Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gumanda ABD Latif siagian

NIM : 41122120102
Pelajaran : UAS PAI

1. Hak Asasi Manusia Dalam Piagam Madinah


Perjuangan panjang masyarakat barat dalam menegakkan Hak Asasi Manusia yang ditandai dengan
munculnya Magna Charta hingga Universal Declaration of Human Right, ternyata telah terlebih dahulu di
dahului umat Islam, yaitu dengan adanya Piagam Madinah yang menjadi tonggak awal berdirinya Negara
Islam di bawah panji Islam.
Piagam Madinah, yang merupakan piagam tertulis pertama di dunia ini telah meletakkan dasar-dasar
Hak Asasi Manusia yang berlandaskan Syari’at Islam. Pada awal pembukaan Piagam Madinah telah
disebutkan bahwa semua manusia itu adalah umat yang satu, yang dilahirkan dari sumber yang sama, jadi
tidak ada perbedaan antara seorang dengan orang lain dalam segala hal. Namun dalam islam ada satu hal
yang membuat seorang dianggap lebih tinggi derajatnya dimata Allah, yaitu kadar imannya, jadi bukan dilihat
dari warna kulit, suku, ras, Negara dan jenis kelaminnya, namun kadar iman seseorang itu yang
membedakannya dengan orang lain.
Selain adanya persaman hak diantara setiap manusia, Piagam Madinah juga mengakomodasi adanya
kebebasan (yang dimaksud kebebasan disini adalah kebebasan yang masih dalam ruang lingkup syari’ah)
yang berbeda dengan kebebasan yang terdapat dalam undang-undang lain pada masa sekarang ini, yang
mengedepankan hawa nafsu manusia daripada ketentuan syari’at.
Dalam masalah kebebasan ini, yang dengannya terjaminlah segala kemaslahatan manusia dari
segala bentuk penindasan, ketakutan, dan perbudakan. Selain itu, kebebasan juga menjadikan manusia
seperti apa yang dikehendaki Allah SWT, sebagai khalifah Allah di bumi ini dan hambanya sekaligus.[38]
Dari uraian diatas dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa Hak Asasi Manusia yang dimaksud oleh
Piagam Madinah adalah Persamaan antara setiap individu manusia dalam segala segi kehidupan
bermasyarakat, dan juga kebebasan manusia dalam beragama dan hormat-menghormati antar pemeluk
agama, Hak-hak politik yang di tandai dengan adanya persamaan hak antara setiap manusia di muka hukum
dan social politik.
Piagam Madinah merupakan konstitusi yang berfungsi menjadi dasar hidup bersama yang disepakati
masyarakat Madinah yang heterogen di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad saw. pada paruh akhir tahun
1 H.
Piagam Madinah mengandungi prinsip-prinsip HAM dan punya relevansi dengan universalitas HAM. Prinsip-
prinsip Hak Asasi Manusia yang dikandung oleh Piagam Madinah dan punya relevansi dengan universalitas
HAM, ialah: (1) Hak atas kebebasan beragama; (2) Hak atas persamaan di hadapan hukum; (3) Hak untuk
hidup; dan (4) Hak memperoleh keadilan.
Nama : Gumanda ABD Latif siagian
NIM : 41122120102
Pelajaran : UAS PAI

2. Terbentuknya Insan Kamil dalam Perspektif Pendidikan Islam adalah jika: Akalnya berfungsi secara
optimal, intuisinya berfungsi, mampu menciptakan budaya, menghiasi diri dengan sifat ketuhanan, 42
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam , 29-30. 112 ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam berakhlak mulia,
dan berjiwa seimbang. Sedangkan konsep Iman, Iptek dan amal adalah:
Iman adalah perwujudan dari Tawakkal, Mawas diri dan bersikap ilmiah, optimis serta konsisten dan
menepati janji, Iptek dalam Islam adalah sebagai kebutuhan manusia dalam rangka mencapai
kesejahteraan hidup di dunia dalam rangka memberi kemudahan dalam peningkatan ubudiyah kepada
Allah, maka suatu perbuatan dapat dinilai sebagai amal adalah jika dikerjakan dengan ikhlas tanpa pamrih
pada manusia dan sesuai dengan tuntunan alQur’an dan Hadits.
Konsep Iman, Iptek dan Amal menuju terbentuknya Insan Kamil dalam Perspektif Pendidikan Islam
adalah: Akal berfungsi secara optimal dan mampu menciptakan budaya adalah sebagian ciri insan kamil
yang merupakan manifestasi (perwujudan) dari nilai-nilai penerapan Ipteks dalam kehidupan manusia, ciri
insan kamil adalah menghiasi dirinya dengan sifat ketuhanan dan intuisi yang berfungsi adalah merupakan
perwujudan dari nilai keimanan manusia, berakhlak mulia serta berjiwa seimbang adalah merupakan
perwujudan amaliyah manusia selama di dunia.

3. Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses
penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi).
Etika bisnis adalah aplikasi etika umum yang mengatur dan menilai perilaku bisnis. Bisnis Islami ialah
serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan
(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan
hartanya karena aturan-aturan Islam (halal dan haram) (Al-Baqarah ayat 188, An-Nisa’ ayat 29).
Teori Etika Bisnis Islam Etika bisnis Islam adalah norma-norma etika yang berbasiskan Al-Qur’an dan
Hadits yang harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam aktivitas bisnis.
Dengan kata lain, bagaimanapun etika bisnis yang berbasis kitab suci dansunah Rasulullah SAW,
sebagaimana halnya etika bisnis modern, tidak cukup dilihat secara partialistik semata, tetapi perlu dilihat
juga dalam fungsinya secara utuh (holistik).
Dalam arti etika bisnis Islam perlu diposisikan sebagai komoditas akademik yang bisa melahirkan sebuah
cabang keilmuan, sekaligus sebagai tuntunan para pelaku bisnis dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Maka dapat disimpulkan bahwa etika bisnis Islam merupakan suatu landasan dalam menjalankan bisnis
yang tidak bertentangan dengan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Assunnah untuk membedakan
antara salah dan benar (Iltiham & Danif, 2016).
Nama : Gumanda ABD Latif siagian
NIM : 41122120102
Pelajaran : UAS PAI

4. Sejak diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, islam terus mengalami perkembangan. Agama Islam
turut mendorong timbulnya suatu kebudayaan. Kebudayaan yang ditimbulkan oleh perkembangan Islam ini
dinamakan Peradaban Islam.
Mempelajari sejarah peradaban Islam penting tidak hanya untuk menambah pengetahuan, tetapi juga agar
tidak terjadi penyimpangan dalam pengisahan peristiwa-peristiwa yang terkait dengan perkembangan
Islam.
Secara umum, peradaban Islam dapat dibagi dalam tiga periode besar, yakni periode klasik, periode
pertengahan, dan periode modern. Berikut sejarah peradaban Islam yang dirangkum dari berbagai sumber.
Periode Klasik
Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yakni
fase ekspansi, integrasi dan kemajuan (650–1000 M) dan fase disintegrasi (1000–1250 M).
Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani Umayyah, Islam mulai masuk
ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas dari Afrika Utara sampai ke Spanyol di belahan Barat,
dan melalui Persia hingga ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk di bawah kekuasaan Islam.
Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol yang didiami oleh umat Islam seperti
Cordoba dan Granada. Sistem penerangan jalan dan sistem saluran air sangat baik. Bangunan dengan
arsitektur mengagumkan juga dibangun pada masa itu, seperti istana Az Zahra Cordoba dan istana
Alhambra Granada.
Sejumlah ulama besar juga bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik, Imam Abu Anifah, Imam Syafi’i
dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Ada juga Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu
Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan
alHallaj dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat.
Lalu, ada Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-
lain.
Ilmu pengetahuan dalam bidang agama dan non agama mengalami perkembangan pesat saat itu. Ini
disebabkan karena peradaban Islam saat itu sangat menjunjung tinggi akses ilmu pengetahuan yang
terbuka dari berbagai sumber. Mereka menghargai para ilmuwan lain meskipun berasal dari kelompok
berbeda seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster (Majusi). Mereka sama-sama berkontribusi
mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia lebih baik.
Sayangnya, pada fase disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah. Baghdad
dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258.
Selain itu, jika sebelumnya secara politik daerah-daerah Islam tunduk pada kekhalifahan pusat,
kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan pemerintahan otonom di
berbagai kawasan.
Periode Pertengahan
Periode pertengahan sejarah peradaban Islam juga dibagi dalam dua fase, yaitu fase kemunduran dan
fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250 – 1500 M), desentralisasi dan disintegrasi
Nama : Gumanda ABD Latif siagian
NIM : 41122120102
Pelajaran : UAS PAI

meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia semakin bertambah
nyata.
Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari Arabia, Irak, Suriah, Palestina,
Mesir dan Afrika Utara. Sementara itu, bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan, Asia kecil,
Persia dan Asia tengah.
Fase kedua adalah tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga
kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan
Mughal di India. Perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang di masa ini. Hasilnya, umat Islam
semakin mundur saat tiga kerajaan tersebut mendapat banyak tekanan.
Kekuatan militer dan politik menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa
Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India, Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, sementara Mesir
dikalahkan Prancis (Napoleon Bonaparte). Tentara muslim yang kalah harus angkat kaki dari benua Eropa
dan kerajaan-kerajaan barat bersatu dan mengusir Islam dari Eropa.
Periode Modern
Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Umat Islam mulai sadar
bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai
memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal (1800-1967) dan
kebangkitan kedua (1967- sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya
pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer, sosial, dan budaya.
Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967 menjadi titik yang
menggugah umat. Kemudian berkembanglah pemikiran-pemikiran filosofis dan metodologis dalam rangka
pembaharuan Islam di era kontemporer.

Anda mungkin juga menyukai