Makalah Sosiologi
Makalah Sosiologi
Penelitian Sosial
Disusun oleh:
1. Felisia Joy Sarumaha (NISN: 0077837686)
2. Felysia Feodora Hia (NISN: 0089494376)
3. Connie Princess A. Dachi (NISN: 0075023118)
4. Agnes Sari Maduwu (NISN: 0088333997)
5. Remalya Zagoto (NISN: 0085150937)
6. Junilius Sarumaha (NISN: 0073147024)
7. Ican Radian Zalukhu (NISN: 0069198371)
Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang “FAKTOR
KETIDAKADILAN GENDER SISWA SMA NEGERI 1 TELUK DALAM DAN ORANG TUA
TAHUN 2023” dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai Ketidakadilan Gender yang sudah semakin marak dan seharusnya
layak untuk di perbaiki. Penyusun berterimakasih kepada Bapak R.S.K. Siburian dan kepada orang
orang yang membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran dan usulan demi perbaikan dari makalah
yang penyusun buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah di susun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dari penyusun memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah penyusun di waktu yang akan datang.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................3
1.2 Identifikasi Masalah............................................................................................................................4
1.3 Batasan Masalah..................................................................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian.................................................................................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian...............................................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI, KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN................................5
2.1 Landasan Teori....................................................................................................................................6
2.1.1 Ketidakadilan....................................................................................................................................6
2.2 Landasan Konseptual..........................................................................................................................8
2.3 Hipotesis Penelitian..............................................................................................................................8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................................................9
3.1 Waktu Dan Tempat.............................................................................................................................9
3.1.1 Waktu................................................................................................................................................9
3.1.2 Tempat...............................................................................................................................................9
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................................................................9
3.2.1 Populasi..............................................................................................................................................9
3.2.2 Sampel penelitian..............................................................................................................................9
3.3 Metode penelitian...............................................................................................................................10
3.4 Instrumen Penelitian..........................................................................................................................10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................................................14
4.1 Gambaran Umum..............................................................................................................................14
4.1.1 Profil sekolah...................................................................................................................................14
SMA NEGERI 1 TELUKDALAM Jl. Pendidikan no.13 telukdalam, Pasar Teluk dalam, kecamatan
Teluk dalam, Kabupaten Nias selatan, Provinsi Sumatra utara.........................................................14
4.1.2 Profil Responden.............................................................................................................................14
4.2 Penyajian Dan Analisis Data.............................................................................................................15
4.3 Pembahasan........................................................................................................................................15
BAB V PENUTUP........................................................................................................................................24
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia seharusnya hidup dengan adil agar kehidupan masyarakat damai sejahtera dan
sentosa. Perempuan harus di anggap setara dengan laki-laki, untuk mewujudkan kehidupan yang
harmonis, terwujudnya cita-cita, terhindar dari masalah serta mengamalkan ajaran agama.
Nyatanya di Indonesia masih maraknya tindakan ketidakadilan di kehidupan masyarakat
dan perempuan juga masih di anggap tidak setara dengan laki-laki. Hal ini terlihat dari segi
ekonomi yang meliputi pendapatan yang di bawah standar, sempitnya lapangan kerja, tingginya
tingkat kebutuhan, serta banyaknya kompotiter, jika dilihat dari segi pendidikan meliputi
kurangnya fasilitas, mementingkan latar belakang keluarga, kurangnya tenaga kerja,
memandingkan kemampuan siswa, serta ada juga yang membandingkan visual siswa. Dari segi
gender ada yang meliputi perebutan hak perempuan, adanya pantangan pekerjaan terhadap
perempuan, adanya tuntutan kewajiban rumah pada perempuan, adanya batasan pendidikan
terhadap kaum perempuan.
Adanya tindakan ketidakadilan dalam hal ras yaitu adanya perbedaan warna kulit,
membedakan dan membandingkan suku, budaya, dan antargolongan suatu pihak. Dari segi agama
yaitu meliputi tindakan dalam membedakan kaum mayoritas dengan kaum minoritas, serta adanya
sifat fanatisme yang merasa agama yang dianut lebih hebat atau baik dari agama lain .
Dari segi sudut pandang adanya perbedaan pendapat sehingga biasanya dapat
menimbulkan ketidakadilan. Dari segi jabatan adanya tindakan ketidakadilan yang memanfaatkan
dan melibatkan orang dalam, dan tidak jarang melakukan tindakan penyuapan.
Agar dapat terwujudnya kehidupan yang damai sejahtera dan sentosa sebaiknya pemerintah
memberikan perhatian serta tindakan lebih terhadap masyarakat terutama terhadap kaum
perempuan yang mendapat dampak dari sikap ketidakadilan.
11. Gaji atau pendapatan laki-laki lebih tinggi di banding gaji perempuan
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
12. Perempuan sering dianggap tidak sederajat dengan laki-laki karena perbedaan jumlah
gaji atau upah.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
13. Perempuan selalu di nomorduakan dalam banyak hal.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
14. Laki-laki dianggap lebih pantas menjadi seorang pemimpin dalam masyarakat.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
15. Perempuan sangat berpotensi menjadi pemimpin termasuk di dalam unsur
pemerintahan misalnya kepala desa.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
16. Kepemimpinan kaum perempuan tau kalah bagus dari laki-laki.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
17. Perempuan juga di lahirkan untuk menjadi pemimpin.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
18. Perempuan sering mendapatkan kekerasan.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
19. Perempuan dijadikan sebagai objek pelecehan seksual.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
20. Perempuan di jadikan sebagai objek pemerkosaan.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
21. Pelecehan kepada perempuan karena faktor internal misalnya cara berpakaian banyak..
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
22. Masyarakat menganggap perempuan sebagai hirearki terbawah..
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
23. Budaya patriarki dapat menyebabkan diskriminasi terhadap perempuan..
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
24. Di Indonesia,budaya patriarki lebih menonjol di bandingkan matriarki.
a. tidak pernah
b. jarang
c. kadang-kadang
d. sering
e. selalu
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang berjudul
“Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ketidakadilan Gender Siswa SMA Negeri 1 Telukdalam”
dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan kuesioner. Saat mengirim kuesioner pada siswa SMA
Negeri 1 Telukdalam tidak semua yang mengisi karena google form yang tidak bisa di buka dan
yang lain tidak merespon.
3. Dari 31 responden 41,9% kadang kadang mendengar ketidakadilan gender dengan jumlah
13 orang, 29% jarang dengan jumlah 9 orang, 19,4% tidak pernah dengan jumlah 6 orang, 6,5%
sering dengan jumlah 2 orang dan 3,2% selalu dengan jumlah 1 orang.
4. Dari 31 responden 51,6% tidak pernah mengalami ketidakadilan gender dengan jumlah 16
orang, 29% jarang dengan jumlah 9 orang, 12,9% kadang-kadang dengan jumlah 4 orang dan
6,5% sering dengan jumlah 2 orang.
5. Dari 31 responden 87,1% tidak pernah menjadi pelaku ketidakadilan gender dengan jumlah
27 orang, 6,5% jarang dengan jumlah 2 orang dan 6,5% kadang-kadang dengan jumlah 2 orang.
6. Dari 31 responden 38,7% sangat tidak setuju perempuan dianggap lemah dengan jumlah 12
orang, 19,4% setuju dengan jumlah 6 orang, 16,1% kurang setuju dengan jumlah 5 orang, 12,9%
tidak setuju dengan jumlah 4 orang dan 12,9% sangat setuju dengan jumlah 4 orang.
7. Dari 31 responden 38,7% kurang setuju perempuan adalah sosok yang emosian dengan
jumlah 12 orang, 38,7% setuju dengan jumlah 12 orang, 16,1% sangat setuju dengan jumlah 5
orang, 3,2% sangat tidak setuju dengan jumlah 1 orang dan 3,2% tidak setuju dengan jumlah 1
orang.
8. Dari 31 responden 35,5% tidak setuju perempuan di cap tidak tahan banting dengan jumlah
11 orang, 25,8% tidak setuju dengan jumlah 8 orang, 19,4% sangat tidak setuju dengan jumlah 6
orang, 12,9% setuju dengan jumlah 4 orang dan 6,5% sangat setuju dengan jumlah 2 orang.
9. Dari 31 responden 51,6% sangat tidak setuju kaum perempuan menjadi petani karena
miskin dengan jumlah 16 orang, 29% tidak setuju dengan jumlah 9 orang, 12,9% kurang setuju
dengan jumlah 4 orang dan 3,2% setuju dengan jumlah 1 orang.
10. Dari 31 responden 41,9% sangat tidak setuju pekerjaan perempuan dianggap lebih rendah
dibandingkan laki –laki dengan jumlah 13 orang, 25,8% tidak setuju dengan jumlah 8 orang,
25,8% kurang setuju dengan jumlah 8 orang dan 6,5% setuju dengan jumlah 2 orang.
11. Dari 31 responden 41,9% kurang setuju upah laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan
dengan jumlah 13 orang, 29% tidak setuju dengan jumlah 9 orang, 19,4% sangat tidak setuju
dengan jumlah 6 orang dan 9,7% setuju dengan jumlah 3 orang.
12. Dari 31 responden 38,7% kadang-kadang menganggap perempuan tidak sederajat dengan
laki-laki karena perbedaan jumlah gaji atau upah dengan jumlah 12 orang, 25,8% sering dengan
jumlah 8 orang, 22,6% jarang dengan jumlah 7 orang dan 12,9% tidak pernah dengan jumlah 4
orang.
13. Dari 31 responden 32,3% tidak setuju perempuan selalu dinomorduakan dalam banyak hal
dengan jumlah 10 orang, 29% kurang setuju dengan jumlah 9 orang, 19,4% sangat tidak setuju
dengan jumlah 6 orang, 16,1% setuju dengan jumlah 5 orang dan 3,2% sangat setuju dengan
jumlah 1 orang.
14. Dari 31 responden 35,5% kurang setuju laki-laki dianggap lebih pantas menjadi seorang
pemimpin dalam masyarakat dengan jumlah 11 orang, 32,3% setuju dengan jumlah 10 orang,
16,1% sangat setuju dengan jumlah 5 orang, 9,7% tidak setuju dengan jumlah 3 orang dan 6,5%
sangat tidak setuju dengan jumlah 2 orang.
15. Dari 31 responden 48,4% setuju perempuan berpotensi menjadi pemimpin termasuk di
dalam unsur pemerintahan misalnya kepala desa dengan jumlah 15 orang, 19,4% sangat satuju
dengan jumlah 10 orang dan 32,3% kurang setuju dengan jumlah 6 orang.
16. Dari 31 responden 46,7% setuju kepemimpinan kaum perempuan tidak kalah bagus dari
laki-laki dengan jumlah 14 orang, 30% sangat setuju dengan jumlah 9 orang, 20% kurang setuju
dengan jumlah 6 orang dan 3,2% tidak setuju dengan jumlah 1 orang.
17. Dari 31 responden 48,4% sangat setuju perempuan juga dilahirkan untuk menjadi
pemimpin dengan jumlah 15 orang, 38,7% setuju dengan jumlah 12 orang, 6,5% kurang setuju
dengan jumlah 2 orang, 3,2% tidak setuju dengan jumlah 1 orang dan 3,2% sangat tidak setuju
dengan jumlah 1 orang.
19. Dari 31 responden 58,1% sangat tidak setuju menganggap perempuan dijadikan sebagai
objek pelecehan seksual dengan jumlah 18 orang, 19,4% tidak setuju dengan jumlah 6 orang,
16,1% setuju dengan jumlah 5 orang dan 6,5% kurang setuju dengan jumlah 2 orang
20. Dari 31 responden 54,8% sangat tidak setuju menganggap perempuan dijadikan sebagai
objek pemerkosaan dengan jumlah 17 orang, 19,4% tidak setuju dengan jumlah 6 orang, 16,1%
setuju dengan jumlah 5 orang dan 9,7% kurang setuju dengan jumlah 3 orang.
21. Dari 31 responden 32,3% setuju pelecehan kepada perempuan karena factor internal
misalnya cara berpakaian dengan jumlah 10 orang, 29% tidak setuju dengan jumlah 9 orang
19,4% sangat tidak setuju dengan jumlah 6 orang dan 19,4% kurang setuju dengan jumlah 6
orang.
22. Dari 31 responden 38,7% kurang setuju menganggap laki-laki sebagai hirearki teratas
dengan jumlah 12 orang, 29% setuju dengan jumlah 9 orang, 19,4% tidak setuju dengan jumlah 6
orang dan 12,9% sangat tidak setuju dengan jumlah 4 orang.
23. Dari 31 responden 35,5% sangat tidak setuju masyarakat menganggap perempuan sebagai
hirearki terbawah dengan jumlah 11 orang, 32,2% tidak setuju dengan jumlah 10 orang, 22,6%
kurang setuju dengan jumlah 7 orang dan 9,7% setuju dengan jumlah 3 orang.
24. Dari 31 responden 32,2% setuju budaya patriarki dapat menyebabkan diskriminasi pada
perempuan dengan jumlah 10 orang, 29% kurang setuju dengan jumlah 9 orang, 19,4% tidak
setuju dengan jumlah 6 orang, 12,9% sangat tidak setuju dengan jumlah 4 orang dan 6,5% sangat
setuju dengan jumlah 2 orang.
25. Dari 31 responden 41,9% setuju jika Di Indonesia,budaya patriarki lebih menonjol di
bandingkan matriarki dengan jumlah 13 orang, 32,3% kurang setuju dengan jumlah 10 orang,
9,7% sangat tidak setuju dengan jumlah 3 orang, 9,7% sangat setuju de ngan jumlah 3 orang dan
6,5% tidak setuju dengan jumlah 2 orang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang di dapatkan dari hasil penelitian berupa koesioner kepada siswa/i
yang belajar di sekolah SMA Negeri 1 Telukdalam, penulis telah menyimpulkan beberapa hal
berikut:
Secara umum ketidakadilan gender pada perempuan sebagai berikut:
a. perempuan cenderung mendapatkan perlakuan tidak adil dalam bentuk fisik, disebabkan
ketahanan fisik yang di miliki wanita jauh dari rata - rata ketahan fisik yang di miliki oleh pria
b. wanita memiliki keterbatasan waktu, dikarenakan pembagian waktu jam kerja wanita lebih
padat jika di banding dengan waktu jam kerja pria, di karenakan wanita harus melaksanakan
kewajiban sebagai ibu rumah sekaligus bekerja mencari nafkah.
c. wanita memiliki banyak pantangan baik dalam sikap, perilaku, tutur kata, kebiasaan.
d. perempuan dianggap lemah terhadap mental di karenakan, perempuan mudah tersentuh,
rapuh, dan tersakiti. Itulah alasan mengapa perempuan harus di perlakukan secara lembut dan
hati-hati.
Sedangkan di lingkungan SMA Negeri 1 Telukdalam, peneliti telah menyimpulkan
sebagai berikut:
a. perempuan di anggap setara dengan laki laki
b. perempuan jarang mengalami deskriminasi
c. perempuan jarang mendapatkan perlakuan tidak adil
d. perempuan justru lebih berperan aktif di lingkungan SMA Negeri 1 Telukdalam
5.2 Saran
Masyarakat seringkali memahami dan mengartikan bahwa gender adalah sama dengan
jenis kelamin, atau gender pasti selalu terkait dengan perempuan. Dalam meningkatkan
pemberdayaan kaum perempuan, pemerintah telah melakukan beberapa upaya diantaranya yaitu
meningkatkan jumlah perempuan dalam kegiatan ekonomi atau bidang ketenagakerjaan,
meningkatkan jumlah perempuan dalam pengambilan keputusan di pemerintahan, menargetkan
keterwakilan 30 persen perempuan dalam pemilu legislatif, menerapkan wajib belajar 12 tahun,
meningkatkan angka melek huruf melalui program pemberantasan buta huruf atau pendidikan
keaksaraan, meningkatkan kualitas layanan kesehatan terhadap ibu dan anak, serta memberikan
edukasi bagi para ibu hamil dan calon orang tua untuk menggunakan penolong persalinan yang
memiliki kualifikasi dan menyusui bayi selama dua tahun.
Masyarakat secara bersama-sama harus mampu untuk menciptakan akses dan kontrol
terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya bagi perempuan agar perempuan dapat
mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif
dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri.
Pemberdayaan perempuan merupakan sebuah proses sekaligus tujuan. Oleh karena itu,
pemberdayaan perempuan tidak akan terlepas dari pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, mampu menggali dan
memanfaatkan potensi-potensi yang ada di daerahnya, dan membantu masyarakat untuk terbebas
dari keterbelakangan.
Daftar Pustaka
https://www.kompas.com/skola/read/2023/04/06/054500669/bentuk-ketidakadilan-dalam-
masalah-sosial-
https://mappifhui.org/ketidakadilan-gender-kekerasan-terhadap-perempuan
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/
31790/75676580424#:~:text=Menurut%20Mansour%20
https://wageindicator-data-academy.org/countries/data-akademi-garmen-indonesia-bahasa/
sensitivitas-gender/bentuk-bentuk-ketidakadilan-gender
https://docs.google.com/forms/d/1VaP7jPQd-
jwUCNiGnXPQru1ZFdTnmiHnGyGScZ4B8iI/edit?usp=drivesdk
https://docs.google.com/forms/d/1VaP7jPQd-
jwUCNiGnXPQru1ZFdTnmiHnGyGScZ4B8iI/edit?usp=drivesdk
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/4663/kemen-pppa-pemberdayaan-
ekonomi-kreatif-perempuan-gerbang-awal-keluar-dari-kemiskinan#:~:text=Berdasarkan
%20data%20dari%20Badan%20Pusat,pada%20angka%209%2C40%25
https://theconversation.com/kemiskinan-tidak-selalu-netral-gender-perempuan-lebih-
menderita-akan-dampaknya-200637
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/11/upah-laki-laki-lebih-tinggi-43-dari-
perempuan-dalam-usaha-jasa
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190424154951-4-68602/sri-mulyani-gaji-perempuan-
23-lebih-rendah-dibanding-pria
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-pontianak/baca-artikel/15732/Pemberdayaan-
Perempuan-untuk-Kesetaraan.html#:~:text=Dalam%20meningkatkan%20pemberdayaan
%20kaum%20perempuan,keterwakilan%2030%20persen%20perempuan%20dalam
Lampiran 1 Dokumentasi