Anda di halaman 1dari 14

Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

ANALISA PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN


MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA
DI KECAMATAN KALIWIRO WONOSOBO

Imam Ariono a
a
Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Wonosobo
a
Email : imam.ariono@bni.co.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Pelaksanaan layanan publik tidak terlepas dari berfungsinya semua
Diterima : 25 Agustus 2017 sistem yang ada. Upaya menciptakan kinerja dari perangkat desa
Disetujui : 26 Agustus 2017 bukanlah hal yang mudah, karena dalam kenyataannya masih banyak
Kata Kunci: yang belum menguasai ketrampilan manajemen dan keahlian penerapan
tingkat pendidikan, masa kerja, manajemen pelayanan publik pada tempat kerjanya. Penyebabnya antara
motivasi kerja, kinerja lain karena tingkat pendidikan yang kurang sesuai, masa kerja serta
adanya motivasi kerja yang belum mendukung. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, salah satu cara yang ditempuh adalah dengan
dituntutnya perangkat desa memiliki tingkat pendidikan yang sesuai
dengan bidang tugasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tingkat pendidikan,
Masa kerja dan Motivasi kerja berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap kinerja perangkat desa. Sampel dalam penelitian ini adalah
adalah seluruh perangkat desa di kecamatan Kaliwiro sebanyak 216.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear
berganda.
Dari hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan memiliki thitung sebesar 9,730 > ttabel 1,972. Masa kerja
memiliki thitung sebesar 5,996 > ttabel 1,972. motivasi kerja memiliki thitung
sebesar 15,132 > ttabel 1,972. Nilai Fhitung > Ftabel yaitu 156,797 > 2,65.
Artinya tingkat pendidikan, masa kerja, dan motivasi kerja secara parsial
dan simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perangkat
desa.

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article History Implementation of public services can not be separated from the
Received : August 25, 2017 functioning of all existing systems. The effort to create the performance
Accepted : August 26, 2017 of the village apparatus is not easy, because in reality there are still
many who have not mastered the management skills and expertise in the
Key Words : implementation of public service management in their workplace. The
level of education, working time, cause is due to the level of education is less appropriate, the working
work motivation, performance period and the motivation of work that has not been supportive. To
overcome these problems, one of the ways taken is by the demands of
village apparatus having a level of education in accordance with the
field of duty.
This study aims to determine the effect of education level, work period
and work motivation partially and simultaneously affect the
performance of village apparatus. The sample in this research is all
village apparatus in Kaliwiro sub-district as much as 216. The data
analysis technique used is multiple linear regression analysis.
From the results of the analysis shows that the level of education has a t
count of 9.730> ttabel 1.972. The working period has a t count of
5.996> ttable 1.972. work motivation has t count of 15,132> table
1,972. The value of Fcount> Ftable is 156,797> 2,65. This means that
the level of education, working period, and work motivation partially
and simultaneously significantly influence the performance of village
apparatus.

254
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

1. PENDAHULUAN dalam suatu organisasi sesuai dengan


Pemerintahan Desa diatur pada pasal 202 wewenang, dan tanggung jawabnya.
yang menyebutkan: (1) Pemerintah Desa Martoyo (2000;102) menyatakan faktor-
terdiri atas kepala desa dan perangkat desa. faktor yang dapat mempengaruhi kinerja atau
Kemudian ayat (2) Perangkat desa terdiri dari prestasi kerja karyawan antara lain: motivasi,
sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi fisik,
Perangkat desa merupakan pejabat pelayanan pekerjaan, pendidikan, sistem kompensasi dan
publik, karena itu mereka dituntut memiliki aspek-aspek ekonomi. Kinerja dapat
kemampuan, keterampilan, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu dari
profesionalisme dalam menjalankan tugasnya dalam maupun dari luar karyawan itu sendiri.
melayani masyarakat. Tugas pelayanan dapat Faktor dari dalam (internal) dapat berupa
dilaksanakan dengan baik apabila perangkat kebanggan pekerja atas pekerjaannya, hasrat
desa menunjukkan kinerja yang baik pula. untuk maju atau berkarier, perasaan telah
Untuk dapat melaksanakan tugas perangkat diperlukan dengan baik, kemampuan untuk
kelurahan dan perangkat perangkat desa bergaul dengan kawan sekerja dan kesadaran
dalam pelayanan masyarakat, maka perlu akan tanggung jawab pekerjaan serta
didukung adanya kompetensi yang dapat pendidikan yang telah diterimanya.
menunjang kinerja perangkat desa. Sedangkan faktor dari luar (exsternal)
Pelaksanaan layanan publik tidak terlepas pegawai itu sendiri dapat berupa komunikasi
dari berfungsinya semua sistem yang ada. yang terjalin, kompensasi yang diterima,
Upaya menciptakan kinerja dari perangkat kesempatan untuk berkarir, serta penempatan
desa bukanlah hal yang mudah, karena dalam sesuai dengan kemampuannya.
kenyataannya masih banyak yang belum Sumber daya manusia yang berkualitas
menguasai ketrampilan manajemen dan dengan pendidikan yang tinggi akan
keahlian penerapan manajemen pelayanan mempengaruhi kinerjanya. Dengan
publik pada tempat kerjanya. Penyebabnya pendidikan inilah seorang pegawai mampu
antara lain karena tingkat pendidikan yang dalam menyelesaikan tugas yang diembankan.
kurang sesuai, masa kerja serta adanya Pendidikan yang tinggi akan menentukan
motivasi kerja yang belum mendukung. penempatan orang yang tepat pada tempat
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah yang tepat (the right man on the right place).
satu cara yang ditempuh adalah dengan Dalam pendidikan terdapat proses yang terus
dituntutnya perangkat desa memiliki tingkat menerus berjalan dan bukan sesaat saja.
pendidikan yang sesuai dengan bidang Namun pendidikan juga bisa disebut sebagai
tugasnya. usaha untuk meningkatkan pengetahuan
Gibson, et all (1995:112) menjelaskan umum seseorang termasuk didalamnya
bahwa kinerja organisasi tergantung pada penguasaan teori untuk memutuskan
kinerja pegawainya, atau dengan kata lain persoalan-persoalan yang menyangkut
kinerja pegawai akan memberikan kontribusi kegiatan pencapaian tujuan organisasi. Sudah
pada kinerja organisasi. Apa yang menjadi kebiasaan, banyak pegawai yang
dikemukakan Gibson tersebut dapat diartikan termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke
bahwa perilaku anggota organisasi baik secara tingkat yang lebih tinggi dengan
individu ataupun kelompok dapat mengharapkan promosi kenaikan jabatan
memberikan kekuatan atau pengaruh atas untuk mendapatkan gaji atau insentif yang
kinerja organisasinya. Kinerja pegawai adalah lebih besar.
hal yang penting untuk diperhatikan Masa kerja juga merupakan komponen
organisasi, karena dapat mempengaruhi yang paling penting dalam menjelaskan
tercapainya tujuan dan kemajuan organisasi tingkat kinerja karyawan (Robbins, 2006).
untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan Semakin lama karyawan bekerja dalam suatu
global yang sering berubah atau tidak stabil. perusahaan semakin tinggi keinginannya
Rivai (2003:54) mengemukakan kinerja ialah untuk terus meningkatkan kinerjanya. Bukti
hasil kerja seseorang atau sekelompok orang juga menunjukkan bahwa masa kerja
pekerjaan terdahulu dari seseorang

255
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

merupakan indikator perkiraan yang ampuh karyawan. Menurut Mangkunegara (2000:67)


atas pengunduran diri karyawan dimasa “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
mendatang (Robbins, 2006). kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh melaksanakan tugasnya sesuai dengan
seseorang didorong oleh suatu kekuasaan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
dalam diri orang tersebut, kekuatan Hasibuan dalam Sutiadi (2003:6)
pendorong inilah yang disebut motivasi. mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu
Motivasi kerja karyawan dalam suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam
organisasi dapat dianggap sederhana dan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
dapat pula menjadi masalah yang kompleks, kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
karena pada dasarnya manusia mudah untuk pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
dimotivasi dengan memberikan apa yang Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil
menjadi keinginannya. Masalah motivasi kerja yang dicapai oleh karyawan dalam
kerja dapat menjadi sulit dalam menentukan melaksanakan tugas yang diberikan
imbalan dimana apa yang dianggap penting kepadanya sesuai dengan kriteria yang
bagi seseorang karena sesuatu yang penting ditetapkan. Selanjutnya As’ad dalam Agustina
bagi seseorang belum tentu penting bagi (2002) dan Sutiadi (2003:6) mengemukakan
orang lain. Bila seseorang termotivasi, ia akan bahwa kinerja karyawan merupakan ukuran
berusaha berbuat sekuat tenaga untuk sejauh mana keberhasilan karyawan dalam
mewujudkan apa yang diinginkannya. Namun melakukan tugas pekerjaannya. Ada 3 (tiga)
belum tentu upaya yang keras itu akan faktor utama yang berpengaruh pada kinerja
menghasilkan produktivitas yang diharapkan, yaitu individu (kemampuan bekerja), usaha
apabila tidak disalurkan dalam arah yang kerja (keinginan untuk bekerja), dan
dikehendaki organisasi. dukungan organisasional (kesempatan untuk
Penelitian ini mengkaji ulang penelitian bekerja).
yang dilakukan oleh Wardono (2012) yang b. Tingkat pendidikan
meneliti tentang pengaruh pendidikan Pendidikan diartikan sebagai pendidikan
pelatihan dan motivasi terhadap kinerja formal yang dicapai atau diperoleh dibangku
pegawai. Perbedaan penelitian ini dengan sekolah. Pendidikan formal yang ditempuh
penelitian Wardono (2012) adalah dalam merupakan modal yang amat penting karena
penelitian ini menambahkan variabel masa dengan pendidikan seseorang mempunyai
kerja yang mampu mempengaruhi kinerja kemampuan dan dapat dengan mudah
perangkat desa . mengembangkan diri dalam bidang kerjanya
Dalam penelitian ini permasalahan yang (Handoko, 2003:126).
dihadapi dalam proses penelitian dapat Sedangkan pengertian lain dari
dirumuskan sebagai berikut: pendidikan menurut (Ranupan - dojo, 2001 :
a. Apakah Tingkat pendidikan berpengaruh 89). Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk
terhadap kinerja perangkat desa? meningkatkan pengetahuan umum seseorang
b. Apakah Masa kerja berpengaruh terhadap termasuk di dalamnya peningkatan
kinerja perangkat desa? penguasaan teori dan keterampilan
c. Apakah Motivasi kerja berpengaruh memutuskan terhadap persoalan - persoalan
terhadap kinerja perangkat desa? yang menyangkut kegiatan untuk mencapai
d. Apakah Tingkat pendidikan, Masa kerja tujuan.
dan Motivasi kerja berpengaruh secara Dari uraian di atas dapat disimpulkan
simultan terhadap kinerja perangkat desa? pendidikan adalah kegiatan yang berupa
proses untuk memperoleh pengetahuan dan
2. TINJAUAN PUSTAKA ketrampilan untuk mengembangkan dan
a. Kinerja meningkatkan kemampuan seseorang.
Istilah kinerja berasal dari kata job Sedangkan tingkat pendidikan adalah jenjang
performance atau actual performance yang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar, SLTP,
dalam bahasa Indonesia berarti prestasi kerja SLTA sampai Perguruan Tinggi.
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai

256
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

c. Masa Kerja menggerakkan diri karyawan yang terarah


Masa kerja adalah lamanya kerja dalam untuk mencapai tujuan organisasi. Manullang
perusahaan (Hasibuan, 2002 : 109). Menurut (2004) menyatakan bahwa, motivasi adalah
Sondang (dalam Subawa dan Budiarta, 2007) memberikan daya perangsang kepada
menyatakan bahwa masa kerja merupakan karyawan yang bersangkutan agar karyawan
keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh tersebut bekerja dengan segala daya upaya.
seseorang dari peristiwa-peristiwa yang Menurut Mc. Cormick dalam Damayanti
dilalui dalam perjalanan hidupnya. Sedangkan (2006), motivasi kerja adalah kondisi yang
Susilo Martoyo (dalam Subawa dan Budiarta, berpengaruh membangkitkan, mengarahkan
2007) berpendapat bahwa masa kerja atau dan memelihara perilaku yang berhubungan
pengalaman kerja adalah mereka yang dengan lingkungan kerja, Sedang Nawawi
dipandang lebih mampu dalam melaksanakan (2003) menyatakan : motivasi adalah kondisi
tugas-tugasnya yang nantinya akan diberikan yang mendorong atau menjadi sebab
disamping kemampuan intelegasinya yang karyawan melakukan suatu
juga menjadi dasar pertimbangan selanjutnya. perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara
Subawa dan Budiarta (2007 : 5) masa kerja sadar..
atau pengalaman kerja adalah keahlian atau Robbin (2002) mengemukakan bahwa
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang motivasi adalah keinginan untuk melakukan
pada suatu bidang pekerjaan yang diperoleh sebagai kesediaan untuk mengeluarkan
dengan belajar dalam suatu kurun waktu tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan
tertentu yang tentunya dilihat dari organisasi, yang dikondisikan oleh
kemampuan intelegensi, baik pengalaman kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu
yang berasal dari luar perusahaan maupun kebutuhan individual.
dari dalam perusahaan. e. Kerangka Pemikiran Teoritis
d. Motivasi kerja Kerangka pemikiran teoritis
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) menunjukkan tentang pola pikir teoritis
seorang karyawan dalam menghadapi situasi terhadap pemecahan masalah penelitian yang
kerja. Menurut Reksohadiprodjo dan ditemukan. Kerangka pemikiran teoritis
Handoko, (1997) motivasi adalah keadaan didasarkan teori-teori yang relevan, diambil
dalam pribadi seorang yang mendorong sebagai dasar pemecahan masalah penelitian.
keinginan individu melakukan kegiatan- Penelitian ini akan mencoba menganalisis
kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. pengaruh tingkat pendidikan, masa kerja dan
Motivasi merupakan kondisi yang motivasi kerja terhadap Kinerja.

Tingkat
Pendidikan (X1)

Masa Kerja (X2) Kinerja


(Y)

Motivasi Kerja

(X3)
Keterangan :

: Pengaruh secara parsial


: Pengaruh secara simultan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis

257
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

f. Hipotesis 1) Data Primer


H1 = Tingkat pendidikan berpengaruh Adalah data yang diperoleh secara
terhadap kinerja. langsung yang berasal dari sumbernya
H2 = masa kerja berpengaruh terhadap (Husaini dan akbar, 2003:20), yaitu data
kinerja. yang diperoleh langsung dari Kecamatan
H3 = motivasi kerja berpengaruh terhadap Kaliwiro
kinerja. 2) Data Sekunder
H4 = Tingkat pendidikan, masa kerja dan Merupakan sumber data penelitian yang
motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja. diperoleh secara tidak langsung dari
sumbernya tetapi melalui media perantara.
3. METODE PENELITIAN Seperti buku-buku literatur, surat kabar,
a. Lokasi Penelitian majalah, dan informasi yang berhubungan
Lokasi penelitian adalah Kecamatan dengan masalah yang sedang diteliti.
Kaliwiro Wonosobo. Pemilihan lokasi e. Populasi Dan Sampel
penelitian tersebut dimaksudkan untuk dapat 1) Populasi
memperoleh data yang akurat. Menurut Kuncoro (2003), populasi
b. Jenis Dan Metode Penelitian merupakan kelompok elmen (unit dimana
Jenis penelitian ini adalah penelitian data yang diperlukan akan dikumpulkan)
kuantitatif tentang subjek tertentu dimana lengkap yang biasanya berupa orang, objek,
subjek tersebut terbatas. Dengan demikian transaksi atau kejadian, dimana orang tertarik
kesimpulan yang diperoleh hanya terbatas untuk mempelajarinya atau menjadi obyek
pada subjek yang diteliti. penelitian. Populasi dalam penelitian ini
Metode penelitian yang dipakai dalam adalah seluruh perangkat desa se Kecamatan
penelitian ini adalah survey. Penelitian survey Kaliwiro sebanyak 216 perangkat desa.
adalah penelitian yang dilakukan pada 2) Sampel
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang Sampel dalam penelitian ini diperoleh
dipelajari adalah data dari sampel yang dari populasi sasaran yaituperangkat desa
diambil dari populasi tersebut, sehingga sebanyak 210 perangkat desa. Penarikan
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi sampel dari populasi menggunakan metode
dan hubungan antara variabel sosiologis sensus (Sugiyono 1999). Ketentuan sampel
maupun psikologis (Sugiyono, 2000 : 7). adalah perangkat desa yang sudah bekerja
c. Subjek Dan Objek Penelitian minimal 3 tahun. Jadi Jumlah sampel dalam
1) Subjek Penelitian penelitian ini adalah sebanyak 115 perangkat
Subjek penelitian adalah orang yang akan desa.
bisa dimintai informasi atau orang yang f. Metode Pengumpulan Data
menjadi sumber informasi dalam Dalam usaha untuk mendapatkan data
penelitian. Dalam penelitian ini subjek yang dibutuhkan metode yang digunakan
penelitiannya adalah perangkat desa se adalah:
Kecamatan Kaliwiro. 1) Kuesioner (daftar pertanyaan)
2) Objek Penelitian Metode ini dilakukan dengan mengajukan
Objek penelitian yang diteliti disini adalah daftar pertanyaan yang bersifat tertutup
Tingkat pendidikan, masa kerja dan dan terbuka kepada responden.
motivasi kerja berpengaruh positif dan Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
signifikan terhadap kinerja perangkat desa tertutup diukur dengan menggunakan
se Kecamatan Kaliwiro. skala dengan interval 1-5, yaitu sangat
d. Sumber Data setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan
Untuk menyusun suatu karya ilmiah sangat tidak setuju.
diperlukan data, baik berupa data primer 2) Observasi
maupun data sekunder, yaitu akan dijelaskan Observasi merupakan metode penelitian
sebagai berikut : dimana peneliti melakukan pengamatan
secara langsung pada obyek penelitian.

258
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

3) Studi pustaka suatu kuesioner. Suatu kuesioner


Metode pencarian informasi dari buku- dikatakan valid jika pertanyaan dan
buku dan sumber-sumber lai yang relevan kuesioner mampu untuk mengungkap
dengan masalah yang dibahas dalam sesuatu yang akan diukur oleh
penelitian ini. kuesioner tersebut (Ghozali, 2005).
g. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan
Agar data yang dikumpulkan dapat content validity yang dapat
dimanfaatkan, maka data tersebut diolah dan menggambarkan kesesuaian sebuah
dianalisis terlebih dahulu sehingga nantinya pengukuran data dengan apa yang
dapat dijadikan dasar dalam penambilan diukur (Ferdinand, 2006). Jika suatu
keputusan. indikator mempunyai korelasi antara
1) Analisis Kualitatif skor masing-masing indikator terhadap
Analisis kualitatif merupakan bentuk skor totalnya (skor variabel konstruk)
analisis yang berdasarkan dari data yang maka dikatakan indikator tersebut
dinyatakan dalam bentuk uraian. Analisis valid.
kualitatif ini digunakan untuk membahas b) Uji Reliabilitas
dan menerangkan hasil penelitian tentang Reliabilitas adalah alat untuk
berbagai gejala atau kasus yang dapat mengukur suatu kuesioner yang
diuraikan dengan kalimat. merupakan indikator dari suatu
Dalam penelitian ini analisis kualitatif variabel. Suatu kuesioner dikatakan
tersebut adalah hasil pertanyaan reliable atau handal jika jawaban
responden dari sangat tidak setuju sampai pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dengan sangat setuju, kemudian jawaban dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005).
dengan skor terbanyak yang disimpulkan Pengukuran reliabilitas dalam
2) Analisis Kuantitatif penelitian ini dilakukan dengan cara
Analisis data kuantiatif adalah analisis one shot atau pengukuran sekali saja.
data yang menggunakan data berbentuk Disini pengukuran hanya sekali dan
angka-angka yang diperoleh sebagai hasil kemudian hasilnya dibandingkan
pengukuran atau penjumlahan dengan pertanyaan lain atau mengukur
(Nurgiyantoro dkk, 2004:27). Untuk reliabilitas dengan uji statistik
mendapatkan data kuantitatif,digunakan Cronbach Alpha (a). Suatu variabel
skala Likert yang diperoleh dari daftar dikatakan reliable jika nilai Cronbach
pertanyaan yang digolongkan ke dalam Alpha (a) >0,6.
lima tingkatan sebagai berikut 2) Uji Asumsi Klasik
(Sugiyono,2004:87), misalnya : a) Uji multikolinieritas
1) Untuk jawaban sangat tidak setuju Uji multikolinieritas bertujuan untuk
diberi nilai 1 menguji apakah dalam model regresi
2) Untuk jawaban tidak setuju diberi ditemukan adanya korelasi antara
nilai 2 variabel bebas (independen) (Santoso,
3) Untuk jawaban netral diberi nilai 3 2004). Model regresi yang baik
4) Untuk jawaban setuju diberi nilai 4 seharusnya tidak terjadi korelasi
5) Untuk jawaban sangat setuju diberi diantara variabel bebas.Jika variabel
nilai 5 bebas saling berkorelasi,maka variabel
Dengan program SPSS (Statistical ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
Package for Social Science) alat analisis adalah variabel bebas yang nilai
yang digunakan untuk menguji hipotesis korelasinya antar sesama variabel
yang telah dikemukakan. bebas lain sama dengan nol.
h. Uji Analisis Data Dalam penelitian ini teknik untuk
1) Uji Kualitas Data mendeteksi ada tidaknya
a) Uji Validitas multikolinearitas didalam model
Uji validitas digunakan untuk regresi dapat dilihat dari nilai
mengukur sah atau valid tidaknya tolerance dan Variance inflation

259
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

factor (VIF), nilai tolerance yang 3) Analisis Regresi Linear Berganda


besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF Model regresi adalah model yang
dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak digunakan untuk menganalisis pengaruh
ada multikolinearitas diantara variabel dari berbagai variabel independen
bebasnya (Ghozali, 2005). terhadap satu variabel dependen
b) Uji Heterokedastisitas (Ferdinand, 2006).
Uji ini dilakukan untuk menganalisis Formula untuk regresi linear berganda
apakah dalam model regresi terdapat adalah sebagai berikut:
ketidaksamaan variance dari residual Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
suatu pengamatan ke pengamatan lain. Dimana :
Kita dapat melihatnya dari grafik plot Y = kinerja perangkat desa
antara nilai prediksi variabel terikat a = Konstanta
(ZPRED) dengan residualnya X1 = Tingkat pendidikan
(SRESID). Dasar analisis yang X2 = Masa kerja
digunakan adalah: jika ada pola X3 = Motivasi kerja
tertentu, seperti titik-titik yang ada β1 = koefisien regresi untuk variabel
membentuk pola tertentu atau teratur tingkat pendidikan
maka mengindikasikan telah terjadi β2 = koefisien regresi untuk variabel
Heterokedastisitas. Sebaliknya bila Masa kerja
titik-titik yang ada menyebar dibawah β3 = koefisien regresi untuk variabel
dan diatas angka 0 pada sumbu Y, Motivasi kerja
maka tidak terjadi Heterokedasrisitas e = error
(Ghozali, 2005). 4) Pengujian Hipotesis
c) Uji Normalitas Ketepatan fungsi regresi sampel dalam
Uji ini bertujuan untuk menguji menaksir nilai aktual dapat dinilai dengan
apakah dalam model regresi, variabel godness of fit-nya. Secara statistik
pengganggu atau residual memiliki setidaknya ini dapat diukur dari nilai
distribusi normal. Kita dapat koefisien determinasi (R2), nilai statistik F
melihatnya dari normal probability dan nilai statistik t.Perhitungan statistik
plot yang membandingkan distribusi disebut signifikan secara statistik apabila
kumulatif dengan distribusi normal. nilai uji statistiknya berada dalam daerah
Distribusi normal membentuk suatu kritis (daerah dimana Ho
garis lurus diagonal, dan ploting data ditolak),sebaliknya disebut tidak
residual akan dibandingkan dengan signifikan bila nilai uji statistiknya berada
garis diagonalnya. Jika distribusi data dalam daerah dimana Ho diterima
normal, maka garis yang (Ghozali, 2005).
menggambarkan data sebenarnya akan a) Uji Parsial (Uji t)
mengikut garis normalnya (Ghozali, Untuk menentukan koefisien spesifik
2005). yang mana yang tidak sama dengan
d) Uji Linearitas nol, uji tambahan diperlukan yaitu
Uji terhadap linieritas berguna untuk dengan menggunakan uji t. Uji
mengetahui kebenaran bentuk model statistik t pada dasarnya menunjukkan
empiris yang digunakan dan menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
variabel yang relevan untuk independen secara individual dalam
dimasukkan dalam model empiris. menerangkan variasi variabel
Dengan kata lain uji linier bermanfaat dependen (Ghozali, 2005).
untuk mengetahui adanya kesalahan Dasar pengambilan keputusan
dalam spesifikasi model. Uji linier (Ghozali, 2005:84) adalah dengan
yang digunakan adalah Ramsey, menggunakan angka probabilitas
dimana kriterianya bila probabilitas F signifikansi, yaitu :
hitung >  (5 %), maka spesifikasi
model sudah benar (Ghazali, 2005).

260
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

(1) Apabila angka probabilitas terikatnya yaitu kinerja perangkat


signifikani > 0.05, maka Ho desa
diterima dan Ha ditolak. Dasar pengambilan keputusannya
(2) Apabila angka probabilitas (Ghozali, 2005:84) adalah dengan
signifikansi < 0.05, maka Ho menggunakan angka probabilitas
ditolak dan Ha diterima. signifikansi, yaitu:
(1) Apabila probabilitas signifikansi >
b) Uji Simultan (Uji F) 0.05, maka Ho diterima dan Ha
Dalam penelitian ini, uji F digunakan ditolak.
untuk mengetahui tingkat siginifikansi (2) Apabila probabilitas signifikansi <
pengaruh variabel-variabel 0.05, maka Ho ditolak dan Ha
independen secara bersama-sama diterima.
(simultan) terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2005:84). Dalam penelitian 4. HASIL PENELITIAN DAN
ini, hipotesis yang digunakan adalah : PEMBAHASAN
(1) Ho : Variabel-variabel bebas yaitu a. Data Penelitian
Tingkat pendidikan, Masa kerja Data penelitian diperoleh dari Kantor
dan Motivasi kerja tidak Kecamatan Kaliwiro Wonosobo. Berdasarkan
mempunyai pengaruh yang data yang diperoleh, jumlah perangkat desa se
signifikan secara bersama-sama Kecamatan Kaliwiro berjumlah 216. Dengan
terhadap variabel terikatnya yaitu mengambil sampel berdasarkan metode
kinerja perangkat desa sensus sampling dimana semua anggota
(2) Ha : Variabel-variabel bebas yaitu populasi dijadikan sampel. Data dikumpulkan
Tingkat pendidikan Masa kerja dengan menggunakan metode survey, yaitu
dan Motivasi kerja mempunyai kuesioner diantar dan diambil langsung.
pengaruh yang signifikan secara Periode pengumpulan data selama bulan juni
bersama- sama terhadap variable 2014. Penyebaran kuesioner dapat dilihat
pada tabel 1 berikut:

Tabel 4.1
Penyebaran Kuesioner Penelitian
Kuesioner Kuesioner
Responden Kembali Gugur
disebar Valid
Perangkat
216 206 13 193
Desa
Jumlah 216 206 13 193
Sumber: Data primer diolah, 2012.

Berdasarkan tabel 4.1, kuesioner b. Analisis data


yang disebar sebanyak 216 dan kembali 1) Uji Kualitas Data
206. Kuesioner yang gugur sebanyak 13 a) Uji Validitas
responden atau 6,02% karena tidak Uji validitas dilakukan dengan
semua pertanyaan diisi, sehingga yang membandingkan nilai r hitung (untuk
digunakan sebagai sampel dalam setiap butir dapat dilihat pada kolom
penelitian ini sebanyak 193 responden corrected item-total correlations
atau 89,35%. Dalam penelitian ini dengan r table untuk degree of
boleh dikatakan respon rate perangkat freedom (df)=n-k, dalam hal ini n
desa terhadap penelitian ini adalah adalah jumlah sampel dan k adalah
tinggi karena kuesioner yang kembali jumlah item. Jika r hitung > r tabel,
sebesar 95,37%. maka pertanyaan tersebut dikatakan
valid (Ghozali, 2006) :

261
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

Dari hasil uji validitas seperti yang 2006). Jika hasil uji nilai Tolerance
disajikan pada tabel 4,5 dapat menunjukkan tidak ada variabel
diketahui bahwa seluruh item independen yang memiliki nilai
pernyataan valid karena berkorelasi Tolerance kurang dari 0,10 berarti
dengan skor faktornya pada taraf tidak ada korelasi antar variabel
signifikansi 0,05. Item pernyataan independen yang nilainya lebih dari
dinyatakan valid karena rhitung lebih 95% (Ghozali, 2006). Selanjutnya
besar dari rtabel = 0,204. Dikarenakan dengan melihat VIF jika tidak terdapat
seluruh item pertanyaan valid, maka nilai VIF yang lebih dari 10
seluruh item pertanyaan sahih untuk menunjukkan bahwa antar variabel
menjadi instrumen penelitian. independen dalam model regresi tidak
b) Uji Reliabilitas terdapat multikolinieritas. Tabel 4.7 di
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk bawah ini menunjukkan ringkasan dari
mengukur suatu kuesioner yang hasil uji multikolinieritas.
merupakan indikator dari variabel. Berdasarkan pada tabel 4.6 di atas,
Suatu kuisioner dikatakan reliabel terlihat bahwa tidak ada variabel
apabila jawaban responden atas independen yang memiliki nilai
pertanyaan pada setiap variabel selalu Tolerance kurang dari 0,10.
konsisten dari waktu ke waktu. Selanjutnya hasil perhitungan VIF
Formula statistik yang digunakan juga menunjukkan hal yang sama
untuk mengukur reliabilitas adalah uji yaitu tidak ada satupun variabel
statistik cronbach alpha (α). Menurut independen yang memiliki nilai VIF
Nunnally (1967) yang dikutip Ghozali lebih besar dari 10. Sehingga dapat
(2006) apabila cronbach alpha dari disimpulkan bahwa tidak terjadi
hasil pengujian > 0,6 maka dapat multikolinieritas antar variabel
dikatakan bahwa konstruk atau independen dalam model regresi.
variabel ini adalah reliabel. Hasil uji b) Uji Heteroskedastisitas
reliabilitas ini ditunjukkan pada tabel Uji heteroskedastisitas bertujuan
4.6. menguji apakah dalam model regresi
Secara keseluruhan uji reliabilitas terjadi ketidaksamaan variance dari
yang dilakukan dalam penelitian ini residual satu pengamatan ke
telah menunjukkan hasil yang pengamatan yang lain. Jika variance
memuaskan. Hal ini terlihat dari nilai dari residual satu pengamatan ke
cronbach alpha yang lebih besar dari pengamatan lain tetap, maka disebut
nilai batas atas cronbach alpha 0,6. homoskedastisitas dan jika berbeda
Sehingga seluruh pertanyaan yang disebut heteroskedastisitas. Model
berkaitan dengan variabel –variabel regresi yang baik adalah yang
dalam penelitian ini adalah reliabel. homoskedastisitas atau tidak terjadi
2) Uji Asumsi Klasik heteroskedastisitas. Untuk melakukan
a) Uji Multikolinieritas pengujian terhadap asumsi ini
Uji multikolinieritas dimaksudkan dilakukan dengan menggunakan
untuk menguji apakah pada model analisis dengan grafik plots. Apabila
regresi ditemukan adanya korelasi titik-titik menyebar secara acak baik di
antar variabel independen. Model atas maupun di bawah angka nol pada
regresi yang baik seharusnya tidak sumbu Y maka dinyatakan tidak
terjadi korelasi antar variabel terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
independen (Ghozali, 2006). 2006).
Uji multikolinieritas dilakukan dengan Dari grafik scatterplots terlihat bahwa
menganalisis korelasi antar variabel titik-titik menyebar secara acak serta
independen pada nilai Tolerance dan tersebar baik di atas maupun di bawah
nilai Variance Inflation Factor (VIF) angka 0 pada sumbu Y. Sehingga
dalam Collinearity Statistics (Ghozali, dapat disimpulkan bahwa model

262
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

regresi yang digunakan tidak terjadi d) Uji Linearitas


heteroskedastisitas. Uji terhadap linieritas berguna untuk
c) Uji Normalitas mengetahui kebenaran bentuk model
Uji normalitas dimaksudkan untuk empiris yang digunakan dan menguji
mengetahui apakah dalam model variabel yang relevan untuk
regresi, variabel residual memiliki dimasukkan dalam model empiris.
distribusi normal. Uji normalitas yang Dengan kata lain uji linier bermanfaat
digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kesalahan
uji statistik non-parametik One- dalam spesifikasi model. Uji linier
Sample Kolmogorof-Smirnof Test. yang digunakan adalah Ramsey,
Nilai signifikansi dari residual yang dimana kriterianya bila probabilitas F
terdistribusikan secara normal adalah hitung >  (5 %), maka spesifikasi
jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) dalam model sudah benar (Ghazali, 2006).
uji One-Sample Kolmogorof-Smirnof Dari table 4.9 terlihat bahwa nilai F
Test lebih besar dari α = 0,05. Uji hitung < dari nilai F table 2,65 dan
normalitas dalam penelitian ini dapat nilai signifikansi > 0,05. Hal ini
dilihat pada tabel 4.8. menunjukkan maka asumsi Linearitas
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat dapat diterima (hubungan antara X
bahwa hasil perhitungan normalitas dengan Y bersifat Linear)
dengan menggunakan uji One-Sample
Kolmogorof-Smirnof Test memiliki c. Hasil Penelitian
probabilitas tingkat signifikansi di atas 1) Analisis Regresi Ganda
tingkat Keahlian α = 0,05 yaitu 0,071. Hasil perhitungan analisis regresi linier
Hal ini berarti dalam model regresi berganda dengan bantuan program SPSS
terdapat variabel residual atau variabel Release 17.0 mendapatkan hasil sebagai
pengganggu yang terdistribusi secara berikut :
normal

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.871 .471 3.971 .000
Tingkat .293 .030 .387 9.730 .000
Pendidikan
Masa Kerja .614 .102 .237 5.996 .000
Motivasi .127 .008 .603 15.132 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data primer diolah, 2014

Berdasarkan hasil analisis regresi di atas, 2) Uji t (Uji Parsial)


maka dapat disusun persamaan regresi Perhitungan uji t digunakan untuk
sebagai berikut: menguji signifikansi dari pengaruh tingkat
Y = 1,871 + 0,293X1 + 0,614X2 + pendidikan, masa kerja, dan motivasi kerja
0,127X3 + e secara simultan berpengaruhsecara positif
terhadap kinerja perangkat desa secara

263
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

individual. Berikut ini prosedur perhitungan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
uji t untuk masing-masing variabel: thitung sebesar = 5,996. Sedangkan nilai
a) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan
kinerja perangkat desa derajat kebebasan (db) = 193-3 =190
Ho: 1 = 0 (tidak ada pengaruh tingkat adalah sebesar 1,972. Dikarenakan t hitung >
pendidikan terhadap kinerja perangkat ttabel (5,996 > 1,972), maka Ho ditolak
desa) sehingga hipotesis 2 diterima. Artinya
H1: 1  0 (ada pengaruh tingkat masa kerja berpengaruh secara signifikan
pendidikan terhadap kinerja terhadap kinerja perangkat desa. Hal ini
perangkat desa) menunjukkan bahwa kinerja perangkat
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh desa ditentukan oleh masa kerja yang
thitung sebesar = 9,730. Sedangkan nilai ditempuh pegawai. Semakin lama masa
ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan kerja maka akan meningkatkan kinerja.
derajat kebebasan (db) = 193-3=190 c) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
adalah sebesar 1,972. Dikarenakan t hitung > perangkat desa
ttabel (9,730 > 1,972), maka Ho ditolak Ho: 1 = 0 (tidak ada pengaruh motivasi
sehingga hipotesis 1 diterima. Artinya kerja terhadap kinerja perangkat
tingkat pendidikan berpengaruhsecara desa);
signifikan terhadap kinerja perangkat H1: 1  0 (ada pengaruh motivasi kerja
desa. Hal ini menunjukkan kinerja terhadap kinerja perangkat desa)
perangkat desa ditentukan oleh tingkat Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
pendidikan. thitung sebesar = 15,132. Sedangkan nilai
b) Pengaruh masa kerja terhadap kinerja ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan
perangkat desa derajat kebebasan (db) = 193-3 =190
Ho: 1 = 0 (tidak ada pengaruh masa kerja adalah sebesar 1,972. Dikarenakan t hitung >
terhadap kinerja perangkat ttabel (15,132 > 1,972), maka Ho ditolak
desa); sehingga hipotesis 3 diterima. Artinya
H1: 1  0 (ada pengaruh masa kerja motivasi kerja berpengaruh secara
terhadap kinerja perangkat signifikan terhadap kinerja perangkat
desa) desa. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
ditentukan oleh tinggi rendahnya motivasi
kerja.

3) Uji F (Uji Simultan)


Tabel 3. Uji F

ANOVAb
Sum Mea
of n
Squar Squ
Model es df are F Sig.
a
1 Regression 539.864 3 179.955 156.797 .000
Residual 216.913 189 1.148
Total 756.777 192
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Masa Kerja, Tingkat Pendidikan
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data primer diolah, 2014

264
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

Uji F digunakan untuk menguji pendidikan mulai dari Sekolah Dasar, SLTP,
signifikansi model regresi yaitu pengaruh SLTA sampai Perguruan Tinggi.
tingkat pendidikan, masa kerja, dan motivasi Semakin tinggi tingkat pendidikan
kerja secara simultan terhadap kinerja seseorang maka semakin tinggi juga kinerja
perangkat desa. Prosedur perhitungan uji F pegawai tersebut. Pada umumnya orang yang
adalah sebagai berikut: mempunyai pendidikan formal maupun
a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan informal yang lebih tinggi akan mempunyai
hipotesis alternatif (Ha); wawasan yang lebih luas. Tingginya
Ho: 1 = 2 (tidak ada pengaruh tingkat pendidikan,
kesadaranmasa akan pentingnya peningkatan
=0 kerja, dan motivasi kerja secara
kinerja,
simultan
akan mendorong tenaga kerja yang
terhadap kinerja perangkat desa)bersangkutan melakukan tindakan yang
(ada pengaruh tingkat pendidikan,
produktif.masa
Dari pernyataan tersebut dapat
Ha: 1  2 kerja, dan motivasi kerja secara
dikatakan
simultan
bahwa tingkat pendidikan seorang
>0 terhadap kinerja perangkat desa)
pegawai berpengaruh positif terhadap kinerja,
b) Menentukan level of significance ( ) =  karena orang yang berpendidikan lebih tinggi
5%; memiliki pengetahuan yang lebih untuk
c) Menentukan Ftabel dengan db = (n-k-1), meningkatkan kinerjanya.
sehingga Ftabel pada 0,05 (3;189) adalah 2) Pengaruh Masa kerja Terhadap
2,65 Kinerja Perangkat Desa
d) Kriteria pengujian; Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan hasil
Ho diterima apabila Fhitung  2,65 bahwa variabel masa kerja memiliki pengaruh
Ho ditolak apabila Fhitung > 2,65 positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini
e) Menghitung nilai F; menunjukkan bahwa semakin lama perangkat
Hasil perhitungan dengan program SPSS desa tersebut mampu meningkatkan
for windows memperoleh nilai Fhitung kinerjanya.
sebesar 156,797 Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati
d. Pembahasan (2010) ditemukan hasil bahwa masa kerja
1) Pengaruh Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja.
Terhadap Kinerja perangkat desa Penelitian ini tidak konsisten dengan
Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan hasil penelitian Haryanti dan susialisasi (2012)
bahwa variabel Tingkat pendidikan memiliki yang menemukan bahwa masa kerja
pengaruh positif dan signifikan terhadap mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak
kinerja perangkat desa. Hal ini menunjukkan signifikan terhadap kinerja.
bahwa semakin tinggi Tingkat pendidikan Pelaksanaan tugas yang diberikan dari
mampu meningkatkan kinerja perangkat desa. perusahaan, hal yang paling menentukan
Hasil penelitian ini konsisten dengan adalah seberapa lama karyawan bekerja di
penelitian yang dilakukan oleh oleh Wardono perusahaan tersebut. Hal inilah yang disebut
(2012) yang menunjukkan bahwa Pendidikan dengan masa kerja. Semakin lama masa kerja
pelatihan mempunyai pengaruh yang karyawan pada sebuah perusahaan, maka
signifikan terhadap kinerja pegawai. semakin banyak pula pengalaman yang ia
Penelitian ini juga konsisten dengan dapatkan. Dengan pengalaman kerja yang
penelitian yang dilakukan oleh Haryanti dan banyak, maka tingkat produktivitas yang
susialisasi (2012) yang menemukan bahwa dihasilkanpun juga akan semakin tinggi.
Tingkat pendidikan berpengaruh positif dan Simanjuntak dalam Susilawati (2008:37)
signifikan terhadap kinerja. menyatakan bahwa orang yang baru mulai
pendidikan adalah kegiatan yang berupa bekerja kurang berpengalaman dan biasanya
proses untuk memperoleh pengetahuan dan memiliki produktivitas yang rendah pula.
ketrampilan untuk mengembangkan dan Sedangkan menurut istilah umum
meningkatkan kemampuan seseorang. ketenagakerjaan, pengalaman kerja adalah
Sedangkan tingkat pen didikan adalah jenjang pengetahuan atau kemampuan karyawan yang
terserap oleh seorang pekerja karena

265
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

melakukan pekerjaan dalam kurun waktu 5. PENUTUP


tertentu. a. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Berdasarkan penelitian yang telah
masa kerja bepengaruh signifikan terhadap dilakukan dapat diambil beberapa
produktivitas kerja. Artinya semakin lama kesimpulan sebagai berikut :
masa kerja karyawan, maka produktivitas 1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
akan semakin tinggi, sedangkan masa kerja tingkat pendidikan berpengaruh
pendek maka produktivitas kerja juga rendah. terhadap kinerja (H1 diterima).
Masa kerja yang sudah lama memiliki 2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengalaman kerja yang banyak, artinya masa kerja berpengaruh terhadap
karyawan yang memiliki masa kerja cukup kinerja (H2 diterima).
lama akan memiliki pengalaman kerja yang 3) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
banyak sehingga menghasilkan produktivitas motivasi kerja berpengaruh terhadap
kerja yang tinggi. Sedangkan karyawan kinerja (H3 diterima).
dengan masa kerja pendek (karyawan baru) 4) Tingkat pendidikan, masa kerja, dan
masih belum berpengalaman sehingga motivasi kerja secara simultan
produktivitasnya juga rendah. berpengaruh secara signifikan
3) Pengaruh Motivasi kerja Terhadap terhadap kinerja perangkat desa (H4
Kinerja perangkat desa diterima).
Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan hasil b. Saran
bahwa variabel motivasi kerja memiliki Beberapa saran yang bisa diberikan
pengaruh positif dan signifikan terhadap dalam penelitian ini adalah sebagai
kinerja perangkat desa. Hal ini menunjukkan berikut :
bahwa peningkatan motivasi akan diikuti oleh 1) Pemerintah perlu melakukan program-
peningkatan kinerja. program yang bertujuan untuk
Hasil penelitian ini konsisten dengan menumbuhkan kesadaran perangkat
temuan Penelitian yang dilakukan oleh desa untuk terus meningkatkan
Manurung dan Rahmawati (2013) yang kemampuan melalui pendidikan, baik
menunjukkan bahwa motivasi yang dimiliki itu pendidikan formal maupun non
pegawai akan meningkatkan kinerja. formal. Langkah yang bisa ditempuh
Untuk meningkatkan kinerja aparatur adalah dengan memberikan beasiswa
maka Pemerintah Daerah perlu menetapkan ataupun memberikan ijin belajar untuk
berbagai kebijakan seperti pemberian melanjutkan ke jenjang pendidikan
motivasi baik bersifat material maupun non yang lebih tinggi.
material. Pemberian motivasi itu 2) Pemerintah harus memperhatikan
dimaksudkan agar anggota organisasi masa kerja perangkat desa karena
bersedia untuk mengerahkan kemampuanya terbukti masa kerja dapat
dalam bentuk keahlian, ketrampilan, tenaga meningkatkan kinerja, sehingga
dan waktunya untuk menyelenggarakan pemerintah harus melakukan tindakan
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung agar para perangkat desa merasa betah
jawabnya dan menunaikan kewajibannya bekerja dan mempunyai loyalitas yang
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai tinggi terhadap organisasi.
sasaran organisasi yang telah ditentukan 3) Perlu adanya tindakan-tindakan dalam
sebelumnya. Adanya peningkatan motivasi rangka meningkatkan motivasi kerja
dengan menambah jumlah upah yang ada perangkat desa seperti pemberian
apabila mampu melebihi target kerja yang tunjangan, peningkatan gaji dan
ditetapkan, memperbaiki kondisi kerja dengan pengangkatan sebagai pegawai negeri
memberikan peralatan kerja yang memadai. sipil.

266
Jurnal PPKM III (2017) 254 - 267 ISSN: 2354-869X

6. DAFTAR PUSTAKA Benyamin Molan. Penerbit Prenhallindo.


Atmosoeprapto, K, 2000, Produktivitas Jakarta.
Aktualisasi Budaya Perusahaan : Saydam, Gouzali., 2006, Built In Training:
Mewujudkan Organisasi yang Efektif dan Jurus Jitu Mengembangkan P rofe-
Efisien Melalui SDM Berdaya. Elex sionalisme SDM, Remaja Rosdakarya,
Media Komputindo. Jakarta. Bandung
Basuki, 2003, “Pengaruh Motivasi Kerja da n Siagian, Sondang, P, 2005, Manajemen
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara,
Dinas Pendapatan Kabupaten Jakarta
Karanganyar” Tesis Program Magister Simamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber
Manajemen STIE AUB Surakarta. Daya Manusia , STIE : YKPN,
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Yogyakarta.
Multivariate Dengan Program SPSS. Sjafri Mangkuprawira, 2003, Manajemen
Semarang: Badan Penerbit Universitas Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia,
Diponegoro. Jakarta
Gibson, J. L., Ivancovich J. M., Donnelly, J. Singarimbun, M. dan S. Effendi, 2005,
H, 2001, Organisasi : Perilaku, Struktur, Metode Penelitian Survei , LP3ES.
Proses. Alih Bahasa Nunuk Adiarni, Jakarta
Edisi Kedelapan, Jilid II, Binarupa Sugiharto, Joko, 2009,”Pengaruh Motivasi,
Aksara, Jakarta. Budaya Organisasi, Lingkungan Kerja
Kerlinger, Fred. N. dan Pedhazur, 2000, dan Kepemimpinan terhadap Kinerja
Korelasi dan Analisa Regresi Berganda, Guru SMA Negeri II Kabupaten
Nur Cahaya, Semarang. Sukoharjo” Tesis Program Magister
Luthans, Fred, 2001, Organizational Manajemen STIE AUB Surakarta.
Behavior. 7th Edition, McGraw -Hill, Suradinata, Ermaya, 2006 , Psikologi Kepe -
International Edition, Singapore. gawaian dan Peranan Pimpinan Dalam
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu., 2001, Motivasi Kerja, CV Ramadan, Bandung.
Manajemen Sumber Daya Manusia Susanto, AB, 2005, Budaya perusahaan:
Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Manajemen dan Persaingan Bisnis, PT.
Bandung. Elex Media Computindo, Jakarta.
Miftah Thoha, 2004, Perilaku Organisasi, Suyadi Prawirosentono, 2001, Manajemen
Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali Sumberdaya Manusia : Kebijakan
Press, Jakarta. Kinerja Karyawan, Kiat Mem - bangun
Miller. 2000. Manajemen Era Baru , Beberapa Organisasi Kompetitif Menjelang
pandang an Manajemen Budaya Perdagangan Bebas Dunia. Penerbit
Perusahaan Modern, Penerbit Airlangga, BPFE, Yogyakarta.
Jakarta Umar, Husein, 2007, Riset Sumber
Mulyaningsih, Ida, 2007, dengan judul DayaManusia Dalam Organisasi, Cetakan
“Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Kerja, Lingkungan Kerja, Komunikasi Jakarta
dan Diklat terhadap Kinerja Pegawai Veithzal Rivai & Ahmad Fawzi Mohd Basri,
Badan Pengelola Keuangan Daerah 2005, Performance Appraisal Sistem
Kabupaten Wonogiri dengan Gender dan Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja
Tingkat Pendidikan sebagai Variabel Karyawan Dan Mening -katkan Daya
Moderator ” Tesis Program Magister Saing Perusahaan.. PT. Raja Grafindo
Manajemen STIE AUB Surakarta . Persada, Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo., 2003, Pengem - Veithzal Rivai, 2004, Manajemen Sumber
bangan Sumber Daya Manusia, Rineka Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari
Cipta, Jakarta Teori Ke Praktik. PT. Raja Grafindo
Robbins, Stephen, 2001, Perilaku Organisasi. Persada, Jakarta.
Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka dan

267

Anda mungkin juga menyukai