Analisa Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa Di Kecamatan Kaliwiro Wonosobo
Analisa Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa Di Kecamatan Kaliwiro Wonosobo
Imam Ariono a
a
Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Wonosobo
a
Email : imam.ariono@bni.co.id
254
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
255
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
256
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
Tingkat
Pendidikan (X1)
Motivasi Kerja
(X3)
Keterangan :
257
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
258
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
259
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
260
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
Tabel 4.1
Penyebaran Kuesioner Penelitian
Kuesioner Kuesioner
Responden Kembali Gugur
disebar Valid
Perangkat
216 206 13 193
Desa
Jumlah 216 206 13 193
Sumber: Data primer diolah, 2012.
261
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
Dari hasil uji validitas seperti yang 2006). Jika hasil uji nilai Tolerance
disajikan pada tabel 4,5 dapat menunjukkan tidak ada variabel
diketahui bahwa seluruh item independen yang memiliki nilai
pernyataan valid karena berkorelasi Tolerance kurang dari 0,10 berarti
dengan skor faktornya pada taraf tidak ada korelasi antar variabel
signifikansi 0,05. Item pernyataan independen yang nilainya lebih dari
dinyatakan valid karena rhitung lebih 95% (Ghozali, 2006). Selanjutnya
besar dari rtabel = 0,204. Dikarenakan dengan melihat VIF jika tidak terdapat
seluruh item pertanyaan valid, maka nilai VIF yang lebih dari 10
seluruh item pertanyaan sahih untuk menunjukkan bahwa antar variabel
menjadi instrumen penelitian. independen dalam model regresi tidak
b) Uji Reliabilitas terdapat multikolinieritas. Tabel 4.7 di
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk bawah ini menunjukkan ringkasan dari
mengukur suatu kuesioner yang hasil uji multikolinieritas.
merupakan indikator dari variabel. Berdasarkan pada tabel 4.6 di atas,
Suatu kuisioner dikatakan reliabel terlihat bahwa tidak ada variabel
apabila jawaban responden atas independen yang memiliki nilai
pertanyaan pada setiap variabel selalu Tolerance kurang dari 0,10.
konsisten dari waktu ke waktu. Selanjutnya hasil perhitungan VIF
Formula statistik yang digunakan juga menunjukkan hal yang sama
untuk mengukur reliabilitas adalah uji yaitu tidak ada satupun variabel
statistik cronbach alpha (α). Menurut independen yang memiliki nilai VIF
Nunnally (1967) yang dikutip Ghozali lebih besar dari 10. Sehingga dapat
(2006) apabila cronbach alpha dari disimpulkan bahwa tidak terjadi
hasil pengujian > 0,6 maka dapat multikolinieritas antar variabel
dikatakan bahwa konstruk atau independen dalam model regresi.
variabel ini adalah reliabel. Hasil uji b) Uji Heteroskedastisitas
reliabilitas ini ditunjukkan pada tabel Uji heteroskedastisitas bertujuan
4.6. menguji apakah dalam model regresi
Secara keseluruhan uji reliabilitas terjadi ketidaksamaan variance dari
yang dilakukan dalam penelitian ini residual satu pengamatan ke
telah menunjukkan hasil yang pengamatan yang lain. Jika variance
memuaskan. Hal ini terlihat dari nilai dari residual satu pengamatan ke
cronbach alpha yang lebih besar dari pengamatan lain tetap, maka disebut
nilai batas atas cronbach alpha 0,6. homoskedastisitas dan jika berbeda
Sehingga seluruh pertanyaan yang disebut heteroskedastisitas. Model
berkaitan dengan variabel –variabel regresi yang baik adalah yang
dalam penelitian ini adalah reliabel. homoskedastisitas atau tidak terjadi
2) Uji Asumsi Klasik heteroskedastisitas. Untuk melakukan
a) Uji Multikolinieritas pengujian terhadap asumsi ini
Uji multikolinieritas dimaksudkan dilakukan dengan menggunakan
untuk menguji apakah pada model analisis dengan grafik plots. Apabila
regresi ditemukan adanya korelasi titik-titik menyebar secara acak baik di
antar variabel independen. Model atas maupun di bawah angka nol pada
regresi yang baik seharusnya tidak sumbu Y maka dinyatakan tidak
terjadi korelasi antar variabel terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
independen (Ghozali, 2006). 2006).
Uji multikolinieritas dilakukan dengan Dari grafik scatterplots terlihat bahwa
menganalisis korelasi antar variabel titik-titik menyebar secara acak serta
independen pada nilai Tolerance dan tersebar baik di atas maupun di bawah
nilai Variance Inflation Factor (VIF) angka 0 pada sumbu Y. Sehingga
dalam Collinearity Statistics (Ghozali, dapat disimpulkan bahwa model
262
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.871 .471 3.971 .000
Tingkat .293 .030 .387 9.730 .000
Pendidikan
Masa Kerja .614 .102 .237 5.996 .000
Motivasi .127 .008 .603 15.132 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data primer diolah, 2014
263
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
individual. Berikut ini prosedur perhitungan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
uji t untuk masing-masing variabel: thitung sebesar = 5,996. Sedangkan nilai
a) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan
kinerja perangkat desa derajat kebebasan (db) = 193-3 =190
Ho: 1 = 0 (tidak ada pengaruh tingkat adalah sebesar 1,972. Dikarenakan t hitung >
pendidikan terhadap kinerja perangkat ttabel (5,996 > 1,972), maka Ho ditolak
desa) sehingga hipotesis 2 diterima. Artinya
H1: 1 0 (ada pengaruh tingkat masa kerja berpengaruh secara signifikan
pendidikan terhadap kinerja terhadap kinerja perangkat desa. Hal ini
perangkat desa) menunjukkan bahwa kinerja perangkat
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh desa ditentukan oleh masa kerja yang
thitung sebesar = 9,730. Sedangkan nilai ditempuh pegawai. Semakin lama masa
ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan kerja maka akan meningkatkan kinerja.
derajat kebebasan (db) = 193-3=190 c) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
adalah sebesar 1,972. Dikarenakan t hitung > perangkat desa
ttabel (9,730 > 1,972), maka Ho ditolak Ho: 1 = 0 (tidak ada pengaruh motivasi
sehingga hipotesis 1 diterima. Artinya kerja terhadap kinerja perangkat
tingkat pendidikan berpengaruhsecara desa);
signifikan terhadap kinerja perangkat H1: 1 0 (ada pengaruh motivasi kerja
desa. Hal ini menunjukkan kinerja terhadap kinerja perangkat desa)
perangkat desa ditentukan oleh tingkat Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
pendidikan. thitung sebesar = 15,132. Sedangkan nilai
b) Pengaruh masa kerja terhadap kinerja ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan
perangkat desa derajat kebebasan (db) = 193-3 =190
Ho: 1 = 0 (tidak ada pengaruh masa kerja adalah sebesar 1,972. Dikarenakan t hitung >
terhadap kinerja perangkat ttabel (15,132 > 1,972), maka Ho ditolak
desa); sehingga hipotesis 3 diterima. Artinya
H1: 1 0 (ada pengaruh masa kerja motivasi kerja berpengaruh secara
terhadap kinerja perangkat signifikan terhadap kinerja perangkat
desa) desa. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
ditentukan oleh tinggi rendahnya motivasi
kerja.
ANOVAb
Sum Mea
of n
Squar Squ
Model es df are F Sig.
a
1 Regression 539.864 3 179.955 156.797 .000
Residual 216.913 189 1.148
Total 756.777 192
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Masa Kerja, Tingkat Pendidikan
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data primer diolah, 2014
264
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
Uji F digunakan untuk menguji pendidikan mulai dari Sekolah Dasar, SLTP,
signifikansi model regresi yaitu pengaruh SLTA sampai Perguruan Tinggi.
tingkat pendidikan, masa kerja, dan motivasi Semakin tinggi tingkat pendidikan
kerja secara simultan terhadap kinerja seseorang maka semakin tinggi juga kinerja
perangkat desa. Prosedur perhitungan uji F pegawai tersebut. Pada umumnya orang yang
adalah sebagai berikut: mempunyai pendidikan formal maupun
a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan informal yang lebih tinggi akan mempunyai
hipotesis alternatif (Ha); wawasan yang lebih luas. Tingginya
Ho: 1 = 2 (tidak ada pengaruh tingkat pendidikan,
kesadaranmasa akan pentingnya peningkatan
=0 kerja, dan motivasi kerja secara
kinerja,
simultan
akan mendorong tenaga kerja yang
terhadap kinerja perangkat desa)bersangkutan melakukan tindakan yang
(ada pengaruh tingkat pendidikan,
produktif.masa
Dari pernyataan tersebut dapat
Ha: 1 2 kerja, dan motivasi kerja secara
dikatakan
simultan
bahwa tingkat pendidikan seorang
>0 terhadap kinerja perangkat desa)
pegawai berpengaruh positif terhadap kinerja,
b) Menentukan level of significance ( ) = karena orang yang berpendidikan lebih tinggi
5%; memiliki pengetahuan yang lebih untuk
c) Menentukan Ftabel dengan db = (n-k-1), meningkatkan kinerjanya.
sehingga Ftabel pada 0,05 (3;189) adalah 2) Pengaruh Masa kerja Terhadap
2,65 Kinerja Perangkat Desa
d) Kriteria pengujian; Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan hasil
Ho diterima apabila Fhitung 2,65 bahwa variabel masa kerja memiliki pengaruh
Ho ditolak apabila Fhitung > 2,65 positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini
e) Menghitung nilai F; menunjukkan bahwa semakin lama perangkat
Hasil perhitungan dengan program SPSS desa tersebut mampu meningkatkan
for windows memperoleh nilai Fhitung kinerjanya.
sebesar 156,797 Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati
d. Pembahasan (2010) ditemukan hasil bahwa masa kerja
1) Pengaruh Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja.
Terhadap Kinerja perangkat desa Penelitian ini tidak konsisten dengan
Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan hasil penelitian Haryanti dan susialisasi (2012)
bahwa variabel Tingkat pendidikan memiliki yang menemukan bahwa masa kerja
pengaruh positif dan signifikan terhadap mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak
kinerja perangkat desa. Hal ini menunjukkan signifikan terhadap kinerja.
bahwa semakin tinggi Tingkat pendidikan Pelaksanaan tugas yang diberikan dari
mampu meningkatkan kinerja perangkat desa. perusahaan, hal yang paling menentukan
Hasil penelitian ini konsisten dengan adalah seberapa lama karyawan bekerja di
penelitian yang dilakukan oleh oleh Wardono perusahaan tersebut. Hal inilah yang disebut
(2012) yang menunjukkan bahwa Pendidikan dengan masa kerja. Semakin lama masa kerja
pelatihan mempunyai pengaruh yang karyawan pada sebuah perusahaan, maka
signifikan terhadap kinerja pegawai. semakin banyak pula pengalaman yang ia
Penelitian ini juga konsisten dengan dapatkan. Dengan pengalaman kerja yang
penelitian yang dilakukan oleh Haryanti dan banyak, maka tingkat produktivitas yang
susialisasi (2012) yang menemukan bahwa dihasilkanpun juga akan semakin tinggi.
Tingkat pendidikan berpengaruh positif dan Simanjuntak dalam Susilawati (2008:37)
signifikan terhadap kinerja. menyatakan bahwa orang yang baru mulai
pendidikan adalah kegiatan yang berupa bekerja kurang berpengalaman dan biasanya
proses untuk memperoleh pengetahuan dan memiliki produktivitas yang rendah pula.
ketrampilan untuk mengembangkan dan Sedangkan menurut istilah umum
meningkatkan kemampuan seseorang. ketenagakerjaan, pengalaman kerja adalah
Sedangkan tingkat pen didikan adalah jenjang pengetahuan atau kemampuan karyawan yang
terserap oleh seorang pekerja karena
265
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
266
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X
267