Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biaya dan Analisis Biaya


2.1.1 Biaya
Biaya merupakan unsur penting dalam konteks ekonomi dan manajemen
bisnis. Dalam literatur, biaya sering diartikan sebagai pengorbanan ekonomi yang
dikeluarkan untuk memperoleh suatu barang atau jasa. Menurut Horngren et al.
(2018), biaya melibatkan segala bentuk pengeluaran, baik yang terukur secara
langsung maupun tidak langsung, yang terjadi dalam proses produksi atau
penyediaan layanan. Pengertian ini mencakup aspek finansial yang mencerminkan
nilai moneter yang dikeluarkan oleh suatu entitas.
Selain itu, biaya juga dapat diinterpretasikan sebagai faktor penghambat
atau pengorbanan yang harus ditanggung untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Hansen dan Mowen (2006), biaya bukan hanya mencakup aspek
keuangan, tetapi juga melibatkan penggunaan sumber daya seperti waktu, tenaga
kerja, dan bahan baku. Menurut Drury (2008), pemahaman yang mendalam
terhadap struktur biaya membantu manajer dalam merencanakan, mengendalikan,
dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Dengan demikian, tinjauan pustaka
mengenai pengertian biaya menggarisbawahi peran krusialnya dalam mendukung
proses manajerial dan pembuatan keputusan yang efektif.

2.1.2 Analisis Biaya


Analisis biaya merupakan konsep kritis dalam bidang ekonomi dan
manajemen yang memungkinkan organisasi untuk memahami dan mengelola
pengeluaran mereka dengan lebih efektif. Dalam literatur, analisis biaya sering
didefinisikan sebagai suatu proses penilaian terhadap seluruh biaya yang terkait
dengan produksi barang atau penyediaan layanan. Menurut Horngren et al.
(2015), biaya dapat dibagi menjadi kategori biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
tetap tidak berubah tergantung pada volume produksi, sementara biaya variabel
berfluktuasi seiring dengan perubahan volume produksi. Pemahaman mendalam
terhadap struktur biaya ini memberikan dasar yang kuat bagi manajer untuk
membuat keputusan yang berdampak pada profitabilitas perusahaan.
Dalam konteks ekonomi manajerial, analisis biaya juga berfungsi sebagai
alat untuk menilai proyek investasi dan pengambilan keputusan jangka panjang.
analisis biaya tidak hanya membatasi diri pada biaya produksi fisik, tetapi juga
mencakup biaya-biaya tersembunyi yang mungkin tidak langsung terkait dengan
produksi, seperti biaya administratif dan biaya pemasaran. Kaplan dan Anderson
(2007) menyoroti pentingnya Activity-Based Costing (ABC) sebagai suatu
metode analisis biaya yang lebih rinci, memungkinkan pengidentifikasian biaya
yang terkait langsung dengan kegiatan tertentu dalam suatu organisasi.
Menurut Horngren et al. (2015), komponen analisis biaya dapat dibagi
menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel, sebagaimana didefinisikan
oleh Hansen dan Mowen (2006), berubah sebanding dengan tingkat produksi atau
aktivitas, seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung. Di sisi lain, biaya tetap,
seperti yang dijelaskan oleh Garrison et al. (2012), tetap konstan terlepas dari
volume produksi, termasuk biaya sewa fasilitas dan gaji manajerial. Pendekatan
ini membantu manajer dalam mengidentifikasi titik impas dan mengevaluasi
tingkat produksi yang optimal.

2.2 Produksi dan Analisis Produksi


2.2.1 Produksi
Produksi merupakan konsep sentral dalam ekonomi yang mencerminkan
proses transformasi input menjadi output, baik berupa barang atau jasa. Sebagian
besar produksi dijelaskan oleh teori produksi, yang mengidentifikasi faktor-faktor
produksi utama, seperti tenaga kerja, modal, dan teknologi. Alfred Marshall
(1890) mengemukakan konsep produksi sebagai suatu proses di mana faktor-
faktor produksi dikombinasikan untuk menciptakan hasil yang diinginkan.
Penelitian ekonomi modern telah melibatkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang produksi melalui pendekatan analitis dan matematis. Sebagai
contoh, penelitian seminal oleh Paul Samuelson (1947) dalam "Foundations of
Economic Analysis" memperkenalkan konsep fungsi produksi untuk
menggambarkan hubungan antara input dan output secara formal. Kontribusi teori
produksi ini telah menjadi landasan bagi banyak pengembangan model ekonomi
yang mendalam.
2.2.2 Bahan Baku Produksi
Bahan baku produksi merupakan elemen kunci dalam rantai pasokan dan
proses produksi suatu perusahaan. Menurut Kotler dan Keller (2016), bahan baku
adalah materi mentah yang diolah menjadi produk jadi. Dalam literatur ekonomi,
perspektif ini menekankan peran vital bahan baku sebagai fondasi bagi seluruh
proses manufaktur.
2.2.3 Biaya Produksi
Biaya produksi adalah elemen kritis dalam manajemen bisnis yang
mencakup semua pengeluaran yang terkait dengan proses pembuatan barang atau
penyediaan layanan. Menurut Horngren et al (2012), biaya produksi dapat
didefinisikan sebagai “pengorbanan sumber daya ekonomi untuk menghasilkan
barang atau layanan.” Analisis biaya produksi ini mencakup dua kategori utama:
biaya tetap dan biaya variabel.
2.2.4 Tenaga Kerja
Tenaga kerja produksi memiliki peran sentral dalam keberhasilan
operasional suatu perusahaan manufaktur. Menurut Ahlstrand, et al. (2014),
tenaga kerja produksi mencakup semua pekerja yang terlibat langsung dalam
proses pembuatan barang atau penyediaan layanan. Dalam kerangka ekonomi
manajerial, para peneliti seperti Drucker (2012) menekankan pentingnya efisiensi
dan produktivitas tenaga kerja produksi dalam mencapai tujuan perusahaan.
Tenaga kerja produksi bukan hanya sekadar executor, tetapi juga merupakan
faktor kunci yang mempengaruhi biaya produksi dan kualitas produk akhir
(Hansen, et al., 2017).
2.2.3 Analisis Produksi
Analisis produksi merupkan konsep sentral dalam ekonomi manajerial
yang berkaitan dengan proses transformasi input menjadi output. Menurut
Mankiw dan Taylor (2014), produksi melibatkan pemanfaatan sumber daya seperti
tenaga kerja, modal, dan teknologi untuk menciptakan barang dan jasa.
Pemahaman yang mendalam tentang bagaimana faktor-faktor produksi ini saling
berinteraksi memungkinkan manajer membuat keputusan yang lebih efisien dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
Teori produksi menyediakan dasar konseptual untuk analisis produksi
dengan mengenalkan konsep fungsi produksi. Menurut Samuelson dan Nordhaus
(2010), fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output dalam
suatu organisasi atau perusahaan. Dengan memahami sifat fungsi produksi,
manajer dapat mengidentifikasi tingkat produksi yang optimal dan mencapai
efisiensi yang diinginkan. Konsep efisiensi produksi ini sangat penting dalam
konteks persaingan pasar yang intens.
Pengukuran produktivitas merupakan elemen kunci dalam analisis
produksi. Menurut Heizer dan Render (2006), manajer menggunakan indikator
produktivitas untuk mengevaluasi sejauh mana organisasi memanfaatkan sumber
daya dengan efektif. Analisis produksi juga berkaitan erat dengan inovasi, karena
pengenalan teknologi baru atau perubahan dalam proses produksi dapat secara
signifikan memengaruhi efisiensi dan output. Dengan memahami dinamika ini,
manajer dapat mengarahkan upaya inovasi untuk meningkatkan kinerja produksi
secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Drury, C. (2008). Management and Cost Accounting. (Vol. 6). London: [Cengage
Learning].
Garrison, R. H., Noreen, E. W., & Brewer, P. C. (2012). Managerial Accounting.
(Edisi ke-14). McGraw-Hill/Irwin
Horngren, et al. (2015). Cost Accounting 15th Edition. Pearson Education.
Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen. (2006). Cost Management: Accounting
and Control. Fifth Edition. South Western College Publishing, Australia.
Heizer, Jay and Barry Render. (2006). Operations Management. Eighth Edition.
Pearson Education Inc., New Jersey.
Heizer, J., & Render, B. (2014). Operations Management: Sustainability and
Supply Chain Management. Pearson.
Kaplan, R. S., & Anderson, S. R. (2007). Time-driven activity-based costing: a
Simpler and more powerful path to higher profits. Harvard business press.
Marshall, A. (1890). Principles of Economics. London: Macmillan and Co.
Mankiw, N. G., & Taylor, M. P. (2014). Ekonomi Mikro: Edisi Kedelapan.
Erlangga.
Samuelson, P. A., & Nordhaus, W. D. (2010). Ekonomi Mikro: Jilid Satu. Salemba
Empat.

Anda mungkin juga menyukai