Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS USAHA MELALUI MOTIVASI DAN INOVASI

OLEH :

1 . SABELA NURHOLIZA ( 1930202281 )

2 . INDAH RAHMA SOLIHA ( 1930202277 )

3 . RUDI KURNIAWAN ( 1930202293 )

DOSEN PEMBIMBING : AGUS SRIMUDDIN, M.I.Kom

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

Karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi memiliki karakteristik dan


latarbelakang yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap karyawan memiliki kabutuhan dan
keinginan yang berbeda-beda, sehingga kebutuhan dan keinginan ini dapat memotivasi
anggota organisasi untuk melakukan perilaku tertentu. Perbedaan masing-masing individu
tersebut juga mengakibatkan perbedaan prestasi/produktivitas kerja mereka.

Produktivitas kerja seorang karyawan antara lain dipengaruhi oleh motivasi karyawan
itu sendiri. Perbedaan perilaku diantara anggota organisasi membuat manager harus
memahami motivasi yang dimiliki oleh masing-masing anggota organisasi, bagaimana
memotivasi mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas mereka.

Untuk itulah, pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Peningkatan
produktivitas melalui motivasi yang meliputi faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi
dan produktivitas, cara mengatasi penurunan motivasi, strategi meningkatkan produktivitas
dan lain sebagainya. Dan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para
pembaca bahwa betapa pentingnya arti motivasi dalam peningkatan produktivitas usaha
dalam sebuah usaha.
BAB II

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA MELALUI MOTIVASI


KEWIRAUSAHAAN

1. MOTIVASI

A. Pengertian Motivasi

Menurut Manullang, motivasi kerja adalah suatu faktor yang mendorong karyawan
untuk melakukan tindakan tertentu. Proses timbulnya motivasi ialah dimana seseorang
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terpenuhi, menyebabkan orang akan
mencari jalan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kekurangannya.

Menurut As’ad motivasi adalah keinginan seseorang yang mendorong untuk


beraktivitas karena berharap akan membawa pada keadaan yang lebih memuaskan daripada
keadaan sekarang. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja keras demi
tercapainya tujuan yang diinginkan serta menggunakan keahlian dan kemampuan yang
dimiliki untuk mencapainya.

Motivasi kerja merupakan pemberian gaya penggerak yang menciptakan kegairahan


seseorang bekerja agar efektif dan terintegerasi dengan segala upaya untuk mencapai
kepuasan. Motivasi dapat memengaruhi dalam melakukan sesuatu yang diinginkan atau
melaksanakan tugas sesuai aturannya.

Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati dan diukur secara langsung, tetapi dapat
disimpulkan dari perilaku yang tampak. Adapun menurut T.R. Mitchell seperti dikutip oleh
Kreiner dan Kinicki, motivasi adalah proses-proses psikologis yang meningkatkan dan
mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.

Jadi motivasi adalah suatu proses untuk memengaruhi atau mendorong seseorang agar
melakukan sesuatu yang diinginkan berdasarkan harapan sehingga sesuatu pekerjaan dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien.

B.Tujuan Motivasi

Didalam perusahaan motivasi berperan sangat penting dalam meningkatkan kinerja


karyawan. Tujuan dalam memberikan motivasi kerja terhadap karyawan adalah agar
karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.

Dengan demikian berarti juga mampu memelihara dan meningkatkan moral, semangat
dan gairah kerja, karena dirasakan sebagai pekerjaan yang menantang. program dengan cara
ini suatu organisasi dapat mendorong berkembangnya motivasi berprestasi dalam suatu
perusahaan, yang akan memacu tumbuh dan berkembangnya persaingan sehat antara
individu/tim kerja dalam suatu perusahaan.

Tetapi dalam individu setiap manusia tidak semua karyawan termotivasi lewat
lingkungan kerjanya yang biasa disebut dengan motivasi eksternal, tetapi ada juga karyawan
yang termotivasi dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) tanpa ada motivasi khusus
yang dia dapatkan dalam lingkungan kerjanya.

C. Faktor-faktor Motivasi

Adapun faktor-faktor yang menimbulkan motivasi kerja, antara lain :

-Dorongan material (uang dan barang)

-Kesempatan untuk mendapatkan kehormatan (misalnya upah, imbalan dan kuasa


perorangan)

- Syarat-syarat pekerjaan yang diinginkan

-Kebanggaan akan pekerjaan (baik untuk keluarga ataupun oranglain)

- Kesenangan individu dalam hubungan sosial dan organisasi.

D. Model Motivasi

Model motivasi dibagi menjadi tiga, yaitu:

-Model tradisional menurut Frederick Taylor, bahwa para manajer mendorong atau
memotivasi para pekerja agar lebih banyak berproduksi dengan cara memberikan imbalan
berupa upah atau gaji yang semakin meningkat.

-Model hubungan manusia Elton Mayo dan peneliti hubungan manusia lainnya bahwa
kontrak sosial atau hubungan kemanusiaan dengan karyawan.

-Model sumber daya manusia, bahwa pekerja termotivasi oleh banyak faktor, tidah hanya
uang atau keinginan untuk berprestasi dan mendapat pekerjaan yang berarti.

E. Proses Timbulnya Motivasi

Adapun tahap-tahap proses timbulnya motivasi seseorang adalah :

- Adanya suatu kebutuhan yang belum terpenuhi.

-Mencari dan memilih cara-cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

-Mengarahkan perilakunya kearah pencapaian tujuan atau prestasi, yang didukung dengan
kemampuan, keterampilan, dan pengalaman.

-Menilai prestasi tentang keberhasilan didalam pencapaian tujuan.

-Imbalan atau hukuman yang akan diterima, tergantung dari prestasi yang dilakukan.

F. Teori Motivasi
Terdapat banyak sekali teori motivasi, namun yang paling popular dan berpengaruh
besar dalam praktek pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi pada
umumnya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu teori kepuasan/content theory dan teori
proses/process theory.

Teori kepuasan fokus pada faktor-faktor dalam diri individu yang mendorong,
mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan perilakunya, sedangkan teori proses
menjelaskan dan menganalisis bagaimana perilaku didorong, diarahkan, dipertahankan, dan
dihentikan.

1) Teori Kepuasan (Content Theory)

a.FW. Taylor (Teori Motivasi Klasik)

Teori motivasi klasik/ teori motivasi kebutuhan tunggal. Berpendapat bahwa manusia
mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik/ biologis nya, berbentuk uang/
barang dari hasil pekerjaannya.

Konsep dasar teori ini ialah orang akan bekerja dengan giat, apabila ia mendapat
imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Manager menentukan
bagaimana tugas dikerjakan dengan menggunakan sistem insentif untuk memotivasi para
pekerja

b. A.H. Maslow (Teori Motivasi Hirarki Kebutuhan)

Teori motivasi yang sangat populer ialah teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh
Abraham Maslow. Teori Maslow berdasarkan pada tiga asumsi pokok yaitu :

-Kebutuhan/needs manusia tersusun dalam suatu hirarki dimulai dari hiraraki kebutuhan yang
paling bawah/dasar sampai ke hirarki kebutuhan yang kompleks/paling tinggi.

-Keinginan untuk memenuhi kebutuhan/needs dapat mempengaruhi perilaku seseorang,


kebutuhan yang belum terpuaskan akan menggerakkan perilakunya. Kebutuhan yang sudah
terpuaskan tidak dapat berfungsi sebagai motivator.

-Kebutuhan yang hirarki lebih tinggi berfungsi sebagai motivator jika kebutuhan yang hirarki
lebih rendah sudah terpuaskan secara minimal.

Selain itu, kategori kebutuhan manusia menurut Maslow, yaitu:

- Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, haus dan sebagainya)

-Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindungi dari bahaya)

-Kebutuhan akan rasa cinta dan saling memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)

-Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetisi dan mendapatkan dukungan serta


pengakuan)
-Kebutuhan aktualisasi diri (menyadari potensi, mendapatkan kepuasan diri).

c.Teori Hawthorn

Suatu hal yang sangat penting dan sangat berarti ditemukan bahwa untuk
meningkatkan prestasi kerja karyawan, perlu adanya faktor relations. Jadi karyawan
mendapat prhatian khusus secara peribadi terhadap dirinya dan juga kelompoknya, maka
produktivitasnya akan meningkat. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus pandai
mendekati dan memperhatikan pekerjaan yang sedang dikerjakan karyawan.

2)Teori Proses (Process Theory)

a.Teori Ekspektasi/ Harapan (Lewin Dan Vroom)

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lewin dan dilanjutkan oleh teori motivasi Vroom.
Teori ini mendasarkan pemikirannya pada dua asumsi:

-Manusia biasanya meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkan dari hasil karyanya,
oleh karena itu ia mempunyai urutan kesenangan (preference) diantara sekian banyak hasil
yang ia harapkan. Artinya ada sesuatu yang dia harapkan.

-Selain mempertimbangkan hasil yang dicapai, juga mempertimbangkan keyakinan orang


tersebut bahwa yang dikerjakannya itu akan memberikan sumbangan terhadap tercapainya
tujuan yang diharapkan.

b.Teori Z dari William G.Ouchi

William G. Ouchi (1982) yakin bahwa produktivitas adalah masalah organisasi sosial,
dengan kata lain merupakan masalah memimpin organisasi. Produktivitas merupakan
masalah bekerja dengan koordinasi, dengan perasaan menyatu antara lembaga dan individu,
dan juga antar individu sendiri, untuk jangka panjang tidak terbatas.

Pelajaran pertama dari teori Z ini ialah produktivitas dan kepercayaan saling bergandengan.

Karakteristik organisasi tipe Z :

-Mengharapkan pekerja akan bekerja untuk seumur hidup di perusahaan tersebut.

-Bekerja dengan penuh rasa intim, seperti sebuah "clan" (paguyuban).

-Tipe Z penuh dengan sistem informasi serba modern dan memiliki sistem pembukuan
mutakhir, tetapi sistem pengawasan yang tegas secara eksplisit tidak ada.

-Keputusan diambil secara kolektif.

-Mengutamakan pengawasan atas kualitas melalui apa yang disebut QCC (Quality Control
Circle), Quality Control (QC) berasal dari Inggris dan dikembangkan di Amerika, kemudian
dikembangkan di Jepang tahun 1950.
Di negara Barat Quality Control dilakukan oleh tenaga ahli, sedangkan di Jepang dilakukan
oleh semua buruh, mulai dari pekerjaannya sendiri, seperti tukang sapu memperhatikan
pekerjaan menyapunya, apakah sudah bersih, sampai kepada tenaga ahli yang lebih tinggi.

G. Teknik Memotivasi

Beberapa teknik untuk memotivasi kerja sebagai berikut :

1) Teknik Pemenuhan Kebutuhan

Pemenuhan kebutuhan merupakan dasar bagi perilaku kerja. Motivasi kerja akan
timbul apabila kebutuhan dipenuhi seperti dikemukakan oleh Maslow tentang hierarki
kebutuhan individu yaitu :

- Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, perumahan dan seksual. Kebutuhan
ini paling mendasar bagi manusia. Dalam bekerja, maka kebutuhan karyawan yang harus
dipenuhi adalah gaji / upah yang layak.

- Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman bahaya dan lingkungan
kerja. Dalam bekerja, karyawan memerlukan tunjangan kesehatan, asuransi dan dana pensiun.

-Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan diterima dalam kelompok dan saling mencintai. Dalam
hubungan ini, karyawan ingin diterima keberadaanya di tempat kerja, melakukan interaksi
kerja yang baik dan harmonis.

-Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. Dalam
hubungan ini, karyawan butuh penghargaan dan pengakuan serta tidak diperlakukan
sewenang-wenang.

-Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri dan potensi. Dalam
hubungan ini, karyawan perlu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi.

2) Teknik Komunikasi Persuasif

Teknik komunikasi persuasif adalah satu teknik memotivasi kerja yang dilakukan dengan
cara mempengaruhi dari luar diri. Rumus teknik komunikasi persuasif adalah “ADIDAS”
sebagai berikut :

A = ttention, yaitu perhatian yang penuh

D = esire, yaitu hasrat dan keinginan yang membara

I = interest, yaitu minat dan kepentingan

D = esicion, yaitu keputusan yang tepat

A = ction, yaitu tindakan nyata

S = atisfaction, yaitu kepuasan atas hasil yang dicapai


Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi berprestasi dengan tingkat kinerja. Artinya, para karyawan yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi akan cenderung memiliki tingkat kinerja yang tinggi.
Sebaliknya, mereka yang motivasi berprestasinya rendah kemungkinan akan memperoleh
kinerja yang rendah.

H. Cara Mengatasi Penurunan Motivasi

Suatu hal yang perlu diperhatikan agar karyawan dan perusahaan tidak mengalami
kerugian akibat penutunan motivasi, maka kita perlu mengatasi masalah tersebut dan
mencegah dengan berupaya mengantisipasi kondisi yang terjadi.

Beberapa pendekatan untuk mengatasi atau mengurangi kekurangan semangat dan


motivasi dalam melaksanakan pekerjaan adalah dengan pendekatan kuratif dan pendekatan
antisipatif.

1) Pendekatan Kuratif

Pendekatan kuratif atau mengatasi adalah melihat apakah masalah yang menimbulkan
pengaruh pada motivasi penting atau tidak dalam pekerjaan. Apabila masalahnya tidak terlalu
penting maka kita tidak perlu merasa putus asa. Tetapi bila ternyata masalah itu penting
dalam pekerjaan, maka bicara secara terbuka dan langsung dengan pihak yang berwenang
untuk mendapatkan kesamaan persepsi sehingga jalan keluarnya dapat ditemukan, misalnya
atasan atau konselor. Bila pihak yang berwenang tidak dapat ditemui secara langsung,
hubungi melalui surat atau telepon.

2) Pendekatan Antisipatif

Karyawan sebaiknya bekerja dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan ketentuan


yang telah ditetapkan. Selanjutnya berusaha menenangkan hati sewaktu bekerja dan jangan
terganggu dengan perasaan gelisah. Bila merasa gelisah karena hal-hal yang tidak berkaitan
dengan pekerjaan, maka sebaiknya menenagkan diri di luar ruang kerja dengan cara yang
diyakini berhasil, misalnya dengan berdoa atau yoga. Karyawan disarankan bersikap dan
berpikir positif terhadap pekerjaan.

2. PRODUKTIVITAS KERJA

A. Pengertian Produktivitas Kerja

Menurut pendapat Ravianto, produktivitas mengandung sebuah pengertian


perbandingan antara hasil yang diacapai dan peran serta tanpa tenaga kerja persatuan waktu.
Menurut Suprihanto, produktivitas diartikan sebagai kemampuan seperangkat sumber-sumber
ekonomi untuk mengahsilkan sesuatu atau diartikan juga sebagai perbandingan antara
pengorbanan (input) dengan penghasilan (output).

Menurut Simanjuntak, produktivitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja


dan teknis operasional. Secara filosofis, produktivitas mengandung pengrtian pandangan
hidup dan sikap mental yg selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan
hari ini lebih baik dari hari kemarin dan mutu kehidupan lebih baik dari hari ini.

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja sangat
tergantung pada satuan masukan yang diberikan oleh tenaga kerja dan satuan keluaran yang
dihasilkan oleh tenaga kerja tersebut. Satuan masukan dan satuan keluaran pada produktivitas
tenaga kerja hanya tenaga kerja itu sendiri dan hasilnya. Seorang tenaga kerja yang produktif
adalah tenaga kerja yg cekatan dan menghasilkan barang dan jasa sesuai mutu yang
ditetapkan dengan waktu yang lebih singkat, atau bila tenaga kerja tersebut mampu
menghasilkan produk (output) yang lebih berdasar dari tenaga kerja yang lain dalam waktu
yang lama.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dapat digolongkan pada


beberapa kelompok, yaitu:

· Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan

· Sarana pendukung

· Supra sarana

C. Manfaat produktivitas

a) Manfaat Mikro, yaitu:

· Penurunan ongkos-ongkos per unit

· Peningkatan kontribusi pajak dan pemerintah

· Penghematan sumber-sumber daya masukan

· Menunjang hubungan kerja yang lebih baik

· Peningkatan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan

· Peningkatan daya bayar dan motivasi

b) Manfaat Makro, yaitu:

· Membuka kesempatan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat melalui penghasilan


dan penurunan harga-harga dan jasa di pasar

· Penghematan sumber daya alam

· Perbaikan keadaan kerja dan mutu hidup termasuk jam kerja yang diperpendek

D. Strategi Meningkatkan Produktivitas


Jika Anda seorang pemilik bisnis atau seorang leader, tentu saja produktivitas
karyawan akan sangat berarti bagi Anda. Produktivitas karyawan bagi perusahaan akan
sangat berkontribusi kepada produktivitas perusahaan dan tentunya kenaikan profit
perusahaan. Sementara, bagi seorang leader, produktivitas karyawan yang dipimpinnya akan
meningkatkan prestasi bagian atau department yang dia pimpin.

Meningkatkan produktivitas karyawan tidak cukup dengan terus-menerus mendorong


mereka bekerja keras. Ada sebuah set strategi yang perlu diterapkan. Menuntut karyawan
untuk bekerja keras bukan solusi yang baik, bahkan bisa menjadi bumerang bagi perusahaan
atau leader. Berikut ada beberapa strategi yang bisa diterapkan dalam perusahaan atau
organisasi untuk meningkatkan produktivitas karyawan :

1) Meningkatkan dan Penyegaran Motivasi

Motivasi adalah penggerak, semakin besar motivasi yang dimiliki akan semakin besar
tindakannya. Produktivitas jelas akan meningkat. Namun, yang perlu diperhatikan adalah
motivasi tidak cukup dengan gaji. Gaji memang memberikan kontribusi terhadap motivasi
karyawan, namun gaji baru sebagai motivasi dasar. Untuk meningkatkan produktivitas
diperlukan motivasi lebih selain gaji yang biasa mereka terima. Motivasi juga tidak selalu
dengan uang. Perusahaan harus lebih kreatif dalam memberikan motivasi bagi karyawannya.
Kadang, hal yang sederhana dan gratis bisa meningkatkan motivasi karyawan.

2) Lingkungan Kerja Yang Kondusif Juga Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Jika motivasi ibarat bensin yang menggerakan mesin, maka lingkungan kondusif
menjadi pelumasnya. Kecukupan bensin tidak akan memadai jika pelumas pada mesin
tersebut kurang. Malah, jika dipaksakan akan merusak mesin. Begitu juga dengan perusahaan
dan organisasi Anda. Meski perusahaan memberikan dorongan motivasi yang tinggi, jika
kondisi atau lingkungan tidak kondusif, maka motivasi tidak begitu bermanfaat. Disini peran
kepemimpinan terutama top leader dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
berkerja. Karyawan merasa nyaman dan optimis dalam bekerja. Kadang ada perusahaan yang
menerapkan kondisi yang tidak kondusif, maksudnya meningkatkan motivasi berdasarkan
persaingan, tetapi malah menjadikan banyak friksi diantara karyawan yang akan mengurangi
produktivitas.

3) Integrasi Manajemen Waktu Dengan Sistem Perusahaan

Manajemen waktu mungkin akan memberikan kontribusi pada produktivitas


karyawan. Namun tidak cukup hanya dengan memaksakan karyawan untuk mengelola
waktunya. Manajemen waktu harus terintegrasi dengan sistem pada perusahaan Anda.
Bahkan, sistem perlu didesain sedemikian rupa agar karyawan dalam bekerja dengan
manajemen waktu yang tepat sehingga produktivitasnya akan tinggi. Sistem harus
menjadikan aktivitas karyawan lebih efektif dan produktif. Tentu saja pemahaman
manajemen waktu bagi karyawan sangat penting. Diperlukan program pelatihan agar
karyawan bekerja dengan menggunakan manajemen waktu dengan benar.
Namun, jika sistem yang ada diperusahaan tersebut tidak sejalan atau bahkan malah
menghambat produktivitas, maka produktivitas tidak akan banyak meningkat.

4) Reward and Punishment Serta Mental Juara

Penghargaan dan hukuman tetap menjadi metode cukup efektif dalam meningkatkan
produktivitas, namun ada hal yang perlu diperhatikan dalam penerapannya. Jangan
sampai reward and punishment malah menciptakan linkungan yang tidak kondusif. Justru ini
malah kontradiktif dengan tujuannya.

Salah satu kelemahan reward and punishment adalah mindset kebanyakan orang lebih
takut menerima hukuman dibandingkan motivasi untuk mengejar reward. Ketakutan ini
memiliki potensi untuk menjadi friksi diantara karyawan. Inilah yang memungkinkan kondisi
yang tidak kondusif bisa terjadi. Untuk itu penerapan konsep reward and punishment harus
diiringi dengan peningkatan mental juara bagi karyawannya. Mental juara adalah sebuah
kondisi mental dimana seseorang ingin memberikan yang terbaik dengan sportif (menerima
kekalahan dan konsekuensinya).

E. Pengukuran Produktivitas

Dapat dilakukan dengan tiga jenis pendekatan menurut Sinungan ialah :

· Perbandingan antara pelaksanaan kerja sekarang dengan pelaksanaan historis yang


tidak menunjukkan apakah pelaksanaan kerja sekarang memuaskan, tetapi hanya menjelaskan
meningkat atau berkurang tingkatannya;

· Perbandingan antara pelaksanaan satu unit (perorangan, tugas, seksi, dan proses)
dengan lainnya yang menunjukkan pencapaian relatif; dan

· Perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan target yang sudah ditetapkan, dan ini
yang dianggap terbaik sebagai fokus perhatian produktivitas kerja.

Produktivitas merupakan keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu


pekerjaan, menurut ukuran yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan. Pengertian
produktivitas berkaitan dengan sesuatu yang dihasilkan seseorang dari perilaku kerjanya.

Untuk meningkatkan produktivitas, dibutuhkan motivasi sebaik mungkin untuk


mencapai tujuan organisasi serta meningkatkan mutu kehidupan. Sebab motivasi adalah suatu
proses untuk mempengaruhi atau mendorong seseorang agar melakukan sesuatu yang
diinginkan sesuai harapan, sehingga suatu pekerjaan dapat terselesaikan secara efektif dan
efisien. Dengan motivasi, seorang karyawan akan memiliki semangat yang tinggi dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Tanpa motivasi, seorang karyawan tidak
dapat memenuhi tugasnya sesuai standar atau bahkan melampaui standar karena apa yang
menjadi motif dan motivasinya dalam bekerja tidak terpenuhi. Sekalipun seorang karyawan
memiliki kemampuan operasional yang baik bila tidak memiliki motivasi dalam bekerja, hasil
akhir dari pekerjaannya tidak akan memuaskan. Untuk itulah, motivasi sangat dibutuhkan dan
sangat berpengaruh. Karena produktivitas seorang karyawan tergantung pada motivasi
karyawan tersebut terhadap pekerjaan yang harus diselesaikannya. Semakin tinggi motivasi
seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan, maka semakin tinggi pula produktivitasnya.
BAB III

KESIMPULAN

Motivasi adalah suatu proses untuk mempengaruhi atau mendorong seseorang agar
melakukan sesuatu yang diinginkan berdasarkan harapan sehingga sesuatu pekerjaan dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien.

Tujuan dalam memberikan motivasi kerja terhadap karyawan adalah agar karyawan
dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Adapun faktor-faktor yang
menimbulkan motivasi kerja, antara lain dorongan material (uang dan barang) dan
kesempatan untuk mendapatkan kehormatan (misalnya upah, imbalan dan kuasa perorangan).

Produktivitas diartikan sebagai kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi


untuk mengahsilkan sesuatu atau diartikan juga sebagai perbandingan antara
pengorbanan (input) dengan penghasilan (output). Faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja yaitu yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan, sarana
pendukung dan supra sarana

Untuk meningkatkan produktivitas, dibutuhkan motivasi sebaik mungkin untuk


mencapai tujuan organisasi serta meningkatkan mutu kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai