Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 11

Nama Anggota Kelompok :

 Hendri Kusuma ( B.111.22.0269 )

 Zidna Ilma ( B.111.22.0257 )

 Raka Yanu Mahera ( B.111.22.0287 )

Bagaimana Brand Equity Good Day & Luwak White Coffe ?

Pengertian dari brand equity

brand equity merupakan sekumpulan nilai, manfaat, atau keunggulan yang dari merek. Jadi brand
equity adalah bagaimana konsumen mempersepsikan nilai suatu merek berdasarkan nilai, manfaat,
atau keunggulan dari merek atau produk yang dia ketahui.

Dengan kata lain, adalah hal yang membuat bisnis kita tampak menjual di mata konsumen. Dalam
konteks Indomie, Indomie bisa menjual bukan karena produk atau reputasi merek saja, melainkan
nilai, manfaat, atau keunggulan dari merek atau produknya. Konsumen membeli suatu produk
bukan karena fitur atau produk itu sendiri. Yang mereka beli adalah ‘persepsi’ dari produk itu
sendiri.

Pertanyaannya: apa yang membuat Good day lebih digemari dibanding kompetitornya? Hal
yang harus diperhatikan yaitu membahas faktor apa saja dari brand equity Good Day, kemudian
menyimpulkannya secara komprehensif.

Faktor-faktor dari brand equity :


Perlu diketahui sebelumnya bahwa brand equity tidak terbentuk dari satu dua faktor saja. Seperti
tadi sudah dikatakan, brand equity merupakan sekumpulan nilai, manfaat, dan kelebihan dari
merek atau produk. Itu artinya, brand equity terbentuk dari sejumlah faktor.
Teori populer mengatakan bahwa kurang lebih ada empat faktor brand equity, yakni brand
awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty.
Berikut penjelasan untuk masing-masing dan apa yang menjadi faktor-faktor darinya.
1. Brand awareness
Brand awareness menunjukkan tingkat kesadaran konsumen dalam
mengenali, mengetahui, dan bahkan mengidentifikasi merek.

Berkaca pada fenomena Good Day saat ini, maka brand awareness dari
Good Day adalah sebagai berikut:

 Konsumen mampu mengenali merek Good Day dengan baik,


bahkan sampai varian-variannya.
 Konsumen mampu mengingat satu atau lebih iklan Good Day
dengan baik.
 Konsumen cenderung mengingat merek atau produk sejenis sebagai Good Day.

2. Brand association
Sementara brand association ialah tolak ukur terkait sejauh mana kemampuan
konsumen dalam
mengingat merek, apakah itu dalam taraf positif atau negatif.
Adapun brand association dari adalah sebagai berikut:

 Konsumen mengingat Good day sebagai merek atau perusahaan


dengan kredibilitas tinggi
 Konsumen juga mengingat Good Day sebagai produk Kopi yang
dibuat dengan menggunakan teknologi bermutu tinggi.
 Cita rasa yang khas dan variatif juga membuat Good Day
diasosiasikan secara positif oleh konsumen mereka.
3. Perceived quality
Adalah persepsi kualitas terhadap
produk, perceived value itu.

Jadi bagaimana konsumen memandang mutu suatu produk, apakah baik


atau buruk. Mau bagaimanapun, ini akan berpengaruh terhadap tindakan
pembelian oleh konsumen.
Apa yang menjadi perceived quality dari Good Day ?
 Berkaitan dengan persepsi, orang-orang memandang Good Day
jauh lebih berkualitas dan enak ketimbang merek-merek lainnya.

4. Brand loyalty
Seperti namanya, brand loyalty menunjukkan sejauh mana konsumen setia
dengan produk atau bahkan merek itu sendiri.

Dalam konteks Good Day berarti:


 Konsumen tetap memilih untuk mengkonsumsi Good Day meskipun harganya naik dan lebih
tinggi dari produk sejenis lainnya.

Perbandingan dengan Luwak White Coffe


Pertanyaan berikutnya: bagaimana perbandingan Good Day dengan merek sejenis lainnya?
Apakah benar brand equity Good Day sedemikian rupa sehingga menjadikannya sebagai top of
mind di industry produk kopi kemasan?

Jawabannya: kita akan mengetahuinya dengan membandingkan brand equity Good Day dengan
brand equity Luwak White Coffe
Kenapa harus Good Day? Karena Good Day merupakan kompetitor terbesar kopi kemasan sachet
pada saat ini. Sehingga, komparasinya akan apple-to-apple jika dibandingkan dengan Good Day
alih-alih merek sejenis lainnya.

Dengan kehadiran Luwak White Coffe, pangsa pasar Good Day turun secara drastis, dari
semula 80 persen menjadi 60 persen

Berikut rangkumkan perbandingan brand equity Pantene dengan Luwak White Coffe. Dimulai dari
brand awareness terlebih dahulu.

Dari segi brand awareness


Meskipun keberadaan Luwak White Coffe benar mengancam kejayaan Good Day, Luwak White
Coffe sejauh ini masih memiliki brand awareness yang lebih besar ketimbang Good Day. Oleh
karena merek Good Day sudah dikenal lebih dulu daripada Luwak White Coffe. Sudah begitu,
menjadi top of mind di kategori produk kopi kemasan sachet.

Dari segi brand association


Seperti disebutkan sebelumnya, brand association menunjukkan seberapa positif atau negatif
konsumen dalam mengasosiasikan nama atau keberadaan merek terkait suatu hal. Dengan
demikian, merek Good Day memiliki brand association yang lebih besar daripada Luwak White
Coffe. Alasannya pun sama seperti tadi: karena Good Day sudah muncul dari dulu. Juga, selalu
konsisten menepati nilai jual nya yang bisa bersahabat dengan konsumen.

Dari segi perceived quality


Mengingat perceived quality mencerminkan persepsi konsumen terhadap kualitas produk, maka di
sini dapat dilihat mana dipandang lebih baik dari segi produknya. Dalam konteks ini, Good Day
sekali lagi mengungguli Luwak White Coffe. Bukan tanpa alasan kenapa Good Day bisa
mengungguli Luwak White Coffe sedemikian rupa. Paling utama, konsumen memandang Good
Day sebagai produk kopi kemasan sachet. Berikutnya, Good Day telah mendapat kepercayaan
lebih dulu ketimbang Luwak White Coffe.

Dari segi brand loyalty


Alasannya sama seperti sebelumnya: Good Day memang telah mendapat banyak kepercayaan
lebih dulu ketimbang Luwak White Coffe. Tambah lagi, Good Day juga sangat konsisten dalam
menepati janjinya kepada konsumen. (Walau bukan berarti Luwak White Coffe tidak memenuhi
janjinya secara konsisten. Hanya saja, ukuran peroduk Good Daylebih banyak ketimbang Luwak
White Coffe yang muncul belakangan).

Brand equity dari dettol


Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa brand equity Good Day adalah sebagai top of mind di
kategori produk kopi kemasan sachet. Oleh karena, menjadi top of mind, membantu Good Day
menguasai pangsa pasar dan terus memperkaya brand equity-nya secara positif. Itu berarti, mau
tidak mau kita harus berupaya menjadikan merek kita sebagai top of mind agar dapat membentuk
brand equity yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai