Anda di halaman 1dari 12

SUMBER SUMBER AJARAN ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam
Dosen pengampu:
Drs. Abdul Haris, M. Ag.

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Ahmad Muzaky Fawaid 11230110000135


Elma Rezta 11230110000138
Ahmad Sabilil Alief 11230110000129

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023 M/ 1445 H
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
kami nikmat sehat wal afiat, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini secara
tepat waktu.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Studi Islam, dalam program studi Pendidikan Agama islam, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Abdul Haris, M. Ag. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Studi Islam yang telah membimbing kami dan memberikan tugas ini,
sehingga kami dapat menambah wawasan serta pengetahuan kami.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna dan terdapat banyak kekurangan di dalamnya, baik dari segi penyusunan maupun
tata bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca agar dapat menjadi acuan dalam pembuatan makalah di
masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para
pembaca.

Ciputat, 20 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Sumber ajaran Islam..................................................................................................................2
B. Al Qur’an Sebagai sumber ajaran Islam....................................................................................2
C. Kedudukan As Sunnah sebagi sumber ajaran Islam...................................................................4
D. Ar Ra’yu sebagai sumber ajaran Islam.......................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................8
A. Simpulan....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw diumpamakan


seperti sebuah pohon, yang terdiri dari akar, batang, dahan, ranting, daun, bungan,
dan buah. Masing-masing bagian dari pohon ini nama dam fungsinya berbeda
antara satu dengan yang lainnya, namun saling berkaitan secara fungsional, dan
membentuk sebuah sistem yang terpadu. Sumber-sumber ajaran islam
sebagaimana akan dikemukakan dibawah ini dapat diibaratkan sebagai akar atau
fondasi yang diatasnya dapat berdiri batang, dahan, dan lainnya. Oleh karena itu,
sebagai sumber-sumber ajaran Islam, maka ia menjadi bagian yang inti,
sedangkan bagian lainnya tidak boleh bertentangan dengan yang pokok atau yang
inti ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Saja perbedaan dan persamaan dengan azas-azas, dasar dan prinsip dalam
sumber ajaran Islam?
2. Apa saja Sumber-sumber ajaran Islam

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian sumber ajaran Islam, perbedaan dan persamaan dengan


azas-azas, dasar dan prinsip
2. Mengetahui sumber sumber ajaran Islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sumber ajaran Islam


Definisi Sumber menurut KBBI adalah asal sesuatu1. Sumber hukum islam
adalah tempat pengambilan hukum Islam. Dalam kepustakaan hukum Islam atau
pokok hukum Islam atau dasar hukum Islam2.

Sumber-sumber hukum islam adalah terjemah dari lafadz bahasa Arab ‫مصادر‬
‫( األحكام‬sumber keputusan). Istilah lain yang semakna adalah .‫أصول‬, ‫الألحكام‬, ‫أدلة األحكام‬
‫األحكام ا‬. Istilah ‫ دليل‬lebih sering digunakan dalam kepustakaan hukum Islam, bentuk
jamak dari lafadz ‫ دليل‬adalah ‫ أدلة‬,atau secara lengkapnya ‫ام‬Q‫ادلة أألحك‬. Adapun dalil
menurut bahasa berarti petunjuk terhadap sesuatu, baik petunjuk kepada kebaikan
ataupun kepada kejelekan3

Menurut Abdul Wahhab Khallaf, di antara dalil-dalil yang disepakati oleh


Jumhur ulama sebagai sumber-sumber ajaran Islam adalah:
1. Al Qur’an
2. As Sunnah
3. Ijma
4. Qiyas4

Adapun pendapat lain yang mengatakan bahwa dalil syar’i menurut Mahmud Syaltut
ada 3:
1. Al Qur’an
2. As Sunnah
3. Ar-Ra’yu (Ijtihad)5

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pengertian sumber-sumber Ajaran Islam
maksudnya ialah tempat pengambilan hukum dan ajaran Islam. Adapun yang termasuk dalam
sumber-sumber ajaran Islam itu sendiri ada Al-Qur’an, As Sunnah, dan Ar Ra’yu (Ijtihad)

B. Al Qur’an Sebagai sumber ajaran Islam

Al-Qur’an secara etimologi berasal dari kata qara’a-yaqra’u, qiraa’atuan, atau


qur’anan yang berarti bacaan. Sedangkan secara terminologi al-Qur’an adalah firman
Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, melalui Jibril dengan menggunakan
bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia
benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk
kepada mereka, dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah
1
Poerwadarminta, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1976),hlm.974
2
Muktar Yahya, Dasar-dasar pembinaan Hukum Fiqh Islami,(Jakarta, Pustaka Al Husna,1979),hlm.21
3
Rohidin, Pengantar Hukum Islam, ( Yogyakarta, Lintang Rasi Aksari Books,2017),hlm.91
4
Zarkasji Abdus Salam, Pengantar Ilmu Fiqih Ushul Fiqih, (Yogyakarta, lembaga studi filsafat Islam,
1994),hlm.105
5
Abu Hamid Al Ghazali, Al Mustashfa min ‘ilm al-ushul, (ttt, Maktabah Al jadidah, tt), hlm.119

2
kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun dalam mushaf, dimulai dari surat
Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-nas, disampaikan kepada kita secara
mutawatir dari generasi ke generasi baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga
dari perubahan dan penggantian6.

Dalam memahami Al Qur’an manusia memerlukan Ilmu yang sangat banyak.


Maka dari itu muncul istilah ‫ ُعلوِم اْلُق ْر آن‬Ulumul Qur’an (Ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan Al Qur’an). Kata ‫ علوم‬merupakan bentuk jamak dari kata bahasa arab yaitu ‫علم‬.
Kata Ilm menurut bahasa adalah bentuk masdar yang maknanya sinonim dengan
paham dan makrifat. Menurut sebagian pendapat ulama, kata ilmu itu merupakan isim
jinis yang berarti pengetahuan7 . Bisa juga pada konteks kali ini kata Ilm memiliki
makna paham dan menguasai 8.

Dalam kitab Mawaridul bayan fii Ulumul Qur’an KH Afiffuddin Ad Dhimyati


juga berpendapat tentang definisi Ulumul Qur’an. Beliau mengatakan bahwa “Ulumul
qur’an adalah Pembahasan-pembahasan yang terkait dengan Al Qur’an dari sisi
turunnya Al Qur’an, sebab Turunnya Al Qur’an, tentang pendidikan yang ada dalam
Al Qur’an, penulisan Al Qur’an, penafsiran Al Qur’an, dan pengetahuan tentang yang
mana surat makiyyah yang mana surat madaniyah, lalu yang mana disebut nasikh
yang mana disebut Mansukh9.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ulumul Qur’an adalah ilmu-ilmu


yang membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan berbagai aspek yang dapat
dilihat atau diambil dari Al Qur’an. Karena aspek-aspeknya itu sangat luas maka, ilmu
yang berhubungan dengan Ulumul Qur’an ini sangat banyak jenis atau macamnya.

Materi kajian pokok-pokok bahasan Ulumul Qur’an menurut Hasbi Ash-


Shiddiqy (1994:100) terdiri dari enam macam pembahasan, yaitu:
a) Pembahasan turunnya Al-Qur’an (nuzul al-Qur’an)
b) Pembahsan sanad (rangkaian para periwayat)
c) Pembahasan qiroat (cara pembacaan al-Qur’an)
d) Pembahasan kata-kata al-Qur’an.
e) Pembahasan makna al-Qur’an yang terkait dengan kata-kata al-Qur’an.

Adapun dalam memahami Al Qur’an juga dibutuhkan yang namanya Ilmu


tafsir. Dalam studi Islam kata Tafsir selanjutnya menunjukan kepada Masalah
penafsiran Al Qur’an dan juga ilmu tafsir yang terkenal dengan nama Ulumul Qur’an
dan Tafsir10. Dengan adanya Ilmu tafsir, maka pemahaman terhadap ayat-ayat Al
Qur’an melalui penafsiran-penafsirannya mempunyai peranan penting yang sangat

6
Abdul Wahab al-Khallaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, (Jakarta: Al-Majelis al-‘Ala
al-Indonesia li al-Da’wah al-Islamiyah, 1972), h. 23
7
Ahmad Izan, Ulumul Qur’an: telaah tekstualitas dan Kontekstualitas Al Qur’an, (Bandung,Tafakur,
2011)hlm. 3
8
Manna Khalil al- qaththan, Studi ilmu-ilmu Al-Qur’an,terj. Mudzakir AS, Cet.2, (Jakarta: letera antar
Nusa,1994),hlm 8
9
Afiffuddin Ad dhimyati, Mawaridul bayan FII Ulumul Qur’an, (Malang, Lisan arabi, 2020), hlm. 1
10
Ahmad Asy-syirbashi, Sejarah Tafsir Qur’an, Op.cit., hlm, 6

3
besar bagi kemajuan kemunduran umat dan sekaligus dapat mencerminkan
perkembangan serta corak pemikiran mereka11.

Dari segi tata kerjanya, penafsiran Al Qur’an yang telah dilakukan para ulama
di masa lalu atau juga sekarang ternyata menggunakan metode yang bermacam-
macam. H.M. Quraish Shihab misalnya menyebutkan bahwa metode penalaran:
pendekatan dan corak-corak penafsiran Al Qur’an meliputi metode Tahlily, ijmaly,
maudhui, muqarrrin, dan analisis12.

C. Kedudukan As Sunnah sebagi sumber ajaran Islam

1. kandungan
Kandungan As sunnah terbagi menjadi tiga,yaitu :
a. Sunnah Qauliyah
Definisi sunnah al qauliyah menurut sebagian ulama adalah apapun dalam bentuk
perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada Nabi Saw 13. Contoh sunnah qauliyah dalam
sabda Rasulullah yaitu sebagai berikut:
‫ِحل‬
‫ «ُه َو الَّطُه وُر َم اُؤ ُه ا ُّل َمْيَتُتُه‬:‫قال عليه السالم يف البحر‬
Artinya: Rasulullah Saw berkata tentang laut “ adalah suci airnya dan halal bangkainya” 14
b. Sunnah fi’liyah
Sunnah fi’liyah adalah seluruh perbuatan yang dilakukan Rasulullah Saw yang
sifatnya dapat dijadikan sebagai contoh telatan dan dalil penetapan hukum syara’ 15, Contoh
sunnah fi’liyah yaitu tatacara wudhu yang dilakukan oleh Rasulullah, tata cara pelaksanaan
sholat lima waktu, tatacara pelaksanaan ibadah haji dan lain-lainnya.
c. Sunnah Taqririyah
Sunnah taqririyah adalah Setiap ketetapan rasulullah terhadap segala sesuatu yang
dilakukan oleh sebagian sahabat baik berupa perkataan atau perbuatan.Ketetapan tersebut
terlihat dengan diamnya Rasul atau tidak mengingkari atau dengan menyetujuinya bahkan
menganggap baik dan menguatkannya,kemudian sikap Rasul tersebut dianggap oleh sahabat
sebagai ketetapan yang dikeluarkan darinya16.

Contoh sunnah Taqririyah yaitu dalam Hadis riwayat Khalid bin walid:

11
Abuddin Nata, Studi Islam Komperensif, (Jakarta, Prenamedia Group,2011),hlm.168
12
M. Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an, (Jakarta, Mizan, 1992) hlm.86
13
Nawir Yuslim, Ulumul hadist, (Jakarta, Mutiara Sumber widya, 2001),hlm 96
14
Shirajjudin Umar bin ali, Albab fii ulumil kitab, (beirut, daerkutub Alamiyah,1998),hlm.544
15
Nawir Yuslim, Ulumul hadist, (Jakarta, Mutiara Sumber widya, 2001),hlm 98
16
Ibit.hlm.50

4
‫َعْن َخ اِلِد ْبِن اْلَو ِليِد َأَّنُه َدَخ َل َمَع َرُس وِل اِهلل صلى اهلل عليه وسلم َبْيَت َمْيُم وَنَة َفُأَيِت ِبَض ٍّب ْحَمُنوٍذ َفَأْه َو ى ِإَلْيِه َرُس وُل اِهلل صلى‬
‫ٌّب ا وَل اِهلل‬ ‫ِهلل‬ ‫ِة‬ ‫ِب ِدِه‬
‫اهلل عليه وسلم َي َفَق اَل َبْعُض الِّنْسَو َأْخ ُرِبوا َرُس وَل ا صلى اهلل عليه وسلم َمِبا ُيِر يُد َأْن َيْأُك َل َفَق اُلوا ُه َو َض َي َرُس‬
‫ِل‬ ‫ِم ِج‬ ‫ِك‬ ‫ِهلل‬
‫ َال َو َل ْن ْمَل َيُك ْن ِبَأْر ِض َقْو ي َفَأ ُد يِن َأَعاُفُه َقاَل َخ ا ٌد َفاْج َتَر ْر ُتُه َفَأَك ْلُتُه‬: ‫َفَر َفَع َيَد ُه َفُقْلُت َأَح َر اٌم ُه َو َيا َرُس وَل ا َفَق اَل‬
‫ِهلل‬
‫َو َرُس وُل ا صلى اهلل عليه وسلم َيْنُظُر‬
Artinya: Dijelaskan dalam suatu riwayat, suatu hari Rasulullah SAW disuguhi makanan.
Salah satu makanan tersebut adalah daging dab dan beliau pun tidak memakannya.
Kemudian, Khalid bin Walid pun bertanya, "Apakah daging itu haram, ya Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Tidak, tetapi binatang itu tidak terdapat di daerah kaumku. Makanlah
sesungguhnya dia halal." Maka Khalid berkata, "Segera aku memotongnya dan memakannya,
sedangkan Rasulullah SAW melihatku17.

2. Ulumul Hadist
Ulumul Hadist adalah ilmu-ilmu hadis, secara garis besar ilmu hadis terbagi kedalam dua
bagian,yaitu :

1. Ilmu Hadis Riwayah


Ilmu hadis Riwayah adalah ilmu yang membahas tentang proses periwayatan sesuatu
yang disandarkan kepada nabi Muhammad yang berupa perkataan, ketetapan dan sifat-sifat
Nabi.
2. Ilmu Hadis Dirayah
Mengenai ilmu hadis Dirayah ada beberapa ulama ahli hadis yang mendefinisikan,
definisi-definisi tersebut adalah :
a. Definisi yang di kemukakan oleh ibn Hajar Al Ashqalany kumpulan kaidah-kaidah dan
permasalahan-permasalahan yang berfungsi untuk mengetahui diterima atau tidaknya
suatu hadis,baik dilihat dari segi orang yang meriwayatkan ataupun dari segini cara
periwayatannya.
b. Definisi yang di kemukakan oleh Ibn Akfani Ilmu yang dapat mengetahui hakikat suatu
riwayat dan syarat-syaratnya,macam-macamnya,serta hukum-hukumnya18.

3. Fungsi Hadis terhadap al quran

17
Muhammad bin Ismail Al Bukhari, Jamiu Shahih, (Qahirah, Darul shuhab,1987),hlm.125
18
Arifin Tajul,Ulumul Hadis (Bandung: Gunung Djati : 2014),hal 21-22

5
a) Bayan Taqrir yaitu,hadis sebagai penguat (taqrir) atau memperkuat keterangan Al Quran
(ta’qid).
b) Bayan Tafsir yaitu,hadis sebagai penjelas (Tafsir)terhadap Al quran.
c) Bayan Tasyri’i yaitu,hadis menciptakan hukum syariat (Tasyri’) yang belum dijelaskan
oleh Al quran.
d) Bayan Nasakh yaitu,hadis menghapus (Nasakh) hukum yang di terangkan dalam Al
quran19

D. Ar Ra’yu sebagai sumber ajaran Islam

Secara bahasa ijtihad berarti: pencurahan segenap pengetahuan dan


kemampuan untuk mendapatkan sesuatu. Yaitu penggunaan akal sekuat mungkin
untuk menemukan suatu keputusan hukum tertentu yang tidak ditemukan hukumnya
dalam Al Qur'an maupun as-sunah.
Adapun kedudukan atau kekuatan hukum ijtihad ada lima yaitu:
A. keputusan yang diterapkan ijtihad tidak dapat melahirkan keputusan yang mutlaq
(absolute).
B. keputusan yang diterapkan oleh ijtihad mungkin berlaku bagi sekelompok orang tapi
tidak berlaku bagi kelompok lain, demikian juga waktu dan tempat.
C. Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah mahdhah, sebab ibadah mahdhah
hanya di atur oleh Allah dan rasul-nya
D. Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan Al Qur'an dan as-sunah.
E. dalam berijtihad hendaknya dipertimbangkan faktor motivasi, akibat, kemaslahatan
umum, manfaat,dan nilai-nilai yang menjadi ciri dan jiwa ajaran Islam.

Selain sumber pengetahuan yang disebutkan di atas, maka dalam ilmu filsafat ada
dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu:
a) Mendasarkan diri pada rasio, orang dalam kelompok ini disebut rasionalis.
b) Mendasarkan diri kepada pengalaman, orang dalam kelompok ini disebut empirisme.

Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif dalam menyusun


pengetahuannya, premis yang dipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide yang
menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Berbeda dengan kaum rasionalis maka
kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan didapatkan lewat
penalaran rasional.yang abstrak,namun lewat pengalaman yang konkret dan dapat
dinyatakan dengan tangkapan pancaindra.contoh, gejala -gejala alamiah menurut
anggapan kaum empiris merupakan bersifat konkret. Contoh: satu Benda padat yang
dipanaskan akan memuai, langit mending akan diikuti dengan turunnya hujan
demikian halnya di mana pengamatan akan membuahkan pengetahuan mengenai
berbagai gejala yang mengikuti pola-pola tertentu.

19
Marwan Nurhasanah Bakhtiar,Metodologi Studi Islam,(Pekanbaru: Cahaya Firdaus: 2016) hal. 115

6
Disamping rasionalisme dan empirisme masih terdapat cara untuk
mendapatkan pengetahuan yang lain yaitu intuisi. Intuisi atau rasa merupakan
pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang
sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba menemukan jawaban atas
permasalahan tersebut, tanpa melalui proses berpikir yang berliku-liku. Jawaban atas
permasalahan yang sedang dipikirkannya muncul dibenaknya bagaikan kebenaran
yang membukakan pintu atau bisa juga,intuisi ini bekerja dalam keadaan yang tidak
sepenuhnya sadar. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramaikan sebagai dasar
untuk menyusun pengetahuan secara teratur makan intuisi ini tidak dapat diandaikan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pengertian sumber-sumber Ajaran Islam
maksudnya ialah tempat pengambilan hukum dan ajaran Islam. Adapun yang termasuk dalam
sumber-sumber ajaran Islam itu sendiri ada Al-Qur’an, As Sunnah, dan Ar Ra’yu (Ijtihad)
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, melalui Jibril
dengan menggunakan bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi
Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi
petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah
kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun dalam mushaf, dimulai dari surat Al-fatihah
dan diakhiri dengan surat An-nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi ke
generasi baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari perubahan dan penggantian.
Adapun As Sunnah adalah adalah perkataan, perbuatan, ketetapan dan persetujuan
dari Muhammad yang dijadikan landasan syariat Islam. Hadis dijadikan sumber hukum Islam
selain al-Qur'an, dalam hal ini kedudukan hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al-
Qur'an.
Adapun Ijtihad adalah pencurahan segenap pengetahuan dan kemampuan untuk
mendapatkan sesuatu. Yaitu penggunaan akal sekuat mungkin untuk menemukan suatu
keputusan hukum tertentu yang tidak ditemukan hukumnya dalam Al Qur'an maupun as-
sunah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Poerwadarminta, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1976)


Yahya, Mukhtar, Dasar-dasar pembinaan Hukum Fiqh Islami,(Jakarta, Pustaka Al
Husna,1979)
Rohidin, Pengantar Hukum Islam, ( Yogyakarta, Lintang Rasi Aksari Books,2017)
Salam, Zarkasji Abdus, Pengantar Ilmu Fiqih Ushul Fiqih, (Yogyakarta, lembaga
studi filsafat Islam, 1994)
Abu Hamid Al Ghazali, Al Mustashfa min ‘ilm al-ushul, (ttt, Maktabah Al jadidah, tt)
Abdul Wahab al-Khallaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, (Jakarta: Al-Majelis al-‘Ala
al-Indonesia li al-Da’wah al-Islamiyah, 1972)
Izan, Ahmad, Ulumul Qur’an: telaah tekstualitas dan Kontekstualitas Al Qur’an,
(Bandung,Tafakur, 2011)
Manna Khalil al- qaththan, Studi ilmu-ilmu Al-Qur’an,terj. Mudzakir AS, Cet.2,
(Jakarta: letera antar Nusa,1994)
Afiffuddin Ad dhimyati, Mawaridul bayan FII Ulumul Qur’an, (Malang, Lisan arabi,
2020).
Ahmad Asy-syirbashi, Sejarah Tafsir Qur’an, Op.cit.,
Abuddin Nata, Studi Islam Komperensif, (Jakarta, Prenamedia Group,2011)
M. Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an, (Jakarta, Mizan, 1992)
Nawir Yuslim, Ulumul hadist, (Jakarta, Mutiara Sumber widya, 2001)
Shirajjudin Umar bin ali, Albab fii ulumil kitab, (beirut, daerkutub Alamiyah,1998)
Nawir Yuslim, Ulumul hadist, (Jakarta, Mutiara Sumber widya, 2001),
Muhammad bin Ismail Al Bukhari, Jamiu Shahih, (Qahirah, Darul shuhab,1987),
Arifin Tajul,Ulumul Hadis (Bandung: Gunung Djati : 2014),
Marwan Nurhasanah Bakhtiar,Metodologi Studi Islam,(Pekanbaru: Cahaya Firdaus:
2016)

Anda mungkin juga menyukai