T DENGAN GANGGUAN
MOBILITAS FISIK DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI
LUHUR JAMBI TAHUN 2023
Disusun oleh :
Tori Lianti
G1B222021
Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Profesi Ners (Ns)
pada Program Studi Profesi Ners FKIK Universitas Jambi
Disusun oleh :
Tori Lianti
G1B222021
iii
KATA PENGANTAR
Terwujudnya karya ilmiah akhir ners ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, dan dorongan berbagai pihak, maka sebagai ungkapan hormat dan
penghargaan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas
Jambi.
2. Bapak Dr. Humaryanto, dr.Sp.OT.,M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
3. Ibu Ns. Nurlinawati, S.Kep, M.Kep selaku ketua jurusan Prodi Profesi
Ners Universitas Jambi
4. Ns. Luri Mekeama, S.Kep, M.Kep sebagai dosen pembimbing atas segala
bimbingan, saran, masukan dan motivasi yang telah diberikan selama
menempuh perkuliahan, penelitian dan persetujuannya atas usulan tugas
karya ilmiah akhir ners.
5. Seluruh Dosen Staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi yang telah mengajarkan banyak ilmu selama dua semester ini,
semua ilmu yang bapak ibu berikan sangat bermanfaat.
6. Teristimewa kedua orang tua tercinta Ibunda Rima Melati dan Ayahnda
Tomi Hendrisko serta Adinda tercinta Alpo Rito, serta seluruh keluarga
besar yang penuh kesabaran, pengorbanan, kabaikan dan takhenti-hentinya
iv
mendoakan dengan tulus memberikan dorongan dan dukungan moral
maupun materi selama mengikuti perkuliahan higga terselesaikannya
penulisan karya ilmiah akhir ners ini.
7. Sahabat-sahabat penulis Mardalia, Fajar, Reci, Sofia, Feby, Putri yang
telah memberikan semangat kepada penulis dan menghibur penulis serta
menghabiskan waktu bersama-sama dengan penuh canda tawa dan suka
duka.
8. Sahabat terkasih penulis Ridho Ilahi yang telah banyak memberi
dukungan, motivasi, semangat hingga ketahap penyusunan karya ilmiah
akhir ners ini
9. Pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu saya ucapkan
terimakasih banyak atas bantuan dan masukan yang telah diberikan secara
langsung maupun tidak lansung.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua
pihak. Jika terdapat hal yang ingin ditanyakan atau didiskusikan dapat
menghubungi pihak peneliti di torilianti@gmail.com Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan bidang Profesi Ners.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB III GAMBARAN KASUS ...................................................................... 43
3.1 Pengkajian Keperawatan ........................................................... 43
3.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................ 57
3.3 Intervensi Keperawatan ............................................................... 58
3.4 Implementasi Keperawatan ........................................................ 61
3.5 Evaluasi Keperawatan .................................................................. 61
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 75
4.1 Pembahasan ................................................................................... 75
4.2 Kesulitan dan Hambatan Penulisan ............................................... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 82
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 82
5.2 Saran .............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 85
LAMPIRAN ....................................................................................................... 88
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Dokumentasi
x
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Tori Lianti, lahir di Desa Baru Lempur Kabupaten Kerinci pada tanggal 05
Maret 2000, merupakan putri pertama dari Bapak Tomi Hendrisko dan Ibu Rima
Melati. Penulis merupakan lulusan dari SD 139/III Lempur Mudik, MTSs
Lempur, dan SMAN 5 Kerinci. Pada tahun 2018, penulis resmi menjadi
mahasiswa jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Jambi dan pada tahun 2022
melanjutkan Pendidikan di program studi Profesi Ners Universitas Jambi. Selama
perkuliahan penulis aktif di organisasi kampus. Pernah aktif di Ikatan Mahasiswa
Keperawatan (IMA) pada periode 2019-2020 sebagai bendahara dan pada periode
2020-2021 penulis aktif sebagai anggota Majelis Aspirasi Mahasiswa (MAM)
FKIK Unja, serta aktif sebagai kaderisasi Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Ath-
Thobib FKIK Unja periode 2019-2021 dan aktif dalam organisasi-organisasi di
luar kampus salah satunya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI) dan lain-lain. Penulis juga ikut andil dalam berbagai kepanitiaan acara
kampus.
xi
ABSTRACT
Background: Stroke is the number three cause of death and the main cause of
physical disability in productive and old age. Stroke is a sudden loss of brain
function, caused by an interruption of blood flow to the brain or ischemic stroke
and rupture of blood vessels to the brain or hemorrhagic stroke. One of the
problems that requires further treatment in Non-Hemorrhagic Stroke (SNH)
patients is impaired physical mobility, because the patient will experience
weakness or loss of muscle movement. Purpose: Provide an overview and apply
nursing care to non-hemorrhagic stroke patients with ROM measures in an effort
to increase muscle strength. Methods: The type and design of writing this nurse's
final scientific paper using a descriptive method that is describing an overview of
nursing care in non-hemorrhagic stroke patients with ROM measures in an effort
to increase muscle strength. Results: The results of this case study found
similarities between theory and real cases. After performing passive ROM
exercises for 4x8 hours the problem was resolved marked by an increase in
muscle strength in the patient. Conclusion: ROM action can increase muscle
strength in Non-Hemorrhagic Stroke patients. Suggestion: Patients are expected
to be able to understand and do ROM exercises on a regular basis which aims to
increase muscle strength.
xii
ABSTRAK
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Stroke pada lansia lebih besar dikarenakan pembuluh darah yang sudah
mulai mengalami penurunan keelastisitasannya yang menyebabkan jantung
harus memompa darah dengan lebih cepat dari sebelumnya, yang akibatnya
tekanan darah sistolik dan diastolic akan meningkat .(17) Hipertensi yang
tidak terkontrol menyebabkan sel otot polos pembuluh darah yang menuju
ke otak akan semakin sempit serta dinding pembuluh darah menebal yang
mengakibatkan nutrisi di otak akan mengalami gangguan sehingga
menyebabkan sel neuron mengalami iskemik yang mengakibatkan stroke
atau penyakit kardiovaskuler lainnya.(17)
Karya Ilmiah Akhir Ners ini juga dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan sumber informasi bagi perawat untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan khususnya asuhan keperawatan pemenuhan
pemenuhan mobilitas fisik pada pasien stroke non hemoragik (SNH).
1.4.2 Data Interview: data yang berasal dari pengumpulan data dengan
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Definisi
Berdasarkan UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang
memasuki umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
Menurut Azhar Usia lanjut adalah suatu proses yang alami tidak dapat
dihindari. Lansia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang,
manusia tidak secara langsung menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi,
anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal dengan
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat terjadi pada semua orang
pada saat mereka mencapai usia perkembangan kronologis tertentu. (27)
Jadi dapat disimpulkan bahwa lansia adalah bagaian dari proses
tumbuh kembang manusia dimana pada proses ini seseorang sudah
mencapai umur 55 tahun ditandai dengan perubahan fisik dan tingkah
laku yang dapat terjadi pada semua orang.(28)
C. Tipe-Tipe lansia
Menurut Nugroho lanjut usia dapat pula dikelompokan dalam
beberapa tipe yang bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe ini antara
lain: (28)
1. Tipe Optimis: lanjut usia santai dan periang, penyesuaian cukup
baik, mereka memandang masa lanjut usia dalam bentuk bebas dari
tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk menuruti kebutuhan
pasifnya.
2. Tipe Konstruktif: lanjut usia ini mempunyai integritas baik, dapat
menikmati hidup, memiliki toleransi yang tinggi, humoristik,
fleksibel, dan tahu diri. Biasanya, sifat ini terlihat sejak muda.
Mereka dengan tenang menghadapi proses menua.
3. Tipe Ketergantungan: lanjut usia ini masih dapat diterima di tengah
masyarakat, tetapi selalu pasif, tidak berambisi, masih tahu diri, tidak
mempunyai inisiatif dan bila bertindak yang tidak praktis. Ia senang
pensiun, tidak suka bekerja, dan senang berlibur, banyak makan, dan
banyak minum.
4. Tipe Defensif: lanjut usia biasanya sebelumnya mempunyai riwayat
pekerjaan/jabatan yang tidak stabil, bersifat selalu menolak bantuan,
10
Stroke ialah gangguan fungsi otak akibat aliran darah yang ke otak
mengalami gangguan sehingga nutrisi dan juga oksigen yang dibutuhkan oleh
otak tidak terpenuhi dengan baik. Stroke juga dapat diartikan sebagai kondisi
otak yang mengalami kerusakan karena aliran atau suplai darah ke otak
terhambat oleh adanya sumbatan (ischemic stroke) atau perdarahan
15
(haemorrhagic stroke). Ischemic stroke (non hemoragik)/cerebro vaskuler
accident (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang disebabkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak karena adanya thrombus atau
emboli.11
B. Etiologi
C. Patofisiologis Stroke
D. Faktor resiko
Stroke sendiri bisa terjadi akibat faktor risiko pelaku. Orang yang
menerapkan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. Hal ini terlihat
pada :
1) Kebiasaan merokok
5) Suasana hati yang tidak nyaman, seperti sering marah tanpa alasan
yang jelas
21
2) Penyakit Jantung
3) Diabetes Melitus
4) Hiperkolesterlemia
5) Obesitas
satu faktor terjadinya stroke. Hal itu terkait dengan tingginya kadar
kolesterol dalam darah. Pada pasien dengan obesitas, biasanya kadar
LDL (Low-Density Lipoprotein) lebih tinggi dibanding kadar HDL
(High-Density Lipoprotein). Untuk standar di Indonesia, seseorang
dikatakan obesitas jika memiliki indeks massa tubuh yang melebihi
25 kg/m. sebenarnya ada dua jenis obesitas atau kegemukan yaitu
obesitas abdominal dan obesitas perifer. Obesitas abdominal
ditandai dengan lingkar pinggang lebih dari 102 cm bagi pria dan 88
cm bagi wanita.
6) Merokok
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Riwayat Keluarga
4) Perbedaan Ras
E. Manifestasi klinis
F. Komplikasi Stroke
a. Bekuan darah, bekuan darah mudah terjadi pada kaki yang lumpuh,
penumpukan cairan, dan pembengkakan, embolisme paru.
b. Pneumonia, terjadi karena pasien biasanya tidak dapat batuk atau
menelan dengan baik sehingga menyebabkan cairan terkumpul di
paru- paru dan selanjutnya terinfeksi.
c. Kekakuan otot dan sendi, terbaring lama akan menimbulkan
kekakuan pada otot dan sendi (gangguan mobilitas fisik).
d. Nyeri bahu dan dislokasi, keadaan pangkal bahu yang lepas dari
sendinya. Ini terjadi karena otot disekitar bahu yang mengontrol
sendi dapat rusak akibat gerakan saat ditopang orang lain.
e. Pembengkakan otak
f. Infeksi saluran kemih
g. Gangguan proses berpikir dan ingatan : pikun (demensia)
h. Depresi,Perubahan gaya hidup akibat disabilitas fisik
menimbulkan depresi yang dialami pasien selama masa penyesuaian
pasca stroke.
i. Gangguan Pemenuhan aktifitas harian (defisit perawatan diri)
j. Dekubitus, tidur yang terlalu lama karena lumpuh dapat
mengakibatkan luka/lecet pada bagian tubuh yang menjadi tumpuan
saat berbaring, seperti : pinggul, pantat, sendi kaki, dan tumit.
G. Penatalaksanaan Stroke
a. Penatalaksanaan pada pasien stroke Menurut Sudoyo ada beberapa
penatalaksanan sebagai berikut :(13)
1) Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan
25
PTIK/Hemiasi Cerebral
Spasma arteri cerebral
Penurunan Kesadaran
Iskemik/infark
Refleksi Mengunyah
Defisit neurologi MK:Gangguan
Mobilitas Fisik
Score Keterangan
C. Klasifikasi ROM
Klasifikasi ROM menurut Nurtanti & Widya, yaitu:
2. ROM aktif yaitu latihan ROM yang dilakukan oleh pasien itu
sendiri tanpa bantuan perawat atau yang lainnya dari setiap gerakan
yang dilakukan. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot
serta sendi dengan cara menggunakkan otot- ototnya secara aktif.
Dalam menjalankan tindakan ROM aktif, perawat harus
memberikan motivasi dan membimbing pasien dalam
melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan
rentang gerak normal
3. ROM pasif yaitu latihan ROM yang diberikan kepada pasien
dengan bantuan perawat dimana pasien tidak dapat melakukannya
sendiri, latihan ini biasanya dilakukan untuk pasien yang
mengalami kelemahan otot lengan maupun otot kaki. Rentanggerak
pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot dan persendian
29
E. Manfaat ROM
Manfaat tindakan ROM menurut Lukman yaitu: (20)
1. Kelemahan otot
2. Penurunan kesadaran
3. Pasien dengan tirah baring lama
4. Fase rehabilitasi fisik
G. Kontraindikasi ROM
Kontraindikasi pada latihan ROM antara lain: (8)
Peralatan
1. Handuk kecil
2. Lotion
3. Penghangat atau WWZ dan sarungnya
Tahap pra interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
Tahap kerja
1. Menjaga privasi pasien
2. Mengatur tempat tidur untuk kenyamanan klien dalam melakukan
tindakan ROM
3. Menghangatkan sendi yang akan dilatih kurang lebih 10 menit dan
memberi lotion bila perlu
4. Melatih sendi-sendi secara bergantian (8x setiap gerakan)
Prosedur Khusus
1. Bahu : Menggerakkan lengan fleksi-ekstensi-hiperekstensi Menggerakkan
lengan abduksi-adduksi Menggerakkan lengan pronasi (rotasi ke dalam)
dan supinasi (rotasi keluar) Menggerakkan lengan sirkumduksi (lingkaran
penuh)
2. Siku : Menggerakkan lengan fleksi-ekstensi
3. Lengan bawah : Menggerakkan pronasi-supinasi
4. Pergelangan tangan : Menggerakkan ekstensi- fleksi- hiperekstensi
Menggerakkan lengan abduksi-adduksi
5. Jari-jari :Menggerakkan ekstensi- fleksi- hiperekstensi Menggerakkan
lengan abduksi-adduksi
6. Ibu jari: Menggerakkan ekstensi- fleksi Menggerakkan lengan abduksi-
adduksi Oposisi (sentuh jari-jari menggunakan ibu jari)
32
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
f. Riwayar psikososial-spiritual
1) Pola nutrisi
2) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas
5) Pemeriksaan fisik
a) Kesadaran
36
b) Rambut
c) Wajah
Biasanya wajh nyeri pada satu sisi, wajah terlihat miring, dan
pucat.
d) Mata
e) Hidung
g) Telinga
h) Leher
i) Abdomen
j) Ekstranmitas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot.
b. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
neuromuskular.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan
neuromuskular.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan menurut PPNI, (2018) pada pasien
SNHmeliputi:
Terapeutik
2) Fasilitasi melakukan pergerakan (mis. latih pasien ROM)
3) Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. Pagar
tempat tidur)
4) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Observasi
rileks, privasi)
2. Siapkan keperluan pribadi (mis. parfum, sikat gigi, sabun
mandi)
3. Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
4. Implementasi
8) Evaluasi
Nuraini, 2020 )
BAB III
GAMBARAN KASUS
3.1.1 IDENTITAS
a. Nama : Ny.T
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 68 Tahun
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Cerai Mati
f. Pendidikan terakhir : SD
g. Pekerjaan terakhir : Petugas Kebersihan
h. Alamat rumah : Sarolangun
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 08 Juni 2023 jam 08.30. Ny.T
mengatakan tangan dan kaki sebelah kanan sulit digerakan, terasa
kaku. dan melemah. Ny. T mengatakan beraktivitas dibantu dengan
menggunakan tongkat. Ny.T juga mengeluh kaki sebelah kanan gatal,
gatal yang dirasakan hilang timbul. Ny.T memiliki riwayat hipertensi
dan minum obat Amplodipin. Ny.T mengatakan sudah menderita
stroke selama 5 tahun.
1) Pola Makan
2) Pola Minum
Ny.T mengatakan minum sehari bisa menghabiskan 6-7 gelas air putih
dan Ny.T mengatakan setiap pagi meminum teh hangat dengan di
campur sedikit gula.
46
3) Pola Tidur
Ny. T mengatakan biasanya tidur jam 23.00 dan bangun pada jam 02.00
untuk sholat. Terkadang tidur lagi dan terkadang tidak tidur sampai pagi
hari. Ny. T mengatakan sulit tidur karena banyak pikiran, memikirkan
keluarga. Ny.T biasanya tidur siang sebentar sekitar 30 menit.
b. PSIKOLOGIS
Keadaan Emosi
Ny.T merasa senang tinggal dipantai karena bisa mempunyai banyak teman
dan Ny.T mengatakan punya adik angkat dipanti, Ny.T mengatakan senang
tinggal dipanti karena tinggal menikmati fasilitas yang ada seperti tempat
tinggal diwisma tanpa harus membayar sewa. Keadaan emosi stabil, Ny.T
mengatakan sudah menerima dirinya dengan penyakit stroke. Ny.T sudah
berikhtiar dan tawakal kepada Allah SWT.
47
c. SOSIAL
1) Dukungan Keluarga
Ny.T mengatakan sudah tidak mempunyai keluarga lagi, tetapi Ny.T
masih mempunyai teman yang ada diwisma sudah dianggap seperti
saudara sendiri dan selalu mendukung klien saling mensupport klien.
2) Hubungan Antar Penghuni
Ny.T mengatakan mempunyai hubungan yang baik, akrab dengan lansia
yang ada diwisma 2 tidak mempunyai masalah,saling bekerja sama dan
membantu satu sama lain.
3) Hubungan Dengan Orang Lain
Ny.T mengatakan mempunyai hubungan yang baik dengan penghuni wisma
lain, perawat maupun staaf kantor yang lain
d. SPIRITUAL / KULTURAL
1) Pelaksanaan Ibadah
Ny.T mengatakan sholat duduk menggunakan kursi karena tangan dan kaki
sebelah kanan nya melemah dan kaku, selain rajin melaksanakan sholat 5
waktu Ny.T juga rajin mengaji dan berdzikir. Ny.T tidak pernah
meninggalkan sholat pasien mengatakan melaksanakan sholat tahajud dan
sering ikut ceramah bersma ustad pada setiap hari selasa.
e. Aktifitas sehari-hari
Klien mengatakan bangun dari jam 02.00 kemudian mengambil wudhu dan
melaksanakan sholat tahajud lalu bangun lagi jam 04.30 untuk mandi dan
melaksanakan shalat subuh sampai menjalankan sholat subuh kemudian Ny.T
tidak tidur lagi setelah melaksanakan shalat subuh kemudian beres-beres dan
48
setelah beres-beres dan jam 08.00 Ny.T sarapan setelah itu mengikuti kegiatan
terjadwal yang ada dipanti dan istirahat,kemudian jam 12.15 klien siap-siap
sholat dzuhur kemudian dilanjutkan dengan makan siang sampai
13.00.kemudian klien istirahat duduk dikamar depan jendela dan tidur siang
jam 14.00 kemudian klien bangun dan sholat asar kemudian jam 17.00 mandi
kemudian jam 18.15 klien melaksnakan sholat maghrib dan makan malam
kemudian jam 19.30 klien sholat isya dan melanjutkan membaca surat yasin
smpai jam 23.00 karena klien susah tidur.
f. Rekreasi
Ny.T mengatakan senang ikut kegiatan terjadwal dari panti yang sudah
membuatnya bahagia seperti ikut penyuluhan, pengajian, lalu Ny.T senang
membaca
- Kesadaran : Composmentis
- Suhu : 36.OC
- Nadi : 83x/i
- Pernafasan : 20x/i
- Berat badan : 50 Kg
49
b. Kebersihan perorangan
1. Kepala:
- Rambut
Rambut putih ,lurus,bersih,terdapat ketombe yang membuat kulit kepala
terasa gatal ,rambut sering disisir dan tidak ada benjolan.
- Mata
Simetris,sklera tidak ikterik,konjungtiva anemis,pengelihatan kabur.
- Hidung
Simetris,tidak ada secret,tidak ada kelainan,fungsi penciumanan baik.
- Mulut
Mukoa bibir lembab,gigi sudah tidak lengkap,tidak ada perdarahan
gusi,terdapat karises gigi,lidah tampak bersih.
- Telinga
Bentuk telinga simetris kiri dan kanan,terdapat serumen,dan fungsi
penengaran baik.
2. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,tidak ada pembesaran vena jugularis
3. Dada / Thorax
- Dada
I: Bentuk thorax simetris kiri dan kanan,pernafasan 20x/i
P: Sonor
P: Tidak ada nyeri tekan
A: Pola nafas regular,bunyi nafas vasikuler,tidak ada bunyi suara tambahan
- Jantung
4. Abdomen
I: Ekstremitas bawah dan atas pada kaki kanan tampak melemah dan kaku
tidak dan tampak susah berjalan hingga harus dibantu dengan tongkat.
P: tidak terdapat nyeri tekan pad kaki dan tangan kanan klien, saat
dipalpasi,skala kekuatan otot
3 5
3 5
6. Lain-lain
Integument :
I: Tampak terdapat bekas luka di ekstermitas bawah pada bagian kaki kanan
akibat gatal dan kulit tampak kemerahan
c. TERAPI MEDIS
1) Vitamin B complek 50 mg ( 2x1 hari )
2) Amlodifin 5 mg ( 1x 1 hari )
3) Hydrocortisone Acetate ( 2x1 hari )
52
( INDEKS KATZ )
2 Berpakaian √
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat
pakaian. Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau
hanya Sebagian
3 Ke Kamar Kecil √
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemudian membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
4 Berpindah √
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk
53
Bergantung :
Tergantung :
Analisis Hasil :
Umur : 68 Tahun
Interprestasi
Data Objektif :
Kekuatan Otot :
3 5
3 5
Data Objektif :
- Tampak kemerahan dan luka bekas garuk pada
kaki Ny.T
Data Objektif :
- Ny. T tampak mengantuk dan menguap
beberapa kali
58
A:
P:
- Intervensi dilanjutkan
- Jadwalkan kembali untuk terapi
ROM
64
P: Intervensi dilanjutkan
65
A:
P:
- Intervensi dilanjutkan
- Jadwalkan bersama pasien
mengenai pola tidur yang baik
P:
- Intervensi dilanjutkan
- Jadwalkan kembali untuk terapi
ROM lanjutan
- Intervensi dilanjutkan
- Jadwalkan kembali untuk terapi
ROM lanjutan
P:
- Intervensi dilanjutkan
- Jadwalkan untuk terapi ROM
secara mandiri untuk kegiatan
harian pasien
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai konsep teori serta
proses asuhan keperawatan pada Ny.T yang dilakukan di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur Kota Jambi. Penerapan proses keperawatan dalam
asuhan keperawatan untuk pasien merupakan salah satu wujud tanggung
gugat perawatan yang terdiri dari tahap pengkajian keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi . (17)
4.1.1 Gambaran Pengkajian Keperawatan
75
76
pasien yang mengalami masalah gatal, dengan tujuan agar kulit lembab dan
gatal berkurang. Selama proses implementasi, pasien dapat bekerja sama
dengan baik, kooperatif dan berespon positif terhadap Tindakan yang
diberikan, begitu juga untuk masalah gangguan pola tidur pasien dengan
seksama dan menerima edukasi mengenai pentingnya tidur.
5.1 Kesimpulan
82
83
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pasien
85
86
22) .Bakara, D. M., & Warsito, S. Latihan Range Of Motion (Rom) Pasif
Terhadap Rentang Sendi Pasien Pasca Stroke. Idea Nursing Journal, 7(2),
12–18. 2021
24) Pollock S.J & Ganong W.F. Patofisiologi Penyakit Pegantar Menuju
Kedokteran Klinis, Edisi 5. Jakarta: EGC. 2018
35) Nugroho. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba
Medika. 2018
36) Sunaryo, R. S., Ekasari, M., & dkk. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta: Salemba Medika. 2017
37) Maryam. Perubahan Fisiologi pada Lansia pada Semua Sistem. 2017
40) Suddarth, B. a. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 12.
Jakarta: EGC. 2017
42) Sundariyati, I. G., Ratep, N., & Westa, W. Gambaran Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Status Kognitif pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
kubu II, Januari-Februari 2014. Jurnal Kedokteran, 3-4.2018
88
Lampiran
PENGKAJIAN INDIVIDU
NAMA PANTI/SASANA :
ALAMATPANTI/SASANA :
TANGGAL MASUK :
NO. REGISTER :
II. IDENTITAS
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Umur :
d. Agama :
e. Status perkawinan :
f. Pendidikan terakhir :
g. Pekerjaan terakhir :
h. Alamat rumah :
V. KEBIASAAN SEHARI-HARI
g. BIOLOGIS
1) Pola Makan
90
2) Pola Minum
3) Pola Tidur
5) Kebersihan diri
91
i. SOSIAL
1) Dukungan Keluarga
j. SPIRITUAL / KULTURAL
1) Pelaksanaan Ibadah
92
k. Aktifitas sehari-hari
l. Rekreasi
m. PEMERIKSAAN FISIK
c. Tanda Vital:
- Keadaan umum :
- Kesadaran :
93
- Suhu :
- Nadi :
- Tekanan darah :
- Pernafasan :
- Tinggi badan :
- Berat badan :
d. Kebersihan perorangan
8. Kepala:
- Rambut
- Mata
- Hidung
- Mulut
94
- Telinga
9. Leher
- Paru-paru
- Jantung
95
11. Abdomen
12. Muskuloskeletal
13. Lain-lain
- LABORATORIUM
- TERAPI MEDIS
97
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau
lebih perpindahan
5 Kontinen Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut
(pampers)
6 Makan Mandiri :
Mengambil makanan dari piring
dan menyuapinya sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan
dari piring dan menyuapinya, tidak makan
sama sekali, dan makan parenteral (NGT )
Keterangan :
Nama : (L/P)
Umur :
Tanggal :
Interprestasi
Salah 0-3 :Fungsi Intelektual utuh
Salah 4-5 :Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 :Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 :Fungsi intelektual kerusakan berat
34
LANGKAH-LANGKAH
B TAHAP ORIENTASI
C TAHAP KERJA
37
38
D TAHAP TERMINASI
1. Rapikan pasien
2. Observasi respon pasien setelah tindakan
3. Berikan umpan balik positif
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Dokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan.
40
Lampiran 3 Dokumentasi
41
42
43