Anda di halaman 1dari 26

Nama : Putri Puspitasari

Nim : 0306213154
Kelas/Semester : PGMI-3 / V
Mata Kuliah : Pembelajaran IPS di MI/SD
Dosen Pengampu : Eka Yusnaldi, M.Pd

SOAL UTS
1. Coba anda uraikan pengertian Perencanaan Pembelajaran IPS serta buatlah satu RPP yang di
dalamnya materinya kaitkan dengan sebuah ayat atau Hadis di MI ?
2. Jelaskan pengertian paradigma baru IPS serta permasalahan dalam pembelajaran IPS?
3. Uraikan pendapat anda mengenai keterampilan dasar mengajar IPS di MI ?
4. Jelaskan strategi apa saja yang cocok untuk mengajarkan IPS di MI ?
5. Jelaskan perbedaan media pembelajaran dan media pendidikan serta berikan prinsip media
dalam mengajarkan IPS MI ?

JAWABAN
1. Perencanaan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah proses yang
sistematis dan terencana untuk merancang kegiatan pembelajaran yang efektif dalam
mengembangkan pemahaman siswa tentang berbagai aspek kehidupan sosial, budaya,
politik, ekonomi, dan lingkungan. Perencanaan pembelajaran IPS melibatkan berbagai
komponen yang penting untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai dan
siswa dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan
dalam konteks ilmu sosial. Proses perencanaan pembelajaran IPS dimulai dengan
penentuan tujuan pembelajaran yang jelas, yang mencakup apa yang siswa diharapkan
ketahui, mampu lakukan, dan bagaimana mereka seharusnya bersikap. Selanjutnya,
perencanaan pembelajaran melibatkan pemilihan materi pelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa. Materi pelajaran ini harus
relevan dengan topik-topik sosial yang akan dipelajari dan sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. Selain itu, perencanaan pembelajaran IPS juga mencakup strategi
pengajaran yang efektif. Guru harus memilih metode pengajaran yang sesuai untuk
mengkomunikasikan materi pelajaran, seperti ceramah, diskusi, simulasi, studi kasus,
atau proyek penelitian. Penggunaan sumber daya pembelajaran, termasuk buku teks,
materi audiovisual, dan teknologi informasi, juga merupakan bagian penting dari
perencanaan pembelajaran Selama perencanaan pembelajaran, guru harus
mempertimbangkan kebutuhan individual siswa dan menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendukung partisipasi aktif dan pemahaman yang mendalam.
Dalam perencanaan ini, evaluasi pembelajaran juga perlu diperhitungkan, dengan
mengidentifikasi cara-cara untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan
mengevaluasi kemajuan siswa. Selanjutnya, perencanaan pembelajaran IPS dapat
mencakup penyusunan jadwal pelajaran yang efisien, alokasi waktu untuk berbagai
topik, dan penentuan penilaian yang sesuai. Guru juga harus mempertimbangkan
keragaman siswa, baik dalam hal latar belakang budaya maupun tingkat kemampuan,
dan merencanakan diferensiasi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Perencanaan pembelajaran IPS adalah langkah awal yang penting dalam proses
pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Ini membantu guru memastikan bahwa
pembelajaran IPS dilakukan secara sistematis, berorientasi pada tujuan, dan dapat
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa dalam berbagai aspek ilmu
sosial.Perencanaan pembelajaran IPS adalah langkah awal dalam proses pengajaran
yang membantu guru dalam menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa. Ini
melibatkan pemilihan materi dan topik yang sesuai dengan kurikulum dan tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah bagian penting dari perencanaan
pembelajaran IPS. Guru harus merumuskan tujuan yang jelas dan terukur yang akan
membantu siswa memahami materi dengan lebih baik dan mencapai pencapaian
tertentu. Selain tujuan pembelajaran, perencanaan juga mencakup penentuan hasil
pembelajaran yang diharapkan. Guru harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa
yang siswa seharusnya bisa lakukan atau pahami setelah menyelesaikan pembelajaran.
Proses perencanaan juga melibatkan pemilihan metode pengajaran yang sesuai.
Metode pengajaran IPS harus disesuaikan dengan materi pembelajaran dan
karakteristik siswa. Guru dapat menggunakan ceramah, diskusi, penugasan, atau
penggunaan media pembelajaran, seperti video atau peta, untuk memfasilitasi
pemahaman siswa. Dalam perencanaan pembelajaran IPS, guru juga perlu memilih
sumber belajar yang tepat. Buku teks, sumber daring, jurnal, atau sumber daya lokal
dapat digunakan untuk mendukung materi pembelajaran. Selanjutnya, perencanaan
pembelajaran IPS mencakup pemilihan evaluasi yang sesuai. Ini mencakup
pengembangan instrumen evaluasi, seperti tes, tugas, atau proyek, yang akan
digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi dan mencapai tujuan
pembelajaran. Aspek lain dari perencanaan pembelajaran IPS adalah pengaturan
waktu. Guru perlu merencanakan jadwal yang memadai untuk menyelesaikan materi
pembelajaran dan aktivitas evaluasi. Waktu yang tepat harus dialokasikan untuk setiap
bagian pembelajaran. Perencanaan pembelajaran IPS juga melibatkan adaptasi
terhadap kebutuhan individu siswa. Guru harus mampu mengidentifikasi kebutuhan
khusus siswa, seperti siswa berkebutuhan khusus atau siswa yang memiliki tingkat
pemahaman yang berbeda, dan menyusun strategi pembelajaran yang sesuai. Selama
proses pembelajaran, guru perlu melakukan monitoring dan penilaian terus-menerus
untuk memastikan bahwa siswa mencapai tujuan pembelajaran. Ini melibatkan
pemantauan partisipasi siswa, pemahaman mereka terhadap materi, dan kemajuan
mereka dalam mencapai hasil pembelajaran. Terakhir, perencanaan pembelajaran IPS
juga melibatkan refleksi dan evaluasi pasca-pembelajaran. Guru harus
mengidentifikasi apa yang berjalan dengan baik dan apa yang perlu diperbaiki untuk
perencanaan pembelajaran di masa depan agar lebih efektif dan sesuai dengan
kebutuhan siswa. Dengan memahami dan melaksanakan perencanaan pembelajaran
IPS dengan baik, guru dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih
bermakna dan mendukung perkembangan siswa secara optimal dalam bidang Ilmu
Pengetahuan Sosial.

Ada beberapa komponen kunci dalam perencanaan pembelajaran IPS di MI :

• Tujuan Pembelajaran: Menetapkan apa yang ingin dicapai oleh siswa setelah
pembelajaran.
• Materi Pembelajaran: Menentukan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
• Metode Pembelajaran: Memilih pendekatan atau teknik pengajaran yang sesuai
dengan siswa MI.
• Sumber Belajar: Menyediakan bahan dan sumber daya yang diperlukan.
• Penilaian: Menilai kemajuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
• Integrasi Nilai-nilai Islam: Mengaitkan materi pembelajaran dengan ayat atau
hadis yang relevan.

Sebagai contoh, kita bisa mengaitkan materi pembelajaran IPS di MI dengan ayat atau
hadis yang relevan. Misalnya, jika materi adalah "Sejarah Peradaban Islam," maka kita
bisa mengaitkannya dengan ayat berikut:
Ayat: "Dan Kami tidak mengutus kamu, kecuali untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh
alam." (Q.S. Al-Anbiya: 107)
Dalam pembelajaran IPS, kita dapat mengajarkan kepada siswa bahwa peradaban Islam
adalah rahmat bagi seluruh alam, dan kami sebagai umat Islam memiliki tanggung jawab
untuk memahami dan menyebarkan nilai-nilai Islam.
Berikut ini adalah contoh RPP yang lebih rinci untuk materi "Sejarah Peradaban Islam"
dengan mengaitkan ayat di atas:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
2. Kelas: MI (Madrasah Ibtidaiyah)
3. Materi: Sejarah Peradaban Islam
4. Waktu Pelaksanaan: 4 pertemuan
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan perkembangan peradaban Islam.
2. Siswa memahami konsep "rahmat bagi seluruh alam" dalam Islam.
Metode Pembelajaran:
1. Ceramah
2. Diskusi kelompok
3. Media visual (gambar dan video)
4. Pembacaan dan pemahaman ayat
Sumber Belajar:
1. Buku teks
2. Gambar dan video tentang sejarah Islam
3. Ayat dari Al-Qur'an
4. Hadis tentang peradaban Islam
Penilaian:
1. Ujian tulis tentang materi yang telah dipelajari
2. Partisipasi siswa dalam diskusi
3. Presentasi siswa tentang konsep "rahmat bagi seluruh alam" dalam Islam
Langkah-Langkah Pembelajaran:
• Pertemuan 1:
1. Guru memulai dengan membacakan ayat tentang "rahmat bagi seluruh alam" dan
menjelaskan konsepnya.
2. Guru memberikan ceramah tentang sejarah awal peradaban Islam.
3. Siswa melihat gambar-gambar dan video tentang topik tersebut.
4. Diskusi kelompok tentang peradaban Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
• Pertemuan 2 :
1. Ujian tulis tentang materi yang telah dipelajari.
2. Diskusi tentang ayat dan bagaimana relevansinya dengan pembelajaran IPS.
3. Tugas rumah: Siswa diminta untuk mencari informasi tambahan tentang sejarah
peradaban Islam dan konsep "rahmat bagi seluruh alam" dalam Islam.
• Pertemuan 3:
1. Guru memulai dengan membahas perkembangan peradaban Islam setelah masa
Rasulullah.
2. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang bagaimana Islam memengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan, seni, dan kebudayaan di masa itu.
3. Pembacaan ayat "Dan Allah memberikan rahmat-Nya kepada kamu dan berfirman,
'Ikutilah petunjuk yang diberikan Allah kepadamu.'" (Q.S. Al-A'raf: 43) dan penggalian
makna dalam konteks pembelajaran.
• Pertemuan 4:
1. Siswa diberi tugas untuk menyusun presentasi singkat tentang salah satu tokoh atau
peristiwa penting dalam sejarah peradaban Islam.
2. Setiap siswa mempresentasikan hasil penelitiannya di depan kelas.
3. Diskusi tentang bagaimana nilai-nilai Islam seperti keadilan, kebijaksanaan, dan
toleransi tercermin dalam peradaban Islam.
Penilaian Pertemuan 3 dan 4:
1. Penilaian berdasarkan presentasi siswa dan partisipasi dalam diskusi.
2. Penilaian tulis berupa esai singkat tentang makna ayat yang dibaca dalam konteks
pembelajaran.
Penutup:
Dalam pembelajaran materi "Sejarah Peradaban Islam" di kelas MI, telah ditekankan
pentingnya pemahaman terhadap sejarah peradaban Islam sebagai rahmat bagi seluruh
alam sesuai dengan ajaran Al-Qur'an. Dengan menggali konsep ini, siswa diharapkan
dapat memahami bahwa ilmu pengetahuan, seni, dan nilai-nilai sosial yang positif adalah
bagian integral dari peradaban Islam.
Selain itu, penggunaan ayat Al-Qur'an dalam pembelajaran IPS membantu siswa
memahami bahwa ajaran agama Islam memberikan landasan etika dan moral dalam
mengembangkan peradaban. Oleh karena itu, pembelajaran IPS tidak hanya menjadi
materi pelajaran sekolah, tetapi juga sarana untuk menggali nilai-nilai Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di MI, perlu adanya kerja sama
yang erat antara guru, siswa, dan orang tua. Dengan demikian, pembelajaran IPS di MI
akan lebih efektif dalam membentuk siswa yang paham sejarah peradaban Islam dan
mampu menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan mereka.
Demikianlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi "Sejarah
Peradaban Islam" di kelas MI yang mengintegrasikan ayat Al-Qur'an. RPP ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang sejarah Islam dan nilai-nilai
agama kepada siswa MI.

2. Pembaharuan proses pendidikan IPS ini pada dasarnya untuk membentuk manusia yang
tercipta sebagai makhluk social yang hakiki. Manusia sebagai makhluk sosial perlu
memahami dan melaksanakan fungsi sosialnya. Pendidikan IPS diharapkan menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari kehidupan masyarakat disekitarnya dan
selanjutnya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Titik berat studi sosial adalah
perkembangan individu yang dapat memahami lingkungan sosialnya, serta manusia
dengan kegiatannya dan interaksi antar mereka, dan anak didik agar menjadi anggota
yang produktif dan dapat memberikan andilnya dalam masyarakat yang merdeka,
mempunyai rasa tanggung jawab, tolong menolong sesamanya dan dapat
mengembangkan nilai-nilai dan cita-cita masyarakat. Pendidikan IPS diarahkan agar
peserta mengamati dan mengalami dalam hidup bermasyarakat sehinggan membantu
peserta untuk memahami lebih mendalam kehidupan masyarakat sekitarnya. IPS
diperlukan untuk memecahkan masalah/problema sosial yang teridentifikasi dalam
kehidupan bermasyarakat. Disamping memecahkan masalah sosial pendidikan IPS juga
dimaksudkan untuk mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan ngeneralisasi
yang berkaitan dengan IPS. Pendidikan IPS mensyaratkan mata kuliah Konsep Dasar
IPS, hal ini dimaksudkan peserta sudah memahami konsep dasar IPS . Pendidikan IPS
merupakan integrasi dari rumpun sosial dengan menggunakan pendekatan interdisipliner
dari ilmu-imu sosial. Materi IPS di sekolah lebih menitik beratkan materi sosiologi,
ekonomi, geografi dan sejarah, walaupun demikian dalam batas batas tertentu tetap
mengkaitkan dengan ilmu yang lain.
Model IPS Terpadu ada tiga model pembelajaran IPS terpadu. Pertama, model
integrasi berdasarkan topik. Caranya dengan memilih atau menetapkan topik tertentu,
dan topik tersebut ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam IPS, misalnya
topik flu burung. Persebaran wabah flu burung dan karakteristik fisis-geografis daerah
terjangkit dikaji melalui disiplin Ilmu Geografi, dampaknya terhadap kegiatan
perekonomian masyarakat ditinjau dengan disiplin Ilmu Ekonomi. Analisis proses awal
masuknya flu burung di Indonesia dapat dikaji dengan disiplin Ilmu Sejarah, sedangkan
bagaimana reaksi masyarakat yang mengahadapi wabah flu burung dan bagaimana
partisipasi yang diberikan dalam upaya penanggulangannya dapat dikaji dengan disiplin
Ilmu Sosiologi. Kedua, model integrasi berdasarkan potensi utama. Dipilih tema yang
didasarkan pada potensi utama yang ada di wilayah setempat. Misalnya Ungaran sebagai
kawasan industri. Faktor alam apa yang menunjang pengembangan industri di Ungaran
dianalisis dengan disiplin Ilmu Geografi. Bagaimana dukungan/kebijakan pemerintah
daerah dikaji dengan Ilmu Politik, seberapa besar ketersediaan tenaga kerja dan efek
perekonomian yang muncul dilihat dengan kacamata Ekonomi. Sedangkan bagaimana
kemungkinan dampaknya terhadap kehidupan sosial-budaya dianalisis dengan disiplin
Ilmu Sosiologi-Antropologi. Ketiga, model integrasi berdasarkan masalah. Banyak sekali
dijumpai permasalahan lingkungan dan sosial di sekitar anak. Jika permasalahan tersebut
diangkat menjadi tema dalam pembelajaran di kelas sangat menarik dan meningkatkan
kepedulian siswa terhadap masalah tersebut, misalnya pornografi. Apa faktor sosial-
budaya yang mendorong maraknya pornografi tentu dapat dikaji dengan bantuan disiplin
Ilmu Sosiologi-Antropologi. Sampai di mana saja persebaran masalah tersebut, kapan
masalah tersebut mulai muncul dan bagaimana perkembangannya, apa dampaknya
terhadap kehidupan sosial dan ekonomi, dan apa kebijakan yang telah dilakukan
pemerintah ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan menggunakan
disiplin ilmu sosial yang sesuai.

Pembelajaran IPS Terpadu merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu


sosial. Di sekolah, guru yang tersedia umumnya merupakan guru dengan disiplin ilmu
yang terpisah-pisah. Hal ini tentunya mengundang masalah bagi guru untuk beradaptasi
dalam pengintegrasian disiplin ilmu sosial tersebut. Solusi yang dapat diberikan adalah
mengajar dengan Team Teaching yaitu dua-tiga orang guru mengajar secara bersama-
sama di dalam kelas. Setiap guru memiliki tugas sesuai dengan keahlian dan kesepakatan
team. Pembelajaran IPS Terpadu bagi siswa memberikan peluang untuk pengembangan
kreativitasnya. Model ini menekankan pada pengembangan kemampuan analitik,
asosiatif serta eksploratif dan elaboratif. Dengan mengupas permasalahan sosial yang ada
di lingkungan siswa akan mempermudah dan memotivasi untuk mengenal, menerima,
menyerap dan memahami keterkaitan konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang
dikehendaki oleh kurikulum.

Pardigma Sosial Studi Dalam IPS Terpadu tersurat adanya perubahan


paradigma dari Ilmu Sosial (Social Sciences) menjadi Studi Sosial (Social Study). Ilmu-
ilmu Sosial (Sosiologi, Antropogi, Ekonomi, Politik, dll) lebih menekankan konsep dan
teori yang abstrak dan rumit sehingga kemampuan anak di jenjang pendidikan dasar
belum cukup untuk menyerap dan memahaminya. Sedangkan studi sosial merupakan
bidang pelajaran mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat. Studi sosial lebih
bersifat praktis, tidak menyajikan materi yang terlalu abstrak dan teoritis tetapi lebih
bersifat terapan. Studi sosial lebih menitikberatkan pada bahan-bahan pelajaran yang
langsung menyangkut kepentingan siswa dalam rangka proses belajar mengajar guna
mencapai tujuan-tujuan pendidikan Guru harus bisa mengikuti perubahan paradigma ini,
sebab perubahan ini memberikan ruang untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengajar.
Guru tidak harus tunduk pada urutan KD dalam kurikulum. Ia dapat menetapkan topik
atau permasalahan tertentu dan mengambil KD-KD yang dibutuhkan untuk disajikan di
dalam pendekatan pembelajaran kooperatif. Guru dapat mengambil topik permasalahan
yang sedang aktual misalnya naiknya harga-harga, golput, sampah, pornografi dan
sebagainya. Upaya yang harus dilakukan guru IPS memang tidak mudah. Tetapi
percayalah, hal ini bukan disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru, melainkan
karena masih ragu mencoba dan belum terbiasa melakukannya.

Paradigma baru dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengacu pada


pendekatan pembelajaran yang lebih berfokus pada pengembangan pemahaman holistik
terhadap masalah sosial dan budaya. Paradigma baru dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) juga mengacu pada perubahan dalam pendekatan, teori, metodologi, dan
pemahaman dalam bidang ini.

Beberapa poin utama paradigma baru ini adalah:

1. Interdisiplin: Pendekatan ini mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu sosial seperti


sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan politik untuk membantu
siswa memahami konteks sosial yang kompleks.
2. Pengembangan Keterampilan: Fokusnya tidak hanya pada pengetahuan, tetapi juga
pada pengembangan keterampilan seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan
analisis sosial.
3. Pemahaman Kontekstual: Siswa diajak untuk memahami isu-isu sosial dalam
konteks lokal, nasional, dan global serta dampaknya terhadap masyarakat.
Meskipun definisinya dapat bervariasi, berikut adalah beberapa konsep yang
diutarakan oleh para ahli terkait paradigma baru IPS:
4. Paradigma Konstruktivis: Paradigma ini menekankan bahwa pengetahuan dalam IPS
adalah konstruksi sosial yang dibentuk oleh individu dan masyarakat. Para ahli
seperti Peter Berger dan Thomas Luckmann mengemukakan gagasan ini.
5. Paradigma Postmodern: Paradigma ini menolak klaim absolut dalam pengetahuan
dan mengakui beragam perspektif. Michel Foucault dan Jean-François Lyotard
adalah beberapa ahli yang berkontribusi pada paradigma ini.
6. Paradigma Feminis: Fokus pada peran gender dalam masyarakat dan bagaimana ini
memengaruhi pemahaman dalam IPS. Simone de Beauvoir dan Judith Butler adalah
contoh ahli yang terkait dengan paradigma ini.
7. Paradigma Kritis: Berfokus pada analisis struktur kekuasaan dan ketidaksetaraan
dalam masyarakat. Theodor Adorno dan Max Horkheimer adalah beberapa tokoh
yang terkait dengan pendekatan kritis ini.
Penting untuk dicatat bahwa paradigma baru dalam IPS terus berkembang, dan
pandangan ahli mungkin berbeda. Definisi paradigma baru IPS dapat berubah seiring
perkembangan pemikiran dan penelitian dalam bidang ini.

Permasalahan dalam pembelajaran IPS dapat meliputi:

1. Kurikulum yang Berat: Kurikulum IPS seringkali padat dengan berbagai informasi
dan konsep yang membuatnya sulit dipahami oleh siswa.
2. Keterbatasan Sumber Daya: Banyak sekolah tidak memiliki akses yang cukup baik
terhadap sumber daya seperti buku teks, materi ajar, atau teknologi yang diperlukan
untuk mendukung pembelajaran IPS.
3. Keterbatasan Guru: Guru IPS perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang
berbagai disiplin ilmu sosial, dan kadang-kadang mereka mungkin tidak memiliki
pelatihan yang memadai.
4. Tantangan dalam Mengintegrasikan Interdisipliner: Mengintegrasikan berbagai
disiplin ilmu sosial dalam pembelajaran bisa menjadi tantangan, terutama jika guru
tidak memiliki dukungan yang cukup.
5. Relevansi Kurikulum: Kurikulum IPS perlu terus disesuaikan dengan perkembangan
sosial dan budaya yang terbaru, sehingga siswa dapat memahami isu-isu
kontemporer
6. Kesulitan dalam Memahami Konsep Abstrak: IPS sering melibatkan konsep-konsep
abstrak seperti politik, ekonomi, dan sosiologi yang dapat sulit dipahami oleh siswa
karena kurangnya keterampilan berpikir kritis.
7. Pengajaran yang Tidak Menarik: Pembelajaran IPS yang kering dan tidak menarik
dapat membuat siswa kurang berminat, mengakibatkan pemahaman yang dangkal.
8. Kurangnya Keterkaitan dengan Kehidupan Nyata: Seringkali, siswa kesulitan
melihat keterkaitan antara pelajaran IPS dengan kehidupan sehari-hari mereka,
sehingga kehilangan motivasi
9. Masalah Penilaian: Menilai kemajuan dalam IPS dapat menjadi sulit karena cakupan
materi yang luas dan banyak aspek kualitatif yang terlibat.
10.Ketidakseimbangan Materi: Beberapa topik dalam IPS mungkin mendapatkan
perhatian lebih banyak daripada yang lain, menyebabkan ketidakseimbangan dalam
pemahaman siswa tentang berbagai aspek masyarakat.
11.Tantangan dalam Konteks Multikultural: IPS seringkali
melibatkan aspek-aspek budaya dan multikultural, yang bisa
menjadi permasalahan dalam situasi kelas yang beragam budaya.
Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut melibatkan pengembangan
kurikulum yang lebih relevan, pelatihan guru yang baik, dan akses yang lebih baik
terhadap sumber daya pendukung pembelajaran IPS.

3. Menurut pendapat saya, ada beberapa keterampilan dasar mengajar IPS di MI yaitu
meliputi:

a. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran


b. Keterampilan menjelaskan
c. Keterampilan bertanya
d. Keterampilan memberi penguatan
e. Keterampilan variasi gaya mengajar
f. Keterampilan membimbing diskusi
g. Keterampilan membimbing kelompok kecil

Keterampilan dasar diatas akan diuraikan dalam deskripsi berikut ini:

a) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan


seorang guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta
didik secara optimal.

• Tujuan Pembelajaran: Awal pelajaran harus dimulai dengan menyampaikan


tujuan pembelajaran kepada siswa. Ini membantu siswa memahami apa yang akan
mereka pelajari dan mengapa itu penting.
• Pengenalan Topik: Membuka pelajaran dengan pengenalan topik atau konsep
yang menarik atau kontroversial dapat membangkitkan minat siswa. Guru dapat
menggunakan ilustrasi, pertanyaan, cerita, atau fakta menarik untuk memulai.
• Aktivitas Penghangat: Sebuah kegiatan penghangat dapat membantu
mempersiapkan siswa untuk pelajaran yang akan datang. Ini bisa berupa
pertanyaan, permainan, atau refleksi tentang pengetahuan sebelumnya yang relevan
dengan topik.
• Koneksi dengan Pengalaman Siswa: Menunjukkan cara bagaimana materi
pelajaran terkait dengan pengalaman atau kehidupan sehari-hari siswa dapat
membuat pembelajaran lebih relevan dan menarik bagi mereka.

Membuka pelajaran dengan baik adalah kunci untuk menciptakan lingkungan


belajar yang positif dan memotivasi siswa. Komponen-komponen penting dalam
membuka pelajaran meliputi:

• Tujuan Pembelajaran (Learning Objectives): Anda harus menyampaikan tujuan


pembelajaran yang jelas kepada siswa. Ini membantu siswa memahami apa yang
akan mereka pelajari selama pelajaran dan tujuan apa yang harus dicapai.
• Pengenalan Topik (Introduction to the Topic): Anda dapat memulai pelajaran
dengan pengenalan topik atau konsep yang menarik atau kontroversial. Ini dapat
menggugah minat siswa dan membuat mereka penasaran tentang materi yang akan
dipelajari.
• Aktivitas Penghangat (Warm-up Activity): Aktivitas penghangat adalah kegiatan
yang mempersiapkan siswa untuk pembelajaran yang akan datang. Ini dapat berupa
pertanyaan, permainan singkat, atau refleksi tentang pengetahuan sebelumnya yang
relevan dengan topik pelajaran.
• Relevansi (Relevance): Pastikan untuk menjelaskan relevansi materi pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Menunjukkan bagaimana materi ini dapat
bermanfaat atau relevan dalam kehidupan mereka dapat meningkatkan minat
mereka.
• Pertanyaan Pendorong (Thought-Provoking Questions): Mengajukan
pertanyaan yang mendorong pemikiran kritis dan refleksi dapat membantu siswa
terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Pertanyaan ini dapat menjadi landasan
untuk diskusi lebih lanjut.
• Ilustrasi atau Contoh (Illustrations or Examples): Menggunakan ilustrasi,
contoh konkret, atau cerita yang relevan dapat membantu siswa lebih mudah
memahami konsep yang akan dipelajari.
• Konektivitas (Connection): Membangun hubungan antara materi pelajaran dan
pengetahuan sebelumnya atau pengalaman siswa adalah komponen penting. Ini
membantu siswa mengaitkan pelajaran baru dengan apa yang sudah mereka ketahui.
• Antisipasi (Anticipation): Mendorong siswa untuk merenungkan apa yang ingin
mereka pelajari selama pelajaran dan mengajukan pertanyaan yang mereka miliki
tentang topik tersebut.
• Mengklarifikasi Aturan dan Harapan (Clarifying Rules and Expectations):
Menyampaikan aturan kelas atau harapan selama pelajaran adalah penting untuk
menciptakan lingkungan belajar yang tertata dan aman.
• Keterlibatan Siswa (Student Engagement): Membuka pelajaran dengan cara
yang melibatkan siswa secara aktif adalah kunci. Ini dapat melibatkan siswa dalam
berdiskusi, berpikir kritis, atau berpartisipasi dalam aktivitas yang relevan.

Menggabungkan komponen-komponen ini dalam membuka pelajaran dapat


membantu menciptakan pengalaman pembelajaran yang efektif dan menarik bagi
siswa. Tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan minat siswa, mempersiapkan
mereka untuk pembelajaran, dan membuat mereka terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
Keterampilan menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui
pencapaian tujuan dan pemahaman peserat didik.

• Ringkasan Materi: Guru harus merangkum inti dari apa yang telah dipelajari
selama pelajaran. Ini membantu siswa memahami pokok-pokok pelajaran.
• Pertanyaan Evaluasi: Guru dapat mengajukan pertanyaan evaluasi yang menguji
pemahaman siswa tentang materi. Ini membantu mengukur sejauh mana siswa
memahami pelajaran.
• Pemberian Tugas atau Pekerjaan Rumah: Memberikan tugas atau pekerjaan
rumah yang terkait dengan topik pelajaran dapat membantu memperkuat
pemahaman siswa dan memberikan kesempatan untuk mempraktikkan apa yang
telah dipelajari.
• Refleksi dan Diskusi: Mendorong siswa untuk merenungkan apa yang telah
mereka pelajari dan berbagi pandangan atau pertanyaan mereka dapat merangsang
pemikiran kritis dan diskusi yang lebih dalam.
• Pemberian Umpan Balik: Guru dapat memberikan umpan balik tentang kinerja
siswa selama pelajaran dan memberikan dorongan positif serta rekomendasi
perbaikan.

Menutup pelajaran dengan baik adalah langkah penting dalam siklus pengajaran
yang efektif. Ini membantu merangkum dan merefleksikan apa yang telah dipelajari,
memastikan bahwa siswa memahami materi, dan memberikan arah yang jelas untuk
tindakan selanjutnya. Komponen-komponen kunci dalam menutup pelajaran termasuk:

• Ringkasan Materi (Summary of Material): Guru merangkum materi utama yang


telah diajarkan selama pelajaran. Ini membantu siswa melihat inti dari apa yang
telah dipelajari dan membantu mengkonsolidasi pemahaman mereka.
• Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Questions): Mengajukan pertanyaan evaluasi yang
menguji pemahaman siswa tentang materi adalah komponen penting. Ini dapat
berupa pertanyaan singkat atau tugas untuk mengukur sejauh mana siswa
memahami pelajaran.
• Refleksi (Reflection): Mendorong siswa untuk merenungkan apa yang telah mereka
pelajari selama pelajaran. Guru dapat bertanya tentang apa yang mereka pelajari,
bagaimana itu relevan dalam kehidupan mereka, atau pertanyaan yang mendorong
pemikiran kritis.
• Diskusi (Discussion): Diskusi di akhir pelajaran dapat membantu siswa berbagi
pandangan mereka, pertanyaan, atau perasaan tentang materi. Ini juga memberi
guru kesempatan untuk memeriksa pemahaman siswa dan mengklarifikasi
kebingungan jika ada.
• Tugas atau Pekerjaan Rumah (Assignments or Homework): Memberikan tugas atau
pekerjaan rumah yang relevan dengan materi pelajaran dapat membantu siswa
mengasah pemahaman mereka dan memberikan kesempatan untuk menerapkan apa
yang telah mereka pelajari.
• Pemberian Umpan Balik (Feedback): Guru memberikan umpan balik tentang
kinerja siswa selama pelajaran. Ini dapat berupa umpan balik positif dan
rekomendasi perbaikan.
• Hubungan dengan Pelajaran Selanjutnya (Connection to the Next Lesson):
Mengaitkan pelajaran yang baru saja selesai dengan pelajaran berikutnya adalah
cara yang baik untuk memberi siswa gambaran umum tentang kontinuitas
pembelajaran.
• Pemberian Penghargaan atau Pengakuan (Acknowledgment or Appreciation):
Mengakui usaha dan prestasi siswa selama pelajaran dapat memberikan dorongan
positif. Ini bisa berupa pujian atau penghargaan verbal.
• Evaluasi Secara Keseluruhan (Overall Evaluation): Guru dapat memberikan
penilaian keseluruhan tentang bagaimana pelajaran berjalan dan bagaimana siswa
berpartisipasi. Hal ini dapat melibatkan refleksi guru tentang apa yang berjalan
dengan baik dan apa yang perlu ditingkatkan.

Menutup pelajaran dengan komponen-komponen ini membantu merinci apa yang


telah dicapai selama pelajaran, memastikan pemahaman siswa, dan memberikan
kesempatan untuk evaluasi dan perencanaan lanjutan. Ini juga menciptakan kesempatan
untuk siswa merenungkan materi yang telah mereka pelajari, mengidentifikasi area-
area yang memerlukan perhatian lebih lanjut, dan membuat hubungan antara
pembelajaran saat ini dengan materi yang akan datang.

b) Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan ialah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu
benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu. Komponen keterampilan
menjelaskan sebagai berikut:

• Penyajian
• Bahasa harus jelas dan enak didengar
• Gunakan intonasi sesuai
• Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
• Berikan definisi yang tepat
• Peserta didik dapat menerima dan memahami pelajaran

c) Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya adalah kemampuan untuk merumuskan pertanyaan yang


relevan, bermakna, dan efektif dalam berbagai konteks. Keterampilan ini merupakan
bagian penting dalam berpikir kritis, komunikasi, dan pembelajaran. Dengan
keterampilan bertanya yang baik, seseorang dapat mendapatkan informasi yang lebih
baik, menggali pemahaman lebih dalam, dan mengembangkan komunikasi yang efektif.
Keterampilan bertanya dasar mencakup:

• Pertanyaan yang jelas dan singkat


• Pemberian acuan, pemusatan perhatian dan pemindahan giliran
• Pemberian waktu berfikit dan pemberian tuntutan.

d) Keterampilan memberi penguatan

Penguatan (reinforcement) merupakan respon terhadap suatu perilaku. Penguatan


positif adalah suatu tindakan atau respons yang bertujuan untuk meningkatkan atau
memperkuat suatu perilaku yang dianggap positif atau diinginkan. Keterampilan ini
sangat penting dalam berbagai konteks, seperti dalam pendidikan, manajemen perilaku,
pengasuhan, dan komunikasi antarpersonal. Jenis memberi penguatan ialah penguatan
secara verbal dan secara nonverbal.

e) Keterampilan variasi gaya mengajar


Keterampilan variasi gaya mengajar adalah kemampuan seorang guru atau
instruktur untuk mengubah metode pengajaran, pendekatan, atau gaya pengajarannya
sesuai dengan kebutuhan siswa dan materi yang diajarkan. Tujuan utama dari
keterampilan ini adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik,
efektif, dan relevan bagi siswa. Dengan mengadaptasi gaya pengajaran, seorang guru
dapat lebih baik memenuhi berbagai gaya belajar dan kebutuhan individu siswa.
Keterampilan mengadakan variasi bertujuan untuk:

• Meningkatkan perhatian peserta didik


• Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat
• Memupuk perilaku positif peserta didik terhadap pembelajaran
• Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar

Macam-macam variasi mengajar: variasi dalam gaya belajar, variasi dalam


penggunaan media dan sumber belajar, variasi dalam pola interaksi, dan variasi dalam
kegiatan.

f) Keterampilan membimbing diskusi.

Keterampilan membimbing diskusi adalah kemampuan untuk mengelola,


memfasilitasi, dan memandu percakapan atau diskusi kelompok agar berjalan dengan
efektif, produktif, dan interaktif. Kemampuan ini diperlukan terutama dalam konteks
pengajaran, pengembangan tim, atau dalam situasi yang melibatkan berbagai pemangku
kepentingan yang ingin mencapai pemahaman bersama atau solusi terhadap suatu
masalah.

g) Keterampilan membimbing kelompok kecil

Keterampilan membimbing kelompok kecil adalah kemampuan untuk efektif


mengarahkan, memfasilitasi, dan mendukung perkembangan anggota dalam sebuah
kelompok kecil. Ini melibatkan berinteraksi dengan anggota kelompok,
mempromosikan kerja sama, memecahkan masalah, dan memastikan kelancaran
komunikasi dan pencapaian tujuan kelompok. Keterampilan ini sangat berguna dalam
berbagai konteks, seperti pendidikan, bisnis, pengembangan tim, dan organisasi sosial.
4. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah
suatu tantangan penting dalam pembentukan dasar pengetahuan siswa tentang aspek
sosial, sejarah, geografi, dan budaya. Berikut ini adalah sejumlah strategi yang cocok
untuk mengajarkan IPS di MI:
• Kurikulum Relevan: Pastikan kurikulum IPS MI sesuai dengan kebutuhan siswa dan
lingkungan mereka. Kurikulum harus mencakup topik-topik yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari dan nilai-nilai Islam.
• Pembelajaran Berbasis Proyek: Gunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek, di
mana siswa mengerjakan proyek-proyek yang berhubungan dengan materi IPS. Ini
memungkinkan siswa belajar dengan cara yang praktis dan interaktif.
• Penggunaan Sumber Lokal: Manfaatkan sumber daya lokal, seperti tokoh-tokoh, situs-
situs bersejarah, dan budaya setempat. Ini membantu siswa menghubungkan pelajaran
dengan realitas sekitar mereka.
• Kegiatan Lapangan: Terdapat banyak manfaat dalam mengadakan kunjungan lapangan
ke tempat-tempat bersejarah, museum, atau situs alam. Hal ini membantu siswa
mengalami langsung materi yang diajarkan.
• Pembelajaran Berbasis Masalah: Ajarkan IPS melalui pemecahan masalah yang relevan
bagi siswa. Ini mendorong keterlibatan aktif dan berpikir kritis.
• Pembelajaran Kolaboratif: Dorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil
atau tim dalam kegiatan pembelajaran. Ini mengembangkan keterampilan sosial mereka
sambil memahami konsep-konsep IPS.
• Mengintegrasikan Nilai Islam: Pastikan materi IPS juga mencakup nilai-nilai Islam dan
etika yang relevan. Ini membantu siswa memahami cara menerapkan prinsip-prinsip
agama dalam kehidupan sehari-hari.
• Penggunaan Teknologi: Manfaatkan teknologi, seperti multimedia, untuk membuat
pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Ini juga membantu siswa familiar dengan
alat teknologi modern.
• Penggunaan Cerita dan Narasi: Cerita sejarah dan narasi bisa memudahkan pemahaman
konsep-konsep IPS. Gunakan cerita-cerita yang menarik untuk menjelaskan konsep-
konsep penting.
• Kuis dan Permainan Pendidikan: Gunakan kuis, permainan pendidikan, atau kuis online
untuk menguji pengetahuan siswa dan menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan.
• Penekanan pada Keterampilan Literasi: Ajarkan keterampilan literasi, seperti
membaca, menulis, dan berbicara, seiring dengan materi IPS. Ini membantu siswa
mengembangkan keterampilan yang akan berguna dalam kehidupan mereka.
• Evaluasi Formatif: Selalu lakukan evaluasi formatif untuk memantau perkembangan
siswa. Ini memungkinkan guru untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai kebutuhan
siswa.
• Koneksi Antar Mata Pelajaran: Bekerja sama dengan guru mata pelajaran lain untuk
mengintegrasikan konsep-konsep IPS ke dalam mata pelajaran lain seperti matematika,
sains, dan bahasa.
• Penekanan pada Analisis dan Penalaran: Ajarkan siswa untuk menganalisis informasi,
memahami sebab-akibat, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
• Pemberdayaan Siswa: Dorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, menyelidiki topik-
topik sendiri, dan mengembangkan minat dalam bidang IPS.
• Penggunaan Alat Visual: Gunakan gambar, diagram, dan grafik untuk membantu siswa
memahami konsep-konsep yang kompleks.
• Penghargaan atas Prestasi: Berikan penghargaan atau pengakuan atas prestasi siswa
dalam IPS untuk meningkatkan motivasi mereka.
• Pelibatan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran IPS, seperti
melalui pertemuan orang tua-guru atau tugas rumah yang melibatkan orang tua.
• Diversifikasi Materi: Gunakan berbagai sumber materi, termasuk buku teks, artikel,
video, dan dokumen sejarah untuk memberikan perspektif yang beragam.
• Penekanan pada Toleransi dan Keragaman: Ajarkan siswa tentang pentingnya toleransi,
keragaman budaya, dan penghargaan terhadap perbedaan.
• Pengembangan Keterampilan Penelitian: Ajarkan siswa cara melakukan penelitian,
baik menggunakan perpustakaan maupun internet, untuk mendukung pemahaman
mereka.
• Menggunakan Cerita Islami: Gunakan kisah-kisah Islami dan tokoh-tokoh bersejarah
untuk mengaitkan konsep-konsep IPS dengan nilai-nilai Islam.
• Peran Model: Jadilah model yang baik sebagai guru, tunjukkan ketertarikan dan minat
Anda terhadap IPS agar siswa juga termotivasi.
• Refleksi dan Diskusi: Buat waktu untuk refleksi dan diskusi dalam kelas, di mana siswa
dapat berbagi pandangan mereka tentang topik-topik IPS.
• Penekanan pada Pemahaman Kontemporer: Ajarkan siswa tentang isu-isu sosial dan
lingkungan yang relevan saat ini, dan dorong mereka untuk berpikir tentang solusi.
• Pendekatan Diferensiasi: Sesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan
individu siswa, termasuk yang memiliki tingkat pemahaman yang berbeda.
• Kuis dan Ujian: Selain tugas dan proyek, adakan kuis dan ujian berkala untuk mengukur
pemahaman siswa.
• Koneksi dengan Dunia Nyata: Tunjukkan bagaimana konsep-konsep IPS diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat.
• Sumber Daya Digital: Manfaatkan sumber daya digital seperti video pembelajaran,
platform e-learning, dan perangkat lunak pendidikan untuk memperkaya pengalaman
belajar.
• Feedback Konstruktif: Berikan umpan balik konstruktif kepada siswa untuk membantu
mereka memahami area di mana mereka perlu meningkatkan.
• Pemahaman Konsep Sebab-Akibat: Ajarkan siswa untuk memahami hubungan sebab-
akibat dalam konteks sejarah dan geografi.
• Peran Media Massa: Diskusikan peran dan dampak media massa dalam perkembangan
masyarakat dan budaya.
• Pemahaman Terhadap Konflik: Ajarkan siswa tentang konflik sosial dan bagaimana
masyarakat dapat mencari solusi yang damai.
• Pemahaman Global: Bantu siswa memahami isu-isu global, seperti perdagangan,
perdamaian, dan kerjasama internasional.
• Etika dan Tanggung Jawab Sosial: Tekankan pentingnya etika dan tanggung jawab
sosial dalam tindakan individu dan masyarakat.
• Menggunakan Kasus Studi: Gunakan kasus studi untuk menjelaskan konsep-konsep
penting dalam IPS.
• Pembelajaran Seumur Hidup: Ajarkan siswa bahwa pembelajaran IPS tidak hanya
berhenti di kelas, tetapi merupakan proses seumur hidup.
• Pendekatan Interdisipliner: Cobalah mengintegrasikan aspek-aspek dari sejarah,
geografi, dan budaya ke dalam satu pelajaran atau proyek.
• Kebijakan dan Pemerintahan: Diskusikan struktur pemerintahan dan peran negara
dalam masyarakat.
• Pemahaman Ekonomi: Ajarkan dasar-dasar ekonomi, seperti konsep pasokan dan
permintaan.
• Pengembangan Keterampilan Pemecahan Masalah: Dorong siswa untuk
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dengan mempertimbangkan
masalah sosial.
• Mengenal Tokoh-tokoh Bersejarah: Ajarkan siswa tentang tokoh-tokoh bersejarah yang
memiliki dampak besar dalam sejarah dan budaya.
• Penggunaan Aneka Materi Bacaan: Berikan akses kepada berbagai jenis literatur,
termasuk buku, artikel, dan literatur anak-anak yang sesuai.
• Pendekatan Empat Dimensi: Manfaatkan pendekatan empat dimensi (waktu, tempat,
budaya, dan masyarakat) dalam pengajaran geografi dan sejarah.
• Diskusi Debat: Selenggarakan diskusi atau debat di kelas untuk mempromosikan
perdebatan sehat dan keterampilan berbicara.
• Mengenal Nilai-nilai Budaya: Ajarkan siswa untuk menghargai dan memahami nilai-
nilai budaya yang berbeda dalam masyarakat.
• Pembelajaran Daring: Manfaatkan platform pembelajaran daring untuk memberikan
akses materi dan sumber daya tambahan.
• Peningkatan Kecakapan Menulis: Kembangkan keterampilan menulis siswa melalui
tugas-tugas yang melibatkan penulisan esai dan laporan.
• Menggunakan Pertunjukan dan Seni: Manfaatkan seni pertunjukan, seperti drama dan
tarian, untuk memvisualisasikan konsep IPS.
• Eksplorasi Karier: Diskusikan berbagai peluang karier yang dapat dikejar dengan
pengetahuan IPS, termasuk sejarah, geografi, dan ilmu sosial lainnya.
• Pendekatan Tematik: Mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu tema
membantu siswa memahami hubungan antar informasi dan memotivasi belajar.
• Pemanfaatan Sumber Daya Lokal: Menggunakan contoh dan situasi lokal untuk
menjelaskan konsep IPS agar siswa dapat merasakan relevansinya dengan kehidupan
sehari-hari.
• Pembelajaran Aktif: Melibatkan siswa dalam diskusi, proyek kelompok, dan penelitian
mandiri untuk meningkatkan pemahaman mereka.
• Penggunaan Teknologi: Memanfaatkan teknologi seperti komputer dan internet untuk
mencari informasi dan memahami perkembangan global.
• Pembiasaan Berpikir Kritis: Mendorong siswa untuk mempertanyakan informasi,
analisis sumber, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
• Menggunakan Sumber Bervariasi: Menggunakan buku teks, artikel, video, dan gambar
untuk memberikan wawasan yang komprehensif.
• Simulasi: Menggunakan simulasi sosial atau permainan peran untuk membantu siswa
memahami konsep-konsep IPS dengan cara yang menyenangkan.
• Pemahaman Multikultural: Mendorong toleransi dan pemahaman mengenai budaya dan
nilai-nilai yang beragam.
• Pendidikan Karakter: Membangun karakter siswa dengan mengintegrasikan nilai-nilai
etika dan moral dalam pembelajaran IPS.
• Pembelajaran Berbasis Proyek: Memberikan tugas proyek yang melibatkan siswa
dalam menyelesaikan masalah sosial yang nyata.
• Penggunaan Kisah Sukses: Menggunakan cerita inspiratif tentang tokoh-tokoh yang
berkontribusi pada pembangunan sosial dan sejarah
• Diskusi Terbimbing: Mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi terbimbing
yang membantu mereka memahami perspektif yang berbeda.
• Menekankan Literasi Sosial: Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan
membaca, menulis, dan berbicara dalam konteks IPS.
• Penilaian Formatif: Melakukan penilaian berkala untuk memahami sejauh mana siswa
memahami materi dan menyesuaikan pengajaran sesuai kebutuhan.
• Keterlibatan Orang Tua: Mengajak orang tua untuk berpartisipasi dalam pembelajaran
IPS siswa, sehingga mereka dapat mendukung pembelajaran di rumah.
• Menyajikan Kisah-kisah Sejarah: Menyampaikan sejarah dengan cara yang menarik
dan memotivasi siswa untuk memahami perubahan sosial.
• Pembiasaan Keterampilan Penelitian: Mengajarkan siswa bagaimana melakukan
penelitian dan mengevaluasi sumber informasi.
• Mendukung Pembelajaran Mandiri: Memberikan tugas yang memungkinkan siswa
untuk mengeksplorasi topik dengan lebih mendalam.
• Menekankan Aspek Keagamaan: Menyisipkan nilai-nilai agama Islam dalam konteks
pembelajaran IPS untuk mengembangkan pemahaman agama dan moral siswa.
• Evaluasi Berkelanjutan: Melakukan evaluasi berkesinambungan terhadap efektivitas
metode pengajaran dan mengadaptasinya sesuai kebutuhan siswa.

Strategi-strategi ini dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar IPS yang menarik,
bermakna, dan sesuai dengan nilai-nilai Islam dalam konteks MI. Dengan pendekatan yang
cermat, guru IPS MI dapat membantu siswa memahami dan menghargai peran IPS dalam
membentuk wawasan sosial dan pemahaman mereka tentang dunia.Dengan menerapkan
beragam strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat dan kebutuhan siswa, guru IPS
di MI dapat membantu siswa memahami dan menghargai aspek-aspek sosial, sejarah,
geografi, dan budaya yang penting dalam pembentukan pemahaman dunia mereka. Dengan
pendekatan yang kreatif dan interaktif, siswa dapat lebih terlibat dalam pembelajaran dan
mengembangkan pemahaman mendalam tentang mata pelajaran IPS.

5. Media : Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media merupakan salah satu
komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju
komunikan. Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian,
media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui


media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning),
misalnya siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberika media
dengan warna yang menarik. Begitu juga halnya dengan siswa yang senang berkreasi
selalu ingin menciptakan bentuk atau objek yang diinginkannya. Aspek penting lainnya
penggunaan media adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran. informasi yang
disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa, terlebuh
apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan materi. disinilah peran media, sebagai alat
bantu memperjelas pesan pembelajaran.
Media adalah suatu perangkat perantara yang digunakan untuk menyampaikan
informasi dari pengirim ke penerima pesan agar terjadinya timbalbalik dalam sebuah
komunikasi. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang
secara harfiah berarti "Perantara" atau "pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber
pesan kepada penerima pesan. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada peserta didik.
Media Pembelajaran: Media pembelajaran adalah alat atau bahan yang digunakan
untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran. Contoh media pembelajaran
adalah buku teks, video, gambar, dan presentasi. Media pembelajaran dapat digunakan
oleh guru atau siswa untuk memperkuat pemahaman dan memudahkan proses
pembelajaran. Media pembelajaran yang dirancang secara baik dan kreatif dalam
batasbatas tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar lebih 4
banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan penampilan
(performance) siswa dalam melakukan keterampilan-keterampilan tertentu sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Secara praktis media pembelajaran memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:
a) Mengkonkretkan konsep-konsep yang bersifat abstrak, sehingga dapat
mengurangi verbalisme. Misal dengan menggunakan gambar, skema, grafik,
model, dsb.
b) Membangkitkan motivasi, sehingga dapat memperbesar perhatian individual
siswa untuk seluruh anggota kelompok belajar sebab jalannya pelajaran tidak
membosankan dan tidak monoton.
c) Memfungsikan seluruh indera siswa, sehingga kelemahan dalam salah satu
indera (misal: mata atau telinga) dapat diimbangi dengan kekuatan indera
lainnya.
d) Mendekatkan dunia teori/konsep dengan realita yang sukar diperoleh dengan
cara-cara lain selain menggunakan media pembelajaran. Misal untuk
memberikan pengetahuan tentang pola bumi, anak tidak mungkin memperoleh
pengalaman secara langsung. Maka dibuatlag globe ebagai model dari bola
bumi. Demikian juga benda-benda lain yang terlalu besar atau terlalu kecil,
gejala-gejala yang gerakannya terlalu cepat atau terlalu lambat, gejala-
gejala/obyek yang berbahaya maupun sukar didapat, hal-hal yang terlalu
kompleks dan sebagainya, semuanya dapat diperjelas menggunakan media
pembelajaran.
e) Meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi langsung anatar siswa dengan
lingkungannya. Misalnya dengan menggunakan rekaman, eksperimen,
karyawisata, dsb.
f) Memberikan uniformitas atau keseragaman dlam pengamatan, sebab daya
tangkap setiap siswa akan berbeda-beda tergantung dari pengalaman serta
intelegensi masing-masing siswa. Misalnya persepsi tentang gajah, dapat
diperoleh uniformitas dalam pengamatan kalau binatang itu diamati langsung
atau tiruannya saja dibawa ke muka kelas.
g) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
disimpan menurut kebutuhan. Misalnya berupa rekaman, film, slide, gambar,
foto, modul, dsb.
Media Pendidikan: Media pendidikan adalah alat atau bahan yang digunakan
untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan siswa. Contoh media
pendidikan adalah komputer, perangkat lunak pembelajaran, dan permainan edukatif.
Media pendidikan dapat membantu siswa untuk belajar dengan cara yang lebih
interaktif dan menyenangkan. Media pendidikan dapat menjadi alat yang efektif dalam
mengajarkan IPS di MI. Berikut adalah beberapa contoh media pendidikan yang dapat
digunakan dalam pembelajaran IPS di MI:
a. Komputer: Komputer dapat digunakan untuk mengakses sumber daya
pembelajaran online seperti video, gambar, dan presentasi. Selain itu,
komputer juga dapat digunakan untuk membuat tugas proyek dan presentasi.
b. Perangkat lunak pembelajaran: Perangkat lunak pembelajaran seperti aplikasi
dan game edukatif dapat membantu siswa untuk belajar dengan cara yang lebih
interaktif dan menyenangkan.
c. Permainan edukatif: Permainan edukatif seperti permainan papan dan kartu
dapat membantu siswa untuk memperkuat pemahaman mereka tentang
konsep-konsep IPS.
d. Media cetak: Media cetak seperti buku teks, majalah, dan koran dapat
digunakan untuk memperluas wawasan siswa tentang berbagai topik IPS.
e. Media audio-visual: Media audio-visual seperti video dan podcast dapat
digunakan untuk memperkuat pemahaman siswa tentang konsep-konsep IPS
dan memperluas wawasan mereka tentang berbagai topik.

Jadi dapat disimpulkan bahwasannya perbedaan Media Pembelajaran


dengan Media Pendidikan ialah Media pembelajaran merujuk pada berbagai alat atau
sarana yang digunakan untuk membantu siswa belajar dan memahami materi pelajaran.
Media ini cenderung lebih luas dalam pengertiannya, mencakup buku teks, video
pembelajaran, papan tulis interaktif, perangkat lunak pendidikan, dan sebagainya.
Media pembelajaran dapat digunakan oleh guru dalam proses pengajaran. Sedangkan
Media pendidikan mencakup semua sumber dan alat yang digunakan dalam konteks
pendidikan secara lebih umum, termasuk media berita, program TV pendidikan, dan
berbagai media yang digunakan di luar kelas. Media pendidikan mencakup penggunaan
media dalam lingkup lebih luas, termasuk pendidikan informal.
Dalam menggunakan media pendidikan dalam mengajarkan IPS di MI, penting
untuk memilih media yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan siswa. Selain itu, guru
juga perlu memastikan bahwa media yang digunakan dapat membangkitkan minat dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Prinsip media dalam mengajarkan IPS di MI adalah sebagai berikut:

a. Keterkaitan dengan konteks: Media yang digunakan harus relevan dengan


konteks kehidupan siswa dan materi yang diajarkan.
b. Keterlibatan siswa: Media yang digunakan harus dapat membangkitkan
minat dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
c. Keterbukaan: Media yang digunakan harus dapat memperluas wawasan
siswa dan membuka pikiran mereka terhadap berbagai sudut pandang.
d. Keterjangkauan: Media yang digunakan harus mudah diakses dan digunakan
oleh siswa.
e. Keterpaduan: Media yang digunakan harus dapat diintegrasikan dengan
metode pembelajaran lainnya untuk memperkuat pemahaman siswa.

Dengan menerapkan prinsip media di atas, diharapkan pembelajaran IPS di MI


dapat lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa. Dalam menentukan maupun
memilih media pembelajaran tentunya harus mempertimbangkan beberapa prinsip
sebagai acuan dalam mengoptimalkan proses pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut
diantaranya adalah:

a. Efektifitas
Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada ketepatgunaan
(efektivitas) dalam pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran atau
pembentukan kompetensi. Pendidik harus dapat berusaha agar media
pembelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi secara optimal
dapat digunakan dalam pembelajaran.
b. Relevansi
Kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan tujuan, karakteristik
meteri pelajaran, potensi dan perkembangan siswa, serta dengan waktu yang
tersedia.
c. Efisiensi
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus benar-benar
memperhatikan bahwa media tersebut murah atau hemat biaya tetapi dapat
menyampaikan inti pesan yang dimaksud, persiapan dan penggunaanya relatif
memerlukan waktu yang singkat, kemudian hanya memerlukan sedikit tenaga.
d. Dapat digunakan
Media pembelajaran yang dipilih harus benar-benar dapat digunakan atau
diterapkan dalam pembelajaran, sehingga dapat menambah meningkatkan
kualitas pembelajaran.
e. Kontekstual
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus mengedepankan aspek
lingkungan sosial dan budaya dengan mempertimbangkan aspek
pengembangan pada pembelajaran life skills.

Berikut ini beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat guru memilih media
untuk pembelajaran yang akan dilaksanakannya :

a. Prinsip Efektivitas dan Efisiensi


b. PrinsipTaraf Berfikir
c. Prinrip Interaktivitas Media Pembelajaran
d. Ketersediaan Media Pembelajaran
e. Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran
f. Alokasi Waktu
g. Fleksibelitas (Kelenturan) Media Pembelajaran
h. Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai