Anda di halaman 1dari 25

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKADILAN

GENDER SISWA SMA NEGERI 1 TELUK DALAM TAHUN 2023

Penelitian Sosial

Disusun oleh:
1. Felisia Joy Sarumaha (NISN: 0077837686)
2. Felysia Feodora Hia (NISN: 0089494376)
3. Connie Princess A. Dachi (NISN: 0075023118)
4. Agnes Sari Maduwu (NISN: 0088333997)
5. Remalya Zagoto (NISN: 0085150937)
6. Junilius Sarumaha (NISN: 0073147024)
7. Ican Radian Zalukhu (NISN: 0069198371)

SMA NEGERI 1 TELUK DALAM


TAHUN 2023
Kata Pengantar

Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang “FAKTOR
KETIDAKADILAN GENDER SISWA SMA NEGERI 1 TELUK DALAM DAN ORANG TUA
TAHUN 2023” dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai Ketidakadilan Gender yang sudah semakin marak dan seharusnya
layak untuk di perbaiki. Penyusun berterimakasih kepada Bapak R.S.K. Siburian dan kepada orang
orang yang membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran dan usulan demi perbaikan dari makalah
yang penyusun buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah di susun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dari penyusun memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah penyusun di waktu yang akan datang.

Telukdalam, 07 November 2023

Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................3
1.2 Identifikasi Masalah............................................................................................................................4
1.3 Batasan Masalah..................................................................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian.................................................................................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian...............................................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI, KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN................................5
2.1 Landasan Teori....................................................................................................................................6
2.1.1 Ketidakadilan....................................................................................................................................6
2.2 Landasan Konseptual..........................................................................................................................8
2.3 Hipotesis Penelitian..............................................................................................................................8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................................................9
3.1 Waktu Dan Tempat.............................................................................................................................9
3.1.1 Waktu................................................................................................................................................9
3.1.2 Tempat...............................................................................................................................................9
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................................................................9
3.2.1 Populasi..............................................................................................................................................9
3.2.2 Sampel penelitian..............................................................................................................................9
3.3 Metode penelitian...............................................................................................................................10
3.4 Instrumen Penelitian..........................................................................................................................10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................................................14
4.1 Gambaran Umum..............................................................................................................................14
4.1.1 Profil sekolah...................................................................................................................................14
SMA NEGERI 1 TELUKDALAM Jl. Pendidikan no.13 telukdalam, Pasar Teluk dalam, kecamatan
Teluk dalam, Kabupaten Nias selatan, Provinsi Sumatra utara.........................................................14
4.1.2 Profil Responden.............................................................................................................................14
4.2 Penyajian Dan Analisis Data.............................................................................................................15
4.3 Pembahasan........................................................................................................................................15
BAB V PENUTUP........................................................................................................................................24
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia seharusnya hidup dengan adil agar kehidupan masyarakat damai sejahtera dan
sentosa. Perempuan harus di anggap setara dengan laki-laki, untuk mewujudkan kehidupan yang
harmonis, terwujudnya cita-cita, terhindar dari masalah serta mengamalkan ajaran agama.
Nyatanya di Indonesia masih maraknya tindakan ketidakadilan di kehidupan masyarakat
dan perempuan juga masih di anggap tidak setara dengan laki-laki. Hal ini terlihat dari segi
ekonomi yang meliputi pendapatan yang di bawah standar, sempitnya lapangan kerja, tingginya
tingkat kebutuhan, serta banyaknya kompotiter, jika dilihat dari segi pendidikan meliputi
kurangnya fasilitas, mementingkan latar belakang keluarga, kurangnya tenaga kerja,
memandingkan kemampuan siswa, serta ada juga yang membandingkan visual siswa. Dari segi
gender ada yang meliputi perebutan hak perempuan, adanya pantangan pekerjaan terhadap
perempuan, adanya tuntutan kewajiban rumah pada perempuan, adanya batasan pendidikan
terhadap kaum perempuan.
Adanya tindakan ketidakadilan dalam hal ras yaitu adanya perbedaan warna kulit,
membedakan dan membandingkan suku, budaya, dan antargolongan suatu pihak. Dari segi agama
yaitu meliputi tindakan dalam membedakan kaum mayoritas dengan kaum minoritas, serta adanya
sifat fanatisme yang merasa agama yang dianut lebih hebat atau baik dari agama lain .
Dari segi sudut pandang adanya perbedaan pendapat sehingga biasanya dapat
menimbulkan ketidakadilan. Dari segi jabatan adanya tindakan ketidakadilan yang memanfaatkan
dan melibatkan orang dalam, dan tidak jarang melakukan tindakan penyuapan.
Agar dapat terwujudnya kehidupan yang damai sejahtera dan sentosa sebaiknya pemerintah
memberikan perhatian serta tindakan lebih terhadap masyarakat terutama terhadap kaum
perempuan yang mendapat dampak dari sikap ketidakadilan.

1.2 Identifikasi Masalah


Dalam hal masalah ekonomi, terdapat pendapatan di bawah standar, sempitnya lapangan
kerja, tinggi tingkat kebutuhan, banyak kompotiter. Dalam hal pendidikan, kurangnya fasilitas,
mementingkan latar belakang keluarga, kurangnya tenaga kerja (guru), sering membandingkan
kemampuan siswa. Dalam hal gender/ketidakadilan kepada perempuan, dibatasi pekerjaan.
Memberikan pantangan yang banyak, kewajiban yang harus dilakukan, dan pendidikan yang
dibatasi. Dalam hal ras pembedaan perilaku kepada orang lain dengan melihat perbedaan warna
kulit. Perbedaan suku, dan budaya. Dalam hal agama, membedakan kaum mayoritas dengan
minoritas, adanya sifat fanatisme. Adanya perbedaan pendapat karena sudut pandang yang
berbeda. Kemudian dalam hal jabatan, adanya penyuapan, memiliki jabatan karna adanya orang
dalam. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan kepada masyarakat.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat terbatasnya dana, waktu, dan tenaga. Peneliti fokus pada sempitnya lapangan
kerja, tingginya tingkat kebutuhan, dibatasi pekerjaan kepada perempuan, pantangan yang harus
dipatuhi, kewajiban yang wajib dikerjakan oleh perempuan, karna peneliti masih seorang pelajar.

1.4 Rumusan Masalah


1. Mengapa perempuan mendapatkan stereotipe negatif
2. Mengapa tingginya kemiskinan sering terjadi pada perempuan
3. Mengapa perempuan sering mengalami perlakuan subordinasi
4. Mengapa perempuan sering mendapat tindakan kekerasan
5. Mengapa budaya patriarki lebih sering terjadi di masyarakat

1.5 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui alasan perempuan mendapatkan stereotipe negatif
2. Untuk mengetahui alasan tingginya kemiskinan sering terjadi pada perempuan
3. Untuk mengetahui alasan perempuan sering mengalami perlakuan subordinasi
4. Untuk mengetahui alasan perempuan sering mendapat tindakan kekerasan
5. Untuk mengetahui alasan budaya patriarki lebih sering terjadi di masyarakat

1.6 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Bagi peneliti/akademik
a. Peneliti mampu menyelidiki masalah dalam ketidakadilan pada perempuan.
b. Mampu menyelesaikan masalah secara bersama atau berkelompok
2. Manfaat Bagi Pembaca
a. Dapat menambah wawasan tentang diskriminasi kepada perempuan
b. Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan terhadap perempuan
3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
a. Peneliti dapat menjadikan data awal untuk penelitian selanjutnya
b. Dapat menyempurnakan penelitian sebelumnya
c. Peneliti dapat melakukan penelitian lebih baik
BAB II
LANDASAN TEORI, KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Ketidakadilan
2.1.1.1 Pengertian Ketidakadilan Menurut Para Ahli
a. Mansour (2013:12-13)
Menurut Mansour (2013:12-13) ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai
bentuk ketidakadilan, yakni marginalisasi atau proses pemiskinan, subordinasi atau menempatkan
perempuan pada posisi yang tidak penting, pembentukan stereotip atau pelebelan negatif,
kekerasan, serta beban kerja lebih panjang.

2.1.1.2 Bentuk-bentuk Ketidakadilan


a. Beban Ganda
Mengerjakan tanggung jawab secara berlebihan.Contohnya, Seorang istri melakukan
pekerjaan rumah tangga.
b. Peminggiran
Perempuan tidak dapat memberikan kontribusi dalam suatu aspek terhadap bidang
pekerjaan tertentu. Contohnya, Pekerjaan yang berhubungan dengan pembangunan minim
kontribusi perempuan karena perempuan dianggap nama secara fisik dan psikologis.
c. Kekerasan
Kekerasan terjadi dikarenakan perempuan dianggap belum ada. Narasi tubuh perempuan
dianggap sebagai objek seksual. Contohnya,
 Kekerasan fisik : dipukul, ditampar
 Kekerasan seksual : dipegang di bagian tubuh tertentu tanpa persetujuan
 Kekerasan Psikologis : ucapan menyakitkan, kata-kata kotor, bentakkan, hinaan dan
ancaman
d. Diskriminasi
a. Perempuan tidak harus berpendidikan tinggi tapi harus bisa memasak. Perempuan selalu
dibatasi dalam melakukkan suatu pergaulan terlebih di luar rumah.
b. Laki-laki harus berpendidikan dan juga harus bekerja di luar rumah dan pergaulannya
tidak selalu di batasi seperti perempuan.

2.1.1.3 Faktor-faktor Ketidakadilan Gender


a. Pelabelan sifat-sifat tertentu atau Stereotipe
Perempuan cenderung mendapatkan stereotipe yang merendahkan seperti perempuan
adalah makhluk yang lemah, emosi, cengeng dan tidak tahan banting.
b. Kemiskinan Ekonomi terhadap Perempuan
Perempuan biasa yang berpotensi sebagai petani banyak mengalami kemiskinan ekonomi.
Karena petani identik dengan profesi laki-laki. Di luar pekerjaan petani. Pekerjaan perempuan
dianggap lebih rendah sehingga berimbas pada perbedaan gaji yang diterima oleh perempuan.
c. Subordinasi pada salah satu jenis kelamin (perempuan)
Perlakuan menomorduakan perempuan pemimpin masyarakat hanya pantas dipegang oleh
laki-laki.
d. Tindak kekerasan terhadap perempuan
Karena perempuan dianggap kaum lemas secara fisik sehingga seringkali mengalami
kekerasan Contohnya, pemukulan, pemerkosaan, dan pelecehan seksual.
e. Budaya Patriarkhi di masyarakat
Budaya patriarkhi menganggap kaum laki-laki secara kodriati memiliki suporteritas atas
kaum perempuan.Patriarkhi dipandang sebagai ideologi bagaimana laki-laki mendominasi.
Masyarakat yang patriarkhi adalah masyarakat yang dimana laki-laki memiliki kekuatan dan
kontrol. Perempuan biasanya dieksploitasi, dirugikan dan mempunyai status yang lebih rendah.

2.1.1.4 Contoh Kasus Ketidakadilan Gender


Jam kerja wanita dikurangi, komnas perempuan: bisa muncul ketidakadilan gender
Jakarta – Wapres Jusuf Kalla mewacanakan pemangkasan jam kerja bagi karyawan wanita
yang memiliki anak. Komnas Perempuan menilai ide tersebut bisa menimbulkan ketidakadilan
gender.”Dalam pandangan kami kebijakan ini dapat menimbulkan ketidakadilan gender. Kami pun
menjadi ragu (kebijakan ini) akan dapat menyelesaikan masalah,” kata Ketua Komnas Perempuan
Yuniyanti Chuzaifah di sela-sela dialog terbuka soal perempuan pekerja migran dengan Menaker
Hanif Dhakiri di Kantor Kemenaker, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Senin (1/12/2014).
Menurut Yuni mungkin wacana yang dilontarkan JK itu bermaksud baik, namun Komnas
Perempuan khawatir hal tersebut justru akan mengganggu kinerja pegawai.
“Ketakutan kami nanti menimbulkan diskriminasi gender atau ketidakadilan dalam
pengasuhan anak karena seakan-akan tugas parenting tanggung jawab perempuan, padahal itu juga
kewajiban dari laki-laki,” ujar Yuni.
Selain itu usulan ini dianggap tidak akan menyelesaikan permasalahan pengasuhan anak.
Anak yang kurang perhatian tidak bisa diatasi dengan program pengurangan jam kerja ibunya.
Menurut Yuni, sebaiknya pemerintah lebih fokus pada masalah yang lebih krusial.”Lebih baik
menyelesaikan problem kemacetan di Jakarta saja,” sarannya.
Selain itu, Yuni mengatakan tidak semua perempuan memiliki suami. Bisa saja perempuan
tersebut single parent sehingga jika jam kerjanya berkurang akan berpengaruh pada masalah
ekonomi.
Berbeda dengan usulan pemangkasan jam kerja, Komnas Perempuan justru menyambut
baik kebijakan di Kementerian Agraria yang membolehkan PNS perempuan terlambat masuk kerja
karena alasan menyusui.
“Kalau dalam hal ini kami menyambut positif karena proses menyusui itu merupakan
bagian dari fungsi kesehatan reproduksi, dan seharusnya seperti ini,” tambah Yuni.
2.2 Landasan Konseptual
Mansour (2013 : 12-13) ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai bentuk,
yakni proses kemiskinan, menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting, kekerasan,
serta beban kerja yang lebih panjang.
Ciri-ciri ketidakadilan gender adalah yang pertama, beban ganda yaitu mengerjakan
tanggung jawab secara berlebihan. Kedua, peminggiran yaitu perempuan tidak dapat memberikan
konstribusi dalam suatu aspek atau bidang pekerjaan tertentu. Ketiga, kekerasan yaitu terjadi
dikarenakan perempuan dianggap lemah dan narasi tubuh perempuan sebagai objek seksual.
Keempat, diskriminasi contohnya perempuan tidak harus berpendidikan tinggi, laki laki harus
berpendidikan dan juga harus bekerja.
Faktor-faktor ketidadadilan gender adalah adanya pelabelan sifat-sifat tertentu, kemiskinan
ekonomi terhadap perempuan, subordinasi pada salah satu jenis kelamin (perempuan), tindakan
kekerasan terhadap perempuan, budaya patriarki terhadap masyarakat.
Contoh kasus ketidakadilan gender yaitu Jam kerja wanita dikurangi, dimana seorang
perempuan diberikab batasan dalam waktu bekerja dan agar seorang perempuan lebih
mengutamakan pekerjaan rumah tangga terlebih dalam mengasuh anak. Sehingga perempuan
terkhususnya seorang ibu cenderung tidak bisa bekerja di luar rumah Karena harus lebih
memperhatikan pekerjaan rumah tangga. Dan dari skriminasi tersebut banyak perempuan yang
menjadi single parent sehingga jam kerjanya berkurang akan berpengaruh pada masalah ekonomi.

2.3 Hipotesis Penelitian


Ketidakadilan adalah tindakan yang tidak menyamaratakan pihak yang satu dengan pihak
yang lainnya. Ketidakadilan gender adalah tindakan diskriminasi, ketidaksetaraan terhadap suatu
gender terlebih kepada kaum perempuan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu
Penelitian ini di mulai Senin, 14 November 2023.
3.1.2 Tempat
Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Teluk Dalam, Jalan Pendidikan No.13 Kelurahan
Pasar Telukdalam, Kab. Nias Selatan.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1 Populasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia populasi adalah jumlah orang atau penduduk di
suatu daerah atau jumlah orang atau pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama.
Berikut populasi di tempat penelitian
No Kelas L P Jumlah
1. XII-MIPA Anggrek 9 27 36
2. XII- MIPA Dahlia 16 18 34
3. XII- MIPA Edelwies 12 24 36
4. XII- MIPA Lavender 10 18 28
5. XII- MIPA Melati 9 25 34
6. XII- MIPA Teratai 9 17 26
7. XII-IPS Aster 6 26 32
8. XII-IPS Bakung 22 14 36
9. XII-IPS Bougenville 19 7 26

3.2.2 Sampel penelitian


Menurut KBBI, sampel adalah
1. Sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar.
2. Bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar:
Per contoh
Sampel penelitian kami adalah 20% dari 288 siswa kelas XII di SMA Negeri 1 Teluk Dalam.
Jadi sampel setiap kelas berjumlah 6- 7 orang.

3.3 Metode penelitian


Metode diartikan dengan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI Luring)
3.4 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiono (2013). Instumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Lembar Instrumen Penelitian


a. Identitas subjek penelitian
1. Nama lengkap (sesuai dapodik)
2. NISN
3. Kelas
b. Petunjuk pertanyaan
1. Jawablah dengan jujur sesuai pengalaman anda
2. Pertanyaan ini bersifat personal
3. Pertanyaan tidak untuk di sebar luaskan
NB.
Data anda tidak untuk disalahgunakan
c. Daftar pertanyaan
Pertanyaan tertutup adalah teknik yang digunakan sehingga siswa hanya menjawab Ya atau
Tidak, Salah atau Benar.

Pertanyaan terbuka adalah mengajak penjawabnya untuk berpikir dan merenung.


1. Saya sering mendengar ketidakadilan.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
2. Di lingkungan sekolah saya… tidak mendengar ketidakadilan.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
3. Saya …mendengar ketidakadilan gender.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
4. Saya pernah mengalami ketidakadilan gender.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
5. Anda menjadi pelaku ketidakadilan gender.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
6. Perempuan sering di anggap lemah.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
7. Perempuan adalah sosok yang emosian.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
8. Perempuan sering di cap tidak tahan banting.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
9. Menurut Anda,kaum perempuan menjadi petani karena miskin.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
10. Pekerjaan perempuan dianggap lebih rendah dibandingkan laki-laki.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu

11. Gaji atau pendapatan laki-laki lebih tinggi di banding gaji perempuan
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
12. Perempuan sering dianggap tidak sederajat dengan laki-laki karena perbedaan jumlah
gaji atau upah.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
13. Perempuan selalu di nomorduakan dalam banyak hal.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
14. Laki-laki dianggap lebih pantas menjadi seorang pemimpin dalam masyarakat.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
15. Perempuan sangat berpotensi menjadi pemimpin termasuk di dalam unsur
pemerintahan misalnya kepala desa.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
16. Kepemimpinan kaum perempuan tau kalah bagus dari laki-laki.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
17. Perempuan juga di lahirkan untuk menjadi pemimpin.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
18. Perempuan sering mendapatkan kekerasan.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
19. Perempuan dijadikan sebagai objek pelecehan seksual.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
20. Perempuan di jadikan sebagai objek pemerkosaan.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
21. Pelecehan kepada perempuan karena faktor internal misalnya cara berpakaian banyak..
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
22. Masyarakat menganggap perempuan sebagai hirearki terbawah..
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
23. Budaya patriarki dapat menyebabkan diskriminasi terhadap perempuan..
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
24. Di Indonesia,budaya patriarki lebih menonjol di bandingkan matriarki.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang berjudul
“Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ketidakadilan Gender Siswa SMA Negeri 1 Telukdalam”
dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan kuesioner. Saat mengirim kuesioner pada siswa SMA
Negeri 1 Telukdalam tidak semua yang mengisi karena google form yang tidak bisa di buka dan
yang lain tidak merespon.

4.1 Gambaran Umum


4.1.1 Profil sekolah
SMA Negeri 1 Telukdalam Jl. Pendidikan No.13 Telukdalam, Pasar Teluk Dalam,
Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias selatan, Provinsi Sumatra Utara.

4.1.2 Profil Responden


Penelitian dilakukan pada Siswa SMA Negeri 1 Telukdalam dengan jumlah responden 31
orang. Usia siswa kelas XII 16-17 tahun, berjenis kelamin perempuan dan laki-laki.

4.2 Penyajian dan Analisis Data


1. Perempuan mendapatkan stereotipe negatif dikarenakan sudut pandang beberapa orang
yang masih menganggap perempuan rendah dan tidak pantas untuk menjadi pemimpin.
2. Tingginya kemiskinan sering terjadi pada perempuan karena perempuan selalu dianggap
rendah dan disepelekan.
3. Perempuan sering mengalami perlakuan subordinasi karena adanya anggapan bahwa
perempuan tidak boleh sekolah tinggi-tinggi ataupun tidak boleh menjadi pemimpin dalam
sebuah perkerjaan dan perempuan lebih dianggap cocok dalam mengerjakan pekerjaan rumah
4. Perempuan sering mendapat tindakan kekerasan karena perempuan lemah lembut, perempuan
juga adalah sosok penyayang.
5. Budaya patriarki lebih sering terjadi di masyarakat karena budaya ini telah mendarah daging
dalam masyarakat kita sejak lama, bahkan sebelum masyarakat mengenal tulisan. Karena
sudah sejak dahulu, budaya masyarakat telah menganggap laki laki lebih tinggi daripada
perempuan.

Berikut data terkait per item.


1. Dari 31 responden 48,4% sering mendengar ketidakadilan dengan jumlah 15 orang, 38,7%
kadang-kadang dengan jumlah 12 orang, 9,7% selalu dengan jumlah 3 orang dan 3,2% jarang
dengan jumlah 1 orang.

2. Dari 31 responden 38,7% kadang-kadang mendengar ketidakadilan disekolah dengan


jumlah 12 orang, 25,8% sering dengan jumlah 8 orang, 22,6% jarang dengan jumlah 7 orang,
9,7% tidak pernah dengan jumlah 3 orang dan 3,2% selalu dengan jumlah 1 orang.

3. Dari 31 responden 41,9% kadang kadang mendengar ketidakadilan gender dengan jumlah
13 orang, 29% jarang dengan jumlah 9 orang, 19,4% tidak pernah dengan jumlah 6 orang, 6,5%
sering dengan jumlah 2 orang dan 3,2% selalu dengan jumlah 1 orang.
4. Dari 31 responden 51,6% tidak pernah mengalami ketidakadilan gender dengan jumlah 16
orang, 29% jarang dengan jumlah 9 orang, 12,9% kadang-kadang dengan jumlah 4 orang dan
6,5% sering dengan jumlah 2 orang.

5. Dari 31 responden 87,1% tidak pernah menjadi pelaku ketidakadilan gender dengan jumlah
27 orang, 6,5% jarang dengan jumlah 2 orang dan 6,5% kadang-kadang dengan jumlah 2 orang.

6. Dari 31 responden 38,7% sangat tidak setuju perempuan dianggap lemah dengan jumlah 12
orang, 19,4% setuju dengan jumlah 6 orang, 16,1% kurang setuju dengan jumlah 5 orang, 12,9%
tidak setuju dengan jumlah 4 orang dan 12,9% sangat setuju dengan jumlah 4 orang.

7. Dari 31 responden 38,7% kurang setuju perempuan adalah sosok yang emosian dengan
jumlah 12 orang, 38,7% setuju dengan jumlah 12 orang, 16,1% sangat setuju dengan jumlah 5
orang, 3,2% sangat tidak setuju dengan jumlah 1 orang dan 3,2% tidak setuju dengan jumlah 1
orang.
8. Dari 31 responden 35,5% tidak setuju perempuan di cap tidak tahan banting dengan jumlah
11 orang, 25,8% tidak setuju dengan jumlah 8 orang, 19,4% sangat tidak setuju dengan jumlah 6
orang, 12,9% setuju dengan jumlah 4 orang dan 6,5% sangat setuju dengan jumlah 2 orang.

9. Dari 31 responden 51,6% sangat tidak setuju kaum perempuan menjadi petani karena
miskin dengan jumlah 16 orang, 29% tidak setuju dengan jumlah 9 orang, 12,9% kurang setuju
dengan jumlah 4 orang dan 3,2% setuju dengan jumlah 1 orang.

10. Dari 31 responden 41,9% sangat tidak setuju pekerjaan perempuan dianggap lebih rendah
dibandingkan laki –laki dengan jumlah 13 orang, 25,8% tidak setuju dengan jumlah 8 orang,
25,8% kurang setuju dengan jumlah 8 orang dan 6,5% setuju dengan jumlah 2 orang.

11. Dari 31 responden 41,9% kurang setuju upah laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan
dengan jumlah 13 orang, 29% tidak setuju dengan jumlah 9 orang, 19,4% sangat tidak setuju
dengan jumlah 6 orang dan 9,7% setuju dengan jumlah 3 orang.
12. Dari 31 responden 38,7% kadang-kadang menganggap perempuan tidak sederajat dengan
laki-laki karena perbedaan jumlah gaji atau upah dengan jumlah 12 orang, 25,8% sering dengan
jumlah 8 orang, 22,6% jarang dengan jumlah 7 orang dan 12,9% tidak pernah dengan jumlah 4
orang.

13. Dari 31 responden 32,3% tidak setuju perempuan selalu dinomorduakan dalam banyak hal
dengan jumlah 10 orang, 29% kurang setuju dengan jumlah 9 orang, 19,4% sangat tidak setuju
dengan jumlah 6 orang, 16,1% setuju dengan jumlah 5 orang dan 3,2% sangat setuju dengan
jumlah 1 orang.

14. Dari 31 responden 35,5% kurang setuju laki-laki dianggap lebih pantas menjadi seorang
pemimpin dalam masyarakat dengan jumlah 11 orang, 32,3% setuju dengan jumlah 10 orang,
16,1% sangat setuju dengan jumlah 5 orang, 9,7% tidak setuju dengan jumlah 3 orang dan 6,5%
sangat tidak setuju dengan jumlah 2 orang.

15. Dari 31 responden 48,4% setuju perempuan berpotensi menjadi pemimpin termasuk di
dalam unsur pemerintahan misalnya kepala desa dengan jumlah 15 orang, 19,4% sangat satuju
dengan jumlah 10 orang dan 32,3% kurang setuju dengan jumlah 6 orang.
16. Dari 31 responden 46,7% setuju kepemimpinan kaum perempuan tidak kalah bagus dari
laki-laki dengan jumlah 14 orang, 30% sangat setuju dengan jumlah 9 orang, 20% kurang setuju
dengan jumlah 6 orang dan 3,2% tidak setuju dengan jumlah 1 orang.

17. Dari 31 responden 48,4% sangat setuju perempuan juga dilahirkan untuk menjadi
pemimpin dengan jumlah 15 orang, 38,7% setuju dengan jumlah 12 orang, 6,5% kurang setuju
dengan jumlah 2 orang, 3,2% tidak setuju dengan jumlah 1 orang dan 3,2% sangat tidak setuju
dengan jumlah 1 orang.

18. Dari 31 responden 38,7% kadang-kadang menganggap perempuan sering mendapatkan


kekerasan dengan jumlah 12 orang, 29% jarang dengan jumlah 9 orang, 25,8% sering dengan
jumlah 8 orang dan 6,5% tidak pernah dengan jumlah 2 orang.

19. Dari 31 responden 58,1% sangat tidak setuju menganggap perempuan dijadikan sebagai
objek pelecehan seksual dengan jumlah 18 orang, 19,4% tidak setuju dengan jumlah 6 orang,
16,1% setuju dengan jumlah 5 orang dan 6,5% kurang setuju dengan jumlah 2 orang
20. Dari 31 responden 54,8% sangat tidak setuju menganggap perempuan dijadikan sebagai
objek pemerkosaan dengan jumlah 17 orang, 19,4% tidak setuju dengan jumlah 6 orang, 16,1%
setuju dengan jumlah 5 orang dan 9,7% kurang setuju dengan jumlah 3 orang.

21. Dari 31 responden 32,3% setuju pelecehan kepada perempuan karena factor internal
misalnya cara berpakaian dengan jumlah 10 orang, 29% tidak setuju dengan jumlah 9 orang
19,4% sangat tidak setuju dengan jumlah 6 orang dan 19,4% kurang setuju dengan jumlah 6
orang.

22. Dari 31 responden 38,7% kurang setuju menganggap laki-laki sebagai hirearki teratas
dengan jumlah 12 orang, 29% setuju dengan jumlah 9 orang, 19,4% tidak setuju dengan jumlah 6
orang dan 12,9% sangat tidak setuju dengan jumlah 4 orang.

23. Dari 31 responden 35,5% sangat tidak setuju masyarakat menganggap perempuan sebagai
hirearki terbawah dengan jumlah 11 orang, 32,2% tidak setuju dengan jumlah 10 orang, 22,6%
kurang setuju dengan jumlah 7 orang dan 9,7% setuju dengan jumlah 3 orang.
24. Dari 31 responden 32,2% setuju budaya patriarki dapat menyebabkan diskriminasi pada
perempuan dengan jumlah 10 orang, 29% kurang setuju dengan jumlah 9 orang, 19,4% tidak
setuju dengan jumlah 6 orang, 12,9% sangat tidak setuju dengan jumlah 4 orang dan 6,5% sangat
setuju dengan jumlah 2 orang.

25. Dari 31 responden 41,9% setuju jika Di Indonesia,budaya patriarki lebih menonjol di
bandingkan matriarki dengan jumlah 13 orang, 32,3% kurang setuju dengan jumlah 10 orang,
9,7% sangat tidak setuju dengan jumlah 3 orang, 9,7% sangat setuju de ngan jumlah 3 orang dan
6,5% tidak setuju dengan jumlah 2 orang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang di dapatkan dari hasil penelitian berupa koesioner kepada siswa/i
yang belajar di sekolah SMA Negeri 1 Telukdalam, penulis telah menyimpulkan beberapa hal
berikut:
Secara umum ketidakadilan gender pada perempuan sebagai berikut:
a. perempuan cenderung mendapatkan perlakuan tidak adil dalam bentuk fisik, disebabkan
ketahanan fisik yang di miliki wanita jauh dari rata - rata ketahan fisik yang di miliki oleh pria
b. wanita memiliki keterbatasan waktu, dikarenakan pembagian waktu jam kerja wanita lebih
padat jika di banding dengan waktu jam kerja pria, di karenakan wanita harus melaksanakan
kewajiban sebagai ibu rumah sekaligus bekerja mencari nafkah.
c. wanita memiliki banyak pantangan baik dalam sikap, perilaku, tutur kata, kebiasaan.
d. perempuan dianggap lemah terhadap mental di karenakan, perempuan mudah tersentuh,
rapuh, dan tersakiti. Itulah alasan mengapa perempuan harus di perlakukan secara lembut dan
hati-hati.
Sedangkan di lingkungan SMA Negeri 1 Telukdalam, peneliti telah menyimpulkan
sebagai berikut:
a. perempuan di anggap setara dengan laki laki
b. perempuan jarang mengalami deskriminasi
c. perempuan jarang mendapatkan perlakuan tidak adil
d. perempuan justru lebih berperan aktif di lingkungan SMA Negeri 1 Telukdalam

5.2 Saran
Masyarakat seringkali memahami dan mengartikan bahwa gender adalah sama dengan
jenis kelamin, atau gender pasti selalu terkait dengan perempuan. Dalam meningkatkan
pemberdayaan kaum perempuan, pemerintah telah melakukan beberapa upaya diantaranya yaitu
meningkatkan jumlah perempuan dalam kegiatan ekonomi atau bidang ketenagakerjaan,
meningkatkan jumlah perempuan dalam pengambilan keputusan di pemerintahan, menargetkan
keterwakilan 30 persen perempuan dalam pemilu legislatif, menerapkan wajib belajar 12 tahun,
meningkatkan angka melek huruf melalui program pemberantasan buta huruf atau pendidikan
keaksaraan, meningkatkan kualitas layanan kesehatan terhadap ibu dan anak, serta memberikan
edukasi bagi para ibu hamil dan calon orang tua untuk menggunakan penolong persalinan yang
memiliki kualifikasi dan menyusui bayi selama dua tahun.
Masyarakat secara bersama-sama harus mampu untuk menciptakan akses dan kontrol
terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya bagi perempuan agar perempuan dapat
mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif
dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri.
Pemberdayaan perempuan merupakan sebuah proses sekaligus tujuan. Oleh karena itu,
pemberdayaan perempuan tidak akan terlepas dari pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, mampu menggali dan
memanfaatkan potensi-potensi yang ada di daerahnya, dan membantu masyarakat untuk terbebas
dari keterbelakangan.
Daftar Pustaka

https://www.kompas.com/skola/read/2023/04/06/054500669/bentuk-ketidakadilan-dalam-
masalah-sosial-
https://mappifhui.org/ketidakadilan-gender-kekerasan-terhadap-perempuan
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/
31790/75676580424#:~:text=Menurut%20Mansour%20
https://wageindicator-data-academy.org/countries/data-akademi-garmen-indonesia-bahasa/
sensitivitas-gender/bentuk-bentuk-ketidakadilan-gender
https://docs.google.com/forms/d/1VaP7jPQd-
jwUCNiGnXPQru1ZFdTnmiHnGyGScZ4B8iI/edit?usp=drivesdk
https://docs.google.com/forms/d/1VaP7jPQd-
jwUCNiGnXPQru1ZFdTnmiHnGyGScZ4B8iI/edit?usp=drivesdk
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/4663/kemen-pppa-pemberdayaan-
ekonomi-kreatif-perempuan-gerbang-awal-keluar-dari-kemiskinan#:~:text=Berdasarkan
%20data%20dari%20Badan%20Pusat,pada%20angka%209%2C40%25
https://theconversation.com/kemiskinan-tidak-selalu-netral-gender-perempuan-lebih-
menderita-akan-dampaknya-200637
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/11/upah-laki-laki-lebih-tinggi-43-dari-
perempuan-dalam-usaha-jasa
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190424154951-4-68602/sri-mulyani-gaji-perempuan-
23-lebih-rendah-dibanding-pria
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-pontianak/baca-artikel/15732/Pemberdayaan-
Perempuan-untuk-Kesetaraan.html#:~:text=Dalam%20meningkatkan%20pemberdayaan
%20kaum%20perempuan,keterwakilan%2030%20persen%20perempuan%20dalam
Lampiran 1 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai