Anda di halaman 1dari 4

NISBAH KELAMIN PADA PERSILANGAN LALAT BUAH (Drosophila

melanogaster) STRAIN NORMAL (Wild type) DENGAN STRAIN MUTAN


(White eosin)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Genetika 1 yang dibimbing oleh


Deny Setiawan, M.Pd.

Disusun Oleh :
Offering I/ Kelompok 1
1. Adisty Revyna S. (220342610943)
2. Intan Piandari (220342602893)
3. Leony Trimeida (220342604060)
4. Lucky Eka Khalis A. (220342608742)
5. M. Ilham Prasetyo P. (220342610606)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI
Oktober 2023
A. Pembuatan Medium

Disiapkan semua bahan yang diperlukan dalam pembuatan medium


dengan perbandingan 7:2:1. Komposisi 1 resep terdiri dari 700 g pisang,
200 g tape, dan 100 g gula merah. Jika ingin membuat lebih dari satu
resep perbandinganya tetap sama 7:2:1 dengan waktu 45 menit

Dipotong semua bahan menjadi lebih kecil, kemudian di haluskan


menggunakan blender.

Dipanaskan gula merah dengan menambahkan air diatas kompor


sampai cair.

Dimasukkan semua bahan ke dalam panci an dimasak diatas kompor


selama 45 menit. Apabila medium terlalu kental maka ditambahkan air
secukupnya.

Didiamkan bahan yang sudah dimasak hingga dingin.

Medium yang sudah dingin dimasukkan ke dalam botol selai kaca dan
dimasukkan fermipan sebanyak 3-5 butir ke dalam botol selai kaca

Dimasukkan kertas pupasi ke dalam botol selai kaca, kemudian medium


ditutup dengan spons.
secukupnya.

B. Identifikasi Strain

Disiapkan selang dengan ukuran sama.

Digabungkan kedua selang dengan di beri kasa pada bagian tengah


secukupnya.

Disiapkan plastik
Diambil lalat Drosophila melanogaster dengan menyedot menggunakan
selang, kemudian dipindahkan ke plastik.

Dibentangkan Plastik yang berisi lalat Drosophila melanogaster,


kemudian ditaruh pada mikroskop untuk diidentifikasi.

Diidentifikasi strain dengan mengamati warna mata, ukuran sayap,


ujung abdomen, bagian dorsal dan ventral.

C. Peremajaan

Disiapkan medium baru

Ditabur 3-5 butir fermipan.

Dimasukkan kertas pupasi kedalam medium baru, kemudian tutup


dengan spons.

Digabungkan kedua selang dengan di beri kasa pada bagian Tengah.

Dipindahkan lalat Drosophila melanogaster dari botol stok ke botol baru


minimal 3 lalat jantan dan 3 lalat betina dengan cara menyedot
menggunakan selang.

D. Pengampulan

Dimasukkan kertas pupasi kedalam medium baru, kemudian tutup


dengan spons.

Dimasukkan kertas pupasi kedalam medium baru, kemudian tutup


dengan spons.

Dimasukkan kertas pupasi kedalam medium baru, kemudian tutup


dengan spons.
Dimasukkan kertas pupasi kedalam medium baru, kemudian tutup
dengan spons.

E. Persilangan

Disiapkan botol selai sebanyak pasangan lalat yang akan disilangkan


kemudian diisi dengan medium yang sudah siap dipakai.

Dimasukkan sepasang lalat dari strain Wild type dan White eosine sesuai
dengan prosedur persilangan P1 (♂ N >< ♀ We dan ♂ We >< ♀ N) dari
selang ampul ke dalam botol selai yang berisi medium (usia lalat yang
digunakan untuk persilangan maksimal 2 hari dihitung setelah hari
pertama pertama menetas), kemudian memberinya label sesuai jenis
persilangan, ulangan, jenis botol dan tanggal penyilangan. Persilangan
yang induknya berasal dari ampulan stok disebut induk pertama atau P1.

Dilepaskan induk jantan P1 (♂ N dan ♂ We) setelah dua hari


persilangan.

Ditunggu hingga muncul larva, setelah muncul larva, induk betina P1 (♀


N dan ♀ We) dipindahkan ke medium yang baru (botol B). Pemindahan
induk betina dilakukan sampai pada botol D.

Setelah larva berubah menjadi pupa berwarna hitam, kemudian


beberapa pupa hitam dari P1 tersebut di ampul untuk dijadikan induk
persilangan selanjutnya (dijadikan induk P2).

Diamati fenotip yang muncul dan menghitung jumlah jantan maupun


betina yang menetas (anakan lalat yang menetas ini disebut generasi
F1). Penghitungan ini dilakukan selama 7 hari mulai dari hari ke 1 sampai
hari ke 7.

Prosedur persilangan di atas dilakukan sampai generasi F7 dengan


menyesuaikan generasi yang menetas yang akan dijadikan induk pada
persilangan selanjutnya. Misalnya untuk persilangan menuju generasi
F3, berarti induk P3 diambil dari ampulan generasi F2, dan seterusnya.

Setiap jenis persilangan (persilangan strain N♂ >< We♀ dan We♂ >< N♀).
Dilakukan sebanyak 4 kali ulangan dan menggunakan 4 botol setiap
ulangan (botol A, B, C, D) pada setiap jenis persilangan.

Anda mungkin juga menyukai