Anda di halaman 1dari 13

Ave at:

Available online at: https://ejournal.fah.uinib.ac.id/index.php/khazanah


Khazanah: Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Islam
ISSN: 2339-207X (print) ISSN: 2614-3798 (online) Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam

DOI: https://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.190://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.70

TERUSAN SUEZ: JALAN MENUJU KEMAKMURAN KOLONIAL

Erasiah
Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
email: erasiah@uinib.ac.id

Abstrack
The existence of the Suez Canal, which is close to the distance between East and West, has
attracted colonialism to the East and invited him to take political economic policies towards
Muslims, especially the Gulf countries that are rich in natural resources. The political
economic policies applied by the colonial to the Gulf countries brought colonial to
prosperity which became its main goal. Colonial became the ruler and determinant of the
foreign relations of the Gulf countries which resulted in natural resources that should be
enjoyed by the Gulf Muslims, on the contrary enjoyed by the colonials. For this reason, it is
worthy of this opportunity to discuss this topic in an effort to look at the history of the Gulf of
Islam as an analysis for the present and future.
Keywords: Suez Canal, prosperity, colonial

Abstrak
Keberadaan Terusan Suez yang memperdekat jarak antara Timur dan Barat, telah menarik
kolonial ke dunia Timur dan mengundangnya mengambil kebijakan ekonomi politik
terhadap umat Islam terutama negara-negara Teluk yang kaya dengan sumber alam.
Kebijakan ekonomi politik yang diterapkan kolonial terhadap negara-negara Teluk
membawa kolonial kepada kemakmuran yang menjadi tujuan utamanya. Kolonial menjadi
penguasa dan penentu hubungan luar negeri negara-negara Teluk yang mengakibatkan
sumber alam yang semestinya dinikmati oleh umat Islam Teluk, sebaliknya dinikmati oleh
kolonial. Untuk itu pada kesempatan ini sangat patutlah kiranya membincangkan topik ini
dalam upaya menatap sejarah umat Islam Teluk sebagai salah satu analisis untuk masa
sekarang dan akan datang.
Kata Kunci: Terusan Suez, kemakmuran, kolonial

1
2 Terusan Suez...

PENDAHULUAN kapas.3 Sementara jalur yang


Kemajuan peradaban manusia pada memungkinkan agar mereka sampai ke
zaman modern telah memicu hasrat untuk wilayah tujuan adalah jalur laut. Jalur
meningkatkan hubungan antara satu lautlah yang bisa membawa barang dengan
wilayah dengan wilayah lainnya, meskipun jumlah yang sangat banyak dengan kapal-
melalui jalur laut yang penuh tantangan dan kapal kontainer. Sementara jalur laut yang
ganasnya ombak laut. Di sisi lain kemajuan tersedia selama ini adalah Tanjung Harapan
peradaban manusia juga menuntut ruang yang menghabiskan banyak waktu untuk
besar agar peradaban bisa berkembang sampai ke wilayah tujuan. Akan tetapi
dengan pesat melalui perluasan wilayah semenjak dibukanya Terusan Suez pada
baik secara damai maupun secara tanggal 17 November 1869 membuat
penaklukan/pemaksaan. Alasannya adalah hubungan antara Barat dengan Timur
bahwa negara itu seperti organisme yang semakin dekat dan mudah.4
hidup kata Friederich Ratzel (1844-1904) Pembukaan Terusan Suez sebagai
seorang ilmuan Jerman.1 Untuk itu kata penghubung Laut Tengah dengan Laut
Friederich Razel batas-batas negara Merah tersebut jalurnya berlanjut ke Teluk
hakikatnya bersifat sementara, bila sudah Persia/Negara Teluk untuk bisa sampai ke
tidak dapat memenuhi, maka dapat Timur dari Barat dan sebaliknya. Selain itu
diperluas dengan mengubah batas negara pembukaan Terusan Suez juga
dengan cara damai maupun kekerasan. memperpendek jarak antara Barat dengan
Pemikiran yang hampir sama juga Timur. Astuti Ningsih mengatakan bahwa
dilontarkan oleh Johan Rudolf Kjellen kehadiran Terusan Suez menghemat
(1864-1922) seorang ilmuan politik dan perjalanan sepanjang 7.700 KM. Sumber
politikus Swedia mengatakan Negara itu lain menyebutkan bahwa kemunculan
bukan seperti organisme yang hidup, tetapi Terusan Suez memperpendek perjalanan
adalah sebuah organisme yang hidup dan dari London/Eropa menuju Timur/Mumbai
intelektual harus mampu mempertahankan dari 19.800 KM menjadi 11.600 KM (8.200
dan mengembangkan dirinya dengan KM).5 Sementara itu perjalanan dari Barat
melakukan ekspansi.2 ke Timur/Mumbai India mau tidak mau
Beranjak dari pendapat ahli tersebut mesti melewati wilayah Teluk Persia atau
barangkali inilah salah satu penyebab yang dikenal dengan Negara Teluk. Negara
memicu hubungan antara dunia Timur Teluk memiliki banyak kota-kota pelabuhan
dengan dunia Barat yang dahulunya susah, penting. Seperti Kota Masqat di Oman yang
pada abad ke-20 M menjadi mudah. terletak di pantai Laut Arab, Uni Emirat
Adapun salah satu bentuk hubungan Arab, Qatar, Bahrain, Kuwait, Iraq, dan
tersebut pada awalnya terjalin melalui Iran. Semua wilayah tersebut terletak di tepi
jalinan niaga/perdagangan. Jenis barang pantai sebagai jalur laut dari Barat menuju
niaga yang diperdagangkan tersebut adalah Timur. Sebagai wilayah jalur lalu lintas
berupa pakaian sebagai hasil industri yang perdagangan antara Barat dengan Timur,
berkembang dengan pesat di dunia Barat. tentu wilayah tersebut menerima dampak
Sementara jenis-jenis barang niaga yang yang signifikan baik di bidang politik,
tersedia di dunia Timur adalah berupa sosial, ekonomi, pendidikan, filsafat, seni,
rempah-rempah dan lain sebagainya yang dan agama karena sering disinggahi oleh
sangat dibutuhkan di dunia Barat untuk orang asing. Apalagi wilayah tersebut
kelangsungan perindustrian mereka. Di sisi adalah wilayah Islam di zaman modern
lain Mesir pada abad 20 M merupakan yang memang tidak luput dari pengejaran
daerah pengekspor kapas yang memerlukan
pasar internasional untuk memasarkan 3
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat
Islam III, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1999), h. 107.
4
Salwi Qalawinah, Qanaah al-
Suuwais min al-Fikrati ila al-‘Alamiiyah,(
1
Adeyaka Wury Aksani, Wawasan Iskandariyah: Mansyaah al-Ma’arif, 2009), h.
Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia, 142.
5
(http://adeyaka- Ismah Tita Ruslin, Memetakan
fisip12.web.unair.ac.id/artikel.html), diakses Konflik di Timur Tengah (Tinjauan Geografi
tanggal 12-8-2015. Politik), (Jurnal Politik Profetik, Volume 1 No.1
2
Ibid. 2013.pdf), h. 51, diakses tanggal 03 Mei 2015.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Erasiah 3

bangsa Eropa/para kolonial. Lebih-lebih struktur perekonomian suatu masyarakat


pasca kekalahan Turki Usmani melawan dapat mempengaruhi lembaga-lembaga
bangsa Eropa di Wina pada tahun 1683 politik yang sudah ada atau yang akan ada
sebagai pelindung Negara Islam selama dikemudian hari.9 Adapun menurut
ini.6 Deliarnov10 hubungan sistematis antara
Selain itu kondisi di Barat tentang ekonomi dan proses politik dapat dilihat
kebutuhan logistik juga menuntut akan
dari tiga kemungkinan. Pertama, terdapat
adanya lahan baru yang dapat dimanfaatkan
hubungan kausal antara ekonomi dan
demi keberlangsungan hidup. Untuk
memenuhi semua itu muncullah keinginan proses politik. Ini yang lazim disebut model
untuk mendatangi dunia Timur yang kaya ekonomi politik “deterministic”. Hubungan
dengan hasil bumi. Lebih-lebih pada abad ini mengasumsikan bahwa politik
ke 20 M bangsa Barat merupakan bangsa menentukan aspek-aspek ekonomi dan
yang sedang sibuk dengan persaingan institusi-institusi ekonomi menentukan
global yang tidak dapat dihindari di antara proses-proses politik. Kedua, ada hubungan
sesama bangsa Barat. Mereka berusaha timbal balik antara ekonomi dan proses
untuk saling merebut pengaruh simpati politik. Ini yang disebut model ekonomi
bangsa Timur yang semakin gencar politik “interaktif” yang menganggap
semenjak pembukaan Terusan Suez yang fungsi-fungsi politik dan ekonomi berbeda,
memudahkan mereka datang ke Timur. tetapi saling mempengaruhi satu sama lain.
Kajian ini penting adalah untuk melihat
Ketiga, terdapat hubungan perilaku yang
realitas sejarah umat Islam yang
mempunyai implikasi untuk masa sekarang berlanjut atau kontiniu antara ekonomi
dan akan datang. dengan politik.
Jadi setiap tindakan yang diambil
PEMBAHASAN selalu diiringi oleh kepentingan yang lain.
Kajian teori Apabila terjadi tindakan politik, maka
Teori yang digunakan dalam kajian kepentingan ekonomi akan ikut, begitu juga
ini adalah teori ekonomi politik. Aminah ketika kebijakan ekonomi diputuskan, akan
(Dosen Ekonomi Politik Internasional selalu diiringi oleh kepentingan politik.
Universitas Muhammadiyah Jakarta 2010 Melalui pemikiran ini didapatkan gambaran
dalam powerpoint-nya mengatakan yang yang jelas bahwa struktur ekonomi
dimaksud dengan ekonomi politik adalah masyarakat sangat menentukan komponen
tidak ada tindakan politik bebas dari yang lainnya dalam kehidupan masyarakat
kepentingan ekonomi dan tidak ada pula lebih-lebih sistem politik. Beranjak dari
sebuah kebijakan ekonomi terlepas dari pendapat para ahli tersebut dapat dipahami
kepentingan politik.7 Adapun ekonomi bahwa kestabilan politik sangat menentukan
politik dalam pandangan William kestabilan ekonomi dan begitu juga
Outhwaite bahwa struktur ekonomi sebaliknya, keduanya saling tarik menarik
masyarakat sangat mempengaruhi semua pengaruh yang tidak bisa dipisahkan.
komponen lainnya, terutama sistim politik.8 Semua ini menurut Miriam Budiarjo11
Sementara F. Isjawam sebagaimana yang sebagaimana yang dikutip oleh Hatamar
dikutip oleh Hatamar mengatakan bahwa bahwa dalam mengajukan kebijaksanaan,
setiap tindakan politik terdapat aspek arah, dan strategi ekonomi, seorang sarjana
ekonomi demikian juga sebaliknya, bahwa ekonomi dapat bertanya kepada seorang
sarjana ilmu politik. Tentang kebijakan
6
mana yang paling baik untuk mencapai
Samsul Munir Amin, Sejarah
tujuan ekonomi tersebut, begitu juga
Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2014), h.
355. sebaliknya. Seorang sarjana ilmu politik
7
Aminah, Konsep Ekonomi Politik,
“Mata Kuliah Ekonomi Politik Internasional 9
Hatamar, Ilmu Politik Perspektif
Universitas Muhammadiyah Jakarta 2010, (pdf), Barat dan Islam, (Palembang: IAIN Raden
diakses tanggal 4-5-2015. Fatah Press, 2007), h. 15.
8 10
William Outhwaite, (ed), Ensiklopedi Deliarnov, Ekonomi Politik,
Pemikiran Sosial Modern, (Jakarta: Kencana (Erlangga, google books, 2006), h. 13.
11
Prenada Media Group, 2008), h. 650. Hatamar, Ilmu Politik..., h.16.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


4 Terusan Suez...

tidak dapat mengabaikan pengaruh peranan para pelaut Eropa tersebut yang berhasil
perdagangan luar negeri, bantuan luar menemukan jalan ke Timur pertama kalinya
negeri serta hubungan ekonomi luar negeri adalah Vasco Da Gama. Dia menemukan
terhadap usaha-usaha pembangunan dalam Tanjung Harapan pada tahun 1497.14
negeri. Apalagi penelitian ini pada abad ke Semenjak Vasco Da Gama menemukan
20 M, yang mana pada abad ini bangsa jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan
tersebut, akhirnya satu persatu bangsa
Eropa semakin gencar melakukan pencarian
Eropa memasuki dunia Timur. Di sisi lain
sumber-sumber ekonomi di dunia Timur
penemuan Tanjung Harapan tersebut
yang berujung dengan diplomasi (politik). semakin membuat Terusan Suez yang
pernah ada sebelumnya semakin terabaikan
Sejarah Terusan Suez berabad-abad lamanya. Demikian juga
Secara historis Terusan Suez dengan negara-negara di sekitar Laut
memiliki sejarah yang sangat panjang Tengah. Akan tetapi ketika Napoleon Bona
karena terusan ini sebenarnya sudah ada Parte menduduki Mesir pada tahun 179815
semenjak zaman Fir’aun.12 Ketika itu yang membawa berbagai ilmuan, dia
terusan ini dapat menghubungkan Delta memerintahkan kepada insinyur dan
Sungai Nil dengan Laut Merah. Akan tetapi perwiranya untuk membuat rancangan
karena tidak terurus terusan itu akhirnya pembedahan tanah setelah mendengar cerita
ditutupi pasir dan hilang karena endapan tentang Suez. Pembedahan tanah tersebut
tanah mengundang munculnya pepohonan. tujuannya adalah supaya hasil pembedahan
Kemudian ketika Darius I pemerintah tanah tersebut dapat dilalui kapal dari
Persia menguasai wilayah tersebut, terusan Alexandria menembus ke Laut Merah.
yang terabaikan itu dibangun kembali Adapun insinyur yang dipercaya oleh
dengan cara yang lebih baik.13 Walaupun Napoleon Bona Parte adalah Ferdinand
sudah dibangun lebih baik tetap saja terusan Vicomte de Lesseps.
tersebut akhirnya terabaikan kembali karena Akhirnya Ferdinand Vicomte de
tidak ada yang mengurus, sehingga terusan Lesseps segera mempelajari jalur-jalur
tersebut menjadi dangkal dan tidak berguna. pelayaran di masa kuno Mesir dan
Kemudian sekitar tahun 500 SM terusan kemudian melakukan kembali penggalian
tersebut digali kembali dan diurus selama terhadap terusan yang pernah ada tersebut.
beberapa tahun untuk kepentingan Penggalian terusan tersebut memakan
pengangkutan gandum dari Lembah Sungai waktu yang cukup lama, yaitu selama 90
Nil menuju Mekah dan Madinah yang tahun yang didanai oleh pemerintah Mesir
diprakarsai oleh seorang jenderal Arab. dan Perancis. Setelah penggalian terusan
Akan tetapi terusan tersebut akhirnya hilang selesai, akhirnya pada tanggal 17
lagi karena tidak terurus dan endapan air November 1869 terusan tersebut dibuka
mengundang berbagai tumbuhan. secara resmi sebagai jalur internasional.16
Kemudian Turki Usmani sebagai Penggalian terusan tersebut berlangsung
salah satu kerajaan besar Islam di zaman pada masa kekuasaan Kadif M. Said Pasya,
pertengahan, dengan kekuatan militernya Terusan tersebut sekarang secara
berhasil merebut Konstatinopel pada tahun administratif terletak di Provinsi Sinai
1453 yang membuat tertutupnya akses Negara Mesir. Semenjak pembukaan
bangsa Eropa ke Timur. Sementara Terusan Suez sebagai jalur internasional
kebutuhan ekonomi bangsa Eropa oleh Turki Usmani yang ketika itu penguasa
mendesak akan rempah-rempah yang wilayah Mesir, terusan tersebut dapat
tersedia di dunia Timur. Termotivasi oleh dilalui oleh bangsa Eropa. Selain itu terusan
kepentingan ekonomi dan stabilitas politik ini juga dapat digunakan kapanpun, baik
luar negeri Eropa, akhirnya beberapa pelaut
Eropa mengarungi lautan dalam rangka
mencari jalan ke dunia Timur. Di antara 14
Kadhim, Abdul, Tarikh al-Khaliij al-
‘Arabiyan al-Hadits wal-Ma’ashir, html,
diakses tanggal 16 Agustus 2015.
12
Salwi Qalawinah, Qanaah al- 15
Ris’an Rusli, Pembaharuan
Suuwais..., h. 12. Pemikiran Modern dalam Islam, (Jakarta : PT
13
N.H. Dini, Dari Parangakik ke Raja Grafindo Persada, 2013), h. 29.
16
Kampuchea, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Salwi Qalawinah, Qanaah al-
Utama, 2005, google books), h. 165. Suuwais..., h. 142.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Erasiah 5

dalam kondisi damai maupun dalam kondisi tahun 1875, sehingga pemerintah Mesir
perang. Dia adalah jalur baru penghubung Khedevi Ismail yang berkuasa dari tahun
negara-negara yang ada di Asia dengan 1863 sampai tahun 1897 menjual saham
negara-negara yang ada di Afrika maupun Suez pada bulan November 1875.19 Saham
dengan Samudera Hindia. Lebih-lebih yang dijual tersebut dibeli oleh
negara yang berada di sekitar Teluk Persia. Britania/Inggris. Akibatnya Britania/Inggris
Adapun kapal-kapal yang diizinkan memiliki saham atas Terusan Suez dengan
melewati Terusan Suez ini adalah semua jumlah 44%.20 Semenjak Inggris memiliki
jenis kapal, baik kapal besar maupun kapal saham atas Terusan Suez semakin
kecil. Semenjak itu kesempatan besar yang mudahlah Inggris menuju Timur terutama
disokong oleh kepentingan ekonomi dan India dan negara Teluk dalam mencari
stabilitas politik luar negeri bangsa Eropa rempah-rempah yang sangat dibutuhkan di
semakin terbuka lebar. Ini dikarenakan negaranya demi perkembangan dan
pembukaan Terusan Suez memperpendek kemajuan industri mereka.
jarak antara Barat dengan Timur yang Walaupun demikian, semenjak
sangat diidamkan oleh bangsa Eropa pasca Mesir merdeka dari jajahan Inggris pada
kejatuhan Konstatinopel ke tangan Turki tahun 1922 yang didudukinya semenjak
Usmani. tahun 1882, pemerintah Mesir berusaha
Selain itu pembukaan Terusan membebaskan Terusan Suez dari tangan
Suez, menghidupkan kembali Inggris. Usaha ingin membebaskan Terusan
perekonomian negara-negara yang ada di Suez dari tangan Inggris teraplikasi pada
sekitar Laut Tengah dalam kehidupan masa pemerintahan Jamal Abdul Naser.
perdagangan dunia yang sepi semenjak Naser menasionalisasikan Terusan Suez
penemuan jalan di ujung Afrika, yaitu sebagai milik Mesir tepatnya pada tanggal
Tanjung Harapan. Kemudian berkembang 26 Juli 1956.21 Alasan Naser
pulalah kota-kota pelabuhan di sekitar Laut menasionalisasikan Terusan Suez adalah
Tengah, seperti Gibraltar sebagai jalur awal untuk memperoleh kembali kekuasaannya
umat Islam pada periode klasik membawa atas ekonomi dan teritorialnya, di samping
Islam ke Spanyol yang dipimpin oleh Tariq itu juga untuk membiayai Dam Aswan di
bin Ziyad. Kota-kota pelabuhan lain yang Sungai Nil. Melihat tindakan pemerintah
berkembang di sekitar Laut Tengah ini Mesir menasionalisasikan Terusan Suez,
pasca pembukaan Terusan Suez adalah membuat negara-negara yang
Barcelona, Venesia, Athena, Siprus, dan berkepentingan dengan Terusan Suez baik
lain-lain.17 Kemudian Negara-negara di secara ekonomi maupun politik tidak
Afrika Utara juga menjadi penting, bahkan senang akan hal itu. Akibatnya Sinai Mesir
akhirnya menjadi Negara rebutan bangsa diserang dalam sebuah pasukan gabungan
Eropa pasca pembukaan Terusan Suez. antara Britania/Inggris, Perancis, dan Israel
Adapun jumlah kapal pertahun yang pada malam tanggal 29 Oktober 1956.22
melintasi Terusan Suez menurut Mohamed Penyerangan terhadap Sinai Mesir tersebut
Fauzy adalah sebanyak 53 kapal perhari berhasil secara militer dan mereka
(19.080 kapal/tahun), 27 kapal dari arah menduduki Sinai. Akan tetapi keberhasilan
Utara dan 26 kapal dari arah Selatan.18
Kapal-kapal tersebut pada umumnya adalah 19
kapal-kapal Kontainer yang membawa Salwi Qalawinah, Qanaah al-
Suuwais..., h. 160.
barang-barang berat. Sementara perusahaan 20
Andreas Lantik, Kejatuhan Mesir ke
yang mengelola Terusan Suez secara resmi dalam Pengaruh Imperialisme Inggris dan
bernama Universal Company of the Suez Perancis Hingga Kebangkitan Nasionalisme,
Maritime Canal (Suez Canal Company) (html).
sebuah perusahaan Mesir. Akan tetapi 21
Ali, Tariq, Benturan Antar
karena kebutuhan Mesir mendesak pada Fundamentalisme Jihad Melawan Imperialisme
Amerika, (Jakarta: Paramadina, 2004), h. 116.
17 22
Ismawardah, Suez Bagi Muhammad Abdurrahman Barij,
Internasional, (Ismawardah.wordpress.com), Qanaatu al-Suwais Ahmiyatuhaa al-Siyaasiiyah
diakses tanggal 29 April 2015. wa al-Istiraa Yatajaiyah Wataashiiruhaa ‘ala
18
Mohamed Fauzy, Ziyadah fii ‘Adad al-‘Alaaqaati al-Misriiyah al-Birithaaniyyah
al-Sifin allati ‘Ibarati Qanaah al-Suwais, (pdf, min Sanah 1914 ila Sanah 1956, (Kairo: al-
2011), diakses tanggal 01 Mei 2015. Makhtabah al-‘Arabiyyah, 1968), h. 323.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


6 Terusan Suez...

mereka secara militer tidak diiringi oleh dunia Islam dan mengambil keuntungan
keberhasilan secara politik. dari alam dan penduduknya. Kemudian
Atas tindakan Britania/Inggris, semenjak abad ke-16 sampai abad ke-18
Perancis, dan Israel terhadap Sinai Mesir bangsa Barat telah memantapkan pola-pola
berujung dengan terjadinya krisis Suez. ekonomi yang terus berlanjut hingga kini.
Krisis ini mengundang PBB, Amerika Pola dasar mereka adalah “Barat menjadi
Serikat dan Liga Arab untuk menyelesaikan lebih kaya dan koloni-koloni
persoalan tersebut.23 Wujud dari dimiskinkan”. 25
Bangsa Barat mencuri
keterlibatan dunia internasional atas krisis sumber-sumber kekayaan koloni mereka
Suez adalah dilakukannya embargo minyak dan kemudian menjadikan koloni sebagai
oleh Arab Saudi terhadap Britania/Inggris pasar untuk barang-barang Barat. Memang
dan Perancis. Sementara Negara NATO jika dilihat pendapat para sejarawan, bahwa
menolak menjual minyak kepada mereka. kehadiran bangsa Barat ke dunia Timur
Adapun Amerika Serikat sebagai Negara pada awalnya tidak lain tidak bukan adalah
Super Pawer pasca Perang Dunia ke-2 juga kepentingan ekonomi yang diistilahkan
menolak membantu minyak bumi terhadap dengan gold (semangat untuk mencari
Britania/Inggris dan Perancis sehingga keuntungan besar). Kehendak mereka ingin
mereka ke luar dari Sinai Mesir dan mengambil keuntungan di wilayah Islam,
menyerahkan kembali Terusan Suez kepada terutama Negara Teluk semakin
Mesir. Tidak ketinggalan Indonesia ketika dipermudah dengan kehadiran Terusan
itu. Pemerintah Indonesia mengirim Suez yang resmi dibuka sebagai jalur
pasukan Garuda yang diberangkatkan pada internasional pada tahun 1869. Semenjak
bulan Januari 1957 dalam upaya itu bangsa Barat terutama Inggris yang
penyelesaian krisis Suez. Menanggapi sudah menguasai India semenjak tahun
ancaman berbagai Negara internasional 1858 selalu berusaha menguasai seluruh
tersebut, akhirnya Inggris dan Perancis wilayah Teluk26 dan kemakmuran
menarik pasukannya dari Terusan Suez. menghampiri mereka sebagaimana berikut.
Sementara Israel baru menarik pasukannya
melalui penandatanganan kesepakatan non Kolonial Menguasai Bandar Pelabuhan
agresi antara Mesir dan Israel pada bulan Besar Negara Teluk
Januari 1974 M. Setelah itu dilakukan Kemunduran dan kelemahan umat
pembersihan jalur pelayaran terhadap Islam secara umum dan negara Teluk secara
terusan yang dikerjakan secara bersama khusus pada abad modern dimanfaatkan
angkatan laut Mesir, Perancis, Inggris, dan oleh bangsa Barat. Bangsa Barat sebagai
Amerika Serikat. Kemudian terusan bangsa yang tidak pernah puas akan umat
tersebut baru dapat diaktifkan secara resmi Islam semenjak kegagalan Perang Salib
pada tanggal 5 Juni 1975 yang dihadiri oleh pada periode klasik Islam selalu mencari
beberapa pemimpin dunia.24 celah di mana titik kelemahan umat Islam.
Sementara itu pembangunan Terusan Suez
Kemakmuran di Bidang Ekonomi yang diprakarsai oleh seorang kebangsaan
Kehadiran Terusan Suez yang Eropa tersebut (insinyur Perancis Ferdinand
memperpendek jarak Timur dengan Barat de Lesseps) membukakan pintu besar bagi
telah memudahkan bangsa Barat menjelajah bangsa Barat untuk memasuki Negara
dunia Timur. Mereka selama ini sudah tahu Teluk. Adapun bangsa Eropa yang telah
akan kekayaan wilayah Islam melalui berhasil menguasai Negara Teluk dan
pelayaran Vasco da Gama yang merebut Bandar-bandar pelabuhan besar
menemukan Tanjung Harapan pada tahun umat Islam Teluk pada abad ke-20 adalah
1492. Semenjak itu bangsa Barat selalu bangsa Inggris. Bangsa Inggris selalu
berusaha memasukkan pengaruhnya dengan berusaha menanamkan pengaruhnya di
berbagai cara agar mereka dapat memasuki
25
J. Milburn Thompson, Keadilan dan
23
Andini Citra Pertiwi, Resolusi- Perdamaian: Tanggung Jawab Kristiani dalam
Krisis-Suez-Tahun-1956, (Academia.edu.html), Pembangunan Dunia, (Jakarta: Gunung Mulia,
diakses tanggal 21 Maret 2015. 2009,) google books, h. 18.
24 26
Abdul Hakim al-Afifi, 1000 Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Peristiwa dalam Islam, (Bandung: Pustaka Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Hidayah, 2002), h. 513. 2013), h. 176.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Erasiah 7

Negara Teluk dengan berbagai cara dan sebagaimana dikutip oleh Ajid Thahir29
termasuk tindak kekerasan, sehingga bahwa pada tahun 1820, 1853, dan 1892
terjalin jalinan niaga yang berujung dengan terjadi perundingan antara para Syaikh
perjanjian perdagangan dan monopoli Arab dengan pemimpin Inggris Gerent Car.
perdagangan oleh Inggris. Hal ini sejalan Di antara isi perundingan mereka adalah
dengan yang dikatakan oleh Samsul Munir Pertama, Syaikh Qawasim dan yang
Amin27 bahwa kekejaman mereka dalam lainnya berjanji untuk menyerahkan kapal
bidang ekonomi terlihat dari upaya mereka perang yang ada di Ra’s
untuk melakukan monopoli perdagangan, Khaimah/Syaraqah/Abu Dhabi dan
yakni dengan merebut Bandar-bandar menggantikannya dengan kapal pemburu.
pelabuhan besar yang sebelumnya menjadi Kedua, Inggris tidak boleh ikut campur
daerah perdagangan umat Islam dari Arab, urusan suku-suku dengan dzalim. Ketiga,
Persia, India, dan Cina. Sementara cara bangsa Arab mengembalikan apa yang
yang ditempuh oleh bangsa Inggris dalam menjadi milik orang Inggris. Keempat,
merebut Bandar-bandar pelabuhan besar semua persyaratan tersebut diterimanya dan
umat Islam Teluk adalah melalui perjanjian diikuti dengan perjanjian damai secara
perdagangan yang dibuat dengan para menyeluruh dan tidak diperkenankan
penguasa Negara Teluk yang ketika itu mengadakan perjanjian dengan selain
dipimpin oleh para syaikh. Di antara pemerintahan Inggris.
beberapa contoh bagaimana perjanjian Kedua perjanjian kerjasama
perdagangan yang terjadi antara para perdagangan Inggris dengan Oman pada
penguasa Negara Teluk dengan Inggris tahun 1839. Di antara isi perjanjiannya
adalah sebagaimana berikut. bahwa Inggris memiliki kebebasan
Pertama, ketika Inggris merebut perdagangan, akomodasi, transportasi
Selat Hormuz Uni Emirat Arab. Waktu itu barang, dan Oman bersedia membantu bila
penguasa Selat Hormuz keluarga al- Inggris mendapat bahaya. Selain itu
Qawasim menetapkan setiap kapal yang semenjak perjanjian tersebut perwakilan
lewat di Selat tersebut dikenakan bea cukai. bangsa Inggris di Masqat Oman sudah
Akan tetapi Inggris yang selalu ditempatkan semacam kedutaan sekarang.30
berlalulalang di sana menuju India dan Kemudian pada tahun 1854 Inggris
sebaliknya, tidak mau mengikuti aturan mendapatkan pulau Kuria Muria yang kaya
tersebut. Akhirnya al-Qawasim bertindak dengan sarang burung.31 Penguasaan
dengan menggerebek pengiriman Inggris Inggris terhadap pulau Kuria Muria
dan itu dianggap pembajakan oleh semakin memudahkan Inggris mengontrol
Inggris/in response the al-Qawasim raided perekonomian bangsa Oman dari dalam,
British shipping, an act the British sehingga pada tahun 1891 kerjasama
considered piracy.28 Tindakan al-Qawasim perdagangan tersebut diperkuat dengan
dibalas oleh Inggris yang telah bercokol di perjanjian politik.
India dengan pengiriman ekspedisi laut Ketiga Inggris membuat perjanjian
yang membuat hancur kekuatan al- perdagangan dengan Bahrain yang
Qawasim dan “bajak laut Coast”. Hal itu mengikat perjanjian pada tahun 1868 pada
terjadi antara tahun 1819-1820. Ujung dari masa Syekh Ali bin Khalifa. Isi pokok
kejadian tersebut lahirlah sebuah perjanjian perjanjiannya adalah bahwa Bahrain berada
yang membuat Inggris dengan mudah di bawah lindungan Inggris, tujuannya
berlabuh dan lewat di Selat tersebut tanpa adalah agar Bahrain tidak diganggu lagi
bea cukai dan pembajakan. Musthafa
Mu’min mengatakan dalam Qasamat al- 29
Ajid Thahir, Studi Kawasan Dunia
Alam al-Islami yang terbit di Beirut pada Islam: Perspektif Etno-Linguistik dan
tahun 1974 pada halaman 177-179 Geopolitik, (Jakarta: Rajawali Pres,2009), h.
249.
30
Maidir Harun, “Diktat Mata Kuliah
27
Samsul Munir Amin, Sejarah Sejarah Kebudayaan Islam III”, (Jurusan
Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2014), h. Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab-Ilmu
351. Budaya IAIN Imam Bonjol Padang, 2012), h.
28
James Onley, Britain’s Informal 34.
31
Empire in the Gulf 1820-1971, Nourouzzaman Siddiqi, Jeram-
(Britain_s_Informal_Empire_in_the-Gulf_2005, Jeram Peradaban Muslim, (Yogyakarta:
pdf), h. 30, diunduh tanggal 18 Agustus 2015. Pustaka Pelajar, 1996), h. 59.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


8 Terusan Suez...

oleh bangsa Eropa lainnya yang sibuk Outhwaite36 dalam Ensiklopedi Pemikiran
mencari wilayah jajahan ketika itu.32 Sosial Modern, Exploitation/eksploitasi
Kemudian pada tahun 1892 Syekh Isa bin adalah istilah yang paling sering
Ali al-Khalifa pengganti Syekh Ali bin diaplikasikan untuk relasi antara orang atau
Khalifa membuat perjanjian lagi dengan kelompok orang di mana suatu kelompok
Inggris. Adapun isi dari perjanjian tersebut atau individu secara struktural dalam posisi
adalah bahwa penguasa Bahrain tidak akan yang memampukannya untuk mengambil
membuat perjanjian dagang dengan Negara keuntungan dari orang lain. Eksploitasi
manapun kecuali atas izin Inggris. Posisi selalu mengandung konotasi ketidakadilan,
Bahrain di bawah lindungan Inggris walaupun istilah ini dapat dipakai untuk
semenjak tahun 1868 tersebut telah mendeskripsikan cara orang memanfaatkan
melemahkan Bahrain dan pada awal abad Sumber Daya Alam, situasi politik, atau
ke-20 Inggris semakin menekan Syekh Isa argumen moral. Bersandar kepada pendapat
bin Ali sebagai pemimpin Bahrain. Inggris para ahli tersebut dapat dipahami bahwa
mengeluarkan peraturan baru tentang eksploitasi adalah suatu tindakan untuk
organisasi penerimaan bea cukai.33 Atas memanfaatkan sesuatu secara berlebihan
kebijakan tersebut nampaklah dengan atau sewenang-wenang yang menimbulkan
nyata, bahwa Inggris telah mengambil hak kerugian pada lingkungan sekitar atau pada
atas Bandar pelabuhan Bahrain dari umat orang lain.
Islam. Dalihnya adalah reformasi sistem Adapun efek lain di bidang
penerimaan bea cukai, yang sebenarnya ekonomi terhadap Negara Teluk atas
adalah bermaksud menggerogoti pelabuhan pembukaan Terusan Suez adalah terjadinya
Bahrain dan mengambilnya dari umat Islam eksploitasi hasil bumi Negara Teluk oleh
Teluk secara halus. bangsa Inggris pada abad ke-20. Lebih-
lebih semenjak ditemukan ladang minyak di
Eksploitasi Hasil Bumi Negara Teluk Oleh Negara Teluk dengan jumlah yang sangat
Inggris besar karena sebelum ladang minyak
Menurut Peter Salim34 dalam ditemukan antara penguasa Negara Teluk
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dengan Inggris telah membuat perjanjian
yang dimaksud dengan eksploitasi adalah tentang konsensi minyak antara tahun 1913
pengusahaan, pendayagunaan, seperti dan 1923. Perjanjian tersebut berisikan
eksploitasi bahan bakar di lautan lepas bahwa Negara Teluk tidak akan
banyak dilakukan akhir-akhir ini, atau juga memberikan konsensi minyak kecuali
pemerasan tenaga kerja. Pengertian yang kepada perusahaan yang ditunjuk oleh
senada tentang eksploitasi juga Inggris. Pemerintah Kuwait menanda
dikemukakan oleh Team Pustaka Phoenix tangani perjanjian tersebut tahun 1913,
katanya yang dimaksud dengan eksploitasi penguasa Bahrain tahun 1914, Qatar 1916,
adalah pengusahaan, pendayagunaan, Uni Emirat Arab 1922, dan Oman 1923.37
pemanfaatan untuk keuntungan sendiri, Semenjak itu kepentingan Inggris terhadap
penghisapan, pemerasan (tentang tenaga Negara Teluk semakin meningkat, dengan
orang).35 Sementara menurut William berbagai dalih mereka melanggengkan
cengkramannya di Negara Teluk untuk
meraih keuntungan. Samsul Munir Amin
mengatakan bahwa mereka menguras
32
Maidir Harun, “Diktat Mata kekayaan pribumi dengan cara-cara paksa,
Kuliah...”, h. 36. bahkan dengan kekerasan senjata dalam
33
Jassim, Al-Muqawamah al- merebut wilayah Bandar tersebut.38 Apalagi
Wathaniyah lil-Nufuz al-Birithaniya fil-Bahrain, pada saat itu semua negara Teluk sudah
Sunwatul Jaris Arsyif Hadunah Al-Muqawamah
36
al-Wathaniyah lil-Nufuz al-Birithaniya fil- William Outhwaite, Ensiklopedi
Bahrain, html), diakses tanggal 17 Agustus Pemikiran..., h. 302-304.
37
2015. N/A, 1989, Oil Concessions in Five
34
Peter Salim, Kamus Bahasa Arab States 1911–1953_ Kuwait, Bahrain,
Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern Qatar, Trucial States and Oman - Cambridge
English Press, 2007), h. 382. Archive Editions, html), diakses tanggal 20
35
Team Pustaka Phoenix, Kamus Agustus 2015.
38
Besar Bahasa Indonesia: Edisi Baru, (Jakarta: Samsul Munir Amin, Sejarah
Pustaka Phoenix, 1991), h. 213. Peradaban..., h. 351.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Erasiah 9

berada di bawah jajahannya secara resmi, Belanda, Perancis, dan Inggris dalam
bahkan setelah India lepas dari koloninya memperebutkan pengaruh di bidang
pada tahun 1947, Inggris memutuskan ekonomi. Belakangan mengikut Amerika
untuk menetap di negara Teluk karena Serikat, yaitu pada abad ke-19 untuk meraih
sangat besar keuntungan yang akan mereka pengaruh di Negara Teluk.42 Mereka
raih dari negara petro minyak tersebut. berusaha saling memperebutkan pengaruh
Sementara contoh bagaimana cara terhadap Negara Teluk. Pengaruh tersebut
Inggris berusaha mengeksploitasi hasil pada awalnya mereka tanamkan tidak
bumi Negara Teluk dapat dilihat di Negara terlepas dari kepentingan ekonomi negara
Bahrain. Pada tahun 1911 Kolonial Inggris mereka masing-masing, sehingga dengan
membuat perjanjian dengan penguasa cara apapun meskipun saling cakar-cakaran
Bahrain yang berisi, bahwa penguasa di antara sesama bangsa Barat untuk
Bahrain mengizinkan Inggris merebut pengaruh atas Negara Teluk
mengeksploitasi hasil bumi Bahrain yaitu mereka tempuh. Akan tetapi melihat
mutiara dan spons.39 Kemudian setelah perkembangan politik internasional
minyak ditemukan di Bahrain pada tahun sebelum Perang Dunia I dan pengalaman
1932, Inggris semakin gencar melakukan saling rebut pengaruh antara sesama Bangsa
eksploitasi hasil bumi Bahrain. Selain itu Barat di Negara Teluk, maka lahirlah
Inggris juga menekankan bahwa perusahaan kebijakan politik terhadap Negara Teluk.
yang mendapat konsesi minyak di Bahrain Kebijakan politik di Negara Teluk yang
harus Inggris atau terdaftar atas nama dilakukan oleh bangsa Barat, berada di
Inggris. Adapun di Kuwait minyak bawah tangan Inggris. Inggris yang telah
ditemukan pada tahun 1938 dan secara menguasai beberapa pelabuhan besar umat
ekonomis Kuwait adalah penghasil minyak Islam terutama Negara Teluk berusaha
mentah terbesar ke-5 Timur Tengah. memasuki ranah politik, dengan demikian
Namun sebelum ditemukan minyak di semakin mudah dia berbuat dan mengambil
Negara ini sebagian besar penduduknya apa yang dia inginkan di Negara Teluk.
hidup mencari ikan, mutiara, dan membuat Alasan politis Inggris adalah pengamanan
perahu. Akan tetapi kehidupan itu berubah pelayarannya di Perairan Arab menuju
dengan kehadiran ladang minyak. Hanya India.43 Sementara pengaruh yang ditaruh
sayangnya Syaikh Ahmad al-Jabir al- Inggris di Negara Teluk adalah selama 151
Shabbah penguasa Kuwait (1921 M-1950), tahun yang dimulai semenjak tahun 1820 di
di bawah tekanan Inggris telah memberikan Selat Hormuz sampai tahun 1971.44
hadiah kepada Inggris untuk melakukan Motivasi Inggris yang awalnya
eksplorasi (pencarian/penjelajahan) minyak adalah kepentingan ekonomi belakangan
yang sudah dimulai sejak tahun 1934.40 bertambah dengan kepentingan politik yang
bertujuan untuk mencegah masuknya
Kemakmuran di Bidang Politik pengaruh bangsa Barat lainnya ke Negara
Melacak sejarah kehadiran bangsa Teluk. Apalagi pembukaan Terusan Suez
Barat di Negara Teluk sebenarnya sejak yang membawa bangsa Barat semakin
awal abad ke 16 sudah dimulai. Bangsa mudah datang ke Negara Teluk. Untuk itu
Barat pada tahun 1507, yaitu bangsa agar Negara Teluk tetap di bawah
Portugis di bawah pimpinan Olfonsoa lindungan Inggris, maka bangsa Inggris
Albuquerque telah berusaha untuk melakukan berbagai cara di Negara Teluk
mengambil alih wilayah Teluk.41 Semenjak
itu terjadi persaingan antara Portugis, 42
Siti Maryam, dkk, Sejarah
Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga
39
Jassim, Al-Muqawamah al- Modern, (Yogyakarta: Jurusan SPI Fak. Adab
Wathaniyah lil-Nufuz al-Birithaniya fil-Bahrain, IAIN Sunan Kalijaga bekerjasama dengan Lesfi
Sunwatul Jaris Arsyif Hadunah Al-Muqawamah Yogyakarta, 2003), h. 367.
43
al-Wathaniyah lil-Nufuz al-Birithaniya fil- James Onley, Britain and the Gulf
Bahrain, html), diakses tanggal 17 Agustus Shaikhdoms 1820-1971: The Politics of
2015. Protection, (Qatar: CIRS (Center for
40
Ajid Thohir, Studi Kawasan..., h. International and Regional Studies, 2009),
240-241. Google books, h. 4.
41 44
Abdul Kadhim, Sejarah Teluk Arab Lawi Ulda, Al-Biritaniyun fil-Khalij
Modern dan Kontemporer, (html). Diakses : Nazarah ‘Amah,(html), diakses tanggal 19
tanggal 16 Agustus 2015. Agustus 2015.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


10 Terusan Suez...

untuk mempertahankan daerah Atas pembaharuan perjanjian tersebut


pengawasannya meskipun dengan cara membuat Oman semakin ditentukan oleh
pemaksaan. Di sini nampaklah dengan jelas Inggris, lebih-lebih urusan luar negeri.
bahwa kepentingan ekonomi tidak terlepas Kemudian pada abad ke-20 kolonialisme
dari kepentingan politik dan kepentingan semakin menjadi-jadi di Negara Teluk atau
politik juga tidak terlepas dari kepentingan istilah lainnya terjadi perluasan
ekonomi. Keduanya saling tarik menarik kolonialisme. Negara Kuwait yang
pengaruh sebagaimana yang dikatakan oleh sebelumnya berada di bawah pengawasan
Aminah (Dosen Ekonomi Politik Turki Usmani pada tahun 1914 resmi
Internasional Universitas Muhammadiyah menjadi wilayah otonom Turki Usmani dan
Jakarta) dalam powerpoint-nya, resmi berada di bawah lindungan Inggris.46
mengatakan bahwa tidak ada tindakan Uni Emirat Arab dijadikan koloni oleh
politik bebas dari kepentingan ekonomi dan Inggris secara resmi adalah pada tahun
tidak ada pula sebuah kebijakan ekonomi 1916, begitu juga Qatar dan Bahrain yang
terlepas dari kepentingan politik.45 dijadikan koloni oleh Inggris pada tahun
Sementara itu Turki Usmani yang 1916.47 Empat tahun kemudian menyusul
selama ini merupakan pelindung Negara negara Iraq yang resmi menjadi protektorat
Teluk tidak bisa berbuat banyak karena Inggris pada tanggal 25 April 1920. Adapun
kemajuan Eropa yang semakin meningkat Negara Teluk terakhir yang dijajah Inggris
disatu sisi dan juga pada waktu Perang bersama-sama dengan Rusia adalah Iran,
Dunia I Turki bergabung dengan Jerman. yaitu pada tanggal 25 Agustus 1941. Inggris
Harapan besar yang diusung Turki akan dan Rusia bekerjasama menyerbu Iran. Ini
menang dijawab dengan kekalahan Jerman, mereka lakukan karena mereka takut Iran
sehingga Turki pun pupus. Akibatnya para jatuh ke tangan Jerman yang bisa menjadi
kolonialis membuat perjanjian secara diam- penghalang Inggris ke India.48
diam, yaitu antara Inggris dengan Perancis Adapun bentuk perluasan
yang disetujui oleh kerajaan Rusia dengan kolonialisme yang dilakukan Inggris
nama Perjanjian Sykes Picot yang ditanda terhadap Negara Teluk pada abad ke-20
tangani pada tanggal 16 Mei 1916. Isi beberapa contohnya adalah pertama
perjanjian tersebut adalah pembelahan Bahrain. Inggris yang telah bercokol di
daerah-daerah Arab di bawah kekuasaan Bahrain melalui perjanjian perdagangan
Turki di luar Jazirah Arab, sehingga dimasa sebagaimana tersebut sebelumnya, pada
depan dapat ditentukan di mana kendali tahun 1900 memasuki urusan tata hukum
atau pengaruh Inggris atau Perancis akan Bahrain, yaitu dengan alasan mereformasi
berlaku. Nama perjanjian ini diambil dari undang-undang peradilan dan memaksa
nama diplomat Perancis Francois Georges penguasa Bahrain untuk menerimanya.49
Picot dan diplomat Inggris Sir Mark Sykes. Kemudian pada tahun 1906, Sheikh Isa
Di sisi lain dibukanya Terusan Suez bersumpah untuk tidak mengizinkan negara
sebagai jalur internasional semakin asing untuk mendirikan kantor pos di
memudahkan perjalanan bangsa Inggris ke Bahrain kecuali Inggris. Berikutnya ketika
Negara Teluk. Adapun dampaknya terhadap Perang Dunia I pecah pada tahun 1914,
Negara Teluk di bidang politik pada abad
ke-20 adalah terjadi perluasan kolonialisme 46
Philip K. Hitti, History of the Arabs,
terhadap Negara Teluk. Sebenarnya
(Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005), h.
kolonialisme terhadap Negara Teluk sudah 947.
dimulai semenjak abad ke-19, yaitu di 47
Maidir Harun, “Diktat Mata
Negara Oman yang resmi menjadi Kuliah...”, h. 34-38.
protektorat Inggris pada tahun 1846 dan 48
Muhammad Hasyim Assagaf, Lintas
pada tahun 1891 perjanjian diperbaharui. Sejarah Iran: Dari Dinasti Achaemenia ke
Republik Revolusi Islam, (Iran: The Cultural
Section of Embassy of The Islamic Republic of
45
Aminah, Konsep Ekonomi Politik, Iran, 2009)., h. 458.
“Mata Kuliah Ekonomi Politik Internasional 49
Jassim, Al-Muqawamah al-
Universitas Muhammadiyah Jakarta 2010, (pdf), Wathaniyah lil-Nufuz al-Birithaniya fil-Bahrain,
diakses tanggal 4-5-2015. Lihat juga Hatamar, Sunwatul Jaris Arsyif Hadunah Al-Muqawamah
Ilmu Politik Perspektif Barat dan Islam, al-Wathaniyah lil-Nufuz al-Birithaniya fil-
(Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2007), h. Bahrain, (html). Diunduh tanggal 17 Agustus
15. 2015.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Erasiah 11

Bahrain digunakan sebagai dasar untuk perluasan kolonialisme yang terjadi atas
menggalang pasukan dan peralatan Inggris. Negara Teluk pada abad ke-20, lebih-lebih
Adapun jumlah pasukan yang disiapkan sebelum pecahnya Perang Dunia II. Inggris
Inggris pada tahun 1914 tersebut berjumlah dengan berbagai dalih memasukkan
15.000 tentara. Tujuannya adalah untuk kekuasaannya, walaupun dengan cara
menyerang dan menduduki Irak bagian penghasutan yang mengadu domba antara
Selatan yang kaya minyak.50 Belakangan sesama umat Islam. Ujungnya Negara
sebelum Bahrain resmi menjadi wilayah Teluk sebagai wilayah-wilayah Islam yang
jajahan Inggris tahun 1916, Inggris selama ini di bawah pengawasan Turki,
menempatkan karyawannya di peradilan melepaskan diri dari pengawasan Turki
Bahrain. Inggris juga campur tangan dalam sebagai Negara Islam terkuat ketika itu.
urusan Negara, bahkan hak untuk memilih Kemudian mereka beralih mengaku sebagai
hakim dan kepala departemen eksekutif. wilayah lindungan Inggris yang nyata-nyata
Lebih ganas lagi Inggris menghasut antara secara agama terdapat perbedaan dan
Syi’ah dan Sunni, sehingga dengan mudah musuh Islam selepas Perang Salib. Umat
Inggris menguasai mereka. Islam Teluk berharap mendapat lindungan
Kedua adalah Kuwait yang telah dari Inggris yang dianggap sebagai negara
diminta oleh Inggris untuk membuat yang lebih besar dan kuat secara angkatan
kesepakatan pada tahun 1899 dengannya laut, karena takut dengan Turki yang telah
setelah menguasai Terusan Suez. Ini menguasai mereka selama ini. Ternyata
dilakukan Inggris adalah karena situasi harapan besar yang diusung atas
ketika itu terjadi kesepakatan antara Rusia, perlindungan Inggris tersebut dijawab
Turki, dan Jerman akan membangun rel dengan kekecewaan besar, karena Inggris
antara Basrah (di Teluk Arab) dan Syam (di lebih parah dari Turki.
Laut Mediterania). Apabila rencana tersebut
terlaksana, menurut Inggris akan meningkat KESIMPULAN
dominasi perdagangan oleh Rusia dan Berdasarkan pembahasan di atas,
Jerman yang dapat menyaingi Inggris. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
Untuk membendung itu, maka Inggris berikut: Pertama, pembukaan Terusan Suez
menghasut Kuwait meraih otonom dari diprakarsai oleh Ferdinand de Lessep
Turki sebagai Negara pelindung yang seorang insinyur Perancis dan didanai oleh
terwujud pada tahun 1914. Kemudian pemerintah Mesir dan Perancis. Kedua,
Inggris mengirim pasukannya ke Kuwait kemakmuran di bidang ekonomi kolonial
yang akhirnya dapat menguasai wilayah atas pembukaan Terusan Suez kolonial
Utara Teluk Persia demi mencegah menguasai Bandar pelabuhan besar negara
pelaksanaan pembangunan tersebut. Teluk dan terjadi eksploitasi hasil bumi
Ketiga adalah Iraq. Inggris negara Teluk oleh kaum kolonialis dan
memasuki Bagdad sebagai ibu Kota Iraq Ketiga, kemakmuran di bidang politik
pada bulan Maret tahun 1917.51 Semenjak kolonial adalah terjadinya perluasan
itu telah terjadi kolonialisme atas Iraq kolonialisme terhadap Negara Teluk.
karena Inggris memerintah Iraq sebagai
sebuah koloni sebagaimana model koloni di
India. Kemudian pada tahun 1922, dua
tahun setelah Iraq resmi menjadi koloni
Inggris, terjadi perjanjian antara Inggris
dengan penguasa Iraq. Perjanjian tersebut
memberikan hak kepada Inggris untuk
menguasai militer, keuangan, peradilan, dan
urusan luar negeri.52 Seperti itulah bentuk
50
Abdul Hakim al-Afifi, Op cit, h.
445.
51
Mahmud Hasan Shalih Mansi,
Tariiq al-‘Arab al-Hadiis wal-Ma’asir al-
Masyaariqah wal-Maghaaribah, (Tt.t: tp,
2000), h. 95..
52
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial..., h.
153.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


12 Terusan Suez...

DAFTAR PUSTAKA Lenczowski, George, Timur Tengah di


Tengah Kancah Dunia, Bandung:
Asysya’dani, ‘Adil ‘Abdul Mun’im, Sinar Baru Algesindo.
Mantiqah Qanaah al-Suuwais:
Dirasah Geomorfologiyah Lewis, Bernard, The Middle East, New
Tathbiqiyah, Iskandariyah: Mansyaah York: 1995.
al-Ma’arif, 2005. Lebor, Adam, Pergulatan Muslim di Barat:
Al-Mudarris, ‘Alauddin, Hura-Hara Irak: antara Identitas dan Integritas,
Isyarat Akhir Zaman, Yogyakarta: Bandung: Mizan, 2009.
Cahaya Hikmah, 2004. Mansi, Muhammad Hasan Shalih, Tariiq
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban al-‘Arab al-Hadiis wal-Ma’asir al-
Islam, Jakarta: Amzah, 2014. Masyaariqah wal-Maghaaribah,
2000.
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani,
Metodologi Penelitian Kualitatif, Outhwaite, William (ed), Ensiklopedi
Bandung: Pustaka Setia, 2012. Pemikiran Sosial Modern, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group,
Assagaf, Muhammad Hasyim, Lintas 2008.
Sejarah Iran: Dari Dinasti
Achaemenia ke Republik Revolusi Qalawinah, Salwi, Qanaah al-Suuwais min
Islam, Iran: The Cultural Section of al-Fikrati ila al-‘Alamiiyah,
Embassy of The Islamic Republic of Iskandariyah: Mansyaah al-Ma’arif,
Iran, 2009. 2009.

Barij, Muhammad Abdurrahman, Qanaatu Sihbudi, Riza M, Menyandera Timur


al-Suwais Ahmiyatuhaa al- Tengah: Kebijakan AS dan Israel
Siyaasiiyah wa al-Istiraa Yatajaiyah atas Negara-Negara Muslim, Jakarta:
Wataashiiruhaa ‘ala al-‘Alaaqaati Mizan, 2007.
al-Misriiyah al-Birithaaniyyah min Salvatore, Dominick, Ekonomi
Sanah 1914 ila Sanah 1956, Kairo: Internasional, Jakarta: Erlangga,
al-Makhtabah al-‘Arabiyyah, 1968. 1997.
Budiardjo, Miriam dan Tri Nuke Salim, Peter, Kamus Bahasa Indonesia
Pudjiastuti, Teori-Teori Politik Kontemporer, Jakarta: Modern
Dewasa Ini, Jakarta: PT. Raja English Press, 2007.
Grafindo Persada, 1996.
Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar
B.V, W. Van Hoeve, Ensiklopedi Islam, Bahasa Indonesia: Edisi Baru,
Jakarta : PT Ikhtiar Baru Van Hoeve, Jakarta: Pustaka Phoenix, 1991.
2001.
Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Kawasan Dunia Islam: Melacak
Ekonomi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Akar-Akar Sejarah, Sosial, Politik,
Persada, 2005. dan Budaya Umat Islam, Jakarta: PT
Heritage, Andrew, Atlas Dunia, Erlangga: Raja Grafindo Persada, 2004.
2005. ______, Studi Kawasan Dunia Islam:
Hatamar, Ilmu Politik Perspektif Barat dan Perspektif Etno-Linguistik dan
Islam, Palembang: IAIN Raden Fatah Geopolitik, Jakarta: Rajawali Pres,
Press, 2007. 2009.

Khalil, Muhammad Mahmud, Washaiq Website:


Bahriyah ‘an Qabudan al-Suwais Aksani, Adeyaka Wury, Wawasan
Wadduur al ‘Usmaaniy fii Nusantara Sebagai Geopolitik
Muwaajahat al-Burtugaliyyin, Kairo: Indonesia, (http://adeyaka-
Makhtabah Madbulli, 2013. fisip12.web.unair.ac.id/artikel.html).
Diunduh tanggal 12-8-2015.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Erasiah 13

Aminah, Konsep Ekonomi Politik, “Mata


Kuliah Ekonomi Politik Internasional
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2010, (pdf), diunduh tanggal 4-5-
2015.

Almog, Orna, Britain, Israel and the United


States, 1955-1958: Beyond Suez,
google books.
Deliarnov, Ekonomi Politik, Erlangga,
2006, google books.
Jassim, Al-Muqawamah al-Wathaniyah lil-
Nufuz al-Birithaniya fil-Bahrain,
Sunwatul Jaris Arsyif Hadunah Al-
Muqawamah al-Wathaniyah lil-
Nufuz al-Birithaniya fil-Bahrain,
html, diunduh tanggal 17 Agustus
2015.
Kowaas, Cornelis, Sebuah Kisah Nyata:
Dewa Ruci Pelayaran Pertama
Menaklukkan Tujuh Samudra,
Jakarta: PT. Kompas Media
Nusantara, 2010, google books.
Kund, Diane B, The Economic Diplomaci
of The Suez Crisis, google books.
Kadhim, Abdul, Tarikh al-Khaliij al-
‘Arabiyan al-Hadits wal-Ma’ashir,
html, diunduh tanggal 16 Agustus
2015.
Lawi Ulda, Al-Biritaniyun fil-Khalij:
Nazarah ‘Amah, html, diunduh
tanggal 19 Agustus 2015.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai