Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Sifat Koligatif Larutan; Menentukan Penurunan Titik Beku Suatu


Larutan

Disusun oleh:

MUHAMMAD DAFFA FADILLAH

XII MIPA 3

SMA Negeri 2 Samarinda


Samarinda, Kalimantan Timur
Tahun 2023
DAFTAR IS
I
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................5
1.1 Latar Belakang.........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................6
2.1 Larutan.....................................................................................................6
2.1 Penurunan Titik Beku...............................................................................6
BAB 3. METODE PENELITIAN.......................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum..................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.........................................................................................7
3.3 Langkah kerja...........................................................................................7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................8
4.1 Hasil dan Pembahasan..............................................................................8
4.2 Analisis Data.................................................................................................8
4.3 Pembahasan...................................................................................................8
BAB 5. KESIMPULAN ...................................................................................10
5.1 Kesimpulan............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik
beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus
membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada
pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda. Titik beku suatu cairan akan berubah jika
tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain,
jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0ºC, tapi dengan adanya zat
terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak
akan sama dengan 0ºC lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0ºC, dan inilah yang dimaksud
sebagai “penurunan titik beku”. Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku
pelarut murni yang telah ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa
titik beku larutanya akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya. Titik beku adalah suhu pada
pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada padat. Pada tekanan 1
tekanan 1 atm, air membek atm, air membeku pada suhu 0°C k suhu 0°C karena pada arena pada
suhu itu suhu itu tekanan uap tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku
pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa fungsi garam pada es batu di dalam gelas kimia
2. Berapakah penurunan titk beku untuk masing-masing larutan
3. Bagaimana hubungan antara molalitas larutan dengan penurunan titik bekunya
4. Bagaimana penurunan titik beku untuk larutan NaCl dan glukosa pada molalitas yang sama

1.3 Tujuan Penelitian


2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan es dan garam terhadap proses pembekuan suatu m
terhadap proses pembekuan suatu larutan;
3. Untuk membandingkan titik beku aquades, air, glukosa dan garam
4. Mengukur titik beku Mengukur titik beku beberapa larutan dan beberapa larutan dan faktor-
faktor yang mempengaruh faktor- faktor yang mempengaruhinya
5. Menentukan penurunan titik Menentukan penurunan titik beku suatu beku suatu larutan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Larutan terdiri atas dua
komponen, komponen utama biasanya disebut pelarut, dan komponen minornya dinamakan zat
terlarut. Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium bagi zat terlarut, yang dapat berperan
serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena pengendapan atau
penguapan. Seperti yang telah di kemukakan di atas bahwa sifat koligatif larutan bergantung dari
banyaknya partikel partikel zat terlarut dalam suatu larutan. Atas dasar itulah sifat koligatif
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non
elektrolit. Zat tersebut pada larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada
larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion. Bila suatu zat terlarut
dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat larutan itu berbeda dari pelarut murni. Terdapat empat sifat
fisika yang penting, yang berubah secara perbandingan lurus dengan banyaknya partikel zat terlarut
yang terdapat, yaitu tekanan uap, titik beku, titik didih tekanan uap, titik beku, titik didih dan tekanan
osmotik. Suatu zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut cair akan menurunkan tekanan uap,
menurunkan titik beku, dan menaikkan titik didih. Semua itu hanya tergantung dari banyaknya mol
partikel dan jumlah dari pelarut yang ada. Sifat ini disebut disebut sebagai sebagai sifat koligatif
pelarut dan dapat digunakan digunakan untuk menentukan berat molekul dari zat terlarut. Suatu
ukuran konsentrasi yang menyatakan jumlah partikel zat terlarut yang terdapat dalam satu kg pelarut
disebut molal (m)

2.1 Penurunan Titik Beku


Penurunan titik beku analog dengan peningkatan tiitik didih. Pelarut dalam larutan berada dalam
kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut. Jika zat terlarut terlarut ditambahkan ke
dalam larutan, tekanan uap pelarut akan turun dan titik beku juga akan turun. Penurunan titik beku
berbanding lurus dengan perubahan tekanan uap. Untuk konsentrasi zat terlarut yang cukup rendah,
penurunan titik beku berkaitan dengan molalitas. Pengukurannya dapat digunakan untuk menentukan
massa molar zat yang tidak diketahui Pada larutan encer, nilai fraksi mol zat terlarut sangat kecil dan
jumlah pelarut sangat besar. Maka besar. Maka molalitas molalitas zat terlarut terlarut dapat
diabaikan diabaikan sehingga sehingga persamaan persamaan penurunan penurunan titik beku
dirumuskan:
∆Tf = m . K f
Keterangan :
ΔTf = penurunan penurunan titik beku
m = molalitas molalitas dari zat terlarut terlarut
K f = konstanta penurunan titik beku konstanta penurunan titik beku yang tergantung pada yang
tergantung pada jenis larutan larutan Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi
dengan penurunan penurunan titik bekunya. bekunya. Pengukuran Pengukuran penurunan
penurunan titik beku, seperti seperti halnya peningkatan peningkatan titik didih, dapat digunakan
untuk menentukan massa molar zat yang tidak diketahui
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum dilakukan pada Rabu, 2 Agustus 2023 di Laboratorium Kimia SMA Negeri 2
Samarinda, Jalan Kemakmuran No. 27, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang,
Kota Samarinda, 75117, Kalimantan Timur.

3.2 Alat dan Bahan

No Alat/Bahan Jumlah

1 Gelas kimia , 250 ml 1 buah


2 Silinder ukur, 25 ml 1 buah
3 Tabung reaksi, 150 mm x 16 mm 5 buah
4 Batang pengaduk 1 buah
5 Termometer; - 10 – 1100C 1 buah
6 Sikat tabung reaksi 1 buah
7 NaCl 20 gram
8 Urea 20 gram
9 Akuades Secukupnya
10 Es ( disiapkan oleh praktikan) Secukupnya

3.3 Langkah kerja


a. Siapkan gelas kimia 250 ml lalu isi dengan es batu yang sudah dihancurkan sampai
volumenya mencapai kira-kira ¾ tinggi gelas kimia. Taburi es batu tersebut dengan
garam.
b. Masukkan 5 ml air ke dalam tabung reaksi, lalu masukkan tabung reaksi tersebut ke
dalam gelas kimia yang telah terisi es. Atur posisi gabung agar terndam dalam es di gelas
kimia.
c. Aduk isi tabung reaksi dengan menaikturunkan batang pengaduk perlahan ( bukan diaduk
secara melingkar) hingga cairan dalam tabung membeku seluruhnya.
d. Keluarkan tabung reaksi dari dalam gelas kimia lalu biarkan sampai es dalam tabung
mencair sedikit demi sedikit.
e. Keluarkan batang pengaduk, lalu masukkan termometer, aduk kembali air dengan
menaikturunkan termometer (hati-hati, jangan sampai termometer terantuk lalu pecah),
kemudian baca suhunya (suhu akan menurun kemudian meningkat, ambilah suhu yang
paling rendah)
f. Ulangi langkah 1- 5 dengan menggunakan larutan sukrosa 0,5 m dan 1 m, dan larutan
NaCl 0,5 m dan 1 m.
BAB 4. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan

Larutan Sukrosa Larutan NaCl


No
Perubahan Perubahan
Molalitas Titik beku Molalitas Titik beku
titik beku titik beku
1 0,5 m 3 oC -3 oC 0,5 m 1 oC -1 oC
2 1m 5 oC -5 oC 1m -3 oC 3 o
C

4.2 Analisis Data

Penurunan Titik Beku Δ T f


No Larutan
. Praktikum Teoritis
Sukrosa 0,5 m Tf º-Tf = 0 – (-1) = 1 Kf.m = 1,86 . 0,5 = 0,93
1.
Sukrosa 1 m Tf º-Tf = 0 – (-2) = 2 Kf.m = 1,86 . 1 = 1,86
2.
NaCl 0,5 m Tf º-Tf = 0 – (-2) = 2 Kf.m = 1,86 . 0,5 = 0,93
3.
NaCl 1 m Tf º-Tf = 0 – (-3) = 3 Kf.m = 1,86 . 1 = 1,86
4.

4.3 Pembahasan
Suatu larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan titik beku air.
Untuk mempelajari hal ini lebih lanjut perlu dipahami tentang titik beku. Yang dimaksud dengan
titik beku adakah suhu pada saat fasa zat cair dan fasa padatnya berada bersama-sama (dalam
kesetimbangan).
Titik beku normal suatu zat cair yaitu titik beku pada tekanan 760 mmHg atau 1 atm. Misalnya
air murni membeku pada suhu tetap, yaitu 0 ˚C pada tekanan 1 atm. Penurunan titik beku sebanding
dengan besarnya konsentrasi zat terlarut makin besar maka besar maka penurunan titik beku juga
semakin besar. Jadi, dengan adanya zat terlarut dalam air maka titik beku air menjadi lebih kecil dari
0˚ C pada tekanan 1 atm.
Jika air murni dalam suatu wadah direndam dalam es batu dan air yang telah diberi garam air
murni tersebut akan membeku pada suhu tertentu (normalnya 0 C yang diukur pada tekanan 1 atm).
Sedangkan pada suhu yang sama, adonan es belum membeku secara sempurna atau bahkan belum
membeku. Adanya bahan-bahan atau zat terlarut yang ditambahkan dalam adonan es putar tersebut
menghalangi gerak molekul pelarut murni untuk membeku secara normal, sehingga titik beku larutan
turun (terjadi penurunan titik beku), akibatnya diperlukan suhu yang lebih rendah untuk
membekukannya.
Dengan demikian, jelaslah larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan
titik beku air. Selisih antara titik beku pelarut murni dengan titik beku larutan disebut penurunan titik
beku larutan yang dilambangkan dengan ΔTf.
ΔTf = Tºf – Tf
Keterangan:
ΔTf = penurunan titik beku
Tºf = titik beku larutan
Tf = titik beku pelarut

Lampiran Foto Hasil Praktikum


BAB 5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada penambahan garam dapur yang di masukkan ke dalam gelas kimia, penambahan
tersebut bertujuan untuk menurunkan titik bekunya. Karena titik bekunya semakin
rendah, maka akan membuat es batu mudah mencair, hal tersebut di karenakan
dibutuhkan suhu yang lebih rendah untuk mencapai titik beku es batu setelah di
tambahkan garam.

2. Penurunan titik beku masing - masing larutan untuk larutan sukrosa dengan molalitas 0,5
m adalah 1℃ dan molalitas 1 m adalah 2 ℃. Dan untuk larutan NaCl dengan molalitas
0,5 m adalah 2℃ dan molalitas 1 m adalah 3℃

3. Dengan rumus penurunan titk beku di dapatkan :


ΔTf = Kf x m ⇒ untuk larutan non elektrolit
ΔTf = Kf x m x i ⇒ untuk larutan elektrolit
Keterangan:
ΔTf = penurunan titik beku larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
m = molalitas larutan
i = faktor van't Hoff
Molalitas adalah konsentrasi larutan, yakni
m = [massa zat terlarut/Mr] x [1.000/massa pelarut]
Berdasarkan persamaan tersebut, penurunan titik beku berbanding lurus dengan
konsentrasi (molalitas). Apabila konsentrasi diperbesar, maka penurunan titik beku akan
semakin besar pula penurunan titik beku dari larutan tersebut dan mengakibatkan titik
beku larutan semakin rendah.
4. Karena NaCl merupakan elektrolit kuat yang akan terionisasi sempurna dalam air,
sehingga jumlah ionya akan lebih banyak daripada sukrosa (non elektrolit) yang tidak
dapat terionisasi.
Larutan sukrosa merupakan larutan non elektrolit berikatan kovalen yang tidak
terdisosiasi menjadi ion saat dilarutkan dalam air . Sedangakan larutan NaCl merupakan
larutan elektrolit kuat. NaCl dalam air akan terionisasi sempurna.
Derajat ionisasi akan mempengaruhi faktor van't Hoff. Semakin besar derajat ionisasi
semakin besar pula faktor van't hoff, maka akan semakin besar sifat koligatif larutanya.
Oleh karena itu, jumlah partikel ion NaCl lebih banyak daripada Sukrosa, sehingga titik
beku NaCl menjadi lebih rendah daripada larutan Sukrosa. Dan penurunana titik beku
larutanya juga semakin besar. Pada larutan elektrolit, yaitu larutan NaCl mempunyai titik
beku larutan lebih rendah daripada larutan non elektrolit (sukrosa) karena pada NaCl
dapat dionisasikan (terdiri atas 2 ion) sedangkan non elektrolit tidak dapat dionisasikan.
Begitu pula halnya dengan penurunan titik beku. Larutan elektrolit (NaCl) mempunyai
i=2 sehingga ΔTf = m x Kf x i sedangkan larutan non elektrolit (sukrosa) tidak
memiliki i sehingga ΔTf = m x Kf Jadi penurunan titik beku NaCl lebih besar daripada
Sukrosa.
Rumus ΔTf = m x Kf (larutan non elektrolit)
ΔTf = m x Kf x i (larutan elektrolit)
ΔTf = Tf pelarut – Tf larutan
i = 1 + (n-1)α
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael dan Sunardi. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII.2012.
Erlangga:Jakarta.
http://blogkaryasiswa.blogspot.co.uk/2015/09/laporan-praktikum-titik-didih-dan-
titik.html
http://notechaca.blogspot.co.uk/2013/09/laporan-praktikum-kimia-penentuan-
titik.html
http://fathur30rahman.blogspot.co.uk/2014/04/laporan-praktikum-kimia-penurunan-
titik.html
http://worldofanimeducation.blogspot.com/2012/10/laporan-penurunan-titik-
beku.html
http://dwikamartharina.blogspot.co.uk/2014/12/laporan-praktikum-kimia-titik-
beku.html
http://oofebyola.blogspot.co.uk/2014/05/laporan-praktikum-sifat-koligatif.html
https://www.academia.edu/24366527/Titik_beku
https://www.scribd.com/document/375215843/TITIK-BEKU-LARUTAN
Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT Citra Aditya Bhakti.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2 Edisi 3. Erlangga,
Jakarta
Sutresna, N. 2008. Kimia. Grafindo Media Pratama, Jakarta
SKyuuskmria,wSa.1ti9, 9T9..MKi,mdikakD. 1a9s9ar9.I.SIaTinBs,
KBiamndiau.nBgumi Aksara, Jakarta
Oxtoby, dkk .2001.Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Erlangga, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai