P3 - Ac Fix
P3 - Ac Fix
Abstrak
Daya listrik adalah suatu kapasitas atau kemampuan melakukan
energi atau usaha. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
berbagai metode pengukuran daya listrik dan mengetahui beberapa
perbedaanya. Pengukuran daya listrik dapat dilakukan dengan
beberapa alat ukur dengan hasil yang berbeda. Pengukuran daya
dengan alat yang berbeda bertujuan untuk mengetahui persentase
error dari masing-masing pengukuran. Metode pengukuran daya
pada beban menggunakan 1 buah amperemeter dan voltmeter, 3
buah voltmeter, 3 buah amperemeter dan satu buah wattmeter. Hasil
pengukuran daya dengan beban konstan 15 watt diperoleh dari
pengukuran pada metode 1 amperemeter-voltmeter, 3 voltmeter, 3
amperemeter, dan wattmeter masin-masing yaitu 0,058%, 0,287%,
0,12%, 0,106%. Pengukuran daya paling kecil yaitu 0,058%.
Keempat metode tersebut didapatkan hasil yang sama atau konstan,
adanya perbedaan dikarenakan terdapat beberapa faktor seperti
ketelitian alat ukur,impedansi pada kabel, adanya daya yang hilang
dan sebagainya. Pengukuran daya listrik dengan metode voltmeter-
amperemeter mermiliki persentase error yang paling kecil, yaitu
0,002%.
3.2.2.3.Metode 3 Amperemeter
Daya satu fasa dapat diukur dengan tiga
Gambar 3.2 rangkaian volt-amperemeter amperemeter. Gambar 3.4 memperlihatkan
pengukuran daya menggunakan metode tersebut
(Sri,dkk,2008).
- Langkah Percobaan
Tegangan
3.4.2 Analisa Tabel Hasil Perhitungan 230.6 230.4
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Metode Voltmeter 230.4
No Beban (W) V1 I1 P=V.I % Error 230.2
1 15 W 230,7 0,071 16,37 W 9,1 % 60 75 115
2 75 W 230,6 0,329 75,86 W 1,1 %
3 115 W 230,4 0,501 115,43 W 0,37 %
Beban
Berdasarkan Tabel 3.7 dapat dianalisis Gambar 3.17 Grafik Hubungan Daya dengan
bahwa Ketika beban 15 watt diberikan maka Tegangan
akan menghasilkan nilai arus 0,071 A, saat
diberi beban 75 watt menghasilkan nilai arus Berdasarkan Gambar 3.17 dapat dianalisa
0,329 A, dan saat diberi beban 115 watt bahwa semakin besar nilai Daya(beban), nilai
menghasilkan nilai arus 0,501 A. Sedangkan tegangan yang terukur akan menurun, karena
nilai tegangannya bernilai konstan 230 Volt. sumber tegangan yang diukur oleh alat tidak
Dari tabel diatas dapat kita ketahui hubungan presisi yaitu 230,4-230,7 Volt.
antara nilai beban (watt) dengan arus yaitu
berbanding lurus, dimana semakin besar beban b. Grafik Hubungan Daya dengan Arus
yang kita gunakan maka arus yang dihasilkan
juga semakin besar. Sesuai dengan persamaan: Grafik Hubungan Daya
dengan Arus
P=V . I
Nilai daya hitung berbanding lurus dengan 0.6 0.501
daya beban. Pada saat diberi beban 15 watt 0.4 0.329
Arus
| |
Pbeban −Phitung P
I=
% Error = ×100 % V
P beban
c. Grafik Hubungan Daya Beban dengan
Daya Hitung
3.4.3 Analisa grafik
a. Grafik Hubungan Daya dengan
Tegangan
| Pukur−Phitung
Pukur |
100 % beban, semakin besar beban yang digunakan maka
nilai tegangan yang terukur pada Voltmeter kedua
V 2 semakin besar, hal ini disebabkan karena
3.4.6 Analisa Grafik penggunaan resistor 500 Ω yang dihubungkan
a. Grafik Hubungan Voltmeter 1 Dengan langsung secara paralel. Hal ini sesuai dengan
Daya Beban
rumus :
Grafik Hubungan Voltmeter 1
dengan Beban V =I . R
199.9 c. Grafik Hubungan Voltmeter 3 Dengan
Vooltmeter 1
0
15 75 115
Beban
Vooltmeter 1
0,330 A, dan saat diberi beban 115 watt arus 0.33
yang terukur pada I1 adalah 0,503 A. Dapat 0.3
dilihat bahwa semakin besar beban yang
0.2
diberikan maka nilai I1 meningkat.. Hal ini
sesuai dengan rumus : 0.1 0.071
P
I= 0
15 75 115
V
Nilai dari arus yang terukur pada Beban
ampermeter kedua I 2 adalah konstan. Hal ini
dikarenakan amperemeter kedua mengukur Gambar 3.24 Grafik Hubungan Amperemeter
nilai arus pada resistor yang dimana resistor
dengan Daya Beban
telah diatur dengan nilai konstan sebesar 500
ohm sehingga nilai arus yang terukur tetap atau
Berdasarkan Gambar 3.24 dapat dilihat
konstan.:
bahwa, hubungan antara Ampermeter pertama I 1
V
I= dengan beban berbanding lurus. Semakin besar
R
beban yang digunakan maka arus yang mengalir
Nilai dari arus yang terukur pada
melewati Amperemeter pertama I 1 akan semakin
amperemeter ketiga I 3 terlihat berbanding lurus,
besar sesuai dengan persamaan:
semakin besar nilai beban maka arus pada
P
ampermeter ketiga I 3semakin besar, I 3disebut I 𝐼=
V
total.
I 3=I 2+ I 1
Nilai daya hitung berbanding lurus dengan
daya beban, dimana semakin besar beban yang
b. Grafik Hubungan Amperemeter Kedua I2
di gunakan maka daya hitung semakin besar dengan Daya Beban
karena adanya human error atau alat ukur yang
tidak presisi serta daya beban dan daya hitung Grafik Hubungan Ampermeter 2
tidak sama dikarenakan adanya Plosses. Sesuai dengan Beban
dengan persamaan: 0.5 0.456 0.456 0.456
R 2 2 2 0.4
P= ( I −I −I )
Vooltmeter 2
2 3 2 1 0.3
Persentase error yang dihasilkan pada 0.2
rangkaian relatif kecil yaitu 3,6%; 1,06%;
0.1
0,99%. Persentase error dapat terjadi karena
0
adanya selisih antara Pbeban dengan Phitung. 15 75 115
Perhitungan persentase error daya dapat
Beban
dibuktikan dengan persamaan:
P−Ph
% Error= ¿ ∨¿ x 100% Gambar 3.25 Grafik Hubungan Amperemeter 2
P dengan Daya Beban
0.959
1 0.786 Tabel 3.12 Hasil Pengukuran Metode Wattmeter
0.527
0.5 Beban Wattmeter Intensitas Cahaya
No
(Watt) (Watt)
0 1 meter 2 meter
15 75 115
1. 15 14,9 58 19
Beban
2. 75 75 112 60,3
3. 115 144,8 138 90
Gambar 3.26 Grafik Hubungan Amperemeter 3
dengan Daya Beban Berdasarkan Tabel 3.12, kita dapat
melakukan perhitungan untuk mencari persentase
Berdasarkan Gambar 3.26 dapat dilihat eror:
bahwa hubungan antara arus dengan Daya beban Menghitung Persentase % Error
berbanding lurus. Semakin besar nilai beban Diketahui :
maka arus pada ampermeter ketiga I 3semakin
Pbeban = 15 watt
besar, I 3disebut I total.
Phitung = 14,9 watt
I 3=I 2+ I 1
Ditanya :
% Error = ?
250
dengan Daya Beban
229.87
% Error = |15−14
15 |
,9
× 100 %
% Error = 0,006 %
200 154.54 Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Metode Wattmeter
150 Intensitas
Hitung
75
100 14.9 3.5 Kesimpulan
0 Beberapa metode pengukuran yang dapat
15 75 115 digunakan diantaranya, metode Voltmeter-
Daya Beban Amperemeter, metode 3 Voltmeter (menggunakan
turunan hukum KVL), metode 3 Amperemeter
Gambar 3.28 Grafik Hubungan Daya Ukur (menggunakan turunan hukum KCL) dan
dengan Daya Hitung Wattmeter. Untuk menghitung persentase error
Berdasarkan Gambar 3.28, dapat dapat menggunakan rumus:
dianalisa bahwa semakin besar nilai beban maka P beban−¿ P
nilai daya pun akan semakin besar. Nilai daya %Error=⎢ hitung
⎢ x 100 % ¿
Pbeban
terhadap beban selisih beberapa angka. Hal ini
Sehingga dari 4 metode yang ada, metode yang
disebabkan karena adanya human error atau alat
paling efektif adalah metode wattmeter karena
ukur yang tidak presisi serta daya beban dan
memiliki nilai error yang paling kecil, yaitu
daya hitung tidak sama dikarenakan adanya
0,006%.
Plosses.
Pada metode voltmeter-amperemeter, dapat
b. Grafik Hubungan Daya Beban Terhadap
disimpulkan bahwa tegangan yang dihasilkan akan
Intensitas Cahaya Jarak 1 m dan 2 m
tetap konstan dikarenakan tegangan berasal dari
sumber. Sedangkan arus akan semakin besar
dikarenakan beban yang semakin besar. Untuk
daya hitungnya semakin besar nilai beban maka
nilai daya hitung akan semakin besar. Hal ini
sesuai dengan persamaan
Phitung = V x I.
DAFTAR PUSTAKA