UAS. Laporan Mikro Konseling
UAS. Laporan Mikro Konseling
MIKRO KONSELING
Disusun oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL
ELA ADELIA
2003402021015
Laporan ini disusun untuk memenuhi penyelesaian tugas Ujian Akhir Semester
(UAS) mata kuliah Mikro Konseling
Dosen Pengampu
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan laporan mikro
konseling. Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari Bapak Fakhruddin
Mutakin, M.Pd selaku dosen mata kuliah Mikro Konseling. Laporan observasi ini membahas
tentang Laporan hasil dari proses konseling . Program Bimbingan dan Konseling merupakan
suatu perangkat penting dalam dunia pendidikan. Namun apakah kenyataannya dilapangan
akan sama dengan di dalam teori? Penulis akan memaparkan mengenai hasil observasi yang
telah kami lakukan.
Dalam penulisan laporan ini penulis mengalami banyak hambatan. Namun berkat dari
berbagai pihak, akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Untuk itu sudah sepantasnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung. Laporan hasil
konseling ini mungkin saja masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan tangan
terbuka menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan laporan observasi yang kami susun ini dimasa yang akan datang. Semoga
laporan ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca.
III
DAFTAR ISI
A. Pendalaman Kasus
a) Identitas Konseli
Arin adalah seorang remaja yang berusia 20 tahun yang saat ini mengalami
kecemasan masa depan yang berkaitan dengan pilihan jurusannya di perguruan tinggi
IV
yang tidak sejalan dengan orang tua nya. Sebagai lulusan SMA, dia merasa bahwa apa
yang ia jalani saat ini tidak berjalan sesuai rencana dan harapan yang dia miliki. Arin
Tidak mendapat dukungan dari orang tuanya dikarenakan ketika Arin memutuskan
untuk memilih jurusan hukum, orang tuanya sangat tidak setuju dengan keputusannya.
Alasan orang tuanya tidak mengijinkan arin meneruskan perguruan tinggi dengan
mengambil jurusan hukum dikarenakan letak universitas yang akan di tuju terlalu jauh
dari tempat tinggal orang tuanya.
Arin merasa alasan kedua orang tuanya tidak terlalu benar. Padahal, niatnya
sekalian ingin berkuliah di luar kota adalah belajar mandiri. Tapi karena tidak
mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya ,arin terpaksa harus
mengubur cita-citanya. Awalnya Arin merasa nyaman dengan pembahasan yang
dilakukan konselor tersebut.tapi, saat akan sampai kepada pembahasan inti Arin
merasa ragu apakah konselor tersebut bisa menjaga rahasia agar tidak sampai
diketahui orang lain.
Konselor pun menjelaskan bahwa selama proses konseling ini berjalan dari awal
sampai akhir, tidak akan membeberkan kepada orang lain masalah yang dialami dari
seorang konseli.Arin menceritakan apa yang dialaminya saat ini dan apa yang harus
dilakukannya agar tidak menyesal di kemudian hari.
karena tidak mendapat dukungan penuh dari orang tua konselor menyarankan
Arin untuk mengikuti saran kedua orang tuanya. Dan konselor mengatakan meskipun
jika sudah lulus nanti Arin tidak bisa mengambil jurusan yang diminati, tetapi
akhirnya tetap bisa belajar dari media lain meskipun tidak harus jurusan yang dituju.
Dan konselor mengatakan bahwa sebenarnya keputusan orang tua Arin itu sangat
baik orang tua beliau tidak ingin Arin jauh dari pantauan kedua orang tuanya, dan
beberapa nasehat lainnya. Setelah bercerita dan mendengarkan pendapat dari seorang
konselor, pikiran Arin mulai terbuka dan dia pun menerima alasan tersebut.
d) Diagnosis
Kecemasan masa depan yang di sebabkan oleh orang tuannya yang tidak
menyetujui studi lanjut di pendidikan hukum dengan beberapa faktor yang telah
menyebabkan kecemasan masa depan, diantara nya di karenakan jarak antara fakultas
yang ia harapkan terlalu jauh dengan tempat tinggal orang tuanya. Juga yang orang
tuanya inginkan adalah Arin melanjutkan pendidikan nya di pondok pesantren
terdekat dan mengambil jurusan yang sesuai di sana.
V
e) Prognosis
Kesadaran dan pemahaman diri tentang minat, nilai, dan tujuan karir mereka.
Melalui refleksi dan eksplorasi yang lebih mendalam, konseli dapat mengidentifikasi
bidang lanjutan yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka, serta menetapkan
tujuan karir yang jelas.
Pengembangan Strategi Penanganan Kecemasan: Prognosis meningkat ketika
konseli dapat mengembangkan dan menggunakan strategi penanganan yang efektif
untuk mengatasi kecemasan karir. Ini termasuk pengembangan keterampilan
manajemen stres, pengaturan waktu yang efisien, berpikir positif, dan mengelola
ekspektasi yang realistis. Dengan mengadopsi pendekatan ini, konseli dapat
mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara
keseluruhan.
f) Tujuan Konseling
Membantu konseli dalam menjelajahi minat, nilai-nilai, dan tujuan karir mereka
yang sejati. Tujuan ini bertujuan untuk membantu konseli mendapatkan pemahaman
yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan bagaimana hal itu dapat berhubungan
dengan pilihan karir dan juga sesuai dengan yang orang tua harapakan.
g) Layanan Konseling
a. Pendekatan yang digunakan Terapi perilaku kognitif, atau cognitive behavioral
therapy (CBT)Teknik (jelaskan beserta alasan teoritiknya). Pendekatan Kognitif-
Behavioral memiliki pandangan bahwa seorangindividu memiliki perilaku yang
dipengaruhi oleh kondisi internal (kognitif). Berdasarkan hal tersebut, terapi
Kognitif-Behavioral menekankan bahwaperubahan tingkah laku dapat terjadi jika
seorang individu mengalamiperubahan dalam masalah kognitif.
VI
(Fakhruddin Mutakin, M.Pd) ( ELA ADELIA. )
B. LAMPIRAN
a. Lampiran 1
REKAMAN KONSELING
a. Identitas konseli
Nama : Arini kejora (AK)
Kelas : .XII
Alamat : BANYUWANGI.
b. Pertemuan
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 juni 20023
VIII
1. Sesi Konseling Berkelanjutan: Menjadwalkan sesi konseling lanjutan untuk terus
memantau perkembangan konseli dan membahas kemajuan mereka dalam mengatasi
kecemasan masa depan. Sesi konseling berkelanjutan juga dapat digunakan untuk
menyelidiki dan mengatasi tantangan baru yang mungkin muncul dalam perjalanan karir
konseli.
2. Pemantauan Diri dan Pengembangan Diri:Mendorong konseli untuk melakukan
pembinaan diri terkait dengan perubahan dan perkembangan dalam tujuan mereka.
Mereka dapat diminta untuk mencatat refleksi pribadi, dan pertimbangan baru yang
muncul seiring berjalannya waktu. Pemantauan diri ini dapat membantu konseli
Konseli Konselor/Praktikan
IX
b. Lampiran 2
Dialog Verbatim
Tahap Pengembangan Hubungan
Penerimaan Konselor (Attending Skill)
Klien Konselor
Assalamualaikum Wr. Wb.. (mengetuk Waalaikum Salam Wr. Wb. ayok mari mbak
pintu) silahkan masuk dipakai saja sepatunya...!!!
(mempersilahkan masuk)
Iya buk...!!! (dengan wajah menunduk dan Lha kenapa berdiri mbak? Ayok silahkan
berjabat tangan) duduk..!!! (mempersilahkan duduk)
Iya buk...Terima Kasih Ada apa yah mbak? (Keterampilan
bertanya)
Emmmmm......!!! (diam) Ya sudah...Coba mbak tarik Nafas dulu,
terus keluarkan pelan-pelan..!!!
(memberikan kenyamanan pada klien)
Hhhhhhzzzz......haaaahhhhh...(tarik nafas) Gimana mbak ? Sudah agak lega kan? ibuk
juga suka melakukan hal itu kok.!!
Alhamdulillah...Lumayan buk. (klien malu- Jangan takut..!!! Anggap saja ibuk ini
malu dan agak takut) saudara mbak sendiri..!! Oh ya saya lupa,
nama ibu adalah aini, Kalau mbak ini siapa?
(berjabat tangan)
Saya Alifa buk..! (masih berjabat tangan) Ohh iya saya panggil adik saja yah?
Saya alifa buk..! (masih berjabat tangan) (tersenyum)
Iya buk hampir sama..Hehehe. (tersenyum) Kayaknya ada sesuatu yang pingin adik
ungkapkan? Oh iya, sebelumnya adik
pernah melakukan konseling belum?
(structuring)
Belum buk..! (wajah menengadah) Adik tahu apa itu konseling? (structuring)
Kata temen-temen saya kalau datang kesini Konseling itu membantu permasalahan
X
semua masalah bisa terselesaikan buk. Bener individu dalam menyelesaikan masalahnya,
gak buk? (wajah diangkat) adik punya masalah, saya sebagai konselor
membantu adik untuk pencapaian masalah
yang ingin diselesaikan. Jadi adik di sini
jangan takut untuk mengungkapkan semua
unek-unek adik kepada ibuk..!!!
(structuring)
Iya buk...(malu-malu) -
· Tahap Identifikasi Masalah
Ketrampilan Mendengarkan
Konselor Klien
Kayaknya ada beban dalam diri adik yah..? Emmmm....Kira-kira nanti saya jadi apa yah
(Refleksi) buk? (wajah bingung)
Lho....Kok jadi apa? (keterampilan bertanya) Saya merasa tidak cocok buk dengan
jurusan kuliah ini, saya ingin keluar saja
buk...(wajah murung)
Memang kenapa dengan jurusan adik Tidak sesuai cita-cita yang saya harapkan
sekarang? (keterampilan bertanya) buk..!! (wajah sedih)
Empati Skill
Konselor Klien
Iya ibuk ngerti apa yang adik rasakan Iya buk... Kenapa semua ini terjadi padaku?
sekarang, pasti adik merasa bingung Kan? (bingung)
(empati)
Ketrampilan Refleksi
Konselor Klien
Kayaknya tidak sesuai dengan adik yang Iya buk... Sirna sudah harapanku (sedih)
rencanakan sebelumnya yah? (parafase)
Ketrampilan Eksplorasi
Konselor Klien
Terus kenapa adik tidak masuk jurusan Mungkin ini kutukan kali buk? (wajah
sesuai dengan keinginan adik? (klarifikasi) murung)
XI
Jurusan yang adik suka apa? (bertanya Pokoknya yang berbau hukum buk...!!!
terbuka)
Ketrampilan Bertanya
Konselor Klien
Kenapa adik suka hukum? Ada yang Malu dengar hukum dimana-mana, tidak
menarik dengan jurusan yang adik suka? jelas kemana arahnya, yang salah tidak
(bertanya terbuka) diberi hukum, yang tidak salah malah
dihukum. (Marah)
· Tahap Pertengahan
Ketrampilan Menyimpulkan Semantara
Konselor Klien
Intinya jurusan adik yang sekarang berjalan Ya, bukannya mereka tidak tahu, jika
tidak cocok ya? Lalu ada sesuatu yang mereka masuk sekolah hukum, prospek
XII
membuat semuanya terjadi, bukan? mereka akan cerah? Uangnya juga pasti
(tersenyum {menyimpulkan}) banyak kan, itu pasti buat mereka juga.
(masih dalam keadaan marah)
Ketrampilan Memimpin
Konselor Klien
Bisakah asik juga belajar hukum di luar Iya buk... Tapi kan gak sama dan terlanjur
kampus? (tersenyum {memimpin}) drop buk. (murung lagi)
· Tahap Pemilihan Teknik / Strategi
Ketrampilan Memfokuskan
Konselor Klien
Apa harapan orang tua dan saudara-saudara Orang tua ingin aku sekolah dekat-dekat
Adik? (menatap klien { memfokuskan}) buk, terutama berbau pesantren. (bernafas
dalam dengan nada rendah)
Ketrampilan Konfrontasi
Konselor Klien
Bolehkah saya tahu, apa yang sering Tidak tahu buk, bisanya mereka cuma
dikatakan orang tua Adik kepada ? ngatur saja. (kesal)
(tersenyum {konfrontasi})
Lha emang apa yang mereka katakan? Ngomel terus mereka lah buk. (kesal)
(refleksi)
Ketrampilan Menjernihkan
Konselor Klien
Apa yang sekarang membingungkan adik Tidak juga buk, tapi prinsip saya, saya tidak
tentang mereka? (jelas) suka diatur, saya sudah mandiri. (wajah
terangkat)
Ketrampilan Memudahkan
Konselor Klien
Ibu sangat berterima kasih kepada adik Aku benci apa yang aku hadapi sekarang
karena kamu ingin mengatakan banyak hal bu. aku tidak suka diatur, emang saya masih
kepada ibu, bagaimana perasaan adik atau anak-anak ? (sedih dan marah)
apa yang diharapkan adik ? (mudah)
Ketrampilan Mengarahkan
Konselor Klien
Memang apa yang dikatakan orang tuamu Begini buk, mereka berkata "Nak, Kuliah di
XIII
sih dek? (mengarahkan) dekat-dekat saja, yang penting kamu serius
itu sama saja kan? Bapak Ibu pingin kamu
ngerti soal agama dulu, baru yang lain bisa
nyusul nak". Padahal saya juga kan gak mau
merepotkan mereka buk. Saya bisa kerja apa
saja kok buk. (Klien mempraktekan)
Ketrampilan Sailing / Diam
Konselor Klien
.................(Diam) -
Ketrampilan Mengambil Inisiatif
Konselor Klien
Bagaimana jika adik sudah kuliah jurusan Emmmmmmmmm..........(diam dan berfikir)
hukum di luar kota sedangkan adek disana
kesulitan untuk cari kerja? Terus orang tua
tidak mampu membiayai adik untuk kuliah
di sana, apa yang adik lakukan? (mengambil
Inisiatif)
Ketrampilan Memberi Nasehat
Konselor Klien
Kamu beruntung dik, punya orang tua yang Iya buk saya merasa salah dengan kelakuan
ngertiin adik, kamulah harapan mereka..!!! saya yang seperti ini dengan mereka.
Mereka berfikir bagaimana jika mereka (menyadari kesalahan dan bersikap malu-
meninggalkan kamu? (Memberi Nasehat) malu)
Banyak dik di luar sana yang tidak Iya buk, Sahabat-sahabat saya juga sering
seberuntung dengan adik. (memuji) menasihati saya seperti ibuk katakan, tapi
jarang saya dengarkan, Yaa Allah aku
merasa bersalah sekali buk dengan orang
tua dan semuanya. (merasa bersalah)
Ketrampilan Menafsirkan / Interpretasi
Konselor Klien
Ya sudah alangkah baiknya adik minta Iya buk, aku beruntung punya orang tua dan
maaf..!!! (Menafsirkan atau Interpretasi) sahabat yang memperhatikanku. (wajah
XIV
mulai diangkat)
· Tahap Evaluasi
Ketrampilan Menyimpulkan
Apa kasusnya ? Terlalu menyalahkan yang terjadi
Apa masalahnya? Tidak suka dengan Jurusannya, karena tidak
disukai
Apa penyebabnya? Orang tua ingin anaknya kuliah yang dekat,
terutama berbau pesantren
Ketrampilan Merencanakan
Konselor Klien
Terus apa rencana adik selanjutnya? Aku ingin giat dengan semangat membara
(Merencanakan) lagi buk, toh jurusan ini membantu orang
lain juga meluruskan orang yang salah di
jalannya sama halnya dengan bidang
hukum. (dengan semangat membara)
Ketrampilan Menilai
Ya sudah. Tapi ibuk punya masukan untuk Siap buk..!!! Aku akan menjadi yang terbaik
adik "Anggaplah semua yang adik lakukan untuk semuanya terutama untuk orang
sebagai sebuah tanggung jawab yang besar tuaku. (bernafas lega)
bagi adik" Siap..!!! (menilai)
Ketrampilan Mengakhiri
Konselor Klien
Ya sudah kayaknya sudah sangat sore ini Iya buk belum. Aku juga belum makan buk,
dik, belum makan kan? (time limit)
Kalau Adik butuh bimbingan lagi bisa OK...buk..(tesenyum)
datang kesini lagi, kapan saja kalau adik
mau...!!! (memberikan rasa nyaman)
OK...lakukan yang terbaik..!!! (masih Siap laksanakan buk...!!!
berjabat tangn) Assalamualaikum..(berdiri)
Waalaikum Salam Wr. Wb. Salam buat Iya buk...Makasih banyak buk. Mari buk...!!
keluarga yah dik...!!! (salam) (berjabat tangan)
XV
Iya Mari....(berjalan keluar ruangan)
XVI
c. Lampiran 3
Pengamatan praktik konseling
TAHAPAN KEMUNCULAN
KETERAMPILAN KOMENTAR
DASAR BENTUK/KEGIATAN /
Ya Tidak
KOMUNIKASI KETERANGAN
KONSELING
Membangun a. Menyiapkan tempat duduk
Relasi/Keterlibatan b. Menyambut kehadiran
klien dengan hangat
1. Attending c. Mengamati isyarat non
verbal dari klien
d. Membangun Rapport
a. Mengajukan pertanyaan
terbuka
2. Bertanya
b. Mengajukan pertanyaan
tertutup
a. Menggunakan isyarat
verbal (sepatah kata,
intonasi suara,
3. Menggunakan
pengulangan kata-kata
penguat/dorongan
kunci)
minimal
b. Menggunakan isyarat non-
verbal (anggukan, ekspresi
wajah)
XVII
1) Menanggapi perasaan
klien
Eksplorasi
2) Menanggapi
a. Menanggapi
pernyataan klien
(Merespons)
3) Menanggapi perasaan
konseli
XVIII
Menyatakan kembali suatu
kata/frasa secara
b. Memparafrase
sederhana/singkat tentang inti
pernyataan konseli
c. Mengajukan Mengajukan pertanyaan
pertanyaan spesifik yang mengarah pada
spesifik permasalahan klien
1) Memberi informasi yang
diperlukan konseli
2) Memberi nasihat,
memberi alasan,
menambah pemahaman,
membuat keputusan
3) Bertanya secara langsung
untuk mengarahkan
pembicaraan,
d. Mengarahkan
memperjelas
permasalahan
4) Menyugesti konseli agar
tidak menyerah, putus asa,
bergantung
5) Mengajak (persuading)
untuk mengimbau,
membujuk/meyakinkan
konseli
a. Merefleksi isi
Pemahaman
b. Merefleksi perasaan
1. Merefleksi
c. Merefleksi pengalaman
a. Mengkalrifikasi pikiran
2. Mengklarifikasi
b. Mengklarifikasi perasaan
19
b. Konrontasi terhadap
adanya isi
pernyataan konseli
c. Konfrontasi terhadap
adanya pernyataan
vs perbuatan
d. Konfrontasi terhadap
adanya kenyataan vs
harapan
a. Mengungkap inti masalah
5. Mendiagnosis b. Mengungkap penyebab
masalah
6. Menggunakan Memberi contoh pengalaman
contoh pribadi pribadi keberhasilan
konselor menyelesaikan masalah
Mendorong konseli untuk
7. Memprognosis/m
segera mengambil langkah
engupas masalah
pemecahan masalah
8. Menyajikan Mengemukakan alternatif-
alternatif alternatif pemecahan masalah
Memberikan balikan terhadap
9. Memberi umpan
pemecahan masalah yang
balik
diputuskan konseli
a. Bersama-sama konseli
menyimpulkan
10. Menyimpulkan
pembicaraan dalam
summary
pertemuan
b. Mengakhiri pembicaraan
Bertindak dan Memberi informasi
Terminasi berkenaan dengan pemecahan
1. Memberi masalah yang diputuskan oleh
informasi konseli
Memberikan saran/usulan
2. Memberi tentang cara melaksanakan
saran/usulan pemecahan masalah yang
diputuskan oleh konseli
3. Memperkuat a. Memberi saran untuk
hasrat meningkatkan/mengubah
melakukan cara berpikir
sesuatu
20
b. Memberi perhatian penuh
agar konseli menepati
janji
c. Mengarahkan konseli
yang menunjukkan gejala
putus asa
a. Membantu konseli
membuat rencana yang
mantap
b. Menyadarkan konseli
4. Menghadapi akan hal-hal yang
kemungkinan mempengaruhi konseli
hal yang c. Membantu memilih waktu
terjadi melakukan kegiatan
d. Membantu menghadapi
keumungkinan kegagalan
e. Membantu menghadapi
reaksi-reaksi orang lain
a. Membicarakan faktor-
faktor penghambat
pencapaian hasil
b. Membicarakan faktor-
faktor penunjang
pencapaian hasil
5. Menilai hasil c. Memerinci urutan
konseling kegiatan mencapai hasil
d. Membicarakan perasaan-
perasaan konseli
e. Mengingat hal-hal yang
memuaskan konseli
sebagai pendorong
mencapai hasil
21
d. Lampiran 4
Penilaian rekan sejawat
Nama Konselor :
Nama Konseli :
Hari/tanggal :
Skor
No Fokus Penilaian Butir Penilaian
1 2 3 4
22
lanjutan
Jumlah Skor
Nilai
Jumlah Skor
Nilai = X 100
60
Keterangan:
1. = kurang
2. = cukup
3. = baik
4. = sangat baik
Jember, 24 Juni 2023
Rekan Sejawat
NIM.
e. Lampiran 5
23
Dokumentasi
Dokumentasi dalam konteks konseling mengacu pada proses mencatat dan mencatat
informasi yang relevan tentang sesi konseling dan perkembangan konseli. Maka dari itu
kami sertkan dokumentasi berupa foto sebagai bukti proses pelaksanaan konseling
individual
24