NIM : 41122120102
Pelajaran : UAS PAI
2. Terbentuknya Insan Kamil dalam Perspektif Pendidikan Islam adalah jika: Akalnya berfungsi secara
optimal, intuisinya berfungsi, mampu menciptakan budaya, menghiasi diri dengan sifat ketuhanan, 42
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam , 29-30. 112 ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam berakhlak mulia,
dan berjiwa seimbang. Sedangkan konsep Iman, Iptek dan amal adalah:
Iman adalah perwujudan dari Tawakkal, Mawas diri dan bersikap ilmiah, optimis serta konsisten dan
menepati janji, Iptek dalam Islam adalah sebagai kebutuhan manusia dalam rangka mencapai
kesejahteraan hidup di dunia dalam rangka memberi kemudahan dalam peningkatan ubudiyah kepada
Allah, maka suatu perbuatan dapat dinilai sebagai amal adalah jika dikerjakan dengan ikhlas tanpa pamrih
pada manusia dan sesuai dengan tuntunan alQur’an dan Hadits.
Konsep Iman, Iptek dan Amal menuju terbentuknya Insan Kamil dalam Perspektif Pendidikan Islam
adalah: Akal berfungsi secara optimal dan mampu menciptakan budaya adalah sebagian ciri insan kamil
yang merupakan manifestasi (perwujudan) dari nilai-nilai penerapan Ipteks dalam kehidupan manusia, ciri
insan kamil adalah menghiasi dirinya dengan sifat ketuhanan dan intuisi yang berfungsi adalah merupakan
perwujudan dari nilai keimanan manusia, berakhlak mulia serta berjiwa seimbang adalah merupakan
perwujudan amaliyah manusia selama di dunia.
3. Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses
penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi).
Etika bisnis adalah aplikasi etika umum yang mengatur dan menilai perilaku bisnis. Bisnis Islami ialah
serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan
(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan
hartanya karena aturan-aturan Islam (halal dan haram) (Al-Baqarah ayat 188, An-Nisa’ ayat 29).
Teori Etika Bisnis Islam Etika bisnis Islam adalah norma-norma etika yang berbasiskan Al-Qur’an dan
Hadits yang harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam aktivitas bisnis.
Dengan kata lain, bagaimanapun etika bisnis yang berbasis kitab suci dansunah Rasulullah SAW,
sebagaimana halnya etika bisnis modern, tidak cukup dilihat secara partialistik semata, tetapi perlu dilihat
juga dalam fungsinya secara utuh (holistik).
Dalam arti etika bisnis Islam perlu diposisikan sebagai komoditas akademik yang bisa melahirkan sebuah
cabang keilmuan, sekaligus sebagai tuntunan para pelaku bisnis dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Maka dapat disimpulkan bahwa etika bisnis Islam merupakan suatu landasan dalam menjalankan bisnis
yang tidak bertentangan dengan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Assunnah untuk membedakan
antara salah dan benar (Iltiham & Danif, 2016).
Nama : Gumanda ABD Latif siagian
NIM : 41122120102
Pelajaran : UAS PAI
4. Sejak diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, islam terus mengalami perkembangan. Agama Islam
turut mendorong timbulnya suatu kebudayaan. Kebudayaan yang ditimbulkan oleh perkembangan Islam ini
dinamakan Peradaban Islam.
Mempelajari sejarah peradaban Islam penting tidak hanya untuk menambah pengetahuan, tetapi juga agar
tidak terjadi penyimpangan dalam pengisahan peristiwa-peristiwa yang terkait dengan perkembangan
Islam.
Secara umum, peradaban Islam dapat dibagi dalam tiga periode besar, yakni periode klasik, periode
pertengahan, dan periode modern. Berikut sejarah peradaban Islam yang dirangkum dari berbagai sumber.
Periode Klasik
Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yakni
fase ekspansi, integrasi dan kemajuan (650–1000 M) dan fase disintegrasi (1000–1250 M).
Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani Umayyah, Islam mulai masuk
ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas dari Afrika Utara sampai ke Spanyol di belahan Barat,
dan melalui Persia hingga ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk di bawah kekuasaan Islam.
Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol yang didiami oleh umat Islam seperti
Cordoba dan Granada. Sistem penerangan jalan dan sistem saluran air sangat baik. Bangunan dengan
arsitektur mengagumkan juga dibangun pada masa itu, seperti istana Az Zahra Cordoba dan istana
Alhambra Granada.
Sejumlah ulama besar juga bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik, Imam Abu Anifah, Imam Syafi’i
dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Ada juga Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu
Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan
alHallaj dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat.
Lalu, ada Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-
lain.
Ilmu pengetahuan dalam bidang agama dan non agama mengalami perkembangan pesat saat itu. Ini
disebabkan karena peradaban Islam saat itu sangat menjunjung tinggi akses ilmu pengetahuan yang
terbuka dari berbagai sumber. Mereka menghargai para ilmuwan lain meskipun berasal dari kelompok
berbeda seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster (Majusi). Mereka sama-sama berkontribusi
mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia lebih baik.
Sayangnya, pada fase disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah. Baghdad
dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258.
Selain itu, jika sebelumnya secara politik daerah-daerah Islam tunduk pada kekhalifahan pusat,
kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan pemerintahan otonom di
berbagai kawasan.
Periode Pertengahan
Periode pertengahan sejarah peradaban Islam juga dibagi dalam dua fase, yaitu fase kemunduran dan
fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250 – 1500 M), desentralisasi dan disintegrasi
Nama : Gumanda ABD Latif siagian
NIM : 41122120102
Pelajaran : UAS PAI
meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia semakin bertambah
nyata.
Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari Arabia, Irak, Suriah, Palestina,
Mesir dan Afrika Utara. Sementara itu, bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan, Asia kecil,
Persia dan Asia tengah.
Fase kedua adalah tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga
kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan
Mughal di India. Perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang di masa ini. Hasilnya, umat Islam
semakin mundur saat tiga kerajaan tersebut mendapat banyak tekanan.
Kekuatan militer dan politik menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa
Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India, Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, sementara Mesir
dikalahkan Prancis (Napoleon Bonaparte). Tentara muslim yang kalah harus angkat kaki dari benua Eropa
dan kerajaan-kerajaan barat bersatu dan mengusir Islam dari Eropa.
Periode Modern
Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Umat Islam mulai sadar
bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai
memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal (1800-1967) dan
kebangkitan kedua (1967- sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya
pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer, sosial, dan budaya.
Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967 menjadi titik yang
menggugah umat. Kemudian berkembanglah pemikiran-pemikiran filosofis dan metodologis dalam rangka
pembaharuan Islam di era kontemporer.