Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM SPH II OFF.

I
SISTEM EMBRIOLOGI

NAMA : LUCKY EKA KHALIS AULIA’ EL SYAFI


NIM : 220342608742

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI
November 2023
PENDAHULUAN
Embriologi merupakan bagian dari kajian biologi perkembangan (development of biology).
Biologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan progresif struktur dan fungsi
tubuh dalam kehidupan makhluk hidup. Sedangkan embriologi adalah studi mengenai embrio dengan
penekanan kepada pola-pola perkembangan embrio. Embriologi adalah ilmu yang berhubungan dengan
perkembangan dan pertumbuhan individu didalam rahim. Dimulai dengan pembuahan ovum dan
berpuncak pada kelahiran bayi. Seluruh periode perkembangan dari pembuahan hingga kelahiran disebut
perkembangan parietal. Perkembangan individu berlanjut bahkan setelah lahir hingga usia 25 tahun.
Periode perkembangan ini disebut postnatal.
Struktur menjadi bertambah kompleks dengan pembentukan awal organ primer. Pembentukan
awal organ primer akan menginduksi terbentuknya organ sekunder, tersier, dan seterusnya, sehingga
struktur internal dan bentuk luar embrio mendekati bentuk hewan dewasa. Lapisan-lapisan baru dari
organisasi embrio tersebut muncul saat gastrulasi. Keberadaan lapisan tersebut dihasilkan oleh suatu
gerakan maupun perubahan yang dilakukan oleh sel atau sekolompok sel.
Pekembangan pada makhluk hidup melibatkan beberapa proses yang kompleks yaitu,
pembelahan fertilisasi, pembelahan terjadi pada gamet yang selanjutnya mengalami transformasi dan
dihasilkan suatu gamet yang spesifik selanjutnya fusi gamet yang akan menginisiasi peristiwa
pembelahan mitosis lagi dan menghasilkan peningkatan jumlah sel embrio. Pertumbuhan, mekanisme ini
menghasilkan peningkatan ukuran embrio karena bertambahnya sel dan volumenya. Diferensiasi,
peristiwa ini ditunjukkan dari bentuk embrio yang semakin mengalami perubahan. Sel-sel penyusun
embrio semakin meningkat jumlahnya, menghasilkan struktur sel yang bervariasi, dan fungsi yang
berbeda. Morfogenesis, sebagai hasil dari pergerakan sel ini terbentuk elemen-elemen structural yang
baru. Gerakan ini disebut dengan gerakan morfogenetik.

TUJUAN
1. Untuk membahas mengenai dasar-dasar embriologi dan terutama perkembangan vertebrata
2. Mampu untuk mengerti bagian-bagian pembentukan bakal organ dari lapisan embrional

PROSEDUR PENGAMATAN
Praktikum embriologi dilaksanakan pada 12 oktober sampai 02 november 2023. Pada awalnya
kami menyiapkan model amatan embrio katak, embrio manusia, embrio bulu babi, Dan embrio killing
fish. Setelah itu ditata dengan rapi, kemudian kelompok kami mendapatkan pengamatan embrio katak,
lalu mendapatkan model amatan sea urchin, selanjutnya mendapatkan model amatan embrio killing fish
dan yang terakhir mendapatkan model amatan embrio manusia.
Pengamatan menggunakan bahan model embriogenesis dilakukan dengan mengamati tahapan-
tahapan yang terjadi selama pembentukan dan perkembangan embrio.

HASIL PENGAMATAN
Pada pengamatan model embrio katak yang diawali dengan pembuahan sel telur (fertilisasi) dari
haploid menjadi diploid yang kemudian sel tersebut akan membelah menjadi dua sel yang sama besar
disebut dengan 2 blastomer yang punya kutub animal dan kutub vegetal pembelahan ini disebut
meridional. Pada kodok atau katak kedua kutub ini dibedakan, karena kutub ini berpigmen dan pada
kutub vegetal ada kuning telur (yolk). Ciri telur yang difertilisasi adalah adanya daerah kelabu yang
berbentuk sabit. Hal tersebut akibat peenetrasi sperma, sehingga pigmen tersebut yang berlawanan
bergeser kearah masuknya sperma. Zigot yang terbentuk memasuki tahap I pembelahan. Tipe
pembelahannya holoblastik, yaitu pembelahannya menyeluruh dari kutub animal ke kutub vegetatif.
Pembelahan I dengan meridional yang arah pembelahannya tepat pada garis tengah kelabu yang
menghasilkan 2 blastomer. Pembelahan meridional membelah Kembali menjadi 4, lalu membelah lagi
menjadi 8, namun 8 sel tersebut terjadi hanya di kutub animal, sedangkan kutub vegetal masih terdiri dari
4 sel. Embrio tersebut membelah kembali sampai banyak hingga membentuk morula dan blastosol. Pada
pembelahan pertama melalui bidang meridional mulai dari kutub animal ke arah kutub vegetal. Karena
yolk berkumpul di kutub vegetal, pembelahan kedua sudah mulai di kutub animal Ketika pembelahan
pertama belum selesei. Pembelahan kedua juga melalui pembelahan meridional yang tegak lurus dengan
pembelahan pertama. Selanjutnya, pembelahan ketiga lewat pembelahan equatorial lebih ke arah kutub
animal latitudinal. Dan pada akhirnya pada belahan yang vegetal akan mempunyai sedikit blastomer dan
berukuran lebih besar daripada kutub animal. Pada tahap selanjutnya terbentuk ektoderm, endoderm dan
mulai terbentuk ark enteron, tahap ini mulai terbentuk bibir dorsal yang sel masuk perlahan kedalam
blastosol. Embrio katak pada invaginasi tidak sempurna sehingga ark anteror tidak terlihat dengan jelas.
Proses selanjutnya, kumpulan sel yang masuk ke blastosol membentuk gumpalan sel (yolk) lalu pada
bagian berwarna putih (notochord) mulai menginduksi ekstoderm, pada ekstoderm masuk secara perlahan
dan neural plate yang mengalami neuralisasi yang membentuk neural tube kemudian embrio makin
berkembang pada bagian mesoderm bagian depan berkembang jadi otak, dan belakang sel saraf, bagian
notochord menjadi tulang punggung, bagian ark anterior menjadi sistem pencernaan dan pernafasan.
Selanjutnya, pada mesoderm berkembang menjadi bakal jantung. Lalu berkembnag menjadi berudu, pada
berudu akan mengalami metamorphosis menjadi katak. Metamorfosis katak pada bagian kepala dan
badan berudu belum bisa dibedakan, selanjutnya mengalami perkembangan seperti terbentuknya sirip,
kepala, dan badan sudah dapat dibedakan, lalu terbentuk kaki belakang dan depan. Saat katak berubah
dari tahap berudu menjadi dewasa, ekornya menghilang dalam proses tersebut dan menjadi sebuah katak
dewasa.

animal pole

Vegetal pole

Gambar 1 Gambar 1.1


(sumber : dokumentasi pribadi ) (Sumber : dokumentasi pribadi)
Gambar 1.2 Gambar 1.3
(Sumber : dokumentasi pribadi) (Sumber : dokumentasi pribadi)

Blastosol
Blastosol

Mikromer
Makromer

Gambar 1.4 Gambar 1.5


(Sumber : dokumentasi pribadi) (Sumber : dokemntasi pribadi)

Archenteron Archenteron

Gambar 1.6 Gambar 1.7


(Sumber : dokumentasi pribadi) (Sumber : dokumentasi pribadi)
Blastosol
Notochord

Archenteron

Gambar 1.8 Gambar 1.9


(Sumber : dokumentasi pribadi) (Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 1.10 Gambar 1.11


(Sumber : dokumentasi pribadi) (Sumber : dokumentasi pribadi)

Norochord Mesenkim

Neurocoel

Notochord
Mesoderm
Yolk
Anus

Gambar 1.12 Gambar 1.13 (Neurulasi)


(Sumber : dokumentasi pribadi) (Sumber : dokumentasi pribadi)
Selanjutnya pada pengamatan model amatan bulu babi, proses awal perkembangan embrio bulu
babi adalah fertilisasi, yaitu penggabungan sel telur dan sel sperma haploid. Fertilisasi terjadi secara
eksternal. Ketika kepala sel sperma bulu babi kontak langsung dengan selubung jeli pada sel telur,
molekul-molekul selubung jeli memicu reaksi akrosom, sehingga sel sperma mengeluarkan enzim
hidrolitik yang mampu menghancurkan selubung jeli pada sel telur bulu babi. Zigot yang sudah terbentuk
akan mengalami pembelahan secara meiosis menjadi 2 sel atau 2 blastomer. Kedua blastomer tersebut
terus membelah menjadi 4 bagian kemudian membelah kembali menjadi 8 bagian atau 8 blastomer.
Sampai disini, pembelahan tersebut dinamakan pembelahan holoblastic equal atau membelah secara
beraturan, sehingga setiap bagiannya memiliki ukuran yang sama besar. Setelah itu, 8 blastomer tadi
membelah secara cepat menjadi 16 bagian dan sudah terbentuk mesomer, makromer, dan mikromer. Dari
16 bagian tersebut akan membelah kembali menjadi 32 bagian blastomere dan terus membelah menjadi
morula. Pembelahan pada sea urchin ini sangat cepat sehingga Ketika siklus pembelahan pertama belum
selesai pembelahan selanjutnya dapat terjadi. Selanjutnya setelah terjadi pembelahan sel maka akan
berbentuk blastula. Setelah terjadi blastulasi, maka akan terbentuk gastrula. Gastrulasi berasal dari kutup
vegetal. Sel-sel di kutiub ini adalah mikromer yang tersususn epitel. Kemudian sel-sel ini akan beringresi
ke dalam blastocoel dan disebut dengan mesenkim primer. Mesenkim primer ini nantinya akan
membentuk rangka kapur (spikula). Akibat adanya ingresi maka sel-sel lainnya di kutub vegetal mengisi
tempat yang semula diisi oleh sel-sel yang beringresi sehingga lapisan sel di tempat ini menjadi datar,
kemudian akan berinvaginasi membentuk arkenteron yang mula-mula berongga kecil kemudian
bertambah besar dan akhirnya akan mendesak blastocoel. Dinding arkenteron berupa hipoblas (mesenkim
sekunder). Hipoblas ini akan membentuk mesoderm dan endoderm. Mesenkim sekunder ini terletak di
puncak arkenteron. Sel-sel mesenkim sekunder ini memiliki suluran filopodia. Dinding luar gastrula
adalah epiblas yang kemudian akan berkembang menjadi ectoderm. Arkenteron akan berhubungsn
dengsn dunis luar melalui sebuah lubang yang disebut dengan blastopurus yang akan menjadi anus Sea
Urchin. Selanjutnya mesenkim primer tersebut berasal dari mikromer selanjutnya akan bergerak melintasi
lamina basal menuju blastocoel. Kutub vegital akan mengalami ivaginasi sehingga menjadi ark enteron.
Ark enteron akan memanjang dan akan mendesak blastosol. Mikromer akan bermigrasi membentuk
mesenkim sekunder sehingga mempengaruhipembentukan spikula. Ark enteron akan membentuk saluran
esofagus dan perut.
Gambar 2 (Fertilized egg) Gambar 2.1 (2 celled stage)
(Sumber: dokumentasi pribadi) (Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 2.2 (4 celled stage) Gambar 2.3 (8 celled stage)


(Sumber : dokumentasi pribadi) (Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 2.4 (16 celled stage) Gambar 2.5 (32 celled stage)
(Sumber : dokumentasi pribadi) (sumber : dokumentasi pribadi)
Ectoderm

Blastosol

Endoderm

Gambar 2.6 (Morula) Gambar 2.7 (Blastula) Mikromer


(Sumber : dokumentasi pribadi) (Sumber : dokumentasi pribadi)

Mesenkim

Gambar 2.8 (Blastula) Gambar 2.9 (Blastula)


(Sumber : dokumentasi pribadi) (Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 2.10 (Gastrula) Gambar 2.11 (Gastrula) Gambar 2.12 (Gastrula)


(Sumber : dokumentasi pribadi) (Sumber :dokumentasi pribadi) (Sumber : dokumentasi pribadi)
Mesophagus
Stomach
Mesophagus
Matenteron

Gambar 2.13 (Prism stage) Gambar 2.14 (Pluteus stage)


(Sumber : dokumentasi pribadi) (Sumber : dokumentasi pribadi)

Selanjutnya, pada model amatan perkembangan embrio ikan yang dimulai dari tahap (fertilisasi).
Setelah proses fertilisasi mulai terbentuk satu sel pada daerah blastodisk. Pada pembelahan selanjutnya
satu sel akan membelah menjadi dua sel pada kutub animal seacara meroblastic (pembelahan yang tidak
sama besar) dan pembelahan terjadi secara cepat. Proses pembuahan pada ikan bersifat monospermik,
yakni hanya satu spermatozoa yang akan melewati mikropil dan membuahi sel telur. Pada telur ikan
pembelahan terjadi di blastodic pada bagian animal cap pada telur. Oil ball mengarah ke vegetal pole.
Pada fase gastrula. Embrio sudah membentuk kepala dan pada hari ketiga embrio membentuk bakal otak
dan bakal mata. Sel-sel sitoplasma membelah terus dan akan membentuk lapisan pipih yang akan
membungkus yolk. Lalu pada hari ke lima sudah terbentuk pembuluh darah dan bakal hati, dan mata
sudah sempurna. Pada hari ke enam embrio ikan akan menjadi ikan yang sempurna. Pada saat embrio
menetas folikel pecah dan yolk mengecil. Pada bagian ventral masih terdapat yolk sedikit dan pada saat
berenang lama-lama akan hilang karena bisa mencari makan sendiri dan embrio adalah sebagai sumber
nutrisi. Yolk yang tersisa akan tetap berada didalam abdomen ikan, sebagai cadangan makan. Sisa
cadangan makanan tersebut akan terserap secara keseluruhan.
Gambar 3 (Model Amatan Embrio Ikan)
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Dan yang terakhir ada Embriogenesis, embriogenesis merupakan proses pembentukan dan
perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami fertilisasi.
Tahapan perkembangan embrio dimulai dari pembelahan zigot (cleavage), morulasi, blastula, gastrula
dan organogenesis.pada pembelahan zigot secara cepat menjadi unit-unit yang lebih kecil yang disebut
dengan blastomere. Pembelahan zigot merupakan rangkaian mitosis yang berlangsung berturut-turut
segera setelah terjadi pembuahan yang menghasilkan morula dan blastomer. Morula terus berkembang
dan membelah yang kemudian disebut dengan blastula. Kemudian blastula membentuk blastokista.
Blastokista ini akan keluar dari zona pelusida dan akan bernidasi di rongga uterus. Pada fase morula
terjadi setelah pembelahan zigot menjadi 16 sel kemudian terjadi pembelahan menjadi 32 sel disebut
morula. Fase morula adalah bola padat dengan sel-sel hasil pembelahan dan amsih di selimuti oleh zona
pelusida. Blastomer terus mengalami pembelahan menjadi 64 pembelahan terusberlangsung disaluran
oviduk. Fase blastrula setelah 4-5 hari zigot berubah menjadi bola padat diikuti dengan migrasi sel-sel
blastomer menuju vegetal pare, terbentuk rongga di bagian animal pare yang disebut blastocoel.
Kemudian menghasilkan blastosit. Hari ke 6 atau ke 7 setelah fertilisasi, blastocoel berimplantasi didalam
dinding rahim (uterus). Kemudian implantasi blastosis ke dinding endometrium dengan waktu yang
singkat lapisan zona pelusida melebur. Blastosit mengeluarkan enzim ke dalam dinding endometrium. Sel
blastosis dapat makanan dari pembuluh darah pada dinding endometrium pada hari ke 7. Sel-sel
trophoblast pada tepi zigot berinvagirasi keidinding basal uterus untuk memperkokoh kedudukan zigot di
dinding uterus.
Fase gastrula adalah blastosit berimplantasi, sel trophoblast dari blastosit berinvaginasi ke
dinding endometrium. Blastosit berkembang membentuk lapisan dari dalam keluar. Selanjutnya zigot
masuk fase gastrula dengan terbentuknya rongga gastrocol akibat pelekukan bibir dorsal blastopor ke
bagian rongga blastocol. Involusi mengakibatkan terbentuk rongga gastrosol / arkenteron. Rongga
arkenteron menjadi saluran pencernaan. Bibir dorsal membentuk blatoporus yang akan menjadi anus.
Involusi sel-sel bibir dorsal mendesak rongga blastosol menjadi sempit dan terbentuk 3 lapisan yaitu
ektoderm, mesoderm dan entoderm. Lapisan epiblast, hipoblast dan trophoblast berekspansi di dinding
endometrium dan hasil ekspansi membentuk rongga amnion yang berasal dari epiblast dan trophoblast,
kantong yolk sac, sel-sel chorion, sel mesoderm extra embrionik, lapisan embrionik dan kantong alantois.

Inti sel
telur

Sel
sperma
Inti sel
telur

Gambar 4 Gambar 4.1

Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4

Gambar 4.5 Gambar 4.6 (Tahapan Clauvage)

(Sumber : Dokumentasi Kelompok 4)


Perkembangan janin dimulai dari perkembangan prenatal yang terjadi dengan tiga tahapan.
Pertama yaitu tahapan embrionik yang berlangsung selama 2-8 minggu, pada bulan pertama janin sudah
terbentuk tulang belakang, sistem saraf, usus, jantung, paru-paru dan tali umbikalis mulai terbentuk. Pada
bulan kedua seluruh struktur internal maupun eksternal mulai membentuk mulai dari mata, hidung, mulut
dan arak gerak. Pada bulan ketiga janin sudah menggerak gerakkan kepala dan pada kelamin sudah dapat
dibedakan serta denyutnya pun sudah dapat didengar dengan stetoskop. Selanjutnya, pada bulan keempat
refleks gerak janin sudah mulai kuat, pada si ibu juga sudah dapat merasakan pergerkan dari si bayi. Pada
bulan kelima sudah mulai terbentuk struktur-struktur kulit kuku tangan dan kaki serta aktif bergerak pada
posisi tertentu. Bulan keenam kelopak mata sudah terlihat jelas, refleks genggam mulai menguat tetapi
pada pernafasan masih belum beraturan. Memasuki di bulan ketujuh berat badan dan jantung mulai naik
karena lemak tubuh mulai bertambah. Pada bulan kedelapan sudah memiliki periode bangun-tidur dan
sudah terbentuk tulang kepala. Namun kepala sijanin masih sangat lembut. Pada saat itu fetus sudah
dalam persiapan kelahiran dimana letak kepala berada dibagian bawah. Dan yang terkahir bulan
kesembilan kulit fetus mengkerut, selain itu lanugo ada beberapa sebagian yang menghilang.

Gambar 5 Gambar 5.1 Gambar 5.2

Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.5


(Sumber : Dokumentasi pribadi)
PEMBAHASAN
Tipe telur katak adalah telolesithal, sehingga pembelahannya adalah holoblastik radian unekual
(Lestari dkk., 2013). Blastomer yang dihasilkan tidak sama besar. Setelah telur katak difertilisasi, maka
terbentuklah daerah yang berwarna lebih muda atau kelabu yang disebut daerah kelabu atau grey crescent
yang bentuknya seperti bulan sabit. Hal ini terjadi karena ada pigmen yang terbawa masuk dengan
masuknya sperma, sehingga lapisan pigmen yang berada bertentangan dengan tempat masuknya sperma
akan bergeser ke atas (Yatim, 1994)
Fertilisasi diikuti oleh tiga tahapan berturut-turut yang mulai membangun tubuh hewan itu.
Pertama, pembelahan sel jenis khusus, yang disebut dengan pembelahan (cleavage), menciptakan embrio
multiseluler, atau blastula, dari zigot. Tahapan kedua gastrulasi, menghasilkan embrio berlapis tiga yang
disebut sebagai gastrula. Tahapan ketiga, yang disebut organogenesis, membangkitkan organ rudimenter
yang akan tumbuh menjadi struktur dewasa (Campbell, 2004).
Sel telur katak mempunyai dua kutub, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada kodok atau
katak, kedua kutub ini dapat dibedakan, karena kutub animal berpigmen dan pada kutub vagetal ada
kuning telur (yolk). Ciri telur yang telah difertilisasi adalah adanya daerah kelabu yang berbentuk sabit.
Hal ini akibat penetrasi sperma, sehingga pigmen di tempat yang berlawanan bergeser ke arah masuknya
sperma. Kurang lebih sepertiga dari pigmen menjadi berkurang, dan tampak bagian ini lebih pucat
warnanya. Zigot yang terbentuk, memasuki tahap I pembelahan. Tipe pembelahannya holoblastik, yaitu
pembelahannya menyeluruh dari kurub anima ke kutub vegetatif. Pembelahan I dengan meridional yang
arah pembelahannya tepat pada garis tengah sabit kelabu, menghasilkan 2 blastomer. Pembelahan ke II
meridional tetapi arahnya 90° terhadap bidang pembelahan 1, menghasilkan 4 blastomer. Pembelahan III,
horizontal tegak lurus terhadap bidang pembelahan I dan II menghasilkan 8 blastomer yang tidak sama
besar, yaitu 4 mikromer dan 4 makromer. Mulai pembelahan III dan seterusnya akan menghasilkan
blastomer yang tidak sama besar. Pembelahan IV, meridional secara bersamaan, terbentuk 16 blastomer.
Pembelahan V, horizontal di atas dan di bawah bidang pembelahan III, menghasilkan 32 blastomer.
Setelah pembelahan embrio memasuki tahap blastula (Tenzer, dkk., 2001).

Proses awal perkembangan embrio bulu babi adalah fertilisasi, yaitu penggabungan sel telur dan
sel sperma haploid. Fertilisasi terjadi secara eksternal. Ketika kepala sel sperma bulu babi kontak
langsung dengan selubung jeli pada sel telur, molekul-molekul selubung jeli memicu reaksi akrosom,
sehingga sel sperma mengeluarkan enzim hidrolitik yang mampu menghancurkan selubung jeli pada sel
telur bulu babi. Setelah terjadi fertilisasi maka akan terbentuk zigot. Zigot ini akan membelah secara
vertical. Pembelahan ini bersifat equal. Karena terjadi pembelahan bersifat equal ini maka akan terbentuk
dua blastomer yang sama. Selanjutnya sel akan membelah lagi menjadi empat blastomer, pembelahan ini
bersifat equel dan tegak lurus terhadap bidang pembelahan pertama. Pembelahan akan terus berlangsung
hingga akan terbentuk bola padat yang bernama morula. Pada Sea Urchin keadaan sel berbeda dengan
katak, akibat adanya pembelahan akan terjadi tiga macam blastomer yang berbeda yaitu mesomer,
mikromer dan makromer. Pembelahan pada Sea Urchin ini sangat cepat sehingga ketika siklus
pembelahan pertama belum selesai pembelahan selanjutnya dapat terjadi. Selanjutnya setelah terjadi
pmbelahan sel maka akan terbentuk blastula.
Pada daerah kutub vegetal terbentuk mikromer yang selanjutnya akan bergerak melintasi lamina basal
menuju blastocoel. Sel-sel inilah yang nantinya akan membentuk mesenkim primer.
Setelah terjadi blastulasi, maka akan terbentuk gastrula. Gastrulasi berasal dari kutup vegetal. Sel-
sel di kutiub ini adalah mikromer yang tersususn epitel. Kemudian sel-sel ini akan beringresi ke dalam
blastocoel dan disebut dengan mesenkim primer. Mesenkim primer ini nantinya akan membentuk rangka
kapur (spikula). Akibat adanya ingresi maka sel-sel lainnya di kutub vegetal mengisi tempat yang semula
diisi oleh sel-sel yang beringresi sehingga lapisan sel di tempat ini menjadi datar, kemudian akan
berinvaginasi membentuk arkenteron yang mula-mula berongga kecil kemudian bertambah besar dan
akhirnya akan mendesak blastocoel. Dinding arkenteron berupa hipoblas (mesenkim sekunder). Hipoblas
ini akan membentuk mesoderm dan endoderm. Mesenkim sekunder ini terletak di puncak arkenteron. Sel-
sel mesenkim sekunder ini memiliki suluran filopodia. Dinding luar gastrula adalah epiblas yang
kemudian akan berkembang menjadi ectoderm. Arkenteron akan berhubungsn dengsn dunis luar melalui
sebuah lubang yang disebut dengan blastopurus yang akan menjadi anus Sea Urchin.
Arkenteron akan memanjang sehingga akan mendesak blastocoel. Embrio akan terus berkembang
hingga nantinya akan terbentuk lapisan lembaga. Tahap gastrulasi berakhir jika sudah terbentuk tiga
lapisan tersebut. Diakhir perkembangan akan terbentuk saluran pencernaan yang berupa jaringan tulang,
jaringan dan organ pencernaan. Semuanya itu terbentuk dari perkembangan tiga lapisan lembaga yaitu
ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ketika embrio dipotong secara transversal melalui lubang hidung
kita akan mengetahui epidermis, prosephalon, olfactory pit, sedangkan pada waktu dipotong sacara
transversal melalui telinga dalam kita apat mengamati rhombensefalon, neural crest, otic vesicle,
notochord, faring, jantung, lubang pericardial, dan adhesive gland. Ketika embrio dipotong secara
transversal mrlalui usus belakang kita akan mengetahui spinal cord, notochord, subnotocord, somite,
hindgut, dan proctodeum. Sedangkan ketika embrio dipotong secara transversal melalui pronefros kita
akan mengetahui spinal cord, somite, dan notochord.
Pembentukan sistem saraf pusat diawali dengan pembentukkan bumbung neural (neurulasi) dan
embrio pada tahap ini disebut dengan neurula. (Sudarwati, 1990). Setelah notochord terbentuk maka
notochord akan menginduksi ectoderm untuk untuk terjadi neurulasi. Pada awalnya bumbung neural
masih berbentuk lurus, sebelum bumbung neural posterior terbentuk, bumbung neural bagian paling
posterior telah memulai dengan pembentukan otak. Bumbung neural mengelembung membentuk tiga
vesikula otak depan (prosensefalon), otak tengah (mesensefalon) dan otak belakang (rhombensefalon).
Pada waktu ujung posterior bumbung neural menutup, dibentuk penonjolan baru yaitu vesikula optic.
Penonjolan ini dari kedua sisi lateral otak depan. Otak depan akan terbagi menjadi telensefalon, dan
dielensefalon. Pada perkembangan berikutnya telansefalon ini akan membentuk serebrum (otak
besar)seadangkan dielensefalon akan menjadi thalamus, hipotalamus. Dan mesensefalon tidak berubah
dan rongga menjadi “aquaduct serebral”. Rhoembensefalon akan berubah menjadi metensefalon dan
mielensefalon. Mielensefalon akan menjadi medulla oblongata sedangkan metensefalon akan menjadi
serebelum dan pons varoli.
Tahap pertama pada perkembangan embrio ikan yaitu pembelahan atau cleavage yang merupakan
suksesi pembelahan sel secara cepat yang terjadi setelah fertilisasi. Selama pembelahan itu sel-sel
mengalami fase S (sintesis DNA) dan fase M (mitosis) siklus sel, tapi sering kali hampir selalu melewati
fase G1 dan G2. Embrio tidak membesar selama periode perkembangan ini. pembelahan hanya membagi-
bagi sitoplasma dalam satu sel besar yaitu zigot, menjadi banyak sel yang lebih kecil yang disebut sebagai
blastomer, masing-masing dengan nukleusnya sendiri (Campbell, 2004).
Tahap selanjutnya yaitu tahap morula, sel telur yang telah dibuahi akan mengalami serangkaian
proses pembelahan menjadi sel-sel yang lebih kecil disebut blastomer. Setiap sel anak akan memperoleh
jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom sel induk. Sejumlah blastomer menyusun
struktur seperti bola berongga disebut morula (Yatim,1994). Tahap selanjutnya yaitu blastula pada ikan
memiliki dua tipe, yakni blastula elasmobranchii dan teleostei. Blastula primer terdiri dari selapis
blastoderm dan blastocoel primer terletak antara blastoderm central dan periblast central. Pembentukan
hypoblast pada elasmobranchii belum jelas. Daerah-daerah yang disangka akan menjadi calon pembentuk
organ pada Elasmobranchii ada 5 apabila dilihat dari atas yaitu epidermal, neuroectodermal, notochordal,
lamina prechordalis dan mesodermal sedangkan calon pembentuk organ jika dilihat dalam penampang
membujur ada 6 yaitu epidermal, neuroectodermal, notochordal, lamina prechordalis, mesodermal dan
entodermal. Kedua blastula ikan tersebut terdapat thropoblast yang mengelilingi calon pembentuk organ.
Trophoblast akan menjadi bungkus embrio (Sagi,1990). Macam blastula dilihat dari bentuk dan susunan
blastomernya ada 3, yakni:
1. Coeloblastula (blastula bundar), berasal dari telur homolecithal dan mediolecithal.
2. Discoblastula (blastula gepeng), berasal dari telur homolecithal yang mengalami pembelahan
holoblastik tak teratur dan telur megalecithal yang membelah secara meroblastik.
3. Stereoblastula, blastula berbentuk bola seperti coeloblastula tapi tidak terdapat blastocoel
(Nurhayati, 2004).
Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari
ke 15. Pada tahap gastrulasi terjadi perkembangan embrio yang dinamis karena terjadi perpindahan sel,
perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embrio dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang
semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat
merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga
yaitu laisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar. Dalam
proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai
macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh
individu dari spesies yang bersangkutan (Moore,1988).
Kemudian mengalami tubulasi yang merupakan pertumbuhan mengiringi pembentukan gastrula.
Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih menyusun diri sehingga berupa bumbung,
berongga dan yang tak nyata mengalami pembumbungan hanya notochord (tetap masif). Tubulasi terjadi
mulai daerah kepala sampai ekor. Proses yang menyertai tubulasi antara lain penonjolan daerah kepala,
pembesaran dan pemanjangan daerah badan, penonjolan daerah ekor, penonjolan doro median daerah
badan, dan pembentukan jaringan ekstra embrional yang bersifat pelindung, pemelihara atau penyalur
makanan bagi embrio. Blastocoel pada proses gastrulasi tidak hilang sama sekali namun susut dan dalam
tubulasi blastocoel tersebut kembali meluas karena ikut ambil bagian dalam melancarkan proses tubulasi
tersebut (Yatim, 1994).
Perkembangan embrio ini diawali dengan proses fertilisasi antara spermatozoa dengan ovum (sel
telur). Sel telur manusia di kelilingi oleh lapisan ekstra seluler tebal yang disebut zona pelusida. Langkah
pertama fertilisasi adalah perlekatan sperma secara longgar di permukaan zona pelusida. Peristiwa itu
diikuti oleh pengikatan sperma dengan zona pelusida. Ikatan yang terbentuk sangat spesifik dan erat.
Reseptor pengikatan sperma ada di zona pelusida sedang protein spesifik pengikatan sel telur terdapat
dalam membran plasma sperma. Ribuan sperma dapat melekat kesatu sel telur yang sama. Sperma yang
melekat lalu menyelesaikan reaksi akrosom yang merupakan proses persiapan penyatuan sperma dan sel
telur. Membran terluar dari struktur dua lapis akrosomal melekat dan berfusi dengan membran plasma
sperma di tempat-tempat sepanjang bagian tepi kepala sperma. Reaksi akrosomal melepaskan enzim-
enzim hidrolitik (akrosin) yang memungkinkan sperma bergerak melalui zona pelusida ke sel telur.
Terowongan yang sangat sempit dihasilkan oleh sperma selama perjalanannya menembus zona tersebut.
Fertilisasi manusia berlangsung dalam oviduk.

Tahapan Perkembangan Embrio dimulai dari pembelahan zigote (cleavage), stadium morula
(morulasi), stadium blastula (blastulasi), stadium gastrula (gastrulasi), dan stadium organogenesis.
Stadium Cleavage (Pembelahan) adalah pembelahan zigote secara cepat menjadi unit-unit yang lebih
kecil yang di sebut blastomer. Stadium cleavage merupakan rangkaian mitosis yang berlangsung berturut-
turut segera setelah terjadi pembuahan yang menghasilkan morula dan blastomer. Proses awal
pembelahan embrio pada manusia, berlangsung seiring dengan perangkat-perangkat pelekatan dari
embrio kepada dinding uterus induknya. Telur manusia pada umumnya tidak memiliki yolk, dibuahi
disaluran telur sewaktu bergerak kearah uterus dan pembelahan-pembelahan awalnya berlangsung kurang
dari 24 jam. Pembelahannya adalah meridional tidak equal. Pembelahan berikutnya agak tidak teratur,
tetapi dengan cepat membentuk suatu bola padat berisi sel, yang disebut morulla.

Selanjutnya stadium morula, morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel
berjumlah 32 sel dan berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan
tetapi ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi blastodik kecil yang membentuk dua
lapisan sel. Pada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai
membentuk formasi lapisan kedua secara samar pada kutup anima. Stadium morula berakhir apabila
pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian memadat menjadi blastodisk kecil
membentuk dua lapis sel.
Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok sel-sel utama
(blastoderm), yang meliputi sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells), fungsinya
membentuk tubuh embrio. Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap,yang meliputi trophoblast, periblast,
dan auxilliary cells. Fungsinya melindungi dan menghubungi antara embryo dengan induk atau
lingkungan luas. Tropoblast melekat pada dinding uterus. Sel-selnya memperbanyak diri dengan cepat
dan memasuki epitelium uterus pada tahap awal implantasi. Setelah 9 hari, seluruh blastokista tertahan
dalam dinding uterus. Sewaktu ini berlangsung, sel-sel yang berada disebelah bawah dari masa sel dalam
menyusun diri menjadi suatu lapisan yang disebut endoderm primer yang akan membentuk saluran
pencernaan makanan. Sel-sel sisa dari masa sel dalam memipihmembentuk suatu keping yaitu keping
embrio. Antara keping embrio dantropoblast yang menutupi timbulnya suatu rongga (rongga amnion)
berisi carian.Dinding rongga yaitu amnion, menyebar mengelilingi embrio dan dikelilingi bantalan yaitu
cairan amnion.
Selanjutnya adalah stadium blastula, blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu
campuran sel-sel blastoderm yang membentuk rongga penuh cairan sebagai blastocoel. Pada akhir
blastulasi, sel-sel blastoderm akan terdiri dari neural, epidermal, notochordal, mesodermal, dan
endodermal yang merupakan bakal pembentuk organ-organ. Dicirikan dua lapisan yang sangat nyata dari
sel-sel datar membentuk blastocoeldan blastodisk berada di lubang vegetal berpindah menutupi sebagian
besar kuning telur. Pada blastula sudah terdapat daerah yang berdifferensiasimembentuk organ-organ
tertentu seperti sel saluran pencernaan, notochord syaraf eksoderm, ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
Perkembangan embrio manusia pada bulan pertama, ukuran embrio 5 mm, jantung terdiri dari 4
ruang dan sudah mulai berdenyut, tali umbilikalis mulai terbentuk. Bakal mata dan telinga mulai tampak,
demikian juga bakal anggota depan dan belakang. Pada bulan ke-2, ukuran embrio 30mm. Seluruh
struktur penting baik eksternal maupun internal sudah terbentuk. Pada bulan ke-3, panjang fetus 40mm,
sudah mempunyai sistem organ seperti yang dipunyai oleh manusia dewasa, semua embrio terlihat seperti
wanita karena genitalnya belum dapat dibedakan. Denyutnya sudah bisa didengar dengan stetoskop. Pada
bulan ke-4, ukuran fetus 56 mm, kepala masih dominan dibandingkan bagian badan, genitalia eksterna
nampak berbeda. Pada minggu ke-16 semua organ vital sudah terbentuk. Pembesaran uterus sudah dapat
dirasakan oleh ibu. Pada bulan ke-5, ukuran fetus 112 mm, sedangkan akhir bulan ke-5 ukuran fetus
mencapai 160 mm. Muka nampak seperti manusia dan rambut mulai nampak di seluruh tubuh (lanugo).
Pada yang pria, testis mulai menempati tempat dimana ia akan turun ke dalam skrotum. Gerak fetus sudah
dapat dirasakan oleh ibu. Paru-paru selesai dibentuk tetapi belum berfungsi. Pada bulan ke-6, ukuran
tubuh sudah lebih proporsional tapi nampak kurus, organ internal sudah pada posisi normal. Pada bulan
ke-7, fetus nampak kurus, keriput dan berwarna merah. Skrotum berkembang dan testis mulai turun untuk
masuk ke skrotum, hal ini selesai pada bulan ke-9. Sistem saraf berkembang sehingga cukup untuk
mengatur pergerakan fetus. Jika dilahirkan 10% dapat bertahan hidup. Pada bulan ke-8, Testis ada dalam
skrotum dan tubuh mulai ditumbuhi lemak sehingga terlihat halus dan berisi. Berat badan mulai naik, jika
dilahirkan 70% dapat bertahan hidup. Pada bulan ke-9, fetus lebih banyak tertutup lemak (vernix
caseosa). Kuku mulai nampak pada ujung jari tangan dan kaki. Pada bulan ke-10, karena tubuh fetus
semakin besar, maka ruang gerak menjadi berkurang. Lanugo mulai menghilang. Percabangan paru
lengkap tetapi tidak berfungsi sampai lahir. Induk mensuplai antibodi, plasenta mulai regresi dan
pembuluh darah palasenta juga mulai regresi.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 1999. Biologi. Alih bahasa lestari, R. et al. safitri,
A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Jakarta : Erlangga
Campbell, Neil A., Reece, Jane B., Urry, Lisa A., Cain, Michael L., Wasserman, Steven A.,
Minorsky, Peter V & Jackson, Robert B. 2004. Biology 8th Edition. San Fransisco :
Pearson Benjamin Cummings
Ciptono.2008. Perkembangan Katak.Yogyakarta: FMIPA UNY
Gilbert, SF. 2000. Early Development in Bird. Developmental Biology. 6th edition.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/ [1 November 2017]
Gilbert , Scott F. 2003. Developmental Biology 7 th Edition. Australia : Elsevier
Lestari, Umie, Tenzer, Amy, Handayani, Nursasi, Gofur, Abdul. 2013. Srtuktur dan
Perkembangan Hewan II. Malang: Universitas Negeri Malang.
Setiawan, Arum. 2002. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan Hewan II. Indralaya:
Universitas Sriwijaya.
Tenzer, Amy ,et all. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang :Universitas
negeri Malang
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai