OLEH :
PENDAHULUAN
Produktivitas kerja seorang karyawan antara lain dipengaruhi oleh motivasi karyawan
itu sendiri. Perbedaan perilaku diantara anggota organisasi membuat manager harus
memahami motivasi yang dimiliki oleh masing-masing anggota organisasi, bagaimana
memotivasi mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas mereka.
Untuk itulah, pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Peningkatan
produktivitas melalui motivasi yang meliputi faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi
dan produktivitas, cara mengatasi penurunan motivasi, strategi meningkatkan produktivitas
dan lain sebagainya. Dan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para
pembaca bahwa betapa pentingnya arti motivasi dalam peningkatan produktivitas usaha
dalam sebuah usaha.
BAB II
1. MOTIVASI
A. Pengertian Motivasi
Menurut Manullang, motivasi kerja adalah suatu faktor yang mendorong karyawan
untuk melakukan tindakan tertentu. Proses timbulnya motivasi ialah dimana seseorang
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terpenuhi, menyebabkan orang akan
mencari jalan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kekurangannya.
Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati dan diukur secara langsung, tetapi dapat
disimpulkan dari perilaku yang tampak. Adapun menurut T.R. Mitchell seperti dikutip oleh
Kreiner dan Kinicki, motivasi adalah proses-proses psikologis yang meningkatkan dan
mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.
Jadi motivasi adalah suatu proses untuk memengaruhi atau mendorong seseorang agar
melakukan sesuatu yang diinginkan berdasarkan harapan sehingga sesuatu pekerjaan dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien.
B.Tujuan Motivasi
Dengan demikian berarti juga mampu memelihara dan meningkatkan moral, semangat
dan gairah kerja, karena dirasakan sebagai pekerjaan yang menantang. program dengan cara
ini suatu organisasi dapat mendorong berkembangnya motivasi berprestasi dalam suatu
perusahaan, yang akan memacu tumbuh dan berkembangnya persaingan sehat antara
individu/tim kerja dalam suatu perusahaan.
Tetapi dalam individu setiap manusia tidak semua karyawan termotivasi lewat
lingkungan kerjanya yang biasa disebut dengan motivasi eksternal, tetapi ada juga karyawan
yang termotivasi dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) tanpa ada motivasi khusus
yang dia dapatkan dalam lingkungan kerjanya.
C. Faktor-faktor Motivasi
D. Model Motivasi
-Model tradisional menurut Frederick Taylor, bahwa para manajer mendorong atau
memotivasi para pekerja agar lebih banyak berproduksi dengan cara memberikan imbalan
berupa upah atau gaji yang semakin meningkat.
-Model hubungan manusia Elton Mayo dan peneliti hubungan manusia lainnya bahwa
kontrak sosial atau hubungan kemanusiaan dengan karyawan.
-Model sumber daya manusia, bahwa pekerja termotivasi oleh banyak faktor, tidah hanya
uang atau keinginan untuk berprestasi dan mendapat pekerjaan yang berarti.
-Mengarahkan perilakunya kearah pencapaian tujuan atau prestasi, yang didukung dengan
kemampuan, keterampilan, dan pengalaman.
-Imbalan atau hukuman yang akan diterima, tergantung dari prestasi yang dilakukan.
F. Teori Motivasi
Terdapat banyak sekali teori motivasi, namun yang paling popular dan berpengaruh
besar dalam praktek pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi pada
umumnya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu teori kepuasan/content theory dan teori
proses/process theory.
Teori kepuasan fokus pada faktor-faktor dalam diri individu yang mendorong,
mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan perilakunya, sedangkan teori proses
menjelaskan dan menganalisis bagaimana perilaku didorong, diarahkan, dipertahankan, dan
dihentikan.
Teori motivasi klasik/ teori motivasi kebutuhan tunggal. Berpendapat bahwa manusia
mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik/ biologis nya, berbentuk uang/
barang dari hasil pekerjaannya.
Konsep dasar teori ini ialah orang akan bekerja dengan giat, apabila ia mendapat
imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Manager menentukan
bagaimana tugas dikerjakan dengan menggunakan sistem insentif untuk memotivasi para
pekerja
Teori motivasi yang sangat populer ialah teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh
Abraham Maslow. Teori Maslow berdasarkan pada tiga asumsi pokok yaitu :
-Kebutuhan/needs manusia tersusun dalam suatu hirarki dimulai dari hiraraki kebutuhan yang
paling bawah/dasar sampai ke hirarki kebutuhan yang kompleks/paling tinggi.
-Kebutuhan yang hirarki lebih tinggi berfungsi sebagai motivator jika kebutuhan yang hirarki
lebih rendah sudah terpuaskan secara minimal.
-Kebutuhan akan rasa cinta dan saling memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
c.Teori Hawthorn
Suatu hal yang sangat penting dan sangat berarti ditemukan bahwa untuk
meningkatkan prestasi kerja karyawan, perlu adanya faktor relations. Jadi karyawan
mendapat prhatian khusus secara peribadi terhadap dirinya dan juga kelompoknya, maka
produktivitasnya akan meningkat. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus pandai
mendekati dan memperhatikan pekerjaan yang sedang dikerjakan karyawan.
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lewin dan dilanjutkan oleh teori motivasi Vroom.
Teori ini mendasarkan pemikirannya pada dua asumsi:
-Manusia biasanya meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkan dari hasil karyanya,
oleh karena itu ia mempunyai urutan kesenangan (preference) diantara sekian banyak hasil
yang ia harapkan. Artinya ada sesuatu yang dia harapkan.
William G. Ouchi (1982) yakin bahwa produktivitas adalah masalah organisasi sosial,
dengan kata lain merupakan masalah memimpin organisasi. Produktivitas merupakan
masalah bekerja dengan koordinasi, dengan perasaan menyatu antara lembaga dan individu,
dan juga antar individu sendiri, untuk jangka panjang tidak terbatas.
Pelajaran pertama dari teori Z ini ialah produktivitas dan kepercayaan saling bergandengan.
-Tipe Z penuh dengan sistem informasi serba modern dan memiliki sistem pembukuan
mutakhir, tetapi sistem pengawasan yang tegas secara eksplisit tidak ada.
-Mengutamakan pengawasan atas kualitas melalui apa yang disebut QCC (Quality Control
Circle), Quality Control (QC) berasal dari Inggris dan dikembangkan di Amerika, kemudian
dikembangkan di Jepang tahun 1950.
Di negara Barat Quality Control dilakukan oleh tenaga ahli, sedangkan di Jepang dilakukan
oleh semua buruh, mulai dari pekerjaannya sendiri, seperti tukang sapu memperhatikan
pekerjaan menyapunya, apakah sudah bersih, sampai kepada tenaga ahli yang lebih tinggi.
G. Teknik Memotivasi
Pemenuhan kebutuhan merupakan dasar bagi perilaku kerja. Motivasi kerja akan
timbul apabila kebutuhan dipenuhi seperti dikemukakan oleh Maslow tentang hierarki
kebutuhan individu yaitu :
- Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, perumahan dan seksual. Kebutuhan
ini paling mendasar bagi manusia. Dalam bekerja, maka kebutuhan karyawan yang harus
dipenuhi adalah gaji / upah yang layak.
- Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman bahaya dan lingkungan
kerja. Dalam bekerja, karyawan memerlukan tunjangan kesehatan, asuransi dan dana pensiun.
-Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan diterima dalam kelompok dan saling mencintai. Dalam
hubungan ini, karyawan ingin diterima keberadaanya di tempat kerja, melakukan interaksi
kerja yang baik dan harmonis.
-Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. Dalam
hubungan ini, karyawan butuh penghargaan dan pengakuan serta tidak diperlakukan
sewenang-wenang.
-Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri dan potensi. Dalam
hubungan ini, karyawan perlu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi.
Teknik komunikasi persuasif adalah satu teknik memotivasi kerja yang dilakukan dengan
cara mempengaruhi dari luar diri. Rumus teknik komunikasi persuasif adalah “ADIDAS”
sebagai berikut :
Suatu hal yang perlu diperhatikan agar karyawan dan perusahaan tidak mengalami
kerugian akibat penutunan motivasi, maka kita perlu mengatasi masalah tersebut dan
mencegah dengan berupaya mengantisipasi kondisi yang terjadi.
1) Pendekatan Kuratif
Pendekatan kuratif atau mengatasi adalah melihat apakah masalah yang menimbulkan
pengaruh pada motivasi penting atau tidak dalam pekerjaan. Apabila masalahnya tidak terlalu
penting maka kita tidak perlu merasa putus asa. Tetapi bila ternyata masalah itu penting
dalam pekerjaan, maka bicara secara terbuka dan langsung dengan pihak yang berwenang
untuk mendapatkan kesamaan persepsi sehingga jalan keluarnya dapat ditemukan, misalnya
atasan atau konselor. Bila pihak yang berwenang tidak dapat ditemui secara langsung,
hubungi melalui surat atau telepon.
2) Pendekatan Antisipatif
2. PRODUKTIVITAS KERJA
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja sangat
tergantung pada satuan masukan yang diberikan oleh tenaga kerja dan satuan keluaran yang
dihasilkan oleh tenaga kerja tersebut. Satuan masukan dan satuan keluaran pada produktivitas
tenaga kerja hanya tenaga kerja itu sendiri dan hasilnya. Seorang tenaga kerja yang produktif
adalah tenaga kerja yg cekatan dan menghasilkan barang dan jasa sesuai mutu yang
ditetapkan dengan waktu yang lebih singkat, atau bila tenaga kerja tersebut mampu
menghasilkan produk (output) yang lebih berdasar dari tenaga kerja yang lain dalam waktu
yang lama.
· Sarana pendukung
· Supra sarana
C. Manfaat produktivitas
· Perbaikan keadaan kerja dan mutu hidup termasuk jam kerja yang diperpendek
Motivasi adalah penggerak, semakin besar motivasi yang dimiliki akan semakin besar
tindakannya. Produktivitas jelas akan meningkat. Namun, yang perlu diperhatikan adalah
motivasi tidak cukup dengan gaji. Gaji memang memberikan kontribusi terhadap motivasi
karyawan, namun gaji baru sebagai motivasi dasar. Untuk meningkatkan produktivitas
diperlukan motivasi lebih selain gaji yang biasa mereka terima. Motivasi juga tidak selalu
dengan uang. Perusahaan harus lebih kreatif dalam memberikan motivasi bagi karyawannya.
Kadang, hal yang sederhana dan gratis bisa meningkatkan motivasi karyawan.
Jika motivasi ibarat bensin yang menggerakan mesin, maka lingkungan kondusif
menjadi pelumasnya. Kecukupan bensin tidak akan memadai jika pelumas pada mesin
tersebut kurang. Malah, jika dipaksakan akan merusak mesin. Begitu juga dengan perusahaan
dan organisasi Anda. Meski perusahaan memberikan dorongan motivasi yang tinggi, jika
kondisi atau lingkungan tidak kondusif, maka motivasi tidak begitu bermanfaat. Disini peran
kepemimpinan terutama top leader dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
berkerja. Karyawan merasa nyaman dan optimis dalam bekerja. Kadang ada perusahaan yang
menerapkan kondisi yang tidak kondusif, maksudnya meningkatkan motivasi berdasarkan
persaingan, tetapi malah menjadikan banyak friksi diantara karyawan yang akan mengurangi
produktivitas.
Penghargaan dan hukuman tetap menjadi metode cukup efektif dalam meningkatkan
produktivitas, namun ada hal yang perlu diperhatikan dalam penerapannya. Jangan
sampai reward and punishment malah menciptakan linkungan yang tidak kondusif. Justru ini
malah kontradiktif dengan tujuannya.
Salah satu kelemahan reward and punishment adalah mindset kebanyakan orang lebih
takut menerima hukuman dibandingkan motivasi untuk mengejar reward. Ketakutan ini
memiliki potensi untuk menjadi friksi diantara karyawan. Inilah yang memungkinkan kondisi
yang tidak kondusif bisa terjadi. Untuk itu penerapan konsep reward and punishment harus
diiringi dengan peningkatan mental juara bagi karyawannya. Mental juara adalah sebuah
kondisi mental dimana seseorang ingin memberikan yang terbaik dengan sportif (menerima
kekalahan dan konsekuensinya).
E. Pengukuran Produktivitas
· Perbandingan antara pelaksanaan satu unit (perorangan, tugas, seksi, dan proses)
dengan lainnya yang menunjukkan pencapaian relatif; dan
· Perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan target yang sudah ditetapkan, dan ini
yang dianggap terbaik sebagai fokus perhatian produktivitas kerja.
KESIMPULAN
Motivasi adalah suatu proses untuk mempengaruhi atau mendorong seseorang agar
melakukan sesuatu yang diinginkan berdasarkan harapan sehingga sesuatu pekerjaan dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien.
Tujuan dalam memberikan motivasi kerja terhadap karyawan adalah agar karyawan
dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Adapun faktor-faktor yang
menimbulkan motivasi kerja, antara lain dorongan material (uang dan barang) dan
kesempatan untuk mendapatkan kehormatan (misalnya upah, imbalan dan kuasa perorangan).