Makalah Studi Al-2
Makalah Studi Al-2
Disusun oleh:
1. Awal safarudin
2. Sophia’adawiyah
KATA PENGANTAR
Mukjizat secara istilah didefinisikan oleh para sesepuh agama islam, sebagai hal
atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi,
sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk
melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu
memenuhi tantangan itu. Dari pengertian di atas, maka kita dapat ambil
kesimpulan bahwa suatu perkara dapat dikatakan mukjizat, apabila memenuhi
empat unsur berikut:
Kedua, diberikan allah swt kepada nabi atau rasul. Mukjizat harus berada di
tangan seorang rasul. Jika terdapat perkara luar biasa, tetapi bukan berada di
tangan seorang rasul maka perkara itu tidak dapat dianggap sebagai mukjizat.
Ketiga, adanya tantangan. Suatu mukjizat harusdisertai tantangan kepada
manusia untuk menandinginya. Dalam yam a arab, tantangan ini dikenal dengan
nama tahaddi, yang berarti suatu pekerjaan yang sengaja dilakukan untuk
menantang orang lain melakukan hal serupa dengan tujuan menunjukkan
kehebatannya.
Keempat, tidak dapat ditandingi siapapun. Syarat keempat ini berkaitan erat
dengan syarat ketiga yang disebutkan sebelumnya. Sebagian melihatnya
kontradikftif karena memuat dua halyang seakan bertentangan, yaitu menantang
dan tidak dapat ditandingi. Akan tetapi apabila dicermati justru ini nilai
kemukjizatan suatu perkara. Ia harus menantang manusia dan manusia tidak
dapat menandinginya. Apabila manusia dapat menandinginya maka perkara itu
tidak dapat disebut mukjizat
Fungsi Mukjizat
Mukjizat berfungsi sebagai bukti kebenaran para nabi. Keluarbiasaan yang terlihat atau
terjadi melalui mereka diibaratkan sebagai ucapan tuhan. Apa yang dinyatakan sang nabi
adalah benar. Dia adalah utusanku dan buktinya adalah aku melakukan mukjizat itu.
Mukjizat, walaupun dari segi yam a berarti melemahkan atau membuktikan ketidakmampuan
yang di tantang, namun secara istilah ia dimaksudkan untuk menegaskan kebenaran ajaran
seorang yang mengaku sebagai nabi. Oleh sebab itu mukjizat ditampilkan oleh allah melalui
hamba pilihannya untuk membuktikan kebenaran dan ajaran yam yang dibawa oleh masing
nabi. Jika demikian hal yam aka ini paling tidak mengandung dua konsekuensi.
Bagi yang sudah percaya kepada nabi, maka tidak lagi membutuhkan mukjizat. Ia tidak lagi
ditantang untuk melakukan hal yang sama. Mukjizat yang dilihat atau dialaminya hanya
berfungsi memperkuat keimanan, serta menambah keyakinannya akan kekuasaan allah swt.
Kemukjizatan Al- Quran dari aspek Bahasa
Mukjizat al-Quran dari sisi bahasa terlihat dari keistimewaan dalam lafaz,
huruf-huruf, susunan maupun uslub al-Quran. Jalinan huruf-hurufnya serasi,
ungkapannya indah, ushlubnya, ayat-ayatnya teratur, serta memperlihatkan
situasi dan kondisi dalam berbagai macam bayannya. Lafaz-lafaz al-Quran juga
terpadu bunyi huruf-hurufnya sehingga melahirkan irama sekalipun harakat itu
mungkin berat, seperti nudzur, damma yang berurutan terasa berat diucapkan
tetapi dalam ayat justru mudah.
Mukjizat al-Quran dari sisi bahasa pun terlihat dari keseimbangan dalam jumlah
pemakaian kata antonym; seperti kata al-hayah (kehidupan) dan al-maut
(kematian) masing-masing sebanyak 145 kali. Kata al-harr dan al-bard masing-
masing 4 kali. Kata al-kufr dan al-iman masing-masing 17 kali. Kata kufr
dengan iman masing-masing 8 kali.
Begitupula keseimbangan dalam jumlah pemakaian kata sinonim; kata al-jahr
(nyata) dan al-a’laniyah (nyata), masing-masing sebanyak 16 kali. Kata al-ujub
(membanggakan diri) dengan kata al-gurur (angkuh) masing-masing 17 kali.
Kata al-haris (membajak) dan al-zira’ah (bertani) masing-masing 14 kali.
Keseimbangan dalam jumlah bilangan kata yang menunjuk pada akibatnya; al-kafirun
(orang-orang kafir) dan al-nar (neraka/pembakaran) masing-masing sebanyak 154 kali. Kata
al-zakah (penyucian) dan al-barakat (kebajikan yang banyak) masing-masing 32 kali. Kata al-
fahisyah (kekejian) dan al-ghadab (murka) masing-masing 26 kali.
Keseimbangan dalam jumlah pemakaian kata dengan penyebabnya; kata al-salam
(kedamaian) dan al-thayyibat (kebajikan) masing-masing sebanyak 60 kali. Kata al-asra
(tawanan) dan al-harb (perang) masing-masing 6 kali. Kata al-mau’izhah (nasihat) dan al-
lisan (lidah) masing-masing 25 kali.
Keseimbangan lainnya yaitu; kata yaum (dalam bentuk tunggal) sebanyak 365 kali, sesuai
dengan jumlah hari dalam setahun. Sedangkan kata ayyam (dalam bentuk jamak), atau
yaumain (dalam bentuk mutsanna) jumlah pemakaian secara keseluruhan sebanyak 30 kali
sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata syahr (bulan) hanya terdapat 12
kali, sejumlah dengan bulan dalam setahun.
sejumlah dengan bulan dalam setahun.
Tidak hanya itu, mukjizat al-Quran dari sisi bahasa, tampak dari konsistensi pemakaian huruf
yang menjadi pembuka surah, seperti huruf min pembuka surah al-Quran terulang sebanyak
113 kali. Bila jumlah ini dibagi 19 sesuai dengan jumlah huruf dalam basmalah maka akan
habis.
Rasyid Ridha mengatakan jika diungkapkan secara detail, Mukjizat al-Quran dari sisi bahasa
tidak akan bisa atau sama dengan kitab-kitab hasil karya para ulama.
Kemukjizatan Al- Quran dari aspek ilmiah
Ayat lain yang mengisyaratkan tentang astronomi yaitu tentang asal kejadian kosmos atau
alam semesta: ُث ا اْس توى اَٰل ال اسَم اِء وِهَي ُدَخ اٌن َف َقاَل اََل َو لَْل ْر ِض ائتيا طْو ًع ا اْو َك رًها قالتا اَت ْي نا طاىعَْْي
"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu : Keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa, keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati. "
Berdasarkan penjelasan ayat ini bahwasannya proses sebelum terwujudnya langit dan bumi
yaitu berupa kumpulan asap dan gas menurut teori nebula (teori kabut). Meskipun terdapat
beberapa teori yang mendorong teori ledakan, sehingga dari pendapat tersebut bisa diambil
benang merah bahwasannya pada mulanya terbentuknya alam semesta ini berawal dari gas
dan
cair yang lama kelamaan memadat, memanas, lalu meledak, dan mulai terjadilah alam
semesta atas ridho Allah swt.