Disusun oleh:
XII MIPA 3
2.1 Larutan
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Larutan terdiri atas dua
komponen, komponen utama biasanya disebut pelarut, dan komponen minornya dinamakan zat
terlarut. Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium bagi zat terlarut, yang dapat berperan
serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena pengendapan atau
penguapan. Seperti yang telah di kemukakan di atas bahwa sifat koligatif larutan bergantung dari
banyaknya partikel partikel zat terlarut dalam suatu larutan. Atas dasar itulah sifat koligatif
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non
elektrolit. Zat tersebut pada larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada
larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion. Bila suatu zat terlarut
dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat larutan itu berbeda dari pelarut murni. Terdapat empat sifat
fisika yang penting, yang berubah secara perbandingan lurus dengan banyaknya partikel zat terlarut
yang terdapat, yaitu tekanan uap, titik beku, titik didih tekanan uap, titik beku, titik didih dan tekanan
osmotik. Suatu zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut cair akan menurunkan tekanan uap,
menurunkan titik beku, dan menaikkan titik didih. Semua itu hanya tergantung dari banyaknya mol
partikel dan jumlah dari pelarut yang ada. Sifat ini disebut disebut sebagai sebagai sifat koligatif
pelarut dan dapat digunakan digunakan untuk menentukan berat molekul dari zat terlarut. Suatu
ukuran konsentrasi yang menyatakan jumlah partikel zat terlarut yang terdapat dalam satu kg pelarut
disebut molal (m)
No Alat/Bahan Jumlah
4.3 Pembahasan
Suatu larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan titik beku air.
Untuk mempelajari hal ini lebih lanjut perlu dipahami tentang titik beku. Yang dimaksud dengan
titik beku adakah suhu pada saat fasa zat cair dan fasa padatnya berada bersama-sama (dalam
kesetimbangan).
Titik beku normal suatu zat cair yaitu titik beku pada tekanan 760 mmHg atau 1 atm. Misalnya
air murni membeku pada suhu tetap, yaitu 0 ˚C pada tekanan 1 atm. Penurunan titik beku sebanding
dengan besarnya konsentrasi zat terlarut makin besar maka besar maka penurunan titik beku juga
semakin besar. Jadi, dengan adanya zat terlarut dalam air maka titik beku air menjadi lebih kecil dari
0˚ C pada tekanan 1 atm.
Jika air murni dalam suatu wadah direndam dalam es batu dan air yang telah diberi garam air
murni tersebut akan membeku pada suhu tertentu (normalnya 0 C yang diukur pada tekanan 1 atm).
Sedangkan pada suhu yang sama, adonan es belum membeku secara sempurna atau bahkan belum
membeku. Adanya bahan-bahan atau zat terlarut yang ditambahkan dalam adonan es putar tersebut
menghalangi gerak molekul pelarut murni untuk membeku secara normal, sehingga titik beku larutan
turun (terjadi penurunan titik beku), akibatnya diperlukan suhu yang lebih rendah untuk
membekukannya.
Dengan demikian, jelaslah larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan
titik beku air. Selisih antara titik beku pelarut murni dengan titik beku larutan disebut penurunan titik
beku larutan yang dilambangkan dengan ΔTf.
ΔTf = Tºf – Tf
Keterangan:
ΔTf = penurunan titik beku
Tºf = titik beku larutan
Tf = titik beku pelarut
2. Penurunan titik beku masing - masing larutan untuk larutan sukrosa dengan molalitas 0,5
m adalah 1℃ dan molalitas 1 m adalah 2 ℃. Dan untuk larutan NaCl dengan molalitas
0,5 m adalah 2℃ dan molalitas 1 m adalah 3℃