Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 2

Nama kelompok
• Mutiara
• Haswinda
• Syainuddin

Materi kelompok
Standar kontrak, macam-macam perjanjian,
syarat sahnya perjanjian, pembatalan dan
pelaksanaan suatu perjanjian.

Standar kontrak
Standar kontrak atau perjanjian baku adalah penggunaan klausula eksonerasi
dalam transaksi konsumen. Standar kontrak pada dasarnya lahir dari
kebutuhan masyarakat yang bertujuan untuk memberikan kemudahan atau
kepraktisan bagi para pihak dalam melakukan transaksi.

standar kontrak ditinjau dari hukum perjanjian di Indonesia dan bagaimana


hubungan antara asas kebebasan berkontrak dengan standar kontrak yang
memuat klausul eksemsi. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis
normatif disimpulkan:
• 1, Kekuatan mengikat dari suatu standar kontrak muncul ketika
dipenuhinya persyaratan-persyaratan materiil dan formal sahnya suatu
standar kontrak, syarat-syarat yang dimaksud yaitu isi suatu standar
kontrak harus sesuai dan tidak bertentangan dengan undang-undang,
ketertiban umum, kesusilaan, kepatutan dan kebiasaan. Serta para pihak
mempunyai kewajiban untuk membaca seluruh isi serta klausul-klausul
dari kontrak (duty to read) kemudian menandatanganinya sebagai tanda
bahwa pihak tersebut menyetujui seluruh isi dan klausul-klausul kontrak
tersebut. Hal itulah yang memberikan kekuatan mengikat pada suatu
standar kontrak.
• 2. Kebebasan berkontrak melahirkan banyak jenis kontrak. Salah satunya
adalah standar kontrak. Standar kontrak yang di dalamnya terdapat
klausul yang memberatkan salah satu pihak tidak sejalan dengan tujuan
dari asas kebebasan berkontrak, karena posisi tawar-menawar dalam isi
kontrak menjadi tidak seimbang sehingga menjadi tidak adil. Tetapi bagi
pihak yang memerlukan standar kontrak tersebut tidak
mempermasalahkan isi kontrak walaupun memuat klausul eksemsi
karena memang dibutuhkan jadi diterima.
Macam-macam perjanjian
Bentuk perjanjian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tertulis dan
lisan. Perjanjian tertulis adalah perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam
bentuk tertulis, sedangkan perjanjian lisan suatu perjanjian yang dibuat oleh
para pihak dalam wujud lisan (kesepakatan para pihak).

Syarat sah perjanjian


Ricardo Simanjuntak dalam bukunya Teknik Perancangan Kontrak Bisnis
Menyatakan bahwa kontrak merupakan bagian dari pengertian perjanjian.
Perjanjian sebagai suatu kontrak merupakan perikatan yang mempunyai
konsekuensi hukum yang mengikat para pihak yang pelaksanaannya akan
berhubungan dengan hukum kekayaan dari masing-masing pihak yang terikat
dalam perjanjian tersebut.
Syarat Sah Perjanjian
Meskipun demikian, asas kebebasan berkontrak bukan berarti bebas tanpa
batas (mutlak). Setiap pihak yang membuat perjanjian harus memenuhi syarat
sah perjanjian.

Perjanjian dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu perjanjian obligatoir


dan perjanjian non-obligatoir.
Perjanjian obligatoir adalah perjanjian yang mewajibkan seseorang untuk
menyerahkan atau membayar sesuatu. Lebih lanjut, terdapat 4 macam-macam
perjanjian obligatoir:
• Perjanjian sepihak dan perjanjian timbal balik
Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang membebankan prestasi kepada satu
pihak. Sedangkan perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang membebankan
prestasi antara kedua belah pihak.

• Perjanjian cuma-cuma dan perjanjian atas beban


Perjanjian cuma-cuma adalah perjanjian di mana pihak yang satu memberikan
suatu keuntungan kepada pihak yang lain tanpa menerima suatu manfaat bagi
dirinya. Sementara perjanjian atas beban adalah perjanjian yang mewajibkan
masing-masing pihak memberikan prestasi.

• Perjanjian konsensuil, perjanjian riil dan perjanjian formil


Perjanjian konsensuil, yaitu perjanjian yang mengikat sejak detik tercapainya
kata sepakat dari kedua belah pihak. Sedangkan perjanjian riil adalah
perjanjian yang tidak hanya mensyaratkan kesepakatan, namun juga
mensyaratkan penyerahan objek perjanjian atau bendanya. Adapun perjanjian
formil adalah perjanjian yang terikat dengan formalitas tertentu, dalam hal ini
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

• Perjanjian bernama, perjanjian tak bernama dan perjanjian campuran


Perjanjian bernama adalah perjanjian yang secara khusus diatur di dalam
undang-undang. Perjanjian tak bernama adalah perjanjian yang tidak diatur
secara khusus di dalam undang-undang. Sedangkan perjanjian campuran
adalah perjanjian yang merupakan kombinasi dari dua atau lebih perjanjian
bernama.

Pembatalan dan pelaksanaan perjanjian


Syarat pembatalan perjanjian adalah harus ada wanprestasi, perjanjian yang
ingin dibatalkan harus bersifat timbal-balik, dan pembatalan dilakukan melalui
putusan hakim. Perjanjian dapat dibatalkan apabila tidak sesuai dengan syarat
sah perjanjian.
PelaksanaanPelaksanaan Perjanjian adalah perbuatan merealisasikan atau
memenuhi kewajiban dan memperoleh hak yang telah disepakati oleh pihak-
pihak sehingga tercapai tujuan mereka. Masing-masing pihak melaksanakan
perjanjian dengan sempurna dan itikad baik sesuai dengan persetujuan yang
telah dicapai.
Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian tersebut diatur dalam Pasal 1320 KUH-
Perdata mengatur bahwa untuk sahnya perjanjian- perjanjian, diperlukan
empat syarat :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal.

Anda mungkin juga menyukai