Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

PEMBUATAN MEDIUM Drosophilla sp

DISUSUN OLEH:
JUSNIA PUTRI (A1C421018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN

MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022
A. Judul Praktikum: Pembuatan Medium Drosophilla Sp
B. Tujuan Praktikum:
1. Mahasiswa mampu membuat medium pemeliharaan hewan percobaan
Genetika Drosophilla sp.
C. Dasar Teori
Drosophilla (lalat buah) merupakan salah satu jenis serangga family
Drosophilidae. Drosophilla melanogaster berperan penting dalam perkembangan
Ilmu Biologi dan dalam mempelajari dasar-dasar genetika. Selain itu siklus
reproduksi Drosophilla melanogaster sangat cepat. Sehubungan dengan hal tersebut
untuk mencapai produktivitas Drosophilla melanogaster optimal sangat penting
didukung dengan pemberian makanan sesuai dengan kebutuhannya. Maka dari itu,
pembelajaran mengenai siklus hidup, habitat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
viabilitas Drosophilla melanogaster mutlak diperlukan. Selain itu, diperlukan pula
keterampilan dalam menangani Drosophilla melanogaster dalam laboratorium Lalat
buah dapat menjadi hama bagi tanaman buah dengan cara menusukkan ujung
abdomen pada kulit buah yang sudah matang atau setengah matang.
Ciri-ciri umum dari Drosophila diantaranya :

1. Warna tubuh kuning kecoklatan, dengan cincin berwarna hitam di tubuh


bagian belakang.

2. Berukuran kecil antara 3-5 mm.

3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai 2 bagian yang terinteruptus dekat
dengan tubuhnya.

4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.

5. Cross-vein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.

6. Mata majemuk berbentuk bulat, agak elips dan berwarna merah.

7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil
dibanding mata majemuk.

8. Thoraks berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen


bersegmen limadan bergaris hitam.

9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thoraks.


Menurut Suharsono (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada
siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut:

 Suhu
Lingkungan Drosophilla melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam
kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu
ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu
rendah atau sekitar180°C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus
hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat
dewasa yang tumbuh akan steril.

 Ketersediaan Media Makanan


Jumlah telur Drosophilla melanogaster yang dikeluarkan akan menurun
apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan
menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran
kecil, namun seringkali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat
menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-
telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva
betina.

 Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan


Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak
terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun
sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophilla
melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat)
individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi
botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan
meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.

 Intensitas Cahaya
Drosophilla melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan
mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.
Lalat bermanfaat untuk dunia kesehatan, yaitu untuk terapi penyakit
menggunakan larva dari lalat yang biasa disebut dengan "Maggot Therapy". Maggot
Therapy atau yang biasa disebut dengan larva therapy adalah salah satu cara
pengobatan alternatif untuk mengobati luka borok atau korengan yang menahun.
Ketika larva tersebut sibuk menggerogoti luka ia juga sekaligus beraksi untuk
membersihkan kulit mati dan daerah-daerah yang terinfeksi, membunuh bakteri yang
ada dan merangsang penyembuhan atau penutupan luka.
Selain Bakteri dan Cacing tanah, lalat juga merupakan salah satu hewan
pengurai yang dapat mengurai limbah rumah tangga, ini sangat penting untuk
mengurangi sampah bumi.Sekelompok peneliti dari Universitas Alicante Spanyol,
mengadakan penelitian yang membuktikan larva lalat dapat mengurai tinja atau
kotoran dari hewan dan manusia, artinya larva dari lalat ini dapat dimanfaatkan
mengurangi jumlah limbah biologis dimuka bumi ini. Lalat juga dapat mengurai jasad
yang telah mati sehingga mudah menyatu dengan tanah (Nainu,2018).
Jenis medium yang paling banyak digunakan adalah medium yang terdiri dari
campuran antara pisang dengan tape singkong. Jenis medium ini juga biasanya
digunakan untuk pemeliharaan pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah
(Drosophila sp) dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari.
Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah didapati, lalat buah (Drosophila sp)
dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar dan jumlah kromosom relatif
sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki "Giant Chromosme” (Mertha,2020). Kromosom
ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom
biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya .Lalat buah (Drosophila
sp) memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan
pembesaran lemah. Lalat buah ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang
dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah
pula. Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena terjadi di luar
tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hinggá menjadi dewasa (imago)
( Mertha,2020).
Untuk pemeliharaan Drosophila sp dapat digunakan berbagai macam-macam
medium. Medium yang mula-mula dipergunakan adalah campuran antara pisang
ambon dan tape ketela pohon dengan perbandingan 6 : 1. Medium tersebut dipakai
selama lebih dari 15 tahun. Pada tahun 1984 mulai digunakan beberapa medium yang
dicobakan untuk dapat pula ppemeliharaan jenis-jenis Drosophilla lainnya dan
beberapa tahun terakhir ini telah digunakan resep yang baru. Hal ini disebabkan oleh
karena kualitas tape dan pisang ambon yang tidak seragam, sehingga dirasakan perlu
untuk memperoleh medium yang lebih padat dan dapat diandalkan. Resep baru yang
akan dipakai merupakan modifikasi dari resep yang telah ada dan yang disesuaikan
dengan kondisi Indonesia (Suharsono,2019).
D. Prosedur Kerja
Adapun cara membuat medium Drosophilla sp adalah sebagai berikut;

Alat

Blender
Dihaluskan pisang ambon hingga lumat.

Panci
Dicampurkan gula merah dan akuades kemudian masak hingga
mendidih dan tercampur keduanya.

Dicampurkan pisang kedalam larutan gula merah dan akuades


dan aduk hingga tercampur rata dengan api kecil selama 15
menit hingga pisang matang.

Dicampurkan ragi yang telah dilarutkan kedalam adonan


dengan suhunya menurun (-+ 40°C) kemduaian
campurkan anti jamur (cuka makan) yang telah disiapkan.
Botol kaca

Dimasukkan medium yang sudah didinginkan kedalam


botol yang telah disiapkan dan medium tidak boleh
menyentuh pinggiran botol.
\\
Kertas
saring
Dimasukkan kertas saring atau tissue makan untuk
menyerap kelebihan air.
Spons

Ditutup botol biakan dengan spons.


E. Hasil Pengamatan

No. Foto Keterangan


1. Dihaluskan pisang ambon
hingga lumat , menggunakan
blender.

2. Diris kasar gula merah.

3. Dicampurkan gula merah dan


akuades, kemudian masak
hingga mendidih dan larut
antara gula merah dan
akuades.

4. Dicampurkan pisang kedalam


campuran gula merah dan
akuades yang sudah mendidih,
aduk hingga tercampur rata
dengan api kecil selama 15
menit hingga pisang matang.
5. Dilarutkan ragi/ fermipan
kedalam air dan campurkan
kedalam adonan yang suhunya
menurun (±40˚C). kemudian
campurkan anti jamur (Cuka
Makan) yang telah disiapkan
sebelumnya.

6. Dimasukkan medium yang


sudah didinginkan kedalam
botol yang telah disiapkan.
Jangan sampai medium
menyentuh pinggiran botol.

7. Dimasukkan Kertas
saring/tissue makan untuk
menyerap kelebihan air.

8. Ditutup botol biakan dengan


spons.
9. Botol biakan yang telah diisi
lalat buah (Drosophilla sp).
F. Pembahasan

Pada media yang dibuat digunakan semua bahan yang telah di sterilkan
terlebih dahulu yang berguna untuk membunuh bakteri yang berada dalam media
biakan yang dapat mempercepat proses pembusukan media. Pensterilan sangat
diperlukan untuk memperlambat terjadinya pembusukan. Pada medium biakan yang
terjadi karna ketidak sterilan media yang menyebabkan bakteri yang berada di dalam
media dapat bertahan hidup dan merusak media biakan. Media yang digunakan terdiri
dari bahan utama pisang ambon yang memiliki kandungan gizi tinggi untuk pasokan
energi Drosophila sp dan juga terdiri dari tepung agar sehingga media menjadi sedikit
keras dan padat.
Menurut (Waimahing,2022). Media lalat buah sebaiknya memiliki struktur
yang cutup kuat, sehingga media tersebut tidak jatuh saat dilakukan penggoncangan
media untuk pengujian lalat. Syarat bahan baku media tersebut adalah, memiliki
jumlah/kandungan gula untuk pakan larva dan mamicu kerja ragi dan mempunyai
kekentalan yang sesuai. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menangkap
lalat buah. Salah satu cara yang praktikan rasa cukup efektif adalah memancing
dengan buah pada praktikum kali ini kelompok kami memancing lalat buah dengan
buah nanas.
Menurut (Safitri,2017), sebenarnya pepaya lebih dapat memancing lalat buah
dibandingkan dengan nanas. Namun ada kekurangan dari pepaya bila digunakan
sebagai media Drosophila sp, yaitu jika pepaya terlalu ranum, agak berair, sehingga
lalat buah sering mati terendam di dalam cairan tersebut. Selanjutnya lalat ditangkap
dengan kantong plastik lalu dipindahkan ke dalam gelas media atau botol kaca yang
telah disiapkan dan disterilkan. Cara penangkapan dengan plastik memungkinkan
makin banyak lalat buah yang tertangkap sehingga mendapatkan hasil yang semakin
baik,karena hal ini meningkatkan kemungkinan adanya lalat betina dan mengecilkan
kontaminasi jamur.
Pemindahan Lalat Buah ke botol kaca,dilakukan secara berangsur dikarenakan
penangkapan pertama ada beberapa lalat buah yang terbang. Pemindahan lalat buah
ke dalam botol kaca mengutamakan kehati-hatian agar lalat buah tidak lepas, tidak
terjadi kontaminasi, dan agar tidak ada lalat yang mati. Lalat dipindahkan langsung
dari plastik kegelas media. Bagian atas plastik dibuka dan dimasukkan kedalam gelas
media dan dipastikan bagian mulut plastik sesuai atau menutupi mulut gelas agar lalat
langsung lepas ke media dan tidak ada yang lepas keluar gelas ataupun keluar plastik.
Bagian ujung plastik diguncang-guncangkan agar lalat menuju bawah plastik (ke
bagian plastik yang terbuka) dan pindah ke gelas media. Dipastikan semua lalat telah
pindah kedalam media kemudian ditutup gelas media dengan spons dan diletakkan di
tempat yang sedikit terdapat cahaya.
G. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa


pengamatan Drosophila sp dapat dilakukan dengan cara membiakkannya pada gelas
atu botol kaca yang steril berisi media agar yang mengandung nutrisi. Dalam
penangkapan sangat mudah karena Drosophilla cukup banyak yang hinggap pada
nanas, botol media diusahakan berada pada kondisi lingkungan yang ideal yaitu
sekitar 25°C dalam keadaan steril agar tidak berjamur dan sebaiknya diletakkan di
tempat dengan cahaya remang-remang yang tidak terlalu besar intensitas
cahayanya.Selain itu, perlu diperhatikan ketersediaan media makanannya dan jumlah
Drosophila yang dimasukkan kedalam botol cukup beberapa pasang saja sehingga
memberikan ruang pada Drosophilla untuk hidup.
H. Lampiran
I. Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Carilah resep-resep medium yang lain dan bandingkan dengan resep
yang telah dibuat!

Jawab:

2. Mengapa medium-medium tersebut digunakan anti jamur? Mengapa


menggunakan tissue? Dan mengapa perlu dilakukan strelisasi terlebih
dahulu?

Jawab: Anti jamur berfungsi agar medium tidak mengalami penjamuran dan bisa
tahan selama masa perkembangbiakan Drosophilla dankertas tissue berfungsi untuk
menyerap kelebihan air pada medium serta strelisasi dilakukan agar memperlambat
kebusukan medium.
DAFTAR PUSTAKA

Mertha.,I.G.dkk. 2020. Pelatihan Pembuatan preparat


kromosomm politen Drosophila melanogastar
pada guru-guru Biologi di Lombok Barat. Jurnal
Pengabdian Magister Pendidikan IPA. Vol 3(2).

Nainu.,F. 2018. Penggunaan Drosophilla melanogaster


sebagai organisme model dalam penemuan obat.
Galenika Journal of Pharmacy. Vol 4 (1):50-67.

Safitri.,D.dkk. 2017. PENGARUH PENAMBAHAN


RAGI PADA MEDIA TERHADAP
PERKEMBANGBIAKAN Drosophilla
melanogaster. Jurnal Biology Science and
Education. Vol 6 (1).

Suharsono.,Nuryadin.E,.2019. PENGARUH SUHU


TERHADAP SIKLUS HIDUP LALAT BUAH
(DROSOPHILLA MELANOGASTER). Jurnal
Bioeksperimen. Vol 5 (2).

Waimahing.S.W.,dkk. 2022. PENGARUH MEDIA


KULTUR PISANG LOKAL TERNATE
TERHADAP FEKUINDITAS LALAT BUAH
(Drosophilla melanogester Meigen 1979) STRAIN
NORMAL. Jurnal Bioedukasi. Vol 5 (1).

Anda mungkin juga menyukai