Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL

PADA ANAK SEKOLAHAN


PROMOSI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Dosen Pengampu :
Ns. Luri Mekeama, S.Kep., M.Kep.

DisusunOlehKelompok 1B
Fiola Rosa Dwina G1B122002

Lewina Katiyusa M G1B122014

Widia Lenfia G1B122026

Wida Tri Marcelinda G1B122042

Revita Juanda Putri G1B122072

Hidayatul Dwi Septia G1B122082

Ega Mardwiza G1B122096

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KECANDUAN MEDIA SOSIAL

1. Identifikasi sasaran/klien
Sasaran : Siswa/i SMP N 19 JAMBI

2. Jadwal rencana pelaksanaan

Hari/Tanggal : Senin, 23 Oktober 2023


Tempat : SMP N 19 JAMBI
Waktu : 08:00 - Selesai

3. Prioritas pengajaran/topic/pokok bahasan


Pokok pembahasan pada kasus adalah Kecanduan media sosial dikalangan remaja.

4. Tujuan pembelajaran

Tujuan Khusus

Ada beberapa tujuan Khusus dalam materi media sosial yaitu sebagai berikut :

1. Pengertian media sosial


2. Faktor yang menyebabkan kecanduan media sosial pada remaja
3. Dampak negatif kecanduan media sosial pada remaja
4. Penyakit yang ditimbulkan akibat kecanduan media sosial
5. Cara mencegah kecanduan media sosial pada remaja
6. Proses pemulihan pada remaja yang kecanduan media sosial
7. Penggunaan media social yang bijak (sumber informasi yang di rekomendasikan
untuk diakses)
8. Kesiapan diri dalam menerima informasi media sosial

5. Substansi/isi materi promosi kesehatan


1. Pengertian media sosial
2. Faktor yang menyebabkan kecanduan media sosial pada remaja
3. Dampak negatif kecanduan media sosial pada remaja
4. Penyakit yang ditimbulkan akibat kecanduan media sosial
5. Cara mencegah kecanduan media sosial pada remaja
6. Penggunaan media social yang bijak (sumber informasi yang di rekomendasikan
untuk diakses)
7. Kesiapan diri dalam menerima informasi media sosial

6. Strategi/metode belajar
 Untuk perubahan tingkat pengetahuan : penyuluhan langsung, pemasangan
poster, penyebaran leaflet, booklet, lembar balik.
 Untuk perubahan sikap : memberikan contoh konkrit seperti memperlihatkan
foto atau video untuk mengunggah emosi, perasaan dan sikap remaja.
 Untuk perubahan kemampuan/keterampilan : sasaran harus di beri kesempatan
untuk mencoba kemampuan percaya diri untuk bertanya.

Metode Penyuluhan

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah penjelasan secara langsung
dengan menampilkan ppt, ilustrasi video pembelajaran, dan pembagian leaflet untuk
menyampaikan materi serta tanya jawab untuk evaluasi.

7. Alat bantu mengajar/media promosi kesehatan


 Infocus
 Laptop
 ATK
 Leaflet / lembar balik
 Booklet
 Power point

8. Rencana kegiatan pelaksanaan


No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
Kegiatan Didik
1 Pembukaan 5 A. Memberikan salam 1. Menjawab salam
menit B. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
C. Menjelaskan maksud dan dan menyimak
tujuan 3. Menjawab
D. Melakukan kontrak waktu pertanyaan
E. Memberikan
pretes/pendahuluan
2 Isi 25 Video animasi Memperhatikan dan
menit - meminta atau memberikan mendengarkan dengan
kesempatan kepada remaja seksama
untuk menyampaikan
pendapat tentang medsos
- mengapresiasikan
pemahaman remaja terhadap
medsos
- menjelaskan tentang medsos
yang terdapat di dalam vid
animasi
Pemateri memberikan
penjelasan materi secara teori
terkait :
A. Menayangkan vidio
tentang kecanduan media
sosial
B. Menjelaskan tentang
pengertian media sosial
C. Menjelaskan tentang
pengertian bahaya media
social
D. Sebelum menjelaskan
menanyakan/menggali
informasi tentang media
sosial pada remaja sekolah
E. Identifikasi apa yang
sering di akses oleh remaja
F. Menjelaskan secara teori
masalah utamanya yaitu
kecanduan media sosial
pada remaja
G. Menjelaskan tentang factor
yang menyebabkan
kecanduan media sosial
pada remaja
H. Menjelaskan tentang
dampak negative
kecanduan media sosial
pada remaja

I. Menjelaskan tentang
penyakit yang ditimbulkan
akibat kecanduan media
sosial
J. Menjelaskan tentang cara
mencegah kecanduan
media sosial pada remaja
K. Menjelaskan apa yang
harus dipatuhi remaja
3 Evaluasi 10 A. Evaluasi struktur Partisipasi aktif
menit Rencana kegiatandipersiapkan
7 hari sebelum kegiatan dan
informasi ke pengurus 2 hari
sebelum kegiatan
B. Evaluasi proses
 Berapa % peserta
yang hadir
 Tempat : SMP N 19
JAMBI
 Berapa % peserta
yang aktif
C. Evaluasi hasil

4 Penutup 5 A. Meminta dan memberi 1. Memberikan kesan


menit kesan dan pesan dan pesan
B. Kontrak pertemuan 2. Menjawab salam
berikutnya

9. Rencana evaluasi

Monitoring dan evaluasi pencegahan dan penanggulangan kecanduan media sosial pada
anak sekolah merupakan bagian penting dari Upaya pencegahan kecanduan media sosial
yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang di perlukan bagi pengelolaan, evaluasi
dan peningkatan kualitas program.Berikut adalah uraian rencana evaluasi yang akan di
laksanakan untuk mencegah dan menanggulangi kecanduan media sosial pada anak SMP
N 19 Jambi :
Aspek Yang Di Pantau
a. Input
Aspek yang dipantau dalam hal ini adalah : jumlah Mahasiswa Keperawatan yang
terlatih, kelengkapan alat, metode dan materi yang akan digunakan untuk melaksanakan
promkes.
b. Process
Aspek proses yang perlu dipantau adalah : jenis kegiatan, frekuensi kegiatan, tujuan
kegiatan, dan umpan balik.
c. Output
Terlaksananya kegiatan pencegahan dan penanggulangan Kecanduan media sosial pada
anak sekolah

KECANDUAN MEDIA SOSIAL

1. Pengertian media sosial


Pengertian Media Sosial Media sosial adalah sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi
blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki
merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia. Pendapatlain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang
mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Pengertian media sosial adalah
seperangkat alat komunikasi dan kolaborasi baru yang memungkinkan terjadinya
berbagai jenis interaksi yang sebelumnya tidak tersedia bagi orang awam (Chris Brogan,
2010). Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial
yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung
interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah
komunikasi menjadi dialog interaktif. Pengertian media sosial adalah seperangkat alat
komunikasi dan kolaborasi baru yang memungkinkan terjadinya berbagai jenis interaksi
yang sebelumnya tidak tersedia bagi orang awam (Chris Brogan, 2010). Menurut
Kartajaya (2008)menjelaskan bahwa media sosial adalah perpaduan sosiologi dan
teknologi yang mengubah monolog (one to many) menjadi dialog (many to many) dan
demokrasi informasi yang mengubah orang-orang dari pembuka konten menjadi
penerbit konten. Media sosial telah menjadi sangat populer karena memberikan
kesempatan orang-orang untuk terhubung di dunia online dalam bentuk hubungan
personal, politik dan kegiatan bisnis.
2. Faktor yang menyebabkan kecanduan media sosial pada remaja
 Dorongan Sosial: Keharusan untuk terhubung dan diterima oleh teman sebaya dapat
mendorong penggunaan media sosial secara berlebihan.

 Penghargaan Sosial: Mendapatkan pujian atau perhatian melalui "like" dan komentar di
platform media sosial dapat menjadi faktor pendorong.

 Ketidakamanan Diri: Remaja yang merasa tidak aman atau kurang percaya diri mungkin
mencari validasi melalui interaksi online.

 Pelarian Emosional: Penggunaan media sosial sebagai mekanisme pelarian dari stres atau
masalah pribadi.

 Ketidaksetaraan Sosial: Perbandingan diri dengan orang lain di media sosial dapat
menyebabkan perasaan tidak memadai atau rendah diri.

 Kurangnya Pengawasan Orang Tua: Kecanduan media sosial bisa muncul ketika
pengawasan orang tua terhadap aktivitas online remaja kurang.

 Desain Platform: Faktor desain platform media sosial yang memicu ketergantungan,
seperti notifikasi dan algoritma penghitungan like.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecanduan media sosial pada remaja dengan arah
yang lebih negatif meliputi:

 Konten Berbahaya: Paparan terhadap konten berbahaya seperti kekerasan, pornografi,


atau penggunaan obat-obatan dapat menciptakan ketertarikan yang tidak sehat.
 Bullying Online: Pengalaman pelecehan atau perundungan secara online dapat
membuat remaja merasa terikat untuk terus memantau media sosial sebagai bentuk
perlindungan atau responsif terhadap situasi tersebut.
 Perilaku Ilegal: Keterlibatan dalam aktivitas ilegal, seperti perjudian online atau
perdagangan narkoba melalui platform media sosial, dapat menjadi faktor kecanduan
dengan dampak yang sangat negatif.
 Eksploitasi Pribadi: Berbagi terlalu banyak informasi pribadi dapat meningkatkan
risiko eksploitasi dan menjadi penyebab kecanduan yang berdampak negatif.
 Keterlibatan dalam Grup Berbahaya: Bergabung dengan kelompok atau komunitas
online yang merugikan, seperti kelompok ekstremis atau kelompok yang mendukung
perilaku merugikan.
 Isolasi Sosial: Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan isolasi
sosial di dunia nyata, dengan mengurangi interaksi langsung dan keterlibatan dalam
aktivitas sosial.
 Gangguan Tidur dan Kesehatan Mental: Kecanduan media sosial dapat terkait dengan
gangguan tidur dan masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan.

Meskipun banyak perhatian diberikan pada dampak negatif kecanduan media sosial, ada
juga faktor-faktor yang dapat membawa pengalaman penggunaan media sosial remaja ke arah
positif. Beberapa di antaranya melibatkan:

 Pendidikan dan Pembelajaran: Penggunaan media sosial untuk memperoleh


pengetahuan, berbagi ide, dan terlibat dalam diskusi pendidikan dapat meningkatkan
pengalaman positif remaja.
 Keterlibatan Sosial Positif: Bergabung dengan komunitas atau kelompok online yang
mendukung minat positif atau menyediakan dukungan sosial konstruktif.
 Pengembangan Keterampilan: Media sosial dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengembangkan keterampilan seperti kreativitas, pemecahan masalah, dan
komunikasi.
 Pemberdayaan Sosial: Remaja dapat merasa lebih terhubung dan diberdayakan ketika
mereka menggunakan media sosial untuk menyuarakan pendapat mereka tentang isu-
isu sosial atau politik.
 Mendukung Kesehatan Mental: Ada platform media sosial yang menyediakan
dukungan dan sumber daya untuk kesehatan mental, membantu remaja merasa
didengar dan terhubung.
 Pengembangan Identitas: Media sosial dapat membantu remaja membangun identitas
mereka dan mengekspresikan diri melalui pembagian minat, pencapaian, dan
pengalaman positif.
 Pengembangan Hubungan Positif: Memelihara hubungan positif dengan teman
sebaya, keluarga, dan mentor melalui media sosial dapat memberikan dukungan
emosional
3. Dampak negatif kecanduan media sosial pada remaja
1. mengabaikan tugas sekolah karena sibuk mengakses media sosial
2. merasa tidak bahagia apabila harus mengurangi atau menghentikan penggunaan media
sosial
3. hubungan dengan keluarga menjadi tidak baik
4. tidak menyadari timbulnya rasa lapar dan haus karena terlalu asik mengakses media
sosial
5. timbulnya masalah fisik pada remaja.
Dampak positif media sosial bagi remaja
1. Memudahkan berkomunikasi dengan orang lain atau teman jarak jauh
2. Tempat mengakses informasi dan pengetahuan
3. Mendorong remaja dalam mengekspresikan diri
4. Memperluas pertemanan
5. Dapat mengasah keterampilan dari hal baru yang dilihat di media sosial
6. Sebagai sarana mengembangkan keterampilan sosial
Dampak media sosial secara umum
1. Memudahkan pencarian informasi
2. Memudahkan berkomunikasi dengan orang yang jarang jauh
3. Sebagai sarana hiburan
4. Menginspirasi dengan hal-hal positif
5. Bisa digunakan sebagai peluang untuk berbisnis
6. Menumbuh empati
7. Membuat masyarakat lebih sadar akan berbagai masalah sosial

4. Penyakit yang ditimbulkan akibat kecanduan media sosial


Kecanduan media sosial bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik
seseorang. Meskipun tidak secara langsung menyebabkan penyakit fisik tertentu,
kecanduan media sosial dapat memicu atau memperburuk beberapa masalah kesehatan.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat kecanduan media sosial meliputi:
1. Gangguan Kesehatan Mental:
a. Depresi: Kecanduan media sosial dapat meningkatkan risiko depresi karena
perbandingan sosial dan perasaan kurang berarti.
b. Kecemasan: Tekanan untuk tampil sempurna dan mendapatkan persetujuan dari
orang lain di media sosial bisa meningkatkan kecemasan.
c. Kecanduan: Kecanduan media sosial dapat menjadi bentuk perilaku adiktif dan dapat
mengganggu kesehatan mental.
2. Isolasi Sosial: Orang yang terlalu banyak menggunakan media sosial dapat menjadi
lebih terisolasi secara sosial, yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan
kesejahteraan emosional mereka.
3. Gangguan Tidur: Penggunaan media sosial yang berlebihan, terutama pada malam hari,
dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan gangguan tidur.
4. Gangguan Fisik: Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar media sosial
dapat menyebabkan masalah fisik seperti ketegangan otot, sakit kepala, dan masalah
postur tubuh.
5. Penurunan Produktivitas: Kecanduan media sosial bisa mengganggu produktivitas di
tempat kerja atau dalam aktivitas sehari-hari.
6. Gangguan Makan: Terlalu banyak terpapar gambar tubuh ideal dan tren diet di media
sosial dapat memicu gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
7. Stres: Kecanduan media sosial dapat meningkatkan stres karena tekanan untuk selalu
terhubung dan terlibat dengan platform tersebut.
8. Gangguan Konsentrasi: Gangguan media sosial dapat menghambat kemampuan
seseorang untuk fokus dan berkonsentrasi dalam pekerjaan atau aktivitas lainnya.
9. Penurunan Kesejahteraan Emosional: Terpapar terus-menerus pada konten yang negatif
atau beracun di media sosial dapat memengaruhi kesejahteraan emosional seseorang.

5. Cara mencegah kecanduan media sosial pada remaja


Kecanduan media sosial pada remaja dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan
memiliki efek negatif pada remaja. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah
kecanduan media sosial pada remaja:
1. Batasi penggunaan media sosial: Kunci utama untuk mencegah kecanduan media
sosial adalah dengan membatasi penggunaannya. Beberapa handphone sudah
dilengkapi dengan fitur tersebut, sehingga pengguna dapat membatasi waktu
penggunaan media sosial
2. Pahami alasan penggunaan media sosial: Jika remaja membuka media sosial
setiap hari,a pakah untuk mencari informasi menarik, sebagai hiburan, kebutuhan
pekerjaan, komunikasi dengan teman jauh, atau sekadar melihat kehidupan orang
lain. Alasan sangat penting untuk diketahui agar remaja tidak membuang banyak
waktu untuk hal-hal yang kurang diperlukan
3. Lakukan kegiatan yang produktif: Remaja dapat memilih alternatif lain yang lebih
produktif, seperti membaca buku, mengasah kemampuan atau kreativitas, atau
juga bisa membantu orang lain
4. Matikan notifikasi media sosial: Notifikasi media sosial sengaja diciptakan untuk
memberikan kabar terbaru agar seseorang dapat merespons dengan cepat dan
memegang gadget kembali. Oleh karena itu, jika remaja ingin terhindar dari
kecanduan media sosial, nonaktifkan notifikasi media sosial.
5. Perbanyak sosialisasi dengan orang atau teman terdekat: Remaja dapat
menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat, seperti keluarga atau teman-
teman. Hal ini dapat membantu remaja untuk mengurangi penggunaan media
sosial.
6. Memulai hobi baru yang tidak berhubungan dengan media sosial: Remaja dapat
mencoba hobi baru yang tidak berhubungan dengan media sosial, seperti olahraga,
ke perpustakaan, mengikuti kelas memasak, atau bermain ke taman

6. Penggunaan media social yang bijak (sumber informasi yang di rekomendasikan untuk
diakses)

Penggunaan media sosial yang bijak adalah kunci untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan berguna. Berikut adalah beberapa sumber informasi yang direkomendasikan untuk
diakses melalui media sosial:

1. Situsbelajar online yang bisaremajaakses


 Kemendikbud – RumahBelajar Online : http://rumahbelajar.id/
 Brainly Indonesia – Tanya ApaSaja! : https://brainly.co.id/tugas/23696630
 Alison – TingkatkanKemampuandanKeahlian :
https://alison.com/about/about-alison-courses
 Duolingo – BelajarBahasaAsing
:https://id.duolingo.com/course/en/id/Pelajari-Bahasa%20Inggris
 PerpusKita – Perpustakaan Digital Kita: https://web.perpuskita.id/
 Zenius – Bimbingan Belajar Online : https://www.zenius.net/paket-
belajar/?utm_source=google&utm_medium=cpc&utm_campaign=sem_lg_zen
ius_pfm_brand&utm_term=zenius&utm_content=zenius&gclid=CjwKCAjwv
fmoBhAwEiwAG2tqzPnAa1P7wg8CuwHA2UB5zgAje-kJcO7fHcIPBR_-
2eCXxNIYiGze3BoCdNgQAvD_BwE
2. Situs Berita Terkemuka: Mengikuti akun media berita resmi seperti BBC, CNN, The
New York Times, atau Reuters dapat membantu Anda mendapatkan berita terbaru
dari sumber yang terpercaya.
3. Akun Resmi Pemerintah: Akun media sosial resmi pemerintah, seperti akun resmi
Kementerian Kesehatan atau Kementerian Pendidikan, adalah sumber yang baik
untuk informasi resmi tentang kebijakan dan perkembangan terbaru.
4. Akun Peneliti dan Ahli: Mengikuti akun peneliti, ilmuwan, dan ahli di bidang yang
Anda minati dapat memberikan wawasan mendalam tentang topik tertentu. Pastikan
mereka memiliki kredibilitas yang baik.
5. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Lembaga Terkait: Akun media sosial WHO
dan organisasi kesehatan lainnya adalah sumber yang baik untuk informasi kesehatan
global yang terkini.
6. Sumber Berita Ilmiah: Jika Anda tertarik dengan berita ilmiah, ikuti akun jurnal
ilmiah seperti Nature, Science, atau National Geographic. Mereka sering membagikan
penelitian dan temuan terbaru.
7. Organisasi Amal Terkait: Organisasi amal yang fokus pada isu-isu yang Anda
pedulikan, seperti Amnesty International atau Greenpeace, dapat memberikan
informasi tentang upaya dan peristiwa terbaru dalam isu-isu tersebut.
8. Jaringan Profesional: LinkedIn adalah platform media sosial yang baik untuk
mengikuti perkembangan profesional dan industri tertentu. Anda dapat bergabung
dengan grup diskusi terkait topik yang Anda minati.
9. Akun Sumber Informasi Niche: Untuk topik khusus atau niche, seperti teknologi,
mode, atau kuliner, ada banyak akun media sosial yang berfokus pada bidang ini.
Pilih akun yang memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik.

Selain itu, ada beberapa hal penting yang perlu diingat saat menggunakan media sosial untuk
mendapatkan informasi:

1. Verifikasi Informasi: Selalu verifikasi informasi sebelum membagikannya atau


mengambil tindakan berdasarkan informasi tersebut. Cek sumbernya dan pastikan
informasinya benar.
2. Jangan Terjebak dalam Filter Bubble: Cobalah untuk mendiversifikasi sumber
informasi Anda agar tidak terjebak dalam "filter bubble" di mana Anda hanya
mendengar pendapat yang sejalan dengan pandangan Anda sendiri.
3. Waspadai Disinformasi: Banyak informasi palsu dan disinformasi beredar di media
sosial. Belajar untuk mengenali tanda-tanda disinformasi dan jangan menyebarkannya
lebih lanjut.
4. Gunakan Kritikal Thinking: Terapkan pemikiran kritis saat menilai informasi.
Pertimbangkan berbagai sudut pandang dan buka diskusi untuk mendapatkan
wawasan yang lebih baik.

Dengan menggunakan media sosial dengan bijak dan selektif dalam mengikuti sumber-
sumber informasi yang dapat dipercaya, Remaja dapat mengakses informasi yang lebih
bermanfaat dan akurat.

7. Kesiapan diri dalam menerima informasi media sosial

Kesiapan diri dalam menerima informasi dari media sosial sangat penting untuk
memastikan bahwa informasi yang diterima adalah akurat dan tidak menyesatkan. Berikut
beberapa langkah yang bisa diambil untuk mempersiapkan diri:

1. Penilaian Kritis: Jangan menerima informasi apa pun dari media sosial sebagai
kebenaran mutlak tanpa memeriksanya terlebih dahulu.
2. Sumber Terpercaya: Pastikan informasi yang Anda terima berasal dari sumber
yang terpercaya dan memiliki rekam jejak yang baik dalam menyajikan informasi
yang akurat.
3. Pemahaman Biasa: Setiap media sosial atau sumber informasi memiliki bias
tertentu. Cobalah untuk mengenali bias tersebut dan mempertimbangkannya saat
menerima informasi.
4. Hindari "Echo Chamber": Variasikan sumber informasi Anda agar tidak terjebak
dalam "echo chamber", di mana Anda hanya mendengar pendapat yang sejalan
dengan pandangan Anda sendiri.
5. Diskusi dengan Orang Lain: Diskusikan informasi yang Anda terima dengan
orang lain untuk mendapatkan perspektif yang berbeda dan memvalidasi
keakuratannya.
6. Pendidikan Media: Pelajari cara kerja media sosial, bagaimana informasi
disebarkan, dan bagaimana berita palsu dapat menyesatkan pembaca.
7. Pentingnya Keseimbangan: Jangan hanya mengandalkan media sosial sebagai
sumber informasi utama Anda. Baca berita dari sumber lain seperti surat kabar,
televisi, atau radio untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.

Dengan mempersiapkan diri dengan cara-cara di atas, Anda akan lebih siap untuk menerima
dan memproses informasi dari media sosial dengan cara yang kritis dan informasi.

8. Rehabilitasi dan pemulihan kecanduan media sosial


Rehabilitasi dan pemulihan dari kecanduan media sosial dapat melibatkan kombinasi
dukungan fisik, psikologis, dan sosial.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecanduan media sosial:

1.Kenali masalahnya : Langkah pertama adalah menyadari bahwa ada masalah dan
penggunaan media sosial mengganggu kehidupan sehari-hari.

2.Tetapkan tujuan : Tetapkan tujuan spesifik untuk mengurangi penggunaan media sosial,
seperti membatasi jumlah waktu yang dihabiskan di media sosial setiap hari.

3.Temukan aktivitas alternatif : Temukan aktivitas alternatif untuk menggantikan


penggunaan media sosial, seperti berolahraga, membaca, atau menghabiskan waktu
bersama teman dan keluarga.

4.Mencari dukungan : Carilah dukungan dari teman, keluarga, atau ahli kesehatan mental
untuk membantu mengatasi kecanduan media sosial

5.Istirahat : Beristirahat sejenak dari media sosial untuk jangka waktu tertentu untuk
membantu memutus siklus kecanduan.

- Rehabilitasi fisik mungkin melibatkan olahraga untuk meningkatkan kesehatan fisik.


Contohnya bersepeda.
- Rehabilitasi sosial mungkin melibatkan dukungan dari teman dan keluarga untuk
membantu individu berintegrasi kembali ke dalam masyarakat dan membangun
kembali hubungan.Contohnya : ikut kegiatan amal.

- Rehabilitasi psikologis mungkin melibatkan terapi untuk membantu individu


mengatasi efek emosional dari kecanduan. Contoh nya : konsultasi dengan tenaga ahli.
DAFTAR PUSTAKA

Liedfray. T., Fonny J. W., Jouke J L. (2022). Peran Media Sosial Dalam Mempererat Interaksi
Antar Keluarga Di Desa Esandom Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa
Tenggara. JURNAL ILMIAH S

Laguna shores. 2022. “ Kecanduan media sosial, pemulihan Laguna shores”.


https://lagunashoresrecovery-com.translate.goog/social-media-
addiction/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc. Diakses 5 Oktober
2023 pukul 18.16

Anda mungkin juga menyukai