Anda di halaman 1dari 4

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MEDIKA NURUL ISLAM


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SKRIPSI
AGUSTUS 2022

Xiv + VI Bab + 64 Halaman + 4 Tabel + 2 Skema + 12 Lampiran

AFTA ZAMANI
NIM. 18010002

HUBUNGAN POSTPOWER SYNDROME DENGAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA


PENSIUNAN DI KEMUKIMAN REUBEE KECAMATAN DELIMA KABUPATEN
PIDIE

ABSTRAK
Datangnya masa pensiun terkadang dipandang sebagai hilangnya aktivitas utama yang telah lama
ditekuni. Sebagian orang mempersepsikan pensiun sebagai akhir dari segalanya sehingga yang
terjadi adalah tidak stabilnya kondisi mental, kurang percaya diri, dan bekerja secara berlebihan
atas rasa inferior itu. Tanpa ada persiapan, ketidaksiapan tersebut muncul dalam bentuk berbagai
emosi negatif dan kerapkali menimbulkan kecemasan yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan postpower syndrome dengan tingkat kecemasan lansia pensiunan di
Kemukiman Reubee Kecamatan Kabupaten Pidie. Penelitian ini dilaksanakan di Kemukiman
Reubee Kecamatan Kabupaten Pidie pada tanggal 24 s/d 28 Agustus 2022. Penelitian ini
menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional dengan besar populasi 47 lansia
pensiunan di tempat penelitian tersebut. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan
metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara terpimpin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa post power syndrome yang dialami responden mayoritas berada pada
kategori ringan sedang sebanyak 26 orang (55,4%) dan kecemasan responden mayoritas berada
pada kategori kecemasan sedang yaitu sebanyak 21 orang (44,7%) Berdasarkan uji statistik chi
square didapatkan bahwa ada hubungan antara kecemasan dengan post power syndrome yang
dialami responden dengan nilai p-value 0,000< alpha 0,05. Disimpulkan bahwa didapatkan bahwa
ada hubungan antara kecemasan dengan post power syndrome. Diharapkan hasil penelitian ini
dapat menjadi bahan acuan bagi lansia dalam mengelola post power syndrome serta kecemasan
yang dialami setelah memasuki masa pensiun agar lansia dapat menjalani hidup yang lebih
berkualitas

Kata kunci :Postpower Syndrome, Kecemasan, Lansia


Daftar Pustaka :14 Buku + 27 Jurnal (2015-2020).
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin meningkatnya jumlah lansia tentu akan menimbulkan permasalahan baru seperti:
masalah ekonomi, masalah sosial budaya, masalah kesehatan dan masalah psikologi. Tidak
jarang pada lansia menderita depresi dan kecemasan karena ketidaksiapan mental ketika
memasuki masa lansia selain itu, faktor lingkungan sering menyebabkan para lansia merasa
tersisih dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Persoalan ini akan semakin rumit ketika
masalah ekonomi juga menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi kelompok lansia umunya
tidak lagi memiliki penghasilan tetap karena memasuki masa pensiun dan tidak memiliki
penghasilan tambahan. Meskipun demikian, ada pula lansia yang telah mempersiapkan masa
tuanya dengan merintis usaha sebagai aktivitas sampingan (Paidi, 2017).
Pensiun dianggap sebagai tekanan oleh sebagian pegawai. Tekanan tersebut harus

mampu diatasi sebagai usaha penyesuaian. Jika usaha tersebut berhasil maka tidak akan

terjadi suatu masalah. Namun jika yang terjadi sebaliknya maka hal tersebut akan

menggangggu kehidupannya (Rosanti dan Krisnansari, 2016). Para pegawai yang telah

mempersiapkan masa pensiun dengan matang akan merasakan hari tua yang menyenangkan,

karena secara psikologis pada tahap ini mereka akan menikmati hasil dari apa yang telah

mereka kerjakan, dan menerima keadaan mereka dengan rasa tenang atas hilangnya beban

tanggung jawab selama bekerja dan menjabat suatu jabatan. Hal tersebut dikarenakan setelah

pensiun, individu telah terbebas dari rutinitas sebagai pegawai dimana tugas-tugas dan

tuntutan yang dilaksanakan tiap hari akan berkurang sehingga masa pensiun juga dianggap

sebagai bulan madu kedua, dan membuat individu mampu lebih dekat bersama anak dan

cucu (Suyanto, 2016).


Datangnya masa pensiun terkadang dipandang sebagai hilangnya aktivitas utama yang

telah lama ditekuni. Sebagian orang mempersepsikan pensiun sebagai akhir dari segalanya

sehingga yang terjadi adalah tidak stabilnya kondisi mental, kurang percaya diri, dan bekerja

secara berlebihan atas rasa inferior itu. Tanpa ada persiapan, ketidaksiapan tersebut muncul

dalam bentuk berbagai emosi negatif. Emosi-emosi negatif tersebut antara lain berwujud

pemberontakan dalam batin disertai dengan agresi, perasaan eksplosif dan meledak-ledak,

tidak mampunya menerima kondisi yang baru, kekecewaan yang mendalam hingga hati

yang terluka, serta emosi-emosi tidak puas lainnya. Akibatnya, muncul berbagai

permasalahan seperti stres, keresahan batin, berbagai konflik psikis, perasaan takut dan

cemas dalam menghadapi masa depan,perasaan inferior ketika berhadapan dengan orang

lain, menjadi apatis terhadap lingkungan sosial, serta depresi yang diakibatkan oleh

ketidakpuasan lainnya (Pawistri, 2018).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Pidie tahun 2021 Jumlah Pada tahun

2020, jumlah penduduk Kabupaten Pidie sebanyak 435.275 jiwa. Dari jumlah tersebut

sebanyak 215.878 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 219.397 jiwa berjenis kelamin

perempuan. Sedangkan jumlah penduduk lansia atau usia>65 tahun sebanyak 6,91 % dari

jumlah penduduk (BPS Pidie, 2021).

Berdasarkan data dari BPS Pidie (2021) jumlah penduduk di kecamatan Delima

sebanyak 21.673 jiwa dengan jumlah penduduk laki-lakisebanyak 10.729 jiwa dan

perempuan sebanyak 10.944 jiwa. Sedang jumlah penduduk lansia sebanyak 1578 jiwa

dengan jumlah lansia laki-laki sebanyak 582 dan jumlah lansia perempuan sebanyak 996

jiwa. Berdasarkan data dari mukim Kemukiman Reubee jumlah penduduk 9486 jiwa dengan

jumlah Lansia sebanyak 800 jiwa, jumlah lansia pensiunan tahun 2022 sebanyak 57 orang.

Anda mungkin juga menyukai