Anda di halaman 1dari 15

MODUL III

PENGUKURAN DAYA LISTRIK

Praktikan : Baiq Isratullah (F1B022108)


Asisten : Ahmad Nova Alfandi (F1B020007)
Tanggal : September 2023

FBS2124 – Praktikum Pengukuran Besaran Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Daya listrik adalah suatu kapasitas atau kemampuan melakukan
energi atau usaha. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
berbagai metode pengukuran daya listrik dan mengetahui beberapa
perbedaanya. Pengukuran daya listrik dapat dilakukan dengan
beberapa alat ukur dengan hasil yang berbeda. Pengukuran daya
dengan alat yang berbeda bertujuan untuk mengetahui persentase
error dari masing-masing pengukuran. Metode pengukuran daya
pada beban menggunakan 1 buah amperemeter dan voltmeter, 3
buah voltmeter, 3 buah amperemeter dan satu buah wattmeter. Hasil
pengukuran daya dengan beban konstan 15 watt diperoleh dari
pengukuran pada metode 1 amperemeter-voltmeter, 3 voltmeter, 3
amperemeter, dan wattmeter masin-masing yaitu 0,058%, 0,287%,
0,12%, 0,106%. Pengukuran daya paling kecil yaitu 0,058%.
Keempat metode tersebut didapatkan hasil yang sama atau konstan,
adanya perbedaan dikarenakan terdapat beberapa faktor seperti
ketelitian alat ukur,impedansi pada kabel, adanya daya yang hilang
dan sebagainya. Pengukuran daya listrik dengan metode voltmeter-
amperemeter mermiliki persentase error yang paling kecil, yaitu
0,002%.

Kata kunci: Daya Listrik, Metode Pengukuran Daya Listrik,


Perbandingan Metode Daya Listrik

3.1. PENDAHULUAN 𝑃=𝑉𝑥𝐼 (3.1)


Percobaan ini terdapat beberapa tujuan 𝑃 = I 2𝑅 (3.2)
yang ingin dicapai, yaitu untuk mengenal 2
berbagai metode dalam pengukuran daya listrik 𝑃=
V (3.3)
dan juga mengetahui beberapa perbedaan dari R
metode tersebut. Dimana:
P = Daya listrik (W)
3.2. DASAR TEORI V = Tegangan listrik (V)
3.2.1. Pengertian Daya Listrik I = Arus listrik (A)
Daya listrik adalah suatu kapasitas atau R = Hambatan (Ω)
kemampuan melakukan energi atau usaha. Pada jaringan listrik AC dengan bentuk
Besaran dari daya adalah usaha dalam satuan gelombang sinusoidal dikenal beberapa jenis
waktu. Sedangakan daya listrik yaitu bagian dari bentuk daya, diantaranya adalah :
besarnya beda potensial, kuat arus, hambatan, 1.Daya Aktif / Nyata (Active / Real Power)
dan waktu. Daya listrik didefinisikan sebagai Daya dengan satuan Joule/detik atau watt
laju energi yang dibutuhkan. Daya listrik ini disebut sebagai daya aktif. Simbolnya adalah P.
berkaitan dengan energi listrik tiap detik Daya aktif adalah daya sebenarnya yang
(Hantje,2014:231).
MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108
dihamburkan atau dipakai oleh beban. Daya w
aktif dihitung dengan persamaan : P= (3.8)
t
P = V ∙ I ∙ cos φ (3.4)
Keterangan : Keterangan :
P = Daya Aktif (W) P = daya listrik (watt)
V = Tegangan (V) W= energi listrik (joule)
I = Arus (I) T = waktu (sekon)
cos φ = Faktor Daya Daya Reaktif. Persamaan diatas masih dapat diuraikan lagi
menjadi tiga persamaan baru. jika nilai w diganti,
2.Daya reaktif (Q)
akan menjadi persamaan baru, sebagai berikut :
Daya reaktif merupakan jumlah daya yang
diperlukan untuk pembentukan medan magnet, P= w = w . I . t =V.I
daya reaktif juga dipahami sebagai daya yang t t
tidak dihamburkan oleh beban atau dengan kata (3.)
lain merupakan daya yang diserap namun Atau dapat dittulis seperti berikut :
dikembalikan ke sumbernya. Daya reaktif dapat
dihitung dengan persamaan : V
P=
Q = V ∙ I ∙ sin φ t
(3.5) (3.10)
Keterangan : persamaan di atas digunakan untuk menyelesaikan
Q = Daya Reaktif (VAR) soal-soal yang melibatkan besaran p, v dan i titik
sin φ = Faktor Reaktif
persamaan tersebut masih bisa diuraikan lagi
3.Daya Tampak / Semu (Apparent Power) menjadi 2 persamaan lainnya jika dikaitkan
Daya tampak merupakan hasil V
penujumlahan trigonometri daya aktif dan dengan hukum ohm yaitu I = I atau v = i x r
reaktif yang disimbolkan dengan S. Dengan
sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut :
satuannya adalah VA (Voltampere). Daya
tampak dapat dihitung menggunakan persamaan
S = V ∙ I W
P= (3.1 1)
(3.6) Keterangan : t
S = Daya Semu (VA) Memberikan persamaan baru sebagai berikut :
w V . I .t (I .R)I .t
P= = = = 2
I .R
t t t
(3.12)
Hasil penurunan rumus ini dapat dituis sebagai
berikut :
2
Gambar 3.1.Diagram segitiga daya P=I . R
(3.13)
4.Faktor daya Persamaan diatas digunanakan untuk
Perbandingan antara daya nyata dengan menyelesaikan soal-soal yang melibatkan besaran
daya semu disebut dengan faktor daya. P,I,dan R.
P V . I cos ∅ Persamaan ketiga adalah sebagai berikut
Pf = = =cos ∅
S V .I V
(3.7) w V ( )t V
3
P= = V . I .t R =
Dengan: t = R
P= Daya nyata (w) t t
S= Daya semu (VA) (3.14)
V= Tegangan listrik (V) Penurunan persamaan diatas adalah sebagai
I= Arus listrik (A) berikut :
Rumus Penurunan Daya Listrik 3
V
Secara matematis, Persamaan daya listrik dapat V= (3.15)
dinyatakan : R

MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108


Persamaan di atas digunakan untuk
menyelesaikan soal-soal yang melibatkan batas
besaran P, V dan R. supaya mudah melihat
hubungan keempat persamaan, untuk
menghitung daya listrik adalah seperti berikut :
(Saminan,2018 : 88-89)
2
W 2 V
P= =V . I =I . R= (3.16) Gambar 3.4 Rangkaian metode 3 voltmeter
t R
Dalam metode tiga voltmeter, masing-masing
3.2.2Metode Pengukuran
alat pengukur volt menunjukkan V1, V2 dan V3,
3.2.2.1 Metode Voltmeter – Amperemeter
Daya arus searah dapat diukur dengan maka :
2 2 2
alat pengukur volt dan alat pengukur amper, V 3 = V 1+ V 2+2V 1 V 2 Cos φ. (3.16)
yang dihubungkan seperti terlihat pada
V2
gambar 3.1 dan 3.2. Hal ini penting untuk W = VI 1 Cos φ = V 1 Cos φ
diperhitungkan kerugian-kerugian daya R
yang terjadi, olah adanya alat-alat (3.17)
pengukuran, (Waluyanti,2008:163). 1 2 2 2
W= (V V -V ) (3.18)
2R 3 2 1

3.2.2.3.Metode 3 Amperemeter
Daya satu fasa dapat diukur dengan tiga
Gambar 3.2 rangkaian volt-amperemeter amperemeter. Gambar 3.4 memperlihatkan
pengukuran daya menggunakan metode tersebut
(Sri,dkk,2008).

Gambar 3.3 rangkaian ampere-voltmeter


Gambar 3.5 Rangakaian metode 3 amperemeter
Misalkan bila beban adalah R, tegangan
beban adalah V dan arus beban adalah I, Dalam menggunakan metode tiga
sedangkan voltmeter dan amperemeter amperemeter, masing-masing alat pengukur
R R
mempunya tahanan dalam u dan a . Tegangan menunjukkan I 1, I 2 , I 3 maka :
dalam voltmeter adalah v v dan arus pada 2
I 3= I 1+
2 2
I 2+2 I1 I2 COS φ
amperemter adalah I a (Waluyanti sri,2008:163). (3.19)
W = V I 2 COS φ = I 2R I 1 COS φ
3.2.2.2.Metode 3 Voltmeter
(3.20)
Daya satu fasa dapat diukur dengan
menggunakan tigas voltmeter. Gambar 3.3
R 2 2 2
W = (I - I2 - I 1)
memperlihatkan pengukuran daya dengan 2 3
menggunakan metode tersebut (3.21)
( WaluyantiSri,dkk.2018).
3.2.2.4.Metode Wattmeter
Wattmeter digunakan untuk mengukur
daya listrik searah (DC) maupun bolak-balik
(AC). Jika ditinjau dari fasanya ada 2 yaitu
wattmeter satu fasa dan wattmeter tiga fasa. Dan
wattmeter analog terdiri dari tiga tipe yaitu

MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108


wattmeter elektrodinamometer, wattmeter tipe
induksi dan wattmeter tipe thermokope b. Hubungan Tegangan (Volt) dengan Daya dan
( Waluyanti Sri,dkk,2008). Arus Listrik
Tegangan listrik dipengaruhi oleh besar-
Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya
kecilnya daya (Watt) dan arus listrik (Ampere)
daya nyata (daya aktif). Pada wattmeter terdapat
yang mengalir, dan hubungannya adalah sebagai
spoel/belitan arus dan spoel/belitan tegangan,
berikut: semakin besar daya (Watt), maka semakin
sehingga cara penyambungan wattmeter pada
besar tegangan (Volt), semakin besar arus
umumnya merupakan kombinasi cara
(Ampere), maka semakin kecil tegangan
penyambungan voltmeter dan amperemeter pada
(volt)semakin kecil daya (Watt), maka semakin
gambar dibawah ini:
kecil tegangan (Volt) semakin kecil arus (Ampere),
maka semakin besar tegangan (Volt).
Catatan: jika yang diketahui adalah besar daya
listrik (Watt) dan arus listrik (Ampere), sedangkan
besar tegangan (Volt) belum diketahui.

c. Hubungan Arus Listrik (Ampere) dengan Daya


dan Tegangan Listrik
Arus listrik (Ampere) dipengaruhi oleh besar-
Gambar 3.6 metode wattmeter kecilnya daya (Watt) dan tegangan (Volt) yang
digunakan, dan hubungannya adalah sebagai
3.2.2.5 Luxmeter berikut: semakin besar daya (Watt), maka semakin
besar arus (Ampere), semakin besar tegangan
Lux meter adalah alat yang digunakan untuk
(Volt), maka semakin kecil arus (Ampere),
mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu semakin kecil daya (Watt), maka semakin kecil
tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu arus (Ampere), semakin kecil kegangan (Volt),
untuk diketahui karena pada dasarnya manusia maka semakin besar arus (Ampere).
juga memerlukan penerangan yang cukup. Catatan: Jika yang diketahui adalah besar
Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya tegangan listrik (Volt) dan daya listrik (Watt),
ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup sedangkan besar arus (Ampere) belum diketahui.
peka dan linier terhadap cahaya. Sehinnga
cahaya yang diterima oleh sensor dapat diukur
dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital. 3.3. METODOLOGI
Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke 3.3.1. Spesifikasi Alat dan Bahan
sensor maka akan semakin kecil nilai yang Digital Multimeter : 3 buah
ditunjukkan luxmeter. Ini membuktikan bahwa Wattmeter 3∅ : 1 buah
semakin jauh jaraknya maka intensitas cahaya Panel Percobaan : 1 buah
akan semakin berkurang (Gunadhi. 2002: 1). Konektor : Secukupnya
Lampu 15 Watt : 1 buah
Lampu 60 Watt : 1 buah
Hubungan Daya Terhadap Tegangan dan
Lampu 115 Watt : 1 buah
Arus
a. Hubungan Daya (Watt) dengan Tegangan dan
3.3.2. Langkah Percobaan
Arus Listrik
3.3.2.1. Metode V-A dan A-V
Besar daya listrik (Watt) dipengaruhi oleh
3.3.2.1.1. Metode Voltmter-Amperemeter
besar-kecilnya tegangan (Volt) dan arus listrik
- Gambar Rangkaian
(Ampere) yang mengalir, dan hubungannya
adalah sebagai berikut: semakin besar tegangan
(Volt), maka semakin besar daya (Watt)
semakin besar arus (Ampere), maka semakin
besar daya (Watt), semakin kecil tegangan
(Volt), maka semakin kecil daya (Watt),
semakin kecil arus listrik, maka semakin kecil
daya.
Catatan: Jika yang diketahui adalah besar Gambar 3.7 metode voltmeter-amperemeter
tegangan listrik dan arus listrik, sedangkan besar - Langkah Percobaan
daya (Watt) belum diketahui.
MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108
Gambar 3.8 langkah percobaan metode V-A

3.3.2.1.2. Metode Amperemeter - Voltmeter


- Gambar Rangkaian

Gambar 3.10 langkah percobaan metode A-V

3.3.2.2. Metode 3 Voltmeter


- Gambar Rangkaian

Gambar 3.9 metode voltmeter-amperemeter

- Langkah Percobaan

Gambar 3.11 metode 3 voltmeter


MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108
- Langkah Percobaan

Gambar 3.12 langkah percobaan metode 3


voltmeter Gambar 3.14 langkah percobaan metode 3
amperemeter

3.3.2.3. Metode 3 Amperemeter 3.3.2.4. Metode Wattmeter


- Gambar Rangkaian - Gambar Rangkaian

Gambar 3.13 metode 3 amperemeter Gambar 3.15 metode wattmeter

- Langkah Percobaan - Langkah Percobaan


MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108
1 15 199,9 32,33 231,45
2 75 119,1 112,2 231,1
3 115 86,2 144,6 230,3

Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Metode 3


Amperemeter
Beban
No I1 I2 I3
(Watt)
1 15 0,071 0,456 0,527
2 75 0,330 0,456 0,786
3 115 0,503 0,456 0,959

Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Metode 3 Wattmeter


Intensitas Cahaya
Beban Wattmeter
No 2
(Watt) (Watt) 1 meter
meter
1. 15 14,9 58 19
2. 75 75 112 60,3
3. 115 144,8 138 90

A. Pengukuran metode Voltmeter-


Ampermeter
Tabel 3.6 percobaan metode Voltmeter-
Amperemeter
No Beban (W) V1 (V) I1 (A)
1 15 230,7 0,071
2 75 230,6 0,329
3 115 230,4 0,501
Berdasarkan tabel diatas kita dapat melakukan
perhitungan untuk mencari Daya
(P hitung) dan persentase eror.
Menghitung Daya (Phitung)
Diketahui:
V = 230 Volt
I = 0,071 A
Ditanya:
Phitung=?

Gambar 3.16 langkah percobaan metode


wattmeter
Jawab:
3.4. DATA HASIL DAN ANALISIS Menghitung daya (P)
3.4.1. DATA HASIL
P = V.I
Tabel 3.1 percobaan metode voltmeter-
amperemeter rangkaian 1 = 230×0,071
No Beban (W) V1 (V) I1 (A) = 16,37 Watt
1 15 230,7 0,071 Menghitung Persentase % Error
2 75 230,6 0,329 Diketahui:
3 115 230,4 0,501 Pbeban = 15 Watt
Phitung = 16,37 Watt
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Metode Ditanya:
3 Voltmeter % Error = ?
No
Beban
V1 V2 V3 Penyelesaian :
(Watt)
% Error = ¿
MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108
% Error = |15−1660 ,37|×100 % Grafik Hubungan Daya
dengan Tegangan
% Error = 0,91%
230.8 230.7
230.6

Tegangan
3.4.2 Analisa Tabel Hasil Perhitungan 230.6 230.4
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Metode Voltmeter 230.4
No Beban (W) V1 I1 P=V.I % Error 230.2
1 15 W 230,7 0,071 16,37 W 9,1 % 60 75 115
2 75 W 230,6 0,329 75,86 W 1,1 %
3 115 W 230,4 0,501 115,43 W 0,37 %
Beban
Berdasarkan Tabel 3.7 dapat dianalisis Gambar 3.17 Grafik Hubungan Daya dengan
bahwa Ketika beban 15 watt diberikan maka Tegangan
akan menghasilkan nilai arus 0,071 A, saat
diberi beban 75 watt menghasilkan nilai arus Berdasarkan Gambar 3.17 dapat dianalisa
0,329 A, dan saat diberi beban 115 watt bahwa semakin besar nilai Daya(beban), nilai
menghasilkan nilai arus 0,501 A. Sedangkan tegangan yang terukur akan menurun, karena
nilai tegangannya bernilai konstan 230 Volt. sumber tegangan yang diukur oleh alat tidak
Dari tabel diatas dapat kita ketahui hubungan presisi yaitu 230,4-230,7 Volt.
antara nilai beban (watt) dengan arus yaitu
berbanding lurus, dimana semakin besar beban b. Grafik Hubungan Daya dengan Arus
yang kita gunakan maka arus yang dihasilkan
juga semakin besar. Sesuai dengan persamaan: Grafik Hubungan Daya
dengan Arus
P=V . I
Nilai daya hitung berbanding lurus dengan 0.6 0.501
daya beban. Pada saat diberi beban 15 watt 0.4 0.329
Arus

Phitung kita dapatkan 16,37 Watt, kemudian


0.2 0.071
saat beban 75 watt kita dapatkan 75,86 watt, dan
0
pada saat beban 115 watt kita apatkan 115,43 60 75 115
watt. Dari data di atas dapat diketahui bahwa
semakin besar nilai daya beban maka nilai daya Beban
hitung pun akan semakin tinggi. Persentase error
yang didapatkan dari hasil perhitungan bernilai Gambar 3.18 Grafik Hubungan Daya dengan Arus
kecil karena selisih antara daya beban dan daya Berdasarkan Gambar 3.18, dapat dianalisa
hitungnya kecil. Selain itu, hal ini dapat bahwa arus berbanding lurus terhadap Daya
disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam Beban, dimana semakin besar nilai arus maka
alat ukur, serta alat yang digunakan tentunya Daya beban juga akan semakin semakin besar dan
bisa saja kurang presisi. Hal ini sesuai dengan sebaliknya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
persamaan: menggunakan persamaan :

| |
Pbeban −Phitung P
I=
% Error = ×100 % V
P beban
c. Grafik Hubungan Daya Beban dengan
Daya Hitung
3.4.3 Analisa grafik
a. Grafik Hubungan Daya dengan
Tegangan

MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108


1
Grafik Hubungan Daya Hitung ¿ (53569 ,1−1045 ,22−39960 ,01)
dengan Daya Beban 1000
1
150 115.43 ¿ (12563 ,87)
1000
100 75.36
Hitung
¿ 12 ,56 Watt
50 16.37
0 Menghitung Persentase % Error
15 75 115 Diketahui :
Beban Pbeban = 15 watt
Phitung = 12,56 watt
Ditanya :
Gambar 3.19 Grafik Hubungan Daya Beban
dengan Daya Hitung % Error = ?
% Error = ¿
Berdasarkan Gambar 3.19, dapat
dianalisa bahwa nilai daya hitung berbanding
lurus dengan daya beban. Semakin besar nilai
daya beban maka nilai daya hitung pun akan
% Error = |15−1215 , 56|×100 %
% Error = 16 %
semakin tinggi dikarenakan adanya human error
atau alat ukur yang tidak presisi serta daya beban 3.4.5 Analisa Hasil Perhitungan
dan daya hitung tidak sama . Hal tersebut dapat Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Pada Metode 3
dibuktikan dengan menggunakan persamaan: Voltmeter
P=V . I N Beban
V1 V2 V3
Phitung %
B. Pengukuran Metode 3 Voltmeter o (Watt) Eror
1 15 199, 32,33 231,45 12,56 16
3.4.4 Analisa perhitungan 9
2 75 119, 112,2 231,1 51,81 30
Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Metode 3 Voltmeter 1
3 115 86,2 144,6 230,3 66,37 42
Beban
No V1 V2 V3
(Watt) Berdasarkan Tabel 3.9 dapat dianalisis bahwa
1 15 199,9 32,33 231,45 ketika diberi beban 15 watt tegangan yang terukur
2 75 119,1 112,2 231,1
3 115 86,2 144,6 230,3 pada V1 adalah 199,9 V, kemudian saat diberi
beban 75 watt tegangan yang terukur pada V1
Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dilakukan adalah 119,1 V, dan saat diberi beban 115 watt
perhitungan untuk mencari Daya(P hitung) dan tegangan yang terukur pada V1 adalah 86,2. Dapat
persentase eror: dilihat pada metode 3 voltmeter rangkaian akan
Menghitung Daya (Phitung) dirangkai secara paralel, dimana V1 akan
Diketahui : menurun karena terjadi pembagian arus sehingga
V1 = 199,9Volt
tegangan akan berbanding terbalik dengan daya
V2 = 32,33 Volt
V3 = 231,45 Volt beban. Semakin besar daya pada beban maka V1
R = 500 Ω akan semakin kecil. Hukum yang digunakan yaitu
hukum Power:
Ditanya : P
Phitung= ? V1 =
I
Kemudian pada V2 saat diberi beban 15 watt
Jawab :
tegangan yang terukur pada V2 adalah 32,33 V,
1 2 2 2
P h= (v ¿ ¿ 3 −v 2 −v 1 )¿ kemudian saat diberi beban 75 watt nilai tegangan
2R yang terukur pada V2 adalah 112,2 V, dan saat
1 diberi beban 115 watt nilai tegangan yang terukur
¿ ((231,45)2 − (32,33)2 − (199,9)2 )
2 x 500 pada V2 adalah 144,6 V.Tegangan pada V2 akan
semakin meningkat dikarenakan resistor yang
MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108
digunakan dirangkai secara seri beban akan Berdasarkan Gambar 3.20 hubungan dari
berpengaruh pada V2. Dalam hal ini digunakan Voltmeter 1 (V 1 ¿ dengan beban memiliki nilai
hukum ohm : yang berbanding terbalik, semakin besar nilai
V2 = I . R beban yang di gunakan maka tegangan yang
Nilai V3 konstan dan merupakan sumber terukur pada Voltmeter pertama V 1 semakin kecil.
karena terpasang secara paralel dengan sumber hal ini disebabkan karena pada Voltmeter pertama
tegangan. Nilai dari daya beban berbanding V 1terjadi pembagian tegangan, sesuai persamaan:
terbalik dengan daya hitung, semakin besar daya
P
beban yang digunakan maka daya hitung V= .
semakin mengecil dikarenakan adanya human I
error atau alat ukur yang tidak presisi serta daya
beban dan daya hitung tidak sama dikarenakan
adanya Plosses. Untuk nilai dari Phitung semakin
menurun juga disebabkan karena berlakunya b. Grafik Hubungan Voltmeter 2 Dengan
Daya Beban
KVL (Kirchoff’s Voltage Law), yaitu V3 = V1 +
V2, sementara untuk mencari P hitungnya Grafik Hubungan Voltmeter 2
menggunakan turunan rumus dari KVL, yaitu: dengan Beban
P= 200
1 144.6
Vooltmeter 2
2R
( V 3−V 2−V 1 )
2 2 2 150 112.2
100
Persentase error yang dihasilkan pada 32.33
50
rangkaian relatif sedang yaitu 16%; 30 %; 42%.
Nilai persentase error dipengaruhi oleh selisih 0
15 75 115
Pbeban dengan Phitung. Semakin besar selisih
dayanya maka persentase error juga akan besar. Beban
Persentase error juga terjadi karena dipengaruhi
oleh alat ukur yang kurang akurat. Untuk Gambar 3.21 Grafik Hubungan Voltmeter 2
mencari persentase error bisa menggunakan dengan Daya Beban
rumus:
Berdasarkan Gambar 3.2 Nilai tegangan pada
%Error P =
Voltmeter kedua V 2 berbanding lurus dengan

| Pukur−Phitung
Pukur |
100 % beban, semakin besar beban yang digunakan maka
nilai tegangan yang terukur pada Voltmeter kedua
V 2 semakin besar, hal ini disebabkan karena
3.4.6 Analisa Grafik penggunaan resistor 500 Ω yang dihubungkan
a. Grafik Hubungan Voltmeter 1 Dengan langsung secara paralel. Hal ini sesuai dengan
Daya Beban
rumus :
Grafik Hubungan Voltmeter 1
dengan Beban V =I . R
199.9 c. Grafik Hubungan Voltmeter 3 Dengan
Vooltmeter 1

200 Daya Beban


119.1
86.2
100

0
15 75 115
Beban

Gambar 3.20 Grafik Hubungan Voltmeter 1


dengan Daya Beban

MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108


Grafik Hubungan Voltmeter C. Pengukuran Metode 3 Amperemeter
3dengan Beban
3.4.7Analisa perhitungan
232 231.45
Vooltmeter 3 231.5 231.1 Tabel 3.10 Hasil Pengukuran Metode 3
231
230.3 Amperemeter
230.5
230 Beban
No I1 I2 I3
(Watt)
229.5
15 75 115 1 15 0,071 0,456 0,527
2 75 0,330 0,456 0,786
Beban 3 115 0,503 0,456 0,959
Berdasarkan Tabel 3.10 kita dapat melakukan
Gambar 3.22 Grafik Hubungan Voltmeter 3 perhitungan untuk mencari Daya (P hitung) dan
dengan Daya Beban persentase eror:

- Menghitung Daya (Phitung)


Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui Diketahui:
bahwa tegangan konstan karena terhubung P = 15 watt
langsung ke sumber tegangan dimana sumber I1 = 0,071 ampere
tegangan dari PLN yaitu 220 – 240 V. I2 = 0,456 ampere
I3 = 0,527 ampere
R = 500 Ω

d. Grafik Daya Hitung Dengan Daya Beban Ditanya Phitung ?

Grafik Hubungan Daya Hi- Jawab :


tung dengan Daya 66.37
Beban
R 2 2 2
51.81
P h= (I ¿ ¿ 3 −I 2−I 1 )¿
60 2
40 500 2 2 2
Hitung

¿ (0,071 −0,456 −0,527 )


12.56 2
20
500
0 ¿ (0,480624)
15 75 115 2
¿ 69 , 63 Watt
Beban
Menghitung Persentase % Error

Gambar 3.23 Grafik Hubungan Daya Hitung Diketahui :


dengan Daya Beban Pbeban = 15 watt
Phitung = 69,63 watt
Berdasarkan Gambar 3.23 dapat diketahui
bahwa Nilai dari daya beban berbanding lurus Ditanya :
dengan daya hitung, semakin besar daya beban
% Error?
yang digunakan maka daya hitung semakin besar
dikarenakan adanya human error atau alat ukur % Error = ¿
yang tidak presisi serta daya beban dan daya
hitung tidak sama dikarenakan adanya P losses.
hal ini sesuai dengan % Error yang besar dan
% Error = |15−6915 ,63|×100 %
% Error = 3,6 %
dapat dibuktikan dengan persamaan:
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Pada Metode 3
1 2 2 2 Amperemeter
P== (V − V 2 − V 1 )
2R 3 N Beban P %
I1 I2 I3
o (Watt) hitung error
1 15 0,071 0,456 0,52 69,63 3,6
7

MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108


2 75 0,330 0,456 0,78 154,54 1,06 a. Grafik Hubungan Amperemeter pertama
6 I1 dengan Daya Beban
3 115 0,503 0,456 0,95 229,87 0,99
9
Grafik Hubungan Ampermeter 1
dengan Beban
Berdasarkan Tabel 3.11 dapat dianalisis
bahwa ketika diberi beban 15 watt arus yang 0.6
0.503
terukur pada I1 adalah 0,071 A, kemudian saat 0.5
diberi beban 75 watt arus yang terukur adalah I1
0.4

Vooltmeter 1
0,330 A, dan saat diberi beban 115 watt arus 0.33
yang terukur pada I1 adalah 0,503 A. Dapat 0.3
dilihat bahwa semakin besar beban yang
0.2
diberikan maka nilai I1 meningkat.. Hal ini
sesuai dengan rumus : 0.1 0.071

P
I= 0
15 75 115
V
Nilai dari arus yang terukur pada Beban
ampermeter kedua I 2 adalah konstan. Hal ini
dikarenakan amperemeter kedua mengukur Gambar 3.24 Grafik Hubungan Amperemeter
nilai arus pada resistor yang dimana resistor
dengan Daya Beban
telah diatur dengan nilai konstan sebesar 500
ohm sehingga nilai arus yang terukur tetap atau
Berdasarkan Gambar 3.24 dapat dilihat
konstan.:
bahwa, hubungan antara Ampermeter pertama I 1
V
I= dengan beban berbanding lurus. Semakin besar
R
beban yang digunakan maka arus yang mengalir
Nilai dari arus yang terukur pada
melewati Amperemeter pertama I 1 akan semakin
amperemeter ketiga I 3 terlihat berbanding lurus,
besar sesuai dengan persamaan:
semakin besar nilai beban maka arus pada
P
ampermeter ketiga I 3semakin besar, I 3disebut I 𝐼=
V
total.
I 3=I 2+ I 1
Nilai daya hitung berbanding lurus dengan
daya beban, dimana semakin besar beban yang
b. Grafik Hubungan Amperemeter Kedua I2
di gunakan maka daya hitung semakin besar dengan Daya Beban
karena adanya human error atau alat ukur yang
tidak presisi serta daya beban dan daya hitung Grafik Hubungan Ampermeter 2
tidak sama dikarenakan adanya Plosses. Sesuai dengan Beban
dengan persamaan: 0.5 0.456 0.456 0.456
R 2 2 2 0.4
P= ( I −I −I )
Vooltmeter 2

2 3 2 1 0.3
Persentase error yang dihasilkan pada 0.2
rangkaian relatif kecil yaitu 3,6%; 1,06%;
0.1
0,99%. Persentase error dapat terjadi karena
0
adanya selisih antara Pbeban dengan Phitung. 15 75 115
Perhitungan persentase error daya dapat
Beban
dibuktikan dengan persamaan:
P−Ph
% Error= ¿ ∨¿ x 100% Gambar 3.25 Grafik Hubungan Amperemeter 2
P dengan Daya Beban

3.4.8 Analisa Grafik


MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108
Berdasarkan Gambar 3.25 dapat dilihat Berdasarkan Gambar 3.27 dapat dilihat bahwa
bahwa, hubungan antara Amperemeter kedua I 2 Nilai daya hitung berbanding lurus dengan daya
dengan beban yang dimana nilai arus yang beban, dimana semakin besar beban yang di
terukur tetap konstan. Hal ini dikarenakan gunakan maka daya hitung semakin besar karena
Ampermeter kedua mengukur nilai arus pada adanya impedansi kabel dan human error atau alat
resistor yang dimana resistor telah diatur dengan ukur yang tidak presisi serta daya beban dan daya
nilai konstan sebesar 500 ohm sehingga nilai hitung tidak sama dikarenakan adanya P losses.
arus yang terukur tetap atau konstan. Sesuai dengan persamaan:
R 2 2 2
c. Grafik Hubungan Amperemeter Ketiga
P= ( I −I −I )
2 3 2 1
I3 dengan Daya Beban

Grafik Hubungan Ampermeter 3


dengan Beban D. Pengukuran Metode Wattmeter
1.5 3.4.9 Analisa Perhitungan
Vooltmeter 3

0.959
1 0.786 Tabel 3.12 Hasil Pengukuran Metode Wattmeter
0.527
0.5 Beban Wattmeter Intensitas Cahaya
No
(Watt) (Watt)
0 1 meter 2 meter
15 75 115
1. 15 14,9 58 19
Beban
2. 75 75 112 60,3
3. 115 144,8 138 90
Gambar 3.26 Grafik Hubungan Amperemeter 3
dengan Daya Beban Berdasarkan Tabel 3.12, kita dapat
melakukan perhitungan untuk mencari persentase
Berdasarkan Gambar 3.26 dapat dilihat eror:
bahwa hubungan antara arus dengan Daya beban Menghitung Persentase % Error
berbanding lurus. Semakin besar nilai beban Diketahui :
maka arus pada ampermeter ketiga I 3semakin
Pbeban = 15 watt
besar, I 3disebut I total.
Phitung = 14,9 watt
I 3=I 2+ I 1
Ditanya :
% Error = ?

d. Grafik Hubungan Daya Beban dengan Jawab:


Daya Hitung
% Error = ¿
Grafik Hubungan Daya Hitung

250
dengan Daya Beban
229.87
% Error = |15−14
15 |
,9
× 100 %
% Error = 0,006 %
200 154.54 Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Metode Wattmeter
150 Intensitas
Hitung

Beban Wattmete Cahaya %


100 69.63 No
(Watt) r (Watt) 1 2 Error
50 meter meter
0 1. 15 14,9 58 19 0,006
15 75 115
2. 75 75 112 60,3 0
Beban
3. 115 144,8 138 90 0,259

Gambar 3.27 Grafik Hubungan Daya Beban


dengan Daya Hitung
MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108
Berdasarkan Tabel 3.13 dapat di analisa
bahwa nilai yang terukur pada wattmeter
berbanding lurus dengan nilai beban. Semakin
bertambahnya beban maka nilai yang terukur
pada wattmeter akan semakin besar.
Nilai intensitas cahaya akan semakin besar
seiring bertambahnya nilai beban, dan nilai
intensitas cahaya akan semakin kecil jika
bertambahnya jarak.
Presentase error daya yang dihasilkan pada
rangkaian relatif kecil yaitu 0,006%, 0%, dan
0,259%. Karena adanya selisih antara P beban Gambar 3.29 Grafik hubungan antara jarak 1
dengan Phitung .sesuai dengan persamaan : dengan jarak 2m
P−Ph
% Error= ¿ ∨¿ x 100% Berdasarkan Gambar 3.29, dapat dianalisa
P
bahwa semakin besar nilai beban yang digunakan
maka semakin besar pula nilai intensitas cahaya
3.4.10 Analisa Grafik
yang terukur. Dari data yang didapatkan, nilai
a. Grafik Hubungan Daya Ukur
Terhadap Daya beban intensitas cahaya pada jarak 2 meter lebih kecil
daripada jarak 1 meter. Hal ini dikarenakan nilai
Grafik Hubungan Daya Ukur dengan intensitas cahaya dipengaruhi oleh jarak. Semakin
Daya Beban jauh jarak luxmeter terhadap beban maka semakin
kecil nilai yang terukur.
200 144.8
Daya Hitung

75
100 14.9 3.5 Kesimpulan
0 Beberapa metode pengukuran yang dapat
15 75 115 digunakan diantaranya, metode Voltmeter-
Daya Beban Amperemeter, metode 3 Voltmeter (menggunakan
turunan hukum KVL), metode 3 Amperemeter
Gambar 3.28 Grafik Hubungan Daya Ukur (menggunakan turunan hukum KCL) dan
dengan Daya Hitung Wattmeter. Untuk menghitung persentase error
Berdasarkan Gambar 3.28, dapat dapat menggunakan rumus:
dianalisa bahwa semakin besar nilai beban maka P beban−¿ P
nilai daya pun akan semakin besar. Nilai daya %Error=⎢ hitung
⎢ x 100 % ¿
Pbeban
terhadap beban selisih beberapa angka. Hal ini
Sehingga dari 4 metode yang ada, metode yang
disebabkan karena adanya human error atau alat
paling efektif adalah metode wattmeter karena
ukur yang tidak presisi serta daya beban dan
memiliki nilai error yang paling kecil, yaitu
daya hitung tidak sama dikarenakan adanya
0,006%.
Plosses.
Pada metode voltmeter-amperemeter, dapat
b. Grafik Hubungan Daya Beban Terhadap
disimpulkan bahwa tegangan yang dihasilkan akan
Intensitas Cahaya Jarak 1 m dan 2 m
tetap konstan dikarenakan tegangan berasal dari
sumber. Sedangkan arus akan semakin besar
dikarenakan beban yang semakin besar. Untuk
daya hitungnya semakin besar nilai beban maka
nilai daya hitung akan semakin besar. Hal ini
sesuai dengan persamaan
Phitung = V x I.

MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108


Pada pengukuran metode 3 voltmeter, Anonim. 2023. Modul Praktikum Pengukuran
dapat disimpulkan bahwa pada voltmeter 1 Besaran Listrik. Laboratorium Listrik
semakin kecil dikarenakan penambahan jumlah Dasar. Teknik Elektro. Fakultas Teknik.
beban yang dirangkai secara parallel sehingga Universitas Mataram
arusnya terbagi yang menyebabkan nilai
tegangan semakin kecil. Nilai V2 akan semakin Saminan. 2020. Pembelajaran Konsep Listrik
besar karena disebabkan oleh hambatan yang dan Magnet. Universitas Syiah Kuala.
nilainya tetap dipasang pada rangkaian dan
dipengaruhi oleh beban dan arus. Sedangkan Ponto Hantjie, 2018, Dasar Teknik Listrik.
nilai V3 akan tetap konstan karena Yogyakarta:Deep Publish.
dihubungankan ke sumber tegangan. Sedangkan
Waluyanti Sri, dkk, 2008, Alat Ukur Dan Teknik
daya hitung akan semakin besar seiring dengan
Pengukuran Jilid 1. Jakarta: Direktorat
meningkatnya beban. Hal ini dapat dibuktikan
Pembinaan Sekolah Kejuruan.
dengan menggunakan persamaan
1 Waluyanti Sri, dkk, 2008, Alat Ukur Dan Teknik
Phitung = (V32-V22-V12).
2R Pengukuran Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Kejuruan.
Pada pengukuran metode 3 amperemeter,
dapat disimpulkan bahwa pada amperemeter 1
semakin besar daya beban maka semakin besar
arus pada amperemeter 1, sedangkan pada
amperemeter 2 berasal dari resistor sehingga
nilai yang dihasilkan akan konstan, dan pada
amperemeter 3 merupakan arus total dari
amperemeter 1 dan amperemeter 2. Sedangkan
daya hitung akan semakin besar seiring dengan
meningkatnya beban. Hal ini dapat dibuktikan
dengan menggunakan persamaan berikut.
R 2 2 2
Phitung ¿ (I −I −I )
2 3 2 1
Pada metode wattmeter dapat disimpulkan
bahwa semakin besar nilai beban yang
digunakan maka daya yang terukur pada
wattmeter akan semakin besar, nilai daya yang
terukur pada wattmeter bisa lebih besar atau
lebih kecil dari nilai beban. Hal itu disebabkan
oleh kesalahan dari manusia (human error) dan
kurang presisinya alat. Pada pengukuran
intensitas cahaya dengan menggunakan
luxmeter, dapat disimpulkan bahwa semakin
besar daya yang digunakan maka nilai intensitas
penerangan yang di dapat akan semakin besar.
Dan dapat disimpulkan bahwa nilai pengukuran
berbanding terbalik terhadap jarak pengukuran,
semakin dekat jarak luxmeter dari sumber
cahaya maka semakin besar nilai yang terukur
pada luxmeter

DAFTAR PUSTAKA

MODUL 3| Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022108

Anda mungkin juga menyukai