan kimia yang diteliti tidak terlihat pengaruhnya terhadap kelarutan
logam berat cadmium di segmen sungai citarum. Hal ini dikarenakan konsentrasu
cadmium di sungai citarum sangat rendah yaitu < 0,006 mg/L
Review Analisis Konsentrasi Logam Berat Logam Berat Kadmium (Cd) Pada Dalam
Sayuran Sawi Hijau, Kangkung, Dan Bayam Dengan Metode Spektrofotometri
Serapan Atom Dan Inductively Coupled Plasma Atomic Emission Spectrometry

kadmium merupakan salah satu logam berat yang keberadaannya cukup banyak
dialam. Radiasi dan serapan unsur timbal di alam menjadi masalah karena dapat
mengkontaminasi sayuran. Kontaminasi oleh senyawa timbal dan kadmium pada sayuran
dapat menyebabkan efek yang merugikan bagi kesehatan. Berbagai jenis sampel dari
berbagai daerah di Indonesia telah dilakukan analisis kandungan timbal dan cadmium.
Metode yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan instrumen spektroskopi
serapan atom. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar sampel yang banyak
terkontaminasi oleh timbal dan cadmium adalah sayuran yang berasal dari tanah dan
perairan karena wilayah perairan tersebut menjadi alternatif untuk pembuangan limbah
industri, pertanian, dan rumah tangga. Selanjutnya berdasarkan hasil ulasan terhadap
jurnal mengenai unsur tanaman, tanah dan pupuk yang dipaparkan terhadap sayur bayam,
sawi hijau dan kangkung, selanjutnya berdasarkan hasil review yang telah dilakukan
bahwa sampel sayuran sawi hijau, kangkung, dan bayam yang mengandung Tb dan Cd
memiliki konsentrasi melebihi batas maksimum yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Indonesia (SNI 7387:2009), dalam sayuran yaitu sebesar 0.5 mg/kg. Dan pada logam
berat timbal (pb) dan kadmium (cd) 0,2 mg/kg dan dari asupan mingguan yang dapat
ditoleransi (PTWI) pada kadmium (Cd) sebesar 0,007 mg/kg.bb. Pemasukan Cd melalui
makanan sebesar 10-40 μg/hari, sedikitnya 50% diserap oleh tubuh. Rekomendasi
pemasukan Cd menurut gabungan FAO/WHO dengan batas toleransi tiap minggunya
adalah 420μg untuk orang dewasa dengan berat badan 60 kg. Pemasukan Cd rata- rata
pada tubuh manusia adalah 10-20% dari batas yang telah direkomendasikan.
10. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian, peneliti menyimpulkan bahwasanya konsentrasi
logam berat cadmium (Cd) di sungai citarum sebesar < 0.006 mg/L. Nilai tersebut
masih berada dibawah baku mutu menurut PP 82 Tahun 2001 untuk kelas II yaitu 0,01
mg/L. Konsentrasi cadmium yang sangat kecil ini dapat disebabkan dari sumber
kadmium trsebut, yang berasa; dari pelapis logam, PVC/plastic, pupuk phospas,
endapan sampah. Parameter fisika dan kimia yang diteliti tidak terlihat pengaruhnya
terhadap kelarutan logam berat cadmium di segmen sungai citarum. Hal ini
dikarenakan konsentrasu cadmium di sungai citarum sangat rendah yaitu < 0,006 mg/L

Anda mungkin juga menyukai