Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGELOLAAN OBJEK WISATA VIHARA BANJAR

Disusun Oleh:
Komang Eka Yanti (2306157)

PROGRAM STUDI PARIWISATA


FAKULTAS BISNIS DAN INFORMATIKA
UNIPI BANDUNG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................4
2.1 Pengertian Potensi Wisata.........................................................................4
2.2 Pengertian Bauran Pemasaran...................................................................4
2.3 Konsep 4A (Attraction, Amenities, Accessibility, Ancillary) Dalam
Pariwisata.............................................................................................................4
BAB III GAMBARA UMUM.................................................................................7
3.1 Gambaran umum Objek Wisata Vihara Banjar.........................................7
3.2 Fasilitas Objek Wisata Vihara Banjar.......................................................8
BAB IV ANALISIS MASALAH DAN PEMBAHASAN....................................10
4.1 Pengelolaan Objek Wisata Viraha Amara Banjar...................................10
4.2 Promosi yang diterapkan.........................................................................10
4.3 Pengembangan Strategi Pemasaran.........................................................10
4.4 Kelebihan dan kekurangan pengelolaan Objek Wisata Vihara Banjar.. .11
BAB V PENUTUP.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

i
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada abad ke-17 dan abad ke-18 Singaraja merupakan pusat Kerajaan
Buleleng, dulu Ibu Kota kerajaan berada di Sukasada. I Gusti Anglurah Panji
Sakti memutuskan untuk mencari tempat yang strategis untuk istana, pada
akhirnya beliau memilih kota Singaraja sebagai istana. Nama kota ini diambil dari
kewibawaan sang raja I Gusti Anglurah Panji Sakti yang sangat berwibawa dan
sakti layaknya seekor singa. Pada tahun 1958 Kota Singaraja sempat menjadi ibu
kota Kepulauan Sunda Kecil (dulu) dan Bali (sekarang). Memasuki tahun 2000-
an, Kota Singaraja dibagi menjadi beberapa kelurahan serta desa di dalam
Kabupaten Buleleng.

Letak Kota Singaraja berada paling utara di Pulau Bali. Singaraja


merupakan kota terbesar ke-2 setelah Denpasar, karena majunya berbagai sektor
di Singaraja yang hampir bisa menyaingi Denpasar. Beberapa tahun kedepan Kota
Singaraja mampu menyaingi Kota Denpasar, dikarenakan Kota Singaraja kaya
akan objek wisatanya dan inovasi yang dimiliki oleh kota ini. Selain menjadi 2
kota pendidikan, kota Singaraja juga kaya akan objek wisatanya yang menarik
untuk dikunjungi, mulai dari pantai nya yang sering dikunjungi wisatawan luar
yaitu Pantai Lovina, dan masih banyak pantai lainnya, Eks Pelabuhan Buleleng
dulu sempat menjadi Dermaga terbesar di Pulau Bali, air terjun, perbukitan, taman
kota, serta persawahan yang memiliki panorama keindahan alami yang sangat
indah terlihat. Wilayah ini memang belum banyak tereksplorasi tapi pastinya
Singaraja memiliki potensi wisata yang tinggi.
Selain beberapa keunikan dan karakteristik dari Kota Singaraja, ditemukan
juga beberapa kekurangan yang ada di kota ini, Nama Kota Singaraja saat ini
memang kurang begitu familiar di telinga masyarakat awam. Untuk saat ini
popularitas Singaraja masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Kota Denpasar
yang merupakan Kota Madya / Ibu Kota Provinsi Bali. Kota Singaraja merupakan
ibu kota dari Kabupaten Buleleng. Namun, peran penting tersebut sangat timpang
kalau dibandingkan dengan keberadaannya Kota Singaraja di masa lalu. Apalagi,
kota ini dulu dikenal sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Buleleng yang pernah
dikenal sebagai salah satu kerajaan besar di Bali. Kota Singaraja dari dulu sudah

1
2

dibekali branding sebagai kota pendidikan, namun kini branding yang dipakai
kota Singaraja tersebut seperti sudah terdengar asing lagi bagi masyarakat umum
di era sekarang ditambah lagi elemen branding baru dari Kota Singaraja belum
ada. Ada kemungkinan di era berikutnya identitas, aktivitas pemasaran, dan
potensi wisata dan budaya yang ada di Kota Singaraja ini tidak diketahui lagi oleh
masyarakat lokal. Sama halnya dengan suatu usaha yang tidak memiliki branding
yang kuat dan jelas, maka usaha itu akan dilupakan begitu saja oleh masyarakat
luar maupun lokal.
Makalah akan membahas mengenai pariwisata di Singaraja yaitu Brahma
Vihara Arama. Brahma Vihara Arama yang berlokasi di Desa Banjar Tegeha,
Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali juga menjadi salah satu tempat
wisata yang mendapat dampak dari adanya pandemi Covid-19. Brahma Vihara
Arama merupakan tempat persembahyangan bagi umat Buddha dengan ciri khas
yang sama dengan vihara lainnya seperti: Altar, Stupa, Pagoda, Patung Buddha
dan Lonceng. Namun vihara ini memiliki ciri khas yang unik, yaitu adanya stupa
yang menyerupai Borobudur yang berukuran mini.
Tahun 2019 jumlah kunjungan wisatawan ke Wihara mengalami
penurunan karena saat itu wabah covid 19 mulai merebak hingga ke Indonesia.
Sejak itu larangan untuk membuka kunjungan wisatawan di sektor pariwisata
mulai diterapkan. Pelarangan ini juga berlaku bagi obyek wisata Brahma Vihara
Arama di Banjar, Buleleng, Bali. Hingga tahun 2020-2021, kondisi sepi
kunjungan masih terjadi. Situasi menyulitkan bagi pengelola untuk
mengembalikan lagi animo wisatawan untuk datang kembali berwisata ke vihara
ini. Hingga tahun 2022 ketika pelarangan wisata dihapuskan, jumlah wisatawan
yang datang masih jauh kuantitasnya dibandingkan tahun-tahun sebelum covid 19.
Jumlah wisatawan menurut data Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng tahun 2022
ke Vihara Arama adalah 36,502 turun sekitar 45% dibandingkan tahun 2017. Saat
ini, pengelola ingin mengembalikan lagi situasi kunjungan sebagaimana masa-
masa sebelum pandemi terjadi. Setidaknya angka kunjungan wisatawan ke Vihara
bisa lebih ditingkatkan dengan melakukan berbagai macam sosialisasi tentang
kondisi Vihara yang tetap kondusif dan layak dijadikan tujuan wisata utama
ketika berkunjung ke Bali Utara (Redite Yasa, 2023).
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah
ini yaitu:
1. Bagaimana pengelolaan objek wisata Vihara Amara dalam meningkatkan
wisatawan kembali?
2. Bagaimana upaya mengembangkan strategi pemasaran di lihat dari
kekurangan dan kelebihan dari objek wisata Vihara Amara?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini adalah
untuk :
1. Mengetahui pengelolaan objek wisata Vihara Amara dalam meningkatkan
kembali wisatawan
2. Mengetahui strategi pemasaran yang digunakan oleh obejk wisata Vihara
Amara
BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Potensi Wisata


Pengertian potensi wisata menurut Mariotti (1983: 160-162) adalah segala
sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar
orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Sukardi (1998: 67), juga
mengungkapkan pengertian yang sama mengenai potensi wisata, sebagai segala
yang dimiliki oleh suatu daya tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan
industri pariwisata di daerah tersebut. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata
adalah sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata.
Dalam peneletian ini potensi wisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu: potensi
alam, potensi kebudayaan dan potensi manusia.

2.2 Pengertian Bauran Pemasaran


Dalam hal ini Oka A. Yoeti (2005 : 112) mengartikan baruan pemasaran
sebagai terpadu atau campuran yang terdiri dari bermacam-macam unsur (the
mixture of elements) yaitu Product, Price, Place, Promotion dimana masing-
masing saling menunjang dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan.
Swastha (1985 : 94) memberikan pengertian marketing mix adalah empat variabel
atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu
produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi. Sedangkan
pengertian marketing mix menurut Philipe Kotler dalam bukunya yang berjudul
Principles of Marketing , adalah : “Marketing mix is the set of marketing foola
that the firm uses to pursuite its marketing objectives in the target market” (Kotler
& Armstrong, 2018).

2.3 Konsep 4A (Attraction, Amenities, Accessibility, Ancillary) Dalam


Pariwisata
Menurut Cooper diungkapkan bahwa sebuah destinasi diperkenalkan dan
dijual, terlebih dahulu harus mengkaji 4 aspek utama (4A) yang harus dimiliki,
yaitu attraction, accessibility, amenity dan ancilliary.
1. Attraction
Attraction atau atraksi adalah produk utama sebuah destinasi. Atraksi
berkaitan dengan what to see dan what to do. Apa yang bisa dilihat dan

4
5

dilakukan oleh wisatawan di destinasi tersebut. Atraksi bisa berupa


keindahan dan keunikan alam, budaya masyarakat setempat, peninggalan
bangunan bersejarah, serta atraksi buatan seperti sarana permainan dan
hiburan. Seharusnya sebuah atrkasi harus mempunyai nilai diferensiasi
yang tinggi. Unik dan berbeda dari daerah atau wilayah lain.
2. Accessibility
Accessibility atau aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untuk
menuju destinasi. Akses jalan raya, ketersediaan sarana transportasi dan
rambu-rambu penunjuk jalan merupakan aspek penting bagi sebuah
destinasi. Banyak sekali wilayah di Indonesia yang mempunyai keindahan
alam dan budaya yang layak untuk dijual kepada wisatawan, tetapi tidak
mempunyai aksesibilitas yang baik, sehingga ketika diperkenalkan dan
dijual, tak banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya. Perlu
juga diperhatikan bahwa akses jalan yang baik saja tidak cukup tanpa
diiringi dengan ketersediaan sarana transportasi. Bagi individual tourist,
transportasi umum sangat penting karena kebanyakan mereka mengatur
perjalanannya sendiri tanpa bantuan travel agent, sehingga sangat
bergantung kepada sarana dan fasilitas publik.
3. Amenity
Amenity atau amenitas adalah segala fasilitas pendukung yang bisa
memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di destinasi.
Amenitas berkaitan dengan ketersediaan sarana akomodasi untuk
menginap serta restoran atau warung untuk makan dan minum. Kebutuhan
lain yang mungkin juga diinginkan dan diperlukan oleh wisatawan, seperti
toilet umum, rest area, tempat parkir, klinik kesehatan, dan sarana ibadah
sebaiknya juga tersedia di sebuah destinasi. Tentu saja fasilitas-fasilitas
tersebut juga perlu melihat dan mengkaji situasi dan kondisi dari destinasi
sendiri dan kebutuhan wisatawan. Tidak semua amenitas harus berdekatan
dan berada di daerah utama destinasi. Destinasi alam dan peninggalan
bersejarah sebaiknya agak berjauhan dari amenitas yang bersifat
komersial, seperti hotel, restoran dan rest area.
4. Ancilliary
6

Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau orang-


orang yang mengurus destinasi tersebut. Ini menjadi penting karena
walaupun destinasi sudah mempunyai atraksi, aksesibilitas dan amenitas
yang baik, tapi jika tidak ada yang mengatur dan mengurus maka ke
depannya pasti akan terbengkalai. Organisasi sebuah destinasi akan
melakukan tugasnya seperti sebuah perusahaan. Mengelola destinasi
sehingga bisa memberikan keuntungan kepada pihak terkait seperti
pemerintah, masyarakat sekitar, wisatawan, lingkungan dan para
stakeholder lainnya.
BAB III GAMBARA UMUM

3.1 Gambaran umum Objek Wisata Vihara Banjar

Brahmavihara Arama adalah salah satu tempat wisata sekaligus tempat


ibadah agama Buddha terbesar di Bali. Tempat ini lebih dikenal dengan nama
Vihara Buddha Banjar, karena terletak di perbukitan di Desa Banjar, Kecamatan
Banjar, Kabupaten Buleleng. Karena terletak di daerah perbukitan, suasana disana
tenang dan damai jadi banyak pengunjung selain sebagai tempat wisata juga
menjadikan Vihara ini tempat meditasi.
Vihara tersebut didirikan oleh Bante Girri Rakhito Mahatera pada tahun
1958, kemudian mengalami pemugaran yang selesai dibangun pada tahun 1970
yang tahap pengerjaannya butuh beberapa tahun. Sedangkan pada tahun 1973 baru
diresmikan penggunaannya sebagai vihara Buddha. Vihara ini dibangun di atas
tanah seluas lebih kurang satu hektar. Memasuki Brahmavihara Arama seperti
memasuki sebuah Pura. Karena desainnya sangat disesuaikan dengan arsitektur
Bali. Halaman Vihara Brahmavihara Arama terbagi tiga bagian yakni nista,
madya dan utama mandala dihubungkan dengan anak tangga yang bertuliskan
prinsip-prinsip ajaran Budha (Ksmtour, 2023).

7
8

3.2 Fasilitas Objek Wisata Vihara Banjar


Objek wisata ini memiliki berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh
tamu pada saat berkunjung seperti:
1. Akomodasi
Para tamu yang benar-benar ingin melakukan kegiatan meditasi secara penuh
maka akan ditanggung kamar dan juga makan secara gratis. Hanya saja
pengunjung yang menginap setelah melakukan kegiatan diperkenankan
memberikan donasi di Donation Box. Kamar yang tersedia di Vihara Banjar
yaitu sekitar 44 kamar yang setiap kamar bisa diisi maksimal 4 orang, kualitas
dari kamar yang disediakan cukup memadai dan lokasi kamar ada di luar dan
di dalam Vihara Banjar. Akan tetapi sebelum pengunjung boleh menginap di
Vihara terlebih dahulu harus mendapat ijin dari yayasan. Hal ini akan sangat
membantu dalam proses pemasaran karena saling menguntungkan antara
wisatawan dan juga keberadaan Obyek Wisata Vihara Banjar.
2. Restoran
Restoran yang tersedia di sekitar obyek wisata ini hanya satu yaitu Banjar
Hill Retreat Accomodation & Restaurant yang dengan pelayanan yang bagus
dan juga kondisi bangunan yang memadai akan mampu membuat nyaman
para pengunjung. Akan tetapi mungkin perlu ditingkatkan dengan dibuat
warung makan agar wisatawan lokal dapat mengkonsumsi makanan dengan
harga yang lebih murah sehingga kemungkinan besar akan semakin banyak
pengunjung yang datang.
3. Kios/ toko cinderamata
Didekat Obyek Wisata Vihara Banjar terdapat kios dimana para pengunjung
bisa membeli oleh-oleh sebelum meninggalkan tempat kunjungan, kios ini
menjual berbagai jenis kerajinan khas Bali tetapi tidak semua kerajinan yang
dijual memiliki nilai seni yang bagus sehingga perlu ditambahkan barang
yang diminati pengunjung, tidak hanya itu kios ini juga menyediakan soft
drink dan juga snack.
4. Parkir
Yang perlu diperhatikan disini yaitu kebersihan area parkir karena sering
terdapat banyak sampah yang berserakan baik diparkir mobil maupun sepeda
9

motor. Tidak hanya itu perluasan wilayah parkir juga perlu dilakukan agar
semakin banyak mampu menampung kendaraan dari wisatawan yang
berkunjung.
BAB IV ANALISIS MASALAH DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengelolaan Objek Wisata Viraha Amara Banjar


Berdasarkan pendapat Cooper sebagaimana dikutip oleh Pitana (31 Mei
2014) dalam seminar Cooperation in the Development of Education and Tourism
in Global Era di Surabaya Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah
organisasi atau orang-orang yang mengurus destinasi tersebut. Ini menjadi penting
karena walaupun destinasi sudah mempunyai atraksi, aksesibilitas dan amenitas
yang baik, tapi jika tidak ada yang mengatur dan mengurus maka ke depannya
pasti akan terbengkalai. Dalam hal ini ketersediaan pengelola dengan jumlah yang
terbatas maka akan sedikit sulit dalam hal melakukan kegiatan operasional
sehingga para pengelola yang bertugas tidak hanya 1 kali dalam sehari ke tempat
ini tetapi kadang-kadang 2 kali sehari. Hal ini dilakukan agar pada saat wisatawan
yang datang tidak kebingungan apabila menanyakan sesuatu yang berhubungan
dengan Obyek Wisata Vihara Banjar.

4.2 Promosi yang diterapkan


Promosi yang dilakukan pihak pengelola obyek wisata ini melalui via
elektronik yaitu website. Seharusnya dalam memasarkan suatu produk tidaklah
cukup melalu media elektronik, media cetak pun diperlukan seperti dibuatkannya
brosur atau sebagainya. Dengan menggunakan cara seperti itu akan dapat
memberikan kotribusi yang lebih bagus terhadap pengembangan Obyek Wisata
Vihara Banjar. Setelah sekian lama tempat ini dikenal wisatawan lokal maupun
mancanegara ternyata pihak pengelola tidak melakukan kerja sama dengan Travel
Agent karena secara tidak langsung informasi mengenai keberadaan obyek wisata
ini menyebar dari pengelaman orang yang pernah mengunjunginya. Mungkin
dikarenakan memiliki keunikan dari segi bangunan, tempat yang sejuk, dan sunyi
menjadikan berbagai Travel Agent menjadikan Obyek Wisata Vihara Banjar
sebagai salah satu destinasi wisata pada rute perjalanan wisatanya.

4.3 Pengembangan Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran Obyek Wisata Vihara Banjar akan dilakukan dengan
beberapa cara berdasarkan pendapat daari Philip Kotler mengenai promotion tools

10
11

(Kotler & Keller, 2016). Menurut Philip Kotler, promotion tools didefinisikan
sebagai berikut :
a. Advertising (Periklanan) merupakan suatu promosi barang atau jasa yang
sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui.
b. Personal selling (Penjualan perorangan) merupakan penjualan perorangan
yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk
melakukan penjualan sekaligus.
c. Sales promotion (Promosi penjualan) merupakan suatu kegiatan yang
dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli
produk atau jasa suatu perusahaan.
d. Public relation (Publisitas) merupakan suatu kegiatan pengiklanan secara
tidak langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh
media komunikasi. Selain cara-cara diatas dalam melakukan promosi pihak
pengelola juga bisa melakukan kerja sama dengan pihak travel agent agar
dapat dicantumkan disalah satu jalur perjalanan kunjungan wisata sehingga
Obyek Wisata Vihara Banjar akan semakin dikenal masyarakat luas.

4.4 Kelebihan dan kekurangan pengelolaan Objek Wisata Vihara Banjar


1. Kekuatan
Obyek Wisata Vihara Banjar memiliki produk yang dapat ditawarkan
kepada wisatawan yang berkunjung seperti pemandangan alam, tarian
tradisional dan juga meditasi. Selain itu Obyek Wisata Vihara Banjar
menyediakan akomodasi berupa kamar dan juga makanan secara gratis, tidak
menargetkan berapa biaya yang harus dikeluarkan pengunjung untuk
berkunjung obyek wisata ini dan dengan fasilitas penunjang seperti kios
cinderamata, dan restoran akan sangat bermanfaat bagi wisatawan saat
berkunjung.
2. Kelemahan
Aksesibilitas menuju Obyek Wisata Vihara Banjar kurang memadai
sehingga menyebabkan transportasi yang dapat melalui jalan ini terbatas
untuk itu perlu perbaikan yang lebih maksimal. Selain itu kondisi fasilitas
toilet umum di Vihara Banjar cukup memprihatinkan dilihat dari segi
kebersihan dan perawatan sehinggga perlu diberikan perawatan yang lebih
12

baik. Ditambah lagi dengan kurangnya promosi karena sejauh ini hanya
promosi melalui website untuk itu perlu juga dipromosikan melalui media
cetak yaitu dibuatkan brosur dan juga mengadakan kerjasama dengan pihak
Travel Agent agar Obyek Wisata Vihara Banjar lebih dikenal masyarakat luas
(Putra & Andiani, 2019).
BAB V PENUTUP

Brahmavihara Arama adalah salah satu tempat wisata sekaligus tempat


ibadah agama Buddha terbesar di Bali. Tempat ini lebih dikenal dengan nama
Vihara Buddha Banjar, karena terletak di perbukitan di Desa Banjar, Kecamatan
Banjar, Kabupaten Buleleng. Karena terletak di daerah perbukitan, suasana disana
tenang dan damai jadi banyak pengunjung selain sebagai tempat wisata juga
menjadikan Vihara ini tempat meditasi.
Dari fasilitas yang tersedia di Obyek Wisata Vihara Banjar ada beberapa
yang masih belum lengkap seperti klinik kesehatan, dan tempat ibadah selain
umat Buddha karena pengertian amenities atau fasilitas penunjang. Amenitas
berkaitan dengan ketersediaan akomodasi untuk menginap serta restoran atau
warung makan untuk makan dan minum, kebutuhan lain yang diinginkan
wisatawan yaitu toilet umum, rest area, tempat parkir, klinik kesehatan, dan sarana
ibadah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, P., & Armstrong, G. (2018). Principles of Marketing (7th Editio). Pearson
Education Limited.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). A Framework for Marketing Management
(Global Edi). Pearson Education Limited.
Ksmtour. (2023). Brahmavihara Arama Tempat Wisata Sekaligus Meditasi di
Bali. Ksmtour.Com.
https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/bali/brahmavihara-arama-
tempat-wisata-sekaligus-meditasi-di-bali.html#:~:text=Brahmavihara Arama
adalah salah satu tempat wisata sekaligus,perbukitan di Desa Banjar%2C
Kecamatan Banjar%2C Kabupaten Buleleng.
Putra, K. D., & Andiani, N. D. (2019). Kekuatan dan Kelemahan Obyek Wisata
Vihara Banjar Dalam Upaya Mengembangkan Strategi Pemasaran. Jurnal
Manajemen Perhotelan Dan Pariwisata, 1(2), 66.
https://doi.org/10.23887/jmpp.v1i2.22091
Redite Yasa, I. K. (2023). Perancangan Video Promosi Untuk Objek Wisata
Brahmavihara Arama Di Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar,
Kabupaten Buleleng. Universitas Pendidikan Ganesha.

14

Anda mungkin juga menyukai