Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN ANTARA PEMIMPIN DAN RAKYAT mereka mempunyai hak untuk memilih sendiri siapa yang mereka

Ahyar Rosidi, S.Pd.I inginkan untuk menjadi pemimpin mereka.


Jama’ah Jum’at Rahimakumullah……
Kaum Muslimin Rahimakumullah ….. Ayat di atas dapat mengandung beberapa makna, pertama,
Adalah suatu kemestian untuk kita selalu memuji dan bersyukur seorang penguasa atau pemimpin adalah cerminan dari keadaan
kepada Allah Swt, oleh karena Allah selalu rindu kepada orang-orang masyarakat yang dipimpinnya, kedua, pemimpin atau penguasa yang
yang memuji dan berterima kasih kepada-Nya. Semoga pujian dan baik adalah dia yang dapat menangkap aspirasi dan merasakan
kesyukuran itu dapat diwujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mari penderitaan rakyatnya, namun banyak diantara pemimpin- pemimpin kita
pula kita persembahkan shalawat dam salam kepada Nabi Muhammad yang menyepelekan hal tersebut yang merasa bangga dan semena- mena
Saw, keluarga dan para sahabatnya, Nabi Muhammad juga selalu terhadap harta, pangkat dan kekuasaan yang dimilikinya, sehingga
merindukan sapaan dari seluruh umatnya, dengan cara membaca dengan mudah untuk memandang rakyat, bawahan dan orang- orang
shalawat dan salam kepadanya. fakir miskin sebagai angka- angka yang dapat merka tipu dan
Dalam Al-Qur’an, ada perintah menunaikan amanat kepada permainkan untuk kepentingan peribadinya. sedangkan, ketiga,
pemiliknya, disusul dengan perintah menetapkan putusan yang adil, masyarakat yang baik adalah yang berusaha mewujudkan atau memilih
kemudian dilanjutkan dengan perintah taat kepada Allah, Rasul dan ulil pemimpin yang adil dan bermoral serta dapat menyalurkan aspirasi
amr ( mereka yang memiliki wewenang mengelola urusan negara yaitu mereka.
para pejabat pemerintah) : Ungkapan Nabi di atas dapat juga berarti suatu pesan untuk tidak
tergesa-gesa menyalahkan terlebih dahulu pemimpin yang menyeleweng,
        kolusi, korupsi dan nepotisme, karena pada hakikatnya yang bersalah
         adalah masyarakat itu sendiri. Bukankah pemimpin atau penguasa adalah
          cerminan dari “keadaan masyarakat itu sendiri?” Sebagaimana keadaan
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan kalian begitu pula diangkat penguasa atas kalian.”
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) Masyarakat yang enggan menegur dan mengoreksi pimpinannya
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu atau menyanjungnya secara berlebihan pada hakikatnya telah menanam
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran benih keangkuhan dan kebejatan moral pada diri pimpinannya walupun
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha pada mulanya pemimpin itu adalah seorang yang baik.
Mendengar lagi Maha Melihat".(QS. Al-Nisa, 58)
Kepada Malik Asytar An-Nakha’iy, ketika diangkat menjadi
Perurutan uraian ayat tersebut menjadi petunjuk bahwa jabatan Wali Mesir dan sekitarnya, Sayidina Ali bin Abi Thalib berwasiat
serta wewenang kebijakan dan pengelolaan, merupakan amanat yang sekaligus menasehatinya:
bersumber dari Allah, melalui orang banyak atau masyarakat, dan bahwa “Ketahuilah wahai Malik, bahwasanya aku mengutusmu ke suatu
daerah yang sebelumnya telah mengalami pergantian beberapa
pemerintahan, yang adil maupun yang zhalim. Rakyat di sana akan menyerahkan tanggungjawab kepada seseorang yang tidak wajar
memandangmu sama seperti pandanganmu terhadap para penguasa memikulnya.
sebelummu, sesungguhnya keadaan orang-orang baik dapat diketahui
dari penilaian yang diucapkan oleh kebanyakan rakyat awam. Untuk       
“Sesungguhnya orang yang paling tepat engkau tugaskan adalah
itu, jadikanlah amal saleh sebagai perbendaharaanmu yang paling kau
yang paling kuat lagi terpercaya.”(QS. Al-Qashas, 26)
sukai, kuasailah hawa nafsumu dan pertahankanlah dirimu dari segala
yang tidak dihalalkan bagimu. Insafkanlah hatimu agar selalu Demikian ucapan putri Nabi Syuaib as, tentang kelayakan
memperhatikan dan memperlakukan semua rakyatmu dengan kasih
menunjuk seorang pemimpin yang dapat menyalurkan aspirasi rakyat,
sayang, cinta dan kelembutan hati. Jangan kau jadikan dirimu laksana
binatang buas lalu menjadikan mereka sebagai mangsa-mangsamu. yang dibenarkan dan diabadikan dalam Al-Qur’an.
Mereka itu sesungguhnya hanya satu di antara dua; saudaramu
dalam agama atau makhluk Tuhan seperti dirimu sendiri. Dan ‫ ونفع ىن واي اكم مبا في ه من االي ات‬.‫ب ارك اهلل ىل ولكم ىف الق ران العظيم‬
bila kekuasaanmu menyebabkan tumbuhnya keangkuhan dan
kebanggaan dalam hatimu, alihkanlah pikiranmu ke arah keagungan
. ‫والذكر احلكيم – وتقبل اهلل منا ومنكم تالوته انه هو السميع العليم‬
kerajaan Allah di atasmu, Yang Maha Kuasa atas dirimu. Dengan
begitu kau akan berhasil mengurangi kepongahanmu, menahan
kekerasan hatimu dan mengembalikan akal sehatmu bila ia hampir
menyingkir darimu.”
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah…..
Demikian peranan para Ulama dan masyarakat sebagai sosial
kontrol yang efektif dalam menentukan pimpinannya dan demikian itu
sebagian dari kandungan hadits tersebut. Dari sini terlihat betapa
pentingnya peranan kritik sosial atau, dalam bahasa agama, amar ma’ruf
nahyi munkar. Dan dari sini pula dapat dipahami mengapa Nabi Saw,
menekankan pentingnya mengangkat pemimpin walaupun yang dipimpin
hanya dua orang, bahkan walaupun mereka dalam perjalanan, Nabi
bersabda: “Apabila ada tiga orang bepergian, maka hendaklah mereka
memilih salah seorang diantaranya sebagai pemimpin.”
Tugas pemimpin adalah menunaikan amanat dan menegakkan
hukum dengan penuh keadilan. Apabila amanat diabaikan, maka
tunggulah saat krisis akan menimpa masyarakat. Mengabaikannya adalah

Anda mungkin juga menyukai