Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MATERI

PENDIDIKAN PANCASILA KELAS X FASE E


BAB 2 UNIT 2
PENGENALAN NORMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Disusun oleh :
NURUL WAKHIDAH, S.Pd
NPM 23531496
No. UKG 201500038649
PENDIDIKAN EKONOMI

PROGRAM PROFESI GURU ( PPG )


UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
TAHUN 2023
SUMBER BACAAN TENTANG NORMA

DISUSUN OLEH :
NURUL WAKHIDAH, S.Pd

Elemen Capaian Pembelajaran

Undang-Undang Peserta didik dapat menganalisis norma dan aturan, hak dan
Dasar Negara kewajiban sebagai warga negara yang diatur dalam konstitusi
Republik dan norma yang berlaku, serta dapat mempraktikkannya, dan
Indonesia Tahun mempraktikkan membuat kesepakatan bersama di sekolah
1945 terkait dengan norma yang harus dipatuhi oleh seluruh peserta.
Peserta didik juga dapat mengkaji ide-ide para pendiri bangsa
tentang rumusan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, dan
mengidentiikasi tumpang tindih, kesesuaian, dan pertentangan
antara satu regulasi dengan regulasi lain yang setara.

Alokasi
Bab & Unit Alur Tujuan Pembelajaran Materi
Waktu

Semester 1

Bab 2 Unit 2 Peserta didik dapat menganalisis normaPengertian Norma, Jenisjenis 2 JP


dan menerapkan dalam kehidupan Norma, Norma di
Pengenalan Norma
sehari- hari, baik sebagai peserta Sekolah dan Masyarakat
dalam
didik maupun sebagai warga
Kehidupan
masyarakat.
Sehari-Hari

MATERI YANG AKAN DIBAHAS PADA KELAS X SMT 1 DI BAB KE 2 UNIT 2


INI ADALAH
1. Pengertian Norma,
2. Jenis jenis Norma,
3. Norma di Sekolah dan Masyarakat
4. contoh norma yang sesuai di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Norma adalah pedoman dan aturan yang mengarahkan individu berperilaku baik.

Manusia tentu harus mematuhi norma-norma yang berlaku dalam hidup. Sebab,
kalau tidak patuh kepada norma maka manusia akan hidup secara bebas dan
sangat berisiko menimbulkan hal-hal yang merugikan.
Maka dari itu, sejak kecil kita sudah diajarkan norma-norma kehidupan oleh orang
tua. Lantas, apa sih sebenarnya norma itu? Lalu apa fungsi norma sehingga
dianggap penting? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.
Apa Itu Norma?
Menurut KBBI, norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok
dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku
yang sesuai dan bisa diterima. Norma juga bisa didefinisikan sebagai aturan,
ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai atau
memperbandingkan sesuatu.

Dijelaskan dalam buku Norma Hukum Transplantasi Jantung oleh Dr dr Andreas


Andri Lensoen Tjoman, norma adalah suatu ukuran yang harus dipatuhi oleh
seseorang dalam menjalin hubungan dengan sesama atau dengan lingkungannya.
Istilah norma berasal dari bahasa Latin, lalu dalam bahasa Arab disebut kaidah,
sementara dalam bahasa Indonesia sering disebut pedoman, patokan, atau aturan.

Arti Norma Menurut Para Ahli


Sejumlah ahli dari berbagai negara juga memiliki definisi tersendiri tentang norma.
Berikut arti norma menurut para ahli yang dikutip dari buku Ajar Etika Umum oleh
Asmawati Burhan:

Menurut John J. Macionis (1997), norma adalah aturan-aturan dan harapan-harapan


masyarakat yang memandu perilaku anggota-anggotanya.
Menurut Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm (1998), norma adalah standar
perilaku yang mapan yang dipelihara oleh masyarakat.
Menurut Prof Soedikno Mertokusumo, norma adalah aturan hidup bagi manusia
tentang hal yang seharusnya dilakukan dan hal yang seharusnya tidak dilakukan
oleh manusia terhadap manusia lain.

https://www.detik.com/bali/berita/d-6495816/norma-adalah-kenali-4-jenis-norma-
contoh-dan-fungsinya

setidaknya ada 4 jenis norma yang berlaku di masyarakat saat ini.


Apa saja jenis norma tersebut? Simak di bawah ini.

1. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari suara hati nurani
manusia yang dapat menghasilkan akhlak. Norma kesusilaan berlaku umum bagi
seluruh anggota masyarakat (universal).

Contoh norma kesusilaan antara lain manusia tidak boleh menyaktiti hati orang lain,
harus bertindak adil, selalu berkata jujur, menghindari perasaan iri, dan tidak merasa
tinggi hati.

Lalu, sanksi bagi pelanggar norma kesusilaan pada umumnya bersifat tidak tegas.
Misalnya muncul rasa penyesalan di kemudian hari, bersalah, tertekan, tidak tenang,
gelisah, dan malu, sehingga akan mempengaruhi mental pelaku pelanggaran.

2. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada cara seseorang
bertingkah laku secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Norma kesopanan
selalu mengedepankan asas kepantasan, kepatutan, dan kebiasaan yang
seharusnya berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Contoh norma kesopanan seperti tidak meludah di sembarang tempat, memberi


atau menerima sesuatu dengan tangan kanan, menghormati orang yang lebih tua,
serta saling bertegur sapa dengan orang yang dikenal.

Normal kesopanan tidak berlaku secara umum, jadi setiap masyarakat memiliki
batasan dan pandangan kesopanan yang berbeda-beda. Pelanggar norma
kesopanan akan mendapatkan sanksi berupa celaan, cemoohan, dan dikucilkan dari
pergaulan.

3. Norma Agama
Norma agama merupakan aturan yang bersifat mutlak, tidak dapat ditawar, dan
diubah aturannya. Norma agama berisi perintah dan aturan dari Tuhan dan berlaku
bagi orang-orang yang meyakini agamanya.

Pelaksanaan norma agama bersifat otonom, artinya bebas bagi setiap individu
sesuai kepercayaan yang diyakini. Pemeluk agama yang taat atau selalu
menjalankan kaidah-kaidah agama akan mendapat pahala.

Contoh penerapan norma agama dalam masyarakat seperti rajin beribadah sesuai
agamanya masing-masing, menghormati kedua orang tua, menjaga hubungan baik
antar umat beragama, dan membantu orang yang mengalami kesusahan.

4. Norma Hukum
Jenis norma yang terakhir adalah norma hukum, yang merupakan aturan berisi
perintah dan larangan yang dibuat oleh pihak berwenang (negara) dan berlaku bagi
seluruh warga negara tanpa terkecuali (berlaku secara universal). Pelaksanaan
norma hukum bersifat memaksa, jadi bagi yang melanggar akan mendapatkan
sanksi tegas berupa denda atau hukuman penjara.
Contoh pelaksanaan norma hukum seperti wajib menyalakan lampu utama pada
pengendara sepeda motor saat siang dan malam hari, kewajiban membuat KTP
untuk masyarakat yang usianya 17 tahun ke atas, wajib membawa SIM dan STNK
saat berkendara, serta wajib membayar pajak.

Fungsi Norma
Norma memiliki sejumlah fungsi penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, setiap
masyarakat wajib mematuhi norma. Dikutip dari Buku Ajar Etika Umum oleh
Asmawati Burhan, berikut fungsi norma.

Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku.
Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat.
Menjadi dasar untuk memberikan sanksi kepada warga masyarakat yang melanggar
norma.
Mencegah terjadinya benturan kepentingan dalam kehidupan masyarakat.
Ciri-ciri Norma
Norma menjadi aturan dasar dalam kehidupan masyarakat. Maka dari itu, norma
juga memiliki ciri-ciri tersendiri. Dijelaskan dalam buku Antropologi dan Sosiologi
Pendidikan oleh Erdinson Simbolon dan kawan-kawan, berikut ciri-ciri norma:

Pada umumnya norma tidak tertulis, seperti norma kesusilaan dan kesopanan. Tapi
ada juga norma yang tertulis, misalnya norma hukum
Hasil dari kesepakatan masyarakat.
Warga masyarakat sebagai pendukung harus menaatinya.
Apabila norma dilanggar, maka yang melanggar norma harus menghadapi sanksi.
Norma sosial kadang-kadang bisa menyesuaikan perubahan sosial di masyarakat,
sehingga norma sosial bisa mengalami perubahan.
Akibat Pelanggaran Norma
Ada sejumlah dampak yang ditimbulkan bila seseorang kedapatan melanggar
norma. Dikutip dari buku Bedah Kisi-kisi SPCP IPDN oleh Tim Litbang Psikologi
Salemba, berikut akibat pelanggaran norma:

Keretakan hubungan antarkelompok dalam masyarakat


Perubahan kepribadian pada individu seperti timbul rasa dendam, benci, dan saling
curiga
Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
Dominasi yang mengarah pada penaklukan salah satu pihak dalam konflik.

Demikian penjelasan mengenai norma beserta jenis, fungsi, ciri-ciri, dan contohnya
dalam kehidupan bermasyarakat.
Contoh perilaku sesuai norma di lingkungan sekolah di bawah ini.
https://mamikos.com/info/perilaku-sesuai-norma-di-lingkungan-sekolah-
pljr/?halaman=4

1. Tidak menggunakan ponsel selama pelajaran. Bermain game, melihat sosial


media, Mengirim pesan dan menelepon saat pelajaran berlangsung.
2. Meminta izin selama kelas untuk pergi ke kamar kecil. Jangan pernah pergi
tanpa izin dari guru saat pelajaran sedang dimulai.
3. Berpakaian sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat oleh sekolah. Tidak
menggunakan rok yang terlalu pendek atau seragam yang terlalu ketat.
4. Jangan mendengarkan musik dengan headphone saat pelajaran sedang
berlangsung, apalagi saat guru sedang menjelaskan pelajaran.
5. Jangan mengganggu teman saat mereka sedang belajar.
6. Datang ke kelas siap dengan buku, kertas, pena, dll.
7. Jangan pernah membaca materi lain selama pelajaran tertentu.
8. Tidak membuat keributan di dalam kelas atau lingkungan sekolah.
9. Jangan bersikap kasar kepada guru atau teman sekelas.
10. Datang ke sekolah dan tiba di kelas tepat waktu.

Masyarakat memiliki peraturan tertulis yang sesuai dengan budaya dan adat istiadat
daerahnya. Contoh peraturan tidak tertulis di masyarakat adalah:
https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/14/170000969/contoh-peraturan-tidak-
tertulis-di-masyarakat-sekolah-dan-rumah.
1. Bertutur kata dengan sopan dan santun.
2. Menolong tetangga yang sedang kesulitan.
3. Menghormati tetangga tanpa membeda-bedakan.
4. Membungkukan badan jika melewati orang yang lebih tua.
5. Menyapa tetangga jika berpapasan atau bertemu di jalan.
6. Menjenguk tetangga yang sakit ataupun terkena musibah.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat seperti ronda dan kerja bakti.
8. Menjenguk dan memberikan selamat bagi tetangga yang baru melahirkan
anak.

Contoh peraturan tidak tertulis di rumah adalah:

1. Merapikan tempat tidur.


2. Ikut serta dalam acara keluarga.
3. Meminta izin ketika akan keluar rumah.
4. Mengembalikan barang ke tempat semula.
5. Mengucapkan salam ketika masuk ke rumah.
6. Belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah (pr).
7. Menjaga keaadan rumah tetap rapi dan bersih.
8. Membantu orang tua dan saudara yang sedang kesulitan.
9. Menghormati dan menyayangi orang tua dan saudara.
10. Tidak menggunakan barang milik orang lain tanpa izin.
11. Bertutur kata dengan lembut, sopan, dan santun pada orang tua.
12. Membantu pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci piring.

Pengenalan norma dalam kehidupan sehari-hari


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, norma
memiliki 2 mak- na. Pertama, aturan atau ketentuan yang mengikat warga
kelompok dalam masyara- kat. Ia dipakai sebagai panduan, tatanan, dan
pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima. Dalam pengertian ini, maka
norma adalah sesuatu yang berlaku dan setiap warga harus menaatinya.
Kedua, aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk
menilai atau memperbandingkan sesuatu. Ada 4 jenis Norma, yakni:
1. Norma Susila: aturan pergaulan dalam masyarakat yang bersumber dari hati
nu- rani manusia yang berkaitan dengan pemahaman baik dan buruk yang
ada da- lam kehidupan masyarakat, seperti pergaulan antara pria dan
wanita;
2. Norma Sosial: aturan pergaulan dalam masyarakat yang menata tindakan
manu- sia dalam pergaulan dengan sesamanya, seperti bagaimana
berbicara dan bertin- dak yang sopan
3. Norma Agama: aturan pergaulan da- lam masyarakat yang bersumber
dari ajaran agama;
4. Norma Hukum: aturan pergaulan dalam masyarakat yang berasal dari
peraturan yang dibuat oleh peme- rintah dan atau DPR(D) di berbagai
tingkatan.

Norma diperlukan agar interaksi an- tarmanusia dapat berjalan dengan


baik, saling menghormati, saling memberi, Norma menjadi harapan agar
kehidupan dapat berjalan secara harmonis, tidak saling menafikan, tidak saling
mem- benci dan bermusuhan. Norma menjadi cara agar penyelenggaraan
kehidupan dapat berjalan dengan indah. Ia ada jauh lebih dahulu dibanding
konstitusi atau regulasi dalam sebuah nega- ra. Norma terkadang sangat lokal
atau berbasis lokalitas. Namun, norma terkadang demikian meluas, menjangkau
seluruh umat manusia melewati batas-batas negara. Sifatnya terkadang
universal.
Norma merupakan kesepakatan sosial. Kisi-kisi kesepakatan dapat
bersumber dari manapun dari hati nurani manusia, dari pergaulan antarmanusia
dalam masya- rakat, dari Tuhan Yang Maha Esa melalui ajaran agama, dan
bersumber dari hukum atau peraturan perundang-undangan. Usia norma dapat
panjang, dapat pula pendek. Terkadang, norma menyesuaikan perkembangan
zaman. Oleh karena itu, aturan main dalam norma dapat berubah setiap saat.
Terkadang rigid (kaku) tetapi terka- dang sangat fleksibel. Sebagai warga
negara, kita mendasarkan kepada perundang-undangan yang ditetapkan oleh
penyelenggara negara. Dan sebagai anggota masyarakat, kita men- dasarkan
kepada aturan main bersama, yang terkadang disebut norma dan kadang
disebut tradisi atau adat. Jika konstitusi ada yang tertulis dan tidak tertulis, maka
nor- ma pun demikian: terkadang tertulis dan terkadang sekedar dituturkan
sebagai sabda suci untuk aturan bermasyarakat.
Bila konstitusi atau regulasi negara memiliki ganjaran (reward) dan
hukuman (punishment), demikian juga dengan norma. Dalam norma, yang
melanggar akan mendapat hukuman dengan ketentuan yang telah disepakati
anggota masyarakat. Dan yang menunaikan norma dengan baik, maka
seseorang akan mendapatkan ganjaran, setidaknya berupa pujian. Hadiah dan
hukuman dalam norma, terkadang berupa pemberian dan sanksi sosial
(kultural). Bukan pemberian material ataupun hukuman fisik, tetapi berupa
pujian karena melaksanakan norma, atau gunjingan (bahkan dijauhi) karena
melanggar aturan yang telah disepakati dalam norma.
Contoh norma dalam kehidupan sehari-hari adalah Peraturan RT. Di
dalamnya, misalnya, tentang bagaimana cara untuk mengurus KTP atau
mendapatkan Pengan- tar Surat bila ingin mengurus izin berusaha di tingkat
desa sampai kabupaten/kota. Ada aturan yang lebih sederhana, bagaimana
agar semua warga tiap malam ikut ron- da kampung untuk menjaga keamanan.

Ada pula norma yang tidak ditulis, seperti antar tetangga harus saling
membantu jika ada kesulitan. Antarwarga tidak boleh melakukan aktivitas yang
dapat mengganggu tetangga, seperti membunyikan musik keras-keras. Di
lembaga pendidikan, seperti sekolah tempat kita menuntut ilmu, ada pula aturan
main. Ada banyak pasal yang tertulis dan ada aturan main yang tidak tertulis.
Yang tertulis, antara lain, dalam bentuk tata tertib peserta didik dalam kelas.
Sementara yang tidak tertulis, misalnya, peserta didik harus saling membantu
jika ada kesulitan dan saling menghormati atas perbedaan. Ada banyak contoh
norma yang nanti bisa kita identiikasi. Lalu, bagaimana tanggapan kita atas
norma-norma tersebut? Apakah norma-norma sebagai kesepakatan telah
melibatkan kita dalam perumusannya? Apakah rumusan norma yang tertulis
dan tidak tertulistelah benar-benar dapat dilaksanakan?

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai